You are on page 1of 5

Pengaruh Air Perasan Daun Pepaya (Carica papaya, linn)

terhadap Hama Bayam Cabut (Amaranthus tricolor Sp.)


Faidzin F. Al-Qodar

SMA Sugar Group


E-mail: faidzin@rocketmail.com

ABSTRACT
Papaya leaf (Carica papaya) is usually used as meat tenderizer. Papaya leaf contains
papain that can be as used natural pesticide. Papain is best extracted from papaya leaves that are
still young and fresh. One of ways to obtain papain is to crush papaya leaf and mix it with water.

The plants that will be observed in this experiment is spinach plant which the type is one
time of harvest time. The method used in the experiment is by comparing spinach that was sprayed
by using papaya leaf juice (treatment 1 and treatment 2) and the one that was not sprayed with
papaya leaf juice. The focus attention in this experiment is from the number and mass of spinach in
harvest result. The result of experiment prove that the most effective is by spraying spinach twice a
day and it shows that 40 % more than total number mass of control.

Key words: Natural pesticide, papain essence, in vivo, Spinach (Amaranthus tricolor Sp.), spinach
pest

ABSTRAK
Sejak zaman dahulu masyarakat biasa menggunakan daun pepaya sebagai pelunak
daging. Daun pepaya mengandung bahan aktif papain yang berpotensi sebagai pestisida nabati.
Daun pepaya yang memiliki kandungan papain terbanyak yaitu daun pepaya yang masih muda
dan segar. Untuk mendapatkan papain dapat dilakukan pemerasan daun pepaya dengan cara
menumbuk dan mencampurnya dengan air.

Tanaman yang akan diujicobakan dalam penelitian ini adalah bayam cabut (satu kali masa
panen). Dalam percobaan ini digunkan metode perbandingan hasil antara bayam yang disemprot
air perasan daun pepaya dengan tanaman yang tidak di semprot dengan air perasan daun
pepaya. Sesuatu yang akan diamati dilihat dari jumlah dan massa daun bayam cabut saat masa
panen. Hasil percobaan membuktikan bahwa penyemprotan pestisida nabati dengan
menggunakan air perasan daun pepaya lebih efektif dilakukan sebanyak dua kali dalam sehari dan
hasil lebih masa yang didapat yaitu 40% dari massa tanaman kontrol.

Kata kunci :Pestisida nabati, enzim papain, in vivo, Bayam cabut (Amaranthus tricolor Sp.),
Hama bayam cabut

1. LATAR BELAKANG air perasan daun pepaya yang mengandung bahan


aktif papain.
Penggunaan pestisida sintetis (menggunakan
bahan kimia sintetis) yang dinilai praktis untuk Perkembangan hama bayam sangat tinggi dan
mengendalikan serangan hama, ternyata dengan melakukan percobaan ini diharapkan
membawa dampak negatif bagi lingkungan dapat mengetahui pengaruh air perasan daun
sekitar bahkan bagi penggunanya sendiri. Maka pepaya untuk meningkatkan hasil panen bayam
dari itu dibutuhkan suatu alternatif lain yang tidak cabut. Penelitian ini bertujuan untuk
berdampak negatif seperti pestisida nabati yang membuktikan bahwa air perasan daun pepaya
ramah lingkungan. Pada percobaan ini digunakan dapat dijadikan sebagai pengendali hama yang
efektif untuk mengendalikan hama bayam cabut.
Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai kilogram daun pepaya dan 10 liter air. Cara kerja
alternatif pengendalian hama berbahan baku daun dari percobaan ini yaitu:
pepaya tanpa penggunaan deterjen. Dalam
penelitian ini hanya akan mengamati tentang
kondisi fisik dari tanaman yang diujicobakan dan 3.1 PEMBUATAN PETAK LAHAN UNTUK
tidak menjelaskan secara detail reaksi yang terjadi TANAMAN BAYAM
secara kimiawi maupun reaksi hama tanaman
bayam. Pengamatan yang dilakukan dapat dilihat Lahan yang akan ditanami dapat
dari perbandingan jumlah daun yang sehat dan dicangkul/dibajak sedalam 30-40 cm. Lahan
jumlah daun yang rusak saat masa panen. kemudian dibiarkan selama dua minggu agar
tanah matang benar. Setelah tahap pencangkulan
kemudian dibuat petak lahan dengan lebar kurang
2. TINJAUAN PUSTAKA lebih 120 cm dan panjang 200 cm, tergantung
jumlah populasi tanaman yang akan ditanam.
Tanaman pepaya adalah tanaman yang tergolong Dibuat parit antar petakan selebar 20-30 cm,
kedalam genus carica, famili caricaceae. kedalaman 30 cm untuk drainase. Pada petak
Tanaman pepaya hampir semua bagiannya mulai lahan dibuat lubang tanam dengan jarak antar
dari akar, daun, getah sampai biji dapat baris 60-80 cm dan jarak antar lubang 40-50 cm.
dimanfaatkan. Papain adalah enzim proteolitik Hal ini kerena setiap bayam membutuhkan ruang
yang telah dikenal sebagai pelunak daging. Zat untuk melakukan penyerapan air yang cukup.
tersebut melakukan proses pemecahan jaringan
ikat yang disebut proses proteolitik. Semakin
banyak protein yang dipecah, daging yang
3.2 PEMINDAHAN BIBIT BAYAM
dihasilkan semakin lunak. Papain melemaskan
cacing dengan cara merusak protein tubuh cacing
dan cacing akan keluar dalam keadaan hidup. Hal Setelah bibit tumbuh berumur sekitar 7-14 hari
tersebut menunjukkan bahwa papain bekerja dari masa penyemaian, bibit dipindah-tanam ke
sebagai vermifuga. dalam pot-pot yang terbuat dari daun pisang atau
kantong plastik es mambo yang sebelumnya telah
Beberapa species Carica papaya ternyata cukup diisi dengan campuran tanah dan pupuk organik.
berpotensi untuk dimanfaatkan sebagai pestisida Bibit dalam pot disiram teratur dan setelah
nabati. Menurut Subiyakto Sudarmo (2005), daun berumur sekitar 14 hari setelah dipotkan, bibit
pepaya mengandung enzim papain yang efektif tersebut telah siap untuk dipindah-tanam ke
untuk mengendalikan ulat dan hama penghisap[1]. lapangan. Masa panen dilakukan saat bayam
Dalam pembuatan pestisida nabati Subiyakto S. cabut berumur 25 hari setelah ditanam di
menggunakan daun pepaya yang dihaluskan dan lapangan.
dicampur dengan 50 gram deterjen, 2 sendok
makan minyak tanah dan 10 liter air. Pengaruh
hama bayam terhadap tanaman bayam dapat
menyebabkan beberapa kerugian, diantaranya
yaitu berat batang berkurang, tanaman bayam
menjadi kerdil dan pertumbuhan tidak normal.

Dalam percobaan ini digunakan daun pepaya


yang masih muda dan segar. Kemudian daun
pepaya ditumbuk dan dicampurkan air untuk
diambil perasannya. Percobaan ini menggunakan Gambar 1. Bibit bayam berumur 14 hari saat
metode perbandingan antara kontrol, perlakuan 1 dipotkan
dan perlakuan 2.

3. PROSEDUR PENELITIAN

Percobaan ini dilakukan di ladang perumahan


housing 1 F.394 pada tanggal 3 November - 25
Desember 2008. Alat yang digunakan yaitu; gelas
beker, alat tumbuk dari besi, pisau, alat Gambar 2. Bibit bayam berumur 17 hari saat di
penyemprot. Bahan yang digunakan yaitu; 1 lapangan
Disiapkan satu kilogram daun pepaya yang masih
3.4 MACAM-MACAM muda. Kemudian dilakukan penggilasan daun
pepaya dengan cara menumbuk atau
Bayam merupakan tanaman yang mudah teserang memblendernya. Penumbukan dapat dilakukan
hama. Secara umum bayam mempunyai 4 macam dengan mencampurkan sepuluh liter air sebagai
hama. Hama tersebut adalah Serangga ulat daun campuran supaya mendapatkan air perasan daun
(Spodoptera plusia Hymenia), Serangga kutu pepaya. Kemudian tuangkan air perasan daun
daun (Myzus persicae Thrips sp.), serangga pepaya ke dalam tempat penyemprot.
tungau (Polyphagotarsonemus latus), dan
serangga lalat (Liriomyza sp.). Berikut gambar 3.6 PERLAKUAN TERHADAP SETIAP PETAK
serangga yang sering menyerang hama bayam ; LAHAN TANAMAN BAYAM

Di dalam percobaan ini menggunakan metode


perbandingan antara kontrol, perlakuan 1 dan
perlakuan 2. Pada tanaman kontrol hanya
dilakukan penyiraman tanaman. Air merupakan
zat yang tepat digunakan sebagai kontrol, karena
air merupakan senyawa yang tidak memiliki
kandungan zat berbahaya. Pada perlakuan 1
dilakukan penyiraman dan penyemprotan
pestisida nabati sebanyak satu kali dalam sehari
yang dilakukan saat pagi hari. Pada perlakuan 2
dilakukan penyiraman dan penyemprotan
pestisida nabati sebanyak dua kali dalam sehari
Gambar 3. Serangga daun bayam berwarna
yang dilakukan saat pagi dan sore hari.
coklat

3.7 METODE PENYEMPROTAN

Dalam proses penyemprotan terdapat dua metode


yaitu metode in vivo dan in vitro. Metode In vivo
merupakan metode penyemprotan yang dilakukan
secara langsung terhadap tanaman dengan tidak
mengambil sampel hama. Sedangkan metode in
vitro merupakan metode penyamprotan yang
dilakukan dengan mengambil sampel hama yang
diinginkan dan meleta kkannya di sebuah tempat
Gambar 4. Serangga daun bayam berwarna hijau untuk dilakukan penyemprotan. Tempat yang bisa
digunakan dalm metode in vitro yaitu cawan petri.
Percobaan ini merupakan percobaan yang
dilakukan dengan metode in vivo, yaitu dengan
menyemprotkan pestisida nabati secara langsung
ke tanaman bayam dengan kondisi alami.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil dari percobaan di atas disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik sebagai berikut:
Gambar 5. Kutu daun bayam

Pengamata Perlakuan 1 Perlakuan 2


Kontrol
n (1x siram) (2x siram)
3.5 PEMBUATAN AIR PERASAN DAUN Total jumlah 88 90 98
PEPAYA daun saat
panen
Total jumlah
daun sehat 51 59 72
saat panen
Total jumlah
daun rusak 37 31 26
saat panen
Hasil panen 100
120 Gram 140 Gram
(Daun sehat) Gram Gambar 6. Keadaan daun bayam sehat
Hasil panen
60 gram 40 Gram 20 Gram
(Daun rusak)

Tabel 1. Hasil perbandingan jumlah dan masa


daun bayam cabut.

Grafik perbandingan hasil panen

120
98
100 88 90
Gambar 7. Keadaan daun bayam rusak
Jumlah daun

80 72
Kontrol
59
60 51 Perlakuan 1
37
40 31 26 Perlakuan 2

20
Pembahasan
0 Terlihat bahwa masa hasil panen daun sehat pada
Total jumlah Total jumlah Total jumlah
daun saat daun sehat daun rusak
tanaman bayam yang disemprot menggunakan
panen saat panen saat panen pestisida nabati lebih bagus dibandingkan masa
Hasil pengam atan pada tanaman kontrol. Namun, perbandingan
masa daun sehat yang diberikan pestisida nabati
antara perlakuan 1 dan perlakuan 2 berbeda. Hasil
Grafik 1. Perbandingan jumlah daun dari hasil panen daun sehat pada perlakuan 2 lebih berat
panen yang telah didapat dibandingkan pada perlakuan 1. Hal ini
membuktikan bahwa penyemprotan pestisida
nabati lebih efektif dilakukan sebanyak dua kali
Grafik perbandingan hasil panen dalam sehari.

Rusaknya daun bayam tidak hanya disebabkan


Berat daun saat panen (Gram)

160 140
140 120 oleh serangan hama melainkan karena adanya
120 100 faktor luar yang mempengaruhi seperti; kondisi
100 Kontrol cuaca, curah hujan yang berkepanjangan dan
80 60 Perlakuan 1 faktor-faktor lainnya. Pada percobaan ini, terlihat
60 Perlakuan 2
40 banyaknya daun bayam yang terserang hama.
40 20
20
Pada saat bayam belum disemprot, bayam dalam
0 keadaan terserang hama dan saat bayam
Hasil panen Hasil panen disemprotkan, sebagian besar hama lebih memilih
(Daun sehat) (Daun rusak) untuk berpindah tempat menuju tanaman yang
Hasil pengam atan dijadikan sebagai kontrol.

Grafik 2. Perbandingan masa daun dari hasil Adanya bahan aktif papain dalam daun pepaya
panen yang telah didapat yang tidak disukai oleh ulat dan serangga,
dibuktikan dengan percobaan yang telah
dilakukan bahwa jumlah daun rusak pada bayam
kontrol lebih banyak dibandingkan dengan jumlah
daun rusak pada perlakuan 1 dan 2. Dari hasil
yang telah diperoleh, hasil lebih yang didapat
40% dari massa jumlah daun pada tanaman
kontrol.
5. KESIMPULAN [3] Irningsih, “Hasil laporan PDF “
MPLaboratorium Pengujian Mutu Pupuk dan
Perasan air daun papaya ternyata mampu menjadi Pestisida Kimia Agro, Jl. Tangkuban Perahu
larutan yang efektif sebagai penolak datangnya Km.22 Cikole -Lembang 40391, 12 Januari
hama bayam dengan penyemprotan yang 2009.
dilakukan dua kali dalam sehari saat pagi dan sore
hari. [4] Nurcahyo. 2007. Pestisida Organik Aman
UntukEkosistem.http://
www.indonesiaindonesia.com diunduh
tanggal 03 Mei 2009 ((16:07:02 PM))

[5] Djojosumarto. PESTISIDA & APLIKASINYA. PT


Agromedia Pustaka, Jakarta diunduh 24 Desember
6. SARAN 2008.
Untuk penelitian yang selanjutnya akan lebih baik
apabila dilkukan dengan variasi penyemprotan [6] Horn, C.W. et. al. 2001. Black Spot symptoms
yang berbeda dan tidak melakukan penelitian ini on Papaya, Plant Pathology and
pada saat musim hujan. Microbiology.http://plantpathology.tamu.edu/
Texlab/Fruit/Papaya/pbs.html Diunduh
7. REFERENSI tanggal 13 Januari 2009 (12:07:02 PM).

[1] Subiyakto.2005.”Insektisida nabati” Sebagai [7] Sintia Mona. 2006. Data Jenis Pestisida
Alternatif Pengendalian Serangga, Ballitas Alami dari Berbagai Sumber.
diunduh Malang 31 Maret 1999. http://www.alibaba.com/trade/search. diunduh
tanggal 03 April 2009 (9:07:02 PM).
[2] Wilda. 2007.”Kamus Biologi”, Yayasan Ohor
Indonesia, diunduh Mei 2007.

You might also like