Professional Documents
Culture Documents
Kebutuhan listrik untuk gedung bertingkat misal gedung yang mempunyai lantai
lebih dari 5 lantai (tingkat) digunakan untuk penerangan, pendingin (Air
conditioning), Lift, pemanas dls.
Tegangan pemakaian yang dipergunakan sebagian besar mempergunakan
tegangan rendah 220/380 Volt (untuk di Indonesia), dengan pasokan daya dari
Pemasok Listrik (PLN) atau dari pembangkit sendiri.
Untuk merencanakan kelistrikannya, dibutuhkan ketelitian dari pemakaian
pengaman dan kabel yang dipergunakan (luas penampang).
Untuk sistem di Indonesia dan sesuai peraturan Tarip Dasar Listrik bahwa daya
diatas 201.000 VA s/d 30.500.000 VA mempergunakan tegangan 20.000 Volt yang
dipasok dari Gardu Induk melalui saluran distribusi primer dengan sistem spot load
atau sistem spindel., dengan penyediaan tanah gardu distribusi yang dipakai untuk
peralatan kubikel dan alat pembatas dan pengukur disediakan oleh konsumen.
Luas tanah gardu disesuaikan dengan permintaan daya dari konsumen.
Contoh 4 Beban listrik sebesar 1000 kVA tegangan pasokan dari PLN 20 kV,
diagram tunggal seperti terlihat gambar III.12
Letak gardu distribusi yang dipakai oleh PLN dan konsumen (beban)
harus terpisah, karena instalasi listrik di gardu PLN dipasang oleh PLN
dengan peralatan APP (alat pembatas dan pengukur) yang di segel,
jadi hal ini hanya petugas PLN saja yang boleh memasuki gardu
distribusi tersebut.
Dari gardu distribusi PLN keluar kabel dengan luas penampang yang
disesuaikan dengan daya konsumen, selanjutnya kabel ini masuk ke
gardu distribusi kepunyaan konsumen (beban), didalam gardu
WAHYUDI S.N 43
Bab III. Rencana Instalasi Listrik
Perhitungan beban :
Sebelum memastikan permintaan listrik ke PLN perlu perhitungan
beban dari seluruh peralatan listrik yang dipergunakan, antara lain:
• Perhitungan kuat penerangan setiap ruangan yang
dipergunakan (lihat bab V), selanjutnya dari kuat penerangan
dapat dihitung daya (VA) yang digunakan setiap ruangan.
• Dari daya (VA) dapat diperoleh arus (Amp), kegunaan arus ini
dipergunakan untuk mengetahui pengaman yang akan dipergu-
nakan dan luas penampang kabel yang akan dipergunakan.
• Di rencanakan pembagian pengaman yang disesuaikan
dengan beban.
150 kV
GI
20 kV
Ke penyulang lain
20 kV Gardu distribusiPLN
20kV
Gardu
Distribusi
konsumen
Disambung ke Disambung ke
Lift & PHB AC & PHB
tiap lantai tiap lantai
WAHYUDI S.N 44
Bab III. Rencana Instalasi Listrik
Perhitungan material
Setelah direncanakan letak material listrik pada tiap ruangan, dapat
dihitung jumlah pemakaian yang akan dipergunakan dan dibuat tabel
material seperti contoh 2 tabel III.1
Lt 9
Lt 8
Lt 7
Lt 6
Lt 5
Lt 4
Kabel TR dari Lt 3
busbar yang
disambung ke Lt 2
PHB
Lt 1
WAHYUDI S.N 45
Bab III. Rencana Instalasi Listrik
Busbar tembaga
busbar
Pengikat ke tembok
Tempat pengaman
(fuse)
Pelindung busbar
Supaya pemasangan kabel dari PHB utama lebih rapi dan pemakaian
materialnya lebih efisien, dapat mempergunakan lempengan yang
terbuat dari tembaga (busbar) dengan Kuat Hantar Arus (KHA)
disesuaikan dengan beban yang akan dipikulnya (lihat gambar III.14
dan III.15).
WAHYUDI S.N 46
Bab III. Rencana Instalasi Listrik
Keterangan Gambar:
• = Pemasangan untuk kabel antena televisi dan telpon
= Titik lampu down light dengan lampu SL 9 Watt
= Kotak kontak
= Kotak kontak untuk air conditioning (AC) kabel yang dipergunakan
NYM 3 x 4 mm2
= sakelar tunggal
= Sakelar seri
= kWh meter
= Perlengkapan Hubung Bagi
= Kabel tiga buah, untuk fasa, netral dan pentanahan
= Kabel 4 buah, dua buah fasa, satu buah netral dan satu buah
pentanahan
= lampu hias / kristal 7 buah lampu pijar 25 Watt
6 = Kabel NYY (penghantar fasa 6 buah, netral 1 buah dan pentanahan 1 buah)
WAHYUDI S.N 47