You are on page 1of 2

A.

PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI


Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.
Setiap saat kita dapat menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada
di sekitar kita baik di daratan maupun di perairan. Misalnya, dihalaman rumah,
kebun, sawah, atau di hutan. Di tempat itu dapat kita jumpai bermacam-
macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang berukuran kecil seperti semut
hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular, atau gajah. Mulai dari
yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik.

Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai


macam variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat, yang terlihat pada berbagai
tingkatan persekutuam makhluk hidup yaitu tingkatan ekosisitem, tingkatan jenis
dan tingkatan genetik. Keanekaragaman hayati menurut UU NO 5 Tahun 1994
adalah keanekaragaman di antara mahluk hidup dari semua sumber termasuk di
antaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik lain, serta komplek-komplek
ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya, mencakup keaneka
ragaman dalam spesies, antara species dengan ekosisitem. Berdasarkan definisi di
atas ada 3 elemen keaneka ragaman hayati yaitu, keaneka ragaman ekosisitem,
keaneka ragaman jenis dan keaneka ragaman genetik.

Apa itu Ketahanan Pangan ?

Undang-Undang Pangan No.7 Tahun 1996 memberikan definisi ketahanan


pangan sebagai kondisi terpenuhinya kebutuhan pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan secara cukup, baik dari jumlah maupun mutunya,
aman, merata dan terjangkau. Sementara USAID (1992) mendefinisikan ketahanan
pangan sebagai satu kondisi dimana masyarakat pada satu yang bersamaan memiliki
akses yang cukup baik secara fisik maupun ekonomi untuk memenuhi kebutuhan
dietary dalam rangka untuk peningkatan kesehatan dan hidup yang lebih produktif.
Perbedaan mendasar dari dua definisi ketahanan pangan tersebut yaitu pada UU No
7/1996 menekankan pada ketersediaan, rumah tangga dan kualitas (mutu) pangan.
Sedangkan pada definisi USAID menekankan pada konsumsi, individu dan kualitas
hidup.
FAO (1997) mendefinisikan ketahanan pangan sebagai situasi di mana semua rumah
tangga mempunyai akses baik fisik maupun ekonomi untuk memperoleh pangan bagi
seluruh anggota keluarganya, dan di mana rumah tangga tidak beresiko mengalami
kehilangan kedua akses tersebut. Hal ini berarti konsep ketahanan pangan mencakup
ketersediaan yang memadai, stabilitas dan akses terhadap pangan-pangan utama.
Determinan dari ketahanan pangan dengan demikian adalah daya beli atau pendapatan
yang memadai untuk memenuhi biaya hidup (FAO, 1996).

Berdasarkan pengertian dan konsep tersebut di atas maka beberapa ahli


sepakat bahwa ketahanan pangan minimal mengandung dua unsur pokok yaitu
”ketersediaan pangan dan aksesibilitas masyarakat terhadap pangan”. Salah satu
unsur tersebut tidak dipenuhi maka suatu negara belum dapat dikatakan mempunyai
ketahanan pangan yang baik (Arifin, 2004). Walaupun pangan tersedia cukup di
tingkat nasional dan regional, tetapi jika akses individu untuk memenuhi kebutuhan
pangannya tidak merata, maka ketahanan pangan masih dikatakan rapuh. Akses
terhadap pangan, ketersediaan pangan dan resiko terhadap akses dan ketersediaan
pangan tersebut merupakan determinan yang esensial dalam ketahanan pangan (Von
Braun et al, 1992).

A. Definisi dan pengertian industri


Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang
setengah jadi menjadi barang jadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk
mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi
adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga
dalam bentuk jasa.

You might also like