You are on page 1of 7

ADAB MENUNTUT

ILMU

Denta s
TE
Yusril Iman
TE

Pengertian Ilmu
“Secara bahasa pengertian ilmu adalah lawan kata bodoh/Jahil, sedang
secara istilah berarti sesuatu yang dengannya akan tersingkaplah segala hakikat
yang secara sempurna. Secara istilah Syar’i pengertian ilmu yaitu, ilmu yang
sesuai dengan amal, baik amalan hati, lisan maupun anggota badan dan sesuai
dengan petunjuk Rasulullah Saw.”[1]

Ibnu Munir berkata : “Ilmu adalah syarat benarnya perkataan dan


perbuatan, keduanya tidak akan bernilai kecuali dengan ilmu, maka ilmu harus
ada sebelum perkataan dan perbuatan, karena ilmu merupakan pembenar niat,
sedangkan amal tidak akan di terima kecuali dengan niat yang benar.”[2]

Dalam pengertian lain “Ilmu itu modal, tak punya ilmu keuntungan apa
yang bisa didapat, ilmu adalah kunci untuk membuka pintu kebaikan
kesuksesan, kunci untuk menjawab pertanyaan dan masalah di dunia . . .” [3]

Berdasarkan beberapa definisi tentang pengertian ilmu di atas dapat


disimpulkan bahwa, ilmu merupakan sesuatu yang penting bagi kehidupan
manusia karena dengan ilmu semua keperluan dan kebutuhan manusia bisa
terpenuhi secara lebih cepat dan lebih mudah baik secara lisan (perkataan),
maupun berupa perbuatan (anggota badan), tanpa ilmu kesuksesan tak pernah
ketemu karena ilmu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan seperti
kebutuhan manusia akan oksigen untuk bernapas.

Pengertian Menuntut Ilmu


“Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk
merubah tingkah laku dan perilaku kearah yang lebih baik,karena pada dasarnya
ilmu menunjukkan jalan menuju kebenaran dan meninggalkan kebodohan.”[4]

Menuntut ilmu merupakan ibadah sebagaiman sabda Nabi Muhammad


Saw.

‫سِلَمٍة‬
ْ ‫سِلٍم َوُم‬
ْ ‫ل ُم‬
ّ ‫عَلى ُك‬
َ ‫ضٌة‬
َ ‫ب اْلِعْلَم َفِرْي‬
ُ ‫طَل‬
َ
Artinya :

“Menuntut Ilmu diwajibkan atas orang islam laki-laki dan perempuan”

Mu’adz bin Jabbal berkata : “Tuntutlah ilmu, karena mempelajari ilmu


karena mengharapkan wajah Allah itu mencerminkan rasa Khasyyah,
mencarinya adalah ibadah, mengkajinya adalah tasbih, menuntutnya adalah
Jihad, mengajarnya untuk keluarga adalah Taqarrub.”[5]

Dengan demikian perintah menuntut ilmu tidak di bedakan antara laki-


laki dan perempuan. Hal yang paling di harapkan dari menuntut ilmu ialah
terjadinya perubahan pada diri individu ke arah yang lebih baik yaitu perubahan
tingkah laku, sikap dan perubahan aspek lain yang ada pada setiap individu.

Waktu untuk menuntut ilmu tidak terbatas pada usia masuk sekolah
dasar atau Madrasah Ibidaiyah sampai keperguruan tinggi, tetapi masa untuk
menuntut ilmu ialah sejak manusia di lahirkan dan berakhir pada saat manusia
meninggal dunia, orang barat menyebtnya “Long Life Education” pendidikan
seumur hidup. Orang yang menuntut ilmu akan diberikan pahala yang sangat
besar. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh muslim, Abu Daud,
Tirmidzi, dan lain-lain dari shabat Abu Hurairah, Rasulullah Saw. Bersabda :

‫طِرْيًقا ِاَلى ّالجّنِة‬


َ ‫ل َلُه ِبِه‬
ُ ‫لا‬
َ ‫سَه‬
َ ‫عْلًما‬
ِ ‫س ِفْيِه‬
ُ ‫طِرْيًقاَيْلَتِم‬
َ ‫ك‬
َ ‫سَل‬
َ ‫ن‬
ْ ‫َم‬

Artinya :

“Barangsiapa berjalan di suatu tempat guna menuntut ilmu, maka Allah


akan memudahkan baginya jalan ke Syurga.”[6]

Pentingnya Menuntut Ilmu


Ilmu amatlah luas, jika di pelajari tidak akan pernah selesai, selama
bumi masih berputar, selama hayat di kandung badan selama itu pula manusia
memerlukan ilmu pengetahuan islam tidak hanya cukup pada perintah menuntut
ilmu, tetapi menghendaki agar seseorang itu terus menerus melakukan belajar,
karena manusia hidup di dunia ini perlu senantiasa menyesuaikan dengan alam
dan perkembangan zaman. Jika manusia berhenti belajar sementara zaman terus
berkembang maka manusia akan tertinggal oleh zaman sehingga tidak dapat
hidup layak sesuai dengan tuntutan zaman, terutama pada zaman sekarang ini,
zaman yang di sebut dengan era globalisasi, orang di tuntut untuk memiliki
bekal yang cukup banyak, berupa ilmu pengetahuan. Bahkan kalau perlu
menuntut ilmu di lakukan tidak hanya di tempat yang dekat tetapi kalau perlu
harus mengembara untuk menuntut ilmu di tempat yang jauh. Seperti sabda
Rasulullah Saw. :

ِ ‫صْي‬
‫ن‬ ّ ‫ُأطُْلُبْواْلِعْلمَ َوَلْوِباال‬

“Tuntutlah ilmu walaupun di negeri Cina.”[7]

Disebutkan negara Cina karena pada zaman Nabi Muhammad pada


permulaan abad VII Masehi negeri yang terjauh dan terkenal di Arab adalah
negeri Cina tampak asal barang-barang mewah seperti kain sutera, porselin atau
keramik.

“Makin tinggi seseorang menuntut ilmu, makin tinggi pula nilai ilmu
yang ia miliki, makin tinggi ilmu seseorang makin banyak kesempatan bagi
orang tersebut untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.”[8]

Peranan ilmu pengetahuan dalam kehidupan seseorang sangat besar,


dengan ilmu pengetahuan, derajat manusia akan berbeda antara yang satu
dengan yang lainnya. Seperti firman Allah dalam Surat Al-Mujaadilah ayat ; 11

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-


orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha
mengetahui apa yang kamu kerjakan.[9]

Segala jenis pekerjaan yang dilakukan selalu memerlukan ilmu


pengetahuan, dalam kehidupan sehari-hari misalnya, dapat dilihat bahwa pada
umumnya orang yang memiliki ilmu pengetahuan yang tinggi, taraf
kehidupannya lebih baik dari pada orang yang tidak memiliki ilmu pengetahuan
atau orang ilmu pengetahuannya rendah, baik ilmu agama maupun ilmu umum
biasanya tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi atau menyediakan
kebutuhan hidup sehari-hari, misalnya untuk makan, pakaian, obat-obatan dan
tempat tinggal.

Satu hal yang lebih penting lagi, bahwa orang yang berilmu memiliki
pendirian yang teguh, tidak mudah terombang-ambing tidak mudah tergoda oleh
bujukan syetan. Sebagaimana sabda Rasulullah Saw.
ٍ‫عاب ِد‬ ِ ْ ‫ن ا َل‬
َ ‫ف‬ ْ ‫م‬
ِ ‫ن‬ َ ْ ‫شي‬
ِ ‫طا‬ ّ ‫شد ّعََلى ال‬
َ ‫دا‬
ٌ ‫ح‬
ِ ‫ه َوا‬ ِ َ‫ف‬
ُ ‫قْيـ‬

Artinya :

“Seseorang yang alim lebih sulit di goda oleh syetan dari pada seribu orang
yang ahli ibadah (tetapi tidak berilmu),” (H.R. Turmudzi).[10]

Allah menyuruh manusia untuk menuntut ilmu tidak hanya ilmu agama,
tetapi juga ilmu umum. Dimana kedua ilmu ini selain memiliki peranan penting
dalam kehidupan manusia itu sendiri, juga memiliki peranan penting bagi
kehidupan masyarakat serta bagi bangsa dan negara.

Dapat di lihat dalam kehidupan masyarakat terjadinya gangguan


ketertiban di akibatkan karena beberapa faktor, salah satunya ialah kurangnya
ilmu pengetahuan yang di miliki oleh anggota masyarakat itu, seperti :

1. Kurangnya pengetahuan agama dalam suatau anggota masyarakat


mengakibatkan kurang mengerti / paham tentang batas-batas halal dan
haram sehingga cenderung berbuat seenaknya, tidak tahu malu, dan tidak
tahu sopan santun.
2. Kurangnya pengetahuan umum karena tidak bersekolah atau putus
sekolah, sehingga tidak terampil menciptakan pekerjaan sendiri, sulit
mencari pekerjaan akibatnya sulit mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari. Jika keadaannya demikian ditambah lagi
dengan kurangnya pengetahuan tentang agama maka orang mudah
terjerumus kedalam perbuatan yang dilarang oleh agama seperti berjudi,
mencuri, merampok, bahkan membunuh.

Islam sangat memperhatikan kebahagiaan dunia dan akhirat


sebagaimana firman Allah Swt, yang artinya, “Peliharalah diri dan keluargamu
dariapi neraka.” Keluarga adalah masyarakat terkecil, jika semua keluarga di
dalam masyarakat itu baik, maka baik pulalah kehidupan dalam masyarakat dan
alangkah indahnya sesuatu masyarakat yang anggota masyarakatnya memiliki
keterpaduan antara ilmu agama dan ilmu umum.

Tidak dapat di sangkal lagi bahwa ilmu pengetahuan sangat besar


peranannya bagi bangsa dan negara, sejarah telah membuktikan bahwa negara
yang maju adalah negara yang maju ilmu pengetahuannya. Dahulu, sekitar
tahun 1945 – 1966 tingkat kesejahteraan rakyat Indonesia masih rendah, hal itu
disebabkan karena pada waktu itu taraf pendidikan rakyat indonesia masih
rendah. Namun sekarang pada umumnya sudah baik itu semua berkat usaha
pemerintah dalam meningkatkan taraf penguasaan ilmu pengetahuan melalui
wajib belajar bagi setiap warga negara ialah 9 tahun (tingkat SLTP).
Pentingnya ilmu pengetahuan dalam kehidupan manusia karena “tanpa
ilmu sedikit sekali yang dapat diperbuat manusia dalam hidupnya….”[11] Suatu
contoh : untuk memperoleh pekerjaan saja perusahaan atau instansi, baik negeri
maupun swasta selalu mempertanyakan Ijazah, orang yang memiliki ijazah
tinggi akan memperoleh jabatan dan ditempatkan di tempat yang sesuai dengan
ijazahnya, sebaliknya orang yang memiliki ijazah yang rendah di tempatkan
pada posisi yang rendah sesuai dengan ijazahnya.

Pentingnya Mengamalkan Ilmu


Ilmu yang telah didapat dari usaha menuntut ilmu adalah untuk di
amalkan karena ilmu itu terjaga dan tidak mudah hilang apabila telah
diamalkan, terkhusus pada diri sendiri, apakah ilmu yang telah didapat di
amalkan pada kebaikan diri sendiri karena sebelum mengamalkan ilmu pada
orang lain setidaknya telah diamalkan pada diri sendiri. Setinggi apapun
seseorang menuntut ilmu jika tidak di amalkan maka dengan sendirinya ilmu
tersebut akan mudah hilang, ilmu akan bertambah jika di amalkan sebaliknya
ilmu akan menghilang jika tidak di amalkan.

Diantara salaf ada yang berkata-kata : “usaha kami untuk menjaga ilmu
yang kami miliki bersandar pada amalan kami, sebagian lagi mengatakan : ilmu
itu menuntut untuk di amalkan, jika tuntutan ilmu itu telah terpenuhi maka ia
akan menetap dan jika tidak di penuhi maka ia akan pergi menghilang.”[12]

Sesedikit apapun ilmu yang diajarkan kepada orang lain selama itu
bersifat kebaikan niscaya Allah akan senantiasa meridhainya. Ibnu Abbas
berkata : “Sesungguhnya orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain,
maka setiap hewan melata akan menohonkan ampunan baginya, termasuk pula
ikan paus di lautan, (Mukhtasar Minhajul Qashidin ; 11).”[13] Orang yang
mengajarkan ilmu akan mendapatkan balasan pahala seperti pahala orang yang
mengamalkan ilmu tersebut, dan yang lebih utamanya lagi ialah pahala seorang
alim akan terus bermanfaat dan tidak akan terputus meskipun telah wafat.

Dengan mengaplikasikan ilmu yang telah didapat dan menyeru


kepadaNya serta berlaku sabar dalam menjalaninya agr ilmu yang telah di
peroleh memiliki buah yang baik dan dapat berkembang, dengan demikian
banyak orang lain yang dapat menfaat dari ilmu tersebut.

Hendaklah diketahui bahwa hanya dengan ilmu derajat seseorang bisa


terangkat, kecuali jika ilmu tersebut telah diamalkan. Dalam menafsirkan ayat ;
“Dan kalau kami menghendaki, sesungguhnya kami tinggikan dengan ayat-ayat
itu” (QS. Al-A’raaf ; 176).”[14] Ayat ini menunjukkan dengan jelas bahwa
hanya dengan ilmu, derajat seseorang tidak bisa terangkat, karena Allah telah
mengkhabarkan dalam ayat tersebut bahwa dia telah mendatangkan kepada
sekelompok orang ayat-ayat tersebut, dan ia tidak bisa mengangkat derajat
mereka. Sesungguhnya derajat orang yang berilmu hanyalah terangkat sesuai
dengan kadar pengemalannya dan seseorang yang telah mengamalkan ilmu
yang telah di dapatnya niscaya Allah Swt akan mengajarkan kepadanya ilmu
yang belum di kehendakinya.

You might also like