You are on page 1of 2

Pengaruh Letak Geografis Indonesia Terhadap Perubahan Musim

Pengaruh Posisi dan Letak Geografis Terhadap Perubahan Musim Di Indonesia


a. Pengaruh Gerak Semu Matahari
Bumi bergerak mengelilingi matahari disebut revolusi. Pada saat berevolusi, Bumi juga berputar
pada porosnya. Kondisi ini mengakibatkan matahari seolah bergerak bolak-balik di sekitar garis
balik balik utara (23030’ LU) dan garis balik selatan (23030’ LS). Fenomena inilah yang
kemudian disebut gerak semu matahari. Gerakakan ini membuat adanya perbedaan panas
matahari yang diterima permukaan Bumi. Tempat-tempat yang berada pada lintang tinggi lebih
sedikit menerima panas matahari daripada tempat-tempat yang bearada pada lintang tinggi lebih
sedikit menerima panas matahari daripada tempat-tempat pada lintang rendah.
Berdasarkan perbedaan inilah terjadi klasifikasi iklim matahari menurut Supan dan Rubner.
Posisi lintang Indonesia berada pada lintang 11 015’ LS – 6008’ LU. Berdasarkan klasifikasi iklim
menurut Span dan Rubner, Indonesia mempunyai iklim tropika yang mempunyai dua musim,
yaitu musim kemarau dan hujan.

b. Pengaruh Tiupan Angin


Di wilayah Indonesia bertiup beberapa jenis angin. Ada yang bersifat lokal, ada pula yang
bersifat regional atau dengan cakupan wilayah yang lebih luas. Angin tersebut diantaranya angin
muson barat dan angin muson timur. Angin ini tidak hanya bertiup di Indonesia tetapi juga
bertiup di beberapa wilayah yang dilintasi gerak semu matahari. Berikut Angin yang bertiup di
Indonesia :

1.Angin Musim (Muson) Barat (Desember – April)

Pada musim Barat pusat tekanan udara tinggi berekembang diatas benua Asia dan pusat
tekanan udara rendah terjadi diatas benua Australia sehingga angin berhembus dari barat laut
menuju Tenggara. Di Pulau Jawa angin ini dikenal sebagai Angin Muson Barat Laut. Musim
Barat umumnya membawa curah hujan yang tinggi di Pulau Jawa. Angin muson barat
berhembus pada bulan Oktober - April, matahari berada di belahan bumi selatan, mengakibatkan
belahan bumi selatan khususnya Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari
daripada benua Asia. Akibatnya di Australia bertemperatur tinggi dan tekanan udara rendah
(minimum). Sebaliknya di Asia yang mulai ditinggalkan matahari temperaturnya rendah dan
tekanan udaranya tinggi (maksimum).

Oleh karena itu terjadilah pergerakan angin dari benua Asia ke benua Australia sebagai angin
muson barat.Angin ini melewati Samudera Pasifik dan Samudera Indonesia serta Laut Cina
Selatan. Karena melewati lautan tentunya banyak membawa uap air dan setelah sampai di
kepulauan Indonesia turunlah

hujan. Setiap bulan November, Desember, dan Januari Indonesia bagian barat sedang mengalami
musim hujan dengan curah hujan yang cukup tinggi.

2. Angin Musim (Muson) Timur (April - Oktober)

Pada musim Timur pusat tekanan udara rendah yang terjadi diatas Benua Asia dan pusat tekanan
udara tinggi diatas Benua Australia menyebabkan angin behembu dari Tenggara menuju Barat
Laut. Di Pulau Jawa bertiup Angin Muson Tenggara. Selama musim Timur, Pulau Jawa biasanya
mengalami kekeringan. Angin muson timur berhembus setiap bulan April - Oktober, ketika
matahari mulai bergeser ke belahan bumi utara. Di belahan bumi utara khususnya benua Asia
temperaturnya tinggi dan tekanan udara rendah (minimum). Sebaliknya di benua Australia yang
telah ditinggalkan matahari, temperaturnya rendah dan tekanan udara tinggi (maksimum).
Terjadilah pergerakan angin dari benua Australia ke benua Asia melalui Indonesia sebagai angin
muson timur. Angin ini tidak banyak menurunkan hujan, karena hanya melewati laut kecil dan
jalur sempit seperti Laut Timor, Laut Arafuru, dan bagian selatan Irian Jaya, serta Kepulauan
Nusa Tenggara.

Oleh sebab itu, di Indonesia sering menyebutnya sebagai musim kemarau.Di antara kedua
musim, yaitu musim penghujan dan kemarau terdapat musim lain yang disebut Musim
Pancaroba (Peralihan). Peralihan dari musim penghujan ke musim kemarau disebut musim
kemareng, sedangkan peralihan dari musim kemarau ke musim penghujan disebut musim labuh.
Adapun ciri-ciri musim pancaroba (peralihan), yaitu antara lain udara terasa panas, arah angin
tidak teratur, sering terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu yang singkat dan lebat.

3. Angin Musim Peralihan (Maret – Mei dan September – November)

Periode Maret – Mei dikenal seagai musim Peralihan I atau Muson pancaroba awal tahun,
sedangkan periode Septemer – November disebt musim peralihan II atau musim pancaroba akhir
tahun. Pada musim-musim Peralihan, matahari bergerak melintasi khatulistiwa, sehingga angin
menjadi lemah dan arahnya tidak menentu.

4.Angin Lokal

Angin ini bertiup setiap hari, seperti angin darat, angin laut, angin lembah dan angin
gunung.Angin lokal dapat di jelaskan sebagai berikut :

1. Angin Darat dan Angin Laut


Angin ini terjadi di daerah pantai yang diakibatkan adanya perbedaan sifat daratan dan lautan.
Pada malam hari daratan lebih dingin daripada lautan sehingga di daratan merupakan daerah
maksimum yang menyebabkan terjadinya angin darat. Sebaliknya, pada siang hari terjadi angin
laut. Perhatikan gambar di bawah ini. Kedua angin ini banyak dimanfaatkan oleh para nelayan
tradisional untuk menangkap ikan di laut. Pada malam hari saat bertiupnya angin darat, para
nelayan pergi menangkap ikan di laut. Sebaliknya pada siang hari saat bertiupnya angin laut,
para nelayan pulang dari penangkapannya.

2. Angin Lembah dan Angin Gunung

Pada siang hari puncak gunung lebih cepat menerima panas daripada lembah yang dalam
keadaan tertutup. Puncak gunung tekanan udaranya minimum dan lembah tekanan udaranya
maksimum. Karena keadaan ini maka udara bergerak dari lembah menyusur lereng menuju ke
puncak gunung. Angin dari lembah ini disebut angin lembah. Pada malam hari puncak gunung
lebih cepat mengeluarkan panas daripada lembah. Akibatnya di puncak gunung bertekanan lebih
tinggi (maksimum) dibandingkan dengan di lembah (minimum) sehingga angin bertiup dari
puncak gunung menuruni lereng menuju ke lembah. Angin dari puncak gunung ini disebut angin
gunung.

You might also like