Professional Documents
Culture Documents
Bukan masalah
Yang penting caranya
Bukan pertanian namanya bila tidak menemui kendala di lapangan. Ada saja
halangan untuk menghasilkan produksi yang optimal. Mulai dari persemaian,
penanaman, perawatan hingga panen selalu kita menemui kendala. Bila
bukan hama, penyakitlah yang giliran merusak. Atau bila tidak keduanya,
justru lingkungan yang tidak kondusif seperti adanya bencana maupun
gangguan lainnya. Bahkan yang lebih parah adalah bila semua kendala itu
datang secara bersamaan. Belum lagi beberapa gangguan itu bisa diatasi,
kendala lain yang juga mempengaruhi produktivitas tanaman yang perlu
penangan cepat yaitu adanya gulma.
Sudah bukan rahasia lagi bila keberadaan gulma kini menjadi ancaman
khusus yang perlu diberantas sesegera mungkin. Selain menggunakan
pengendalian secara fisik seperti mencabut langsung atau menggunakan alat
khusus, kini tidak sedikit para petani yang mengambil jalan lebih simpel yaitu
menggunakan herbisida. Disamping mudah, penggunaan herbisida juga
ditengarai lebih cepat dan tuntas dalam memberantas gulma. Bila ditinjau
dari biaya maupun penggunaan tenaga tentu saja penggunaan herbisida
jatuhnya lebih murah, apalagi herbisida ini ternyata mampu membunuh
hingga ke akar-akarnya.
Apapun macam gulma, sebenarnya tidak akan menjadi masalah yang serius
bila kita mampu mengendalikan secara baik. Pengendalian secara mekanis
maupun kimia keduanya sama efektifnya, hanya saja bila kita merujuk pada
waktu dan efisiensinya , tentunya pengendalian secara kimia perlu
diperhitungkan.
Saat ini kehadiran herbisida bukanlah menjadi barang baru bagi petani.
Banyaknya jenis gulma menuntut petani untuk menggunakan herbisida yang
tepat untuk gulma sasaran. Dalam menentukan herbisida yang akan
digunakan tersebut maka salah satu hal terpenting yang harus diperhatikan
adalah bahan aktif yang terkandung di dalamnya. Berkaitan dengan itu,
banyaknya jenis gulma ternyata berimplikasi pada berbagai jenis bahan aktif
dari herbisida. Dari sekian banyak herbisida yang beredar di pasaran, saat ini,
herbisida yang ada dapat digolongkan ke dalam 4 bagian besar yaitu : jenis
herbisida bahan aktif Glifosat, bahan aktif Parakuat, bahan aktif metil
metsulfuron serta bahan aktif 2,4-D.
• Glifosat
• Parakuat
Herbisida ini merupakan herbisida kontak yang umum digunakan untuk purna
tumbuh. Herbisida yang berbahan aktif Parakuat ini sangat cocok digunakan
oleh mereka untuk yang ingin mengolah lahan secara cepat dan segera. Hal
ini karena daya kerja parakuat begitu cepat dimana setelah aplikasi , hasilnya
dapat terlihat 1 jam kemudian, sehingga dalam waktu 3 – 4 hari berikutnya
lahan bisa ditanami. Adapun contoh herbisida yang berbahan aktif parakuat di
Indonesia baru ada dua yaitu Noxone 276AS dan Gramoxone. Adapun aplikasi
yang dianjurkan untuk Noxone 267AS adalah dilakukan pada pagi hari dengan
dosis 60 ml/tangki 14 liter.
• Metil Metsulfuron
Herbisida yang berbahan aktif metil metsulfuron ini merupakan herbisida
sistemik dan bersifat selektif untuk tanaman padi. Herbisida ini dapat
digunakan untuk mengendalikan gulma pra tumbuh dan awal purna tumbuh.
Beberapa gulma yang mapu dikendalikan oleh herbisida ini antara lain:
Monocholria vaginalis (eceng gondok), Cyperus diformis (teki), Echinocloa
crusgalli (jajagoan), semanggi serta gulma lain yang tergolong pakis-pakisan.
Billy 20WP merupakan salah satu contohnya. Aplikasi anjuran yang
disarankan untuk penggunaan herbisida ini adalah 2.5 gram untuk setiap
tangki 14 liter.
• 2,4 – D
diantara beberapa herbisida yang ada, 2,4 – D termasuk salah satu bahan
aktif herbisida yang paling dikenal. Sifat herbisida ini kurang lebih hampir
sama dengan metil metsulfuron yaitu sistemik dan selektif. Herbisida ini dapat
digunakan untuk mengendalikan gulma purna tumbuh baik yang berdaun
lebar maupun teki pada padi sawah. Adapun beberapa jenis gulma yang
dapat dikendalikan dengan herbisida 2,4-D ini antara : Monochoria vaginalis
(eceng), Spenochlea zeylanica, Cyperus iria (teki), Limnocharis flava (genjer),
kankung, keladi dan lain-lain. Contoh herbisida 2,4-D adalah Amandy 865AS.
Penggunaan herbisida Amandy 865AS sebaiknya dilakukan pada pagi hari
dengan dosis 15 ml – 20 ml per tangki 14 liter. Aplikasi sebaiknya dilakukan
pada saat padi berumur 2 – 3 mst.