You are on page 1of 8

Penentuan Orde Reaksi dan Laju Reaksi

Fauzan Arif (10508012); Irika Devi(10508014); Fahlesa Fatahillah (10508016); Paramita


Ardana N. (10508018); Cahya Yudha P(10508020); Ana Yuliana(10508022); Yudha Aria
Dilaga C.(10508024)

Asisten : Habiburrahman (10507045) dan Audisny Apristiaramitha (10507038)

fauzan.arif04@yahoo.co.id

Abstrak

Pengaruh temperatur terhadap laju reaksi penyabunan dari etil asetat dengan NaOH diukur
dengan menggunakan dua metode, yaitu metode titrasi dan metode konduktometri.
Semakin tinggi temperatur yang digunakan, maka laju reaksi yang terjadi akan semakin
cepat. Pada percobaan kali ini, komposisi etil asetat dan NaOH dibagi menjadi dua jenis.
Yang pertama perbandingan komposisi etil asetat dan NaOH 50:50, dan yang kedua 50:100.
Kedua komposisi ini dibuat untuk membandingkan pengaruh NaOH dalam laju reaksi.

Keyword: reaksi penyabunan, temperatur, laju reaksi, titrasi, konduktometri

Pendahuluan semakin berkurang karena basa di dalam


larutan akan menjadi spesi asam
Kajian tentang kinetika kimia sudah konjugasi.
dibahas sejak abad ke-19. Kinetika kimia
ini berkaitan dengan laju reaksi, orde Kedua metode tersebut digunakan
reaksi, konstanta laju reaksi dan tetapan dalam percobaan ini. Reaksi yang terjadi
laju reaksi. Ostwald mulai pada percobaan ini adalah reaksi
mengembangkan kajian mengenai orde penyabunan dari etil asetat dengan basa
reaksi pada tahun 1887. Perkembangan NaOH. Asam yang digunakan adalah HCl
yang cukup signifikan tentang teori sebagai indikator bahwa reaksi tersebut
kinetika kimia hingga saat ini masih terus telah selesai. Pada konduktometri,
berlanjut. Teori kinetika kimia diharapkan hantaran dari campuran larutan NaOH
bisa menjadi parameter kinetika kimia dengan air digunakan sebagai hantaran
dalam proses reaksi kimia yang tidak standar dalam percobaan ini.
sekedar teoritis.
Percobaan
Ada dua metode yang dapat
digunakan untuk menentukan tetapan laju Percobaan ini dilakukan dalam dua
reaksi yaitu dengan cara titrasi dan cara metode. Hal ini dilakukan untuk
konduktometri. Dalam metode titrasi, membandingkan hasil yang paling baik
konstanta laju reaksi dapat diketahui dalam menentukan laju reaksi dan orde
dengan menentukan jumlah konsentrasi reaksi dari reaksi penyabunan etil asetat
ion basa yang ditambahkan asam dengan menggunakan NaOH 0.0213 M.
berlebih. Ketika reaksi berhenti, hal ini Masing-masing metode dilakukan pada
menunjukkan bahwa asam berlebih pada dua komposisi etil asetat dan NaOH yang
larutan telah dinetralkan oleh basa. Pada berbeda, yaitu etil asetat : NaOH = 50:50
metode konduktometri, penentuan orde dan 50:100.
reaksi dan tetapan laju reaksi dapat
diketahui dari nilai hantaranlarutan di tiap A. Cara Titrasi
menit pengukuran. Semakin lama waktu Disiapkan larutan etil asetat 0.02 M
pengukuran, hantaran dari larutan akan dan NaOH 0.0213 M. Dibuat dua jenis
campuran dari kedua larutan tersebut
dengan perbandingan 50:50 dan 5 7
50:100 di mana yang dimaksud
dengan 50:50 adalah 50 mL etil asetat 23 1,23 28 1,36
dicampurkan dengan 50 mL NaOH. 9 2
Sedangkan yang dimaksud dengan
50:100 adalah 50 mL etil asetat 24 1,26 29 1,38
dicampurkan dengan 100 mL NaOH. 4 7

Sebelum dicampurkan, masing-masing 25 1,28 30 1,41


etil asetat dan NaOH dipanaskan di 8 2
atas thermostat hingga kedua larutan
tersebut memiliki temperatur yang
sama. Setelah temperatur sama, Larutan etil asetat dan larutan NaOH
kedua larutan tersebut dicampurkan. dimasukkan ke dalam labu Erlenmeyer
Setelah dicampurkan, kedua larutan tertutup, kemudian diletakkan di atas
harus tetap berada di atas thermostat. thermostat hingga mencapai suhu
Hal ini bertujuan agar temperatur dari yang sama. Hal serupa dilakukan pula
larutan tidak turun. Stopwatch pada campuran NaOH-air dengan
dijalankan ketika kedua larutan mulai perbandingan yang sama dengan etil
dicampurkan. asetat-NaOH. Campuran NaOH-air
diletakkan di atas thermostat hingga
Setelah 3 menit dari pencampuran, suhunya sama, kemudian diukur
larutan etil asetat-NaOH diambil 10 hantarannya.
mL, kemudian dimasukkan ke dalam
labu Erlenmeyer yang berisi 20 mL HCl Ketika suhu larutan etil asetat dan
0.0205 M. Ditambahkan 2 tetes larutan NaOH sama, kedua larutan
indikator phenoptalein ke dalam tersebut dicampurkan dengan cepat
larutan, kemudian dititrasi dengan agar suhu tidak cepat turun. Larutan
NaOH 0.0213 M. Pengambilan larutan campuran kemudian dikocok dengan
dan titrasi ini dilakukan pada menit ke baik. Stopwatch dijalankan ketika
8; 15; 25; 35; 45; dan 55. kedua larutan mulai dicampurkan.

B. Cara Konduktometri Setelah 3 menit pencampuran, larutan


Pengerjaan dengan metode campuran tersebut ditentukan
konduktometri ini dilakukan pada hantarannya. Pengukuran hantaran
komposisi yang sama dengan metode dilakukan pada kedua komposisi
titrasi, di mana campuran etil asetat- larutan, dan dilakukan pada setiap
NaOH memiliki komposisi 50:50 dan menit ke 8; 15; 25; 35; 45;55; dan tak
50:100. hingga.

Disiapkan larutan KCl, kemudian Hasil dan Diskusi


ditentukan hantarannya dengan Reaksi yang terjadi pada percobaan kali
konduktometer. Ditentukan pula suhu ini adalah reaksi penyabunan etil asetat
dari larutan KCl. Jantaran jenis larutan dengan NaOH. Persamaan reaksi yang
0.1 N KCl pada berbagai suhu terjadi adalah sebagai berikut :
diketahui sebagai berikut:

toC x, Ω- toC x, Ω- CH3COOC2H5(aq)+OH-


1
m-1 1
m-1 (aq)→C2H5OH(aq)+CH3COO-(aq)

21 1,19 26 1,31 Konsentrasi awal CH3COOC2H5


1 3 dinotasikan sebagai a, sedangkan
konsentrasi awal dari NaOH dinotasikan
22 1,21 27 1,33 sebagai b. Selama t detik, konsentrasi
masing-masing reaktan akan bereaksi
sebanyak x. Percobaan dilakukan pada 2 askan skan)
jenis komposisi yang berbeda di mana
)
a=b dan b=2a.

Data yang diperoleh dari percobaan


Ada pun data yang diperoleh dari metode
dengan metode konduktometri adalah
titrasi dengan komposisi reaktan yang
sebagai berikut:
sama dengan metode konduktometri
sebagai berikut :
Table 1
Etil asetat : NaOH = 50:50
Bahan Volume Total (ml) Hantaran (x
Table 3
1000
t V titrasi
µ MHOS)
(detik) (mL)
NaOH 50 ml 100 0,16 180 17.4
+ air 50 ml 480 18.1
900 17.8
NaOH 100 ml 150 8,4 18.1
1500
+ air 50 ml 2100 18.4
2700 18
3300 18.5

Table 2 Etil asetat : NaOH = 50:100

Waktu Hantaran1 (x Waktu Hantaran (x Table 4


(menit 1000 µ MHOS) (menit) 1000 µ MHOS)
t V titrasi
) Etil Asetat : Etil Asetat : (detik) (mL)
180 14.5
NaOH = NaOH = 50:50
480 15.2
50:100 15.1
900
8,30 2,5 8,34 1,8 1500 15.2
2100 15.3
15,18 2,55 15,14 1,7 15.5
2700
25,30 2,5 25,17 1,7 3300 15.5

35,21 2,6 35,14 1,7 Perhitungan Persamaan Laju

45,18 2,6 25,25 1,6 Dari data yang diperoleh di atas,


kemudian dihitung kosentrasi dari etil
55,17 2,6 55,2 1,7 asetat (a) dan NaOH (b). Konsentrasi
tersebut dapat ditentukan dengan
∼ 3,1 ~ 2,1 perhitungan sebagai berikut :
(meni (menit
t ke-
a=[etil asetat]Vetil asetatVtotal
ke-
70,35 70,17 b=[NaOH]VNaOHVtotal
dan dan Dari hasil perhitungan, pada perbandingan
dipan dipana komposisi etil asetat : NaOH = 50:50
didapatkan nilai a sebesar 0,01 dan nilai b 2,6 0,003119 0,0035 0,0098
sebesar 0,01065. Dan pada perbandingan 2108,4 073 81 81
komposisi 50:100 didapatkan nilai a 2,6 0,003119 0,0035 0,0098
sebesar 0,006667 dan nilai b sebesar 1515 073 81 81
0,0142. 2,6 0,003119 0,0035 0,0098
3312 073 81 81
Setelah itu, perhitungan untuk motode ~ 3,1
konduktometri dilanjutkan dengan
mengetahui konsentrasi yang bereaksi, Dari data di atas, diperoleh kurva sebagai
yang dinotasikan dengan x. Untuk berikut:
menentukan konsentrasi yang bereaksi,
digunakan rumus sebagai berikut :

x=aL0-LtL0-L~ Gbr 1. Kurva a=b


Di mana L0adalah hantaran larutan NaOH,
Ltadalah hantaran saat t detik, dan
L~adalah hantaran pada waktu tak Gbr 2. Kurva b=2a
hingga. Untuk mendapatkan konsentrasi
akhir dari reaktan setelah setimbang, Turunan pertama dari kedua persamaan
maka harus dihitung nilai a-x dan b-x. garis tersebut akan memberikan nilai laju
Table 5 reaksi, yaitu:

a=b 0,01 Lo 1400 Table 7- a=b


Lt
t
t (x1000
(detik) r ln r
(detik µ MHO
- -
) S) x a-x b-x
6,28208E- 11,977
1,8 0,005714 0,0042 0,0042
498 06 8
498 286 86 86
- -
1,7 0,004285 0,0057 0,0057
2,94379E- 12,735
910,8 714 14 14
910,8 06 8
1,7 0,004285 0,0057 0,0057
-
1518 714 14 14
7,50489E-
2112, 1,7 0,004285 0,0057 0,0057
1518 06 -11,8
6 714 14 14
- -
2710, 1,6 0,002857 0,0071 0,0071
1,82843E- 10,909
8 143 43 43
2112,6 05 5
3310, 1,7 0,004285 0,0057 0,0057
- -
2 714 14 14
3,02952E- 10,404
~ 2,1 2710,8 05 5
Table 6 - -
3,83574E- 10,168
a=0,006 1213,3 b=0,01
3310,2 05 6
b=2a 7 Lo 3 3
Lt
t (x1000 x Table 8- b=2a
(detik) µ MHOS) a-x b-x
2,5 0,002894 0,0038 0,0101 t
500,4 14 06 (detik) r ln r
2,55 0,003006 0,0036 0,0099 0,0003383 -
908,4 607 93 500,4 59 7,9914
2,5 0,002894 0,0038 0,0101 908,4 0,0020225 -
1510,2 14 06
6,2033 9 9 9 05 6
95 7
-
0,0092969 4,6780 Table 10- b=2a
1510,2 99 6
- ln k ln (a-x) ln (b-x) r ln r
0,0253032 3,6768 - -
2108,4 74 2 0,4637 5,5712 4,5946 0,0003383 -
- 34 1 4 59 7,9914
0,0093859 4,6685 - - -
1515 49 4 0,4637 5,6012 4,6058 0,0020225 6,2033
- 34 1 3 95 7
0,0980955 2,3218 - - -
3312 46 1 0,4637 5,5712 4,5946 0,0092969 4,6780
34 1 4 99 6
Laju reaksi (r)= -f’(t) - - -
0,4637 5,6321 4,6171 0,0253032 3,6768
lnrt=lnk+mlna-x+nln(b-x) 34 3 5 74 2
- - -
Dari persamaan tersebut akan didapatkan 0,4637 5,6321 4,6171 0,0093859 4,6685
7 persamaan dari tiap waktu. Dihitung 34 3 5 49 4
pula nilai konstanta laju reaksi dengan - - -
rumus , 0,4637 5,6321 4,6171 0,0980955 2,3218
34 3 5 46 1
a=b
Kemudian, dengan cara eliminasi dari
1a-x=kt+1a masing-masing persamaan maka akan
didapatkan nilai m dan n . Dari
b=2a perhitungan, didapatkan nilai n yang
sangat besar yaitu 170, sehingga nilai m
lna-xb-x=ka-bt+lnab nya pun tidak valid.
Hasil yang diperoleh adalah sebagai
Pada metode titrasi, nilai konsentrasi etil
berikut :
asetat dan NaOH sama dengan metode
Table 9-a=b konduktometri. Kemudian dihitung
konsentrasi yang bereaksi dengan rumus:
ln k ln (a-x) ln (b-x) r ln r x=b- CHCl VHCl ditambahkan-
- - - - [NaOH]Vt10 mL
3,9685 5,4524 5,4524 6,28208E- 11,977
9 7 7 06
- - - - Diperoleh hasil perhitungan sebagai
3,9685 5,1647 5,1647 2,94379E- 12,735 berikut:
9 9 9 06
- - - - Table 11
3,9685 5,1647 5,1647 7,50489E-
9 9 9 06 -11,8 a=b 0.01
- - - - t (s) Vt (ml) x
3,9685 5,1647 5,1647 1,82843E- 10,909 180 17,4 -0,36294
9 9 9 05 18,1
498 -0,36145
- - - -
900 17,8 -0,36209
3,9685 4,9416 4,9416 3,02952E- 10,404
9 4 4 05 1500 18,1 -0,36145
- - - - 2100 18,4 -0,36081
3,9685 5,1647 5,1647 3,83574E- 10,168
k = 4.10-6
(b = 2a)
a = [0,02 M] 50 ml50 ml+100 ml = Table 13-titrasi b=2a
0,0067 M
ln (a-x) ln (b-x) r ln r
b = [0,02 M] 100 ml50 ml+100 ml = - - -
0,013 M 0,9866 0,9699 -1,62964E- 11,024
7 2 05 6
x = 0,013 – 0,0205 M.20 ml-0,0213
.Vt10 ml - - -
0,9906 0,9738 -2,38697E- 10,642
Dialurkan kurva dengan sumbu mendatar 8 6 05 9
t dan sumbu tegak a-x. Kemudian regresi - - -
dilakukan dengan program Microsoft 0,9901 0,9732 -2,94639E- 10,432
Excel. Bentuk kurva tidak boleh linier, 1 9 05 3
harus berupa polinom, logaritmik atau - - -
fungsi lain. Kemudian didapatkan 0,9906 0,9738 10,248
-3,54063E-
persamaan f(t) yang bila diturunkan akan 8 6 6
05
didapatkan laju reaksi (r).
Laju reaksi (r)= -f’(t)
- - -
0,9912 0,9744 -4,36599E- 10,039
lnrt=lnk+mlna-x+nln(b-x) 5 2 05 1
-
Dari persamaan tersebut akan didapatkan 0,9755 -5,57799E- -
7 persamaan dari tiap waktu. -0,9924 5 05 9,7941
-
Table 12-titrasi a=b 0,9755 -6,86559E- -
-0,9924 5 05 9,5864
ln (a-x) ln (b-x) r ln r
- - -
k = 3,17 . 10-6
0,9863 0,9863 2,26513E- 10,695
4 4 05 3
- - -
0,9903 0,9903 10,174 Kemudian, dengan cara eliminasi dari
3,81217E-
masing-masing persamaan maka akan
5 5 05 7
didapatkan nilai m adalah dan n adalah
- - - dengan tetapan laju reaksi didapatkan
0,9886 0,9886 6,98765E- 9,5687 dari perhitungan di bawah ini.
3 3 05 8
- - - Perhitungan Tetapan Laju Reaksi
0,9903 0,9903 0,0001262 8,9772 Perhitungan dilakukan dengan asumsi
5 5 53 3 bahwa perbandingan etil asetat dan NaOH
- - - adalah 1:1.
Dengan persamaan sebagai berikut:
0,9920 0,9920 0,0001806 8,6187
7 7 85 6 a=b
- - -
0,9897 0,9897 0,0002331 8,3637 1a-x=kt+1a
8 8 73 3
- - - b=2a
0,9926 0,9926 0,0002992 8,1141
lna-xb-x=ka-bt+lnab
5 5 69 7
DIperoleh hasil perhitungan sebagai teratur. Hal ini diduga karena beberapa
berikut: faktor. Yang pertama, terjadi kesalahan di
awal percobaan di mana setelah etil
KONDUKTOMETRI asetat dan NaOH dicampurkan, larutan
a=b tersebut tidak diletakkan di atas
thermostat. Yang kedua, ketika larutan
m = k1 = -0,0189 akan diambil 10 mL, larutan diambil
dengan menggunakan pipet volume di
mana dinding pipet tersebut memiliki suhu
b=2a ruang sehingga mengurangi suhu larutan
yang berada di dalamnya. Kemudian
larutan dimasukkan ke dalam labu
m = k(a-b) = -1.10-5 Erlenmeyer yang berisi HCl berlebih. Labu
Erlenmeyer juga berada pada suhu ruang,
a = 0,0067 sehingga suhu dari larutan campuran etil
b = 0,013 asetat-NaOH semakin menurun.
Karena data yang diperoleh kurang valid,
k2 = -1,59 hal ini mempengaruhi dalam pengolahan
data yang dilakukan sehingga banyak
terjadi hasil perhitungan yang negatif atau
TITRASI terjadi keanehan hasil perhitungan.
a=b
Secara teoritis, metode yang paling baik
digunakan adalah metode titrasi
m = k = 4.10-6 dibandingkan metode konduktometri.
Metode konduktometri hanya bergantung
pada hantaran dari masing-masing larutan
b=2a sedangkan pada metode titrasi, dilakukan
percobaan yang lebih teliti dan tepat
sehingga bisa diketahui kapan ion
m = k (a-b) = -2.10-8 hidroksida dalam larutan tepat berubah
menjadi asam konjugasinya.
a = 0,0067
b = 0,013 Kesimpulan
Dari hasil percobaan, diperoleh data
k = 3,17 . 10-6 pengamatan yang lebih baik pada metode
konduktometri. Pada perhitungan,
Dari percobaan yang dilakukan, didapatkan nilai orde reaksi yang sangat
disimpulkan bahwa di antara kedua besar.
metode yang digunakan, metode
konduktometri adalah yang lebih baik Ucapan Terima Kasih
daripada metode titrasi. Hal ini Ucapan terima kasih diberikan kepada
disebabkan karena pada metode asisten kami, Kak Habiburrahman dan Kak
konduktometri lebih efisien dengan Audisny Apristiaramitha atas
menggunakan alat konduktometer. bimbingannya dalam menjalankan
praktikum Penentuan Orde Reaksi dan
Pada metode titrasi, volume NaOH yang Laju reaksi ini.
diperoleh sebagai titran tidak sesuai
dengan teori. Seharusnya semakin lama Ucapan terima kasih juga diberikan
larutan dipanaskan, semakin cepat laju kepada rekan praktikan kelompok 2
reaksi yang terjadi. Semakin cepat laju praktikum Kimia Fisik, yaitu kepada Irika
reaksi, maka ion hidroksida pada larutan Devi, Fauzan Arif, Cahya Yudha, Yudha
semakin sedikit. Tetapi pada percobaan Aria, Ana Yuliana dan Fahlesa Fatahillah,
yang dilakukan, volume NaOH mengalami atas kerja samanya dalam menjalankan
penambahan dan pengurangan yang tidak praktikum Penentuan Orde Reaksi dan
Laju reaksi ini. Percobaan dalam 2. Satuan hantaran jenis adalah
praktikum ini tidak akan bisa berjalan (1/OHM) dan hantaran molar
dengan lancer jika tidak ada kerja sama adalah m S m2 mol-1
tim antar praktikan. 3. Bila titrasi dari HCl tidak dilakukan
secepatnya maka kemungkinan
Referensi kandungan OH ada yang berubah
– http://www.ems.psu.edu/~radovic/ dan volume titrasi untuk NaOH
KineticsHistory.html , tanggal akses menjadi tidak akurat.
28 Oktober 2010; 20.49 4. 3 metode untuk menentukan orde
– Jurnal Internasional “Study of reaksi adalah metode titrasi,
Saponification Reaction Rate of konduktometri dan
Ethyl Acetat by High Frequency spektrofotometri. Dimana orde
Titrimetry”, F.W. Jensen, G. M. reaksi metode titrasi dan
Watson and J. B. Beckham. konduktometri dijelaskan pada
jurnal diatas, sedangkan metode
Lampiran spektrofotometri mengamati
1. Reaksi penyabunan diatas adalah perubahan intensitas warna reaksi
reaksi orde dua jika dilihat dari dalam selang waktu tertentu.
reaksi yang berlangsung dimana 5. Berdasarkan persamaan Arrhenius
ada 2 produk yang dihasilkan dan dikatakan bahwa:
tidak memiliki koefisien sehingga k=-AeEa/RT
dapat dikatakan bahwa ini adalah Dimana k adalah konstanta laju
reaksi orde dua reaksi sehingga energy aktivasi
ditentukan dari gradient hasil
aluran grafik ln k terhadap 1/T.

You might also like