Professional Documents
Culture Documents
BA
B
2
DESKRIPSI WILAYAH
PERENCANAAN
Propinsi Sumatera Barat yang terletak di pantai barat pulau Sumatera dan berada
antara 0o 44' 00" dan 1o 08' 35" Lintang Selatan serta antara 100 o 05' 05" dan 100o
34' 09" Bujur Timur. Menurut PP No. 17 Tahun 1980, luas Kota Padang adalah
694,96 km2 atau setara dengan 1,65 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat.
Panjang pantai (di luar pulau pulau kecil) adalah 68,123 Km dengan kelilingnya
165.188 Km.
perbukitan dan aliran sungai. Kota Padang terletak pada dataran alluvial yang
terbentuk oleh luapan aliran sungai Batang Arau, Batang Kuranji dan Batang Air
Dingin.
Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) Batang Arau (174,30 Km 2), Batang Kuranji
(202,7 Km2) dan Batang Air Dingin (143,08 Km 2) yang bersumber dari Gunung
Balok (Batang Arau), Gunung Bungsu (Batang Kuranji) dan Gunung Lantik
mempunyai karakteristik sungai dan pola hujan relatif fluktuatif. Selain itu Kota
Daerah perencanaan relatif datar (flat), yang rawan terhadap genangan air, akibat
Gambar 2.1.
Peta Indexs Provinsi Sumatera Barat
Lokasi Pekerjaan Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Kota Padang terdiri dari 11 kecamatan dan 104 kelurahan, dengan kecamatan
Penduduk Kota padang pada tahun 2009 adalah sebesar 875.750 jiwa (Padang
Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kota Padang). Kepadatan rata-rata
dikatagorikan sebagai Kota Besar yaitu kota yang mempunyai jumlah penduduk
Tabel 2.1
Penduduk Dan Wilayah Administrasi Kota Padang Tahun 2009
Jumlah
Jumlah Luas Penduduk Kepadatan
No Kecamatan Kelurahan Kawasan (jiwa) (Org/Km2)
(Km2)
1 Bungus Teluk Kabung 6 100,78 24.417 242,28
2 Lubuk Kilangan 7 85,99 44.552 518,11
3 Lubuk Begalung 15 30,91 109.793 3.552,02
Konsentrasi penduduk terutama pada bagian pusat kota lama yaitu Kecamatan
banyak adalah Kecamatan Koto Tangah mencapai 166.033 jiwa dan terendah
adalah Kecamatan Bungus Teluk Kabung sebanyak 24.417 jiwa tahun 2009.
1.3 Topografi
Kota Padang terletak pada dataran rendah yang memanjang dengan arah Selatan
sampai Utara merupakan Kota Pantai yang memiliki garis pantai sepanjang
68.123 Km (diluar pulau-pulau kecil) dengan ketinggian rata – rata 0-10 m di atas
permukaan laut. Bentuk permukaan topografi Kota Padang secara umum dapat
1. Daerah dataran landai (lereng 0-2 %) seluas 21.036 Ha atau 30.27 % dari luas
wilayah kota.
Tangah, Kecamatan Pauh dan Kecamatan Lubuk Kilangan yakni berada pada
Sedangkan kawasan dengan kelerengan lahan lebih dari 40% tersebar di bagian
Timur Kecamatan Koto Tangah, Kuranji, Pauh, dan bagian Selatan Kecamatan
Lubuk Kilangan dan Lubuk Begalung dan sebagian besar Kecamatan Bungus
Teluk Kabung. Kawasan dengan kelerengan lahan >40% ini merupakan kawasan
1.4 Klimatologi
Daerah studi beriklim tropis yang dicirikan dengan adanya musim penghujan dan
musim kemarau pada setiap tahunnya. Suhu udara rata – rata Kota Padang
sepanjang tahun 2009 berkisar 22,83ºC – 30,84ºC dan kelembaban udara rata-rata
berkisar 81%.
Curah hujan tahunan Kota Padang pada tahun 2009 sebesar 4412,4 mm, dengan
curah hujan rata-rata 367,7 mm/bulan. Curah hujan tertinggi terjadi pada bulan
Desember dengan curah hujan 668,6 mm dan terendah pada bulan Januari dengan
curah hujan 97,5 mm. Kondisi Iklim Kota Padang Tahun 2009 dapat dijelaskan
Tabel 2.2
Kondisi Iklim Kota Padang Tahun 2009
Curah Hari Kec. Suhu Udara (C)
Kelembaban
BULAN Hujan Hujan Angin
Udara Maks. Min. Rata-rata
(mm) (hari) (knots)
Januari 97,50 12 80% 6 31,1 22,7 26,6
Februari 413,00 12 73% 5 31,0 22,6 26,8
Maret 554,30 21 81% 5 30,4 22,7 26,1
April 271,10 17 81% 5 30,9 23,5 26,8
Mei 190,00 11 80% 6 31,5 22,5 26,5
Juni 492,50 15 83% 5 30,8 22,8 26,2
Juli 436,60 17 83% 6 30,0 22,2 26,2
Agustus 234,10 18 82% 5 30,9 22,5 25,8
September 305,30 18 84% 5 30,8 23,1 26,2
Oktober 351,60 21 84% 5 31,0 23,3 26,5
November 397,80 21 82% 5 31,2 23,1 26,6
Desember 668,60 25 83% 5 30,5 23,0 26,3
JUMLAH 4412,4 208 976% 63 370.1 274 316.6
Rata-rata 367,7 17,33 81% 5.25 30.84 22.83 26.38
Sumber : Padang Dalam Angka 2009, BAPPEDA dan BPS Kota PadangTahun 2009
Di Wilayah Kota Padang terdapat beberapa daerah aliran sungai, baik berupa
Banda Bakali (Kanal) ataupun beberapa sungai dan anak – anak sungai yang
belum diketahui secara jelas namanya. Saat ini terdapat kurang lebih 21 daerah
aliran sungai yang mengalir di wilayah Kota Padang dengan total panjang
Umumnya sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang
ketinggiannya tidak jauh berbeda tinggi permukaan laut. Kondisi ini yang
Tabel 2.3
Daerah Aliran Sungai di Kota Padang
Elevasi Luas
Nama Persentase
No (m dpml) DAS
Daerah Aliran Sungai (%)
Upper (Km2)
Stream
1 Batang Timbulun 10 - 20 8,23 1,24%
2 Batang Bungus 15 - 25 45,34 6,81%
3 Batang Arau 15 - 25 174,30 26,20%
4 Batang Kuranji 10 -30 202,70 30.46%
5 Batang Air Dingin 10 - 25 143,08 21,50%
Batang Anai
13,79%
6 Sub DAS Batang 15 -25 91,73
Kandis-Kasang
Jumlah 665,38 100 %
Sumber: Balai Wilayah Sungai Sumatera V Propinsi Sumatera Barat 2010
Banyaknya sungai, curah hujan yang relatif tinggi, topografi yang relatif datar
pada daerah tengah dan muara serta pasang naik laut merupakan faktor-faktor
panjang/lebar dan daerah yang dilaluinya di wilayah Kota Padang, dapat dilihat
Tabel 2.4.
banjir pada daerah Kota Padang lama. Kota Padang lama mencakup wilayah
Pondok, Seberang Padang, Palinggam, Jati, Purus dan pusat pemerintahan Kota
Padang sendiri.
Wilayah tersebut dilalui dan terletak di Daerah Aliran Sungai Batang Arau.
Untuk mengurangi beban aliran pada sungai Batang Arau, Pemerintah kolonial
Belanda sejak tahun 1918 telah membuat banjir kanal guna mengatasi banjir yang
Banjir kanal yang dibangun/ dibuat tersebut biasa disebut oleh warga kota adalah
Banda Bakali. Banjir kanal tersebut dimulai dari daerah tengah (middle stream)
Jati dan bermuara di Purus. Ilustrasi dari penanganan drainase Kota Padang pada
daerah aliran sungai Batang Arau masa Kolonial Belanda dapat dilihat pada
Gambar 2.2
Kanal Banjir
(Banda Bekali) Batang Arau
Gambar 2.2.
Ilustrasi Penanganan Drainase Kota Padang Masa Kolonial
Belanda
struktur, sejarah geologi dan geomorfologi daerah aliran sungai di Kota Padang.
Sungai – sungai besar di Kota Padang berhulu di daerah perbukitan yang biasa
Sungai-sungai besar dan kecil yang ada di wilayah Kota Padang ketinggiannya
tidak jauh berbeda dari tinggi permukaan laut. Kondisi ini yang mengakibatkan
cukup banyak wilayah Kota Padang yang rawan terhadap banjir/genangan air.
Banyaknya sungai, curah hujan yang relatif tinggi, topografi yang relatif datar
pada daerah middle stream dan muara serta pengaruh pasang naik laut merupakan
LEGENDA :
Sungai
jalan
Jalan KA
Arah Aliran
AREAL DRAINASE
RAWANG BARAT
AREAL DRAINASE
SITEBA
AREAL DRAINASE
AREAL DRAINASE LAPAI OLO NIPAH
AREAL DRAINASE
ULAK KARANG
AREAL DRAINASE
TABING
Ke Bulittinggi
SAMUDERA HINDIA
B. Anai
SKALA :
50 620 Km
5 120 25 270
Gambar 2.3.
Pola Aliran Di Kota Padang
1.8 Geologi
Berdasarkan peta geologi lembar Padang, Sumatera (Kastowo, Gerhard W.Leo.S,
Gafoer dan TC Amin 1996);. Geologi wilayah Kota Padang dibentuk oleh
endapan permukaan, batuan vulkanik dan intrusi serta batuan sedimen dan
metamorf. Secara garis besar jenis batuan tersebut adalah sebagai berikut :
Meliputi seluruh Bukit Barisan yang ada di Kota Padang dan disekitar
Gunung Padang serta Bukit Air Manis, jenis batuan terluas yang ada di Kota
Alluvium (Qal)
Padang yang menyebar dari Utara ke Selatan di seluruh dataran rendah Kota
lempung, pasir, kerikil pasir, lempung pasiran dan bongkahan batuan andesit.
Tufa Kristal yang telah mengeras ini tersingkap di bagian bawah lereng-
gamping.
Karang Putih. Batu gamping ini umumnya berwarna putih hingga keabu-
abuan pada singkapan yang masih segar dan berwarna kotor atau gelap pada
singkapan yang telah melapuk. Batu gamping yang berumur Karbon-perm ini
telah tumbuh dan berkembang sebagai pusat kota perdagangan dan pelayanan
galian menujukkan bahwa sumber daya alam (SDA) kurang menjajikan untuk
menunjang perekonomian kota. Namun potensi keindahan alam dan pantai Kota
perekonomian kota.
penghasil produk (produsen). Hal ini sangat beresiko tinggi karena sangat
dipengaruhi oleh tempat asal produk barang dan transportasinya. Untuk itu
Tabel 2.5.
Penduduk Menurut Mata Pencaharian Di Kota Padang Tahun 2008
Persentase Keterangan
No Mata Pencaharian
(%)
1 Pertanian 10.49
2 Pertambangan dan Galian 0.74
3 Aneka Industri 9.42
4 Listrik dan Air 0.87
5 Konstruksi 4.70
6 Perdagangan 39.11
7 Komunikasi 6.19
8 Keuangan 1.77
9 Jasa-jasa 25.20
10 Lainnya 1.21
Jumlah 100
Sumber: Data Pokok Perencanaan Pembangunan Tahun 2008 Kota Padang
dan kondisi sosial ekonomi pada kota tersebut. Makin besar jumlah penduduk
maka makin besar jumlah sarana dan prasarana yang harus disediakan. Kondisi
sarana yang akan digambarkan disini secara umum meliputi sarana pemukiman,
fasilitas komersial dan perdagangan, jalan, limbah, listrik, telepon, drainase dan
air bersih.
Dengan asumsi tiap 1 unit rumah dihuni oleh 5 orang, maka penyediaan fasilitas
arti kata konsep ini mampu memberikan pengembangan yang proporsional serta
manusiawi.
tahun 2010 dibutuhkan lahan seluas 915.297,2 Ha yang meliputi untuk rumah
pinggiran Kota.
Sistem transportasi jalan raya terdiri dari jallan raya, pelayanan angkutan kota
(armada) dan jalan pengolahannya (trayek, rute tempuh, tepat waktu, tempat
Sistem jaringan jalan di Kota Padang dalam rencana tata ruang kota secara
sistematis dengan hirarkinya terdiri dari sistem jaringan primer, sekunder dan
Sistem jaringan arteri primer Kota Padang membentang dari arah Utara ke pusat
Kota (CBD), dan selanjutnya ke arah timur menuju ke Kabupaten Solok dan
jaringan jalan kota dan untuk dalam lingkungan pemukiman dihubungkan oleh
jalan lingkar.
Panjang ruas jalan yang ada di Kota Padang yang sudah terdata sampai tahun
2.10.4. Sampah
Kota Padang telah memiliki TPA yang berlokasi didaerah Utara, dikelurahan Air
Sarana dan prasarana persampahan yang ada di Kota Padang berupa gerobak
2.10.5. Limbah
Untuk mengangkut limbah rumah tangga digunakan mobil tinja dimana mobil
dan dalam pengendalian pemanfaatan ruang serta telah menjadi hasil kesepakatan
Berdasarkan data dari Dinas Kominfo Kota Padang, penggunaan lahan di Kota
Padang tahun 2007 dan 2008, terjadi perubahan peggunaan lahan. Perubahan
yang terjadi untuk penggunaan lahan tanah perumahan, tanah perusahaan dan
tanah kosong.
Banyak wilayah di Kota Padang yang baru terbangun, wilayah baru ini
Untuk lebih jelasnya penggunaan lahan/tanah di Kota Padang tahun 2007 dan
Tabel 2.5.
Luas Lahan Kota Padang Menurut Jenis Penggunaannya
Tahun 2007 dan 2008
Luas Lahan
No. Jenis Penggunaan Tahun 2007 Tahun 2008
(Ha) (Ha)
1 Tanah Perumahan 6.315,53 6.625,24
2 Tanah Perusahaan 234,75 242,51
Tanah Industri Termasuk PT Semen
3 702,25 702,25
Padang
4 Tanah Jasa 715,32 715,32
5 Sawah Beririgasi Teknis 4.934,00 4.934,00
6 Sawah Non Irigasi 278,50 200.03
7 Ladang / Tegalan 952,75 952,75
8 Perkebunan Rakyat 2.147,50 2.147,50
9 Kebun Campuran 13.920,32 13.829,92
10 Kebun Sayuran 1.343,00 1.343,00
11 Peternakan 26,83 26,83
12 Kolam Ikan 100,80 100,80
13 Danau Buatan 2,25 2,25
14 Tanah Kosong 158,00 28,67
15 Tanah Kota 16,00 16,00
16 Semak 1.565,75 1.565,75
17 Rawa / Hutan Mangrove 120,00 120,00
18 Jalan Arteri dan Jalan Kolektor 135,00 135,00
PT. Reka Prima Consultants II - 21
Laporan Antara (Interim)
Review Perencanaan Master Teknis Drainase Kota Padang
Dari tabel 2.5 terlihat bahwa penggunaan lahan di Kota Padang didominasi oleh
Perubahan yang mendasar dari penggunaan lahan Tahun 2008 adalah untuk tanah
(4,91%) hal ini dengan berkurangnya tanah kosong, sawah non irigasi, semak,
kebun campuran.
pembangunan akan tergambar struktur ruang kota dan terlihat keterkaitan antara
232,25 Km².
85,99 Km².
perdagangan dan jasa skala lokal dan regional, transportasi darat skala
bencana.
Peta Sistem Perwilayahan Pembangunan Kota Padang dapat dilihat pada Gambar
2.4.
Gambar 2.4.
Peta Sistem Perwilayahan Pembangunan Kota Padang
Drainase
pada pengembangan kawasan skala besar, terutama pada WP-III dan WP-
kota;
rekreasi.