You are on page 1of 5

Lambertus Mbaku

BERKAT DALAM HAL MEMBERI

Oleh Lambertus Mbaku.

Saudara/I sekalian yang dikasihi Tuhan, apa yang pertama muncul dalam pikiran orang-orang pada
umumnya pada saat mendengar kata berkat? Beberapa pengertian dari kata ‘BERKAT’ adalah:

(1) Berkat itu adalah sesuatu yang diperoleh seseorang dengan cuma-Cuma berupa hadiah atau pemberian
lainnya.

(2) Berkat itu adalah sesuatu yang diperoleh sesorang sebagai hasil dari imbalan jasa atau yang disebut
upah.

(3) Berkat juga bisa diartikan sebagai pemberian dari Tuhan berupa kesehatan atau mendapat
keturunan,dan sebagianya.Saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan,sabat ini kita akan mengetahui rahasia
memperoleh berkat dari hal memberi sesuatu kepada orang lain.

Tentu kita merasa sesuatu yang tidak sesuai dengan pengertian kata berkat bila diperoleh dari hal
memberi.muncul pertanyaan bagaiman caranya? Kita akan mengetahui rahasia ini dari alkitab.

Rahasia pertama, jangan menganalisa firman Tuhan dengan berlebihan. Sebagai contoh kita lihat Kisah
20:35b, dalam ayat tersebut mengatakan bahw ”adalah lebih berbahagia memberi daripada menerima.’
Tentu tidak masuk di akal kita ayat ini, tapi kita hanya menurut saja dan lihat hasilnya. Mengapa kita
tidak perlu menganalisa Firman Tuhan? Karena Hikmat Tuhan begitu dalam sehingga kita tidak dapat
menyelaminya.Hal itu bisa kita lihat dalam Rm 11:33,34.Ada tokoh dalam alkitab yang tidak menganalisa
Firman Tuhan.

Petrus misalnya, pada waktu Yesus menyuruh dia untuk menebarkan jalanya ke air yang dalamm pada
siang hari,diapun langsung mengikutinya,walau tidak masuk di akalnya karena semalaman mereka tidak
mendapatkan ikan satupun. Hasilnya Petrus dan kawan kawannya mendapatkan ikan yang begitu banyak
sampai hampir tenggelam kapalnya. Pada waktu saya masih kelas dua SMA, saya pernah mencari ikan di
laut bersama dengan teman-teman. Ilmu untuk mendapat banyak ikan adalah di waktu malam gelap, tidak
ada cahaya bulan. Pada waktu itu nelayan mulai menyalakan lampu petromax dan ikan ikan mulai datang
mengerumuni cahaya itu. Kemudian nelayannya langsung menebarkan jala dan menjaring semua ikan
yang ada di bawah cahaya itu. Dalam kisah Petrus dan kawan-kawannya, patutlah Petrus menjawab

1
Lambertus Mbaku

Yesus, dalam kitab Lukas 5:5, ”Simon menjawab:” Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan
kami tidak mendakap apa-apa,tetapi karena Engkau menyuruhnya, aku akan menebarkan jala juga.
”Sebenarnya kalau sudah siang ikan sudah bertebaran ke mana-mana karena sudah ada sinar
matahari,sehingga sangat sulit untuk menangkap ikan.

Rahasia kedua, ujilah Tuhan. Dalam kitab Maleakhi 3:10b, “Ujilah Aku, firman Tuhan semesta alam,
apakah aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai
berkelimpahan.seolah olah Tuhan itu tidak bisa dipercaya sehingga kita harus menguji-Nya. Sebenarnya
dalam hal ini kita yang kurang percaya kepada Tuhan. Di sini Tuhan mau kita mendapat berkat-Nya
setelah kita memberikan perpuluhan dan persembahan. Logika manusia mengatakan bahwa memberi itu
mendatangkan kekurangan, tapi Firman Tuhan mengatakan memberi itu mendatangkan berkat-berkat
yang limpah. Perlu diingat saudara-saudara bahwa terhadap firman Tuhan kita hanya percaya saja,
lakukan dan nikmati hasilnya.

Dari pernyataan di atas,pikiran kita mulai terbuka kepda maksud Tuhan kepada kita. Mari kita melihat
lebih dalam lagi. Siapa saja yang sudah menikmati berkat-berkat Tuhan pada saat mereka percaya dan
melakukan Firman Tuhan?

Pertama kita lihat siapa yang perlu diberi?

(1) orang yang berkekurangan (IIKor 8:14), firman Tuhan berbunyi “Maka hendaklah sekarang ini
kelebihan kamu mencukupkan kekurangan mereka, agar kelebihan mereka kemudian mencukupkan
kekurangan kamu, supaya ada keseimbangan.

(2) Saudara seiman, dalam Galatia 6:10 dikatakan “Karena itu selagi masih ada kesempatan bagi kita,
marilah kita berbuat baik kepada semua orang, tetapi terutama kepada kawan-kawan kita seiman.

(3) Musuh kita, kata lainnya adalah seteru kita. Kita baca dalam Roma 12:20 dikatakan jika seterumu
lapar berilah dia makan,jika dia haus berilah dia minum.

Saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan, sekarang kita bertanya, kapan atau waktu mana kita memberi
sesuatu yang ada pada kita kepada orang-orang yang membutuhkan itu?

(1) Pada waktu kita berkelimpahan. Untuk poin ini tidak terlalu mengherankan kita karena kita
berkelimpahan tentu dengan mudah kita dapat memberikan kepada orang lain, sebagian dari milik kita,
karena persediaan kita masih cukup. Itupun Tuhan perhitungkan,sehingga pada saat kita berkekurangan
ada orang yang mencukupkan kepada kita.Itu tentunya orang yang dijamah oleh Tuhan. Pada saat kita
memberikan sesuatu itu,boleh jadi nampaknya orang yang menerima pemberian kita itu tidak mungkin
bisa memberikan kembali kepada kita, tapi ingatlah firman Tuhan dalam Pengkotbah 11:1,”Lemparkanlah
rotimu ke air maka engkau akan mendapatkannya kembali lama setelah itu.”

(2) Kita dapat memberi sesuatu kepada orang yang membutuhkan pada saat kita kekurangan.Untuk poin
ini perlu iman kita kepada Dia yang berfirman kepada kita yaitu Tuhan. Ingat kembali kisah Janda di
sarfat.Dalam kitab IRaja-Raja 17:7-16 kita melihat kisah Elia dan Janda itu.Justru pada saat janda itu
sudah sangat kritis persediaan makanannya,Elia meminta ibu itu untuk memberikannya terlebih dahulu
kepada Elia baru kemudian kepada dia sendiri dan anaknya.memang tidak masuk di akal ibu itu,karena
dia sudah katakan sebelumnya bahwa persediaan makanannya hanya untuk dia sendiri dan untuk

2
Lambertus Mbaku

anaknya,itupun han ya untuk sekali makan,dan setelah itu merka akan mati.Secara logika kalau pertama
dibnerikan untuk Elia maka mereka tidak kebagian,bahkan langsung mati.Kita lihat ibu mengimani
firman Tuhan sebagaimana yang tertulis dalam Amsal 3:5 “Percayalah kepada Tuhan dengan segenap
hatimu,dan janganlah bersandar kepada pengertianmu sendiri.”Apa yang terjadi setelah dia mengikuti
kata Elia?kita baca dalam IRaja-Raja 17:16 ”Tepung dalam tempayan itu tidak habis, dan minyak dalam
buli-buli itu tidak berkurang seperti firman Tuhan yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia.”

Saudaraku sekalian yang dikasihi Tuhan, apakah mujizat itu masih berlaku saat ini? Apakah Yesus
Kristus tetap sama kepada kita saat ini? Apakah saudara sekalian masih ragu dengan firman Tuhan ini?
Saya katakana jangan pernah kita meragukan perkataan Tuhan,Yesus Kristus tetap sama,baik kemarin
hari ini,dan sampai selama-lamanya. (Ibrani 13:8).Yesus yang dulu telah memberkati seorang janda di
Sarfat,Yesus itu juga akan meberkati kita semua yang percaya dasn melakukan firman-Nya.

Kita sudah mengetahui pengertian memberi, siapa saja orang-orang yang diberi, juga waktu mana kita
dapat memberi sesatu kepada orang lain, yang kesemuanya itu mendatangkan berkat Tuhan kapada kita.
Sekarang kita pelajari di mana kita boleh memberi? Kita melakukan itu di mana saja kalau orang
memerlukannya. Baik di rumah, di sekolah, di kantor, di rumah sakit, di kendaraan umum, dan
sebagainya. Dalam hal ini, jangan kita melakukannya di depan orang dengan maksud supaya dipuji orang.
Ini bertentangan dengan firman Tuhan. Kakau kita baca dalam Matius 6:1 yang berbunyi “Ingatlah,
jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di depan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian
kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga.”

Mengapa kita harus melakukan semuanya ini? Terlebih lagi mengapa kita harus memperhatikan orang
yang justru adalah musuh atau seteru kita? Apa pentingnya kalau kita memperhatikan orang lain
sementara kita sendiripun berkekurangan? Saudara mau tau jawabannya? Mari kita perhatikan!

Pertama kita semua bersaudara karena sama-sama manusia apalagi yang seiman. Masakan kita sampai
hati melihat kesusahan orang lain sementara kita bekelimpahan dengan apa yang menjadi
kekurangannya? Lebih-lebih lagi kita adalah orang Kristen yang sudah mengerti firman Tuhan tentang
Kasih itu.

Kedua, karena Tuhan yang menyuruh. Adakah sesuatu yang sia-sia dari perintah Tuhan sekiranya Dia
menyuruh kita untuk berbuat baik kepada orang lain? Sebagai seorang manejer tahu apa yang menjadi
hak seorang karyawan jika kariwan itu melakukan apa yang diperintahkannya.Sekarang kita sebagai
orang Kristen kita ini adalah karyawan Tuhan dalam perusahaan Kasih-Nya. Bila kita dengan setia
melakukan perintah Tuhan maka dikatakan dalam firman-Nya yang tertulis dalam kitab Keluaran 19:5,
dikatakan kita akan menjadi harta kesayangan Tuhan. Tentunya kita akan diperhatikan dan diberkati
dengan limpah.

Ketiga, sebaliknya jika kita tidak melakukan firman-Nya, dengan kata lain kita melakukan sesuai dengan
kehendak hati kita sendiri maka kita tidak akan berbahagia. Kita akan mendapat kekurangan.
Kecenderungan hati manusia adalah menghemat secara luar biasa sehingga tidak perduli dengan
kesusahan orang lain. Apa yang dikatakan dalam Amsal 11:24 “Ada yang menyebar harta tetapi
bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan.” Ada lagi yang
lebih parah dari itu adalah kematian, ingat kisah Ananias dan Safira dalam Kisah Rasul 5:11. Dalam
cerita itu sepasang suami istri itu mati dalam waktu yang bersamaan karena mencoba untuk menahan

3
Lambertus Mbaku

berkat yang seharusnya mereka berikan untuk pekerjaan Tuhan. Sungguh sangat mengenaskan peristiwa
itu. Tentu kita semua tidak mengharapkan kemiskinan apalagi kematian yang seperti itu.

Sekarang kita pelajari bagaimana cara kita memberi yang akan mendatangkan berkat Tuhan kepada kita?

Pertama: Lakukan dengan hati yang ikhlas. Tuhan senang bila kita melakukan sesatu itu dengan hati yang
senang atau tidak terpaksa. Dalam kitab Roma 12:9 Firman Tuhan berbunyi “Hendaklah kasih itu jangan
pura-pura! Jauhilah yang jahat dan lakukan yang baik.” Memang ada sedikit dilema dengan hal ini,
khususnya pada saat kita harus berbuat baik kepada orang yang tidak mendatangkan kebaikan bagi kita,
katakanlah itu adalah seteru kita. Di sini kita perlu berserah sungguh-sungguh kepada Tuhan lewat doa
bahkan dengan berpuasa. Kita harus menyadari hal yang alamiah dalam pribadi kita, yaitu daging kita
lemah. Yesus menyatakan kepada murid-murid-Nya dalam Matius 26:41 bunyinya: Berjaga-jagalah dan
berdoalah, supaya kamu jangan jatuh ke dalam pencobaan: roh memang penurut, tetapi daging lemah.
Karena sepertinya susah untuk melakukan KASIH dengan tulus atau tidak berpura-pura maka kita perlu
kekuatan dari Tuhan. Tuhan tidak pernah menerima pernyataan kita yang mengatakan bahwa kita masih
manusia, jadi tidak bisa melakukan hal itu, karena Tuhan sudah berikan jalan keluarnya, yaitu berdoa
minta kekuatan dari-Nya. Lebih jelas lagi dalam II Korintus 9:7, firman Tuhan berbunyi “Hendaklah
masing-masing memberi menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab
Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.”

Kedua: Perhatikan motif kita. Adakalanya kita memberi dengan senang hati, bahkan sangat tulus memberi
sesuatu kepada orang lain tapi motifnya adalah supaya dillihat orang bahwa kita baik dan supaya mereka
memuji kita. Memang kita tidak mendapatkan kemalangan di sini tapi berkat Tuhan tidak dicurahkan
karena kita sudah menerima upah dari manusia yaitu pujian mereka. Biasanya yang memiliki motif ini
mereka cenderung memberikan kepada orang yang tidak selamanya membutuhkan. Itu yang Tuhan tidak
mau karena ada kesombongan dalam hati mereka. Kita dapat baca dalam Matius 6:1 – 6.

Ketiga: Latihlah untuk memberi. Segala sesuatu yang kita sudah tahu mana yang harus kita lakukan yaitu
berbuat baik kepada orang lain, tapi jika kita tidak melatihnya maka tidak akan bisa. Hal yang kita sudah
doakan sekalipun jika tidak dimulai atau dialtih maka tidak akan terwujud. Sampai akhirnya kita tidak
diberkati Tuhan bahkan tidak dapat masuk dalam kerajaan Allah kelak atau kita ditolak. Saudara boleh
baca dalam I Korintus 9:27.

Keempat: Yakinlah kita lebih berbahagia jikalau kita dapat memberi. Saya dapat memberikan sebuah
kesaksian pribadi. Satu kali saya bertemu dengan seorang bapak, dia itu saudara seiman kita. Kami sama-
sama memilki istri dari latar belakang muslim. Bapak itu namanya Ucok Panggabean. Tapi kami
memiliki pengalaman yang berbeda. Biasanya seorang muslim yang menikah dengan seorang kristen
dan akhirnya masuk kristen tentu keluarganya tidak menyukai baik anaknya apalagi menantunya. Kami
sama-sama berpengalaman dalam berusaha mencari perhatian mertua. Bapak Ucok Panggabean berusaha
menyenangkan hati mertuanya dengan memberikan apa yang mereka sukai termasuk memberikan dana
untuk naik Haji, dan mertuanya senang dengan dia. Kalau saya berbeda dengan bapak itu. Saya tidak
pernah memberikan sesuatu kepada mertua saya tapi justru sebaliknya saya yang diberikan uang sama
mertua. Saudaraku sekalian yang diberkati Tuhan, saya mau bertanya kepada saudara semua; kira-kira
siapa yang lebih berbahagia, saya atau bapak Ucok Panggabean? Dalam cerita ini mungkin ada sebagian
dari kita termasuk saya sendiri berpikiran bahwa saya yang paling bahagia. Mari kita lihat kembali
Firman Tuhan dalam Kisah Rasul 20:35 bunyinya, “Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada

4
Lambertus Mbaku

kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus
mengingat perkataan Tuhan Yesus sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi
dari pada menerima.” Saya sendiri setelah membaca ayat ini, saya menjadi malu. Saya mengira bahwa
saya yang lebih berbahagia karena diberi oleh mertua. Ternyata yang paling berbahagia adalah bapak itu,
karena dia sudah bisa memberi kepada mertuanya. Dan bapak itu sangat diberkati dengan limpah oleh
Tuhan baik dalam rumah tangga maupun dalam pekerjaanya; sementara saya tetap begini-begini saja.
Tapi sekarang sedang melatih untuk hal itu.

Saudara/I sekalian yang diberkati Tuhan, apa yang kita pertahankan, pendapat kita atau pendapat Tuhan
dalam hal kita mendapatkan berkat Tuhan dan hal memberi kepada orang lain? Baiklah kita lebih memilih
untuk mengikuti petunjuk Tuhan dalam segala hal termasuk memberi. Mengapa?

(1) Karena rancangan Tuhan beda jauh dengan rancangan kita, seperti langit dan bumi.

(2) Rancangan Tuhan itu mendatangkan damai sejahtera kepada manusia bukan rancangan kecelakaan.
(3) Manusia memiliki daging yang lemah yang menuntun kita kepada hal-hal yang Tuhan tidak kehendaki
seperti PELIT atau KIKIR contohnya. Dan karena hal itu maka kita akhirnya menjadi susah karena
kemiskinan atau dimusuhi orang.

(4) Jika kita memilih untuk menuruti kehendak kita sendiri, sementara kita memiliki daging yang lemah
maka secara otomatis kita sedang mengikuti rancangan setan yang menuntun kita kepada kecelakaan baik
secara jasmani berupa kesusahan dalam dunia ini, atau kecelakaan rohani yaitu kebinasaan kekal, karena
Tuhan sudah mengatakan bahwa orang yang kikir tidak mendapat tempat dalam kerajaan sorga. Semoga
dengan pelajaran kita kali ini menambah pengetahuan kita akan rahasia firman Tuhan untuk mendapat
berkat-Nya dari hal memberi. Tuhan kiranya memberkati kita semua dengan limpah.

Amin.

You might also like