You are on page 1of 4

Loa Agung Sugiarto - 3108002

Rangkuman audit ke-5 (Perencanaa Audit dan Prosedur Analitis)


Perencanaan audit
Tiga alasan rencana penugasan harus dilakukan dengan tepat:
1. Agar auditor dapat memperoleh bukti yang tepat, berguna untuk
meminimalkan kewajiban hukum yang mungkin akan ditujukan kepada auditor
dan untuk mempertahankan reputasi KAP tempat auditor bekerja.
2. Menjaga biaya proses audit agar tetap wajar, supaya mampu bersaing
dengan KAP lain.
3. Agar tidak terjadi kesalahpahaman antara auditor dengan kliennya, berguna
untuk menjalin hubungan baik dengan klien tetapi independensi auditor tetap
harus dijaga.

Dua Istilah risiko:


1. Risiko yang dapat diterima adalah ukuran seberapa besar tingkat toleransi
auditor terhadap kesalahan saji dalam laporan keuangan setelah
pendaapat dikeluarkan. Kesimpulannya jika resikonya kecil maka kepastian
tinggi dan sebaliknya.
2. Risiko inheren adalah penilaian auditor atas kesalahan saji dalam saldo
akun tertentu sebelum pemeriksaan internal kontrol.

Perencanaan audit awal:


1. Memutuskan untuk mengaudit klien baru atau tetap dengan yang lama.
Sebelum menerima klien baru, auditor melakukan pemeriksaan tentang
prospektif klien dalam komunitas bisnis, stabilitas keuangannya, hubungan
dengan KAP sebelumnya. Auditor penerus harus ada komunikasi dengan
auditor pendahulu sebelum menerimanya sebagai klien baru. Jika
melanjutkan klien lama,auditor juga tetap harus mengevaluasinya untuk
mencari alasan untuk menghentikan audit (maksimal 3-5 tahun), alasannya
seperti, bayaran yang kurang, jenis pendapat yang dikeluarkan, ruang lingkup
yang terlalu luas.
2. Identifikasi alasan klien mengapa mengaudit laporan keuangannya.
Beberapa contoh tujuan perusahaan mengaudit laporan keuangannya, untuk
perusahaan terbuka (wajib), perusahaan yang akan dijual (mengetahui posisi
neraca), perusahaan dengan hutang yang besar. Perusahaan seperti itu
membutuhkan lebih banyak bukti audit, sehingga biaya audit akan ikut
membengkak.
3. Auditor harus memahami syarat-syarat penugasan yang ditetapkan klien.
Pemahaman yang terjadi meliputi, tujuan penugasan, tanggung jawab auditor
dan manajemen, dan batasan-batasan penugasan.
4. Auditor harus mengembangkan strategi audit secara keseluruhan.

Strategi yang digunakan harus mempertimbangkan di bagian mana risiko


kesalahan saji kemungkinan besar akan terjadi. Menugaskan staf yang
memiliki kemampuan sesuai dengan tingkat kerumitan yang akan diaudit.

Memahami Bisnis dan Industri klien

Hal-hal yang harus diperhatikan dari bisnis dan industri klien:


1. Auditor harus memahami pelanggan utama dan pemasok kunci, sumber
pembiayaan dan pendapatan, serta teknologi informasi yang digunakan klien.
2. Bentuk kerjasama yang dilakukan klien seperti joint venture atau aliansi
strategis.
3. Memahami pentingnya tenaga kerja dan aktiva tidak berwujud lainnya yang
telah mempengaruhi tingkat kerumitan.
4. Mengetahui usaha yang dilakukan perusahaan dalam menjaga aktivanya.
Usahanya seperti datang langsung ke pabrik untuk melihat peralatan, dan
aktiva lainnya, serta bertanya langsung kepada karyawan kunci (mandor).
5. Auditor harus mendapat pemahaman tentang sistem tata kelola (struktur
organisasi, aktifitas direksi dan komite audit), anggaran dasar dan rumah
tangga, kode etik perusahaan, dan membaca notulen rapat perusahaan.

Menilai Resiko bisnis klien

Resiko bisnis klien yaitu kegagalan klien dalam usaha untuk mencapai tujuannya,
bisa diakibatkan karena teknologi yang digunakan pesaing jauh lebih modern
dampaknya dalam hal biaya pesaing menjadi lebih efisien dibanding klien,
klien menerapkan strategi dengan kurang baik sehingga terjadi celah bagi pesaing
untuk mengalahkan strategi klien.

Tetapi tugas auditor bukanlah untuk mencari dan menemukan hal diatas tetapi untuk
menilai risiko salah saji material dalam laporan keuangan yang diakibatkan oleh
risiko bisnis. Maksudnya adalah sesuatu atau kejadian terjadi diluar dugaan dan
kuasa manajemen, dan pada saat pelaporan dalam laporan keuangan pihak
manajemen menyajikan apa adanya, tetapi hali itu membuat kewajaran penyajian
laporan keuangan dipertanyakan.

Dalam hal ini auditor banyak dibantu oleh manajemen. Karena manajemen juga
ambil bagian dalam mengurangi risiko bisnis klien. Manajemen merupakan sumber
utama untuk mengidentifikasi risiko bisnis klien, hal ini dikarenakan manajemen yang
bertanggung jawab memberitahukan kepada auditor tentang setiap kelemahan yang
bersifat material dan pengendalian internal yang buruk sehingga mempengaruhi
validitas laporan keuangan.

Prosedur analitis
Ada 3 pilihan waktu untuk melakukan prosedur analitis :
1. Wajib pada saat tahap perencanaan, untuk membantu menentukan sifat,
luas, dan penetapan waktu prosedur audit sehingga dapat diketahui hal-hal
signifikan apa saja yang memerlukanperhatian khusus dalam penugasan.
2. Tidak wajib dilakukan selama tahap pengujian, sebagai pengujian substantif
untuk mendukung saldo akun melalui proses pembandingan dengan tahun
sebelumnya.
3. Wajib selama tahap penyelesaian, hanya sebagai review atas salah saji
material atau masalah keuangan, barangkali ada ketidaktelitian yang terjadi
saat proses audit.

Lima jenis Prosedur analitis


Beberapa data pembanding yang digunakan auditor dalam membandingkan data
klien menyangkut saldo akun atau rasio :
1. Data (standar) Industri, manfaat membantu memahami bisnis klien dan
sebagai indikasi adanya kegagalan keuangan, kelemahannya adalah ada
kemungkinan lini bisnis klien dengan standar industri berbeda, metode yang
digunakan berbeda (metode penyusutan, metode mencari HPP, dll), sehingga
mempengaruhi komparabilitas data.
2. Data periode sebelumnya, kelemahannya auditor tidak mengetahui
kemungkinan bahwa klien telah kehilangan pangsa pasar, harga kurang
kompetitif, ada biaya abnormal yang dibebankan, atau memiliki persediaan
yang telah using.
3. Hasil yang diharapkan klien (anggaran), sebelum dibandingkan auditor harus
mengevaluasi apakah anggaran itu rencana yang realities atau tidak karena
biasanya anggaran dibuat manajemen dengan asal-asalan.
4. Hasil yang diharapkan auditor, auditor mnghitung sendiri saldo yang dianggap
berpotensi salah saji bersifat material untuk dibandingkan dengan data actual
perusahaan.
5. Hasil yang diharapkan dari informasi non keuangan, data ini bersifat estimasi
sehingga hal utama yang harus diperhatikan adalah keakuratan data yang
dimiliki.

You might also like