You are on page 1of 19

BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam di Indonesia

menandai dimulainya kehidupan beragama pada masyarakat. Bagaimana agama merubah

kehidupan dan pandangan masyaraat dapat dilihat pada sistem sosial-ekonominya.

Penyelenggaraan perdagangan di kota-kota pelabuhan menimbulkan komunikasi terbuka,

sehingga terjadi mobilitas sosial baik horisontal maupun vertikal serta perubahan gaya

hidup dan nilai-nilai. Tidak lama kemudian Islam masuk ke Indonesia dan menguasai

perdagangan internasional. Di lain pihak kekuasaan pusat dengan agama Hindu-Budha

mengalami kemerosotan bersamaan dengan disintregasi politik dan degenerasi kultural.

Akibatnya terciptalah kondisi yang baik bagi suatu perubahan. Dalam politik juga

kemudian lahir kerajaan-kerajaan Islam.

Sebelum negara Indonesia terbentuk pada 17 Agustus 1945, bentuk pemerintahan

adalah kerajaan-kerajaan. Awal abad ke-16 bangsa Eropa seperti Belanda mulai masuk ke

Indonesia dan terjadilah perubahan politik kerajaan yang berkaitan dengan perebutan

hegemoni.

Kontak dengan bangsa Eropa telah membawa perubahan-perubahan dalam

pandangan masyarakat yaitu dengan masuknya paham-paham baru, seperti liberalisme,

demokrasi, nasionalisme. Hingga sampai akhirnya Indonesia dapat menumbuhkan jiwa

Nasionalisme dan bersatu untuk merdeka.

Sebagai tindakan lanjut dari janji Kaisar Hirohito yang akan memberikan

kemerdekaan kepada bangsa Indonesia maka dibentuklah suatu badan yang bertugas
menyelidiki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia yang dikenal dengan nama

BPUPKI.

Pada sidang pertama BPUPKI (29 Mei – 1 Juni 1945) dengan pembicaranya

adalah Mr. Muh. Yamin, Mr. Soepomo, Drs. Moh. Hatta, dan Ir. Soekarno. Mereka

semua berpidato guna membahas tentang rancangan usulan dasar negara.

Menurut Soekarno dalam pidatonya, dasar bagi Indonesia merdeka adalah

dasarnya suatu negara yang akan didirikan yang disebutnya philosophische gronsag,

yaitu fundamen, filsafat, jiwa dan pikiran yang sedalam-dalamnya yang di atasnya akan

didirikan gedung Indonesia yang merdeka.

Selanjutnya Ir. Soekarno mengusulkan bahwa dasar bagi Indonesia merdeka itu

disebut Pancasila, yaitu: Kebangsaan, Kemanusiaan, Musyawarah mufakat perwakilan,

Kesejahteraan sosial, Ketuhanan yang berkebudayaan.

Pancasila sebagai dasar falsafah negara tidak boleh menjadi ideologi yang beku

sehingga seluruh komponen bangsa terutama para intelektual muda dapat memberikan

ide-ide baru dan kreatif untuk merevitalisasi Pancasila dalam realitas kehidupan

berbangsa dan bernegara.

Setelah sidang tersebut dibentuklah panitia kecil yaitu panitia sembilan. Panitia

sembilan bersidang tanggal 22 Juni 1945 dan menghasilkan kesepakatan yang dituangkan

dalam Mukadimah Hukum Dasar, alinea keempat dalam rumusan dasar negara sebagai

berikut:

1. Ketuhanan dengan berkewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-

pemeluknya.

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab.


3. Persatuan Indonesia.

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanan dalam

permusyawaratan/perwakilan.

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Moh. Yamin mempopulerkan kesepakatan tersebut dengan nama Piagam Jakarta.

Pada sidang kedua BPUPKI tgl 10 Juli 1945 dibicarakan mengenai materi

undang-undang dasar dan penjelasannya. Sidang kedua ini juga berhasil menentukan

bentuk negara Indonesia yaitu Republik. Seiring berjalannya waktu, dibentuklah PPKI

yang bertugas melanjutkan tugas BPUPKI.

Seiring dengan kekalahan Jepang, para pemuda mendesaak agar kemerdekaan

dilaksanakan secepatnya tanpa menunggu janji Jepang, akhirnya Soekarno-Hatta bersedia

memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 atas nama

bangsa Indonesia.

Sehari setelah Indonesia merdeka, PPKI mengadakan sidang pertamanya. Dalam

sidang tersebut terdapat perubahan yang telah dilakukan yaitu perubahan pada sila

pertama (tujuh buah kata dihilangkan dan diganti dengan kata-kata Yang Maha Esa) dan

beberapa perubahan pada rancangan UUD. Pada saat itu juga Pembukaan Undang-

Undang Dasar dan pasal-pasal UUD disahkan menjadi Undang-Undang dasar negara

Republik Indonesia. Pada sidang tersebut juga menetapkan Ir. Soekarno dan Moh.Hatta

sebagai presiden dan wakil presiden Indonesia. Selanjutnya sidang tersebut juga

membicarakan rancangan aturan peralihan. Di dalam aturan tersebut dinyatakan

pembentukan KNIP yang bertugas membantu presiden.


1.2 Pengertian

Pancasila adalah dasar filsafat Negara republik Indonesia yang secara resmi di
sahkan oleh PPKI pada tanggal 18 agustus 1945 dan tercantum dalam pembukaan UUD
1945, diundangkan dalam Berita Republik Indonesia tahun II No.7 bersama – sama
batang tubuh UUD 1945.
Dalam perjalanan sejarah eksistensi Pancasila sebagai dasar Filsafat Negara
Republik Indonesia mengalami berbagai interpretasi dan manipulasi politik sesuai dengan
kepentingan penguasa demi kokoh dan tegaknya kekuasaan yang berlindung di balik
legitimasi Ideologi Negara Pancasila. Dengan lain perkataan dalam kedudukan yang
seperti ini Pancasila tidak lagi di letakkan sebagai dasar Filsafatserta pandangan hidup
Bangsa dan Negara Indonesia melainkan di reduksi, dibatasi dan di manipulasi demi
kepentingan politik penguasa pada saat itu.
Berdasarkan kenyataan tersebut di atas gerakan Reformasi berupaya untuk
mengembalikan kedudukan dan fungsi Pancasila yaitu sebagai dasar Negara Republik
Indonesia, yang hal ini direalisasikan melalui Ketetapan Sidang Istimewa MPR tahun
1998 No. XXVIII/MPR/1998 disertai dengan pencabutan P-4 dan sekaligus juga
Pencabutan Pancasila sebagai salah satunya asas bagi Orsospol di Indonesia. Ketetapan
tersebut sekaligus juga mencabut mandate MPR yang diberikan kepada Presiden atas
kewenangannya untuk membudayakan Pancasila melalui P-4 dan asas tunggal Pancasila.
Monopoli pancasila demi kepentingan kekuasaan oleh penguasa inilah yang harus segera
di akhiri.

1.3 Metode Penulisan

Metode pengumpulan data yaitu suatu cara pengumpulan suatu bahan untuk dijadikan
suatu makalah/laporan agar data yang terkumpul mampu memberikan penegasan pada
makalah tersebut.
Dalam menyusun makalah ini penulis menggunakan metode study literatur yaitu dengan
cara mengumpulkan, menganalisis bukti-bukti tertentu untuk memperoleh fakta dan
kesimpulan yang kuat. Dimana pengumpulan data diperoleh dari berbagai macam sumber
sebagai bahan untuk dijadikan suatu makalah.
BAB III
Pembahasan

Pancasila sebagai dasar Negara RI sebelum di sahkan pada tanggal 18 agustus


1945 oleh PPKI, nilai-nilainya telah ada pada bangsa Indonesia sejak zaman dahulu kala
sebelum bangsa Indonesia mendirikan Negara, yang berupa nilai-nilai adat istiadat,
kebudayaan serta nilai-nilai religius. Nilai-nilai tersebut telah ada dan melekat serta
teramalkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai pandangan hidup, sehingga materi
pancasila yang berupa nilai-nilai tersebut tidak lain adalah dari bangsa Indonesia sendiri,
sehingga bangsa Indonesia sebagai kausa materialis pancasil. Nilai-nilai tersebut
kemudian diangkat dan drirumuskan secara formal oleh para pendiri negar untuk
dijadikan sebagai dasar filsafat Negara Indonesia. Proses perumusan pancasila secara
formal tersebut dilakukan dalam sidang-sidang BPUPKI pertama,”9” sidang BPUPKI
kedua, serta akhirnya di sahkan secara YURIDIS sebagai dasar filsafat Negara Republik
Indonesia.
Sejarah perjuangan dan berdirinya bangsa Indonesia dalam mencapai
kemerdekaannya berjalan sejak sekian abad yang lalu,dengan pelbagai cara dan
bertahap.dengan itu sejarah perjuangan bangsa Indonesia mempunyai hubungannya
dengan sejarah lahirnya pancasila. Karena sejarah perjangan bangsa Indonesia sejak
berabad-abad yang lalu itu panjang sekali, maka perlulah ditetapkan tonggak-tonggak
sejarah tersebut, yakni peristiwa-peristiwa yang menonjol, terutama dalam hubungannya
dengan pancasila.tonggak sejarah itu dapat kita ikhtisarkan sebagai berikut.

A. Masa Kejayaan Nasional


1. Masa Kerajaan Sriwijaya (620-1270)
Kerajaan Sriwijaya berdiri pada abad ke-7 dengan raja pertama Sri Jayanegara dn
berpusat di Palembang, Sumatera Selatan ( Muara Sungai Musi).
Kerajaan Sriwijaya terkenal sebagai kerajaan nasional pertama di Indonesia di bawah
dinasti Syailendra dengan rajanya yang terkenal Balaputradewa.
Kerajaan Sriwijaya berhasil menjadi kerajaan besar karena factor berikut,
a. Sriwijaya merupakan persinggahan dan pusat lalu lintas antara India dan Cina.
b. Sriwijaya sebagai kerajaan maritim dan pusat perdagangan di Asia Tenggara
c. Sriwijaya memiliki angkatan laut yang kuat.
d. Sriwijaya sebagai pusat pendidikan dan penyebaran agama Buddha.
Memasuki abad ke-11, kebesaran Sriwijaya mulai surut. Hal itu disebabkan pada oleh
adanya perpecahan melalui perang saudara diantara keluarga dinasti Syailendra. Dengan
surutnya kerajaan Sriwjaya, munculah kerajaan kecil dimana-mana.

2. Masa Kerajaan Majapahit (1293-1520)


Pada tahun 1293 berdirilah kerajaan Majapahit di bawah pemerintahaan raja Hayam
Wuruk dengan Majapatih Gajah Mada yang dibantu oleh Laksamana Nala, wilayah
kekuasaan Majapahit semasa jayanya itu membentang dari semenanjung melayu sampai
Irian barat melalui Kalimantan Utara. Pada buku Sutasoma karangan Empu Tantular
terdapat istilah Pancasila dengan makna persatuan nasional yaitu Bhineka Tunggal Ika
Tan Hana Dharma Mangrua artinya walaupun berbeda namun satu jua. Sumpah palapa
yang diucapkan oleh Mahapatih Gajah Mada berisi cita-cita mempersatukan seluruh
nusantara raya. Kerajaan Majapahit mempunyai nilai hubungan bertetangga dengan baik
dan nilai musyawarah mufakat yang dilakukan oleh sistim pemerintahannya. Perselisihan
dan perang saudara pada permulaan abad XV membuat kerajaan Majapahit berangsur-
angsur mulai memudar dan akhirnya mengalami keruntuhan

B. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Penjajah


Setelah Majapahit runtuh pada abad XVI maka berkembanglah agama islam dan
kerajaan islam seperti Demak dan mulailah berdatangan orang eropa yang ingin mencari
rempah-rempah. Pada awalnya bangsa portugis berdagang, namun lama-kelaman mulai
menunjukan peranannya dalam bidang perdagangan yang meningkat menjadi praktek
penjajahan misalnya Malaka pada tahun 1511. pada akhir abad ke XVI bangsa Belanda
datang ke Indonesia dengan mendirikan suatu perkumpulan dagang yang bernama VOC
(Verenigde Oost Indische Compaignie). Praktek VOC penuh dengan paksaan sehingga
mendapatkan perlawanan dari rakyat dan kerajaan-kerajaan. Penghisapan mulai
memuncak ketika belanda menerapkan system monopoli melalui tanam paksa (1830-
1870) dengan memaksakan beban kewajiban terhadap rakyat.
1. Perjuangan Sebelum Abad XX
Sejak kedatangan bangsa Portugis pada abad ke-XV, ketenangan perdagangan di
Indonesia sempat terganggu. Portugis berdagang dengan system monopoli dan
membuat peraturan – peraturan yang sangat merugikan para pedagang di Selat Malaka.
Perlawanan rakyat pun mulai timbul, terutama di Demak, Aceh, dan Ternate, mereka
berjuang dengan gigih melawan Portugis.

2. Perjuangan Rakyat Demak


Sejak semula Raja Demak, Raden Patah menyadari bahaya yang mengancam dari
Maluku yang telah jatuh ke tangan Partugis pada tahun 1521. pada tahun 1531. Pati
Unus, putra Raden Patah menyerang Malaka tetapi gagal karena persenjataan dan
kekuatan armada kapal Demak tidak seimbang dengan Potrugis. Dalam kesempatan lain
Portugis mengincar pulau Jawa, tetapi Demak berusaha keras menghalaunya dan
berusaha mempersatukan kerajan – kerajaan pantai utara Jawa, seperti Banten, Sunda
Kelapa, dan Cirebon untuk menghadapi Portugis dan menghalaunya kembali ke Malaka.

3. Perlawanan Rakyat Aceh

Aceh merupakan negeri yang amat kaya dan makmur pada masa kejayaannya. Menurut
seorang penjelajah asal Perancis yang tiba pada masa kejayaan Aceh di zaman Sultan
Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam, kekuasaan Aceh mencapai pesisir
barat Minangkabau,Sumatera Timur, hingga Perak di semenanjung Malaysia.

Aceh merupakan salah satu bangsa di pulau Sumatra yang memiliki tradisi militer, dan
pernah menjadi bangsa terkuat di Selat Malaka, yang meliputi
wilayah Sumatra dan Semenanjung Melayu, ketika dibawah kekuasaan Iskandar Muda.

Sultan Iskandar Muda kemudian menikah dengan seorang putri dari Kesultanan
Pahang. Putri ini dikenal dengan nama Putroe Phang. Konon, karena terlalu cintanya sang
Sultan dengan istrinya, Sultan memerintahkan pembangunan Gunongan di tengah Medan
Khayali (Taman Istana) sebagai tanda cintanya. Kabarnya, sang puteri selalu sedih karena
memendam rindu yang amat sangat terhadap kampung halamannya yang berbukit-bukit.
Oleh karena itu Sultan membangun Gunongan untuk mengubati rindu sang puteri.
Hingga saat ini Gunongan masih dapat disaksikan dan dikunjungi.
Ketika Kesultanan Samudera Pasai dalam krisis, maka Kesultanan Malaka yang muncul
dibawah Parameswara (Paramisora) yang berganti nama setelah masuk Islam dengan
panggilan Iskandar Syah. Kerajaan Islam Malaka ini maju pesat sampai pada tahun 1511
ketika Portugis dibawah pimpinan Afonso d'Albuquerque dengan armadanya menaklukan
Malaka.

Ketika Malaka jatuh ke tangan Portugis, kembali Aceh bangkit dibawah


pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah (1514-1528). Yang diteruskan oleh Sultan
Salahuddin (1528-1537). Sultan Alauddin Riayat Syahal Kahar (1537-1568). Sultan Ali
Riyat Syah (1568-1573). Sultan Seri Alam (1576. Sultan Muda (1604-1607). Sultan
Iskandar Muda, gelar marhum mahkota alam (1607-1636). Semua serangan yang
dilancarkan pihak Portugis dapat ditangkisnya.

4. Perlawanan Rakyat Ternate


Di bawah pimpinan Sultan Hairun, rakyat Ternate menentang dan melawan Portugis.
Portugis terdesak lalu menawarkan perdamaian dan mengajak Sultan Hairun berunding di
benteng Portugis.Dalam perundingan itu Sultan Hairun dikhianati dan dibunuh. Dan di
bawah pimpinan Sultan Baabullah, putra Sultan Hairun, rakyat Maluku pun menghantam
Portugis dan mengusirnya dari Ternate.

C. Kebangkitan Nasional
a. Latar belakang lahirnya pergerakan Nasional Indonesia
Kebangkitan Nasional adalah Masa dimana Bangkitnya Rasa dan Semangat Persatuan,
Kesatuan, dan Nasionalisme serta kesadaran untuk memperjuangkan
kemerdekaan Republik Indonesia, yang sebelumnya tidak pernah muncul selama
penjajahan Belanda dan Jepang. Masa ini ditandai dengan dua peristiwa penting yaitu
berdirinya Boedi Oetomo (20 Mei 1908) dan ikrarSumpah Pemuda (28 Oktober 1928).
Masa ini merupakan salah satu dampak politik etis yang mulai diperjuangkan sejak
masa Multatuli.

Pergerakan bangsa Indonesia melalui organisasi modern (politik) baru tumbuh mulai
tahun 1908, yaitu saat didirikannya Budhi Utomo sebagai organisasi modern pertama di
Indonesia. Yang kemudian dianggap sebagai hari Kebangkitan Nasional. Perjuangan
yang dimulai sejak tahun 1908 tersebut mencapai penugasan pada Sumpah Pemuda
tanggal 28 Oktober 1928.

Selanjutnya pada 1912 berdirilah Partai Politik pertama Indische Partij. Pada tahun ini
juga Haji Samanhudi mendirikan Sarekat Dagang Islam (Solo), KH Ahmad
Dahlan mendirikanMuhammadiyah (Yogyakarta) dan Dwijo Sewoyo dan kawan-kawan
mendirikan Asuransi Jiwa Bersama Boemi Poetra di Magelang.

Suwardi Suryaningrat yang tergabung dalam Komite Boemi Poetera, menulis Als ik eens
Nederlander was (Seandainya aku orang Belanda), 20 Juli 1913 yang memprotes keras
rencana pemerintah Hindia Belanda merayakan 100 tahun kemerdekaan Belanda di
Hindia Belanda. Karena tulisan inilah dr. Tjipto Mangunkusumo dan Suwardi
Suryaningrat dihukum dan diasingkan keBanda dan Bangka, tetapi karena "boleh
memilih", keduanya dibuang ke Negeri Belanda. Di sana Suwardi justru belajar ilmu
pendidikan dan dr. Tjipto karena sakit dipulangkan ke Hindia Belanda.

Saat ini, Tanggal berdirinya Boedi Oetomo, 20 Mei, dijadikan sebagai Hari Kebangkitan
Nasional.

b. Bentuk dan strategi organisasi pergerakan Nasional dalam


menghadapi Kolonialisme

1.Budhi Utomo

Berdirinya Budi Utomo menjadi awal gerakan yang bertujuan mencapai


kemerdekaan Indonesia walaupun pada saat itu organisasi ini awalnya hanya ditujukan bagi
golongan berpendidikan Jawa.

Pelopor Budhi Utomo Dr. Wahidin Sudirohusodo. Didirikan oleh para mahasiswa Sekolah
Dokter Pribumi, antara lain Sutomo, Suradji, dan Gunawan Mangunkusumo pada tanggal 20
Mei 1908 di Jakarta. Pada bulan Oktober 1908, Budhi Utomo mengadakan kongres pertama di
Yogyakarta dan menghasilkan keputusan:

a. Budhi Utomo tidak ikut kegiatan politik.


b. Kegiatan utamanya ditujukan pada bidang pendidikan dan budaya.
c. Ruang geraknya hanya di Jawa dan Madura.
Dalam kongres yang pertama R.T. Tirtokusumo,Bupati Karang Anyar terpilih sebagai ketua
dan Yogyakarta ditetapkan sebagai pusat organisasi.

2. Sarikat Islam
Sarekat Islam (SI) adalah sebuah organisasi perdagangan berlandaskan hukum Islam. SI
adalah salah satu organisasi kebangsaan di Indonesia. Tujuan dari SI awalnya adalah melawan
dominasi pedagang asing dan keturunan dengan nama Sarekat Dagang Islam (SDI).
Selanjutnya keadaan politik dan sosial mendukung SI menjadi organisasi yang tampil di
perpolitikan, maka SDI berubah nama menjadi SI atau Sarekat Islam. Beberapa sejarawan
menganggap kelahiran SI pantas dijadikan tolak ukur awal dalam pergerakan Indonesia
selanjutnya.

Pada tahun 1912, oleh pimpinannya yang baru Haji Oemar Said Tjokroaminoto, nama SDI
diubah menjadi Sarekat Islam (SI). Hal ini dilakukan agar organisasi tidak hanya bergerak
dalam bidang ekonomi, tapi juga dalam bidang lain seperti politik. Jika ditinjau dari anggaran
dasarnya, dapat disimpulkan tujuan SI adalah sebagai berikut:

1. Mengembangkan jiwa dagang.


2. Membantu anggota-anggota yang mengalami kesulitan dalam bidang usaha.
3. Memajukan pengajaran dan semua usaha yang mempercepat naiknya derajat
rakyat.
4. Memperbaiki pendapat-pendapat yang keliru mengenai agama Islam.
5. Hidup menurut perintah agama.

SI tidak membatasi keanggotaannya hanya untuk masyarakat Jawa dan Madura saja. Tujuan SI
adalah membangun persaudaraan, persahabatan dan tolong-menolong di antara muslim dan
mengembangkan perekonomian rakyat. Keanggotaan SI terbuka untuk semua lapisan
masyarakat muslim. Pada waktu SI mengajukan diri sebagai Badan Hukum, awalnya Gubernur
JendralIdenburg menolak. Badan Hukum hanya diberikan pada SI lokal. Walaupun dalam
anggaran dasarnya tidak terlihat adanya unsur politik, tapi dalam kegiatannya SI menaruh
perhatian besar terhadap unsur-unsur politik dan menentang ketidakadilan serta penindasan
yang dilakukan oleh pemerintah kolonial. Artinya SI memiliki jumlah anggota yang banyak
sehingga menimbulkan kekhawatiran pemerintah Belanda.

Seiring dengan perubahan waktu, akhirnya SI pusat diberi pengakuan sebagai Badan Hukum
pada bulan Maret tahun 1916. Setelah pemerintah memperbolehkan berdirinya partai politik, SI
berubah menjadi partai politik dan mengirimkan wakilnya ke Volksraad tahun 1917.

3.Indische Partij
Indische Partij adalah partai politik pertama di Hindia Belanda, berdiri tanggal 25
Desember 1912. Didirikan oleh tiga serangkai, yaitu E.F.E. Douwes Dekker, Tjipto
Mangunkusumo dan Ki Hajar Dewantara.

Indische Partij, yang berdasarkan golongan indo yang makmur, merupakan partai pertama yang
menuntut kemerdekaan Indonesia.

Partai ini berusaha didaftarkan status badan hukumnya pada pemerintah kolonial Hindia
Belanda tetapi ditolak pada tanggal 11 Maret 1913, penolakan dikeluarkan oleh Gubernur
Jendral Idenburg sebagai wakil pemerintah Belanda di negara jajahan. Alasan penolakkannya
adalah karena organisasi ini dianggap oleh pemerintah kolonial saat itu dapat membangkitkan
rasa nasionalisme rakyat dan bergerak dalam sebuah kesatuan untuk menentang pemerintah
kolonial Belanda.

Pada tahun 1913 partai ini dilarang karena tuntutan kemerdekaan itu, dan sebagian besar
anggotanya berkumpul lagi dalam Serikat Insulindedan Comite Boemi Poetera.

Para tokoh perhimpunan pun banyak pula yang terjun langsung membantu IP, di

antaranya dr. Tjipto Mangunkusumo, R.M. Suwardi Suryaningrat, danAbdul

Haris dari Bandung sebagai ketua cabang sarekat Islam di kota itu. Lebih dari itu
terdapat pula beberapa tokoh yang sangat berpengaruh di masyarakat: R. Pramu di
Semarang; R. Soleiman di Boyolali; R. Jayadiningrat (saudara Bupati Serang) di Serang;
Redaktur surat kabar “Jawa Tengah”, harian “Pengaman”, dan “Tjahaja Timoer”di Malang
dengan pimpinan R. Djojo Sudiro; dan G. Topel, seorang anggota pengurus besar Insulinde.

4.Sumpah Pemuda 1928


a. Kongres Pemuda, Perhimpunan Pelajar-pelajar Indonesia (PPI)
Tujuan PPI adalah menggalang persatuan dari seluruh organisasi pemuda untuk berjuang
bersama-sama melawan Belanda.
Pemuda Indonesia
Didirikan di Bandung pada tanggal 27 Februari 1927 oleh para pemuda terpelajar yang pernah
belajar di luar negeri dan bekas anggota Perhimpunan Indonesia. Tujuannya adalah
memperkuat dan memperluas ide kesatuan nasional Indonesia.

b. Kongres Pemuda I
Diselenggarakan pada tanggal 30 April sampai 2 Mei 1926 di Jakarta. Dalam kongres ini
ditekankan pentingnya persatuan dan kesatuan para pemuda untuk mencapai Indonesia
merdeka. Kongres Pemuda I ini menerima persatuan dan kesatuan Indonesia, tetapi gagal
membentuk badan sentral karena masih adanya perbedaan pendapat dan kesalahpahaman
diantara mereka. Pemufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan (PPKI) yang di ketuai oleh Ir.
Soekarno terbentuk pada tangggal 17 Desember 1926.

c.Kongres Pemuda II
Diselenggarakan pada tanggal 26-28 Oktober 1928 di Jakarta. Para utusan yang datang
mengucapkan sumpah yang berbunyi:
1. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.
2. Kami putera dan puteri Indonesia mengaku berbangsa satu, bangsa Indonesia.
3. Kami putera dan puteri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, bahasa Indonesia.
Keputusan tersebut dicetuskan pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dikenal dengan Sumpah
Pemuda.

5.Perjuangan Bangsa Indonesia pada Masa Penjajahan Jepang


Perlawanan rakyat Aceh di Cot Plieng dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil. Pada tanggal 10
November 1942 Jepang menyerang Cot Plieng dan menembak Tengku Abdul Jalil yang sedang
melakukan ibadah shalat.
Di Sukamanah, K.H. Zaenal Mustafa berhasil menyatukan rakyat dangan para santri dan
dengan tegas menolak melakukan Saikeiri, yaitu memberi penghormatan kepada kaisar Jepang
dengan membungkukkan badan kearah Tokyo. Pada tanggal 25 Februari 1944 seusai shalat
jumat, pasukan Jepang menggempur Sukamanah dan menangkap K.H. Zaenal Mustafa setelah
sebelumnya terjadi perlawanan dari rakyat.
Perlawanan Peta di Blitar timbul karena tentara Peta tidak tahan lagi melihat kesengsaraan di
daerahnya. Pada tanggal 14 Februari 1945 di bawah komandan pleton Supriyadi, Peta
melancarkan perlawanan terhadap Jepang tetapi gagal karena situasi yang tidak tepat dan tipu
muslihat. Sekalipun gagal, perlawanan ini sangat mempangaruhi semangat kemerdekaan rakyat
Indonesia.

D. Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945


1. Proses Perumusan Pancasila dan UUD 1945
Pada tahun 1944 kedudukan Jepang di Perang Pasifik makin terdesak dan dengan adanya
pemberontakan rakyat Indonesia, posisinya di Indonesia semakin terjepit. Tetapi masih
berusaha menarik simpati rakyat Indonesia dengan menjanjikan kemerdekaan. Pada tanggal 1
Maret 1945, pemerintah Jepang di Jawa yang di pimpin oleh Saiko Syikikan Kumakici Harada
membentuk Dokuritsu Junbi Cosakai (BPUPKI). Ketua BPUPKI adalah Dr.K.R.T. Radjiman
Wiidyodiningrat. Tugas pokok BPUPKI adalah melakukan penyelidikan terhadap usaha-usaha
persiapan kemerdekaan Indonesia.
Sidang BPUPKI dilaksanakan dalam dua tahap:
a. Masa sidang pertama (29 Mei 1945-1 Juni 1945)
Persidangan ini membicarakan masalah dasar Negara. Pada tanggal 29 Mei 1945 Mr. Muh.
Yamin berpidato dengan judul “Asas dan Dasar Negara Kebangsaan Republik Indonesia” yang
mengusulkan lima asas yang akan dijadikan dasar Negara:
1. Peri Kebangsaan
2. Peri Kemanusiaan
3. Peri Ketuhanan
4. Peri Kerakyatan
5. Kesejahteraan Rakyat
Pada tanggal 31 Mei 1945 Prof. Dr. Mr. Supomo menyampaikan pidato yang berisi penjelasan
masalah-masalah yang berhubungan dassar Negara:
1. Paham negara persatuan
2. Penghubungan negara dan agama
3. Sistem badan permusyawaratan
4. Sosialisme negara
5. Hubungan antarbangsa
Pada tanggal 1 Juni 1945 Ir. Soekarno berbicara tentang dasar falsafah Negara Indonesia
merdeka yang terdiri atas lima asa:
1. Kebangsaan Indonesia
2. Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan
3. Mufakat atau demokrasi
4. Kesejahteraan Sosial
5. Ketuhanan Yang Maha Esa
Berdasarkan petunjuk seorang ahli bahasa, Ir. Soekarno menamakan kelima sas itu Pancasila
yang kemudian diusulkan sebagai dasar Negara Indonesia. Panitia kecil (Panitia Sembilan)
yang dibentuk BPUPKI terdiri dari Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Mr. A.A. Maramis,
Abikusno Cokrosuyoso, Abdul Kahar Muzakkir, H. Agus Salim, Mr. Achmad Soebarjo, K.H.A
Wahid Hasyim,dan Mr. Moh. Yamin dengan ketua Ir. Soekarno. Pada tanggal 22 Juni 1945
BPUPKI menghasilkan rumusan yang disebut Piagam Jakarta (Jakarta Charter).
Di dalam alenia ke-4 Piagam Jakarta dirumuskan lima asas Negara Indonesia Merdeka yaitu:
1. Ketuhanan dengan menjalankan syariat Islam bagi pemelik-pemeluknya.
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerkyatan yang dipimpin oleh hikmat dalam permusyawaratan/perwakilan
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

b.Masa sidang kedua (10 Juli-17 Juli 1945)


Membahas rancangan Undang-Undang Dasar beserta pembukaannya. Pada tanggal 14 Juli
1945 Ir. Soekarno melaporkan hasil kerjasama Panitia Perancang UUD kepada siding sebagai
berikut:
1. Pernyataan Indonesia merdeka
2. Pembukaan Undang-Undang Dasar
3. Undang-Undang Dasar
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI dibubarkan dan sebagai penggantinya dubentuk Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).

2. Makna Proklamasi Kemerdekaan


Teks proklamasi dibacakan di halaman rumah Ir. Soekarno, jl. Pegangsaan Timur 56 Jakarta
pada pukul 10.00 WIB. Walaupun isinya sangat singkat, tetapi mengandung makna yang
sangat dalam karena merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang sebelumnya terjajah
menjadi bangsa yang mardeka.

3. Proses Peengesahan Pancasila sebagai Dasar Negara


Pada tanggal 18 Agustus 1945, PPKI mengadakan siding yang pertama dan menghasilkan
keputusan penting, antara lain:
a. mengesahkan Undang – Undang Dasar yang sebelumnya telah dipersiapkan oleh Dokuritsu
Junbi Cosakai yang sekarang dikenal dengan Undang – Undang Dasar 1945,
b. memilih Ir. Soekarno sebagai Presiden dan Drs. Moh. Hatta sebagai Wakil Presiden,
c. dalam masa peralihan, Presiden untuk sementara waktu akan dibantu oleh sebuah komite
nasional.
Rumusan terakhir Pancasila yang benar dan berlaku sekarang tercantum dalam Pembukaan
Undang-Undang Dasar 1945.

4. Perjuangan Mempertahankan dan Mengisi Kemerdekaan Indonesia


a. Masa Revolusi Fisik
Beberapa peristiwa pemberontakan sempat mengguncang Negara Republik Indonesia, antara
lain:
1. Peristiwa APPRA di Bandung
Peristiwa ini dilatarbelakangi terbentuknya Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat
(APRIS), sebagai salah satu bentuk keputusan KMB.
2. Gangguan Keamanan yang Dilakukan oleh DI/TII
Di Jawa Barat, gerombolan DI/TII dipimpin oleh Kartosuwiryo.Operasi penumpasan DI/TII
dilaksanakan oleh TNI bersama-sama ratusan ribu rakyat dengan memekai taktik pagar betis.
Pada tanggal 4 Juni 1962, Kartosuwiryo berhasil ditangkap di gunung Geber (Majalaya) oleh
pasukan Siliwangi.
Gerakan DI/TII di Jawa Tengah dipimpin oleh Fatah dan Kyai Sumolangu berhasil
dihancurkan pada tahun 1957 oleh operasi Gerakan Banteng Nasional dari Divisi Diponegoro.
Munculnya gerakan DI/TII di Aceh yang dipimpin oleh Tengku Daud Beureuh didorong oleh
masalah ketidakpuasan mengenai soal ekonomi daerah dan berhasil ditumpas melalui
kombinasi operasi-operasi militer dan musyawarah.
3. Peristiwa RMS (Republik Maluku Selatan)
Pada tanggal 25 April 1950 di Ambin, Mr. Dr. Soumokil mengumumkan berdirinya Republik
Maluku Selatan yang bertujuan untuk memisahkan diri dari negara Republik Indonesiasetelah
RIS bubar.

b. Masa Demokrasi Liberal


Sistem demokrasi liberal sebenarnya bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945, namun
liberalism telah melangkah jauh ke dalam asas-asas demokrasi di Indonesia, seperti berlakunya
Konsitusi RIS maupun UUD sementara 1950.

c. Masa Orde Lama


1. Latar Belakang Lahirnya Dekrit Presiden Juli 1959.
Latar belakang:
a. Kehidupan politik yang labil karena seringnya pergantian kabinet dan semakin tajamnya
persaingan partai politik.
b. Kegagalan konstituante dalam menyusun Undang-Undang Dasar.
c. Terjadinya gangguan keamanan berupa pemberontakan bersenjata di daerah-daerah.

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 berisi:


1. Tidak berlakunya UUDS 1950 dan berlakunya kembali UUD 1945.
2. Pembubaran Badan Kostituante.
3. Pembentukan MPR Sementara dan DPA Sementara.

2.Pelaksanaan Demokrasi Terpimpin


1.Bentuk pemerintahan Presidensial dimana Ir. Soekarno adalah presiden dan perdana menteri
serta kabinetnya dinamakan Kabinet Kerja.
2. Pembentukan MPRS dengan Penetapan Presiden No. 2 Tahun 1959.
3. Pembentukan DPAS berdasarkan Penetapan Presiden No. 3 Tahun 1959 yang diketuai oleh
Presiden dengan 45 orang anggota.

d. Masa Orde Baru


1. Lahirnya Orde Baru
Latar belakang:
a. Masyarakat menuntut pelaku G 30 S/PKI segera diadili dan PKI dibubarkan.
b. Pada 10 Januari 1966 kesatuan-kesatuan aksi mengajukan tiga tuntutan yang dikenal sebagai
Tritura.
3. Pada 21 Februari 1966 presiden melakukan perubahan terhadap Kabinet Dwikora. Rakyat
tidak puas karena masih banyak menteri yang terlibat G 30 S/PKI.

Keluarnya Supersemar
Situasi yang semakin panas mengharuskan Presiden Soekarno mengeluarkan Supersemar
kepada Letjen Soeharto yang merupakan pemberian kepercayaan sekaligus wewenang kepada
Letjen Soeharto untuk menguasai keadaan yang serba tidak menentu dan sulit dikendalikan.

2. Pembangunan Nasional
Pada 6 Juni 1968, Presiden Soeharto mengumumkan pembentukan dan susunan Kabinet
Pembangunan. Tugas pokok kabinet dikenal dengan Pancakrida.

e. Masa Reformasi
Reformasi yang digerakkan oleh para mahasiswa memiliki agenda pertama menurunkan
Soeharto yang selama hampir 32 tahun menjabat sebagai Presiden. Pada tanggal 20 Mei 1998
Soeharto secara resmi mengumumkan pengunduran dirinya dan jabatan presiden dilimpahkan
kepada B.J. Habibie. Sejak saat itulah Orde Reformasi dan babak baru perkembangan
demokrasi di Indonesia dimulai.
BAB IV
Penutup

4.Kesimpulan

Nilai-nilai pancasila diangkat dan di rumuskan secara formal/para pendiri


negara/di jadikan sebagai dasar negara RI. Proses cara formal tersebut di lakukan dalam
sidang-sidang bpupki pertama, bidang panitia 9, sidang BPUPKI kadua, serta akhirnya di
sah kan secara yuridis sebagai dasar negara RI.
Sejarah perjuangan bangsa indonesia/membentuk negara sangat erat kaitannya
dengan jati diri bangsa indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatua,kerakyatan serta
keadilan. Dalam kenyataannya secara objektif tlah di miliki/bangsa indonesia sejak
dahulu kala.

You might also like