Professional Documents
Culture Documents
Islam malah memberi sanksi bagi pasangan lesbi (yang saling melakukan hubungan seksual)
dengan hukuman mati. Imam Syafi’i menetapkan pelaku dan orang-orang yang ‘dikumpuli’
(oleh homoseksual dan lesbian) wajib dihukum mati, sebagaimana keterangan dalam hadits,
“Barangsiapa yang mendapatkan orang-orang yang melakukan perbuatan kaum Nabi Luth
(praktek homoseksual dan lesbian), maka ia harus menghukum mati; baik yang
melakukannya maupun yang dikumpulinya.” (HR. Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majah dan
Al Baihaqi). (Zainuddin bin Abdul ‘Aziz Al Malibaary, Irsyaadu Al ‘ibaadi ilaa Sabili Al
Risyaad. Al Ma’aarif, Bandung, hlm. 110).
Dalam Islam, hingga kini, praktik homoseksual tetapdipandang sebagai tindakan bejat. Di
dalam Ensiklopedi Hukum Islam disebutkan bahwa praktik homoseks merupakan satu dosa
besar dan sanksinya sangat berat. Rasulullah SAW bersabda, ''Siapa saja yang menemukan
pria pelaku homoseks, maka bunuhlah pelakunya tersebut.'' (HR Abu Dawud, at-Tirmizi, an-
Nasai, Ibnu Majah, al-Hakim, dan al-Baihaki). Imam Syafii berpendapat, bahwa pelaku
homoseksual harus dirajam (dilempari batu sampai mati) tanpa membedakan apakah
pelakunya masih bujangan atau sudah menikah.
Untuk pelaku praktik lesbi (wanita dengan wanita), diberikan ganjaran hukuman kurungan
dalam rumah sampai mereka menemui ajalnya. (QS 4:15). Para fuqaha membedakan
hukuman antara pelaku homoseksual (sesama laki-laki) dengan lesbian (sesama wanita).
Pelaku lesbi tidak dihukum mati. Dalam kitab Fathul Mu'in, kitab fikih yang dikaji di
pesantren-pesantren Indonesia, dikatakan, bahwa pelaku lesbi (musaahaqah) diberi sanksi
sesuai dengan keputusan penguasa (ta'zir). Bisa jadi, penguasa atau hakim membedakan jenis
hukuman antara pelaku lesbi yang terpaksa dengan yang profesional. Apalagi, untuk para
promotor lesbi. Apapun, hingga kini, praktik homoseksual dan lesbian tetap dipandang
sebagai praktik kejahatan kriminal, dan tidak patut dipromosikan apalagi dilegalkan.
Masyarakat cenderung memandang lesbian sebagai perilaku menyimpang, hal ini disebabkan
aturan dan dasar yang diasumsikan masyarakat tentang perilaku tersebut tidak sesuai dengan
nilai dan norma yang berlaku di masyarakat. Penyimpngan ini terjadi karna kegagalan
penyesuaian diri individu dengan lingkungan sekitarnya dan kurangnya keinginan si individu
untuk berubah. Jika kondisi ini diabaikan maka kemungkinan besar akan menimbulkan
hilannya nilai-nilai dan norma-norma yang ditanamkan dalam masyarakat. Kondisi ini juga
berpengaruh terhadap lingkungan sekitar dan sangat meresahkan orang tua terhadap
pergaulan anaknya.