You are on page 1of 20

BAB I

PENGERTIAN RING

INGAT KEMBALI :

1. Misal G suatu himpunan tak kosong dan * adalah suatu operasi yang didefinisikan pada G. (G,*)
dinamakan semigrup, jika memenuhi :
a. Tertutup, yakni a, b  G, a * b  G

b. Assosiatif, yakni a, b, c  G,  a * b * c  a *  b * c

2. Misal G suatu himpunan tak kosong dan * adalah suatu operasi yang didefinisikan pada G. (G,*)
dinamakan grup, jika memenuhi :
a. Tertutup, yakni a, b  G, a * b  G

b. Assosiatif, yakni a, b, c  G,  a * b * c  a *  b * c


c. Terdapat elemen identitas, yakni e  G , a  G, a * e  e * a  a
Untuk selanjutnya e dinamakan elemen identitas pada G terhadap operasi *
d. Setiap elemen punya invers, yakni a  G , a 1  G, a * a 1  a 1 * a  e
Untuk selanjutnya a-1 dinamakan invers dari a.

Suatu grup (G,*) dinamakan grup komutatif (abelian), jika operasi * bersifat komutatif , yakni
a, b  G, a * b  b * a

Definisi : ( RING )
Misal R adalah suatu himpunan tak kosong yang dilengkapi dengan dua buah operasi yakni  (operasi
penjumlahan) dan  (operasi pergandaan), selanjutnya dilambangkan dengan (R,  ,  ). Struktur ( R, 
,  ) dinamakan ring , jika memenuhi aksioma :
a. ( R,  ) grup abelian
i. Tertutup, yakni a, b  R, a  b  R

ii. Assosiatif, yakni a, b, c  R,  a  b  c  a   b  c


iii. Terdapat elemen identitas, yakni e  R , a  R, a  e  e  a  a
Untuk selanjutnya e dinamakan elemen netral (nol) .
iv. Setiap elemen punya invers, yakni a  R , a 1  R, a  a 1  a 1  a  e
Untuk selanjutnya a-1 dinamakan invers dari a.
v. Komutatif , yakni a, b  R, a  b  b  a
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

b. ( R,  ) semigrup
i. Tertutup, yakni a, b  R, a  b  R

ii. Assosiatif, yakni a, b, c  R,  a  b  c  a   b  c


c. Sifat distributif kiri dan distributif kanan, yakni :

Perlu diperhatikan bahwa, operasi penjumlahan dan operasi pergandaan disini BUKAN BERARTI operasi
penjumlahan dan pergandaan biasa.
Contoh :
1. Z = Himpunan semua bilangan bulat.
Didefinisikan operasi pada Z seperti berikut :
+ adalah operasi penjumlahan biasa
 adalah operasi pergandaan biasa.
(Z, + ,  ) merupakan ring.
Bukti :
a. Ditunjukkan (Z, + ) grup abelian
i. …(sifat ketertutupan penjumlahan bilangan bulat)
ii. ,  a  b  c  a   b  c  …(sifat assosiatif penjumlahan bilangan bulat)

iii. , berlaku a  0  0  a  a
Jadi 0 adalah elemen netral pada Z
iv. , , berlaku a  (a )  ( a)  a  0
Jadi setiap elemen di Z mempunyai invers terhadap operasi +
v. …( sifat komutatif penjumlahan bilangan bulat )
Dari a ( i, ii, iii, iv, dan v ), diperoleh ( Z, + ) grup abelian
b. Ditunjukkan ( Z ,  ) semigrup
i. berlaku …(sifat ketertutupan pergandaan bilangan bulat)
ii. , (sifat assosiatif pergandaan bilangan bulat)
Dari b ( i dan ii), diperoleh ( Z ,  ) semigrup
c. Ditunjukkan berlaku sifat distributif kiri dan kanan

2. Q = Himpunan semua bilangan rasional.


R = Himpunan semua bilangan real
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

C = Himpunan semua bilangan kompleks


Untuk operasi + dan  seperti pada nomor 1, maka (Q, + ,  ), (R, + ,  ), (C, + ,  ) masing-masing
merupakan ring. ( Coba tunjukkan buktinya yaa !!! )
3. N = Himpunan semua bilangan asli
Untuk operasi + dan  seperti pada nomor 1, maka ( N, + ,  ) bukan ring.
( Tunjukkan aksioma apa yang tidak terpenuhi !!! )
LATIHAN SOAL

1. Diketahui M =
Didefinisikan operasi + dan  pada M seperti berikut :
+ adalah operasi penjumlahan matriks
 adalah operasi pergandaan matriks
Selidikilah apakah (M, + ,  ) merupakan ring atau bukan !

2. Diketahui Z5 = Himpunan semua bilangan bulat modulo 5


+ adalah operasi penjumlahan bilangan bulat modulo 5
 adalah operasi pergandaan bilangan bulat modulo 5
Selidikilah apakah (Z5, + ,  ) merupakan ring atau bukan !
3. Misalkan
, didefinisikan operasi  dan • pada  sepeti berikut :
 f  g  ( x )  f ( x)  g ( x )

Apakah (K,  , ) ring ? Tunjukkan !

4. ZxZ= {(a,b) | Z dan Z}


 a, b    c, d   a  c  bd

Operasi  , didefinisikan , ( a, b)  (c, d )  (a  c, b  d )

Operasi  , didefinisikan , ( a, b)  (c, d )  (ac, bd )


Selidiki apakah (ZxZ,  ,  ) merupakan ring atau bukan !
5. Diketahui Z adalah himpunan semua bilangan bulat .
Didefinisikan operasi penjumlahan dan pergandaan pada Z sebagai berikut :
, a  b  a  b 1
a  b  a  b  ab
Selidikilah apakah ( Z, ⊕, ⊗ ) merupakan ring ?
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

6. Diketahui Z adalah himpunan semua bilangan bulat .


Didefinisikan operasi penjumlahan dan pergandaan pada Z sebagai berikut :
, a  b  a  b 1
a  b  a  b  ab
Selidikilah apakah ( Z, ⊕, ⊗ ) merupakan ring ?

7. Diketahui K =
Didefinisikan operasi pada K , seperti berikut :
Untuk setiap (a,b) , (c,d)  K, ( a, b ) = ( c, d) jika dan hanya jika a = c dan b = d
( a, b)  (c, d) = (ad + bc , bd )
( a, b)  ( c, d) = ( ac , bd )
Selidilah apakah ( K ,  ,  ) merupakang ring.

8. Diketahui K =
Didefinisikan operasi pada K , seperti berikut :
Untuk setiap (a,b) , (c,d)  K , ( a, b ) = ( c, d) jika dan hanya jika ad = bc dan b = d
( a, b)  (c, d) = (ad + bc , bd )
( a, b)  ( c, d) = ( ac , bd )
Selidiki apakah ( K ,  ,  ) merupakang ring !
9. Diberikan himpunan S.
Didefinisikan himpunan P(S) =  K | K  S

Operasi biner  dan  pada P(S), didefinisikan sebagai berikut


A, B  P(S) , A  B   A  B    A  B 

A B  A B
a. Buatlah table untuk  dan  pada P(S) jika S = {a, b}
b. Tunjukkan bahwa untuk himpunan S diatas, maka ( P(S) ,  ,  ) merupakan ring
10. Diketahui Q adalah himpunan semua bilangan rasional.
Didefinisikan operasi  sebagai operasi penjumlahan biasa, dan operasi  didefinisikan sebagai

.
Selidiki apakah ( Q ,  ,  ) merupakan ring atau bukan !

UNTUK SELANJUTNYA OPERASI PENJUMLAHAN CUKUP DITULIS “ + ” , DAN OPERASI


PERGANDAAN CUKUP DITULIS “ . “
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

Definisi 2 :
Misal R adalah ring yang mempunyai elemen identitas terhadap operasi pergandaan (missal dinotasikan e 1 ).
Untuk selanjutnya elemen identitas terhadap operasi pergandaan ( e1 ) dinamakan sebagai elemen satuan.
Untuk lebih lanjut, ring R yang memuat elemen satuan dinamakan sebagai Ring dengan elemen satuan.
Definisi 3 :
Ring R dikatakan sebagai ring komutatif jika operasi pergandaan pada R bersifat komutatif.
Teorema 1 :
Misalkan R ring dengan elemen identitas e.
Untuk setiap a, b  R berlaku :
1. e a = a e = e
2. a (– b) = (– a) b = – ( ab )
3. (–a) (–b) = a b
Bukti ?
Teorema 2 :
Misalkan R ring dengan elemen satuan e1 .
Untuk setiap a  R berlaku :
1. (– e1 ) a = – a
2. (–e1 ) (–e1 ) = e1
Bukti :
( Coba buktikan )
Definisi 4 :
Misalkan R ring dengan elemen satuan
Suatu elemen u  R dinamakan unit, jika u mempunyai invers terhadap operasi pergandaan.

Definisi 5 :
Misalkan R ring dengan setiap elemen tak nol ( selain elemen netral ) merupakan unit, maka R dinamakan
ring pembagian ( division ring ) .
Definisi 6 :
Misalkan R adalah division ring yang bersifat komutatif, maka R dinamakan sebagai lapangan ( field ) .
Jika R tidak komutatif maka R dinamakan skew field.
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

BAB II
SUB RING

Definisi :
Misalkan (R , + , . ) ring dan S himpunan bagian R.
S dikatakan subring dari R, jika (S, + , *) adalah ring.

Teorema :
Misalkan R adalah ring dan S adalah himpunan bagian dari R.
S subring dari R jika dan hanya jika :
1. e0 S

2. (a – b) S, untuk setiap a,b S


3. a.b S , untuk setiap a,b S
Bukti :
Coba buktikan yaa !!!

Example :
1. (Z, + , . ) subring dari (Q, + , . ) subring dari (R, + , . ) subring dari (C, + , . )
2. D2(R) subring dari M2(R)

SOAL :
1. Misalkan M dan N masing-masing merupakan subring dari R. Apakah :
a. M N subring dari R
b. M N subring dari R

c. M + N = { m + n | m M dan n N } subring dari R


2. Misalkan (R, +, . ) ring dan a R
Tunjukkan bahwa Ia = { x R | a.x = e0 } subring dari R !
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

BAB III
DAERAH INTEGRAL

Definisi 1 :
Jika a dan b adalah elemen TAK NOL ( selain e0 ) pada ring R sedemikian hingga a.b = e 0 , maka a dan b
dikatakan sebagai pembagi nol.
Example 1 :
Misal pada Z12 , elemen 2, 3, 4, 6, 8, 9 merupakan elemen pembagi nol. ( kenapa ??? )

Misal pada M2(Real), elemen , adalah elemen pembagi nol ( kenapa ??? )
Teorema 1 :
Pada ring Zn , elemen pembagi nol adalah elemen-elemen yang tidak saling prima dengan n.
Bukti :
Misalkan m Zn dengan m 0 dan misalkan gcd(fpb) dari m dan n adalah d 1. Berlaku :

m = n
dan (m/d)n menghasilkan 0. Kemudian m(n/d) = 0 pada Z n , dimana m dan (n/d) tidak nol, jadi m adalah
pembagi nol.
Sementara disisi lain, Andaikan m Zn relatif prima dengan n. Jika untuk s Zn , ms = 0 , maka n membagi
pergandaan ms, dengan m dan s adalah elemen pada ring Z. Karena n relatif prima dengan m, maka n
membagi habis s, jadi s = 0 pada Zn .
Corollary 1 :
Untuk p prima, maka Zp tidak mempunyai pembagi nol.
Bukti :
( kenapa ??? )
Teorema 2 :
Hukum kanselasi berlaku pada ring R jika dan hanya jika R tidak memuat pembagi nol.
Bukti :

Misalkan R ring dengan hukum kanselasi berlaku, dan misalkan ab = e 0 untuk suatu a,b R . Akan
ditunjukkan a atau b adalah nol. Jika a e0, ab = ae0 mengakibatkan b = e0 ( dengan hukum kanselasi ).
Identik untuk b e0 mengakibatkan a = e0 ( coba tunjukkan !!! ). Jadi tidak ada pembagi nol ketika hukum
kanselasi berlaku pada R.
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

Misalkan R tidak mempunyai pembagi nol dan ab = ac , untuk a e0 .


Akibatnya ab – ac = a(b – c) = e0 . Karena a e0 dan R tidak memuat pembagi nol , jadi haruslah b – c = e 0 .
Diperoleh b = c
Identik untuk ba = ca , dengan a e0 mengakibatkan b = c . ( coba tunjukkan !!! )
Definisi 2 :
Daerah integral D adalah ring komutatif dengan elemen satuan dan tidak memuat pembagi nol.
Example 4 :
Z dan Zp adalah daerah integral, untuk p prima.
Zn bukan daerah integral, untuk n bilangan bulat selain prima. Kenapa ???
Example 5 :
Tunjukkan meskipun Z2 adalah daerah integral ( kenapa ??? ) , tetapi M2 (Z2) mempunyai pembagi nol !!!
Jawab :
Kenapa ????
Teorema 4 :
Setiap lapangan adalah daerah integral.

Bukti :
Misal diketahui lapangan F.
Ambil sembarang a,b F dan asumsikan bahwa a e0. (kenapa???)
Jika ab = e0, maka a-1ab = a-1e0 . Jadi b = e0 .
Identik untuk b e0, jika ab = e0 maka a = e0.
Jadi F tidak memuat pembagi nol.
Lebih lanjut F adalah adalah daerah integral.
Teorema 5 :
Setiap daerah integral BERHINGGA adalah lapangan.
Bukti :
Misalkan e0 , e1 , a1, a2, ..., an adalah semua elemen pada daerah integral D. Akan ditunjukkan bahwa untuk

setiap a D , dengan a e0 , terdapat b D sedemikian hingga ab = e1.


Bentuk
ae1 , aa1 , ... , aan
Klaim bahwa semua elemen-elemen tadi berbeda, karena untuk aai = aaj mengakibatkan ai=aj. Dan juga,
karena D tidak memuat pembagi nol, tidak ada dari elemen-elemen tadi yang nol.
Dengan mencacah, perhatikan bahwa ae1 , aa1 , ... , aan adalah e1 , a1 , ... , an dalam suatu urutan, termasuk ae1
= e1 , yakni a = e1 atau aai = e1 , untuk suatu i.
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

Jadi a mempunyai invers terhadap pergandaan.


Corollary 2 :
Untuk p prima, maka Zp lapangan.
Bukti :
( kenapa ??? )
LATIHAN
1. Tentukan solusi dari persamaan x3 – 2x2 – 3x = 0 pada Z12
2. Tentukan solusi dari persamaan x2 + 2x + 2 = 0 pada Z6

3. Tunjukkan bahwa adalah pembagi nol pada M2(Z)


4. Selidiki pada soal sebelumnya ( pada soal latihan ring ) , mana yang merupakan daerah integral
5. Suatu elemen a pada ring R dikatakan idempoten jika a 2 = a . Tunjukkan bahwa division ring ( ring
pembagian ) memuat tepat 2 buah elemen idempoten.
6. Tunjukkan bahwa irisan dari dua buah sub daerah integral D merupakan sub daerah integral D
7. Misalkan untuk setiap elemen tak nol a R , terdapat dengan tunggal b R , sedemikian hingga aba = a.
a. Tunjukkan bahwa R tidak memuat pembagi nol
b. Tunjukkan bahwa bab = b
c. Tunjukkan R mempunyai elemen satuan
d. Tunjukkan bahwa R adalah division ring.
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

BAB II
IDEAL

A. Pengertian Ideal
Subring-subring dari suatu ring mempunyai peranan yang mirip dengan subgrup normal dalam suatu grup.
Subring yang peranannya mirip subgroup normal disebut ideal.

Definisi 1:
Misalkan R adalah suatu ring dan I  R dengan I  , I disebut
Ideal kiri dari R jika :
i. x, y  I berlaku (x – y)  I
ii. (r  R)(x  I) berlaku rx  I

Misalkan R adalah suatu ring dan IR dengan I, I disebut


Ideal kanan dari R jika :
1. x, y  I berlaku (x – y)  I
2. (r  R)(x  I) berlaku xr  I
Misalkan R adalah suatu ring dan I  R dengan I , I disebut Ideal dari R jika :
1. x, y  I berlaku (x – y)  I
2. (r  R)(x  I) berlaku rx, xr  I
Note :

1. Syarat ke ii. bahwa rx, xr  I jika I Ideal tidak berarti bahwa rx = xr.
2. Ideal pasti merupakan subring tetapi tidak sebaliknya
Contoh :

1. Z = himpunan dari bilangan-bilangan bulat terhadap penjumlahan dan


perkalian biasa merupakan ring.

Jika m tak nol suatu bilangan bulat , maka M = {mz | z bilangan bulat} merupakan ideal dari Z, sebab jelas
bahwa M  Z, M   dan
i. x, y  M, berarti x = ma, y = mb untuk suatu a, b  Z dan a – b Z, sehingga x – y = ma – mb =
m(a – b)  M
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

ii. r  Z, x M, rx = r(ma) = m(ra)  M karena ra  Z.

2. Z12 = {0, 1, 2, …, 11} adalah ring dari bilangan-bilangan bulat modulo 12


maka dengan mudah ditunjukkan bahwa himpunan-himpunan bagian dari Z12 berikut merupakan ideal
darinya:

P = { 0, 6 }

Q = { 0, 4, 8 }

R = { 0, 3, 6, 9 }

S = { 0, 2, 4, 6, 8, 10 }

Coba buktikan yaaa !!!

 a b  
1. M2(Q) =   a, b, c, d  Q  adalah ring terhadap penjumlahan dan pergandaan matriks.
 c d  

 a 0    2 1
N =   a, b  Q  adalah bukan ideal dari M2(Q), karena : syarat ii. Tidak dipenuhi, A =   
 0 b     1 3

1 / 2 0 
M2(Q) dan B =    N
 0 1

 2 1  1 / 2 0   1 1
AB =     =   N
  1 3  0 1    1/ 2 3

Mahasiswa diharap mencoba mencari contoh-contoh subring yang merupakan ideal dan subring yang bukan
merupakan ideal.

Untuk lebih memantapkan materi tentang subring, diharap mahasiswa membuktikan secara formal ideal
yang dimilikinya dan membuat atau mencari contoh-contoh yang lain tentang ideal disertai buktinya.

TUGAS MANDIRI:
KERJAKAN SOAL-SOAL DI BAWAH INI :
1. Misalkan R adalah ring dari semua matriks ordo 2x2 dengan semua komponennya bilangan bulat
terhadap operasi penjumlahan dan perkalian matriks.
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

 a 0    0 a  
Didefinisikan U =   a, b  Z  dan V =   a, b  Z  maka selidikilah U dan V masing-masing
 b 0    0 b  
merupakan ideal kiri, ideal kanan, ideal atau tidak
2. Jika M dan N masing-masing adalah ideal dari ring R maka tunjukkanlah
a. M  N juga ideal dari R
b. M + N = {a + b | a M dan b  N } ideal dari R
3. Diberikan R adalah ring komutatif dengan a, b  R maka tunjukkan bahwa S = {ax + by | x,y  R } ideal
dari R

BAB IV
RING FAKTOR

Ide :
Perhatikan kemiripan struktur pada teori grup dan teori ring.
Sub ring mirip dengan sub grup
Ideal mirip dengan sub grup normal
Ring faktor mirip dengan grup faktor
Coba perhatikan kemiripan strukturnya !!!!

Ring Faktor
Ring factor mempunyai kemiripan dengan grup faktor.
Jika I ideal dari ring R maka I subring dari R, berarti I juga merupakan ring, sehingga (I,+) merupakan
subgrup normal dari (R,+).

Himpunan semua koset kiri (kanan) I dalam R, ditulis sebagai


R/I = {r + I | r  R}

Operasi penjumlahan dan pergandaan pada R/I didefinisikan :

Untuk setiap (a + I) , (b + I) R/I , dengan a, b R


(a + I) + (b + I) = (a + b) + I
(a + I)(b + I) = ab + I

Akan ditunjukkan dulu operasi-operasi tersebut well defined, artinya :


Ambil sembarang x + I , y + I , x’ + I , y’ + I R/I
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

jika x + I = x’ + I  y + I = y’ + I maka adit


(x + I) + (y + I) = (x’ + I) + (y’ + I) dan
(x + I) (y + I) = (x’ + I) (y’ + I)
Bukti :
Ambil x + I = x’ + I  y + I = y’ + I
Karena I ideal maka x – x’, y – y’  I (kenapa???) , Sehingga :
(x – x’) + (y – y’)  I  (x + y) – (x’+ y’)  I
 (x + y) + I = (x’+ y’) + I
 (x + I) + (y + I) = (x’+ I) + (y’ + I)
(x – x’)y, x’(y – y’)  I, x’, y  R  xy – x’y, x’y – x’y’  I
 (xy – x’y) + (x’y – x’y’)  I
 xy – x’y’  I
 xy + I = x’y’+ I
 (x + I) (y + I) = (x’ + I) (y’ + I)
Terbukti bahwa operasi penjumlahan dan pergandaan pada R/I tersebut well defined.

Selanjutnya ditunjukkan bahwa R/I adalah ring, sebagai berikut :


1. Adit (R/I, +) grup komutatif
a. Tertutup
ambil sebarang a + I, b + I  R/I maka a, b  R dan a + b  R (kenapa???) , sehingga (a + I) + (b + I) = (a +
b) + I  R/I

b. Assosiatif
Ambil sebarang a + I, b + I, c + I  R/I
maka a, b, c R, dan (a + b) + c = a + (b + c) (kenapa???)
diperoleh
[ (a+I)+(b+I) ] + (c+I)
= [(a+b)+I] + (c+I)
= [ (a+b)+c ] + I
= [ a+(b+c) ] + I
= (a+I) + [ (b+I) + (c+I) ]

c. Ada elemen netral


Ambil e0 + I = I  R/I dengan e0 elemen netral dalam R,
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

maka e0 + I = I adalah elemen netral dalam R/I, sebab:


(a + I) + I = a + I dan I + (a + I) = a + I untuk (a + I)  R/I

d. Setiap elemen dalam R/I mempunyai invers


a + I  R/I maka a, -a  R maka -a + a = a + (-a) = e0  R,
dan –a + I  R/I, sehingga (-a + I)+(a + I) = (-a + a)+I = e0 + I = I dan (a + I)+(-a + I) = (a + (-a))+I = e0 +
I=I

Jadi (-a + I) adalah invers dari (a + I)

e. Kommutatif
(a + I), (b + I)  R/I maka a, b  R dan a + b = b + a  R sehingga
(b + a) + I  R/I dan berlaku :
(a + I) + (b + I) = (a + b) + I = (b + a) + I = (b + I) + (a + I)

2. (R/I, . ) tertutup dan asosiatif


a. Tertutup
Ambil sebarang (a + I), (b + I)  R/I maka a, b  R dan ab  R, sehingga (a + I) (b + I) = ab + I  R/I

b. assosiatif
Ambil sebarang a + I, b + I, c + I  R/I maka a, b, c R,
(a.b).c = a.(b.c) (kenapa???)

[(a + I).(b + I)].(c + I) = [( a.b) + I ].(c + I)


= [(a.b).c] + I = [a.(b.c)] + I
= (a + I). [(b + I). (c + I)]

3. (R/I, + , . ) distributif
Ambil sebarang a + I, b + I, c + I  R/I maka a, b, c R, dengan (a + b). c = a.c + b.c dan a.(b + c) =
a.b + a.c

[ (a + I) + (b + I) ] .(c + I) = [(a + b) + I].(c + I)


= [(a + b).c] + I
= [a.c + b.c)] + I
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

= (a.c + I) + (b.c + I)
= (a + I).(c + I) + (b + I).(c + I)]

(a + I). [(b + I) + (c + I)] = [(a + I). [(b + c) + I]


= [a .(b + c)] + I = [a.b + a.c)] + I
= (a.b + I) + (a.c + I)
= (a + I).(b + I) + (a + I).(c + I)]

Dari 1, 2, dan 3 terbukti bahwa R/I adalah ring , dan selanjutnya disebut ring faktor (qoutient rings).
R/I terdiri dari koset-koset kiri (kanan) dari ideal I dalam R.
Dari pembuktian di atas, tampak bahwa setiap ideal dari suatu ring R pastilah membentuk ring faktor R/I.
Definisi :
Misalkan I ideal dari suatu ring R, maka R/I = { r + I | r  R } merupakan suatu ring yang disebut ring faktor
(qoutient rings) terhadap opersi penjumlahan dan pergandaan yang didefinisikan sebagai berikut:
a + I, b + I  R/I,
(a + I) + (b + I) = (a + b) + I
(a + I)(b + I) = ab + I
Contoh :
Z12 = {0, 1, 2, 3, …, 11} adalah ring dari bilangan-bilangan bulat modulo 12.

IDEAL RING FAKTOR


P = { 0, 6 } Z12 / P = { P, {1,7}, {2,8}, {3,9}, {4,10}, {5,11} }
Q = { 0, 4, 8 } Z12 / Q = {Q, {1,5,9}, {2,6,10}, {3,7,11}}
R = { 0, 3, 6, 9 } Z12 / R = {R,{1,4,7,10}, {2,5,8,11}}
S = { 0, 2, 4, 6, 8, 10 } Z12 / S = {S, {1,3,5,7,9,11}}

TUGAS MANDIRI:
1. Misalkan I adalah ideal dari ring R maka tunjukkanlah bahwa :
a. Jika R memuat elemen satuan maka R/I juga memuat elemen satuan
b. Jika R ring komutatif maka R/I juga ring komutatif
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

BAB V
HOMOMORFISMA DAN SIFAT-SIFATNYA

Ingat kembali pendefinisian homomorfisme pada teori grup. Homomorfisme pada teori ring mempunyai
kemiripan struktur seperti pada teori grup. Coba identifikasi yaa !!!

Definisi 1 :

Misalnya diberikan ring R dan R’.

Pemetaan f : R  R’ disebut homomorfisma dari R ke R’ jika

a, b  R berlaku :

1. f(a + b) = f(a) + f(b)


2. f(a.b) = f(a) . f(b)

Operasi pada R Operasi pada R’

Homomorfisma merupakan fungsi yang mempertahankan operasi yang disajikan dengan skema berikut :

R f R’ atau R f R’

a  a’ a  f(a)

b  b’ b  f(b)

a + b  a’ + b’ a + b  f(a) + f(b)

a.b  a’ . b’ a.b  f(a) . f(b)

Catatan :

1. Operasi pada R dan R’ TIDAK HARUS sama, baik penjumlahan maupun pergandaannya.
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

2. Operasi pada R dan R’ sering kali tidak dinyatakan.


3. Untuk membuktikan homomorfisma, haruslah dibuktikan dulu suatu fungsi, jika belum diketahui fungsi.
(f : R  R’ disebut Pemetaan atau fungsi jika

(a, b R) , a = b  f(a) = f(b) )

Example 1 :

Jika Z dan Q berturut-turut ring dari bilangan bulat dan ring dari bilangan rasional terhadap operasi
penjumlahan dan pergandaan biasa.

Didefinisikan pengaitan f dari ring Z ke Q, sebagai berikut : aZ, f(a) = 2a, maka apakah g adalah suatu
homomorfisma?

a) f fungsi yakni (a, b Z), a = b  f(a) = f(b)


Ambil sebarang a,b  Z, dengan a = b

 2a = 2b ... (sifat pada Z)

 f(a) = f(b) ...( definisi f )

b) f bukan homomorfisma, karena


tidak berlaku x, yZ, f(xy) = 2xy

≠ (2x)(2y) = f(x) f(y)

Sebagai counter example :  -3, 5 Z,

f((-3)5) = f (-15) = 2(-15) = 30 ≠ f (-3) f (5) = (-6)10 = 60

Example 2 :

Diberikan pengaitan h dari Z ke Zn (ring dari bilangan bulat modulo n).

xZ, h(x) = r = sisa x/n, artinya x = kn + r atau r = x – kn , untuk suatu k  Z dan 0  r < n. Buktikan
bahwa h homomorfisma

Bukti :

a. h merupakan fungsi : bukti sebagai latihan mahasiswa


b. h homomorfisma :
x, yZ maka x = pn + r dan y = qn + s, untuk suatu p, q  Z. Ini berarti bahwa h(x) = r, h(y) = s  Zn,
dimana 0 r< n dan 0s<n, maka r+s, rs  Zn.

Diketahui bahwa r, s, r+s, rs Z, sehingga t, uZ berlaku


PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

r + s = tn + v dan rs = un + w, dengan 0 v < n dan 0w<n.

(r, s  Zn maka r+s = v, rs = w  Zn)

i. x + y = (pn + r) + (qn + s) ii. xy = (pn + r)(qn + s)


= (p+q)n + (r+s) = (pqn)n + (ps)n + (qr)n + rs

= (p+q)n + tn +v = [(pqn)+(ps)+(qr)]n+un + w

= (p+q+t)n + v = [(pqn)+(ps)+(qr)+u]n + w

= p*n + v = q*n + w

Tampak dari i, bahwa h(x+y) = v = r+s = h(x)+h(y)

dari ii, diperoleh h(xy) = w = rs = h(x).h(y)

Jadi h adalah homomorfisma

A. Monomorfisma, Epimorfisma dan Isomorfisma


Sebelum membahas materi ini, perlu diingatkan kembali beberapa hal yang berkaitan dengan pemetaan
(fungsi), yaitu:

Definisi 2 :

a. Fungsi f : G G’ disebut onto/pada/surjektif jika f(G) = G’ atau dengan kata lain : (a’ G’)(a 

G) , sehingga a’ = f(a).
b. Fungsi f disebut injektif (1–1) jika (a, b  G) f(a) = f(b)  a = b
c. Fungsi f disebut bijektif (korespondensi 1–1) jika f injektif dan surjektif

Mahasiswa akan kesulitan memahami materi isomorfisma tanpa faham definisi 2 di atas (Buka kembali
Logika Matematika dan Himpunan )

Definisi 3 :

1. Suatu homomorfisma dari R ke R’ yang injektif (1-1) disebut monomorfisma.


2. Suatu homomorfisma dari R ke R’ yang surjektif (pada/onto) disebut epimorfisma.
3. Suatu homomorfisma dari R ke R’ yang bijektif (injektif dan surjektif) disebut isomorfisma.
4. Suatu homomorfisma dari R ke R’ dengan R = R’ disebut endomorfisma (suatu homomorfisma dari
suatu ring R ke ring R itu sendiri)
5. Endomorfisma yang bijektif disebut automorfisma.
6. Jika terdapat suatu homomorfisma dari R ke R’ maka dikatakan R dan R’ homomorfik
7. Jika terdapat suatu isomorfisma dari R ke R’ maka dikatakan R dan R’ isomorfik, dinotasikan R ~ R’
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

B. SIFAT-SIFAT HOMOMORFISMA
Teorema 1 :

Misalkan f homomorfisma dari R ke R’ maka :

1. f(e0) = e0’, dengan e0 dan e0’ berturutan adalah elemen netral dalam R dan R’.
2. f(- a) = - f(a) , untuk a  R
Bukti :

Diketahui f adalah homomorfisma dari R ke R’

1. Elemen netral dalam R adalah e0 maka x  R berlaku x+ e0 = e0+x = x,


sehingga:
f(x+ e0) = f(x) atau f(e0+x) = f(x) f fungsi

f(x)+f(e0) = f(x) f(e0)+f(x) = f(x) f homomorfisma

-f(x)+f(x)+f(e0) = -f(x)+f(x) f(e0)+f(x)-f(x) = f(x)+(-f(x))

f(e0) = e0’ f(e0) = e0’

2. Dari Teorema 1 bag 1, di atas f(e0) = e0’ = f(x)+(-f(x)) = -f(x)+f(x) untuk x


 R dan x+(-x) = e0 = -x+x sehingga
f(e0)=f(x+(-x))=f(x)+f(-x)= e0’, dan f(e0) = f(-x+x) = f(-x)+f(x) = e0’.

Sehingga diperoleh :

f(x)+f(-x) = f(x)-f(x) dan f(-x)+f(x)= -f(x)+f(x) dengan sifat kanselasi pada R’, diperoleh f(-x) = -f(x).

Definisi 2 :

Misalkan f homomorfisma dari R ke R’ maka :

1. Himpunan semua peta (bayangan) anggota dari R dalam R’ oleh f ditulis f(R)
atau Im(f) didefinisikan,
Im(f) = { x’  R’ | x’ = f(x) untuk suatu x  R }

2. Kernel f dinotasikan dan didefinisikan sebagai


Ker(f) = { x R | f(x) = e0’, e0’ elemen netral dalam R’ }

Example 3 :

(Z,+, .) adalah ring bilangan bulat dengan operasi penjumlahan dan pergandaan biasa.
PENGANTAR STRUKTUR ALJABAR II Nov 4, 2010

(Q,+,*) adalah ring bilangan rasional dengan operasi penjumlahan biasa dan perkalian * yang didefinisikan,
x, yQ, x*y = xy/2. (coba tunjukkan dulu yaa !!! )

f:Z Q adalah HOMOMORFISME RING ( coba tunjukkan dulu yaa !!! ) yang didefinisikan dengan :

aZ, f(a) = 2a

Tentukan Ker(f) dan Im(f) !

Jawab :

Ker f = {x  Z | f(x) = 0} = {x  Z | 2x = 0} = {x  Z | x = 0} = {0}

Im f = {y  Q | f(a) = y, a  Z} = {y  Q | 2a = y, a  Z}

= {y = 2a  Q | a  Z} = 2Z

Teorema 2 :

Misalkan f homomorfisma dari R ke R’ maka :

a. Im(f) subring dari R’


b. Ker(f) ideal dari R
c. Ker f = {0}  f monomorfisma
d. f(R) = R’ maka f epimorfisma
Bukti : ( Coba yaa !!! )

You might also like