Dokumen tersebut membahas empat isu utama dalam pelayanan publik, yaitu otonomi daerah, budaya paternalisme, diskriminasi, dan diskresi. Dokumen ini juga menyertakan penjelasan mengenai masing-masing isu beserta agenda kebijakan untuk mengatasinya.
Dokumen tersebut membahas empat isu utama dalam pelayanan publik, yaitu otonomi daerah, budaya paternalisme, diskriminasi, dan diskresi. Dokumen ini juga menyertakan penjelasan mengenai masing-masing isu beserta agenda kebijakan untuk mengatasinya.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
Dokumen tersebut membahas empat isu utama dalam pelayanan publik, yaitu otonomi daerah, budaya paternalisme, diskriminasi, dan diskresi. Dokumen ini juga menyertakan penjelasan mengenai masing-masing isu beserta agenda kebijakan untuk mengatasinya.
Copyright:
Attribution Non-Commercial (BY-NC)
Available Formats
Download as PPT, PDF, TXT or read online from Scribd
manajemen. • Sentralisasi dan desentralisasi adalah fenomena yang berhubungan derajad delegation of authority dari unit yang lebih tinggi kepada unit yang lebih rendah • Tidak ada sentralisasi dan/atau desentralisasi mutlak • Desentralisasi otonomi Aspek yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan otonomi daerah • Pelayanan publik
• Formasi jabatan
• Pengawasan keuangan daerah
• Lembaga pengawasan independen
• Dll. Tantangan yang dihadapi pemda ?
Bagaimana pemda mampu membangun
kelembagaan daerah yang kondusif, sehingga dapat mendesain standard Pelayanan Publik yang mudah, murah, dan cepat ? Budaya Paternalisme Dalam Pelayanan Publik
• Paternalisme adalah suatu sistem yang
menempatkan pimpinan sebagai pihak yang paling dominan. • Paternalisme tumbuh karena faktor kultur feodal. • Hubungan paternalistik lebih bersifat informal dan individual. • Dalam sistem birokrasi pelayanan publik, paternalisme memiliki dua dimensi : Hubungan internal, yaitu hubungan antara pimpinan dengan staf pelaksana sebagai bawahan dalam lingkup birokrasi. Hubungan eksternal, yaitu hubungan paternalisme antara aparat birokrasi sebagai pimpinan dan masyarakat pengguna jasa sebagai bawahan. Agenda Kebijakan Agenda kebijakan untuk meminimalkan pola paternalisme : • Mengembangkan sistem meritokrasi, yaitu sistem promosi kenaikan pangkat atau jabatan yang berdasarkan atas prestasi kerja seseorang dan bukan atas dasar loyalitas. • Mengubah alur informasi menjadi tidak hirarkis yang menyebabkan arus informasi dari bawah sampai ke atasan seringkali mengalami distorsi karena kepentingan pihak-pihak tertentu. • Pendelegasian wewenang kepada bawahan • Pemberian penghargaan kepada pegawai • Membuka jalur khusus (hotline) yang menghubungkan pimpinan birokrasi dengan masyarakat pengguna layanan. Diskriminasi Dalam Pemberian Pelayanan Publik
• Prinsip pelayanan publik : tidak memihak
individu atau kelompok manapun (Harrow & Willcocks, 1990) • Terjadi diskriminasi pelayanan publik yang dialami oleh kelompok marginal dalam masyarakat (seperti kelompok miskin dan minoritas) Penyebab terjadinya diskriminasi dalam pelayanan publik • Faktor struktural, yaitu adanya sistem paternalisme dalam birokrasi • Faktor kultural, yaitu adanya ikatan kekerabatan untuk mendahulukan lingkungan terdekat • Faktor ekonomi, petugas mencari alternatif sumber penghasilan yang lain dengan jalan memberikan pelayanan lebih cepat kepada pengguna jasa dengan imbalan tertentu. Agenda kebijakan • Menghapus semua kebijakan pemerintah yang bersifat diskriminatif terhadap golongan tertentu • Membentuk client’s charter untuk menciptakan efisiensi, kualitas tinggi, dan pemerintahan yang berorientasi pada masyarakat. Client’s charter adalah petunjuk ataupun referensi bagi birokrat dalam menjalankan tugasnya. Dalam client’s charter ini terdapat acuan yang jelas mengenai persyaratan pelayanan, waktu penyelesaian pelayanan,biaya yang dikeluarkan, mekanisme penyaluran keluhan dan ketidakpuasan masyarakat pengguna jasa. • Efektivitas pengawasan penyelenggara birokrasi publik (oleh Ombudsman, yaitu lembaga yg dibentuk DPR dan bersifat independen) Diskresi Dalam Pemberian Pelayanan Publik
• Diskresi adalah kebebasan mengambil keputusan
sendiri di setiap situasi yang dihadapi, tetapi kebebasan tersebut masih sejalan dengan visi dan misi organisasi/pelayanan. Pertimbangan melakukan diskresi adalah adanya realitas bahwa suatu kebijakan dan peraturan tidak mungkin mampu menjawab semua persoalan akibat adanya keterbatasan prediksi dalam proses perumusan kebijakan dan peraturan itu. • Diskresi menjadi isu penting dalam pelayanan publik karena adanya tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang efisien, responsif, dan akuntabel. Agenda Kebijakan
• Peningkatan kualitas SDM
• Kompetisi dalam pemberian pelayanan • Penyusunan visi, misi, dan sistem pemberian pelayanan oleh atasan dan bawahan • Membentuk client’s charter, yaitu acuan bagi petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.