Professional Documents
Culture Documents
SKRIPSI
Untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan
pada Universitas Negeri Semarang
oleh
PUJI ASTUTI
5101402009
PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN
Puji Astuti, 2007. Model Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin) Pada
Bidang Keahlian Kriya Kayu SMK N 2 Jepara Tahun Ajaran 2006 /2007.
Skripsi. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Negeri
Semarang.
ii
PENGESAHAN SKRIPSI
oleh :
Puji Astuti
5101402009
Ketua Sekretaris
Pembimbing I, Penguji I
Penguji III
Drs. Supriyono
NIP. 131 571 560
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
2. “Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum jika kaum tersebut tidak
3. Jangan pernah menunda suatu niatan yang baik dan dimulyakan Allah.
PERSEMBAHAN
berikan.
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga peneliti
dapat menyelesaikan skripsi ini, pada kesempatan ini penulis dengan kerendahan
1. Prof. Dr. Soesanto, Dekan Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang yang
2. Drs. Lashari, M.T, Ketua Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang;
3. Drs. M. Pujo Siswoyo, M.Pd, Penguji Utama yang telah memberikan arahan
6. Drs. Ismoyo Joko Saptono, Kepala Sekolah SMK N 2 Jepara yang telah
7. Semua pihak yang telah memberikan motivasi, bantuan dan masukan dalam
Masih disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
peneliti mengharapkan kritik dan saran membangun dari semua pihak. Peneliti
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti dan pembaca, Amin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
halaman
HALAMAN JUDUL i
ABSTRAK ...................................................................................................... ii
vi
2.1.3 Struktur Kurikulum SMK ...................................................... 11
vii
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................. 30
di Industri ............................................................................ 43
BAB V PENUTUP......................................................................................... 80
viii
DAFTAR TABEL
halaman
ix
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 2.1 Bagan Hubungan Majelis Sekolah dengan Dunia Industri ........ 17
Gambar 3.2 Pengujian Validitas dengan Sumber Sama Teknik Beda ........... 41
Gambar 3.3 Pengujian Validitas dengan Teknik Sama Sumber Beda ............ 41
Gambar 4.5 Ukiran Meja Bundar Hasil Siswa selama Prakerin ..................... 60
Gambar 4.6 Proses Monitoring Siswa di Industri oleh Tim Monitoring dari
Sekolah......................................................................................... 62
x
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
xi
Lampiran 22. Daftar Nilai Prakerin Siswa ................................................... 156
xii
BAB I
PENDAHULUAN
yang berlaku pada semua jenis dan jenjang pendidikan di Indonesia. Direktorat
pendidikan SMK dilaksanakan dalam 2 (dua) jalur yaitu pendidikan sekolah dan
kajian tak terpisahkan dari kebijakan link and match dijadikan pola utama dan
menjadi acuan dalam penyusunan kurikulum SMK 2004 dan dalam teknis
industri dalam rangka program link and match pada indikator penyusunan
1
2
positif dan cenderung bersedia terlibat langsung. Namun, kesediaan dunia industri
ketimpangan hubungan antara dunia kerja atau industri dengan sekolah. SMK
Sementara dunia kerja atau industri kurang optimal dalam menyerap tenaga kerja
tamatan SMK, dunia industri lebih berminat mempekerjakan tenaga kerja yang
sudah mempunyai pengalaman kerja yang bagus, sehingga tenaga kerja lulusan
SMK tidak terpakai dan menganggur. Hal inilah yang memicu terjadinya
ketimpangan antara dunia industri dengan dunia pendidikan, untuk itu diperlukan
chek and balance. Sebagai upaya chek and balance antara dunia industri dan
kendala yang sering didapati oleh industri di lapangan, yaitu : (1) ketidaksesuaian
antara latar belakang disiplin ilmu siswa dengan dunia usaha tujuan bekerja,
3
(2) adanya proses penyesuaian diri oleh siswa pada tahap awal, dan (3) monitoring
usaha dalam program Prakerin sangat diharapkan melalui aspek : (1) perencanaan
program dan hasil; serta (4) pemasaran Lulusan (Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan, 1993).
Untuk model penyelenggaraan Prakerin itu sendiri secara garis besar yang
berhasil disepakati antara sekolah dengan industri / perusahaan, yaitu : model day
release, model block release, model hour release, atau kombinasi dari ketiganya.
dalamnya, salah satunya Bidang Keahlian Kriya Kayu yang telah cukup lama
Menengah dengan nama STM Dekorasi Ukir Jepara. Terhitung mulai tanggal 26
Mei 1979 dengan Surat Perintah Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No.
(tiga) program studi yaitu ukir kayu, batik, logam, dan pogram studi keramik
sudah disiapkan. Pada tanggal 13 Agustus 1983 dengan Surat Perintah Menteri
Negeri dengan nama SMK N 2 di Jepara dengan jurusan : (1) logam, (2) kayu, (3)
tektil, (4) keramik. Pada tanggal 28 April 2004, Ketua Badan Akreditasi Sekolah
4
terhitung tanggal 1 Juli 2004 menambah Jurusan Busana dan Animasi dengan
Sesuai dengan disiplin ilmu yang peneliti miliki yaitu Teknik Bangunan
yang kajiannya meliputi teknik perkayuan, maka timbul keinginan peneliti untuk
Keahlian Kriya Kayu SMK N 2 Jepara terutama dalam pelaksanaan Prakerin pada
fokus dapat membatasi studi, jadi dalam hal ini fokus akan membatasi bidang
inkuiri. Kedua, penetapan fokus ini berfungsi untuk memenuhi kriteria inklusi-
(Moleong, 2005 : 94). Adapun fokus dari penelitian ini adalah Model Pelaksanaan
pendidikan dan pelatihan kejuruan, didukung oleh beberapa faktor yang menjadi
hal ini SMK Negeri 2 Jepara) dan institusi lain (industri/ perusahaan atau institusi
lain yang berhubungan dengan lapangan) yang memiliki sumber daya untuk
pendidikan dan pelatihan keahlian kejuruan. Institusi lain yang meningkatkan diri
Institusi Pasangan.
jalur yaitu pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Dan karena Prakerin
pada dasarnya merupakan milik dan tanggung jawab bersama antara lembaga
pendidikan yang akan digunakan harus merupakan program yang dirancang dan
yang harus disepakati bersama, paling tidak meliputi : Standar Profesi (standar
keahlian tamatan), Standar Pendidikan dan Pelatihan (materi, waktu dan pola
pelaksanaan) dan sistem penilaian dan sertifikasi (jenis penilaian dan jenis
sertifikat).
bersama antara sekolah dan institusi pasangannya (dunia usaha / industri). Dengan
keputusan bersama Mendikbud dan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri
kerjasama dalam penelitian ini hanya difokuskan pada kelembagaan kerja sama
yang ada didalam sekolah (SMK N 2 Jepara), karena kelembagaan tersebut yang
Kayu.
Siswa).
Industri / Perusahaan ?
industri / perusahaan;
bagi Industri / Perusahaan, bagi Sekolah dan bagi Peserta Didik (Siswa).
berikut :
8
and match antara SMK dengan DUDI sebagai Institusi Mitra dalam pelaksanaan
Prakerin.
1. Bagi Sekolah
acuan pelaksanaan diwaktu mendatang agar pelaksanaan yang sudah baik untuk
2. Bagi Industri
Prakerin dan industri akan lebih memahami tentang manfaat yang diperoleh dari
3. Bagi Siswa
Siswa jadi lebih memahami dan mengetahui hal yang harus mereka
lakukan dalam pelaksanaan Prakerin tersebut serta manfaat yang akan mereka
peroleh.
Skripsi ini berisi tiga bagian, yaitu bagian pendahuluan, bagian isi skripsi,
1.6.1 Bagian pendahuluan skripsi terdiri atas halaman judul, halaman pengesahan,
abstrak, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar
1.6.2 Bagian kedua adalah bagian isi skripsi yang terdiri atas 5 bagian :
keabsahan data.
1.6.3 Pada bagian akhir skripsi berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-
KAJIAN PUSTAKA
yang bertujuan untuk membantu siswa mengembangkan potensi awal kearah suatu
siswa untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Dalam konteks ini pengertian
pendidikan nasional ditekankan pada lulusan yang mampu bekerja pada bidang
masyarakat akan tenaga kerja; (2) meningkatkan pilihan pendidikan bagi tiap
yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu.
10
11
keahlian pada Kurikulum SMK 2004 dikembangkan mengacu pada nama bidang
dan program keahlian yang berlaku pada Kurikulum SMK 1999. Jenis keahlian
baru diwadahi dengan jenis program keahlian baru atau spesialisasi baru pada
program keahlian yang relevan. Jenis bidang dan program keahlian ditetapkan
berbagai kompetensi yang dinilai penting dan perlu bagi peserta didik dalam
untuk menjadi manusia Indonesia yang cerdas dan pekerja yang kompeten, sesuai
profesi.
dunia usaha / asosiasi profesi, substansi diklat dikemas dalam berbagai mata diklat
12
Tujuan Program Keahlian Kriya Kayu secara umum mengacu pada isi
Tujuan Pendidikan Nasional dan penjelasan pasal (15) yang menyebutkan bahwa
peserta didik dengan keterampilan, pengetahuan dan sikap agar kompeten dalam :
a. mengolah bahan dasar atau material kayu menjadi suatu produk baru melalui
finishing,
kerajinan kayu,
terstruktur dan dikemas dalam berbagai mata diklat yang dikelompokkan dalam
normatif dan adaptif mengacu pada UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 pasal 37,
berupa nama mata diklat, sedangkan program produktif berupa nama kompetensi
seluruh anak didiknya, baik dilakukan di dalam sekolah maupun di luar sekolah
(Suryosubroto,2004:32)
Kurikulum yang digunakan peseta didik kelas III SMK N 2 Jepara adalah
minggu dan untuk tingkat III minimum 36 minggu, jam pembelajaran per minggu
sumatif yang dimaksud adalah tes uuntuk satu atau beberapa pokok bahasan
dalam program normatif dan adaptif, dan tes untuk setiap pencapaian suatu
Untuk siswa kelas III Kriya Kayu ada dua macam silabus. Untuk mata
pasal 37 berupa mata diklat, sedangkan untuk mata program produktif berupa
nama kompetensi yang mengacu pada SKKNI yang disesuaikan dengan industri
produktif saat siswa berada di industri dengan mengunakan alokasi waktu mata
pelajaran produktif.
Hal-hal yang harus ada dalam penyusunan silabus kriya kayu adalah :
b. kode kompetensi
c. durasi pembelajaran
d. kondisi kerja
e. sub kompetensi
f. kriteria kinerja
g. lingkup belajar
15
dan keterampilan.
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dapat diartikan sebagai suatu saat di mana
untuk memperoleh lapangan pekerjaan dalam jangka waku yang telah ditentukan.
bagi peserta didik. Untuk menunjang tujuan dari pendidikan itu sendiri maka
harus ada landasan hukum yang menjadi acuan atau patokan dalam pelaksanaan
pendidikan.
keahlian masing-masing;
Praktik Kerja Industri (Prakerin) sebagai program kerja sama antara sekolah
profesi. Pola hubungan ini dikoordinasikan melalui Majelis Sekolah. Secara lebih
jelas pola hubungan antara Sekolah, Majelis Sekolah dan dunia usaha (perhatikan
gambar 2.1)
MAJELIS SEKOLAH
1. Dep. Perindustrian
2. Dep. Pendidikan Nasional
3. Kamar Dagang Industri
4. Dep. Tenaga Kerja
5. Dep. Koperasi
6. Pemerintah Daerah
7. Asosiasi Profesi
8. Organisasi Pekerja
INDUSTRI
PASANGAN
TAMATAN
BERKUALITAS
PROFESIONAL
Sumber : Lembaran Ilmu Kependidikan
Gambar 2.1
Bagan Hubungan Majelis Sekolah Dengan Dunia Industri
( Wakasek Humasind )
pelaksanaan Prakerin dan unit produksi, dengan tugas-tugas sebagai berikut; (1)
18
cara pelaksanaan Prakerin mulai dari tahapan persiapan, pelaksanan dan tahap
penarikan siswa dari industri dengan alokasi waktu yang telah terstruktur.
belajar dalam satu minggu, 5 hari di institusi pasangan dan 1 hari di sekolah.
penyelenggaraan hour release disepakati jam-jam belajar yang harus dibagi dua
antara jam belajar di sekolah dengan jam bekerja di industri. Keistimewaan model
day release adalah selain melaksanakan praktik di industri, siswa juga masih bisa
Model block release mempunyai keistimewaan yang hampir sama demgan day
industri, namun jangka waktu diberikan pada siswa berada di industri untuk
mempunyai kelebihan siswa tidak melupakan materi di sekolah dan tetap dapat
yaitu konsentrasi siswa akan terbagi antara kegiatan Prakerin di industri dengan
pelaksanaan 8 bulan. Bentuk block release tidak cocok diterapkan karena materi
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum tidak tercapai dan pelaksanaan evaluasi
secara tatap muka oleh sekolah juga sulit dilakukan. Sedangkan untuk model hour
release akan konsentrasi siswa akan terbagi karena proses pembelajaran yang
komponen praktik dasar kejuruan, dapat dilaksanakan di sekolah, dan dapat pula
dengan ketersediaan sumber daya yang diperlukan di kedua-belah pihak; (3) sub
Produksi SMK yang telah beroperasi secara professional (perhatikan gambar 2.2).
I II III
(1) (1) (1) Dalam penyelenggaraan block release disepakati
bersama bulan / semester mana di industri dan
(2) (2) bulan / semester mana ada di sekolah pada saat
(3c)
(3c) kelas III.
(3a) (3a)
(3b) (3b)
3c 3c 3c 3c
3c 3c 3c 3c
1 2 1 2
3c 3c 3c 3c
1 2 1 2
3c 3c 3c 3c
Gambar 2.2
Gambar Model Pelaksanaan Prakerin
22
Catatan :
Model day release, block release, dan hour release tersebut di atas dapat
dikembangkan sesuai dengan kesepakatan antara SMK dengan institusi
pasangannya, dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Program pendidikan komponen 1, 2 dan 3 (3a, 3b dan 3c) pada dasarnya
merupakan program bersama antara SMK dan institusi pasangannya. Dalam
Pelaksanaan Prakerin, isi program ketiga komponen tersebut dibahas dan
disepakati bersama, termasuk cara penyelenggaraannya; bagian mana yang
diselenggarakan di sekolah dan bagian mana yang diselenggarakan di institusi
pasangan (industri / perusahaan).
2. Program pendidikan subkomponen (3a) dan (3b), harus betul-betul diperkuat
pada tahun I dan tahun II, agar pada tahun III siswa benar-benar dalam
keadaan siapun untuk memasuki kegiatan produks / bekerja langsung di
industri / dunia usaha.
3. Program pendidikan subkomponen (3c) dalam bentuk bekerja langsung pada
lini produksi, pada dasarnya dilaksanakan sepenuhnya di institusi pasangan
sesuai dengan jumlah waktu yang ditetapkan untuk menguasai keahlian
produktif. Apabila industri / perusahaan yang menjadi pasangan hanya siap
menerima siswa untuk sebagian waktu yang dipersyaratkan, maka sisa
sebagian waktu yang lainnya harus diusahakan digunakan untuk praktik/
bekerja di industri/ perusahaan lain, setidak-tidaknya dalam kegiatan unit
produksi di sekolah.
(Majelis Pendidikan Kejuruan Nasional, 1996)
standar tertentu yang harus dipatuhi agar tujuan dari pelaksanaanya dapat tercapai.
keahlian peserta didik sesuai dengan bidangnya yang selaras dengan tuntutan yang
diharapkan dalam dunia industri. Standar yang dimaksud mencakup 4 point dasar
yaitu : (1) aspek pendidikan umum yang membentuk kemampuan peserta didik
agar menjadi warga negara yang baik dan memiliki karakteristik sebagai bangsa
adaptif, yaitu memberi bekal penunjang untuk menguasai keahlian profesi dan
23
teknologi; (3) aspek pendidikan dasar profesi, yatu membentuk peserta didik
untuk menguasai pengetahuan dan teknik dasar keahlian profesi; (4) aspek
Dari keempat point dasar tersebut dapat digambarkan dalam bagan alur
Pendidikan Umum
Kemampuan
Pendidikan
dasar profesi :
Kemampuan Kemampuan Pendidikan
Teknik Dasar dan Profesiaonal Dasar
Keahlian Profesi (Keterampilan produktif) Penunjang
( di sekolah atau
DUDI )
Pelatihan Keahlian
Kemampuan
Gambar 2.3
Bagan Pembentukan Kerja Profesi
menjadi warga negara yang baik, yang memiliki watak dan kepribadian sebagai
warga Negara dan bangsa Indonesia; (2) komponen Pendidikan Dasar (Adaptif),
24
untuk memberi bekal penunjang bagi penguasaan keahlian profesi dan bekal
teori kejuruan bidang keahlian yang bersangkutan, dan Praktik Dasar Kejuruan;
yaitu berupa latihan dasar untuk menguasai dasar-dasar teknik bekerja secara baik
pembelajaran.
Materi pelatihan di industri tidak terlepas dari pertimbangan isi atau materi
kurikulum yang berlaku secara utuh yang berupa ; Komponen Pendidikan dan
memasuki dunia kerja yang sebenarnya, dengan sub komponen yang berupa
terprogram dalam situasi sebenarnya, untuk mencapai tingkat keahlian dan sikap
Untuk waktu praktik kerja di industri diatur sebagai berikut : (1) minimum
3 bulan kerja, mengikuti minggu dan jam kerja industri; (2) boleh lebih dari 3
bulan kerja jika kegiatan bekerja di industri memberi nilai tambah yang lebih
tinggi bagi industri maupun bagi siswa yang bersangkutan; (3) kegiatan di industri
dapat dimulai dari tingkat I dengan catatan industri yang bersangkutan mampu
produksi.
paling dominan dan dituntut harus terjadi, yaitu : Penilaian Hasil Belajar dan
Penilaian Penguasaan Keahlian. (1) Penilaian Hasil Belajar, adalah penilaian yang
dan menetapkan berhasil atau tidaknya siswa dalam menempuh mata pelajaran.
dan berlaku di perusahaan/ industri tertentu (enterprise standard) dan atau atas
dasar tuntutan kebutuhan lapangan kerja tertentu. (2) uji profesi, yaitu suatu
tertentu, sesuai dengan standar resmi (baku) yang berlaku pada suatu jenis
sertifikat dalam pelaksanaan prakerin pada SMK dibagi menjadi : (1) ijazah atau
Surat Tanda Tamat Belajar (STTB), yaitu keterangan yang menjelaskan bahwa
(SMK). Ijazah atau STTB ini diberikan kepada setiap siswa SMK sesuai dengan
ketentuan aturan persekolahan yang berlaku, oleh karena itu kewenangan untuk
mengeluarkan STTB sepenuhnya berada pada pihak SMK, dan institusi pasangan
tidak ikut terlibat; (2) sertifikat, yaitu keterangan yang menjelaskan bahwa
27
ada dua macam, yaitu sertifikat Praktik Kerja Industri (Prakerin) dan sertifikat
kompetensi. Sertifikat Prakerin diberikan kepada setiap siswa SMK sesuai dengan
pihak SMK tidak ikut terlibat. Sertifikat kompetensi diberikan kepada setiap siswa
lembaga pelatihan kepada peserta didik dan warga masyarakat sebagai pengakuan
erat dan permanen antara dunia pendidikan kejuruan dan dunia usaha pada
umumnya dalam rangka memenuhi tenaga kerja yang cakap dan terampil bagi
dengan kerjasama ini diharapkan memiliki nilai tambah segi tiga antara dunia
usaha, sekolah dan peserta didik itu sendiri. Kerjasama antara SMK dan Dunia
Nilai tambah bagi dunia usaha adalah, (1) institusi pasangan dapat
mengetahui secara tepat kualitas peserta didik yang belajar dan bekerja di
mereka tamat, (2) pada umumnya peserta didik telah aktif ikut dalam proses
didik adalah tenaga kerja yang dapat memberikan keuntungan, (3) selama proses
pendidikan melalui bekerja di industri, peserta didik lebih mudah diatur dalam
disiplin, seperti kepatuhan terhadap aturan perusahaan, karena itu sikap dan
perilaku kerja peserta didik dapat dibentuk sesuai dengan ciri khas dan tuntutan
Institusi pasangan, (4) institusi pasangan dapat memberi tugas kepada peserta
didik untuk mencari ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang relevan, dan (5)
memberi kepuasan bagi dunia usaha karena ikut serta menentukan hari depan
Nilai tambah bagi sekolah adalah lebih terjaminnya pencapaian: (1) tujuan
didik (siswa) dalam memasuki dunia kerja, (2) permasalahan biaya, sarana, dan
prasarana pendidikan yang selama ini menjadi keluhan dalam upaya peningkatan
mutu, dapat diatasi bersama oleh sekolah dan peranserta masyarakat, khususnya
29
Institusi Pasangan, (3) terdapat kesesuaian dan kesepadanan yang pas, antara
program pendidikan dan kebutuhan lapangan kerja (sesuai dengan prinsip link and
(SMK dan para pelaku lainnya), karena tamatannya lebih terjamin memperoleh
Nilai tambah bagi peserta didik adalah : (1) hasil belajar akan lebih
tidak memerlukan waktu latihan lanjutan untuk mencapai tingkat keahlian siap
mengangkat harga dan percaya diri tamatan, yang selanjutnya dapat mendorong
METODE PENELITIAN
sebagai acuan atau pedoman dalam pelaksanaan di lapangan, sehingga data yang
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus.
pada Bidang Keahlian Kriya Kayu SMK N 2 Jepara Tahun Ajaran 2006 / 2007,
30
31
dan hasil yang telah dicapai, sehingga data yang berupa uraian dapat disajikan
Alun
alun Kantor Bupati
Masjid
Sumber adalah pelaku, sebagai subyek dalam penelitian ini adalah sekolah
Informan adalah sumber data yang berupa orang. Orang yang dalam
keabsahan informasi maka tidak cukup bila informasi didapat dari satu informan
saja, untuk itu perlu diambil informasi dari beberapa informan yang memahami
Informan utama dalam penelitian ini yaitu Drs. Suyoto sebagai Ketua
Pokja Prakerin SMK N 2 Jepara, Drs. Sunarto sebagai Wakil Kepala Sekolah
bagian Hubungan Industri (Waka Hubind) dan Drs.Asy Ari sebagai Wakil Kepala
SPd. sebagai Bendahara Pokja Prakerin SMK N 2 Jepara, Drs. Basuki sebagai
Lapangan siswa di lokasi pelaksanaan Prakerin serta siswa tahap satu dan tahap
dua.
ini, maka diperlukan teknik yang benar untuk memperoleh data-data yang akurat,
jawaban yang luas. Wawancara ini dapat dikembangkan apabila dianggap perlu
agar mendapat informasi yang lebih lengkap, atau dapat pula dihentikan apabila
Tidak ada kriteria baku mengenai berapa jumlah responden yang harus
sampai data menjadi jenuh, artinya peneliti tidak menemukan aspek baru dalam
Dalam wawancara tak terstruktur ini dimulai dengan kata tanya bersifat
diajukan dalam bahasa sehari-hari, bila diyakini bahwa responden akan lebih
terbuka).
dan 29 November 2006, 2 dan 7 Desember 2006 dan 2 Januari 2007 mengenai
kinerja urusan Hubungan Industri, kinerja Pokja Prakerin dan persiapan serta
S.Pd. dilakukan pada tanggal 30 November 2006 dan 1 Desember 2006 mengenai
Wawancara dengan siswa peserta Prakerin dilakukan pada tanggal 4, 6, 12, 14 dan
pengertian yang nyata dari model pelaksanaan Prakerin pada Bidang Keahlian
Kriya Kayu SMK N 2 Jepara pada Tahun Ajaran 2006/2007. Wawancara ini dapat
juga berguna untuk mendeskripsikan suatu objek penelitian disamping data atau
3.4.2 Observasi
SMK N 2 Jepara pada Bidang Keahlian Kriya Kayu dan pada Institusi Mitra yang
dilakukan sendiri secara langsung ditempat yang menjadi objek penelitian. Objek
36
yang diamati adalah model pelaksanaan prakerin dari segi pelaksanaan pendidikan
3.4.3 Dokumentasi
berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, paper,
antara lain : (1) dokumen merupakan sumber yang stabil, kaya dan mendorong;
(2) berguna sebagai bukti untuk suatu pengujian; (3) berguna dan sesuai dengan
penelitian kualitatif karena sifatnya yang alamiah; dan (4) hasil pengkajian isi
yang diselidiki. Metode dokumentasi dilakukan dengan cara atau metode dimana
Data tersebut berupa ; (1) kurikulum SMK untuk Bidang Keahlian Kriya
Kayu, (2) naskah perjanjian kerja sama tentang pelaksanaan Prakerin antara
Institusi Pasangan dengan SMK N 2 Jepara, (3) analisis program diklat normatif,
adaptif dan produktif, (4) daftar distribusi siswa peserta Prakerin Tahun Pelajaran
37
2006/ 2007 paket keahlian Kriya Kayu pada Gtahap satu dan dua, (5) jurnal
kegiatan dan laporan siswa Prakerin, (6) surat tugas bagi petugas monitoring
terhadap pelaksanaan Prakerin tahap satu dan dua, (7) Job sheet, (8) sertifikat
kompetensi dan sertifikat prakerin yang pernah diberikan, (9) Satuan Acara
bersama dan (12) soal evaluasi sumatif. Data yang didapat tersebut selanjutnya
ditafsirkan dan digunakan untuk memperkuat apa yang terjadi di lapangan saat
kategori, dan satuan uraian dasar. Bogdan dan Taylor dalam Moleong (2005 :
secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis (ide) seperti
disarankan oleh data-data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema
diperoleh gambaran tentang model pelaksanaan praktik kerja industri pada Bidang
38
Keahlian Kriya Kayu SMK N 2 Jepara, yang ditinjau dari segi Institusi Pasangan,
yaitu : (1) pengumpulan data, (2) reduksi data, (3) sajian data, dan (4) kesimpulan
data (verifikasi data). Dengan uraian dari masing-masing tahap tersebut adalah
sebagai berikut :
Pengumpulan data. Peneliti mencatat semua data secara objektif dan apa
pelaksanaan prakerin pada Bidang Keahlian Kriya Kayu SMK N 2 Jepara yang
ditinjau dari segi Institusi Pasangan, Program Pendidikan dan Pelatihan Bersama,
Keberlangsungan (Sustainability).
Reduksi data dilakukan terhadap data kasar hasil observasi dan wawancara
SMK N 2 Jepara yang ditinjau dari segi Institusi Pasangan, Program Pendidikan
Sajian data. Menurut Matte B. Milles (dalam Soedjadi, 1992 : 17), sajian
adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Sajian data dapat dibagi
menjadi dua, yaitu sajian data emik dan sajian data etik.
Sajian data emik merupakan sajian data berdasarkan hasil asli yang
pelaksanaan prakerin pada Bidang Keahlian Kriya Kayu SMK N 2 Jepara yang
ditinjau dari segi Institusi Pasangan, Program Pendidikan dan Pelatihan Bersama,
yang telah dianalisis berdasarkan kajian pustaka yang bersangkutan dengan data
emik tersebut.
Dalam penarikan kesimpulan ini, didasarkan pada reduksi data dan sajian
data yang merupakan jawaban atas masalah yang bersangkutan dengan Institusi
Pengumpulan Data
Sajian Data
Reduksi Data Emik dan Etik
Penarikan Kesimpulan /
Verifikasi Data
Gambar 3.1
Teknik Analisis data
penelitian. Oleh sebab itu suatu teknik untuk memeriksa keabsahan data
memanfaatkan sesuatu yang lain diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau
suatu informasi yang diperoleh melalui alat dan waktu yang berbeda dalam
metode kualitatif. Hal ini dapat dicapai dengan jalan: (1) membandingkan data
hasil pengamatan dengan data hasil wawancara; (2) membandingkan apa yang
dikatakan orang di depan umum dengan apa yang dikatakan secara pribadi; (3)
orang – orang yang berpendidikan menengah atau tinggi, orang berada, orang
41
pemerintah; (5) membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
Bagan triangulasi pada pengujian validitas data dapat dilihat pada gambar
Pengamatan/ Observasi
Sumber Data
Wawancara
Dokumentasi
Sumber Data
Wawancara
Gambar 3.2
Sumber sama, teknik berbeda
Informan A
Wawancara
Informan B
Gambar 3.3
Teknik sama, sumber berbeda
42
membutuhkan waktu yang relatif lama dengan tujuan mendapatkan data yang
samapi kejenuhan pengumpulan data tercapai. Jika hal itu dilakukan maka akan
membatasi: (1) membatasi gangguan dari dampak peneliti pada konteks, (2)
data tentang tempat yang potensial untuk pelaksanaan Prakerin, (2) data tentang
Institusi yang potensial dengan program studi yang ada di sekolah untuk
lengkap ditanda tangani oleh ketua program studi dan pimpinan / yang mewakili
dari dunia industri, serta (5) perencanaan dan kemungkinan penempatan peserta
dipersiapkan antara lain : (1) pembekalan siswa peserta Prakerin yang dipandu
oleh kelompok kerja Prakerin dan penyampai materi dari perwakilan industri, (2)
pengadaaan buku panduan dan laporan kegiatan untuk siswa, (3) pembuatan surat-
43
44
surat pemberitahuan yang meliputi surat penitipan siswa Prakerin di industri, surat
pengantar kepada institusi tempat praktik, surat keterangan perjalanan dinas, dan
pemberitahuan kepada guru pembimbing, (4) surat tugas untuk kepala sekolah
atau tim pelaksana, (5) jurnal pelaksanaan Prakerin, (6) tata tertib , dan (7) format
berkaitan dengan pelaksanaan teknis Prakerin. Adapun materi yang diberikan saat
pembekalan meliputi dua hal utama yang disampaikan oleh perwakilan industri
antara lain : produk yang dihasilkan, konsumen / pengguna produk, bahan baku,
alat dan peralatan, pemasaran dan modal. Sedangkan materi yang disampaikan
45
oleh wali kelas masing-masing kriya meliputi etika dan tata tertib, serta panduan
Ditambahkan oleh Drs. Sunarto “untuk materi yang disampaikan oleh pihak
industri meliputi manajemen perusahaan dan keselamatan kerja yang ada di
lingkungan kerja di perusahaan, sedangkan materi yang disampaikan oleh pihak
sekolah melalui wali kelas sehubungan dengan etika dan tata tertib serta
penjelasan tentang panduan pengisian jurnal dan laporan”.
Drs. Suyoto menambahkan “untuk materi yang disampaikan wali kelas meliputi
dua hal yaitu (1) etika dan tata tertib yang meliputi ucapan dan sikap, rambu-
rambu / hukum dan sanksi yang diberikan bila siswa melanggar, (2) panduan
pengisian jurnal dan laporan siswa dengan menunjukkan format penulisan laporan
dan pengisian jurnal tahun dan penjelasan pengisian”.
untuk pembagian kerja serta sistem kerja yang akan diterapkan untuk siswa
peserta Prakerin.
Purwanto dari Oval Jati menuturkan “ untuk tahun ini kami terlibat dengan proses
pembekalan siswa di SMK dan untuk kesiapan kami menyiapkan pembimbing
lapangan yang bertugas untuk membimbing dan mengecek ulang pekerjaan
siswa, yang nantinya juga mengevaluasi kerja siswa selama pelaksanaan
Prakerin”.
46
N. Sandi dari Dian Jati Antika menjelaskan bahwa “sebelum siswa peserta
Prakerin diserahkan pihak sekolah kepada kami, kami sudah menyiapkan satu
pembimbing lapangan yang akan menjelaskan sistem kerja dan pembagian kerja
untuk siswa serta membantu siswa bila mengalami kesulitan dalam menyelesaikan
tugasnya selama ia praktik di sini”.
membantu siswa peserta Prakerin untuk mengembangkan potensi dan skill yang
dimiliki siswa. Selain itu, pembimbing lapangan juga berperan dalam membantu
1. Program Normatif
masyarakat) baik sebagai warga negara Indonesia maupun sebagai warga dunia.
Program normatif diberikan agar peserta didik bisa hidup dan berkembang selaras
dalam kehidupan pribadi, sosial, dan bernegara. Program ini berisi mata diklat
yang lebih menitikberatkan pada norma, sikap, dan perilaku yang harus diajarkan,
pengetahuan dan keterampilan yang ada di dalamnya. Mata diklat pada kelompok
dapat bersikap positif , bertutur bahasa yang halus serta menghargai orang lain.
Bersikap positif adalah bersikap yang berguna untuk kepentingan orang lain dan
yang halus adalah bertutur kata yang tidak menyinggung perasaan orang yang
sedang kita ajak berbicara. Menghargai orang lain adalah sikap yang tidak
menganggap diri kita paling baik dan bisa menerima masukan dari orang lain.
perpustakaan, papan tulis, kapur tulis dan penghapus. Buku cetak adalah buku
yang berisikan materi pelajaran guna menunjang proses transfer ilmu dari guru
materi pelajaran yang ditampilkan dalam bentuk tampilan materi-materi inti, dan
untuk penjelasannya akan disampaikan oleh guru pengajar. Contoh materi yang
Drs. Asy Ari mengemukakan “ media yang digunakan untuk menunjang pelajaran
Bahasa Indonesia adalah CD pembelajaran yang biasanya disediakan oleh guru
mata diklat dan diperlihatkan pada siswa di ruang perpustakaan dan buku cetak
yang dapat dipinjam dari perpustakaan saat pelajaran dan dikembalikan lagi
setelah pelajaran selesai agar bisa dipinjam siswa lainnya. Media lain adalah
ruang kelas beserta kapur tulis dan penghapus. Penggunaan media bertujuan agar
siswa dapat memahami materi secara maksimum dan menyenangkan.“
diklat Bahasa Indonesia adalah metode ceramah, tanya jawab, diskusi, dan tugas
baik bersifat tugas kelompok, tugas mandiri maupun tugas rumah. Metode
ceramah digunakan untuk menjelaskan suatu materi oleh guru kepada siswa.
Metode tanya jawab digunakan saat materi diberikan dan ada pertanyaan dari
siswa tentang materi yang diberikan guru. Metode pemberian tugas diberikan pada
siswa untuk mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi
akhir pertemuan dari tiap satu atau beberapa pokok bahasan tergantung dari
banyak sedikitnya materi yang ada dan juga dilakukan di akhir semester dengan
bentuk tes tertulis yang berupa essay dan atau pilihan ganda, tes lesan yaitu tanya
49
jawab secara langsung antara guru dan siswa. Dari kegiatan evaluasi tersebut nilai
minimal yang harus diperoleh siswa adalah 7.00 untuk dinyatakan lulus dalam
pelajaran yang diberikan. Bila siswa mendapatkan nilai kurang dari 7.00 maka
siswa yang bersangkutan akan diberikan tugas tambahan yang bertujuan untuk
pada siswa kelas III adalah kurikulum 2004 yang telah disempurnakan.
(IHT) kurikulum.
2. Program Adaptif
peserta didik sebagai individu agar memiliki dasar pengetahuan yang luas dan
kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan yang terjadi di
berisi mata diklat yang lebih menitikberatkan pada pemberian kesempatan kepada
peserta didik untuk memahami dan menguasai konsep dan prinsip dasar ilmu dan
teknologi yang dapat diterapkan pada kehidupan sehari-hari dan atau melandasi
Program adaptif diberikan agar peserta didik tidak hanya memahami dan
dilakukan. Program adaptif terdiri dari kelompok mata diklat yang berlaku sama
bagi semua program keahlian dan mata diklat yang hanya berlaku bagi program
Selain itu, pembelajaran adaptif juga perlu diberikan dengan tujuan untuk
Komputer sesuai Standar Kompetensi Kerja Nasional (SKKNI) pada bidang Kriya
Kayu.
Ditambahkan oleh Drs. Sunarto “pelajaran KKPI perlu sekali diberikan pada
siswa SMK agar siswa mempunyai bekal penunjang untuk penguasaan keahlian
tertentu yang nantinya saat ia harus bekerja “.
Media yang dipakai dalam pembelajaran ini berupa buku cetak, kapur,
papan tulis, buku panduan / modul, dan audio visual (berupa perangkat
komputer). Buku cetak pinjam di perpustakaan, modul diberikan dari guru sebagai
panduan saat pelaksanaan pelajaran yang berisi tentang teknik / cara pengoprasian
51
Pengolahan Informasi (KKPI) ini yaitu metode caramah, metode tanya jawab, dan
kerja mandiri. Metode ceramah digunakan saat guru menjelaskan langkah kerja
komputer. Metode kerja mandiri digunakan saat siswa diberikan tugas untuk
Drs. Basuki menjelaskan bahwa “metode yang digunakan pada mata diklat KKPI
adalah ceramah yang diberikan oleh guru untuk mengawali pelajaran dan
memberikan wacana awal pada siswa, tanya jawab setelah ceramah diberikan
untuk meningkatkan pemahaman siswa dan praktik sesuai bimbingan dan arahan
dari guru pengajar atau sesuai dengan buku panduan / modul.”
KKPI adalah agar siswa mudah dalam memahami pelajaran dan dapat
Drs. Sunarto menjelaskan “tujuan penggunaan media adalah agar siswa mudah
memahami suatu pemahaman dan bisa menerapkan dengan benar saat mereka
praktik. Sedangkan tujuan penggunaan media, agar siswa mampu memehami
materi yang diberikan oleh guru pengajar secara efektif”.
Drs. Suyoto menambahkan “evaluasi yang diberikan pada siswa dari pelajaran
Keterampilan Komputer dan Pengolahan Informasi (KKPI) dilihat dari proses
52
sampai hasil praktik (out put). Untuk kurikulum yang digunakan untuk kelas III
kriya kayu adalah kurikulum 2004 yang telah disempurnakan bersama industri”.
3. Program Produktif
kualifikasi dapat dilihat pada lampiran 22. Program produktif bersifat melayani
permintaan pasar kerja, karena itu lebih banyak ditentukan oleh dunia
Pada mata pelajaran membuat gambar pola dengan acuan gambar kerja
menggambar ulang pola yang bersumber dari gambar kerja. Gambar pola dibuat
untuk memudahkan pemotongan bahan kayu dan pencapaian bentuk yang presisi.
Gambar kerja dapat dijiplak pada bidang kerja ataupun dipindahkan ukurannya
pada bidang kerja. Contoh pola ukiran yang akan dipindahkan pada bidang kerja
Drs. Sunarto menjelaskan bahwa “untuk siswa SMK harus mendapatkan teori
kejuruan dan praktik ini bertujuan untuk memberikan bekal tentang teori
kejuaruan dan praktik langsung untuk mengembangkan kreatifitas dan
kemampuan siswa dalam merancang suatu bahan menjadi barang jadi dengan
kualitas maksimal”.
diberikan. Metode yang dipakai yaitu metode ceramah dan tanya jawab untuk
metode ceramah guru memberikan instruksi dan target pekerjaan, ukuran standar
yang lazim digunakan untuk suatu produk jadi, dan waktu penyelesaian pekerjaan.
Metode tanya jawab digunakan saat berlangsungnya praktik dan siswa menemui
Evaluasi dalam pembelajaran ini dilakukan pada tiap satu pokok bahasan
atau setiap jenis pekerjaan yang diberikan selesai dikerjakan dengan tujuan untuk
mengukur atau mengetahui sejauh mana siswa dalam menguasai bidang keahlian
Drs. Sunarto mengemukakan “dalam segala jenis kegiatan harus ada evaluasi
dengan tujuan untuk mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan dari kegiatan
tersebut, termasuk juga pada pelajaran membuat gambar pola contohmya pada
pola ukiran dengan acuan gambar kerja. Untuk pelajaran ini evaluasi dilakukan
pada tiap jenis praktik dan unsur yang dinilai mulai dari proses pembuatan pola
ukiran sampai output yang dihasilkan siswa berupa hasil ukir. Dan siswa
diharapkan lulus dengan nilai minimal 7 (tujuh), bila nilai yang didapat kurang
dari tujuh maka siswa yang bersangkutan harus melaksanakan remidi atau tugas
tambahan untuk perbaikan”.
Pada pembuatan pola membuat ukiran ragam hias ada siswa yang
mendapatkan nilai kurang dari 7.00 maka siswa yang bersangkutan diwajibkan
membuat gambar pola lagi sebagai penambah nilai agar nilai mereka menjadi
7.00.
54
Untuk kurikulum yang digunakan pada siswa kelas III Kriya Kayu adalah
bersama DUDI melalui In House Training (IHT). Adapun kegiatan IHT adalah
Gambar 4.1
Proses Pelaksanaan Pendidikan di SMK N 2 Jepara
55
pada semester pertama di kelas tiga selama dua bulan kerja penuh di industri /
perusahaan, dilakukan dalam dua tahap (tahap I, Juli – September 2006), (tahap II,
November – Januari 2007) untuk pengaturan hari dan jam kerja dipercayakan
H.Wasiun mengemukakan tentang jam kerja siswa yang Prakerin di Cipta Antiq “
jadual libur dan kerja mengikuti jadual yang ada diperusahaan kami, yatu anak
masuk enam hari kerja, libur hari jumat. Untuk jam masuk dan istirahat juga kami
samakan dengan tenaga kerja yang ada di perusahaan kami yaitu 07.30-15.00
dengan waktu istirahat jam 12.00-12.30 untuk sholat dan makan siang”.
Purwanto mengemukakan tentang jam kerja siswa yang ada di Oval Jati “ mereka
(siswa) kami samakan dengan pekerja kami di sini dengan tujuan membentuk
kedisiplinan dan tanggung jawab mereka dalam bekerja. Kami menerapkan jam
kerja mulai jam 08.00-16.00 dengan jam istirahat jam12.00-13.00 untuk makan
siang dan sholat. Untuk hari libur hari minggu selebihnya masuk sesuai jadual jam
kerja “.
tujuan untuk memberikan gambaran tentang kegiatan mereka saat di industri dan
dua hari dengan materi dari perwakilan industri yang ditunjuk dan guru pengajar.
Prakerin. Pada tahun 2007 ada 31 DUDI yang menjalin kerja sama dengan SMK
N 2 Jepara diantaranya Dhian Jati Antika, Oval Jati dan Cipta Antiq. Daftar
industri yang bekerja sama dalam pelaksanaan Prakerin tahun ajaran 2006/2007
separo yang diadopsi dari sistem blok release. Penggunaan sistem separo-separo
kerja perusahaan / industri yang mereka tempati selama Prakerin selama dua bulan
penuh, setelah masa tersebut selasai maka siswa dikembalikan pada pihak
sekolah. Pada tahun ini SMK N 2 Jepara membagi siswa Prakerin dalam dua
I II III
(1) (1) (1)
(3b) (3b)
(3b)
(3c)
(3c)
Gambar 4.2
Pola Pelaksanaan Prakerin yang diterapkan SMK N 2 Jepara
Siswa mulai melaksanakan Prakerin mulai kelas III pada semerter awal,
yang terbagi menjadi dua tahap. Siswa tahap I diberangkatkan ke industri untuk
Juli 2006 dan ditarik pada tanggal 23 September 2006, sedangkan untuk siswa
tanggal 2 Januari 2007. Achmad Abid dan Afif Januri diberangkatkan ke Cipta
Antiq tanggal 24 Juli 2006 dan ditarik tanggal 23 September 2006, sedangkan Ali
R dan Ardiana F.R. diberangkatkan ke Cipta Antiq tanggal 2 November 2007 dan
Siswa mulai bekerja sejak hari pertama mereka berada di industri dengan
bimbingan dan arahan dari pembimbing lapangan yang telah disediakan pihak
adalah Purwanto yang membimbing Budi Ari dan Miftahul A. pada tahap II,
untuk tahap I Oval Jati tidak membimbing siswa SMK karena tidak ada siswa
yang Prakerin
H. Wasiun menjelaskan “ setelah siswa datang ditempat kami, kami sudah siap
dengan pembimbing lapangan yan professional yan bertugas untuk mengarahkan
kerja siswa dan membantu mengatasi masalah dalam bekerja siswa selama siswa
berada di industri melaksanakan Prakerin”.
Gambar 4.3
Siswa Kriya Kayu Saat Pelaksanaan Prakerin
Kriya Kayu SMK N 2 Jepara bergerak di bidang mebel dan furniture serta ukir /
mereka di industri jadi siswa tidak hanya melakukan pekerjaan diproses finishing
Gambar 4.4
Kegiatan Siswa Selama Pelaksanaan Prakerin
60
Gambar 4.5
Ukiran Meja Bundar Hasil Karya Siswa Selama Prakerin
Bapak Purwanto menambahkan “siswa yang berada ditempat kami, kami berikan
tugas dan keluasaan untuk mendesain ukiran sampai proses finising. Kami percaya
karena sebelum pelaksanaan Prakerin siswa yang ada di sini sudah bekerja di sini
pada kegiatan ngenger yang sifatnya sebagai ektra dari sekolah”.
dengan lingkungan industri yang baru ditenpati, namun tidak terlalu dirasakan
oleh pihak industri maupun siswa yang sudah mengenal dunia industri dengan
kegiatan ngenger. Kegiatan ini diwajibkan oleh SMK N 2 Jepara pada siswa sejak
mereka kelas I dengan tujuan untuk mendidik dan menambah pengalaman siswa,
61
namun walaupun bersifat wajib ngenger tidak masuk dalam draf kurikulum SMK.
hambatan yang terjadi saat pelaksanaan Prakerin tidak terlalu dirasakan oleh siswa
Afif mengungkapkan “sejak kami diterjunkan ke industri, baru kali ini ada guru
yang datang untuk mengecek kondisi kami dan mengarahkan pengisian laporan
kegiatan dan jurnal”.
62
Gambar 4.6
Proses Monitoring Siswa di Industri oleh Tim Monitoring Sekolah
tertulis namun dalam bentuk penilaian kinerja siswa dalam mengerjakan suatu
bahan menjadi produk jadi. Kompetensi yang dinilai disesuaikan dengan proses
produksi yang dijalankan oleh suatu perudahaan. Misal untuk perusahaan yang
bergerak dibidang mebel, kompetensi yang dinilai antara lain adalah kerja bangku
Budi Ari menjelaskan “evaluasi dilakukan pada setiap hasil dan sikap kerja siswa
selama bekerja di industri / perusahaan yang dicantumkan pada jurnal kegiatan
yang siswa miliki, jurnal tersebut diisi setiap harinya oleh siswa mengenai
pekerjaan yang mereka kerjakan kemudian menjelang pulang dikumpulkan pada
pembimbing lapangan untuk diperiksa dan dilakukan penilaian dari pekerjaan
yang telah siswa lakukan kemudian dievaluasi secara keseluruhan pada waktu
akan penarikan”.
Dari hasil evaluasi tersebut nantinya akan dimasukan ke dalam sertifikat dari
Drs. Sunarto mengatakan, “nilai yang ada disertifikat tersebut diberikan oleh
industri / perusahaan yang siswa tempati dengan ditandatangani oleh Majelis
Sekolah dan pihak industri / perusahaan itu sendiri, adapun maksud dari
pemberian sertifikasi ini yaitu agar siswa mendapat pengakuan dari masyarakat
tentang keahlian yang mereka miliki”.
yang dulu ngenger di industri yang bergerak dibidang berbeda dengan industri
yang digunakan untuk Prakerin, misalnya yang terjadi pada Krisyadi yang dulu
bergerak dibidang mebel dan furniture. Untuk Hanif siswa yang melaksanakan
ngenger dan Prakerin di Oval Jati, peningkatan kualitas karya yang dihasilkan
jelas dirasakan karena sudah terlatih untuk menghasilkan suatu produk ukir yang
Budi Ari siswa yang melaksanakan Prakerin di Oval Jati mengungkapkan “selama
pelaksanaaan Prakerin kami mendapatkan tambahan pengalaman ya walaupun
kami sudah dapatkan saat kami ngenger disini, namun saat kami ngenger tidak ada
nilai yang kami dapat karena ngenger sifatnya jam tambahan diluar sekolah. Di
pelaksanaan Prakerin setelah uji kompetensi kami akan mendapakan pengakuan
dari masyarakat tentang keahlian yang kami miliki dalam bentuk sertifikat yang
penilainya melibatkan industri yang bonavit di masyarakat”.
Bagi pihak sekolah selain dapat melaksanakan program link and match
menjadi tolak ukur untuk pelaksanaan Prakerin ditahun-tahun yang akan datang.
Program link and match dianjurkan oleh pemerintah untuk semua jenjang
pendidikan di Indonesia denga tujuan untuk menjalin kerja sama antara dunia
pendidikan dan dunia kerja yang nantinya akan menyerap lulusan dari dunia
pendidikan. Dengan adanya pelaksanaan Prakerin tahun 2007 akan menjadi tolok
pelaksanaan Prakerin tahun 2007 untuk proses monitoring siswa yang dilakukan
dari pihak sekolah hanya dilakukan satu kali pada setiap tahapnya, ini akan
Drs. Asy Ari menjelaskan “ selain untuk terjapainya tujuan dari link and match
yang ditetapkan Diknas, dengan pelaksanaan Prakerin pihak sekolah bisa menjadi
fasilitator bagi siswa kami dalam hal berkarya dan mendapatkan pengakuan public
tentang kualitas yang dimiliki oleh siswa”.
lulusan yang berkualitas juga untuk mendapatkan tenaga kerja yang siap dan
terampil yang bisa diperoleh dari lulusan SMK yang berpengalaman setidaknya
H. Wasiun dari Cipta Antiq menjelaskan “kami merasa senang bisa membantu
pelaksanaan pendidikan di Indonesia khususnya SMK dalam menghasilkan
lulusan yang berkualitas yang siap terjun di dunia industri denagn skill yang ia
miliki”.
Ditambahkan oleh H. Wasiun “selain bisa membantu pihak SMK dalam hal mutu
pendidikan, kami pihak industri pun nantinya akan diuntungkan karena
mendapatkan tenaga kerja dengan kualitas pendidikan dan skill yang bagus
sehingga bisa meningkatkan mutu dan kualitas dari hasil produk perusahaan”.
N. Sandi dari Dian Jati Antika mengutarakan “kami merasa senang bisa
membantu pihak SMK mencetak lulusan yang berkualitas dan punya keterampilan
yang bagus”.
Purwanto pemilik Oval Jati menjelaskan “selain ikut membantu mencetak lulusan
yang berkualitas, kami juga nantinya yang akan di untungkan karena mendapatkan
tenaga kerja lulusan SMK yang berpendidikan dan mempunyai keterampilan yang
bagus yang nantinya membawa keuntungan dalam proses produksi”.
4.2 PEMBAHASAN
dari pihak sekolah sebagai penanggung jawab dari hasil pelaksanaan pendidikan,
namun peranan industri juga menjadi hal yang patut dipertimbangkan. Peranan
dunia usaha dan industri berkaitan dengan materi / kurikulum yang diterapkan
66
dengan tujuan akhir memberikan materi pada siswa sesuai kebutuhan tenaga kerja
yang ada di industri (pasaran). Pada kurikulum SMK tahun 2004 yang diterapkan
pada siswa kelas III keahlian Kriya Kayu SMK Negeri 2 Jepara meliputi pelajaran
bahasa yang halus serta menghargai orang lain. Pembelajaran adaptif bertujuan
untuk membentuk peserta didik sebagai indifidu yang memikili dasar pengetahuan
yang luas dan kuat untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan perubahan
Pembelajaran produktif yang meliputi teori dasar dan praktik mempunyai tujuan
membekali siswa secara teori tentang bidang keahlian yang dipelajari dan
memberikan pengalaman pada siswa karena tanpa praktik siswa tidak akan pernah
tahu bagaimana prases pangolahan suatu bahan menjadi barang yang berkualitas
Hal tersebut sudah sesuai dengan konsep Prakerin pada SMK di Indonesia
peserta didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki watak dan
bekal memasuki dunia kerja, dengan subkomponen : (a) teori kejuruan; untuk
bersangkutan, dan (b) praktik dasar kejuruan; yaitu berupa latihan dasar untuk
menguasai dasar-dasar teknik bekerja secara baik dan benar sesuai dengan
berkualitas dan mempunyai skill yang tinggi, disisi lain siswa juga diharapkan
mempunyai etika dan moral yang baik untuk mendukung kelancaran dalam
beradaptasi dengan lingkungan. Jadi dalam hal ini bukan hanya proses dan hasil
kerjanya yang berkualitas namun siswa juga harus pandai beradaptasi dan santun
dalam tutur kata. Sebagaimana kita jumpai dalam lingkungan modern sekarang
ini, banyak orang berkulitas / pandai namun tata krama dan sopan santun dalam
faktor kesopanan dalam berbahasa memegang peranan yang sangat penting untuk
langsung dengan siswa. Pembinaan dan pendidikan moral menjadi hal yang harus
pendidikan menjadi tanggung jawab bagi semua komponen pengajar mulai dari
68
Kepala Sekolah, guru BP, guru-guru pengajar bahkan tenaga administrasi yang
pendidikan moral dan etika sudah menjadi bagian dari kurikulum itu sendiri,
namun pada prinsipnya peranan yang sangat penting adalah contoh konkret yang
diberikan oleh semua komponen pengajar beserta tenaga administrasi dalam sikap
dan tingkah laku serta ucapan yang santun dan baik dalam keseharian.
Sekolah sebagai pihak yang bertanggung jawab akan kualitas dari lulusan,
selain memberikan pendidikan moral dan etika juga memberikan pendidikan yang
sifatnya penunjang kemampuan produktif bagi siswa. Untuk kriya kayu menerima
komputer, dalam hal ini sebagai penunjang adalah pelajaran KKPI (Keterampilan
media berupa buku cetak, CD pembelajaran, kapur, papan tulis, serta memakai
Media dan metode yang diterapkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia
masih kurang efektif. Ketika menggunakan metode ceramah, tanya jawab, diskusi
pendidikan. Hal ini sebenarnya bisa terbentuk jika ada penugasan mandiri yang
harus dikerjakan siswa dengan menggunakan tata bahasa yang baik, benar dan
karya tulis ilmiah dengan bahasa baku yang sesuai dengan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD).
pembelajaran normatif yaitu; buku cetak, kapur, papan tulis, audio visual,
peralatan praktikum dan modul dengan metode ceramah, tanya jawab, praktikum,
kerja kelompok dan mandiri. Adapun pada pembelajaran produktif mata pelajaran
membuat pola dengan acuan gambar kerja memakai media job sheet, gambar
kerja, buku panduan, bentuk-bentuk sambungan kayu, contoh hasil kerajinan serta
macam-macam jenis kayu dengan metode pembelajaran ceramah dan tanya jawab
pada teori dan praktek langsung pada praktiknya. Adapun tujuan dari penggunaan
diberikan.
Tujuan utama dari proses pendidikan adalah transfer ilmu dan nilai-nilai
dari guru kepada peserta didik. Dalam pentransferan ini harus ada media dan
metode dimana proses transfer ilmu tersebut dapat dijalankan secara mudah.
untuk transfer ilmu tersebut berjalan dengan relatif mudah dan cepat walaupun
70
belum maksimal. Hal ini terjadi ketika siswa diajak ke perpustakaan saat jam
dipertontonkan oleh guru tentang bahan ajar yang akan dibahas. Melalui
lebih mudah dan efisien. Bahkan siswa merasa lebih senang dan tidak
dikaji dan mudah dimengerti. Dengan sistem ini pun guru merasa lebih ringan
dalam menyampaikan suatu materi. Namun pada SMK N 2 Jepara belum semua
hasil penelitian yaitu; untuk pembelajaran normatif dan adaptif evaluasi dilakukan
pada tiap satu atau beberapa pokok bahasan tergantung banyak sedikitnya materi
yang diberikan dan di akhir semester dengan berbagai model yang berupa tes
tertulis dengan bentuk pilihan ganda (multiple choice) dan atau essay, tes lisan, tes
adaptif jika nilai yang diperoleh minimal 7.00. Jika masih kurang dari nilai
minimal tersebut maka siswa yang bersangkutan akan diberi remidi berupa
menambah nilai yang kurang dari nilai minimal. Evaluasi pembelajaran produktif
hanya dilakukan pada tiap satu pokok bahasan dengan penilaian dilakukan
terhadap proses sampai hasil kerja / praktek siswa, kemudian di akhir semester
dirata-rata untuk mendapatkan nilai akhir dengan standar minimal nilai yang harus
71
diperoleh yaitu 7.00. Bila ada siswa yang mendapat nilai kurang dari 7.00 maka
siswa yang bersangkutan diharuskan membuat tugas mandiri hingga didapat nilai
minimal tersebut.
adalah tes untuk satu atau beberapa pokok bahasan dalam program normatif dan
adaptif, dan tes untuk setiap pencapaian suatu kompetensi tertentu dalam program
individu siswa. Tetapi untuk tujuan lain dapat juga digunakan untuk mengukur
kita dapat menentukan materi apa yang telah dikuasai siswa, kesalahan apa yang
dibuat siswa, dan problem belajar apa yang dialami siswa. Karena tujuan utama
pembelajaran untuk membantu siswa belajar, penugasan dan tes harus mengacu
pada content refference / citerion refference. Hal ini difokuskan pada penguasaan
siswa terhadap materi tujuan khusus, tidak membandingkan siswa dengan siswa
lain.
mampu mencetak tenaga terdidik yang terampil maka selain pembelajaran yang
Kayu untuk melaksanakan ngenger diluar jam pelajaran. Adapun sifat kegiatan
ngenger siswa tidak mendapatkan nilai dari segi pendidikan di sekolah karena
peranan yang besar terhadap peningkatan kualitas skill siswa. Ketika siswa yang
maka tingkat kreatifitas siswa akan tercapai secara cepat dan maksimum. Namun
awal tentang dunia industri dan masalah yang terjadi di dalamnya kepada siswa
Prakerin siswa sudah mempunyai skill yang terarah dan pengetahuan cara-cara
Pembelajaran di SMK
1. Normatif Ekstrakulikuler Wajib
2. Adaptif Ngenger di Industri saat
3. Produktif kelas I dan II
Prakerin di Industri
saat kelas III semester I ( 3 Bulan)
Gambar 4.7
Hubungan Ngenger dengan Pelaksanaan Kurikulum 2004
saat kelas I dan II, SMK N 2 Jepara juga mengadakan pelitihan di dunia industri
yang disebut dengan pelaksanaan Prakerin (Praktik Kerja Industri) yang masuk
dalam kurikulum 2004 yang dilaksanakan pada saat siswa kelas III semester 1
(satu) selama kurang lebih 2 bulan. Pelaksanaan Praktik Kerja Industri (Prakerin)
akan berjalan lancar dengan hasil yang memuaskan membutuhkan suatu persiapan
yang matang baik dari sekolah sebagai penyelenggara kegiatan, industri sebagai
institusi mitra tempat pelaksanaan kegiatan Prakerin dan siswa sebagai subjek
cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya dua tahap yang terorganisir sebelum
pelaksanaan Prakerin siswa SMK N 2 Jepara yaitu tahap perencanaan dan tahap
siswa, (2) lembar ketersediaan DUDI untuk bekerja sama, (3) lembar kesediaan
DUDI menerima siswa peserta Prakerin, (4) surat undangan sebagai tutor dalam
keselamatan kerja. Selain dari perwakilan dari industri, wali kelas sebagai wakil
dari SMK juga memberikan materi tentang etika dan tata tertib serta panduan
pengisian jurnal dan laporan kegiatan siswa selama Prakerin (dapat dilihat pada
lampiran). Sekolah juga menyiapkan surat tugas dan surat perjalanan dinas untuk
proses monitoring siswa oleh guru SMK (dapat dilihat pada lampiran). Pihak
SMK juga sudah menyiapkan format sertifikasi yang nantinya akan dibubuhi nilai
menyiapkan format sertifikasi, pihak SMK juga sudah merancang pelaksanaan uji
75
kompetensi yang melibatkan pihak industri yang dinilai bonafite oleh masyarakat
Prakerin di industri.
Selain SMK N 2 Japara, pihak industri yang sudah menjalin kerja sama
Walaupun hampir setiap tahunnya pihak industri sudah terlibat dalam pelaksanaan
Prakerin yang diselenggarakan pihak SMK N 2 Jepara, namun pihak industri tetap
perusahaannya. Hal ini berhubungan dengan hasil kerja siswa selama Prakerin di
diberikan fasilitas yang bagus termasuk seorang pembimbing lapangan yang baik
dan berkualitas yang nantinya akan membantu mengarahkan segala aktifitas siswa
selama praktik di industri dan kepercayaan untuk berkreasi sesuai arahan yang
Seperti yang terdapat dalam hasil penelitian, kegiatan ini dilaksanakan pada awal
semester satu kelas tiga selama waktu kerja dua bulan penuh di industri/
perusahaan atau disebut juga dengan sistem block (perhatikan tabel 4.1).
separo-separo yang mengadaopsi sistem block release selama waktu dua bulan
Sistem block mendekati ideal untuk diterapkan karena siswa akan lebih
waktu kerja, waktu libur dan waktu istirahat diserahkan sepenuhnya ke pihak
tahun pelajaran 2006 / 2007 ini dibagi dalam dua tahap pemberangkatan, tahap
tujuan agar pencapaian materi yang termasuk dalam draf kurikum tetap bisa
yang terdapat dalam Konsep Pelaksanaan Prakerin pada SMK di Indonesia (lihat
tabel 4.1).
I II III
(1) (1) Pembekalan Kemampuan Produktif di Dunia
(1)
Usaha/ Industri dilaksanakan mulai tahun ketiga,
(2) (2) sedang Kemampuan Dasar Kejuruan sepenuhnya
dilaksanakan di sekolah.
(3a) (3a) (3c)
(3b) (3b)
Tabel 4.1
Model 1 Menurut Konsep Prakerin
77
I II III
(1) (1) (1) Pembekalan Kemampuan Produktif di Dunia Usaha/
Industri dilaksanakan mulai tahun ketiga yaitu pada
(2) (2) (2) semester pertama, ( tahap 1, 24 Juli – 23 September
2006 ), ( tahap 2, 2 November – 2 Januari 2007)
sedang Kemampuan Dasar Kejuruan sepenuhnya
(3a) (3a) (3a) dilaksanakan di sekolah.
(3b) (3b)
(3b)
(3c)
(3c)
Tabel 4.2
Model Prakerin SMK N 2 Jepara Tahun Ajaran 2006 / 2007
Keterangan : (1) Kemampuan Normatif, (2) Kemampuan Adaptif, (3a) Teori Kejuruan,
(3b)PraktikDasar Kejuruan dan (3c) Praktik Keahlian Produktif,
hampir sama dengan pola pelaksanaan Prakerin SMK N 2 Jepara pada tabel 4.2.
Pola tersebut (tabel 4.1) pada dasarnya kurang ideal diterapkan pada SMK N 2
Jepara karena bila diterapkan maka konsentrasi siswa pada pelaksanaan Ujian
Akhir Nasional (UAN) akan hilang sehingga nilai hasil UAN siswa akan jelek.
Hal tersebut disebabkan oleh waktu belajar mereka yang dihabiskan di industri/
melaksanakan pelatihan di industri hanya pada sebagian waktu yang ada pada
tahun ketiga, sehingga sebagian waktu lagi bisa digunakan mereka untuk
kesempatan untuk berkreasi dan mengerjakan semua hal yang menyangkut proses
pembimbing lapangan.
industri sudah cukup baik karena materi pelatihan yang diberikan di industri sudah
sesuai dengan sebagian besar (lebih dari 75 %) dari materi pembelajaran yang
proses adaptasi awal siswa dengan lingkungan industri dan proses monitoring
hanya terjadi pada hari-hari pertama siswa datang di industri dan hal tersebut tidak
pengecekan keadaan siswa dan mengecek materi kegiatan siswa serta laporan
Sedangkan pada saat penerjunan dan penarikan siswa guru hanya menyerahkan
dan menarik kembali siswa untuk dibawa ke sekolah. Dalam hal ini kegiatan
penerjunan dan penarikan tidak bisa dianggap sebagai suatu proses monitoring.
kegiatan dan membuat suatu produk yang sifatnya tugas akhir (TA). Pembuatan
melalui pengawasan guru mata diklat produktif dengan alokasi dana dari siswa
yang sudah terkumpul sejak siswa kelas I. karya siswa kan dipamerkan dengan
adanya gelar karya yang diadakan pihak sekolah untuk semua bidang keahlian
kriya yang ada di SMK N 2 Jepara. Untuk mengetahui hasil karya siswa Program
tahun ajaran 2006 / 2007 membawa manfaat baik untuk siswa, sekolah maupun
industri. Dari hasil penelitian, manfaat yang dirasakan siswa setelah pelaksanaan
furnitur, meubel dan seni ukir serta ilmu-ilmu lain tentang kerajinan kayu yang
macth, juga sebagai tolak ukur untuk pelaksanaan Prakerin tahun-tahun yang akan
datang. Bagi industri selain membantu SMK mencetak lulusan yang berkualitas,
PENUTUP
5.1 Simpulan
Jepara dengan dunia usaha dan industri. Demikian pula dengan kegiatan
pelaksanaan Prakerin. Hanya saja, materi dan bahan ajar dan metode penyampaian
masih harus dibenahi terutama untuk mata pelajaran pembentukan sikap dan
sopan santun. Bahan ajar yang berhasil adalah bahan ajar yang membuat siswa
bisa menerapkan dengan sikap dan sopan santun bahan yang diajarkan. Selain
pembentukan sikap dan sopan santun siswa khususnya saat berada di dunia
industri. Sikap dan sopan santun yang dimiliki siswa akan mempengaruhi tingkat
administrasinya sudah cukup baik. Hal ini terbukti dengan adanya dua tahap yang
terorganisir yaitu tahap perencanaan dan tahap persiapan. Pada tahap perencanaan,
80
81
kepada siswa setelah pelaksanaan Prakerin. Selain SMK, industri sebagai institusi
kerja serta sistem kerja yang akan diterapkan untuk siswa peserta Prakerin.
pembelajaran di sekolah dan ektrakurikuler wajib ngenger sudah cukup baik, hal
ini terbukti dengan keleluasaan untuk mengerjakan suatu pekerjaan dari proses
awal sampai bahan menjadi suatu barang jadi walaupun kesemua kegiatan yang
yang diberikan di industri sudah sesuai dengan sebagian besar (lebih dari 75 %)
dari materi pembelajaran yang diberikan di sekolah walaupun tidak sama persis.
industri tempat siswa bekerja dan bidang usaha yang dijalankan industri. Saat
pelaksanaan Prakerin di industri tidak ada kendala yang berarti, namun untuk
monitoring dari sekolah terhadap pelaksanaan praktik kerja siswa relatif kurang
yaitu hanya dilakukan sekali saja selama pelaksanaan Prakerin. Di samping itu
tidak adanya pembimbing siswa dari guru sekolah yang mengarahkan sekaligus
dibandingkan dengan SMK lainnya. Pada SMK lain setelah pelaksanaan Prakerin,
siswa hanya diwajibkan membuat laporan tetang kegiatan siswa selama Prakerin
selama Prakerin, siswa juga diwajibkan menyelesaikan tugas akhir (TA) secara
tentang furnitur, meubel dan seni ukir serta ilmu-ilmu lain tentang kerajinan kayu
link and macth, juga sebagai tolok ukur untuk pelaksanaan Prakerin tahun-tahun
yang akan datang. Bagi industri selain membantu SMK mencetak lulusan yang
5.1 Saran
metode mengajar guru. Untuk metode ceramah, tanya jawab, tugas kelompok
tidak akan efektif bila tidak ada penugasan dimana siswa harus mengembangkan
perusahaan ditingkatkan. Di samping itu ada perlu pembimbing siswa dari SMK
83
dalam pelaksanaan Prakerin, hal ini bertujuan agar siswa lebih merasa
kebutuhan lapangan.
SMK N 2 Jepara tetap menerapkan ektrakulikuler wajib ngenger pada siswa setiap
angkatan. Hal ini dikarenakan ngenger mempunyai peranan yang besar untuk
siswa.
84
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2007. “ Uji Kompetensi dan Sertifikasi Siswa SMK Pada Ujian
Nasional 2007 “. http://www.dikti.org. (diunduh 14 Mei 2007)
Santoso, Imam Budi. 2004. “ Persepsi Siswa Kelas III Terhadap Pelaksanaan
Pendidikan Sistem Ganda (PSG) Pada SMK Negeri 3 Semarang Tahun
Ajaran 2003/2004 “. Skripsi. Semarang : Fakultas Teknik Universitas
Negeri Semarang.
Sunaryo. 1996. “ Persepsi Dunia Industri Dalam Pelaksanaan Program Link And
Macth Pada Indikator Penyusunan Program, Penyusunan kurikulum, dan
Pelaksanaan Pendidikan SMK di Semarang ”. Skripsi. Semarang : Fakultas
Teknik Universitas Negeri Semarang.
Team Pokja Prakerin. 2006. “ Buku Panduan Prakerin SMK N 2 Jepara Tahun
Pelajaran 2006/2007 “. Jepara: Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2
Jepara