Professional Documents
Culture Documents
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2
1.3. Tujuan ....................................................................................................... 2
1.4. Manfaat ..................................................................................................... 2
ii
I
PENDAHULUAN
1
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui dampak sampah
terhadap lingkungan dan mengetahui penanganan sampah yang baik.
1.4. Manfaat
Manfaat dari penulisan ini agar masyarakat dapat mengubah perilaku yang positif
khususnya terhadap penanganan sampah demi terwujudnya kebersihan
lingkungan yang sehat dan bersih.
2
II
PEMBAHASAN
Bukan hanya sampah yang harus kita ketahui tetapi juga pengertian
lingkungan. Berikut ini merupakan beberapa pengertian lingkungan yaitu:
1. Menurut pendapat Sartain ahli psikologi Amerika yang dimaksud lingkungan
adalah meliputi kondisi dan alam dunia ini yang dengan cara – cara tertentu
mempengaruhi tingkah laku kita, pertumbuhan , perkembangan atau life
processes ( Tirtarahardja, Umar dan S.L. La Sulo . 2005 ).
2. Lingkungan adalah kondisi fisik yang mencakup semua makhluk hidup baik
yang hidup di atas tanah maupun didalam lautan ( http:
//cutez.blogspot.com/2008/08/please.html ).
3
3. Lingkungan adalah daerah / kondisi yang mencakup semua makhluk hidup
( muloksman12.net76.net/index.php ).
Jadi, dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan pengertian lingkungan
adalah semua makhluk hidup yang berada di sekitar kita.
Berdasarkan sifatnya :
1. Sampah organik – dapat diurai (degreable).
2. Sampah anorganik – tidak dapat diurai (undegradable).
4
Berdasarkan sumbernya :
1. Sampah alam adalah sampah yang berasal dari kehidupan luar akan tetapi
dapat di jadikan satu melalui proses daur ulang alami.
Contonya : daun yang berguguran di hutan akat terurai menjadi tanah
secara alami.
2. Sampah manusia ( human waste ) adalah sampah yang berasal dari hasil –
hasil pencernaan manusia, seperti feses dan urin yang mana sampah ini
amat berbahaya bagi kesehatan yang disebabkan virus dan bakteri. Akan
tetapi, sampah ini dapat dikurangi dan dipakai ulang melalui sistem urinoir
tanpa air.
3. Sampah konsumsi adalah sampah yang dihasilkan oleh penggunanya
dengan kata lain barang yang sudah tidak digunakan oleh penggunanya
lagi.
4. Sampah nuklir adalah hasil dari fusi nuklir yang menghasilkan uronium
dan thorium yang sangat berbahaya bagi lingkungan dan manusia.
5
Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga, misalnya berupa pecahan
gelas, tas plastik, dan botol kaleng. Kertas, koran, dan karton merupakan
pengecualian. Berdasarkan asalnya, kertas, koran, dan karton termasuk
sampah organik. Tetapi karena kertas, koran, dan karton dapat didaur
ulang seperti sampah anorganik lain (misalnya gelas, kaleng, dan plastik),
maka dimasukkan ke dalam kelompok sampah anorganik.
Jadi, berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan jenis sampah itu ada 2
yaitu :
1. sampah organik atau sampah basah yaitu sampah yang berasal dari
makhluk hidup ( manusia, hewan dan tumbuhan ) yang mana jenis sampah
ini kandungan airnya lebih banyak. Seperti : sayur – sayuran, kulit buah,
dll.
2. sampah anorganik atau sampah kering yaitu sampah yang berasal dari
bahan berbahaya ( beracun ). Seperti : plastik, kaleng, dll.
kita semua pasti mengetaui banyaknya bahaya yang diakibatkan oleh sampah
yang tentunya akan merugikan makhluk hidup terutama manusia, baik secara
langsung maupun tidak langsung. Nah. berikut adalah beberapa bahaya akan
sampah :
6
3. Menjadi sumber polusi, pencemaran tanah, air dan udara.
Ketiga hal diatas tentunya sangat mengganggu aktifitas sehari – hari
( dedysubandi.blogspot.com ).
• Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan
mencemari air. Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa
spesies akan lenyap, hal ini mengakibatkan berubahnya ekosistem perairan
biologis( http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-
bagi-kesehatan_18.html ).
• Penguraian sampah yang dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam
organik dan gas-cair organik, seperti metana. Selain berbau kurang sedap. Gas
ini dalam konsentrasi tinggi dapat meledak .
(http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-
kesehatan_18.html).
Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air. Jika
sarana penampungan sampah kurang atau tidak efisien, orang akan cenderung
membuang sampahnya di jalan. Hal ini mengakibatkan jalan perlu lebih sering
dibersihkan dan diperbaiki (http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-
negatif-sampah/)
Jadi, dari beberapa sumber di atas dapat disimpulkan bahwa bahaya sampah
terhadap lingkungan memang sangat merugikan manusia yaitu dapat
menyebabkan ketidak nyamanan aktifitas maupun bencana alam ( banjir ), dll.
7
2.3.2. Bahaya sampah terhadap kesehatan
8
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai (pembuangan sampah
yang tidak terkontrol) merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme
dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menjangkitkan penyakit. Potensi bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan
adalah terjangkitnya penyakit diare, kolera, tifus menyebar dengan cepat karena
virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat bercampur
air minum, penyakit demam berdarah dapat juga meningkat dengan cepat di
daerah yang pengelolaan sampahnya kurang memadai
(http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-
sampah/).
9
• Untuk rumah juga di perlukan prinsip 4R, yaitu :
( http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-
kesehatan_18.html ) :
1. Reduce (Mengurangi) yaitu pergunakanlah barang atau material sehemat
mungkin atau seperlunya saja.
2. Re-use (Memakai kembali) yaitu pilihlah barang-barang yang bisa dipakai
kembali. Hindari pemakaian barang-barang yang disposable (sekali pakai,
buang). Hal ini dapat memperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia
menjadi sampah.
3. Recycle (Mendaur ulang) yaitu sebisa mungkin, barang-barang yg sudah
tidak berguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur
ulang, namun saat ini sudah banyak industri non-formal dan industri
rumah tangga yang memanfaatkan sampah menjadi barang lain. Teknologi
daur ulang, khususnya bagi sampah plastik, sampah kaca, dan sampah
logam, merupakan suatu jawaban atas upaya memaksimalkan material
setelah menjadi sampah, untuk dikembalikan lagi dalam siklus daur ulang
material tersebut.
4. Replace ( Mengganti) yaitu teliti barang yang kita pakai sehari-hari.
Gantilah barang barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang
yang lebih tahan lama. Juga telitilah agar kita hanya memakai barang-
barang yang lebih ramah lingkungan, Misalnya, ganti kantong keresek kita
dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakan styrofoam
karena kedua bahan ini tidak bisa didegradasi secara alami.
Jadi, dari keterangan di atas dapat disimpulkan bahwa sebenarnya banyak sekali
penanganan akan sampah agar terciptanya lingkungan sehat maupun bersih. Akan
tetapi, ini betul – betul dibutuhkan kesadaran dari pihak yang bersangkutan agar
penganan dapat berjalan teratur dan terkontrol.
10
2.4.1. Pengolahan Sampah organik
11
a. Pengolahan kembali secara fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu
mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya
botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali.
Pengumpulan bisa dilakukan dari sampah yang sudah dipisahkan dari awal (kotak
sampah/kendaraan sampah khusus), atau dari sampah yang sudah tercampur.
12
2. Proses Pembuatan kompos
13
2. Ukuran Partikel Aktivitas mikroba berada diantara permukaan
area dan udara. Permukaan area yang lebih luas akan meningkatkan
kontak antara mikroba dengan bahan dan proses dekomposisi akan
berjalan lebih cepat. Ukuran partikel juga menentukan besarnya ruang
antar bahan (porositas). Untuk meningkatkan luas permukaan dapat
dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel bahan tersebut.
3. Aerasi Pengomposan yang cepat dapat terjadi dalam kondisi yang
cukup oksigen(aerob). Aerasi secara alami akan terjadi pada saat terjadi
peningkatan suhu yang menyebabkan udara hangat keluar dan udara yang
lebih dingin masuk ke dalam tumpukan kompos. Aerasi ditentukan oleh
posiritas dan kandungan air bahan(kelembaban). Apabila aerasi terhambat,
maka akan terjadi proses anaerob yang akan menghasilkan bau yang tidak
sedap. Aerasi dapat ditingkatkan dengan melakukan pembalikan atau
mengalirkan udara di dalam tumpukan kompos.
4. Porositas Porositas adalah ruang diantara partikel di dalam
tumpukan kompos. Porositas dihitung dengan mengukur volume rongga
dibagi dengan volume total. Rongga-rongga ini akan diisi oleh air dan
udara. Udara akan mensuplay Oksigen untuk proses pengomposan.
Apabila rongga dijenuhi oleh air, maka pasokan oksigen akan berkurang
dan proses pengomposan juga akan terganggu.
5. Kelembaban (Moisture content) Kelembaban memegang peranan
yang sangat penting dalam proses metabolisme mikroba dan secara tidak
langsung berpengaruh pada suplay oksigen. Mikrooranisme dapat
memanfaatkan bahan organik apabila bahan organik tersebut larut di
dalam air. Kelembaban 40 - 60 % adalah kisaran optimum untuk
metabolisme mikroba.
14
Apabila kelembaban di bawah 40%, aktivitas mikroba akan mengalami
penurunan dan akan lebih rendah lagi pada kelembaban 15%. Apabila
kelembaban lebih besar dari 60%, hara akan tercuci, volume udara
berkurang, akibatnya aktivitas mikroba akan menurun dan akan terjadi
fermentasi anaerobik yang menimbulkan bau tidak sedap.
15
9. Kandungan Bahan Berbahaya Beberapa bahan organik mungkin
mengandung bahan-bahan yang berbahaya bagi kehidupan mikroba.
Logam-logam berat seperti Mg, Cu, Zn, Nickel, Cr adalah beberapa bahan
yang termasuk kategori ini. Logam-logam berat akan mengalami
imobilisasi selama proses pengomposan.
10. Lama pengomposan Lama waktu pengomposan tergantung pada
karakteristik bahan yang dikomposakan, metode pengomposan yang
dipergunakan dan dengan atau tanpa penambahan aktivator pengomposan.
Secara alami pengomposan akan berlangsung dalam waktu beberapa
minggu sampai 2 tahun hingga kompos benar-benar matang.
• Tahap Pengomposan
1. Pemilahan Sampah
2. Pengecil Ukuran
16
3. Penyusunan Tumpukan
a. Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan
pengecil ukuran kemudian disusun menjadi tumpukan.
b. Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain
memanjang dengan dimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x
1,75m.
c. Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow)
yang berfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
4. Pembalikan
5. Penyiraman
a. Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang
terlalu kering (kelembaban kurang dari 50%).
b. Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan
dengan memeras segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.
c. Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air,
maka tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika
sebelum diperas sudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh
karena itu perlu dilakukan pembalikan.
6. Pematangan
a. Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan
semakin menurun hingga mendekati suhu ruangan.
b. Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau
kehitaman. Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.
17
7. Penyaringan
a. Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel
kompos sesuai dengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahan-
bahan yang tidak dapat dikomposkan yang lolos dari proses
pemilahan di awal proses.
b. Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam
tumpukan yang baru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan
dibuang sebagai residu.
8. Pengemasan dan Penyimpanan
a. Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai
dengan kebutuhan pemasaran.
b. Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman
dan terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari
oleh bibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak
diinginkan yang mungkin terbawa oleh angin.
• Manfaat Kompos
Aspek Ekonomi :
Aspek Lingkungan :
18
Aspek bagi tanah/tanaman:
19
2.5. Manfaat sampah
20
III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sampah merupakan material sisa yang tidak ada manfaatnya, akan tetapi
sampah memilki dampak yang sangat penting terhadap lingkungan hidup kita.
Masyarakat harus dapat memilah mana sampa organic dan non organic
sehingga dalam penanganannya atau pengolahannya sesuai dengan jenis
sampah tersebut.
Masyarakat harus memiliki kesadaran yang tinggi terhadap pentingnya
penanganan sampah yang baik agar lingkungan yang sehat dan bersih dapat
terwujud.
3.2. Saran
Diharapkan agar masyarakat dan pemerintah meningkatkan kerjasama
lebih efektif dan efisien terhadap penanganan masalah sampah.
21
DAFTAR PUSTAKA
1. Setyo Purwendro dan Nurhidayat (2008 :
6)
2005
6. http:
januari 2010.
7. Pengertian Lingkungan :
http://mahasiswapgsd.blogspot.com/2009/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-
22
13. (http://mahasiswapgsd.blogspot.com/200
9/10/makalah-bahaya-sampah-bagi-kesehatan_18.html ) :
http://anggacraft.wordpress.com/2010/02/09/hasil-melimpah-dari-plastik-
http://astriani.wordpress.com/2009/01/20/dampak-negatif-sampah diakses