You are on page 1of 31

LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU BERSALIN

Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu bersalin meliputi persiapan persalinan, nutrisi dan cairan,
dukungan, kesejahteraan janin, keterlibatan keluarga serta mengurangi rasa sakit.
Promosi kesehatan terhadap ibu bersalin dapat mencegah terjadinya depresi saat atau setelah
melahirkan. Cemas menghadapi persalinan adalah hal yang wajar tetapi seorang bidan harus mampu
mengatasi hal tersebut. Salah satunya adalah memberikan promosi kesehatan ibu bersalin. Persainan
dan kelahiran merupakan proses yang fisiologis. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa sosial
yang ibu dan keluarga nantikan selama 9 bulan. Ketika persalinan dimulai, peranan ibu adalah untuk
melahirkan bayinya. Untuk itu, dengan diberikan promosi kesehatan dapat mengatasi rasa cemas,
khawatir, panik dan depresi ibu bersalin. Promosi ini lebih baik diberikan jauh hari sebelum bersalin,
misalnya saat hamil trimester III.

G. LINGKUP PROMOSI KESEHATAN TERHADAP IBU NIFAS


Lingkup promosi kesehatan terhadap ibu nifas meliputi nutrisi dan cairan, ambulasi, eliminasi,
kebersihan diri dan bayi, istirahat, sexual, latihan/senam nifas, tanda bahaya, keluarga Berencana dan
pemberian ASI.
Bidan tetap mendampingi ibu selama 2 jam setelah pesalinan. Dalam masa nifas bidan dianjurkan untuk
menanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan lemas. Ibu dan bayi diberikan
kesempatan untuk beristirahat. Saat ibu masih merasa lemas, promosi kesehatan dapat diberikan
melalui keluarga ibu nifas, misanya keluarga pasien diberitahukan bawa ibu boleh minum dan makan
ringan setiap waktu, bangun bila mau kencing dan sebagainya.
Baru setelah ibu merasa lebih baik dan bersedia diberikan pendidikan kesehatan, bidan diperkenankan
untuk memberikan pendidikan kesehatan. Itupun sedikit demi sedikit sesuai kemampuan ibu.
Pendidikan kesehatan yang diberikan misalnya setelah melahirkan ibu boleh makan seperti biasa, setiap
hari minum air putih minimal 8 gelas, ibu diajari cara menyusui dan perawatan payudara, gizi ibu nifas
dan sebagainya. Diharapkan dengan memberikan promosi kesehatan pada ibu nifas, ibu nifas dapat
menghadapi masa nifas dengan baik dan normal.

HEALTH EDUCATION, PERSONAL HYGIENE, ISTIRAHAT DAN TIDUR PADA IBU NIFAS
A.Pengertian Nifas
Masa nifas adalah masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari atau beberapa jam setelah
lahirnya plasenta dan mencakup 6 minggu bearikutnya. Masa nifas merupakan masa pembersihan
rahim, sama seperti halnya masa haid. Selama masa nifas, tubuh mengeluarkan darah nifas yang
mengandung trombosit, sel-sel generatif, sel-sel nekrosis atau sel mati dan sel endometrium sisa.
Ada yang darah nifasnya cepat berhenti, ada pula yang darah nifasnya masih keluar melewati masa 40
hari. Cepat atau lambat, darah nifas harus lancar mengalir keluar. Bila tidak, misal, karena tertutupnya
mulut rahim sehingga bisa terjadi infeksi.
Meskipun perdarahan nifas berlangsung singkat, sebaiknya tetap menganggap masa nifas belum selesai.
Masa nifas tetap saja sebaiknya berlangsung selama 40 hari, baik ibu yang melahirkan normal atau
sesar. Sebab, meskipun gejala nifasnya sudah berlalu, belum tentu rahimnya sudah kembali ke posisi
semula.
B.Kebutuhan dalam Masa Nifas
Dalam masa nifas, alat-alat genitalia interna maupun eksterna akan berangsur-angsur pulih seperti ke
keadaan sebelum hamil. Untuk membantu mempercepat proses penyembuhan pada masa nifas, maka
ibu nifas membutuhkan pendidikan kesehatan / health education seperti personal hygiene, istirahat dan
tidur. Kebutuhan-kebutuhan yang dibutuhkan ibu nifas antara lain:
1. Kebersihan diri atau personal hygiene.
Kebersihan diri ibu membantu mengurangi sumber infeksi dan meningkatkan perasaan nyaman pada
ibu. Anjurkan ibu unutuk menjaga kebersihan diri dengan cara mandi yang teratur minimal 2 kali sehari,
mengganti pakaian dan alas tempat tidur serta lingkungan dimana ibu tinggal.
Ibu harus tetap bersih, segar dan wangi. Merawat perineum dengan baik dengan menggunakan
antiseptik (PK / Dethol) dan selalu diingat bahwa membersihkan perineum dari arah depan ke belakang.
Jaga kebersihan diri secara keseluruhan untuk menghindari infeksi, baik pada luka jahitan maupun kulit.
a.Pakaian
Sebaiknya pakaian terbuat dari bahan yang mudah menyerap keringat karena produksi keringat menjadi
banyak. Produksi keringat yang tinggi berguna untuk menghilangkan ekstra volume saat hamil.
Sebaiknya, pakaian agak longgar di daerah dada sehingga payudara tidak tertekan dan kering. Demikian
juga dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi (lecet) pada daerah sekitarnya akibat lochea.
b.Kebersihan rambut
Setelah bayi lahir, ibu mungkin akan mengalami kerontokan rambut akibat gangguan perubahan
hormon sehingga keadaannya menjadi lebih tipis dibandingkan keadaan normal. Jumlah dan lamanya
kerontokan berbeda-beda antara satu wanita dengan wanita yang lain. Meskipun demikian, kebanyakan
akan pulih setelah beberapa bulan. Cuci rambut dengan conditioner yang cukup, lalu menggunakan sisir
yang lembut. Hindari penggunaan pengering rambut.
c.Kebersihan kulit
Setelah persalinan, ekstra cairan tubuh yang dibutuhkan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air
seni dan keringat untuk menghilangkan pembengkakan pada wajah, kaki, betis, dan tangan ibu. oleh
karena itu, dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, ibu akan merasakan jumlah keringat
yang lebih banyak dari biasanya. Usahakan mandi lebih sering dan jaga agar kulit tetap kering.
d.Kebersihan vulva dan sekitarnya.
•Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan cara membersihkan daerah di sekitar vulva
terlebih dahulu, dari depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah sekitar anus. Bersihkan
vulva setiap kali buang air kecil atau besar.
•Sarankan ibu untuk mengganti pembalut atau kain pembalut setidaknya dua kali sehari. Kain dapat
digunakan ulang jika telah dicuci dengan baik dan dikeringkan di bawah matahari atau disetrika.
•Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan daerah
kelaminnya.
•Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi, sarankan kepada ibu untuk menghindari menyentuh
luka, cebok dengan air dingin atau cuci menggunakan sabun.
Perawatan luka perineum bertujuan untuk mencegah infeksi, meningkatkan rasa nyaman dan
mempercepat penyembuhan. Perawatan luka perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah
genital dengan air dan sabun setiap kali habis BAK/BAB yang dimulai dengan mencuci bagian depan,
baru kenudian daerah anus. Sebelum dan sesudahnya ibu dianjukan untuk mencuci tangan. Pembalut
hendaknya diganti minimal 2 kali sehari. Bila pembalut yang dipakai ibu bukan pembalut habis pakai,
pembalut dapat dipakai kembali dengan dicuci, dijemur dibawah sinar matahari dan disetrika.
2. Istirahat dan tidur
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. Dengan
istirahat dan tidur yang cukup,tubuh baru dapat berfungsi secara optimal. Istirahat dan tidur sendiri
memiliki makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berartisuatu keadaan
tenang,relaks,tanpa tekanan emosional,dan bebas dari perasaan gelisah. Jadi,beristirahat bukan berarti
tidak melakukan aktivitas sama sekali. Terkadang,berjalan-jalan di taman juga bisa dikatakan sebagai
suatu bentuk istirahat.
Sedangkan tidur adalah status perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi individu terhadap
lingkungan menurun. Tidur dikarakteristikkan dengan aktifitas fisik yang minimal,tingkat kesadaran yang
bervariasi, perubahan proses fsiologis tubuh,dan penurunan respons terhadap stimulus eksternal.
Hampir sepertiga dari waktu kita,kita gunakan untuk tidur. Hal tersebut didasarkan pada keyakinan
bahwa tidur dapat memulihkan atau mengistirahatkan fisik setelah seharian beraktivitas,mengurangi
stress dan kecemasan,serta dapat meningkatkan kemampuan dan konsenterasi saat hendak melakukan
aktivitas sehari-hari.
Istirahat yang memuaskan bagi ibu yang baru melahirkan merupakan masalah yang sangat penting
sekalipun tidak mudah dicapai. Keharusan ibu untuk beristirahat sesudah melahirkan memang tidak
diragukan lagi, kehamilan dengan beban kandungan yang berat dan banyak keadaan yang mengganggu
lainnya, pekerjaan bersalin, bukan persiapan yang baik dalam menghadapi kesibukan yang akan terjadi.
Padahal hari-hari postnatal akan dipenuhi oleh banyak hal, begitu banyak yang harus dipelajari, ASI yang
diproduksi dalam payudara, kegembiraan menerima kartu ucapan selamat, karangan bunga, hadiah-
hadiah serta menyambut tamu dan juga kekhawatiran serta keprihatinan yang tidak ada kaitannya
dengan situasi ini. Jadi, dengan tubuh yang letih dan mungkin pula pikiran yang sangat aktif, ibu sering
perlu diingatkan dan dibantu agar mendapatkan istirahat yang cukup.
Kegunaan atau fungsi dari Tidur yang cukup :
1. Regenerasi sel-sel tubuh yang rusak menjadi baru.
2. Memperlancar produksi hormon pertumbuhan tubuh.
3. Mengistirahatkan tubuh yang letih akibat aktivitas seharian.
4. Meningkatkan kekebalan tubuh kita dari serangan penyakit.
5. Menambah konsentrasi dan kemampuan fisik.
Fase / Tahapan Tidur Seseorang :
1. Awal
2. Non rapid eyes movement (non-rem)
3. Rapid Eyes Movement (rem)
4. Dream Sleep
Posisi tidur ibu waktu beristirahat sesudah melahirkan penderita harus tidur terlentang, hanya dengan
satu bantal yang tipis. Tetapi ada juga pendapat lain mengatakan bahwa ibu bebas memilih posisi tetapi
untuk memudahkan pengawasan sebenarnya tidur telentang lebih baik karena dengan tidur terlentang
mudah mengawasi keadaan kontraksi uterus dan mengawasi pendarahan.
Biasanya setelah melahirkan penderita akan merasa lelah dan dapat tidur sehingga merasa nyaman
berada ditempat tidur. Usaha agar penderita dapat tidur ialah dengan menyakinkan penderita bahwa
keadaannya normal. Istirahat dan tidur sangat perlu bagi penderita, selain untuk mengembalikan
kesehatan, juga untuk pembentukan air susu ibu.
Penderita juga diperbolehkan bangun dan turun dari tempat tidur pada hari kedua setelah melahirkan
karena membawa beberapa keuntungan:
a. Pelemasan otot lebih baik
b. Sirkulasi darah lebih lancar, mempercepat penyembuhan
c. Memperlancar pengeluaran lochia berarti mempercepat involusi
d. Penderita merasa sehat, karena tidak bersikap sebagai orang sakit
e. Mengurangi bahaya embolus dan thrombosis
Ibu nifas memerlukan istirahat yang cukup, istirahat tidur yang dibutuhkan ibu nifas sekitar 8 jam pada
malam hari dan 1 jam pada siang hari.
Istirahat malam
Selama satu atau dua malam yang pertama,ibu yang baru mungkin memerlukan obat tidur yang ringan.
Biasanya dokter akan memberikannya jika benar-benar diperlukan. Kerapkali tubuhnya sendiri yang
mengambil alih fungsi obat tidur ini dan ia benar-benar tidur lelap sehingga pemeriksaan tanda-tanda
vital serta fundus uteri hanya sedikit mengganggunya. Sebagian ibu menemukan bahwa lingkungan yang
asing baginya telah mengalihkan perhatiannya dan sebagian lainnya merasa terganggu oleh luka bekas
episiotomy sehingga semua ini akan menghalangi tidurnya ketika pengaruh pembiusan sudah hilang.
Rasa nyeri atau terganggu selalu memerlukan pemeriksaan dan obat analgesic dapat diberikan sebelum
pasien menggunakan obat tidur
Setelah hari kedua postnatal, pemberian obat tidur pada malam hari biasanya sudah tidak diperlukan
lagi dan tidak dianjurkan jika ibu ingin menyusui bayinya pada malam hari. Ibu harus dibantu agar dapat
beristirahat lebih dini dan tidak diganggu tanpa alas an. Hal-hal kecil yang menarik perhatiannya seperti
suara pintu yang berderik atau bunyi tetesan air dari keran harus dilaporkan pada siang harinya sehingga
dapat diatasi sebelum suara-suara tersebut mengganggu tidur ibu.
Ibu yang baru yang tidak dapat tidur harus diobservasi dengan ketat dan semua keadaan yang
ditemukan harus dilaporkan pada dokter. Insomnia merupakan salah satu tanda peringatan untuk
psikosis nifas.

Pola istirahat
a. Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan
b. Sarankan ibu untuk kembali ke kegiatan-kagiatan rumah tangga biasa secara perlahan-lahan, serta
untuk tidur siang atau beristirahat selagi bayi tidur.
c. Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam berbagai hal :
1. Mengurangi jumlah ASI yang diproduksi
2. Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak perdarahan
3. Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat bayi dan dirinya sendiri
Anjurkan ibu untuk istirahat cukup untuk mencegah kelelahan yang berlebihan. Kurang istirahat dapat
mengurangi produksi ASI , memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak pendarahan,
menyebabkan depresi dan ketidak mampuan untuk merawat bayinya (Saifudin AB, 2002 : N – 25).
Setelah menghadapi ketegangan dan kelelahan saat melahirkan, usahakan untuk rileks dan istirahat
yang cukup, terutama saat bayi sedang tidur. Kebutuhan istirahat dan tidur harus lebih diutamakan
daripada tugas-tugas rumah tangga yang kurang penting. Jangan sungkan untuk meminta bantuan
suami dan keluarga jika ibu merasa lelah. Istirahat juga memberi ibu energi untuk memenuhi kebutuhan
makan dan perawatan bayi sering dapat tidak terduga. Pasang dan dengarkan lagu-lagu klasik pada saat
ibu dan bayi beristirahat untuk menghilangkan rasa tegang dan lelah.

Sumber : koleksi Mediague.wordpress.com


dikumpulkan oleh RW.Hapsari

1. Konsep dan prinsip promosi kesehatan


a. Pengertian promosi kesehatan
b. Tujuan promosi kesehatan
c. Sasaran promosi kesehatan
d. Prinsip Promosi kesehatan
e. Media promosi kesehatan

A. Pengertian
Promosi kesehatan adalah suatu upaya memberdayakan individu kelompok dan masyarakat
untuk memelihara dan melindungi kesehatan melalui peningkatan pengetahuan keamana serta
mengembangkan iklim yang mendukung yang dilakukan dari atau oleh untuk masyarakat sesuai
dengan masyarakat sesuai dengan sosial budaya dari kondisi setempat (memberdayakan –
menambah – mengembangkan ).
B. Tujuan
Promosi kesehatan adalah sebagai berikut
- Terwujudnya masyarakat baru yang berbudaya hidup bersih dan sehat menuju Indonesia 2010.

- Tersosialisasinya program-program kesehatan dan terwujudnya masyarakat Indonesia baru


yang berbudaya hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam bagian kesehatan.
C. Sasaran
a. Primer
Masyarakat dan permasalahan kesehatan keluarga dengan masalah kesehatan umum, ibu hamil
dan menyusui.
b. Skunder
Tokoh masyarakat agama adat

c. Testier
Pembuat keputusan penentu kebijakan baik pusat maupun daerah, keluarga, masyarakat,
lembaga pemerintah lintah sektor, politisi swasta dan petugas pelaksanaan umum.
d. Media
- Visual
- Audio
- Audio visual dst
Macam-macam gerakan promosi kesehatan
- Gerakan karantina.
- Gerakan pengetahuan-pengetahuan kebersihan.
- Gerakan kesehatan individu
- Gerakan memperkenalkan konsep baru kesehatan masyarakat.
Secara demografis
- Jumlah penduduk banyak, mutu pendidikan kurang
- 60 % penduduk dijawa.
- Golongan usia muda yang masih konsutif
- Perkembangan penduduk masih diatas 2 %
Keadaan sosial ekonomi
- Tingkat pendidikan beragama.
- Budaya beragama
- Daya beli beragama
- Tingkat pengangguran tinggi.
Geografis

TEORI PERILAKU

Perilaku adalah tindakan dalam mewujudkan keinginan praktik seseorang untuk mewujudkan
keinginan didasari atas pengetahuan dan sikap yang ingin diwujudkan. Perubahan praktik
singkat sangat dipengaruhi untuk kebiasaan, pengetahuan da sikap. (Soekanto, 1992).
Menurut Green (1980) perilaku (behavior)
Adalah suatu tindakan yang mempunyai frekuensi, lama dan tujuan khusus, baik yang dilakukan
secara sadar maupun tidak sadar.
Menurut Solita (1993)
Perilaku merupakan hasil dari segala macam pengalaman serta interaksi manusia dan
lingkungan yang terwujud dalam bentuk pengetahuan. Sikap dan praktek / tindakan.
Teori kognitif, menurut Broto Saputro
Menganggap bahwa perilaku adalah pada hakikatnya didasari untuk nilai-nilai dan harapan
(expectation) yang subjektif dari individu.
Teori Health Belief Model

UPAYA KESEHATAN
Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang
dilakukan oleh pemeintah dan atau masyarakat. Hal ini berarti bahwa peningkatan kesehatan
ini, baik kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat harus di upayakan. Upaya mewujudkan
kesehatan ini dilakukan oleh individu, kelompok, masyarakat,lembaga pemerintahan, atau pun
swadaya masyarakat (LSM). Upaya mewujudkan kesehatan tersebut, dapat dilihat dari dua
aspek, yakni: pemeliharan kesehatan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan
mencukup dua aspek, yakni: kuratif(pengobatan penyakit) dan rehabilitaif (pemulihan
kesehatan setelah sembuh dari sakit atau cacat). Sedang peningkatan kesehatan mencakup 2
aspek, yakni:preventif (pencegahan penyakit)dan promotif (peningkatan kesehatan itu sendiri).
Kesehatan perlu di tingkatkan karena kesehatan itu perlu relatif dan mempunyai bentangan
yang luas. Oleh sebab itu upaya kesehatan promotif ini mengandung makna bahwa kesehatan
seseorang, kelompok, atau individu harus selalu diupayakan sampai tingkat yang optimal.
Upaya pemeliharan dan peningkatan kesehatan diwujudkan dalam suatu wadah pelayanan
kesehatan yang disebut sarana kesehatan. Jadi sarana kesehatan adalah tempat yang digunakan
untuk mnyelenggara pelayanan kesehatan, pada umumnya dibedakan menjadi tiga.
1. Sarana pemeliharan kesehatan primar (primary care ).
Sarana atau pelayanan kesehatan bagi kasus-kasus atau penyakit ringan. Sarana kesehatan
primer ini adalah sarana yang paling dekatpada masyarakat, artinya pelayanan kesehatan paling
pertama yang menyentuh masalah kesehatan di masyarakat. Misalnya: puskesmas, poliklinik,
dokter praktek swasta, dan sebagainya.
2. Sarana pemeliharan kesehatan tingkat dua (secondary care)
sarana atau pelyanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus atau penyakit-penyakit dari sarana
pelanyan kesehatan primer. Artinya sarana pelayanan kesehatan ini menangani kasus-kasus
yang tidak atau belum bisa ditangani oleh sarana kesehatan primer karena peralatan atau
keahliannya belum ada. Misalnya puskesmas dengan rawat inap (puskesmas pusat), rumah sakit
kabubaten, rumah sakit tipe D dan C, dan rumah nersalin.
3. Sarana pemeliharaan kesehatan tingkat tinggi (tertiary care)
Sarana pelayanan kesehatan rujukan bagi kasus-kasus yang tidak dapat ditangani oleh sarana-
sarana pelayanan kesehatan primer dan pelayanan kesehatan sekunder. Misalnya rumah sakit
provinsi, rumah sakit tipe B atau A.
Sarana pelayanan kesehatan primer disamping melakukan pelayanan kuratif, tetapi juga
melakukan pelayanan rehabilitatif, preventif, dan promotif. Oleh sebab itu puskesmas kususnya,
dikatakan melakukan pelayanan kesehatan yang komprehensif (prefentif, promotif, kuratif, dan
rehabilitatif). Berdasarkan 4 dimensi kesehatan diatas yakni : fisik, mental, sosial dan ekonomi,
maka pelayanan kesehatan tersebut harus juga melakukan pelayanan kesehatan fisik, mental,
sosial dan bahkan ekonomi. Dalam realita sosial memang ke empat aspek tersebut sulit
dipisahkan, oleh sebab itu pelayanan kesehatan yang baik adalah bersifat holistik artinya
mencakup keempat jenis pelayanan tersebut.

KESEHATAN MASYARAKAT
Secara umum kesehatan dikelompokkan menjadi dua, yakni kesehatan individu dan kesehatan
agregat (kumpulan individu) atau kesehatan masyarakat. Ilmu yang mempelajari masalah
kesehatan individu ini adalah ilmu kedokteran (medicine) sedangkan ilmu yang mempelajari
masalah kesehatan agregat adalah ilmu kesehatan masyarakat (public health). Perbedaan antara
kedua disiplin ilmu kesehatan ini antara lain sebagai berikut.
1. Objek atau sasaran ilmu kedokteran adalah individu, sedangkan obyek ilmu kesehatan
masyarakat adalah masyarakat. Dengan perkataan lain pasien kedokteran adalah individu,
sedangkan pasien kesehatan masyarakat adalah masyarakat.
2. Kedokteran lebih memfokuskan pelayanan pada kuratif dan rehabilitatif sedangkan kesehatan
masyarakat lebih memfokuskan pelayanan pada aspek preventif dan promotif.
3. Keberhasilan kedokteran apabila individu sembuh dari penyakit dan pulih kesehatannya.
Sedangkan keberhasilan kesehatan masyarakat adalah apabila kesejahteraan masyarakat
meningkat.
4. Indikator kesehatan individu/kedokteran adalah bebas dari penyakit/tidak sakit, tidak cacat,
dan produktif, sedangkan indikator kesehatan masyarakat antara lain : angka kematian bayi,
angka kematian karena melahirkan, mortalitas (angka kematian penduduk), morbiditas (angka
kesakitan penduduk). Dari pengalaman-pengalaman praktek kesehatan masyarakat yang telah
berjalan sampai abad ke-20, Winslow (1920) seseorang ahli kesehatan masyarakat, membuat
batasan yang sampai sekarang masih relevan, yakni : kesehatan masyarakat (public health)
adalah ilmu dan seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan kesehatan
melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk :
1. Perbaikan sanitasi lingkungan
2. Pembersihan penyakit-penyakit menular
3. Pendidikan untuk membersihkan perorangan (personal Hygiene)
4. Pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosis dini dan
pengobatan.
5. Pengembangan rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup
yang layak dalam memelihara kesehatannya.
Dari batasan-batasan diatas dapat disimpulkan bahwa kesehatan masyarakat mempunyai dua
aspek teoritis (ilmu atau akademi) dan praktisi (aplikasi). Kedua aspek ini masing-masing
mempunyai peran dalam kesehatan masyarakat. Secara teoritis, kesehatan masyarakat perlu
didasari dan didukung dengan hasil penelitian. Artinya dalam penyelenggaraan kesehatan
masyarakat (aplikasi) harus didasari dengan temuan (evident based) dengan hasil kajian ilmiah
(penelitian). Sebaiknya, kesehatan masyarakat juga harus terapan (applied), artinya hasil studi
artinya kesehatan masyarakat harus mempunyai manfaat bagi pengembangan program
kesehatan.
Dilihat dari ruang lingkup atau bidang garapannya, kesehatan masyarakat tersebut mencakup :
kesehatan / sanitasi lingkungan pemberantasan penyakit menular yang tidak terlepas dari
epidemiologi, pendidikan kesehatan, manajemen pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Sesuai
dengan perkembangan masalah kesehatan dimasyarakat, maka kesehatan masyarakat sampai
dewasa ini mencakup epidemiologi dan biostatik, sebagai “toll” analisis masalah-masalah
kesehatan masyarakat. Kemudian komponen yang lain antara lain : kesehatan lingkungan,
kesehatan kerja, gizi masyarakat, administrasi kesehatan masyarakat, pendidikan kesehatan,
dan sebagainya.

PERAN PENDIDIKAN KESEHATAN DALAM KESEHATAN MASYARAKAT


Kesehatan merupakan hasil interaksi berbagai faktor, baik faktor internal (dari dalam diri
manusia) maupun faktor eksternal (diluar diri manusia). Faktor internal ini terdiri dari faktor fisik
dan pisikis. Faktor eksternal terdiri dari berbagai faktor antara lain, sosial, budaya masyarakat,
lingkungan fisik, politik, ekonomi, pendidikan dan sebagainya. Secara garis besar faktor-faktor
yang mempengaruhi kesehatan, baik individu, kelompok, maupun masyarakat, dikelompokkan
menjadi 4 (Blum, 1975). Berdasarkan urutan besarnya (pengaruh) terhadap kesehatan tersebut
adalah sebagai berikut :
1. Lingkungan, yang mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya.

2. Perilaku.
3. Pelayanan kesehatan
4. hereditas (keturunan)
pemeliharaan dan peningkatan kesehatam masyarakat hendaknya juga di alamatkan kepada 4
faktor tersebut. Dengan kata lain interfensi atau upaya kesehatan masyarakat juga
dikelompokkan menjadi 4 (empat), yakni interfensi terhadap faktor lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan, dan hereditas.
Intervensi terhadap faktor lingkungan fisik adalah dalam bentuk perbaikan sanitasi lingkungan,
sedangkan intervensi terhadap lingkungan sosial, budaya, polotik, dan ekonomi dalam bentuk
program-program peningkatan pendidikan, perbaikan sosial skonomi masyarakat, penstabilan
politik dan keamanan, dan sebagainya. Intervensi terhadap faktor pelayanan kesehatan adalah
dalam bentuk penyediaan dan atau perbaikan fasilitas pelayanan kesehatan, perbaikan sistem
dan manajemen pelayanan kesehatan, dan sebagainya. Sedangkan intervensi terhadap faktor
hereditas antara lain. Dengan perbaikan gizi masyarakat, khususnya perbaikan gizi ibu hamil.
Dengan gizi yang baik ibu hamil akan menghasilkan anak yang sehat dan cerdas. Sebaiknya ibu
hamil yang kurang gizi akan melahirkan anak dengan berat badan yang kurang, sakit-sakitan,
dan bodoh. Disamping itu pendidikan kesehatan bagi kelompok yang mempunyai faktor risiko
menurunkan penyakit tertentu.
Pendidikan kesehatan merupakan bentuk intervensi terutama terhadap faktor perilaku. Namun
demikian, ketiga faktor yang lain (lingkungan, pelayanan kesehatan, dan hereditas ). Juga
memerlukan intervensi pendidikan kesehatan. Secara terinci dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Peran Pendidikan Kesehatan dalam faktor Lingkungan
Telah banyak fasilitas kesehatan lingkungan yang dibangun oleh instansi, baik pemerintah,
swasta, maupun LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat). Banyak pula proyek pengadaan sarana
sanitasi lingkungan dibangun untuk masyarakat misalnya : jamban keluarga, jamban umum,
MCK (saran, mandi, cuci, kakus), tempat sampah dan sebagainya. Namun karena perilaku
masyarakat, sarana atau fasilitas sanitasi tersebut, kurang atau tidak dimanfaatkan dan
dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi lingkungan tersebut dimanfaatkan dan
dipelihara sebagaimana mestinya. Agar sarana sanitasi lingkungan tersebut dimanfaatkan dan
dipeliahara secara optimal, maka diperlukan pendidikan kesehatan bagi masyarakat. Demikian
pula dengan lingkungan non fisik, akibat masalah-masalah sosial banyak warga masyarakat yang
menderita stress dan gangguan jiwa. Oleh karena itu baik dalam memperbaiki masalah sosial,
maupun menangani akibat masalah sosial (stres dan gangguan jiwa) diperlukan pendidikan
kesehatan.
2. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Perilaku
Pendidikan eksehatan adalah suatu upaya atau kegiatan untuk menciptakan perilaku
masyarakat yang kondusif untuk kesehatan. Artinya pendidikan kesehatan berupaya agar
masyarakat menyadari atau mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan mereka,
bagaimana menghindari atau mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan mereka dan
kesehatan orang lain, kemana seharusnya mencari pengobatan bila sakit dan sebagainya.
Kesadaran masyarakat diatas disebut tingkat kesadaran /pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan atau disebut “melek kesehatan” (healt literacy)
Lebih dari itu, pendidikan kesehatan pada akhirnya bukan hanya mencapai “melek kesehatan”
pada masyarakat saja, namun yang lebih pentng adalah mencapai perilaku kesehatan (healthy
behaviour). Kesehatan bukan hanya diketahui atau disadari (Knowledge) dan disikapi (attitude),
melainkan harus dikerjakan /dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari (practice). Hal ini bahwa
tujuan akhir dari pendidikan kesehatan adalah agar masyarakat dapat mempraktekkan hidup
sehat bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat, atau masyarakat dapat berperilaku hidup sehat
(healthy life style).
3. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Pelayanan Kesehatan
Dalam rangka perbaikan kesehatan masyarakat, pemerintah Indonesia dalam hal ini
Departemen Kesehatan telah menyediakan fasilitas kesehatan masyarakat dalam bentuk pusat
pelayanan kesehatan (puskesmas). Sampai saat ini tidak kurang dari 7.000 puskesmas telah
tersebar di seluruh Indonesia. Namun pemanfaatan puskesmas oleh masyarakat belum optimal
atau masih rendah. Data terakhir menunjukkan baru sekitar 35% masyarakat menggunakan
puskesmas.
4. Peran Pendidikan Kesehatan dalam Faktor Hereditas
Orang tua, khususnya ibu adalah faktor yang sangat penting dalam mewariskan status
kesehatan bagi anak-anak mereka. Orang tua yang sehat dan gizinya baik akan mewariskan
kesehatan yang baik pula kepada anaknya. Sebaliknya kesehatan orang tua, khususnya
kesehatan ibu yang rendah dan kurang gizi, akan mewariskan kesehatan yang rendah pula bagi
anaknya. Rendahnya kesehatan orang tua, terutama ibu, bukan karena sosial ekonominya
rendah, tetapi sering juga disebabkan karena orang tua atau ibu tidak engetahui bagaimana cara
memelihara kesehatannya atau tidak tahu makanan yang bergisi yang harus dimakan. Oleh
karena itu pendidikan kesehatan diperlukan pada kelompok ini, agar masyarakat atau orang tua
menyadari dan melakukan hal-hal yang dapat mewariskan kesehatan yang baik pada keturunan
mereka.
Disamping itu banyak penyakit yang dapat diturunkan kepada anak oleh orang tuanya baik ayah
maupun ibu. Bagi kelompok masyarakat yang beresiko menderita penyakit keturunan ini (misal,
asma, rematik, jantung koronerdsb.) harus diberikan pengertian sehubungan dengan penyakit-
penyakit tersebut agar lebih berhati-hati dan mengurangi akibat serius penyakit tersebut.
Apabila kita cermati peran kesehatan dalam empat faktor yang mempengaruhi kesehatan di
atas, maka sebenarnya masing-masing faktor tersebut terkait dengan perilaku manusia, yakni :
perilaku masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya, perilaku masyarakat
dan petugas kesehatan dalam menyikapi dan mengelola fasilitas atau kesehatan dalam
menyikapi dan mengeloa fasilitas atau pelayanan kesehatan, kesadaran dan praktek hidup sehat
dalam mewariskan status kesehatan bagi anak atau keturunannya. Untuk mengondisikan faktor-
faktor tersebut diperlukan pendidikan kesehatan. Itulah sebabnya maka pendidikan kesehatan
tidak lepas dari perilaku, pendidikan kesehatan selalu terikat dengan perilaku.

Hubungan Status Kesehatan, perilaku,


Dan Pedidikan Kesehatan
Definisi

Campak, measles atau rubeola adalah penyakit virus akut yang disebabkan oleh virus campak. Penyakit
ini sangat infeksius, menular sejak awal masa prodromal sampai lebih kurang 4 hari setelah munculnya
ruam. Infeksi disebarkan lewat udara (airborne).

Patofisiologi

Virus campak ditularkan lewat infeksi droplet lewat udara, menempel dan berkembang biak pada epitel
nasofaring. Tiga hari setelah invasi, replikasi dan kolonisasi berlanjut pada kelenjar limfe regional dan
terjadi viremia yang pertama. Virus menyebar pada semua sistem retikuloendotelial dan menyusul
viremia kedua setelah 5-7 hari dari infeksi awal. Adanya giant cells dan proses keradangan merupakan
dasar patologik ruam dan infiltrat peribronchial paru. Juga terdapat udema, bendungan dan perdarahan
yang tersebar pada otak. Kolonisasi dan penyebaran pada epitel dan kulit menyebabkan batuk, pilek,
mata merah (3 C : coryza, cough and conjuctivitis) dan demam yang makin lama makin tinggi. Gejala
panas, batuk, pilek makin lama makin berat dan pada hari ke 10 sejak awal infeksi (pada hari penderita
kontak dengan sumber infeksi) mulai timbul ruam makulopapuler warna kemerahan.Virus dapat berbiak
juga pada susunan saraf pusat dan menimbulkan gejala klinik encefalitis. Setelah masa konvelesen pada
turun dan hipervaskularisasi mereda dan menyebabkan ruam menjadi makin gelap, berubah menjadi
desquamasi dan hiperpigmentasi. Proses ini disebabkan karena pada awalnya terdapat perdarahan
perivaskuler dan infiltrasi limfosit.

Gejala klinis

 Panas meningkat dan mencapai puncaknya pada hari ke 4-5, pada saat ruam keluar

 Coryza yang terjadi sukar dibedakan dengan common cold yang berat. Membaik dengan cepat
pada saat panas menurun.

 Conjunctivitis ditandai dengan mata merah pada conjunctiva disertai dengan keradangan
disertai dengan keluhan fotofobia.

 Cough merupakan akibat keradangan pada epitel saluran nafas, mencapai puncak pada saat
erupsi dan menghilang setelah beberapa minggu.
 Munculnya Koplik’s spot umumnya pada sekitar 2 hari sebelum munculnya ruam (hari ke 3-4)
dan cepat menghilang setelah beberapa jam atau hari. Koplik’s spot adalah sekumpulan
noktah putih pada daerah epitel bucal yang merah (a grain of salt in the sea of red), yang
merupakan tanda klinik yang patognomonik untuk campak.

 Ruam makulopapular semula bewarna kemerahan. Ruam ini muncul pertama pada daerah batas
rambut dan dahi, serta belakang telinga, menyebar ke arah perifer sampai pada kaki. Ruam
umumnya saling rengkuh sehingga pada muka dan dada menjadi confluent. Ruam ini
membedakan dengan rubella yang ruamnya discrete dan tidak mengalami desquamasi. Telapak
tangan dan kaki tidak mengalami desquamasi.

Diagnosis

Diagnosis ditetapkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, dan Pemeriksaan serologik atau
virologik yang positif yaitu bila terdapat demam tinggi terus menerus 38,50 C atau lebih disertai batuk,
pilek, nyeri menelan, mata merah dan silau bila kena cahaya (fotofobia), seringkali diikuti diare. Pada
hari ke 4-5 demam, timbul ruam kulit, didahului oleh suhu yang meningkat lebih tinggi dari semula. Pada
saat ini anak dapat mengalami kejang demam. Saat ruam timbul, batuk dan diare bertambah parah
sehingga anak mengalami sesak nafas atau dehidrasi.

Gejala klinis terjadi setelah masa tunas 10-12 hari, terdiri dari tiga stadium :

 Stadium prodromal, berlangsung 2-4 hari, ditandai dengan demam yang diikuti dengan batuk,
pilek, farings merah, nyeri menelan, stomatitis, dan konjungtivitis. Tanda patognomonik
timbulnya enantema mukosa pipi di depan molar tiga disebut bercak Koplik.

 Stadium erupsi, ditandai dengan timbulnya ruam makulo-papular yang bertahan selama 5-6
hari. Timbulnya ruam dimulai dari batas rambut di belakang telinga, kemudian menyebar ke
wajah, leher, dan akhirnya ke ekstrimitas.

 Stadium penyembuhan (konvalesens), setelah 3 hari ruam berangsur-angsur menghilang sesuai


urutan timbulnya. Ruam kulit menjadi kehitaman dan mengelupas yang akan menghilang
setelah 1-2 minggu.

 Sangat penting untuk menentukan status gizi penderita, untuk mewaspadai timbulnya
komplikasi. Gizi buruk merupakan risiko komplikasi berat.

Penatalaksanaan

 Pengobatan bersifat suportif, terdiri dari :

o Pemberian cairan yang cukup

o Kalori yang sesuai dan jenis makanan yang disesuaikan dengan tingkat kesadaran dan
adanya komplikasi
o Suplemen nutrisi

o Antibiotik diberikan apabila terjadi infeksi sekunder

o Anti konvulsi apabila terjadi kejang

o Pemberian vitamin A.

 Indikasi rawat inap : hiperpireksia (suhu > 39,00 C), dehidrasi, kejang, asupan oral sulit, atau
adanya komplikasi.

 Campak tanpa komplikasi :

o Hindari penularan

o Tirah baring di tempat tidur

o Vitamin A 100.000 IU, apabila disetai malnutrisi dilanjutkan 1500 IU tiap hari

o Diet makanan cukup cairan, kalori yang memadai. Jenis makanan disesuaikan dengan
tingkat kesadaran pasien dan ada tidaknya komplikasi

 Campak dengan komplikasi :

o Ensefalopati/ensefalitis

 Antibiotika bila diperlukan, antivirus dan lainya sesuai dengan PDT ensefalitis

 Kortikosteroid, bila diperlukan sesuai dengan PDT ensefalitis

 Kebutuhan jumlah cairan disesuaikan dengan kebutuhan serta koreksi terhadap


gangguan elektrolit

o Bronkopneumonia :

 Antibiotika sesuai dengan PDT pneumonia

 Oksigen nasal atau dengan masker

 Koreksi gangguan keseimbangan asam-basa, gas darah dn elektrolit

o Enteritis : koreksi dehidrasi sesuai derajat dehidrasi (lihat Bab enteritis dehidrasi).

o Pada kasus campak dengan komplikasi bronkhopneumonia dan gizi kurang perlu
dipantau terhadap adanya infeksi TB laten. Pantau gejala klinis serta lakukan uji
Tuberkulin setelah 1-3 bulan penyembuhan.

o Pantau keadaan gizi untuk gizi kurang/buruk.


Pemeriksaan penunjang

 Darah tepi: jumlah leukosit normal atau meningkat apabila ada komplikasi infeksi bakteri

 Pemeriksaan antibodi IgM anti campak

o Pemeriksaan untuk komplikasi:

o Ensefalopati/ensefalitis : dilakukan pemeriksaan cairan serebrospinalis, kadar elektrolit


darah dan analisis gas darah

o Enteritis: feses lengkap

o Bronkopneumonia : dilakukan pemeriksaan foto dada dan analisis gas darah.

Komplikasi

 Campak menjadi berat pada pasien dengan gizi buruk dan anak yang lebih kecil

 Diare dapat diikuti dehidrasi

 Otitis media

 Laringotrakeobronkitis (croup)

 Bronkopneumonia

 Ensefalitis akut,

 Reaktifasi tuberkulosis

 Malnutrisi pasca serangan campak

 Subacute sclerosing panencephalitis (SSPE), suatu proses degeneratif susunan syaraf pusat
dengan gejala karakteristik terjadi deteriorisasi tingkah laku dan intelektual, diikuti kejang.
Disebabkan oleh infeksi virus yang menetap, timbul beberapa tahun setelah infeksi merupakan
salah satu komplikasi campak onset lambat.

Pencegahan

Imunisasi campak termasuk dalam program imunisasi nasional sejak tahun 1982, angka cakupan
imunisasi menurun < 80% dalam 3 tahun terakhir sehingga masih dijumpai daerah kantong risiko tinggi
transmisi virus campak
Sumber: Depkes RI
Kenali, Obati dan Cegah Penyakit Campak
10 Apr 2008, on Healthy Living

Campak (rubeola, campak 9 hari) adalah suatu infeksi virus yang


sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk,
konjungtivitis (peradangan selaput ikat mata/konjungtiva) dan
ruam kulit. Penularan infeksi terjadi karena menghirup percikan
ludah penderita campak. Penderita bisa menularkan infeksi ini
dalam waktu 2-4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama
ruam kulit ada.
 
Sebelum vaksinasi campak digunakan secara meluas, wabah
campak terjadi setiap 2-3 tahun, terutama pada anak-anak usia pra-sekolah dan
anak-anak SD. Jika seseorang pernah menderita campak, maka seumur hidupnya
dia akan kebal terhadap penyakit ini.
 

Penyebab
Campak disebabkan oleh paramiksovirus. Penularan terjadi melalui percikan ludah
dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita campak. Masa inkubasi adalah
10-14 hari sebelum gejala muncul.
 
Kekebalan terhadap campak diperoleh setelah vaksinasi, infeksi aktif dan kekebalan
pasif pada seorang bayi yang lahir dari ibu yang telah kebal (berlangsung selama 1
tahun). Orang-orang yang rentan terhadap campak adalah bayi berumur lebih dari
1 tahun, bayi yang tidak mendapatkan imunisasi dan remaja dan dewasa muda
yang belum mendapatkan imunisasi kedua.
 

Gejala
Gejala mulai timbul dalam waktu 7-14 hari setelah terinfeksi, yaitu berupa nyeri
tenggorokan, hidung meler, batuk, nyeri otot, demam, mata merah, fotofobia
(rentan terhadap cahaya, silau). Sekitar 2-4 hari kemudian baru muncul bintik
putih kecil di mulut bagian dalam (bintik Koplik). Ruam (kemerahan di kulit) yang
terasa agak gatal muncul 3-5 hari setelah timbulnya gejala diatas.
 
Ruam ini bisa berbentuk makula (ruam kemerahan yang mendatar) maupun papula
(ruam kemerahan yang menonjol). Pada awalnya ruam tampak di wajah, yaitu di
depan dan di bawah telinga serta di leher sebelah samping. Dalam waktu 1-2 hari,
ruam menyebar ke batang tubuh, lengan dan tungkai, sedangkan ruam di wajah
mulai memudar. Pada puncak penyakit, penderita merasa sangat sakit, ruamnya
meluas serta suhu tubuhnya mencapai 40° Celsius. 3-5 hari kemudian suhu
tubuhnya turun, penderita mulai merasa baik dan ruam yang tersisa segera
menghilang.
 

Komplikasi
Pada anak yang sehat dan gizinya cukup, campak jarang berakibat serius.
Beberapa komplikasi yang bisa menyertai campak. Pertama, infeksi bakteri
(Pneumonia, Infeksi telinga tengah). Dua, kadang terjadi trombositopenia
(penurunan jumlah trombosit), sehingga penderita mudah memar dan mudah
mengalami perdarahan. Tiga, Ensefalitis (inteksi otak) terjadi pada 1 dari 1,000-
2.000 kasus.
 
Diagnosa
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan ruam kulit yang khas. Pemeriksaan
lain yang mungkin perlu dilakukan seperti pemeriksaan darah, pembiakan virus dan
serologi campak.
 

Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani tirah
baring. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika
terjadi infeksi bakteri, maka baiknya diberikan antibiotik.
 

Pencegahan
Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin
biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak
Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau
lengan atas. Jika hanya mengandung campak, vaksin diberikan pada umur 9 bulan.
Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua
diberikan pada usia 4-6 tahun. (yz/sumber:medicastore.com)
 
Sumber.www.perempuan.com
 
Campak, Penyakit Langka yang Mulai Muncul Lagi  
Selasa, 08 Jul 2003 17:57:15

Pdpersi, Jakarta - Jangan remehkan campak! Kendati dikabarkan telah dapat dieliminir
dari muka bumi, nyatanya penyakit berbahaya ini masih mengancam. Setiap tahunnya,
lebih dari 700.000 anak di seluruh dunia meninggal akibat serangan penyakit campak.

Saat ini WHO berupaya memberantas campak dengan program imunisasi di daerah-daerah
endemik seperti Asia dan Afrika. Demikian terungkap dalam informasi Dirjen Pemberantasan
Penyakit Menular Departemen Kesehatan belum lama ini.

Penduduk di negara maju pun kini dianjurkan terus mewaspadai campak. Kendati di negara
maju campak dianggap penyakit langka, namun ternyata tetap dapat mematikan.

Jika dibandingkan dengan SARS, campak tak kalah berbahaya. Jumlah korban SARS relatif
kecil jika dibanding campak. Pakar penyakit campak WHO, Daniel Tarantola, seperti dikutip
Kantor Berita Belanda mengatakan, virus campak sama seperti virus SARS, menginfeksi
saluran pernafasan. Cara penularannya juga sama, melalui cairan tubuh.

Akan tetapi ada perbedaan mendasar antara campak dan SARS. Sejak tahun 1963, sudah ada
vaksin imunisasi campak yang aman, efektif dan harganya terjangkau. Walaupun begitu,
campak tetap saja belum dapat diberantas.

Setiap tahunnya lebih dari 400.000 anak-anak di Afrika meninggal akibat campak. Juga di
kawasan Asia, antara Asia selatan hingga kawasan Pasifik barat ratusan ribu anak-anak
meninggal setiap tahunnya akibat campak. Kawasan endemiknya di Asia meliputi India,
Bangladesh, Nepal, Kambodja, Vietnam, Laos, Myanmar dan Indonesia.

Tarantola mengatakan, jumlah kematian anak-anak yang amat tinggi akibat penyakit campak,
tidak dapat diterima akal sehat. Sebab penyakit ini dapat sepenuhnya dicegah. Caranya, dengan
imunisasi. Bersama dengan organisasi bantuan anak-anak PBB-UNICEF, WHO
mengembangkan strategi pencegahan campak global.

Sasarannya, sampai tahun 2005 mendatang, jumlah kematian akibat penyakit campak hendak
diturunkan hingga separuhnya. Dengan program imunisasi dalam waktu 10 tahun mendatang, di
Afrika saja WHO hendak mencegah kematian 2,3 juta anak akibat penyakit campak.

Akan tetapi Tarantola menyebutkan, biaya yang diperlukan amat besar. Dalam tiga tahun
mendatang, dibutuhkan sekitar 200 juta Dolar. Penyebabnya, walaupun sebetulnya harga satu
dosis imunisasi hanya 45 sen Dolar, namun 45 negara endemik campak, tidak memiliki dana
cukup untuk membeli vaksinnya. Campak, ibaratnya berkembang biak melalui kemiskinan.

Di negara-negara miskin, tanpa sistem kesehatan memadai dan tidak punya dana imunisasi, di
situlah lahan subur penyakit campak yang mematikan bagi ratusan ribu anak-anak.

Selain itu, penyakit campak kini mulai kembali menyerang Eropa. Pada tahun 2001, di Jerman
tercatat 6.000 kasus dan di Perancis 10.000 kasus campak. Ketidak pedulian negara maju,
membuat negara miskin ibaratnya menjadi kawasan cadangan penyakit.

Suatu saat, penyakit ini akan menyerang balik. Misalnya saja benua Amerika, yang pada tahun
lalu tidak melaporkan satupun kasus campak, sejak awal tahun ini sudah melaporkan 18 kasus
baru. Semua penderita terinfeksi di luar Amerika, yakni di Eropa Barat, Asia, Pasifik-Barat dan
di Timur Tengah.

Definisi Campak
Merupakan penyakit yang sangat menular pada masa anak-anak, tetapi juga menyerang orang
dewasa. Gejala-gejala campak cukup menakutkan. Anak-anak yang kurang gizi mudah
terserang komplikasi yang fatal.

GEJALA
- Demam tinggi, paling tinggi dicapai setelah 4 hari
- Bintik putih pada bagian dalam pipi di sebelah depan gigi premolar
- Mata merah, berair
- Tenggorokan sakit, pilek, batuk yang khas kering dan keras
- Pada beberapa anak terdapat muntah-muntah dan diare
- Bintik yang khas ini muncul di belakang telinga, menyebar ke muka kemudian ke seluruh
badan.

PENYEBAB
Infeksi oleh virus Rubeola, ditularkan melalui batuk, bersin dan tangan yang kotor oleh cairan
hidung.

KOMPLIKASI
- Infeksi telinga bagian tengah - Bronkhitis (infeksi saluran pernafasan bagian bawah) -
Pneumonia (infeksi paru-paru) - Encephalitis (radang otak)

YANG DAPAT ANDA LAKUKAN


- Tinggal dirumah sampai penyakit tidak menular lagi
- Istirahat dan minum banyak cairan
- Minum obat anti demam
- Minum obat batuk
- Periksa dokter, bila menderita sakit telinga, keluar cairan dari telinga, demam terus-menerus,
kejang-kejang atau mengantuk

TINDAKAN DOKTER
- Menyingkirkan komplikasi
- Mengobati komplikasi bila ada
- Merujuk ke rumah sakit bila perlu.

PENCEGAHAN
- Imunisasi terhadap penyakit campak pada umur 1-2 tahun
- Menjaga kondisi tubuh (Makanan bergizi, Olahraga dan istirahat teratur)(iis)
 
Cakrawala Lainnya :
65% Pasien Rawat Inap di RSCM Adalah Pasien Paliatif
Penemu Bayi Tabung Raih Nobel Kedokteran 2010
Indonesia Masih Kekurangan Rumah Sakit Jiwa
Tekan Kematian Bayi, Imunisasi Campak dan Polio Massal Digencarkan Lagi
Pabrikan Farmasi Boleh Miliki RS Asalkan Tak Monopoli Obat
PROMOSI KESEHATAN PERSALINAN
Persalinan adalah suatu hal yang dihayati. Walaupun demikian ibu dalam masa persalinan memerlukan
bantuan bidan. Kehadiran bidan sewaktu ibu dalam masa persalinan adalah untuk menyelamatkan ibu
dan bayinya melalui bimbingan dan bantuan agar persalinan terjadi secara fisiologis didalam kondisi
lingkungan yang sehat.
1. Kala pertama
Awal kala pertama di tunjukan dengan kontraksi uterus ringan. Rasa sakit mulai dari punggung dan
meluas ke perut bawah. Kontraksi ini biasanya terjadi setiap 10 sampai 15 menit dan berlangsung
selama 30 detik. Dari vagina keluar cairan berlendir dan campuran sedikit darah.
Pemeriksaan abdomen dilakukan untuk menentukan letak dan denyut jantung bayi. Denyut jantung bayi
diperiksa setiap 4 jam. Tanda vital ibu juga diperiksa setiap 4 jam. Ibu diberi tahu bahwa persalinan
mulai dan upayakan agar ibu tenang.
Bila ketuban belum pecah ibu diperkenankan berjalan atau melakukan pekerjaan biasa. Bila kontraksi
uterus semakin kuat setiap 3-5 menit. Pemeriksaan dalam dilakukan. Dalam kondisi demikian serviks
membuka dari 3 sampai 8 cm. Diperiksa apakah ketuban sudah pecah.
Ibu mungkin merasa cemas, sangat tidak enak, nyeri dan tekanan pada panggul bertambah. Bidan selalu
berada disamping pasien ibu ditenangkan, diajari bernafas dengan dada selama kontraksi. Ibu
dianjurkan tidur pada awal persalinan untuk menyusun tenaga. Alat-alat persalinan disediakan,
demikian pula tempat tidur dan tempat tidur untuk bayi.
Menjelang akhir kala satu umumnya ibu semakin gelisah, kadang-kadang tungkai dan tangan bergetar.
Dahi dan atas-atas bahu ibu berkeringat, muka kemerah-merahan. Dalam kondisi demikian ibu diminta
bernafas dengan dada.
2. Kala dua
Pada kala dua bidan melakukan tindakan sebagai berikut:
a. Ibu diajari cara mengedan pada waktu datangnya kontraksi
b. Ibu menarik nafasdalam-dalam dan menahan nafas dengan mulut, kepala diangkat dan mengedan
dengan kekuatan otot dan perut. Pada saat bersamaan ibu diminta mengendorkan otot dasar panggul,
ibu mengedan selama kontraksi dan beristirahat bila kontraksi berhenti.
c. Kepala bayi disokong, segera setelah melintas mulut vagina. Kepala tersebut sedikit diputar apabila
keluar tengkurap untuk menjaga berlangsungnya peredaran darah. Lendir dibersihkan dari hidung dan
mulut bayi.
d. Bayi disambut sampai keseluruhannya lahir dan kemudian diletakkan diatas perut ibu untuk
melakukan IMD.
e. Beri ucapan selamat kepada ibu dan beritahukan tentang keadaan dan jenisnya.
3. Kala tiga
Periode pada waktu kala ketiga ini berlangsung sekitar 1-20 menit, kontraksi rahim dan tidak nyeri.
Tanda- tanda plasenta terlepas adalah uterus berkontraksi dan berbentuk bulat, tali pusat memanjang.
Ibu disuruh mengedan bila rahim berkontraksi untuk mengeluarkan plasenta. Darah keluar dari vagina.
4. Kala empat
Pada fase ini uterus teraba dan uterus berkontraksi secara berkala, perdarahan dari vagina keluar
sehingga penggantian kain diperlukan. Dalam fase ini, ibu istirahat total ditempat tidur dan beri minum
bila kehausan. Perdarahan pervagina selalu diamati, demikian pula tanda-tanda vital.

D. PROMOSI KESEHATAN NIFAS


Promosi kesehatan nifas dapat diberikan kepada ibu pasca persalinan dan keluarganya. Ini diberikan
untuk menambah pengetahuan ibu dan keluarga dalam menghadapi masa nifas ini ibu, sehingga dalam
masa nifas ini ibu dan keluarga siap dan tahu apa yang harus dilakukan dan tidak boleh di lakukan.
Tujuan promosi kesehatan nifas adalah :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis
2. Mendukung dan memperkuat keyakinan diri ibu dan memungkinkan ia melaksanakan peran ibu
dalam situasi keluarga dan budaya yang khusus
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan diri, nutrisi, keluarga berencana,
menyusui, pemberian imunisasi, kepada bayinya dan perawatan bayi sehat.
Setelah pasca persalinan ini, bidan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dan memantau ibu terutama
selama 2 jam persalinan. Hal ini karena selama 2 jam pasca persalinan rentan akan komplikasi-
komplikasi pada ibu. Dalam masa nifas, tanyakan tentang perasaan ibu. Biasanya ibu merasa capek dan
lemah.
Keadaan fisik nya diperiksa terutama uterus, tanda-tanda vital dan daerah vagina. Bila keadaan ibu tetap
normal, dianjurkan bayi segera diteteki lagi. Ibu dan bayi diberi kesempatan beristirahat. Makan ringan
setiap waktu, bangun bila mau kencing, bayi tidak boleh diberi apapu kecuali ASI. Ibu diberitahukan agar
menjaga kesehatan perineum terutama waktu buang air kecil dan air besar.
Berdasarkan program dan kebajikan teknis masa nifas, paling sedikit dilakukan 4 kali kunjungan masa
nifas, untuk menilai status ibu dan bayi baru lahir untuk mendeteksi dan menangani masalah-masalah
yang terjadi. Jadi ibu dan keluarga diberitahu untuk kontrol pada : 6-8 jam setelah persalinan, 6 hari
setelah persalinan, 2 minggu setelah persalinan, 6 minggu setelah persalinan.
Ada beberapa hal yang Bunda perlu perhatikan dalam merawat bayi baru lahir, mulai dari pola tidur,
panca indera, buang air besar, buang air kecil, dan perawatan tali pusat.

Pola tidur

Rata-rata bayi baru lahir tidur sepanjang siang dan malam (8 jam pada siang hari dan 9 jam pada malam
hari) dan hanya terbangun untuk makan setiap 3 – 4 jam. Sebagian besar bayi akan terbangun di malam
hari sampai usia 3 bulan, dikarenakan lambungnya masih kecil sehingga cepat merasa lapar. Ibu tidak
perlu membangunkan bayi untu makan kecuali disarankan oleh dokter. Beberapa bayi prematur
membutuhkan makan lebih sering dan harus dibangunkan untuk makan.

Tanda bayi siap untuk tidur:

 Mengucek mata

 Menguap

 Memalingkan muka

 Rewel

Bagaimana membantu bayi untuk tidur?

Para ahli merekomendasikan untuk menidurkan bayi di lengan, kemudian meletakkannya

di tempat tidur saat masih terjaga. Cara ini mengajarkan bayi untuk belajar tidur sendiri. Musik yang
pelan dapat membantu bayi untuk tidur lebih tenang.

Bagaimana posisi tidur terbaik untuk bayi baru lahir?


Posisikan punggung bayi pada tepat yang keras (kokoh). Singkirkan bantal, selimut, mainan dari tempat
tidur bayi. Pastikan kepala bayi tidak tertutup apapun selama tidur. Jangan tempatkan bayi di sofa,
tempat tidur air, bantal, atau apapun permukaan yang empuk selama tidur.

Bayi dapat mengalami kematian mendadak yang disebut sebagai sudden infant death syndrome apabila
terdapat faktor sebagai berikut:

 Tidur tengkurap

 Tidur pada permukaan yang lunak

 Terlalu panas oleh karena selimut yang sangat tebal

 Ibu perokok

 Orang tua yang pemakai obat dan peminum alkohol

 Tertimpa oleh saudara sekandungnya, oleh karena itu tidur dengan saudara sekandung
sebaiknya dihindari

Panca indera

Penglihatan

Ukuran mata bayi baru lahir adalah setengah dari mata orang dewasa. Pertumbuhan mata cepat pada
usia 1 tahun dan melambat sampai usia pubertas. Apabila Anda menjumpai bayi Anda sedikit juling,
jangan terlalu cemas karena gerakan mata bayi masih belum terkordinasi dan karenanya bisa terlihat
sedikit juling. Namun bayi mampu untuk fokus pada jarak 8 – 10 inchi atau setara dengan jarak bayi dari
gendongan di lengan ke muka ibu. Visus normal tercapai pada usia 2 – 3 tahun.

Pendengaran

Berbeda dengan penglihatan, pendengaran sudah berkembang lengkap ada bayi baru lahir. Bayi dengan
pendengaran normal akan terkejut dengan suaa keras, memperhatikan dengan seksama bila mendengar
suara ibunya, dan berhenti bergerak apabila ada orang yang berbicara. Bayi akan belajar mengenal suara
dengan nada tinggi (ibu) dan rendah (bapak). Diperkirkan 1 – 3 bayi per 1000 kelahiran hidup menderita
kehilangan pendengaran serius. Tanpa dilakukan pemeriksaan apapun biasanya gangguan pendengaran
baru terdeteksi saat usia > 1 tahun. Akibat gangguan pendengaran adalah pusat pendengaran di otak
tidak mendapat stimulasi sehingga terjadi keterlambatan bicara dan berbahasa sehingga terjadi
gangguan perkembangan emosi dan sosial. Apa penyebab gangguan pendengaran pada bayi? Sebagian
besar bersifat kongenital atau cacat bawaan. Sering dijumpai pada bayi prematur, atau bayi dengan
infeksi dan masalah pernapasan yang membutuhkan ventilator dalam jangka panjang dan beberapa
pengobatan.

Ada 2 jenis metode pemeriksaan pendengaran bayi baru lahir:


 Evoked otoacoustic emissions (EOAE)

 Auditory brainstem respons (ABR)

Idealnya seluruh bayi dengan kehilangan pendengaran harus teridentifikasi sebelum usia 3 bulan,
sehingga terapi dapat dimulai sebelum usia 6 bulan (usia penting untuk perkembangan bicara dan
bahasa)

Rasa

Pada awal perkembangan janin papil rasa di lidah mulai berkembang. Bayi lebih menyenangi rasa manis
dibandingkan asam dan pahit. Bayi juga lebih menyenangi ASI terutama setelah bulan pertama.

Bau

Pusat penciuman di otak terbentuk pada awal perkembangan janin. Pada beberapa hari awal kehidupan
bayi akan menyukai bau ibunya terutama bau ASI.

Sentuhan

Bayi sangat menyenangi sentuhan dan pelukan. Sentuhan akan meningkatkan kemampuan bayi untuk
mengenal lingkungan sekitarnya. Biarkan bayi bebas menggerakkan jarinya. Anda boleh memasng
mainan dengan warna cerah dalam jarak pandangnya sehingga bayi menjadi lebih mandiri.

Buang Air Besar (BAB)

Setelah lahir beberapa jam kemudian bayi akan mengeluarkan kotoran lengket berwarna hijau
kehitaman yang disebut mekoneum. Bayi yang mengkonsumsi ASI akan menghasilkan kotoran berwarna
kuning muda, berair dan sedikit mengandung bahan padat. BAB akan mencapai 6 – 8 kali per hari.
Apabila bayi minum susu formula, kotoran akan semi padat, lunak dan berwarna kuning kehijauan
akibat pemecahan zat besi dan lemak. Frekuensi tidak terlalu sering dan baunya lebih kuat.

Buang Air Kecil (BAK)

BAK pertama terjadi beberapa jam setelah lahir dan berwarna gelap dan kental. Dalam sehari bayi
buang air kecil minimal 6 kali. Bila kurang mungkin dehidrasi. Untuk bayi laki-laki perlu dilihat pancaran
urinnya, pastikan tidak ada hambatan.

Merawat Tali Pusar

Tali pusar yang pada waktu janin di dalam rahim berfungsi sebagai pembuluh darah yang mengantar zat
gizi dan oksigen setelah lahir dan dipotong akan segera menutup dan tidak mempunyai fungsi sebagai
pembuluh darah lagi. Bagian dalam tali pusat disebut Wharton’s jelly, yang tidak mempunyai persarafan,
sehingga apabila dilakukan manipulasi pada tali pusat itu tidak akan menimbulkan rasa sakit.

Yang perlu diperhatikan dalam merawat tali pusat:

 Jaga kebersihannya karena tali pusat sangat mudah mengalami infeksi. Caranya dapat dengan
memberikan sapuan antiseptik seperti alkohol.

 Jangan mencoba menarik tali pusat meskipun kelihatannya sudah hampir lepas

 Jangan tutup tali pusat dengan popok. Tujuannya untuk menjaga agar tetap kering dan terpapar
udara.

 Hubungi dokter apabila:

o Ada perdarahan dari tali pusat atau area di dekat kulit

o Timbul nanah

o Bengkak atau kemerahan

o Bayi merasa kesakitan di sekitar pusar

You might also like