Professional Documents
Culture Documents
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Asia. Indonesia terkorup di antara 12 negara di Asia, diikuti India dan Vietnam.
Thailand, Malaysia, dan Cina berada pada posisi keempat. Sementara negara yang
Hongkong, Taiwan dan Korea Selatan. Pencitraan Indonesia sebagai negara paling
korup berada pada nilai 9,25 derajat, sementara India 8,9; Vietman 8,67;
Singapura 0,5 dan Jepang 3,5 derajat dengan dimulai dari 0 derajat sampai 10.1
ini termasuk yang paling tinggi di dunia. Bahkan koran Singapura, The Straits
Times, sekali waktu pernah menjuluki Indonesia sebagai the envelope country.
Mantan ketua Bappenas, Kwik Kian Gie, menyebut lebih dari Rp.300 triliun dana
alam, menguap masuk ke kantong para koruptor. Di samping itu, korupsi yang
biasanya diiringi dengan kolusi, juga membuat keputusan yang diambil oleh
gula dan beras dan sebagainya dituding banyak pihak sebagai kebijakan yang
Indonesia sebagai salah satu negara terkorup di dunia, pejabat dan birokrat
di negara ini dicap sebagai tukang rampok, pemalak, pemeras, benalu, self
seeking, dan rent seeker, khususnya di hadapan pengusaha baik kecil maupun
besar, baik asing maupun pribumi. Ini berbeda dengan, konon, birokrat Jepang
dan Korea Selatan yang membantu dan mendorong para pengusaha untuk
negara.3
terdistribusi secara tidak sehat atau dengan kata lain tidak mengikuti kaedah-
semakin miskin. Akibat lainnya, karena uang seolah mudah diperoleh, sikap
Korupsi memang sudah mengakar kuat dan masuk ke setiap lini kehidupan
bangsa Indonesia, oleh karenanya segala daya dan kekuatan bangsa ini harus
dicurahkan untuk memberantas penyakit kronis ini. Salah satu kekuatan yang
masih tersisa menurut penulis adalah kekuatan agama, apalagi bangsa ini adalah
bangsa yang religius. Mayoritas penduduknya beragama Islam yang salah satu
3 Swiba@gmx.de
4 http: / b.domaindlx.com / samil / 2004 / read news. tajuk.
4
logis kiranya untuk meneliti postulat hukum Islam kaitannya dengan korupsi dan
bagaimana perspektif dan kontribusinya terutama terhadap kasus korupsi yang ada
di Indonesia.
ditemukan dalam khasanah hukum Islam, tetapi substansi dan persamaannya bisa
dicari dan ditelusuri dalam hukum Islam. Analogi tindakan korupsi bisa ke arah
perlu dikaji lebih lanjut. Terlebih lagi kalau menelusuri konsep hukum Islam
literatures yang berkaitan dengan tema penelitian ini misalnya buku berjudul
Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya karya Andi Hamzah5. Buku ini
membahas tentang korupsi yang terjadi di Indonesia mulai dari sejarahnya, sebab-
S.H. Alatas yang berjudul Sosiologi Korupsi Sebuah Penjelajahan dengan Data
Buku lainnya adalah Controlling Corruption buah karya Robert Klitgaard yang
dialihbahasakan oleh Hermoyo dengan judul Membasmi Korupsi7. Buku ini secara
buku ini tidak secara khusus membahas korupsi di Indonesia, meski demikian
buku ini tetap penting untuk dibaca. Kemudian buku karangan Lilik Mulyadi, SH.
salah satu bagian dari hukum pidana khusus, maka tindak pidana korupsi
mempunyai kekhususan tertentu, ditinjau dari aspek hukum acara dan hukum
materialnya8.
Muhammad Yusuf al-Qardawi. Dalam sub bab hubungan masyarakat, pada bagian
membenarkan hak milik pribadi, maka Islam akan melindungi hak milik tersebut
dengan undang-undang9.
salah satu bentuk jarimah ta’zir. Dalam buku tersebut hanya mencontohkan kasus
penyuapan terhadap hakim yang dilakukan oleh pelaku tindak pidana supaya
dan ta’zir, dan berbuat atau tidak berbuat baru dianggap sebagai tindak pidana
8 Lilik Mulyadi, Tindak Pidana Korupsi, (Bandung: PT Citra Aditya Bakti, 2000)
9 Muhammad Yusuf al-Qardawi, Al-Halal wa al-Haram fi al-Islam, (Beirut: Al Maktab
al-Islami, 1994), hlm. 298.
10 al-Mawardi, al-Ahkam as-Sultaniyah, (Mesir: Dar al-Bab al-Halabi, 1973) hlm. 219.
6
METODOLOGI
atau jarimah dalam hukum pidana Islam. Jinayah dalam hukum Islam merupakan
tindakan yang dilarang oleh syara’ karena bisa menimbulkan bahaya bagi jiwa,
“Larangan-larangan syara’ yang diancam oleh Allah dengan hukuman had atau
ta’zir”13.
Jinayah atau jarimah dalam ketentuan hukum Islam memiliki sanksi yang
berupa had dan ta’zir. Perbedaannya had ketentuan sanksinya sudah dipastikan
kepada penguasa.
dianggap sebagai suatu tindak kejahatan tidak lain adalah karena perbuatan itu
atau harta benda, nama baik, kehormatan, jiwa dan lain sebagainya, yang
kesemuanya itu menurut hukum syara’ harus dipelihara dan dihormati serta
dilindungi. Suatu sanksi diterapkan kepada pelanggar syara’ dengan tujuan agar
seseorang tidak mudah berbuat jarimah. Korupsi adalah perbuatan yang sangat
merugikan baik kepada individu, masyarakat, dan negara. Bahkan dampak yang
ditimbulkan dari perilaku korupsi begitu luas terhadap moral masyarakat (al
akhlak al karimah), kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh sebab itu, pantas
menjaga hak-hak asasi manusia yang lima; jiwa, agama, akal, harta dan keturunan.
cara mencari norma-norma dalam hukum Islam baik berupa teks al-Qur’an
konstruksi pemikiran dengan berpijak pada konsep umum tentang korupsi dan
kesimpulan yang bersifat khusus, parsial dan kasuistik yakni kasus korupsi dan
data yang terkumpul, yaitu pertama, menganalisis data-data mengenai korupsi dan
korupsi di Indonesia.
9
dan ketidakadilan. Tindak korupsi tentu termasuk hal yang harus diperangi
Tindak korupsi dari sudut pandang apapun jelas tidak bisa dibenarkan.
Oleh karena itu, tindakan korupsi adalah perbuatan salah. Dalam hukum Islam,
perbuatan dosa atau perbuatan salah disebut jinayah15 atau jarimah16. Abd al-
baik perbuatan itu mengenai jiwa, harta benda, atau lainnya”17. Jadi jinayah
bahaya bagi jiwa, harta, keturunan, dan akal. Sementara mengenai pengertian
yang berupa had dan ta’zir. Perbedaannya had ketentuan sanksinya sudah
dianggap sebagai suatu tindak kejahatan tidak lain adalah karena perbuatan itu
kepercayaan atau harta benda, nama baik, kehormatan, jiwa dan lain
sebagainya, yang kesemuanya itu menurut hukum syara’ harus dipelihara dan
dengan tujuan agar seseorang tidak mudah berbuat jarimah. Korupsi adalah
negara. Bahkan dampak yang ditimbulkan dari perilaku korupsi begitu luas
bernegara. Oleh sebab itu, pantas kalau korupsi dalam hukum positif
termasuk kategori jinayah atau jarimah namun secara jelas syara’ tidak
menentukan sanksinya.
20 Unsur-unsur umum jarimah meliputi 1) unsur formil, yaitu setiap perbuatan tidak
dianggap melawan hukum dan pelakunya tidak dapat dipidana kecuali adanya nash atau undang-
undang yang mengaturnya. Dalam hukum positif biasanya disebut asas legalitas. 2) unsur materiil,
yaitu adanya tingkah laku seseorang yang membentuk jarimah, baik dengan sikap berbuat maupun
sikap tidak berbuat. Unsur ini dalam hukum pidana Islam disebut ar-rukn al-madi. Dan 3) unsur
moril, yaitu pelaku jarimah adalah orang yang bisa dimintai pertanggungjawaban pidana terhadap
jarimah yang dilakukannya. Dalam hukum pidanan Islam unsur ini disebut ar-ruknu al-adabi.
Sementara unsur khusus adalah unsur yang hanya terdapat pada peristiwa pidana (jarimah) tertentu
dan berbeda antara unsur khusus pada jenis jarimah yang satu dengan jenis jarimah yang lainnya.
Baca Abd Qadir Awdah, at-Tasyri’…, I: 121, Haliman, Hukum Pidana Islam Menurut Ajaran Ahli
Sunnah Wa al Jama’ah, (Jakarta: Bulan Bintang, 1968) hlm. 48, dan Ahmad Hanafi, Asas-asas…
hlm. 36.
11
dicari dan ditelusuri dalam Islam. Tindakan korupsi bisa dianalogikan dengan
Ghulul, sariqoh, pengkhianatan dan risywah, untuk lebih jelsnya akan kami
hadiah, komisi, atau apapun namanya yang tidak halal dan tidak semestinya
Jadi semua komisi atau hadiah yang diterima seorang petugas atau
bukanlah menjadi miliknya, tetapi menjadi milik kantor. Contoh lainnya yang
sering terjadi adalah seorang pejabat menerima hadiah dari calon tender
supaya calon tender yang memberi hadiah tersebut yang mendapat tender
21 Muhammad ibn ‘Ali ibn Muhammad al-Syaukani, Nailu al-Authar, Juz VIII., (Kairo”
Dar al-Hadits, t.t.), hlm. 278.
12
Contohnya adalah kasus pencurian Farid Faqih cs. (terlepas benar tidaknya)
tertentu, padahal ada orang lain yang lebih mampu dan pantas menduduki
jabatan tersebut.
Islam mengakui dan membenarkan hak milik pribadi, oleh karena itu,
Rasulullah SAW.: “Pencuri tidak akan mencuri ketika dia dalam keadaan
beriman”25
Pencurian uang negara juga tidak boleh karena uang tersebut adalah
darinya. Dalam konteks Indonesia, umat Islam-lah yang paling banyak akan
dan tidak dikurangi dan supaya hidup damai berdampingan dengan mereka
Yang paling ironis apabila pencurian yang dilakukan oleh petugas atau
pejabat yang berwenang untuk mengurus uang atau kekayaan negara. Oleh
karena itu, menurut hukum Islam petugas atau pejabat yang bertugas
kesalahannya jauh lebih besar dan lebih banyak dan ia termasuk golongan
orang yang berkhianat, karena menjaga amanat termasuk kewajiban Islam dan
sifat tercela. Sifat khianat adalah salah satu sifat orang munafiq sebagaimana
sabda Rasulullah SAW. bahwa tanda-tanda orang munafiq itu ada tiga, yaitu
apabila berkata berdusta, apabila berjanji ingkar, dan apabila diberi amanah
berkhianat.
Oleh karena itu, Allah SWT. sangat membenci dan melarang khianat.
Allah berfirman:
adalah sikap tidak memenuhi suatu janji atau suatu amanah yang dipercayakan
atau mengambil hak-hak orang lain, dapat dalam bentuk pembatalan sepihak
khianat terhadap amanah adalah berlaku untuk setiap harta bergerak baik jenis
27 Al-Anfal 8: 27.
28 Abd. Azis Dahlan (et all.), Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 3, Cet. 1, (Jakarta: PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), hlm. 913.
29 Ahmad Abu al-Rus, Jara’im al-Syariqat wa al-Nasbi wa Khianat al-Amanah wa al-
Syaik Bi Duuni Rasiid, (Iskandariyah, al-Maktabah al-Jami’i al-Hadits, 1997), hlm. 580.
30 CD-ROM Mausu’ah al-Hadits asy-Syarif, Edisi 1,2, Syarikah Shakhr Libarmij al-
Hasib, 1991.
31 Muhammad Al-Azhari, Tahdzib al-Lughah, juz II, (Kairo: Dar al-Qawmiyyah, 1964),
hlm. 1.
15
Syekh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz mendefinisikan suap dengan
yang diberikan oleh seseorang kepada seorang hakim atau yang bukan hakim
mengikuti kemauannya”.33
berkata:36
32 Abu Abdul Halim Ahmad. S., Suap Dampak Dan Bahyanya Bagi Masyarakat, Cet 1,
(Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1996), hlm. 20-21.
33 Muhammad Amin Ibn Abidin, Rad al Mikhtar Ala al Dar al Mukhtar Hashiyat Ibn
Abidin, juz VII, (Beirut: Dar al Ihya’, 1987), hlm. 5.
34 Al-Maidah: 5: 42.
35 CD-ROM Mausu’ah al-Hadits asy-Syarif, Edisi 1,2, Syarikah Shakhr Libarmij al-
Hasib, 1991. lihat juga di kitab Shohih Ibn Hibban hlm. 457.
36 Abu al-Qasim Sulayman ibn Ahmad at-Tabrani, al-Mu’jam al-Kabir, editor: Hamdi
‘Abd al-Majid al-Salafi, (Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi, 1985)
16
Bahkan termasuk hadiah yang diharamkan bagi seorang pejabat yang meski
tidak sedang terkait perkara atau urusan, telah membiasakan saling memberi
pejabat juga haram menerima hadiah dari seseorang yang jika bukan karena
Umar bin Abdul Aziz suatu ketika diberi hadiah oleh seseorang tapi
ditolaknya karena waktu itu dia sedang menjabat sebagai khalifah. Orang yang
Lalu Umar menjawab: hal itu bagi Rasulullah merupakan hadiah tapi bagi kita
itu adalah risywah (suap)”.39 Pokoknya setiap hadiah yang diberikan kepada
pejabat karena posisinya sebagai seorang pejabat tidak boleh diterima dan
haram hukumnya karena andaikan pejabat tersebut tidak sedang menjabat dan
hanya tinggal di rumahnya niscaya tidak akan ada orang yang memberinya
pemberi hadiah bukan orang yang sedang terkait perkara dan urusan
dengannya.
Jika seseorang kehilangan haknya dan dia hanya bisa mendapatkan hak
37 Muhammad Amin Ibn Abidin, Rad al Mikhtar, juz IV, hlm. 34.
38 Ibid., Juz V, hlm. 373.
39 Muhammad Yusuf al-Qardawi, Al-Halal, hlm. 230.
17
orang yang menerima sogok sedangkan orang yang menyogok tidak berdosa.
orang-orang yang menjilat yang meminta zakat kepada Nabi kemudian Nabi
menjadi empat macam. Pertama, apabila korupsi uang negara dilakukan oleh
ghulul. Contohnya bisa kita lihat dalam kasus korupsi dana haji, BLBI, kasus-
masalah tender proyek PEMILU 2004 yang lalu dan kasus-kasus lainnya.
Kedua, apabila korupsi uang negara dilakukan oleh orang yang tidak diberi
40 CD-ROM Mausu’ah al-Hadits asy-Syarif, Edisi 1,2, Syarikah Shakhr Libarmij al-
Hasib, 1991.
18
dikategorikan pencurian dan ghulul. Bentuk seperti ini bisa kita lihat misalnya
pada kasus illegal logging yang telah merugikan uang negara trilliunan rupiah,
untuk korban gempa dan tsunami di Aceh dan lain sebagainya. Ketiga, apabila
korupsi uang negara dilakukan oleh orang yang diserahi uang atau barang dan
dia tidak mengakui menerima uang atau barang tersebut, maka dikategorikan
ghulul dan pengkhianatan. Bentuk korupsi seperti ini biasanya sangat mungkin
kepada korban bencana. Masih segar dalam ingatan kita kasus Akbar Tanjung
dana tersebut untuk bantuan terhadap rakyat yang sedang tertimpa krisis
Pemilu 1999 yang lalu. Keempat, apabila warga biasa memiliki prakarsa untuk
mengeluarkan dana, hadiah, jasa atau barang lainnya sebagai suap (bribery)
aparatur negara sebagai bentuk pemerasan (extortion), maka kedua hal tersebut
termasuk kategori risywah. Hal yang semacam ini yang menimpa anggota
Islam atau hukum Islam kita bisa menentukan sanksi-sanksinya. Semisal kalau
19
sudut pandang hukum Islam paling tidak ada empat usaha yang harus segera
jarimah ta’zir maka hakim yang menentukan. Hakim bisa berijtihad dengan
kondisi sang koruptor, sehingga sang koruptor akan jera melakukan korupsi
dan hukuman itu juga bisa sebagai tindakan preventif bagi orang lain.43
Indonesia hukum harus tegak, lembaga peradilan harus amanah dan bebas dari
lembaga peradilan harus memberikan jaminan rasa adil bagi setiap warga
sangat erat kaitannya dengan sistem birokrasi yang jelimet di Indonesia dan
korupsi tidak ada jalan lain kecuali dengan melakukan revolusi kebudayaan,
yakni dengan mengubah secara fundamental tata pikir, tata kesadaran dan tata
KESIMPULAN
Sebagai hasil dari penelitian ini maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
(penyalahgunaan wewenang),
memenuhi tuntutan/permohonannya,
risywah.
Kebudayaan (mental).
23
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad. S., Abu Abdul Halim, Suap Dampak Dan Bahyanya Bagi Masyarakat,
Cet 1, Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 1996.
al Mawardi, Al-Ahkam al-Sultaniyah, Mesir: Dar al-Bab al-Halabi, 1973
al-Asqolani, Ibn Hajar, Fathu al-Bari, Juz 12, ttp., al-Maktabah al-Salafi, tth.
Alatas, Syed Hussein, Corruption and Destiny of Asia, Simon and Schuster,
Malaysia, 1999.
al-Azhari, Muhammad, Tahdzib al-Lughah, juz II, Kairo: Dar al-Qawmiyyah,
1964.
al-Hamid, Syekh Muhammad, Rudud ‘ala Abathil, Beirut: al-Maktabah
al-‘Ashriyyah, 1997.
al-Khatib, Syarbini, Mughni al-Muhtaj, Mesir: dar al-Bab al-halabi wa Awladuhu,
1958.
Al-Mawardi, Al-Ahkam al-Sultaniyah, Mesir: Dar al-Bab al-halabi, 1973.
al-Qardawi, Muhammad Yusuf, Al-Halal wa al-Haram,ttp: Dar Ihya’ al Kitab
al-‘Arabiyah, tt.
al-Rus, Ahmad Abu, Jara’im al-Syariqat wa al-Nasbi wa Khianat al-Amanah wa
al-Syaik Bi Duuni Rasiid, Iskandariyah, al-Maktabah al-Jami’i al-
Hadits, 1997.
al-Syaukani, Muhammad ibn ‘Ali ibn Muhammad, Nailu al-Authar, Juz VIII.,
Kairo” Dar al-Hadits, t.t.
at-Tabrani, Abu al-Qasim Sulayman ibn Ahmad, al-Mu’jam al-Kabir, editor:
Hamdi ‘Abd al-Majid al-Salafi, Beirut: Dar Ihya’ al-Turats al-‘Arabi,
1985
Awdah, Abd al-Qodir, at-Tasyri’ al-Jinai al-Islami, juz I, Bairut: Dar al-Kutub,
1963
CD-ROM Mausu’ah al-Hadits asy-Syarif, Edisi 1,2, Syarikah Shakhr Libarmij al-
Hasib, 1991.
Dahlan, Abd. Azis (et all.), Ensiklopedi Hukum Islam, jilid 3, Cet. 1, Jakarta: PT.
Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996.
Darmawati, Nurul Khoiriyah, Tinjauan Hukum Islam terhadap Undang-undang
Nomor 31 Tahun 1999 tentang pemberantasan Tindak Pidana Korupsi,
Yogyakarta, skripsi Fak. Syari’ah, 2004. Skripsi tidak diterbitkan.
Hamzah, Andi, Korupsi di Indonesia Masalah dan Pemecahannya, Jakarta: PT
Gramedia Pustaka Utama, 1984
Hanafi, Ahmad, Asas-asas Hukum Pidana Islam, Jakarta: Bulan Bintang, 1967
http: / b.domaindlx.com / samil / 2004 / read news. tajuk.
http: //www.hizbut.tahrir.or.id/modules.php.
Ibn Abidin, Muhammad Amin, Rad al Mikhtar Ala al Dar al Mukhtar Hashiyat
Ibn Abidin, juz VII, Beirut: Dar al Ihya’, 1987.
Ilyas, H. Yunahar, Dkk, Korupsi Dalam Perspektif Agama-Agama, Yogyakarta:
LP3 UMY, Partnership: Governance Reform in Indonesia, Koalisi
Antarumat Beragama untuk Antikorupsi, 2004
Klitgaard, Robert, Controlling Corruption, diterjemahkan oleh Hermoyo dengan
Membasmi Korupsi, Cet. 2, Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001.
24