Professional Documents
Culture Documents
KEBUDAYAAN BIMA
DI SUSUN OLEH
M. AMIRULLAH
KARTINI
ARDIANSYAH
NUR INTAN
SITI ULFAH
FATAHULLAH
Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta hidayah kepada kita semua, sehingga berkat Karunia-Nya kami dapat
makalah ini kami tidak lupa mengucapkan banyak terimakasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini sehinggga kami
Dalam penyusunan makalah ini juga kami berharap semoga makalah ini dapat
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
dan disadur dengan tidak apa adanya. Lebih ironi lagi ketika sejarah
jaman Naka hingga jaman Modern saat ini. Namun banyak catatan naskan
Singapura dan Afrika. Dari naskah kuno serta artifak sejarah yang
B. Rumusan Masalah
Sebenarnya kita adalah Dou Bima (orang Bima) bukan Dou Mbojo
Mbojo selama ini. Sedangkan Dou Bima adalah blesteran dari berbagai
asal keturunan (jawa, Makassar, Bugis, Gujarat, Cina, dll). Namun karena
Dou Mbojo lah kita “ada”. Dan karena Dana Mbojo lah kita diterima
ditengah masyarakat. Dana Mbojo telah menempa kita juga menjadi Dou
Mbojo. Maka sudah sepantasnya kita berbuat untuk Dana Mbojo. Sudah
untuk merampasnya. Inilah identitas kita sebagai Dou Bima yang tinggal
di Dana Mbojo.
C. Tujuan
daerah bima.
BAB II
PEMBAHASAN
Tenun Ikat Bima pernah dikenakan oleh Kepala-Kepala Negara pada Pertemuan
APEC di Bali beberapa Tahun Lalu. Termasuk dikenakan oleh Presiden Susilo
Presiden di hadapan Anggota KADIN pada Pemilu Pilpres Tahun 2009. Hal ini
tentunya menjadi sebuah kebanggan bahwa daerah kecil di ujung timur NTB ini
Secara umum busana atau pakaian adat Bima hampir sama dengan Sulawesi
Selatan. Hal itu diperkuat dengan ikatan sejarah bahwa Bima dengan Makasar,
Gowa, Bone dan Tallo itu memiliki hubungan dan ikatan kekeluargaan serta
kekerabatan. Proses pembauran dan asimilasi budaya itu telah berlangsung lama
dan mempengaruhi juga cara berbusana dan motif busana yang dikenakan.
Meskipun ada beberapa perbedaan antara busana adat Bima dengan Sulawesi
Selatan.
Warna yang menonjol dalam pakaian adat Bima antara lain hitam, biru tua, coklat,
merah dan kemerah-merahan serta putih. Untuk pakaian wanita memakai kain
pakaian sehari-hari pakaian adat juga diatur oleh pihak Kesultanan. Yang diatur
oleh Majelis Adat yang disebut KANI SARA. Prosedur dan Tata Cara
pakaian harian atau pakaian untuk acara resmi. Kedua, pakaian Dinas Para Pejabat
untuk wanita meliputi Baju Poro. Baju ini terbuat dari kain yang agak tipis tetapi
tidak tembus pandang. Umumnya berwarna biru tua, hitam, coklat tua dan ungu.
Bagi gadis-gadis Bima biasanya memakai warna ungu atau coklat tua. Para wanita
pun memakai aneka perhiasan seperti gelang, anting dan lain-lain. Namun
Kaum Pria mempunyai pakaian sehari-hari yang khas. Yang lazim adalah
Sambolo atau Ikat Kepala. Umumnya bercorak kotak-kotak dan dihiasi tenunan
benang perak/emas. Terkadang lelaki memakai baju kemeja atau baju lengan
pendek atau jas tutup dengan warna putih atau hitam atau warna cerah lainnya.
Untuk sarung biasanya memakai sarung pelekat yang dikenal dengan nama
Tembe Kota Bali Mpida yang bercorak Kotak-kotak atau memaki Tembe Nggoli
Untuk hiasan kaum pria memakai Salampe, sejenis dodot yang dililitkan
dipinggang. Biasanya salampe berwarna dasar kuning, merah, hijau dan putih.
Bagi orang dewasa biasanya menyelipkan pisau pada lilitan Salampe. Letaknya
agak ke kiri pusar, sedangkan hulunya agak terjurai ke kanan. Pakaian dan busana
adat Bima sangat banyak. Ini adalah kekayaan dan kearifan masa silam yang
seharusnya dipertahankan dari terpaan arus globalisasi saat ini. Hanya beberapa
saja yang masih dapat dilihat dan diperagakan hingga saat ini. Perlu ada upaya
pakaian adapt ini tidak punah ditelan arus zaman. Perlu ad aide kreatif untuk
B. SASTRA DAERAH
Amaniae ..........Lampa di tolo ma sadundu tolu Ancamu siwi di mada doho siwe
Auku edamu dawa,u kaimu wari ade Warasi ne,e aina ntanda ni,i. Amancawae.
Ade weki upa dou, katioku sabua di weha sabae Makani kabaya kala, mantika ndi
kili Sarome ome, labo woi di’ imi Sarome maci, ntika di meci Amaniae. Maco ndi
hanta, dinca di anca Ngarimu tolo magaga talan Hantapu sarau loaku eda sara,a
Aina ncara rumpa, mada doho malampa rimpu Amancawae. Tiwa,u mu ili di sia
malampa ulu Katiosi gegana, wancuku ipi gagana Konemu rimpu ili karinga
weaku eli Elimu ma alu na midi kone ala Amaniae. Angi ma kasiso, aina ipi ka
susu Tio walipu wunga lampa wela Aina ipi patu, mai kai ba ncara pata Kombi
laina mode wara kai midi Amancawae. Samada ra eda wara kai midi Tiloa ndi
co,o ndai ma sama ca,u Kone mu ciri waraku cara Su,u na fare, wa,u ra bune ana
fari Amaniae. Tiwa,u ndi ili sia malampa ulu, Kabaya kala wa,u ra karu kila, Ka
ngena ku ita ndi malao oto Loaku nuntu ntiri waraku di nenti Amancawae. Do,o
na doro ade pidu dore Dei na sori kalampa sora Tewe ku ati, nggomi ndi lao oto
Kone tapa ba rui, di malao londo rai Amaniae. Warasi wi,i aina nefa di wa,a Ta
kacampo tedi waraku nggahi matada, Tanda ne’e ndai ma kacampo nu’u warasi
umu sa,e tu, upu uma Amancawae. Sampuru dua ri,i wa,u ra wara sara,a Ade nika
ra neku, wa,u ra wara ma niki Tiru wara ndi uri, wa,u ra mpoi ndi uru Nbotora
Pada zaman dulu, Istana Bima atau Asi Mbojo tidak hanya berfungsi sebagai
pusat Pemerintahan. Asi juga merupakan pusat pengembangan seni dan budaya
tradisional. Pada masa pemerintahan Sultan Abdul Khair Sirajuddin (Sultan Bima
yang kedua) yang memerintah antara tahun 1640-1682 M, Seni budaya tradisional
berkembang cukup pesat. Salah satu seni tari yang tetap eksis hingga saat ini
Tari Lenggo ada dua jenis yaitu Tari Lenggo Melayu Dan Lenggo Mbojo. Lenggo
Melayu diciptakan oleh salah seorang mubalig dari Pagaruyung Sumatera Barat
yang bernama Datuk Raja Lelo pada tahun 1070 H. Tarian ini memang khusus
diciptakan untuk upacara Adat Hanta UA Pua dan dipertunjukkan pertama kali di
Muhammad SAW. Lenggo Melayu juga dalam bahasa Bima disebut Lenggo
Terinspirasi dari gerakan Lenggo Melayu, setahun kemudian tepatnya pada tahun
diperankan oleh 4 orang penari perempuan. Lenggo Mbojo juga disebut Lenggo
Siwe. Nah, jadilah perpaduan Lenggo Melayu dan Lenggo Mbojo yang pada
dipertunjukkan pada saat Upacara Adat Hanta UA PUA terutama pada saat
rombongan penghulu Melayu memasuki pelataran Istana. Dua pasang Lenggo ini
menuju Istana Bima di atas Uma Lige (Rumah Mahligai) yang diusung oleh 44
Tarian ini diiringi oleh alunan alat musik tradisional Bima seperti dua buah
Tari lenggo berima lembut mengikuti alunan musik yang lembut pula.
Gerakannya pelan dan gemulai. Tari Lenggo adalah warisan masa lalu, titipan
Hadrah: merupakan tari tradisional Bima yang berisi puji-pujian kepada Allah
SWT. Hadrah yang dimainkan oleh anak-anak maupun orang dewasa masuk ke
* Kanja: Tari tradisional Bima yang diciptakan Sultan Abdul Kahir Sirajuddin
Kanja berarti tantang, karena dalam tarian ini ada gambaran pertarungan dua
Makassar yang bernama Karaengta. Penarinya anak kecil berusia sekitar 10 tahun,
tidak memakai baju, kecuali hiasan yang dalam bahasa Bima disebut Kawari atau
dokoh. Tari hiburan ini merupakan dasar untuk mempelajari tarian kerajaan Bima
yang lain.
* Katumbu: Tari tradisional Bima yang berarti berdegup ini menggambarkan
keluwesan dan keterampilan remaja putri. Tarian ini diperkirakan sudah ada sejak
* Toja: Tari tradisional Bima yang diangkat dari legenda Indra Zamrud.
Penciptanya Sulta Abdul Kahir Sirajuddin tahun 1651. Tari ini menggambarkan
Bima yang berarti melenggok, yang telah diadatkan dalam upacara Sirih Puan
setiap perayaan Maulid. Tari ini menceritakan bagaimana guru agama Islam
saling menghormati.
eksekutif dan upacara Ndiha Molu (Maulid Nabi). Tari ini terakhir dipertunjukkan
pada tahun 1963 dalam perkawinan keluarga raja, dan sekarang telah dihidupkan
kembali.
* Sere: Tari tradisional Bima yang berarti mengajak berperang yang semula
D. RUMAH ADAT
Ncuhi adalah rumah adat yang digunakan sebagai sarana upacara adat dan
berkumpulnya tetua kampung dan masyarakat adat. Uma ncuhi ini adalah
merupakan salah satu kebanggaan bagi masyarakat mbawa. Konon, kabarnya nih
para leluhur yang sudah meninggal puluhan tahun bahkan ratusan tahun yang lalu
tetap tinggal di rumah ncuhi tersebut dan dapat mengabulkan permohonan
misalnya saja warga yang ingin meminta mendapatkan anak atau meminta
kekuatan/mantra bisa di dapat di rumah ncuhi tersebut tapi dengan catatan harus
Di dalam ncuhi terdapat dua bilik, Bilik pertama merupakan tempat tidur
sekaligus tempat memasak (dapur). Pada bagian dapur terdapat tungku yang
terbuat dari batu bulat yang ditempatkan berbentuk segi tiga. Pada bagian atas
tungku terdapat taja. Taja merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan
bahan bakar dan atau untuk mengeringkan ikan. Sedangkan bilik ke dua
Hubungan keakrabatan dan kekeluargaan yang terjalin selama kurun waktu 1625
– 1819 (194 tahun) pun terputus hingga hari ini. Hubungan kekeluargaan antara
dua kesultanan besar dikawasan Timur Indonesia yaitu Kesultanan Gowa dan
Kesultanan Bima terjalin sampai pada turunan yang ke- VII. Hubungan ini
merupakan perkawinan silang antara Putra Mahkota Kesultanan Bima dan Putri
Mahkota Kesultanan Gowa terjalin sampai turunan ke- VI. Sedangkan yang ke-
VII adalah pernikahan Putri Mahkota Kesultanan Bima dan Putra Mahkota
Kesultanan Gowa.
ada beberapa catatan yang kami temukan, bahwa pernikahan Salah satu
Keturunan Sultan Ibrahim (Sultan Bima ke- XI) masih terjadi dengan keturunan
Sultan Gowa. Sebab pada tahun 1900 (pada kepemimpinan Sultan Ibrahim),
terjadi acara melamar oleh Kesultanan Bima ke Kesultanan Gowa. Mahar pada
F. AGAMA/KEPERCAYAAN
Kepercayaan asli orang Bima disebut pare no bongi, yaitu kepercayaan terhadap
roh nenek moyang. Walaupun sebagian besar masyarakat Bima memeluk agama
Islam, suku Bima masih mempercayai dunia roh-roh yang menakutkan. Dunia roh
yang ditakuti adalah Batara Gangga sebagai dewa yang memiliki kekuatan yang
sangat besar sebagai penguasa, Batara Guru, Idadari sakti dan Jeneng, roh Bake
dan roh Jim yang tinggal di pohon, gunung yang sangat besar dan berkuasa untuk
pohon besar di Kalate yang dianggap sakti, Murmas tempat para dewa Gunung
Rinjani; tempat tinggal para Batara dan dewi-dewi. Sedangkan suku Bima bagian
PENUTUP
A. Kesimpulan
Naka hingga jaman Modern saat ini. Namun banyak catatan naskan kuno
dan Afrika. Dari naskah kuno serta artifak sejarah yang ditemukan,
ada saja macam yang menghalangi baik tiu dari sisi masyarakat atau dari
melestarikan budaya kita di depan khlayak umum agar dunia tahu bahwa
B. saran
harapkan.
Daftar Pustaka
http://www.bimakab.go.id/
http://id.wikipedia.org/wiki/Bima
http://alanmalingi.wordpress.com/2010/04/11/tari-lenggo-titipan-keluguan-
zaman-untuk-generasinya/
http://www.sabda.org/misi/profilo_isi.php?id=14
http://karilla.student.umm.ac.id/2010/09/24/ncuhi-rumah-adat-bima/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Bima
http://www.lintasmbojo.com/dou-mbojo-atau-dou-bima-kah-kita/comment-page-
1/#comment-198