Professional Documents
Culture Documents
SERI SIKLUS
PNPM Mandiri Perkotaan
Panduan Pembangunan
Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)
Perkotaan DEPARTEMEN
PEKERJAAN
UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya
Seri Siklus PNPM-Mandiri Perkotaan
Panduan Pembangunan BKM
Pengantar
Dalam khasanah pengembangan partisipasi dan pemberdayaan masyarakat,
organisasi sosial yang dibangun dengan semangat mencerminkan representasi
warga, biasanya disebut organisasi masyarakat warga. Organisasi yang berciri
swadaya dan sosial ini dibangun dan dibubarkan atas dasar kesepakatan warga
daerah setempat, sehingga pada umumnya bersifat non-partisan dan otonom
di tengah berbagai lembaga di sekitarnya. Inilah hal penting yang menjadi sifat
dasar suatu organisasi masyarakat warga, oleh sebab itu niscaya lembaga
masyarakat warga itu pada gilirannya dimiliki oleh seluruh warga, dan bukan
oleh sekelompok unsur/perwakilan atau bahkan oleh pihak-pihak di luar
masyarakat. Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, organisasi (lembaga) ini diberi
sebutan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM)/Lembaga Keswadayaan
Maysarakat (LKM).
Dalam PNPM Mandiri Perkotaan, BKM/LKM menjadi ajang belajar menganalisa
mengenai 1) organisasi yang dibutuhkan warga untuk menanggulangi
kemiskinan; 2) menjadi wahana representasi dari seluruh warga masyarakat,
tidak dibatasi oleh golongan, ras, jenis kelamin, agama dan lain lain; 3)
kriteria pemimpin yang dibutuhkan dalam menjalankan organisasi (lembaga)
yang diharapkan
Pembangunan BKM/LKM haruslah didasarkan atas kebutuhan warga
masyarakat. PNPM Mandiri Perkotaan mengajak masyarakat belajar
menemukan kebutuhan akan organisasi masyarakat warga melalui serangkaian
refleksi, yaitu:
? Refleksi Kemiskinan, untuk menemukenali penyebab kemiskinan
termasuk pola pola pengambilan keputusan dalam masyarakat, dan
keterlibatan warga miskin di dalamnya.
PANDUAN PEMBANGUNAN BKM
2
? Refleksi Kelembagaan, untuk mengkaji apakah lembaga-lembaga
masyarakat yang ada saat ini sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Masyarakat. Melalui refleksi Kelembagaan ini warga masyarakat juga
mendapat kesempatan untuk mengenali berbagai tujuan-tujuan organisasi
yang ada di sekitarnya secara mendalam sebelum mengambil keputusan
membentuk BKM/LKM. Kesempatan belajar melalui refleksi kelembagaan
diyakini penting karena Keputusan masyarakat untuk membangun suatu
lembaga baru hanya bisa dilakukan apabila masyarakat memahami
substansi dan organisasi masyarakat warga, termasuk peran strategis, azas
dan prinsip serta posisi, tugas dan fungsinya. Untuk itu fasilitator perlu
mengembangkan diskusi yang intensif mengenai makna subtansif
Organisasi Masyarakat Warga tidak hanya kepada sekelompok orang atau
sekelompok unsur/ perwakilan masyarakat tertentu saja, tetapi bersama
warga seluas-luasnya terutama bersama kelompok miskin dan perempuan.
? Refleksi Kepemimpinan, dikembangkan untuk meningkatkan kesadaran
kritis warga terhadap kriteria pemimpin yang akan dipilih dan menjadi motor
penggerak dalam BKM/LKM dan pembangunan masyarakat kelurahan.
? Kerangka aturan main disusun bersama oleh warga masyarakat.
Konsekuensinya pembahasan aturan main dan tata nilai organisasi
masyarakat, misalnya AD/ ART, harus dibahas terlebih dahulu oleh warga
masyarakat, karena menyangkut kepentingan dan kebutuhan seluruh
warga sendiri. Aturan dasar organisasi masyarakat warga tidak dapat
dibicarakan atau disepakati oleh hanya sekelompok orang atau malah
perwakilan unsur dengan mengatasnamakan seluruh masyarakat.
Penyusunan AD/ART pun perlu melibatkan masyarakat seluas mungkin,
khususnya masyarakat miskin dan termiskin, dalam keseluruhan proses
pembangunan organisasi dan kelembagaan, sejak tahap penilaian lembaga
yang ada, pembahasan aturan dasar, pemilihan anggota dan lain-lain.
PANDUAN PEMBANGUNAN BKM
3
Tugas BKM/LKM:
? Merumuskan kebijakan serta aturan main secara demokratis mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan
? Mengorganisasi masyarakat untuk merumuskan visi, misi, rencana
strategis, dan Pronangkis
? Memonitor, mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan keputusan
keputusan yang diambil
? Mendorong berlangsungnya proses pembangunan partisipatif dari tahap
identifikasi kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, pemeliharaan dan
monitoring evaluasi
? Memonitor, memberi masukan untuk berbagai kebijakan maupun
program pemerintah lokal
? Membangun transparansi dan akuntabilitas
? Membuka akses dan kesempatan kepada masyarakat untuk melakukan
kontrol terhadap kebijakan, keputusan dan kegiatan UP UP, termasuk
penggunaan keuangan
? Memfasilitasi usulan program penanggulangan kemiskinan untuk
diintegrasikan dengan kebijakan pemerintah kelurahan/desa, kecamatan
dan Pemkot/Kab dan pihak-pihak lain
Fungsi BKM/LKM:
? Penggerak dan penumbuh-kembali nilai-nilai luhur kemanusiaan dan
prinsip-prinsip kemasyarakatan
? Pengembangan aturan dan kode etik
? Pengambil keputusan dan kebijakan yang adil, jujur, transparan,
akuntabel dan demokratis untuk urusan penanggulangan kemiskinan
? Tempat mediasi aspirasi dan partisipasi masyarakat
? Pusat informasi dan komunikasi bagi masyarakat kelurahan utuk
penanggulangan kemiskinan
? Advokasi integrasi kebutuhan dan program masyarakat dengan kebijakan
pemerintah setempat
3) Jelaskan kepada peserta, karena BKM yang akan dibentuk merupakan milik
(perwakilan) warga, maka warga masyarakatlah yang harus menentukan
aturan main penyelenggaraan BKM. Aturan main ini akan disusun menjadi
Anggaran Dasar BKM.
4) Diskusikan dengan peserta mengenai:
? Bentuk organisasi BKM?
? Apa tujuan dari penyusunan kerangka Anggaran Dasar BKM?
? Apa saja yang harus termuat dalam Anggaran Dasar BKM?
Mukadimah
Bab I: Pengertian
Menjelaskan istilah-istilah yang menyangkut perangkat organisasi BKM /LKM
dan kelompok-kelompok yang dilayani.
Bab II: Nama, Waktu dan Tempat Kedudukan
Bab III: Bentuk dan Sifat Lembaga
Menjelaskan bentuk organisasi, kepemilikan dan kewenangan
(Bentuk organsiasi BKM/LKM: Paguyuban)
Bab IV: Azas, Landasan, Prinsip dan Nilai
Menjelaskan azas yang menjadi landasan penyelenggaraan BKM/LKM,
prinsip-prinsip dan nilai-nilai yang dijadikan acuan.
Bab V: Visi dan Misi
Menjelaskan tentang apa yang menjadi cita-cita besar dari adanya BKM/LKM
Bab VI: Maksud dan Tujuan
Menjelaskan apa yang menjadi tujuan dari adanya BKM/LKM
Bab VII: Peran dan Fungsi BKM/LKM
Menjelaskan peran dan fungsi BKM/LKM
Bab VIII: Kegiatan
Menjelaskan kegiatan-kegiatan apa saja yang harus ada dan difasilitasi oleh
BKM/LKM yang berhubungan dengan penanggulangan kemiskinan.
Kelompok 1: Kelompok 2:
? Apa saja yang harus termuat dalam mukadimah ? Apa cita-cita yang diharapkan dengan adanya
BKM/LKM, terutama berhubungan dengan
? Apa saja yang istilah-istilah yang harus dijelaskan
pennaggulangan kemiskinan dan bagaimana akan
yang menyangkut perangkat organisasi BKM dan
dicapai cita-cita tersebut?
kelompok-kelompok yang dilayani?
? Apa yang menjadi masksud dan tujuan BKM/LKM?
? Apa nama BKM yang diusulkan?
? Apa tugas/peran BKM/LKM?
? Bagaimana bentuk organisasi? Siapa pemilik
BKM/LKM dan apa kewenangan anggota BKM/LKM ? Apa fungsi BKM/LKM?
terutama dalam penandatanganan dokumen resmi,
? Kegiatan-kegiatan apa saja yang harus ada dan
rekening bank atau penendatanganan administrasi
difasilitasi oleh BKM/LKM untuk penanggulangan
lainnya berkaitan dengan aktifitas legal formal BKM?
kemiskinan?
? Apa yang menjadi azas, prinsip-prinsip dan nilai-nilai
? Dalam menjalankan peran dan fungsinya BKM/LKM
yang dijadikan acuan dalam penyelenggaraan
dibantu oleh perangkat organisasi, perangkat
BKM/LKM untuk menanggulangi kemiskinan?
organisasi apa saja yang harus ada?
? Siapakah anggota dari organisasi masyarakat warga
yang dimotori oleh BKM/LKM? apa hak dan kewajiban
dari anggota tersebut?
Proses
1) Buka pertemuan dengan menjelaskan maksud dan tujuan diadakannya
rembug.
2) Perkenalkan anggota Pokja Perumus AD, anggota Pokja Pemilihan Anggota
BKM dan Pokja Pemantau Partisipatif dan jelaskan tugas dan fungsi
masing-masing pokja.
3) Jelaskan kepada warga yang hadir (peserta rembug) mengenai hasil kajian
kelembagaan dan kepemimpinan yang sudah dilaksanakan dalam
pemetaan swadaya, dan kesepakatan kesepakatan pembentukan
BKM/LKM dan kriteria anggotanya dalam lokakarya PS tingkat
kelurahan/desa.
4) Diskusikan dengan peserta bagaimana caranya untuk mendapatkan
pemimpin sesuai dengan kriteria yang sudah disepakati.
5) Pokja pemilihan anggota BKM menjelaskan tahapan pemilihan anggota
BKM/LKM di tingkat RT/komunitas terkecil maupun kelurahan dan
ketentuan ketentuannya yang sudah dimuat dalam tata tertib pemilihan
anggota BKM/LKM. Bahas secara mendalam prinsip prinsip pemilihan
anggota BKM/LKM: tanpa kampanye, tanpa pencalonan, dan tertutup
PANDUAN PEMBANGUNAN BKM
24
6) Beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan memberikan
masukan-masukan.
7) Sepakati tata-tertib pemilihan anggota BKM/LKM berdasarkan masukan-
masukan dari warga.
8) Lanjutkan acara dengan membahas tugas dan fungsi BKM/LKM. Tanyakan
kepada peserta apa tugas dan fungís BKM/LKM? Diskusikan sampai mereka
memahami dengan baik konsep BKM/LKM sebagai pimpinan kolektif dari
organisasi masyarakat warga.
9) Jelaskan kepada peserta, karena BKM/LKM merupakan wakil dari
masyarakat untuk menjadi motor penggerak penanggulangan kemiskinan
di wilayah kelurahan/desa, maka mandat yang dipunyai oleh BKM/LKM
Pemilihan Utusan Warga TIngkat
dalam menjalankan tugasnya berasal dari masyarakat. Mandat tersebut
Basis (lihat buku Pedoman Teknis
Pembentukan BKM/LKM) dikembangkan dalam aturan-aturan dasar yang disebut dengan Anggaran
Dasar (AD), oleh karena itu masyarakatlah yang berhak menyusun AD
Rembug Warga Tingkat BKM/LKM.
Kelurahan/desa untuk Pengesahan
AD BKM/LKM, Proses Pemilihan 10) Jelaskan kepada peserta bahwa Pokja Penyusunan Anggaran Dasar sudah
Anggota BKM/LKM dan membuat draft Anggaran Dasar, informasikan isi Anggaran Dasar tersebut
Pengukuhan Anggota BKM/LKM (baik kalau setiap peserta yang hadir mendapatkan fotocopy draft AD).
(lihat buku Pedoman Teknis
11) Bahas bersama isi AD, beri kesempatan kepada peserta untuk bertanya dan
Anggota BKM/LKM)
memberikan tanggapan dan masukan.
12) Sepakati apakah dari hasil diskusi ada perubahan dalam AD.
13) Jelaskan bahwa draft AD akan dibahas dan disahkan kembali di tingkat
kelurahan/desa pada saat pemilihan anggota BKM tingkat kelurahan/desa
14) Ajak peserta untuk membuat rencana pemilihan anggota BKM tingkat
RT/komunitas terkecil.
PANDUAN PEMBANGUNAN BKM
Perkotaan DEPARTEMEN
PEKERJAAN
UMUM
Direktorat Jenderal Cipta Karya