Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING
Ni’matuz Zuhroh, M.Si
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
(HAKIKAT MANUSIA DAN KEBUDAYAAN)
Oleh:
M. Miftahul Huda ( 09650197 )
Y. Wardata Ardhy ( 09650210 )
Lutfi Husna Rahmawati ( 09650217 )
Febrilia Ayu Rosalina ( 09650222 )
ABSTRAK
Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri.
Budaya adalah hasil karya manusia yang selalu berkembang oleh karena
itu dalam makalah ini dibahas pengertian, wujud, bentuk dan transformasi
kebudayaan yang ada di Indonesia.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT, rahmat, hidayah serta inayahnya penulis
dapat menyelesaikan Makalah ‖ Hakikat Manusia dan Kebudayaan‖.
Sholawat serta semoga akan selalu tercurahkan kepada Rasulullah SAW,
yang telah membawa kita dari jalan kegelapan menuju jalan yang terang
benderang, dan yang kita nantikan syafa‘atnya di dunia dan akhirat.
Penulis sadar bahwa dirinya hanyalah manusia biasanya yang pastinya
mempunyai banyak kesalahan, tentunya dalam Makalah ini terdapat banyak
kesalahan. Untuk itu penulis mengharap kritik dan saran yang membangun demi
kesempurnaan pengembangan berikutnya.
Semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa Teknik
Informatika khususnya dan untuk mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Selesainya Makalah ini tentunya tidak terlepas dari berbagai pihak. Dalam
lembar ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya
kepada :
1. Kedua orang tua penulis yang selalu mendukung penulis, yang selalu
mendoakan penulis dan selalu mendukung baik moril maupun materi.
2. Bapak Prof. Dr. H. Imam Suprayogo selaku Rektor Universitas Islam
Negeri Malang yang telah memberikan kesempatan penulis untuk
mengembangkan bakat dan minatnya.
3. Ibu Ni‘matuz Zuhroh, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Ilmu
Budaya Dasar.
4. Semua pihak yang telah berkenan memberikan dukungan dan semangat
yang penulis tidak bisa sebutkan satu-persatu, semoga Allah SWT
melimpahkan rahmat, hidayah, serta inayah-Nya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Malang, 10 September 2009
Penulis
DAFTAR ISI
COVER ............................................................... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK .......................................................................................................... 2
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
2.4.4. Sebab-Sebab Perubahan Sosial Budaya ............................................. 17
BAB V............................................................................................................... 26
PENUTUP ......................................................................................................... 26
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB I PENDAHULUAN
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Oleh karena itu kami mengambil judul Hakikat Manusia dan Kebudayaan.
Dengan tujuan untuk mengetahui hakikat sebenarnya apaitu manusia dan
kebudayaan serta hubungan antara manusia dan kebudayaan.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II KONSEPSI TEORI
Bertitik tilah dari sistem inilah maka kebudayaan paling sedikit memiliki 3
wujud antara lain :
1. wujud sebagai suatu kompleks dari ide, gagasan, norma, peraturan dan
sejenisnya. Ini merupakan wujud ideal kebudayaan. Sifatnya abstrak 1,
lokasinya aa dalam pikiran masyarakat dimana kebudayaan itu hidup
1
Sesuatu yang nyata dan dapat diraba panca indra
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
2. kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari
manusia dalam masyarakat
3. kebudayaan sebagai benda hasil karya manusia
a. Jasad; yaitu badan kasar manusia yang tampak pada luarnya, dapat di raba,
2
Diam, tidak mengalami perubahan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
difoto, serta menempati ruang dan waktu
c. Ruh, yaitu Pimpinan dan bimbingan Tuhan, daya yang bekerja secara
spiritual dan memahami kebenaran, suatu kemampuan mencipta yang
bersifat konseptual yang menjadi pusat lahirnya kebudayaan.
d. Nafs; dalam pengertian diri atau keakuan, yaitu kesadaran tentang diri
sendiri.
a. Id. Yang merupakan struktur kepribadian yang paling primitiv dan paling
tidak tampak. Id merupakan libido murni atau energi psikis3 yang
menunjukan ciri alami yang irrasional dan terkait masalah sex, yang secara
instingtual menentukan proses-proses ketidaksadaran. Id tidak berhubungan
dengan lingkungan luar diri, tetapi terikat dengan struktur lain kepribadian
yang pada gilirannya menjadi mediator antara insting Id dengan dunia Luar.
b. Ego. Merupakan bagian atau struktur bagian yang pertama kali di bedakan
dari Id, sering kali di sebut sebagai kepribadian ‖eksekutif‖ karena
peranannya dalam menghubungkan energi Id ke dalam saluran sosial yang
dapat dimengerti oleh orang lain.
3
Pemikiran yang bersifat alamiah
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Dari uraian di atas dapat dikaji aspek tidakan manusia dengan analisa
hubungan antara tidakan dan unsur-unsur manusia. Seringkali misalnya orang
senang terhadap penyimpangan nilai-nilai masyarakat dapat diidentifikasi bahwa
orang tersebut lebih di kendalikan oleh Id dibandingkan superegonya. Atau sering
kali ada kelainan yang terjadi pada manusia, misalnya orang yang berparas buruk
dan bertubuh pendek berani tampil ke muka umum, dapat diterangkan dengan
mengacu dengan unsur nafs (kesadaran diri) yang dimilikinya. Kesemuanya
tersebut dapat digunakan sebagai alat analisa bagi tingkah laku manusia.
1. unsur religi
2. sistem kemasyarakatan
3. sistem peralatan
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
4. sistem mata pencaharian hidup
5. sistem bahasa
6. sistem pengetahuan
7. seni
2.3.1. Wujud
Menurut J.J. Hoenigman, wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan,
aktivitas, dan artefak.
Aktivitas (tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari
manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan
sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang
saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusia
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
lainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan.
Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati
dan didokumentasikan.
Artefak (karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas,
perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-
benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan.
Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
2.3.2. Komponen
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua
komponen utama:
Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata,
konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan
yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat,
perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup
barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian,
gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan
dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu
atau tarian tradisional.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
2.4 Transformasi Kebudayaan
Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang transformasi atau perubahan budaya.
Dengan memahami definisi perubahan sosial dan budaya di atas, maka suatu
perubahan dikatakan sebagai perubahan sosial budaya apabila memiliki
karakteristik sebagai berikut.
4
dalam buku Sociological Writings
5
dalam buku Sociology in Changing World
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
3. Perubahan yang berlangsung cepat biasanya akan mengakibatkan
kekacauan sementara karena orang akan berusaha untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan yang terjadi.
4. Perubahan tidak dapat dibatasi pada bidang kebendaan atau spiritual saja
karena keduanya saling berkaitan.
Suatu perilaku atau budaya yang sudah menjadi kebiasaan akan sulit untuk
diubah. Masyarakat lebih menyukai kehidupan mereka berjalan seperti biasa dan
berusaha untuk mempertahankan hal-hal yang nyaman. Kondisi ini menjadi alasan
bahwa adanya hal-hal baru pada awalnya cenderung ditolak.
Sebagai contoh, orang tuamu mungkin menolak ketika kamu meminta sebuah
handphone baru. Bagi mereka, kamu belum cukup dewasa untuk menggunakan
alat komunikasi tersebut. Di sini kebanyakan orang lupa bahwa alat komunikasi
seperti handphone dibutuhkan semata-mata sebagai alat penghubung antar
manusia dalam berkomunikasi, dan tidak ada hubungan dengan kedewasaan
seseorang. Tentu seorang anak balita tidak mungkin menggunakan handphone,
karena belum mempu menguasai dan mengoperasikan alat tersebut.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
harus melalui kontak sosial secara langsung. Akses terhadap media komunikasi
juga menjadi faktor penentu terbuka atau tertutupnya sebuah masyarakat.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
2.4.3. Bentuk Perubahan Sosial Budaya
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Sebuah perubahan bisa terjadi karena sebab dari dalam (intern) atau sebab
dari luar (ekstern). Dalam sebuah masyarakat, perubahan sosial dan budaya bisa
terjadi karena sebab dari masyarakat sendiri atau yang berasal dari luar
masyarakat.
1. Sebab Intern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
6
Pemaksaan pemikiran atau idiologi
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
2. Sebab Ekstern
Merupakan sebab yang berasal dari dalam masyarakat sendiri, antara lain:
b. Adanya peperangan.
Peristiwa peperangan, baik perang saudara maupun perang antar negara
dapat menyebabkan perubahan, karena pihak yang menang biasanya akan
dapat memaksakan ideologi dan kebudayaannya kepada pihak yang kalah.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
berupa kebudayaan tersebut dibiasakan dengan cara belajar. Terdapat beberapa
proses belajar kebudayaan yaitu proses internalisasi, sosialisasi dan enkulturasi.
1) penganut kebudayaan,
2) pembawa kebudayaan,
3) manipulator kebudayaan,
4) pencipta kebudayaan.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB III STUDY KASUS
3.2. Pernikahan
7
bahasa Inggris: Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare, yang berarti "menambatkan"
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
gerejanya. Gereja Katolik Roma mempercayai bahwa sebuah perceraian adalah
salah, dan orang yang bercerai tidak dapat dinikahkan kembali di gereja.
Sementara Agama Islam memandang pernikahan sebagai suatu kewajiban. Islam
menganjurkan untuk tidak melakukan perceraian, namun memperbolehkannya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
budaya masyarakat setempat. Pengaruh kedua kebudayaan ini pun tidak
mengakibatkan hilangnya unsur-unsur asli budaya masyarakat.
Penyebaran kebudayaan secara damai akan menghasilkan Akulturasi, Asimilasi,
atau Sintesis. Akulturasi adalah bersatunya dua kebudayaan sehingga membentuk
kebudayaan baru tanpa menghilangkan unsur kebudayaan asli. Contohnya, bentuk
bangunan Candi Borobudur yang merupakan perpaduan antara kebudayaan asli
Indonesia dan kebudayaan India. Asimilasi adalah bercampurnya dua kebudayaan
sehingga membentuk kebudayaan baru. Sedangkan Sintesis adalah bercampurnya
dua kebudayaan yang berakibat pada terbentuknya sebuah kebudayaan baru yang
sangat berbeda dengan kebudayaan asli.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
mendengarkan musik klasik, sementara kata berkebudayaan digunakan untuk
menggambarkan orang yang mengetahui, dan mengambil bagian, dari aktivitas-
aktivitas di atas. Sebagai contoh, jika seseorang berpendendapat bahwa musik
klasik adalah musik yang "berkelas", elit, dan bercita rasa seni, sementara musik
tradisional dianggap sebagai musik yang kampungan dan ketinggalan zaman,
maka timbul anggapan bahwa ia adalah orang yang sudah "berkebudayaan".
Sejak abad ke-18, beberapa kritik sosial telah menerima adanya perbedaan
antara berkebudayaan dan tidak berkebudayaan, tetapi perbandingan itu -
berkebudayaan dan tidak berkebudayaan- dapat menekan interpretasi perbaikan
dan interpretasi pengalaman sebagai perkembangan yang merusak dan "tidak
alami" yang mengaburkan dan menyimpangkan sifat dasar manusia. Dalam hal
ini, musik tradisional8 dianggap mengekspresikan "jalan hidup yang alami"
(natural way of life), dan musik klasik sebagai suatu kemunduran dan
kemerosotan.
8
yang diciptakan oleh masyarakat kelas pekerja
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Mereka menganggap bahwa kebudayaan yang sebelumnya dianggap "tidak elit"
dan "kebudayaan elit" adalah sama - masing-masing masyarakat memiliki
kebudayaan yang tidak dapat diperbandingkan. Pengamat sosial membedakan
beberapa kebudayaan sebagai kultur populer (popular culture) atau pop kultur,
yang berarti barang atau aktivitas yang diproduksi dan dikonsumsi oleh banyak
orang.
Pada akhir abad ke-19, para ahli antropologi telah memakai kata
kebudayaan dengan definisi yang lebih luas. Bertolak dari teori evolusi, mereka
mengasumsikan bahwa setiap manusia tumbuh dan berevolusi bersama, dan dari
evolusi itulah tercipta kebudayaan.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa :
Kebudayaan adalah hasil karya manusia yang berasal dari Cipta, Rasa, dan Karsa
manusia itu sendiri.
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu buddayah yang
merupakan bentuk jamak dari Buddhi ( budi atau akal ) diartikan sebagai hal-hal
yang berkaitan dengan budi dan akal.Budaya adalah hasil dari Cipta, Rasa, Karsa
manusia. Yang dimulai dari Karsa diteruskan dengan Rasa yang diwujudkan
dengan Cipta. Wujud dari kebudayaan adalah :Gagasan (Wujud ideal), Aktivitas
(tindakan) Artefak (karya)
5.2. Saran
Karena berharganya Budaya kita yang sangat beraneka ragam ini. Marilah
kita jaga dengan sungguh-sungguh. Jangan biarkan kebudayaan yang kita miliki
direbut oleh bangsa lain.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
Herimanto dan Winarno. 2008. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara
Koentjaraningrat, dkk. 2008. Koentjaraningrat dan Antropologi di Indonesia
Buku obor. Jakarta: Asosiasi Antropologi Indonesia bekerjasama dengan
Yayasan Obor Indonesia
Liliweri Alo. 2003. Makna Budaya dalamKkomunikasi antar Budaya. Jakarta:
Pelangi Aksara
MustopoM. Habib. 1983. Ilmu budaya dasar, manusia dan budaya: kumpulan
essay. Malang: Usaha Nasional
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
KEBUDAYAAN MASYARAKAT JAWA
Disusun oleh :
Abdullah (09650195)
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
KATA PENGANTAR
Penulis
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
DAFTAR ISI
Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
BAB I PENDAHULUAN
4.1 Analisa 14
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
4.2 Kesimpulan 14
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II
KONSEPSI TEORI
2.1 PENGERTIAN
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hokum, adapt istiadat, dan
kemampuan – kemampuan lain yang di dapat seseorang sebagai
anggota masyarakat.
d. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana
hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
e. Koentjoroningrat berpendapat bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar
beserta dari hasil budi pekertinya.
Dari berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian
mengenai kebudayaan adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat
pengetahuan dan meliputi system ide atau gagasan yang terdpat dalam
pkiran menusia, sehingga dalam kehidupan sehari – hari, kebudayaan itu
bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah benda – benda
yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa
perilaku dan benda – benda yang bersifat nyata, misalnya pola – pola
perilaku, bahsa, peralatan hidup, organisasi social, religi, seni, dan lain –
lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam
melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan
gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari
kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku – buku hasil
karya para penulis warga masyarakat tersebut.
● Aktivitas (tindakan)
● Artefak
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Ada bebrapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai
komponen atau unsure kebudayaan, antara lain sebagai berikut :
• system ekonomi
• keluarga
• kekuasaan politik
• organisasi ekonomi
2.4 KOMPONEN
Berdasarkan wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan
atas dua komponen utama :
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
• Kebudayaan material
• Kebudayaan nonmaterial
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB III
STUDI KASUS
● Persiapan Perkawinan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Pemaes yaitu dukun pengantin wanita yang menjadi pemimpin dari acara
pernikahan, Dia mengurus dandanan dan pakaian pengantin laki-laki dan
pengantin perempuan yang bentuknya berbeda selama pesta pernikahan.
Karena upacara pernikahan adalah pertunjukan yang besar, maka selain
Pemaes yang memimpin acara pernikahan, dibentuk pula Panitia kecil
terdiri dari teman dekat, keluarga dari kedua mempelai.
● Pemasangan dekorasi
● Siraman
● Upacara Midodareni
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
perempuannya. Biasanya mereka akan memberi saran dan nasihat.
Keluarga dan teman dekat dari pengantin wanita akan datang berkunjung,
dan semuanya harus wanita.
● Srah Srahan
● Upacara panggih
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
● Upacara balangan suruh
● Tukar cincin
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
mereka selesai, mereka minum teh manis. Upacara itu melukiskan bahwa
pasangan akan menggunakan dan menikmati hidup bahagia satu sama lain.
● Upacara sungkeman
● Pesta pernikahan
c. Masa Kehamilan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Agar bayi yang dikandung sehat jasmani dan rohani serta menjadi anak
yang bermanfaat bagi orang tua, agama, dan masyarakat.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Jawa. Akankah kepercayaan yang masih berbau budaya Jawa lawas itu
akan tergerus oleh arus modernisasi dan materialisme yang semakin
melanda di bumi Jawa ? Sebuah pertanyaan yang mungkin tidak
memerlukan jawaban ya atau tidak.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
untuk kenduri upacara ini seekor kerbau disembelih dan kepalanya,
tulang, dan tubuhnya dipendam pada tempat itu juga.
1. Konsep “Halus”
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
pertama tap tanpa perasaan bersalah. Ini merupakan perpaduan antara
malu dan rasa hormat kepada ―atasan‖ atau pihak lain.
Sikap ini merupakan refleksi tingkah laku yang sopan dan halus
yang merupakan pencerminan kehalusan jiwa yang diwujudkan dengan
pengendalian diri dan pengekangan diri. Kewibawaan ini bias tercapai
dengan bersikap tenang di muka umum. Karena itu, ia akanselalu
merasa perlu membuat jarak dengan oranglain.
3. Konsep Kebersamaan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Dari kualitas cultural yang tergambar secara sungkat di atas, kita
dapat menyimpulkan bahwa sesungguhnya hubungan-hubungan social
meruppakan basis dan sumber hubungan politik. Dalam hubungan
social politik masyarakat Jawa bersifat sangat personal. Di samping
itu, terdapat suatu kecenderunagn yang amat kuat bahwa dalam
masyarakat terdapat watak ketergantungan yang kuat pada atasan serta
ketaatan yang berlebihan pada kekuasaan, sebab status yang dipandang
sebagai kewibawaan politik diunjung begitu tinggi.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB IV
PENUTUP
4.1 ANALISA
4.2 KESIMPULAN
1. Pewarisan kebudayaan
Proses pemindahan, penerusan, pemilikan dan pemakaian
kebudayaan dari generasi ke generasi secara berkesinambungan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Individu menyesuaikan disri dengan individu lain dalam
masyarakat.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
HAKIKAT MANUSIA DAN CINTA KASIH,
Oleh:
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia–Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah mengenai
Ilmu Budaya Dasar ini dengan lancar tanpa adanya hambatan yang
berarti.Sehingga kelompok III dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
HAKIKAT MANUSIA DAN CINTA KASIH, KEINDAHAN, KEGELISAHAN
SERTA PENDERITAAN dengan tepat waktu.
Makalah ilmu budaya dasar ini diajukan untuk memenuhi salah satu tugas
dalam mengikuti kegiatan perkuliahan jurusan Teknik Informatika matakuliah
Ilmu Budaya Dasar Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
Kami segenap anggota kelompok III mengakui dan menyadari bahwa makalah
Ilmu Budaya Dasar ini masih jauh dari sempurna, hal ini disebabkan oleh
terbatasnya waktu dan kemampuan, sehingga hasil yang bisa kami dapat pun
sangat minim. Tanpa adanya bantuan, dorongan dari berbagai pihak, maka
penyusunan makalah Ilmu Budaya Dasar ini akan membutuhkan waktu yang
lama.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
BAB I PENDAHULUAN 1
1. Latar Belakang 1
2. Rumusan Masalah 1
3. Tujuan 1
BAB II KONSEPSI TEORI 2
1. Hakekat cinta 13
2. Hakekat keindahan 13
3. Hakekat Kegelisahan dan penderitaan 14
BAB VI PENUTUP 15
DAFTAR PUSTAKA 16
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini kita mengetahui bahwa Ilmu Budaya Dasar sangat penting untuk
masyarakat Indonesia khususnya mahasiswa ketika terjun di masyarakat agar
tidak meninggalkan budayanya sendiri, sehingga kita wajib untuk
mempelajarinya, hal ini tentunya menjadi suatu keuntungan tersendiri bagi
mahasiswa, apalagi bagi mahasiswa yang sebelumnya memang belum begitu
mengerti budayanya sendiri atau bahkan tidak mengenal sama sekali.
1.3 Tujuan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II
KONSEPSI TEORI
Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada).
Ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya sedangkan kata kasih
artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. 9 Dengan
demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat
rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai menaruh belas kasihan.
yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama
tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
9
kamus umum bahasa Indonesia, WJS Poerwadarminta
10
Dr. Sarlito.W.Sarwono
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
menengah dan rendah. Cinta tingkat tinggi adalah cinta kepada Allah, rasulullah
dan berjihad dijalan Allah. Cinta tingkat menengah adalah cinta kepada orang tua,
anak, saudara, istri/suami dan kerabat. Cinta tingkat rendah adanya cinta yang
lebih mengutamakan cinta keluarga, kerabat, harta dan tempat tinggal.
Kasih sayang adalah perasaan sayang, perasaan cinta atau perasaan suka
kepada seseorang. Dalam kehidupan berumah tangga kasih sayaing merupakan
kunci kebahagiaan. Kasih sayang ini merupakan pertumbuhan dari cinta. Dalam
kasih sayang sadar atau tidak sadar dari masing-masing pihak dituntut
tanggungjawab, pengorbanan, kejujuran, saling percaya, saling pengertian, saling
terbuka, sehingga keduanya merupakan kesatuan yang bulat dan utuh. Bila salah
satu unsur kasih sayang hilang, misalnya unur tanggungjawab, maka retaklah
keutuhan rumah tangga itu.
2.1.3. Kemesraan
Kemesraan berasal dari kata dasar mesra, yang artinya perasaan simpati
yang akrab. Kemesraan ialah hubungan yang akrab baik antara pria dan wanita
yang sedang dimabuk asmara maupun yang sudah berumah tangga. Kemesraan
pada dasarnya merupakan perwujudan kasih sayang yang mendalam.
2.1.4. Pemujaan
Dalam surat Yohanes dijelaskan ada 3 macam cinta. Cinta Agape ialah
cinta manusia kepada Tuhan. Cinta Philia ialah cinta kepada ibu bapak (orang tua)
dan saudara. Dan ketiga cinta erros atau amor ini ialah cinta antara pria dan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
wanita. Beda antara cinta amor dan eros ini adalah citna eros cinta karena kodrati
sebagi laki-lakai dan perempuan, sedangkan cinta amor karena unsur-unsur yang
sulit dinalar, misalnya gadis normal yang cantik mencintai dan mau menikahi
seorang pemuda yang kerdil. Cinta terhdap sesama merupakan perpaduan cinta
agape dan cinta philia. Cinta sesame ini diberikan istilah belas kasihan untuk
membedakan antara cinta kepada orang tua, pria-wanita, cinta kepada Tuhan.
Dalam cinta kepada sesama ini diberi istilah belas kasihan, karena cinta disini
buka karena cakapnya, kayanya, cantiknya, melainkan karena penderitaannya.
2.2.1 Keindahan
Kata keindahan berasal dari kata indah, artinya bagus, permai, cantik, elok,
molek dan sebagainya. Keidahan identik dengan kebenaran. Keindahan kebenaran
dan kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu
abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung
kebenaran berarti tidak indah. Keindahan juga bersifat universal, artinya tidak
terikat oleh selera perseorangan, waktu dan tempat, kedaerahan, selera mode,
kedaerahan atau lokal.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
itu dalam bahasa Inggris sering dipergunakan istilah ―beuty‖ (keindahan) dan ―the
beautiful‖ (benda atau hal indah). Dalam pembatasan filsafat, kedua pengertian ini
kadang-kadang dicampuradukkan saja.
Dalam rangka teori umum tentang nilai The Liang gie menjelaskan bahwa
pengertian keindahan dianggap sebagai salah satu jenis nilai sepertihalnya nilai
moral, nilai ekonomik, nilai pendidikan dan sebagainya. Nilai yang berhubungan
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dengan segaa sesuatu yang tercakup dalam pengertian keindahan disebut nilai
estetik. Nilai adalah suatu realitas psikologis yang harus dibedakan secara tegas
dari kegunaan, karena terdapat dalam jiwa manusia dan bukan pada bendanya itu
sendiri. Nilai itu oleh orang dipercaya terdapa pada sesuatu benda sampai terbukti
ketakbenarannya. Tentang nilai ada yang membedakan antara nilai subyektif dan
nilai obyektif. Atau ada yang membedakan nilai
Puisi. Bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi baris, sajak, irama, itu disebut
nilai ekstrinsik, sedangkan pesan yang ingin disampaikan kepada pembaca
melalui (alat benda ) puisi itu disebut nilai instrinsik. Tarian damarwulan
Minakjonggo merupakan nilai ekstrinsik, sedang pesan yang ingin disampaikan
oleh tarian itu ialah kebaikan melawan
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan Manusia
4. Keagungan Tuhan
2.2.5. Renungan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Renungan berasal dari kata renung; artinya diam-diam memikirkan
sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.Renungan adalah hasil
merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada beberapa teori antara
lain : teori
Teori Pengungkapan.
Dalil teori ini ialah bahwa ―arts is an expresition of human feeling‖ 11.
Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang seniman ketika
menciptakan karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling terkenal ialah filsuf
Italia Benedeto Croce (1886-1952) Beliau antara lain menyatakan bahwa ―Seni
adalah pengungkapan pesan-pesan) expression adalah sama dengan intuition, dan
intuisi adalah pegnetahuan intuitif yang diperoleh melalui penghayatan tentagn
hal-hal individual yang menghasilkan gambaran angan-angan (images).
Pengalamam estetis seseorang tidak lain adalah ekspresi dalam gambaran angan-
angan. Seorang tokoh lainnya adalah Leo Tolstoi dia menegaskan bahwa kegiatan
seni aalah memunculkan dalam diri sendiri suatu perasaan yagn seseorang telah
mengalaminya dan setelah memunculkan itu kemudian dengan perantaraan
berbagai gerak, garis, warna, suara dan bentuk yang diungkapkan dalam kata-kata
memindahkan perasaan itu sehingga orang-orang mengalami perasaan yang sama.
Teori Metafisik
11
seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan manusia
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Teori seni yang bercotak metafisik merupakan salah satu contoh teori yang
tertua, yakni berasal dari Plato yang karyakaryanya
untuk sebagian membahas estetik filsafat, konsepsi keindahan dari teori seni.
Mengenai sumber seni Plato mengungkapkan suatu teori peniruan (imitation
teori). Ini sesuai dengan metafisika Plato yang mendalikan adanya dunia ide pada
tarat yang tertinggi sebgai realita Ilahi. Paa taraf yang lebih rendah terdapat realita
duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita ilahi. Dan karyu
seni yang dibuat manusia adalah merupakan mimemis (tiruan) dari ralita.
duniawi
Teori Psikologis
Para ahli estetik dalam abad modern menelaah teori-teori seni dari sudut
hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan mempergunakan
metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa dikemukakan
bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan keinginan-keinginan bawah
sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seni itu merupakan bentuk
terselubung atau diperhalus yang wujudkan keluar dari keinginan-keinginan itu.
Menurut Schiller, asal seni adalah dorongan batin untuk bermain-main (play
impulse) yang ada dalam diri seseorang.12 Seni merupakan semacam permainan
menyeimbangkan segenap kemampuan mental manusia berhubungan dengan
adanya kelebihan energi yang harus dikeluarkan. Dalam teori penandaan
(signification theory) memandang seni sebagai lambing atau tanda dari perasaan
manusia.
12
Teori Permainan, Fredrick Schiller (1757 -1805) dan Herbert Spencer ( 1820 – 1903 )
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa
sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung
atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan dapat berupa
penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin. Penderitaan termasuk realitas
manusia dan dunia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada
yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidaknya intensitas
penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum
tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan
merupakan energi untuk bangkit kembali bagi seseorang, atau sebagai langkah
awal untuk mencpai kenikmatan dan kebahagiaan. Berbagai kasus penderitaan
terdapat dalam kehidupan. Banyaknya macam kasus penderitaan sesuai dengan
liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana manusia menghadapi penderitaan dalam
hidupnya ? penderitaan fisik yagn dialami manusia tentulah diatasi dengan cara
medis untuk mengurangi atau menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis,
penyembuhannya terletak paa kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-
soal psikik yang dihadapinya.
2.3.2 Siksaan
Siksaan dapat diartikan sebagai siksaan badan atau jasman, dan dapat juga
berupa siksaan jiwa atau rokhani. Akibat siksaan yang dialami seseorang,
timbullah penderitaan. Siksaan yagn sifatnya psikis bisa berupa : kebimbangan,
kesepian, ketakutan. Ketakutan yang berlebih-lebihan yang tidak pada tempatnya
disebut phobia.banyak sebab yang menjadikan seseorang merasa ketakutan antara
lain : claustrophobia dan agoraphobia, gamang, ketakutan, keakitan, kegagalan.
Para ahli ilmu jiwa cenderung berpendapat bahwa phobia adalah suatu gejala dari
suatu problema psikologis yang dalam, yang
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
mendapatkan perawatan dan pengobatan. Kebanyakan ahli setuju bahwa tekanan
dan ketegangan disebabkan oleh karena si penderita hidup dalam keadaan
ketakutan terus menerus, membuat keadaan si penderita sepuluh kali lebih parah.
1. nampak pada jasmani yang sering merasakan pusing, sesak napas, demam,
nyeri pada lambung
2. nampak pada kejiwaannya dengan rasa cemas, ketakutan, patah hati, apatis,
cemburu, mudah marah
1. Kepribadian yang lemah akibat kondisi jasmani atau mental yang kurang
sempurna
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
3. cara pematangan batin yang salah dengan memberikan reaksi yang berlebihan
terhadap kehidupan sosial
Proses kekalutan mental yang dialami seseorang mendorongnya kearah positif dan
negative. Posotif trauma jiwa yang dialami dijawab dengan baik sebgai usaha agar
tetap survey dalam hidup, misalnya melakukan sholat tahajut, ataupun melakukan
kegiatan yang positif setelah kejatuhan dalam hidupnya. Negatif; trauma yang
dialami diperlarutkan sehingga yang bersangkutan mengalami fustasi, yaitu
tekanan batin akibat tidak tercapainya apa yang diinginkan. Bentuk fustasi antara
lain :
1. agresi berupa kamarahan yang meluap-luap akibat emosi yang tak terkendali
dan secara fisik berakibat mudah terjadi hypertensi atau tindakan sadis yang dapat
membahayakan orang sekitarnya
2. regresi adalah kembali pada pola perilaku yang primitive atau kekanak-kanakan
3. fiksasi; adalah peletakan pembatasan pada satu pola yang sama (tetap) misalnya
dengan membisu
6. narsisme; adalah self love yang berlebihan sehingga yang bersangkutan merasa
dirinya lebih superior dari paa orang
lain
7. autisme; ialah menutup diri secara total dari dunia riil, tidak mau
berkomunikasi dengan orang lain, ia puas dengan fantasinya sendiri yang dapat
menjurus ke sifat yang sinting.
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Penderitaan kekalutan mental banyak terdapat dalam lingkungan seperti :
3. wanita
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya,
selalu merasa kwatir tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan
merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tentram hati maupun
perbuatannya, merasa kwatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar
ataupun dalam kecemasan. Kegelisahan
hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak gerik seseorang dalam
situai tertentu. Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi kecemasan. Karena itu
dalam pengertian sehari-hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran
ataupun ketakutan. Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan
masalah frustasi, yang secara definisidapat disebutkan, bahwa seseorang
mengalami frustasi karena pa yang diinginkan tidak tercapai. Sigmund Freud ahli
psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa
manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan
kecemasan moril yang kurang sehat. Sikap seperti itu sering membuat orang
merasa kwatir, cemas, takut gelisah dan putus asa. Bila dikaji sebab-sebab orang
gelisah adalah karena hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu
adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari dalam maupun dari luar.
Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama dimulai dari diri kita sendiri, yaitu kita
harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga
segala kesulitan dapat kita atasi.
2.4.2. Keterasingan
Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar
asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal, sehingga kata terasing berarti,
tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil. Jadi kata
terasing berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pegaulan, terpencil
atau terpisah dari yang lain. Keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar
atau lama, orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan sudah tentu dengan
sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain. Yang menyebabkan orang berada
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidak pastian artinya
keadaan yang pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa
arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas itu semua adalah akibat
pikirannya tidak konsentrasi. Ketidak konsentrasian disebabkan oleh berbagai
sebab, yang jelas pikirannya kacau. Beberapa sebab orang tak dapat berpikir
dengan tidak pasti ialah :
1. obsesi
2. phobia
3. kompulasi
4. hysteria
5. delusi
6. halusinasi
7. keadaan emosi
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB III
Hakekat cinta
Cinta adalah rasa sangat suka (kepada) atau (rasa) sayang (kepada).
Ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya sedangkan kata kasih
artinya perasaan sayang atau cinta kepada atau menaruh belas kasihan. Dengan
demikian arti cinta dan kasih hampir bersamaan, sehingga kata kasih memperkuat
rasa cinta. Karena itu cinta kasih dapat diartikan sebagai perasaan suka (sayang)
kepada seseorang yang disertai menaruh belas kasihan.
yaitu adanya rasa ingin membelai atau dibelai, rasa kangen kalau jauh atau lama
tidak bertemu, adanya ucapan-ucapan yang mengungkapkan rasa sayang.
Hakekat keindahan
Keindahan itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena
tidak jelas. Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang
berwujud atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati
jika dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
berkomunikasi.
Penderitaan dapat berupa penderitaan lahir atau batin atau lahir dan batin.
Penderitaan termasuk realitas manusia dan dunia. Intensitas penderitaan
bertingkat-tingkat, ada yang berat, ada yang ringan. Namun peranan individu juga
menentukan berat-tidaknya intensitas penderitaan. Suatu pristiwa yang dianggap
penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain.
Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit kembali bagi
seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencpai kenikmatan dan
kebahagiaan. Berbagai kasus penderitaan terdapat dalam kehidupan. Banyaknya
macam kasus penderitaan sesuai dengan liku-liku kehidupan manusia. Bagaimana
manusia menghadapi penderitaan dalam hidupnya ? penderitaan fisik yagn
dialami manusia tentulah diatasi dengan cara medis untuk mengurangi atau
menyembuhkannya, sedangkan penderitan psikis, penyembuhannya terletak paa
kemampuan si penderita dalam menyelesaikan soal-soal psikik yang dihadapinya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
hari kegelisahan juga diartikan kecemasan, kekhawatiran ataupun ketakutan.
Masalah kecemasan atau kegelisahan berkaitan juga dengan masalah frustasi,
yang secara definisidapat disebutkan, bahwa seseorang mengalami frustasi karena
pa yang diinginkan tidak tercapai.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Setiap manusia yang hidup di dunia ini pasti memiliki cinta kasih,
keindahan, penderitaan dan kegelisahan. Cinta kasih bisa berupa kasih sayang,
kemesraan, pemujaan dan belas kasihan. Selain cinta kasih, manusia menciptakan
keindahan. Penyebab menusia menciptakan keindahan adalah:
2. Kemerosotan zaman
3. Penderitaan Manusia
4. Keagungan Tuhan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
http://massofa.wordpress.com
http:// fadlillah.wordpress.com
Widahdho, Djoko, et.al. 1991. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
MANUSIA DAN KEADILAN,MANUSIA AMANAH/TANGGUNG JAWAB
Kelompok IV
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
kebenaran, sedangkan kebenaran dapat dicapai oleh siapa saja. Hal inilah yang
mengakibatkan pandangan hidup itu perlu dimiliki oleh semua orang dan semua
golongan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling rendah sampai dengan
tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup. Hanya kadar cita-citanya
sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat imannya ataupun kurang luas
wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita, tindakannya biasanya mengarah
pada hal-hal yang bersifat negative.
Disinilah peranan pandangan hidup seseorang. Pandangan hidup yang teguh
merupakan pelindung seseorang. Dengan memegang teguh pandangan hidup yang
diyakini, seseorang tidak akan bertindak sesuka hatinya. Ia tidak akan gegabah
bila menghadapi masalah, hambatan, tantangan dan gangguan, serta kesulitan
yang dihadapinya.
Biasanya orang akan selalu ingat, taat, kepada Sang Pencipta bila sedang
dirudung kesusahan. Namun, bila manusia sedang dalam keadaan senang,
bahagia, serta kecukupan, mereka lupa akan pandangan hidup yang diikutinya dan
berkurang rasa pengabdiannya kepada Sang Pencipta. Hal ini disebabkan oleh
beberapa factor, antara lain :
1. Kurangnya penghayatan pandangan hidup yang diyakini.
2. Kurangnya keyakinan pandangan hidupnya.
3. Kurang memahami nilai dan tuntutan yang terkandung dalam pandangan
hidupnya.
4. Kurang mampu mengatasi keadaan sehingga lupa pada tuntutan hidup
yang ada dalam pandangan hidupnya.
5. Atau sengaja melupakannya demi kebutuhan diri sendiri.
Pandangan hidup tidak sama dengan cita-cita. Sekalipun demikian,
pandangan hiup erat sekali kaitannya dengan cita-cita. Pandangan hidup
merupakan bagian dari hidup manusia yang dapat mencerminkan cita-cita atau
aspirasi seseorang dan sekelompok orang atau masyarakat.
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Pandangan hidup merupakan sesuatu yang sulit untuk dikatakan, sebab
kadang-kadang pandangan hidup hanya merupakan suatu idealisme belaka yang
mengikuti kebiasaan berpikir didalam masyarakat. Manuel Kaisiepo (1982) dan
Abdurrahman Wahid (1985) berpendapat bahwa pandangan hidup itu bersifat
elastis. Maksudnya bergantung pada situasi dan kondisi serta tidak selamanya
bersifat positif.
Pandangan hidup yang sudah diterima oleh sekelompok orang biasanya
digunakan sebagai pendukung suatu organisasi disebut ideology. Pandangan hidup
dapat menjadi pegangan, bimbingan, tuntutan seseorang ataupun masyarakat
dalam menempuh jalan hidupnya menuju tujuan akhir.
2. Cita-Cita
Pandangan hidup terdiri atas cita-cita, kebajikan dan sikap hidup. Cita-cita,
kebajikan dan sikap hidup itu tak dapat dipisahkan dengan kehidupan manusia.
Dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepas diri dari cita-cita, kebajikan
dan sikap hidup itu.
Orang tua selalu menimang-nimang anaknya sejak masih bayi agar menjadi
dokter, insinyur, dan sebagainya. Ini berarti bahwa sejak anaknya lahir, bahkan
sejak dalam kandungan, orang tua telah berangan-angan agar anaknya itu
mempunyai jabatan atau profesi yang biasanya tak tercapai oleh orang tuanya.
Selain dari itu, pada setiap kelahiran bayi, do‘a yang di ucapkan oleh family atau
handai taulan biasanya berbunyi : ― Semoga kelak menjadi orang yang berguna
bagi nusa, bangsa, agama, dan berbakti kepada orang tua.
Karena itu wajarlah apabila cita-cita, kebajikan, dan pandangan hidup
merupakan bagian hidup manusia. Tidak ada orang hidup tanpa cita-cita, tanpa
berbuat kebajikan, dan tanpa sikap hidup. Sudah tentu kadar atau tingkat cita-cita,
kebajikan, dan sikap hidup itu berbeda-beda bergantung kepada pendidikan,
pergaulan, dan lingkungan masing-masing.
Cita-cita itu perasaan hati yang merupakan suatu keinginan yang ada dalam
hati. Cita-cita sering kali diartikan sebagai angan-angan, keinginan, kemauan, niat
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
atau harapan. Cita-cita itu penting bagi manusia, karena adanya cita-cita
menandakan kedinamikan manusia.
Ada tiga kategori keadaan hati seseorang yakni lunak, keras,dan lemah,
seperti :
- Orang yang berhati keras, biasanya tak berhenti berusaha sebelum cita-citanya
tercapai. Ia tidak menghiraukan rintangan, tantangan, dan segala esulitan yang
dihadapinya. Orang yang berhati keras biasanya juga mencapai hasil yang
gemilang dan sukses hidupnya.
- Orang berhati lunak biasanya dalam usaha mencapai cita-citanya menyesuaikan
diri dengan situasi dan kondisi. Namun ia tetap berusaha mencapai cita-cita itu.
Karena, biarpun lambat ia akan berhasil juga mencapai cita-citanya.
- Orang yang berhati lemah biasanya mudah terpengaruh oleh situasi dan kondisi.
Bila menghadapi kesulitan cepat-cepat ia berganti haluan dan berganti keinginan.
3. Kebajikan
Kebajikan atau kebaikan pada hakikatnya adalah perbuatan moral,
perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau etika. Manusia berbuat
baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan makhluk bermoral. Atas
dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik. Untuk melihat apa itu
kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
4. Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara
hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik
atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati
sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau
mendengarkan.
8. Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya
adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu
suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia
tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan
mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan
buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak
Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang selaras dengan suara hati kita,
suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan. Kebajikan berarti berkata sopan,
santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik, ramah-tamah terhadap siapapun,
berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang melihatnya.
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan yang berselubung kebajikan.
Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya orang-orang munafik
yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
4. Sikap Hidup
Sikap hidup ialah keadaan hati dalam menghadapi hidup ini. Apakah kita
mempunyai sikap yang positif atau yang negatif. Apakah kita mempunyai sikap
optimis atau pesimis? Atau apakah kita mempunyai sikap yang apatis?.
Sikap itu ada didalam hati kita dan hanya kitalah yang tahu.orang lain hanya baru
tahu setelah kita bertindak. Sikap itu penting, setiap manusia mempunyai sikap
dan sudah tentu tiap-tiap orang berbeda sikapnya. Sikap dapat dibentuk sesuai
kemauan yang membentuknya.
Sikap dapat juga berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan. Dalam
menghadapi kehidupan, manusia selalu menghadapi manusia lain atau
menghadapi sekelompok manusia. Ada beberapa sikap etis dan non etis. Sikap etis
disebut juga sikap positif, dan sikap non etis disebut juga sikap negatif.
Ada tujuh sikap etis, yaitu :
- sikap lincah - sikap arif
- sikap rendah hati - sikap berani
- sikap tenang - sikap halus
- dan sikap bangga
Sikap non etis atau sikap negatif, yaitu :
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
- sikap kaku - sikap takut
- sikap gugup - sikap kasar
- sikap angkuh - sikap dan sikap rendah diri
Sikap-sikap ini harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi., karena sangat merugikan
baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa.
Dengan memiliki pandangan hidup (konsepsi tentang kehidupannya) maka
manusia merasa mempunyai peta dan rencana untuk mengarahkan kehidupannya
agar lebih berarti. Hal itu tergantung dari pandangan ekonomi yang dimilikinya
apakah menganut Kapitalisme ataukah Sosialisme yang nantinya memunculkan
juga manusia yang cenderung ingin mempunyai kekuasaan, bermasyarakat,
berpengetahuan dan memiliki rasa berkesenian dan beragama.
Pandangan hidup akan berhubungan dengan cita-cita seseorang dimana
cita-cita harus diiringi juga dengan kualitas, kemampuan dan tinggi-rendahnya
cita-cita dari manusia tersebut.
Untuk menggapai cita-cita harus diiringi juga dengan kebajikan maupun
etika dimana hal tersebut tergantung dari bentuk masyarakatnya, apakah
tradisional (Gemeinschaft, dimana kebajikan dan etika berbentuk adat istiadat
dan norma-norma) ataukah modern (Gesellschaft, kebajikan dan etika termasuk
dalam kehidupan bersosial, jurnalistik dan politik).
1.2 RUMUSAN MASALAH
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II
KONSEP TEORI
Menurut pendapat yang lebih umum dikatakan bahwa keadilan itu adalah
pengakuan dan pelakuan yang seimbang antara hak-hak dan kewajiban. Keadilan
terletak pada keharmonisan menuntuk hak dan menjalankan kewajiban. Atau
dengan kata lain, keadilan adalah keadaan bila setiap orang memperoleh apa yang
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
menjadi hak nya dan setiap orang memperoleh bagian yang sama dari kekayaan
bersama.
2. Keadilan distributive
Aristotele berpendapat bahwa keadilan akan terlaksana bilamana hal-hal
yang sama diperlakukan secara sama dan hal-hal yang tidak sama
diperlakukan tidak sama (justice is done when equels are treated equally).
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
menepati janji atau kesanggupan yang terlampir melalui kata-kata ataupun yang
masih terkandung dalam hati nuraninya yang berupa kehendak, harapan dan niat.
Kecurangan
Kecurangan atau curang identik dengan ketidakjujuran atau tidak jujur, dan
sama pula dengan licik, meskipun tidak serupa benar. Curang atau kecurangan
artinya apa yang diinginkan tidak sesuai dengan hari nuraninya atau, orang itu
memang dari hatinya sudah berniat curang dengan maksud memperoleh
keuntungan tanpa bertenaga dan berusaha. Kecurangan menyebabkan orang
menjadi serakah, tamak, ingin menimbun kekayaan yang berlebihan dengan
tujuan agar dianggap sebagai orang yang paling hebat, paling kaya, dan senang
bila masyarakat disekelilingnya hidup menderita. Bermacam-macam sebab orang
melakukan kecurangan. Ditinjau dari hubungan manusia dengan alam sekitarnya,
ada 4 aspek yaitu aspek ekonomi, aspek kebudayaan, aspek peradaban dan aspek
teknik. Apabila keempat asepk tersebut dilaksanakan secara wajar, maka
segalanya akan berjalan sesuai dengan norma-norma moral atau norma hukum.
Akan tetapi, apabila manusia dalam hatinya telah digerogoti jiwa tamak, iri,
dengki, maka manusia akan melakukan perbuatan yang melanggar norma tersebut
dan jadilah kecurangan.
Nama baik merupakan tujuan utama orang hidup. Nama baik adalah nama
yang tidak tercela. Setiap orang menajaga dengan hati-hati agar namanya baik.
Lebih-lebih jika ia menjadi teladan bagi orang/tetangga disekitarnya adalah suatu
kebanggaan batin yang tak ternilai harganya. Penjagaan nama baik erat
hubungannya dengan tingkah laku atau perbuatan. Atau boleh dikatakan bama
baik atau tidak baik ini adalah tingkah laku atau perbuatannya. Yang dimaksud
dengan tingkah laku dan perbuatan itu, antara lain cara berbahasa, cara bergaul,
sopan santun, disiplin pribadi, cara menghadapi orang, perbuatn-perbuatan yang
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dihalalkan agama dan sebagainya. Pada hakekatnya pemulihan nama baik adalah
kesadaran manusia akan segala kesalahannya; bahwa apa yang diperbuatnya tidak
sesuai dengan ukuran moral atau tidak sesuai dengan ahlak yang baik. Untuk
memulihkan nama baik manusia harus tobat atau minta maaf. Tobat dan minta
maaf tidak hanya dibibir, melainkan harus bertingkah laku yang sopan, ramah,
berbuat darma dengan memberikan kebajikan dan pertolongan kepaa sesama
hidup yang perlu ditolong dengan penuh kasih sayang , tanpa pamrin, takwa
terhadap Tuhan dan mempunyai sikap rela, tawakal, jujur, adil dan budi luhur
selalu dipupuk.
Pembalasan
Pembalasan ialah suatu reaksi atas perbuatan orang lain. Reaksi itu dapat
berupa perbuatan yang serupa, perbuatan yang seimbang, tingkah laku yang
serupa, tingkah laku yang seimbang. Pembalasan disebabkan oleh adanya
pergaulan. Pergaulan yang bersahabat mendapat balasan yang bersahabat.
Sebaliknya pergaulan yagn penuh kecurigaan menimbulkan balasan yang tidak
bersahabat pula. Pada dasarnya, manusia adalah mahluk moral dan mahluk sosial.
Dalam bergaul manusia harus mematuhi norma-norma untuk mewujudkan moral
itu. Bila manusia berbuat amoral, lingkunganlah yang menyebabkannya.
Perbuatan amoral pada hakekatnya adalah perbuatan yang melanggar atau
memperkosa hak dan kewajiban manusia. Oleh karena itu manusia tidak
menghendaki hak dan kewajibannya dilanggar atau diperkosa, maka manusia
berusaha mempertahankan hak dan kewajibannya itu. Mempertahankan hak dan
kewajiban itu adalah pembalasan.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
akibatnya. Tanggungjawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau
perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggungjawab juga
juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. Seseorang
mau bertanggungjawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas
segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Timbulnya
tanggungjawab itu karena manusia itu hidup bermasyarakat dan hidup dalam
lingkungan alam. Tanggungjawab itu bersifat kodrati, artinya sudah menjadi
bagian kehidupan manusia, bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan
tanggungjawab. Apabila ia tidak mau bertanggungjawab, maka akan ada pihal lain
yang memaksa tanggungjawab itu. Dengan demikian tanggungjawab itu dapat
dilihat dari dua sisi, yaitu dari sisi pihak yang berbuat dan dari sisi kepentingan
pihak lain. Dari sisi pembuat ia harus menyadari akibat perbuatannya itu, dengan
demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan baik. Daari
sisi pihak lain, apabila si pembuat tidak mau bertanggungjawab, pihak lain yang
akan memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara masyarakat.
Apabila dikaji, tanggungjawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus
dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari pebuatan pihak yang berbuat, atau
sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian pada pihak lain.
Kewajiban atau beban itu ditujukan untuk kebaikan pihak yang berbuat sendiri
atau pihak lain dengan keseimbangan, keserasian keselarasan antara sesama
manusia, antara manusia dan lingkungan, antara manusia dan Tuhan selalu
dipelihara dengan baik. Tanggungjawab itu cirri manusia beradab (berbudaya).
Manusia merasa bertanggungjawab karena ia menyadari akibat baik atau buruk
perbuatannya itu, dan menyadari pula bahwa pihak lain memerlukan pengabdian
atau pengorbanannya. Untuk memperoleh atau meningkatkan kesadaan
bertanggungjawab perlu ditempuh usaha melalui pendidikan, penyuluhan,
keteladanan, dan takwa terhadap Tuhan.
Macam-macam Tanggungjawab :
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
4. Tanggungjawab terhadap diri sendiri
5. Tanggungjawab terhadap Keluarga
6. Tanggungjawab terhadap masyarakat
7. Tanggungjawab terhadap bangsa / negara
8. Tanggungjawab terhadap Tuhan
Akal dan budi sebagai milik manusia ternyata membawaciri tersendiri akan
diri manusia itu. Sebab akal dan budi mengakibatkan manusia memiliki
keunggulan dibandingkan dengan makhluk lainnya. Satu diantar keunggulan
manusia tersebut ialah pandangan hidup. Disatu pihak manusia menyadari bahwa
dirinya lemah, dipihak lain menusia menyadari kehidupannya lebih kompleks.
Kesadaran akan kelemahan dirinya memaksa manusia mencari kekuatan
diluar dirinya. Dengan kekuatan ini manusia berharap dapat terlindung dari
ancaman-ancaman yang selalu mengintai dirinya, baik yang fisik maupun non
fisik. Seperti penyakit, bencana alam, kegelisahan, ketakutan, dan sebagainya.
Selain itu manusia sadar pula bahwa kehidupannya itu lain bila
dibandingkan dengan kehidupan makhluk lain. Sadar pula bahwa dibalik
kehidupan ini ada kehidupan lain yang diyakini lebih abadi. Lebih yakin lagi
bahwa kehidupan lain itu bahkan merupakan kehidupan yang sesungguhnya.
Disana setiap manusia akan mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan
selama hidup didunia. Manusia tahu benar bahwa baik dan buruk itu akan
memperoleh perhitungan, maka manusia akan selalu mencari sesuatu yang dapat
menuntunnya kearah kebaikan dan menjauhkan diri dari keburukan.
Akhirnya manusia menemukan apa yang disebut ― sesuatu dan kekuatan
diluar dirinya “. Ternyata keduanya adalah ― Agama dan Tuhan ―. Dengan
demikian bahwa pandangan hidup merupakan masalah yang asasi bagi manusia.
Sayangnya tidak semua manusia yang memahaminya, sehingga banyak orang
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
yang memeluk suatu agama semata-mata atas dasar keturunan. Akibatnya banyak
orang yang beragama hanya pada lahirnya saja dan tidak sampai batinnya. Atau
yang sering dikenal dengan agama KTP. Padahal urusan agama adalah urusan
akal, seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hadistnya :
Agama adalah akal, tidak ada agama bagi orang-orang yang tidak berakal.‖
Maksud Nabi Muhammad SAW tersebut ialah agar manusia dalam memilih suatu
agama benar-benar berdasarkan pertimbangan akalnya, dan bukan semata-mata
karena asas keturunan. Hal ini ditegaskan oleh firman Allah SWT dalam surat Al-
Baqarah ayat-236 yang artinya :
― Tidak ada paksaan untuk memasuki sesuatu agama, sesungguhnya telah jelas
antara jalan (agama) yang benar dan jalan (agama) yang salah.‖
Ternyata, pandangan hidup sangat penting. Baik untuk kehidupan sekarang
maupun kehidupan di akhirat. Dan sudah sepantasnya setiap manusia
memilikinya. Maka pilihan pandangan hidup harus betul-betul berdasarkan pilihan
akal bukan sekedar ikut-ikutan saja.
Perlu kita sadari bahwa baik Tuhan maupun agama bagi kita adalah suatu
kebutuhan. Bukan kebutuhan sesaat seperti makan, minum, tidur, dan sebagainya.
Melainkan kebutuhan yang terus menerus dan abadi. Sebab setiap saat kita
memerlukan perlindungan Allah SWT dan petunjuk agama sampai diakhir nanti.
Konsep keadilan versi said an-Nursi dan relevansinya dengan kehidupan
modern
Prolog
Apabila kita merujuk pada perkembangan pertama dimana ide keadilan ini
disajikan dia tas 'meja makan' kajian filsafat dan renungan akal, maka kita akan
menemukan bahwa bingaki umum yang menyatukan beberapa aliran dan pendapat
filosof Grik adalah banhwasanya keadilan itu menpunyai dua sisi yang saling
terikat tidak bisa dipisahkan. Sisi pertama adalah sisi moral, sisi ini memandang
bahwasanya keadilan merupakan salah satu perhiasan jiwa manusia. Sisi kedua
adalah sisi hukum, sisi ini timbul dari adaya individu sebagai anggota dari sebuah
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
masyarakat yang setiap individunya terikat seoleh hubungan, pertalian dan pola
interaksi yang bervariasi13. Jadi si damping sebagai salah satu keutamaan moral,
keadilan juga merpaukan sebuah tuntutan hukum (perundang-undangan) yang
harus dipenuhi oleh setiap masyarakat. Karena keadilan merupakan jaminan yang
paling meyakinkan untuk kelangsungan hidup dalam sebuah masyarakat, yang
mana di atas pondasi keadilan tersebut hubungan dan interaksi antar indivisu dan
golongan itu dibangun.14
Di dalam agama Islam, keadilan merupakan intisari dan tujuan pokok dari syariah
dan ia merupakan sebuah keharusan yang pasti, oleh karena itu, sifat adil dituntut
adanya di dalam jiwa, keluarga, dan mayarakat, baik bersama kawan maupun
lawan. Karena sifat adil tersebut merupakan pondasi dasar dari keadilan. 15 Jadi
sifat adil itu merupakan salah satu nilai teladan dalam kehidupan dan ia
merupakan sebuah ketetapan yang dituntut akal dalam stiap perilaku, tindakan dan
interaksi. Oleh karena itu agama menganjurkan untuk mengikutinya dan
menganggapnya sebagai sebuah tujuan. 16 Tanpa keadilan masyarakat akan
berubah menjadi hampa dan goyah serta dipenuhi penganiayaan dan
penyimpangan. 17
Melihat urgensitas keadilan tersebut dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat maupun Negara, maka di dalam makalah ini penulis ingin mencoba
untuk mengkaji konsep keadilan dan penerapannya perspektif pemikir Islam
Turkey, Said an-Nursî, kemudian mengkomparasikannya dengan pendapat para
pilosof barat maupun Muslim dan mengujinya apakah konsep keadilan perspektif
13
Dr. Mushthafâ Sayyid Ahmad Shaqar, Falsafat al-'Adâlah 'Inda al-Ighrîq Wa Atsaruha 'Inda Fuqahâ`i
ar-Rûmân Wa Falâsifati al-Islâm, Maktabah al-Jalâ` al-Jadîdah, Manshoura, 1989, hal. 11.
14
Ibid., hal. 42.
15
Abdu as-Salâm at-Tuwayjî, Muassasat al-'Adâlah fi as-Syarî'ah al-Islâmiyyah, Kulliayat ad-Da'wah al-
Islâmiyyah, Tharablis, cet. I, 1993, hal. 25.
16
Ibid., hal. 21.
17
Dr. Mushthafâ Sayyid Ahmad Shaqar, op. cit., hal. 42.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
beliau ini relevan bagi kehidupan di era modern ini. Makalah ini juga akan
menganalilsa metodologi yang beliau terapkan dalam menafsirkan ayat-ayat
tentang keadilan serta sedikit mengupas situasi social, politik dan ekonomi di era
beliau yang melatar belakangi penafsiran beliau akan ayat-ayat tersebut.
Latar belakang social politik ekonomi budaya yang mendasari penafsiran
an-nursi
Metode an-nursi dalam menafsirkan ayat-ayat keadilan
Keadilan dalam konsep filosof barat dan perspektif an-Nursi
Di dunia filsafat, di Eropa khususnya, Plato dianggap sebagai orang pertama yang
mengkonsep tentang keadilan secara apik dan menyeluruh di dalam bukunya
"Jumhuriyyah" dimana dia tidak hanya membicarakan masalah keadilan dari sisi
moral (individu) saja akan tetapi ia telah melangkah pada pembahasan keadilan
dalam lingkup yang lebih luas yaitu bernegara atau sebagaimana yang ia
istilahkan dengan 'pandangan keadilan dengan huruf besar' 18. Walaupun sebelum
Plato sudah banyak para filosof yang membahas tentang keadilan seperti Socrates,
Phytagoras, Glokon, Olymarchus, akan tetapi pembahasan mereka tidak seapik
yang disodorkan oleh Plato.
Timbulnya teori keadilan versi Plato ini bertolak dari pandangannya
terhadap kerusakan pemikiran, plolitik, moral dan sosial pada masa itu 19 dan juga
bertolak dari pertanyaan sederhana yang terlontar dari Socrates tentang esensi
keadilan. 20 Jadi filsafat keadilan Plato bukanlah filsafat teori dan ilusi belaka, akan
tetapi filsafat tersebut lahir dari kerusakan dan kesewenamg-wenangan yang ia
saksikan di dunia nyata. Di sana ada dua aliran politik yang selalu bersinggungan,
yaitu ariktokrasi21 dan demokrasi yang kedua-duanya tidak ada yang ia percaya 22.
18
Jamâl al-Bannâ, Nazhariyyat al-'Adl fi al-Fikr al-Ûrubî wa al-Fikr al-Islâmî, Dâr al-Fikr al-Islâmî,
Cairo, 1995, hal. 12.
19
Dr. Ridhâ Sa'âdah, al-Falsafah wa Musykilât al-Insân, Dâr al-Fikr al-Lubnânî, Beirut, cet. I, 1990,
hal. 102.
20
Dr. Mushthafâ Sayyid Ahmad Shaqar, op. cit., hal. 64 dan Dr. Ridhâ Sa'âdah, op. cit., hal. 105.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Plato menolak untuk mengambil keadilan natural yang menunjukkan pada
kecenderungan manusia kepada kekuatan (baca: potensi) dan keunggulan
(prestsi), karena prestasi dan potensi tersebut akan dimenangkan oleh para penipu
dan ahli makar, walaupun standartnya adalah kecerdasan, sebab kecerdasan itu
hanya mendorong manusia untuk memimpin orang lain dan menjauhkannya.
Begitu juga ia menolak sistem keadilan yang dibangun atas dasar kemaslahatan
23
yang kuat dan menghalangi yang lemah untuk mendapatkan haknya . Akan
tetapi keadilan hakiki menurutnya adalah fenomena kemanusiaan yang alami yang
muncul dari lubuk esensitas manusia tersebut sebagai media urgen untuk
merealisasikan esensitas manusia baik secara individu maupun social 24.
Plato membatasi perkembangan keadilan itu berdasarkan perkembangan
masyarakat. Di zaman Purba (kuno) ketaka jumlah manusia masih sedikit dan
kehidupannya masih sangat sederhana, mereka hidup secara berkelompok karena
setiap individu tidak akan mampu untuk memenuhi segala kebutuhannya, oelh
karena itu mereka bekerja sama hidup secara gotong royong dalam keadaan
tenang dan tenteram tanpa ada persengketaan. Akan tetapi seiring pesatnya
petumbuhan jumlah masyarakat, muncullah tuntutan-tuntutan baru dan ketika
pendapatan suatu masyarakat tidak mampu memenuhi tuntutan hidupnya, mereka
mulai berani untuk menindas masyarakat lain. lalu masyarakat yang teraniaya
merasa butuh untuk membela dirinya dan meraka menunjuk beberapa anggotanya
untuk melindunginya, dari situ timbullah dua tingkatan (strata) sosial dalam
mayarakat tersebut; strata pengrajin/produsen, petani dan nelayan dan strata
pelindung (tentara). Ketika kepentingan dua strata ini berbenturan, maka secara
pasti mereka butuh orang yang mampu menyelesaikan persengketaan mereka dan
mampu menyatukan visi, dari sinilah timbul strata masyarakat ketiga yaitu hakim
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
(para filosof).25 Oleh karena itu, meurut Plato perlu adanya pembagian bidang
kerja untuk memenuhi segala kebutuhan primer masyarakat tersebut 26.
Keadilan social perspektif Plato ialah spesialisasi bidang kerja setiap
individu sesuai dengan keahliannya yang alami27. Yakni setiap kelompok
masyarakat harus menunaikan tugasnya sesuai dengan spesialisasinya, dia hanya
berhak untuk melakukan satu jenis pekerjaan saja, ia tidak boleh melakukan
intervensi terhadap keahlian strata yang lain 28. Jadi, Keadilan ini terpusat pada
tiga asas; persamaan, perserikatan (isytirâkî/ sosiali-komun) dan kelayakan, tiga
asas ini tidak dapat dipisah satu sama lainnya.
Persamaan, pesamaan menurut Plato bentuknya seperti bentuk persamaan
pada masyarakat demokrasi modern. Persamaan ini mengabaikan perbedaan
strata, jenis, keturunan dan memberikan setiap penduduk kecakapan untuk
mengembangkan skill dan profesionalitas mereka serta memberikan hak untuk
bisa mencapai status social, budaya dan politk yang mereka pantas
mendapatkannya. Jadi, fungsi dari pembagian masyarakat pada tiga kelompok
tersebut hanyalah untuk membedakan keahlian mereka.
Perserikatan, perseriaktan merupakan syarat yang paling urgen untuk
merealisasikan keadilan dan persamaan. Perserrikatan ini tidak mutlak akan tetapi
bersifat relative sesuai dengan tingkatan- tingkatan tadi. Plato tidak mengharuskan
pada para pengrajin (produsen, petani) untuk melakukan perserikatan secara
penuh, karena kepemilikan mereka tidak membuat perbedaan yang terlalu
mencolok dalam hal kekayaan. Sedangkan para tentara dan hakim itu diharuskan
untuk melakukan perrserikatan secara penuh29. Adapun cara untuk mencapai
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
perserikatan ini yaitu dengan pembagian tanah, pembebasan hutang dan
menciptakan persamaan.30
Kelayakan, selayaknya yang dicalonkan untuk menjadi hakim ialah orang
yang pantas (Capable) untuk itu. Yang layak untuk jabatan itu —menurut
Plato— hanyalah para filosof, karena pada diri mereka terdapat dua potensi:
potensi filsafat dan politik31.
Komentar, jika kita perhatikan konsep keadilan perspektif Plato ini, maka
kita akan mendapati bahwa keonsep ini tidak menyentuh esensi keadilan secara
umum sebagaimana yang difahami oleh masyarakat, konsep ini tidak mencakup
problem perbenturan antar keinginan dan juga tidak meletakkan benag pemisah
atau standar jelas yang bisa dijadxikan pegangan untuk menetapkan hak dan
kewajiban secara hokum dan melindungi setipa hak dan kewajiban tersebut dalam
naungan hokum. Dengan tidak adanya ide ini, maka kita bisa mengatakan bahwa
keadilan yang dibicarakan oleh Plato ini secara hakikatnya adalah sebuah
ungkapan tentang keutamaan social (fadhîlah ijtimâiyyah). Juga definisi keadilan
Vesi Plato ini bertentangan dengan mayoritas definisi keadilan di era klasik
maupun modern. Karena definisi keadilan itu sangat berhubungan erat dengan
persamaan, sedangkan Keadilan Plato ini mengacu pada ketidaksamaan denggan
memunculkan perbedaan strata social sesuai dengan keahlian masing-masing.
Sebagaimana pembagian tingkatan masyarakat menjadi tiga kelompok dan
masing-kelompok tidak boleh melampaui keahliannya itu patut kita ragukan sebab
pembagian ini sangatlah rancu. Sebab unsur syahwat, marah dan rasio itu sudah
menjadi firah setiap manusia dan sangatlah tidak mungkin untuk membatasi
manusia yang terdiri dari tiga unsure tersebut untuk hanya memanfaatkan satu
unsure saja32. Juga konsep perserikatan yang menurut plato bisa diraih dengan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
pembagian tanah, pembebasan hutang dan penyamaan kekayaan itu bisa
dipastikan gagal jika si pemilik harta dan hutang tersebut menolak untuk
menyerahkan hartanya dan menolak untuk membebaskan hutang, apakh plato
akan melegalkan pengambilan harta secara paksa denga cara revolusi? 33
Keadilan menurut an-Nursi merupakan salah satu dari empat tujuan diturunkannya
al-Quran selain tauhid, kenabian dan hasyr (hari kebangkitan) 34. An-Nursi
mendefinisikan keadilan sebagai bentuk penampakan dari nama agung Allah ,
beliau berkata: ―keadilan umum yang berlaku di semesta yang bersumber dari
penampakan (tajallî) dari nama Allah al-„Adl adalah mengatur stabilitas setiap
benda secara umum dan menyuruh manusian untuk menegakkan keadilan‖ 35. Jadi
menurut beliau keadilan merupakan aturan (system tatanan, nizhâm) alam
semesta36. Dan oleh karena hakikat islam —mengatur selurh tabiat manusia
hingga hari kiamat dan merupakan reflektivitas dari kemanusiaan yang agung—
adalah penjelmaan dari keadilan azali di dunia ini 37, maka ia juga merupakan asas
kemajuan hakiki dan keadilan sejati.38 Dan fungsi dari Rasâil an-Nûr adalah
mengupas tuntas hakikat keadilan ini39. Jika demikian halnya, maka keadilan itu
merupakan harga mati (standart absolut), tidak akan berubah mengikuti perubahan
waktu dan tempat, dan tidak terpolusi oleh watak, kemaslatan dan kepentingan,
keadilan itu merupakan puncak dari tujuan syariat dan al-quran, dari sini keadilan
itu langgeng selanggeng al-quran. Dalam pandangan Islam keadilan itu muncul
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dari kebenaran, dan salah satu bentuk kebenaran itu adalah keadilan dan
keseimbangan, dari sini tercipta kedamaian dan terbebas dari kesengsaraan. 40
Dan bentuk keadilan yang paling nyata —menurut an-Nursî— adalah persamaan,
sebab keadilan yang tidak mengandung persamaan secara hakikatnya bukanlah
keadilan41. Inti dari keadilan persepektif an-Nursi adalah mengikuti petunjuk dan
aturan al-Quran.
An-Nursi memabgi keadilan menjadi dua bagian; keadilan ‗positif‘ dan ‗negatif‘.
Keadilan ppositif adalah memberikan hak kepada yang yang berhak, bagian ini
meliputi mncakup setiap sesuatu di dunia ini secara pasti. Keadilan jenis kedua,
negative, adalah mendidik orang yang tidak benar dengan cara memberikan
pahala dan siksaan-hukuman42. An-Nursi juga menjadikan keadilan menjadi dua
jenis; keadilan pokok (primer) dan keadilan relative (sekunder). Keadilan primer
adalah peraturan agung yang memandang individu, kelompok, person dan jenis
sekaligus. Mereka sama dalam pandangan keadilan tuhan sebagaimana mereka
sama dalam pandangan kekuasaan tuhan dan inilah sunnah (aturan) yang kekal.
Hanya saja seseorang —dengan keinginannya— itu berhak untuk mengorbankan
dirinya, namun ia tidak boleh dipaksa untuk dikorbankan walaupun itu untuk
seluruh manusia, karena menghabisi nyawanya dan merusak ishmah-nya serta
menumpahkan darahnya sama saja dengan merusak ishmah dan menumpahkan
darah mereka semua43. Dan an-Nursi menjelaskan bahwa keadilan primer ini
menuntut pemeliharaan hak seluruh rakyat 44. Adapun keadilan sekunder itu adalah
bagian masyarakat dikorbankan untuk keselamatan seluruh masyarakat, keadilan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
ini tidak lah merampas hak indiviu untuk sebuah kelompok, akan tetapi ini
hanyalah sebuah usaha untuk melaksanakn keadilan sekunder dari sisi bahya yang
lebih ringan. Akan tetapi selama keadilan primer itu masih relevan untuk
dilaksanakan maka tidak boleh lari pada keadilan sekunder, sebab ini merupakan
sebuah kezhaliman45. Karena didalamnya terdapat ketidaksamaan antara hak
individu dangan hak kelompok sedangkan kedua-duanya masih bisa direalisasikan
bersama-sama46.
Beliau menolak system kemasyarakatan modern (modern civility-al-
madaniyyah al-haditsah) yang menurut beliau menyesatkan makna keadilan untuk
meloloskan kezindikan dan atheisme 47, yang mana keadilan menurut mereka (para
pakar sipil modern) terbatas pada ‗menyampaikan hak kepada orangyang berhak
sesuai dengan isi undang-undang yang hanya berpatok pada tanda-tanda lahiriyah
belaka, dan undang-undang ini merupakan hokum positif yang dihasilkan dari
akal fikiran manusia yang terbatas48 yang oleh an-Nursi diistilahkan dengan
‗kesewenang-wenangan kekafiran yang serampangan‘ 49. Beliau berkata:
―Republik —yang menjadi salah satu bentuk Negara— adalah interpretasi
keadilan, musyawarah dan pembatasan kekuatan pada undang-undang, bukankah
sebuah bentuk pidana terhadap islam jika kita menguimpor hokum dari Eropa
sedangkan kita memiliki Syariat suci yang sudah tertata rapi sejak tiga belas abad
yang lalu, pengimporan hokum ini sama saja degan salat menghadap pada selain
Kiblat50.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Beliau menolak dengan keras sendi-sendi sekulerisme dalam politik
republic, karena sekuerisme itu memisahkan agama dari Negara, beliau berkata:
―Kita tahu bahwa negara republic sekuler itu adalah memisahkan agama dari
kehidupan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB III
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Pengorbanan diserahkan secara ikhlas tanpa pamrih, tanpa ada perjanjian, tanpa
ada transaksi, kapan sja diperlukan. Pengabdian lebih banyak menunjuk pada
perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk pada pemberian
sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya. Dalam pengabdian
selalu dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut
pengabdian.
Apabila kita berbicara tentang relevansi sebuah konsep, maka kita harus
menguji konsep tersebut, apakah ia mampu memberikan solusi jitu terhadap
sebuah problem atau tidak? Jika konsep tersebut mampu memberikan solusi jitu,
maka ia layak disebut relevan, begitu juga sebaliknya. Marilah kita bersama-sama
menguji teori keadilan an-Nursi yang meniuikberatkan pada formalisasi syariat,
Warisan
Salah satu hokum islam yang sering mendapat kritikan pedas dari
kalangan sekularis adalah hukuman pembagian harta pusaka (warisan). Mereka
menkritik Islam yang memberikan hak laki-laki dua kali lipat hak perempuan.
Sesungguhnya laki-laki tidak selalu mendapatkan lebih banyak dari
perempuan, di dlaam beberapa kasus pembagian harta warisan kadangkala apa
yang didapatkan laki-laki sama dengan yang didapatkan perempuan, bahkan
kadang juga perempuan mendapatkan lebih banyak dari laki-laki. Untuk lebih
jelasnya akan kami berikan beberapa contoh yang menunjukkan hal ini. Contoh
kasus dimana bagian perempuan sama dengan bagian laki-laki adalah bagian
saudara seibu, dalam bagian saudara seibu tidak dibedakan antara laki-laki dan
perempuan, hasil warisan yang mereka dapatkan dibagi rata sesuai banyaknya
saudara seibu. Contoh kasus dimana perempuan mendapatkan lebih banyak dari
laki-laki adalah ketika sang mayat meninggalakan ahli waris seorang isteri,
seorang anak perempuan dan seorang paman. Dalam kasus ini sang isteri
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
mendapatkan 1/8 dari harta warisan, sang anak perempuan mendapatkan ½ (4/8)
dari harta dan paman mendapatkan sisa (3/8), di sini jelas bahwa bagian anak
perempuan lebih banyak daripada paman. Jadi tidak mutlak bahwa laki-laki harus
mendapatkan lebih banyak dari perempuan51.
Tapi mengapa jika sang mayat meninggalkan anak laki-laki dan
perempuan atau meninggalkan saudara (kandung atau seayah) laki-laki dan
perempuan bagian laki-laki dua kali lipat dari bagian perempuan? Ini bukan
berarti islam berlaku zhalim dan tidak adil serta mengintimidasi satu jenis dari
jenis yang lain. Akan tetapi itu merupakan kestabilan dan keseimbangan antara
tanggungan laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga dan social. Islam
menggugurkan banyak beban materi dan kewajiban social dari perempuan, di
waktu laki-laki harus menanggung beban dan kewajian ini. Laki-laki dituntut
untuk membayar mahar, menyediakan kebutuhan rumah tangga dan memberikan
nafkah kepada isteri, anak dan keluarga. Ketika islam membuat aturan ini,
sesungguhnya islam memperhatikan status (zhurûf) laki-laki dan menjaga hak
perempuan atas dasar keadilan, kejujuran dan keseimbangan. Islam memandang
hak perempuan dan kewajiban laki-laki lalu mengkomparasikan antara keduanya,
kemudian memberikan bagian-bagian untuk keduanya sesuai dengan hasil
komparasi tadi. Jadi, sangatlah adil jika laki-laki mendapatkan dua kali lipat
perempuan agar dia mampu melaksanakan beban hidupnya dan keluarganya 52.
Jika kita lihat perempuan di Barat, sering muwarrits (orang yang meninggal)-nya
itu mewasiatkan seluruh hartanya untuk seekor anjing kesayangan sedang sang
perempuan yang ditinggalkan itu tidak mendapatkan apa-apa, lebih beruntung
mana antara dua wanita tersebut (wanita islam dengan barat) dan mana yang lebih
merasa terhormat 53. Said an-nursi berkata: ― madaniyah (sipil) yang tidak
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
berlandaskan pada logika akal, mereka menkritik ayat allah, ‗dan bagi laki-laki
dua kali lipat bagian perempuan‘ (an-Nisâ`, 11) yang memberikan perempuan
sepertiga dari harta warisan, yakni separuh dari jatah laki-laki54, sesungguhnya
hokum al-quran ini adalah bentuk keadilan yang sebenarnya yang sekaligus
bentuk kasih saying, karena laki-laki ynag menikahi perempuan harus
menanggung nafkahnya sebagaimana dalam kehidupan mayoritas mutlak,
sedangkan perempuan jika ia menikah, ia ikut sang suami dan nafkahnya
ditanggung, maka itu bisa menutupi bagiannya yang kurang dalam hal warisan55.
Sanksi dan hukuman
Yang juga sering mendapatkan kritikan tajam terhadap formalisasi syariat
islam adalah tentang „iqâb (hukuman) dalam islam, para pejuang ‗kemerdekaan
dan keadilan‘ selalu mendengung-dengungkan bahwa hukuman di dalam islam
terlalu sadis dan tidak berperikemanusiaan. Islam dianggap sebaga agama
kekerasan yang selalu menyelesaikan masalah dengan pedang atau darah.
Di dalam menetapkan sanksi atau hukuman, islam selalu bertolak dari segi
bahayanya jarîmah (dosa/criminal) tersebut. Apabila dampak dan bahayanya
semakin parah, maka semakin keraslah hukumannya 56. Kemudian perlu diketahui
bahwa hukuman di dalam Islam terbagi menjadi dua; hukuman yang sudah
ditetapkan oleh teks al-Kitab atau as-Sunnah tidak boleh dirubah walaupun zaman
sudah maju dan tempatnya berbeda dan hukuman yang Allah serahkan
penetapannya kepada pada pandangan Hakim (pemerintah) muslim selama tidak
melampaui batas-batas tertentu.
Adapun jenis yang pertama itu berhubungan dengan criminal-kriminal
pokok yang dalam realitanya merupkan induk dari segala criminal dan
penyimpangan yang tersebar di masyarakat, criminal tersebut merupakan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
pelanggaran terhadap hak-hak Allah yang kullî (umum), atau hak manusia yang
kullî atau pelangaran terhadap sendi-sendi moral yang berbahaya terhadap social
dan mempunyai dampak yang besar atau dengan kata lain criminal yang dianggap
secara langsung melanggar terhadap hal-hal dharûrât (primer) yang berhubungan
dengan mashâlih al-Khams (lima macam mashlahat yang urgen) yang oleh Islam
selalu dijaga dan direlisasikan. Oleh karena jenis criminal ini sangat berbahaya,
maka syâri‟ (Allah atau Rasul) menetapkan sanksi terrtentu dengan teks yang jelas
dan tidak menyerahkan sanksi kepada ijtihad ulama‘ untuk menghidari kesalahan
ijtihad dan menutup jalan untuk meremehkan urusan ini. Hukuman-hukuman ini
adalah membunh orang murtad untuk melindungi agama, qishâs untuk melindungi
kehidupan, hadd as-Syârib (sanksi minum minuman keras) untuk melindungi akal,
sanksi zina dan menuduh zina untuk melindungi keturunan danharga diri, sanksi
pencurian dan menyamun untuk melindungi harta . ini semua di dalam islam
disebut Hudûd.
Sedangkan jenis kedua, itu berhubungan dengan pelanggaran parsial yang
dampaknya tidak separah jenis pertama. Jika pelangaran jenis pertama merupakan
pelanggaran terhadap hal-hal yang primer, maka pelanggaran jenis kedua ini tidak
lain adalah pelanggaran terhadap hal-hal hajî (sekunder) atau tahsînî (pelengkap).
Oleh karena itu Allah menyerah kan hal ini kepada pemerintah untuk memberikan
sanksi yang sesuai dengan tingkat pelangarannya. Inilah yang disebut dengan
ta‟zîr57.
Yang sering mendapatkan kritikan oleh para penentang hokum Islam
adalah hudûd, mereka melihat bahwa memotong tangan pencuri atau merajam
pezina itu sangatlah sadis dan tidak cocok lagi denggan abad modern ini.
Memang sungguh lebih baik jika di dalam sebuah masyarakat tidaka ada
sama sekalai apa yang disebut dengan sanksi maupun hukuman dan manusia
bebas melakuakn apa saja yang mereka mau, akan tetapi sebuat system kehidupan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
social menuntuk adanya sebuah disiplin dan tanggung jawab. Oleh karena bentuk
penghormatan menusia terhadap tanggung jawab ini berbeda-beda maka disini
perlu adanya pengawasan dan adanya pendukung berupa balasan (jazâ) yang
membuat mereka jera dan tidak mau melakukannya lagi, dan panstinya tidak ada
suatu balasan yang membuat jera tanpa kekerasan dan kecaman.
disini kita akan mengambil contoh sanksi pencurian. Beliau berkata:
―Pencuri di lingkungan kita —uamat muslim— ketika ia menjulurkan
tangannya untuk mengambil barang orang lain, ia akan langsung ingat kepada
pada pelaksanaan had (sanksi hokum) syar‘I yang akan dikenakan kepadanya dan
di hatinya terbetik bahwasanya hokum tersebut adalah undang-undang tuhan yang
turun dari ‗Arsy (kayangan) yang agung. Dia seakan-akan mendengar dengan
panca indera keimanan dari lubuk hatinya dan ia betul-betul merasakan kalam
Allah yang berbunyi, ―Pencuri laki-laki dan pencuri perempuan potonglah tangan
mereka‖ (al-Mâidah:38), maka tergeraklah di dalam dirinya Iman dan aqidah yang
ia bawa dan berkobarlah naluri kebaikanya. Lalu di dalam dirinya terjadi sebuah
keadaan spiritual menyerupai sesuatu yang mengarahkan serangan dari segala
penjuru naluri kepada kecondongan mencuri, kemudian kecondongan yang timbul
dari nafsu dan hawa tersebut tercerak berai, mundur dan kalah. Begitu juga,
dengan selalu mengingat akan sanksi hokum dari tuhan ini hilanglah
kecenderungan mencuri tersebut, sebab yang menyerang kecenderugan tersebut
bukanlah angan-angan dan fikiran saja akan tetapi potensi (kekuatan) spiritual
akal, hati dan naluri, semuanya secara serempak meluluh lantakkan keinginan
tersebut. Jadi dengan mengingat sanksi tuhan keingingan mencuri tersebut
berhadapan dengan rintangan langit dan halanngan naluri‖58. Lebih lanjut beliau
berargumen: ―Sanksi atau hukuman ketika dilaksanakan sebagai bentuk kepatuhan
terhadap perintah tuhan dan keadilannya, maka ruh, akal, naluri dan seluruh aura
positif yang terkandunga dalam diri manusia menjadi terpengaruh dan terikat
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dengannya. Oleh karena itu, pelaksanaan pelaksaan had satu kali selama lima
puluh tahun itu lebih bermanfaat dari pada penjara kalian setiap hari, karena
sanksi hokum yang kalian dengung-dengungkan atas nama keadilan tersebut
pengaruhnya tidak tercapai kecuali di dalah angan-angan kalian. Sebab ketika
seseorang hendak mencuri terbetiklah di hayalannya akan hukuman yang dibuat
hanya untuk kemaslahtan umat dan Negara saja dan ia akan berkata, ‗seandainya
orang-orang tahu bahwa saya pencuri, mereka akan memandangku dengan
pandangan kebencian dan cemoohan, jika halnya demikian maka pastinya pihak
yang berwenang aka menjebloskanku kedalam penjara‘. Ketika orang yang akan
mencuri tersebut menghayalkan demikian, maka di sana tidak ada efek kecuali
pengaruh parsial dari daya hayalnya saja, padahal keinginan mencurinya sudah
sangat kuat —apalagi ketika ia sangat membuthkan—, jika halnya demikian maka
sanksi yang kalian buat tidak mampu untuk menyelamatkan orang tersebut dari
perbuatan jahat. Kemudian mengingat hokum kalian tersebut bukan merupakan
pelaksanaan terhadap perintah tuhan mka itu tidak dapat disebut keadilan, bahkan
hokum tersebut batal dan tidak berguna sebagaimana batalnya shalat tanpa
wudhu` dan tanpa menghadap Qiblat. Yakni keadilan hakiki dan sanksi yang
bermanfaat hanyalah jika dilaksanakan sebagai bentuk kepatuhan terhadap
perintah tuhan, jika tidak, maka efek dari sanksi tersebut sangatlah sedikit.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Manusia dan keadilan adalah suatu prilaku atau perbuatan yang dilakukan mnusia
untuk kepentingan diri sendiri karena faktor-faktor tertentu.Keadiln sejati sangat
jarang sekali kita dapatkan ,bahkan seorang hakim yang berperan sebagai penegak
hukum dan sebagai pengadil masih bisa berbuat kecurangan atau tidak adil
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
terhadap suatu perkara.Hakim juga bisa meihak salah satu terdakwa karena alasan
pribadi hanya ada satu keadilan yang sejati yang tidak mungkin memutuskan
perkara dengan merugikan orang lain yaitu:keadilan ALLAH –lah yang tak
mungkin diragukan lagi kebenaranya.
Kesadaran moral adalah kesadaran yang akan selalu melibatkan akal manusia.
Dengan kesadaran manusia dapat memahami prilaku dan tindakanya. Hanya saja
untuk selalu bertindak dan berperilaku baik manusia harus memiliki tidak hanya
kesadaran semata tetapi lebih dari itu. Dengan kesadaran moral manusia akan
lebih mengurangi bahkan menghilangkan prilaku dan perbuatan yang kurang
baikmenjadi sebuah pprilaku dan perbuatan yang baik dan atas dasar hati nurani
nmereka sendiri dan tidak ada sedikitpun paksaan dari pihak manapun
Tanggung jawab adalah sebuah prilaku berani mengakui dan berani menebus
semua perbuatan dan kesalahan yang telah ia lakukan.Tidak hanya hak saja yang
harus dituntut seseorang tetapi juga kewajiban sesorang yang harus dikerjakan
karena hak dan kewajiban harus diseimbangkan.
Kesemua itu tertera dan terlaksana dalam kehidupan manusia sehari-hari. Baik
dari yang berperilaku baik hingga berperilaku tidak baik ke-semuanya itu
tergantung pada hati nurani manusia itu sebdiri dan apabila ia terbukti bersalah
maka dengan berani ia akan mempertanggung jawabkan semua perbuatanya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
RAGAM BUDAYA NUSANTARA
Disusun Oleh :
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
Latar belakang
Indonesia siapa yang tak kenal dengan nama itu seluruh duniapun
mengenal dengan nama tersebut.mengapa demikian? Karena Indonesia sangat
terkenal dengan bermacam-macam budayanya yang sangat kental. Banyak sekali
kebudayaan yang dapat kita temukan di Indonesia dari pulau satu ke pulau yang
lain. Banyaknya beragam budaya Indonesia itu banyak itu masyarakat kita
pastinya mempunyai adat istiadat yang berbeda-beda. Sebagai negara yang kaya
dengan kebudayaan kita harus menjaga bagaimana agar kebudayaan kita direbut
oleh negara lain. Karena sudah banyak kebudayaan –kebudayaan Indonesia yang
di akui oleh negara-negara lain. Di antaranya kebudayaan musik angklung yang
ingin di akui oleh negara Malaysia kejadian itu seharusnya menjadi pelajaran bagi
bangsa kita agar lebih menjaga dan melestarikan kebudayaan-kebudayaan yang
telah ada di Indonesia ini.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Kita sebagai penerus bangsa harus meneruskan adat-istiadat serta
melestarikan budaya yang kita miliki agar budaya kita tidak runtuh dan perhatian
dunia akan keragaman budaya Indonesia tetap terkenal. Adapun cara kita
melestarikan budaya yang ada di Indonesia yaitu salah satunya dengan cara
belajar dan mengenal budaya-budaya yang ada di Indonesia dan turut serta ikut
serta dalam mejaga budaya yang ada di daerah sendiri.
Rumusan masalah
Karena terdapat banyak kebudayaan yang ada di indonesia
Masih adanya budaya nusantara yang belum teridentifikasi
Adanya keinginan negara lain yang ingin mengatas namakan budaya kita
karena belum memiliki hak paten.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II
KONSEPSI TEORI
6. PENGERTIAN
Secara lahiriah, manusia adalah makhluk sosial yang sangat bergantung
pada manusia yang lain dalam melakukan kegiatan-kegiatan pribadi maupun
kegiatan kemasyarakatan. Dengan adanya interaksi antar manusia tentunya akan
membentuk suatu kebiasan-kebiasan yang di sengaja (pattern of behavior) atau
tidak disengaja (pattern for behavior).
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Menjadi bangsa yang besar yang mempunyai banya pulau-pulau, yang
membentang dari sabang hingga merauke, menjadikan bangsa indonenia menjadi
bangsa yang kaya akan budaya yang nantinya daya tarik tersendiri bagi negara
lain untuk melihat keragaman budaya kita. Itu merupakan salah satu dampak
positif bagi Indonesia.
Maka dari itu, harapan kita untuk pemerintah adalah lebih peka dan
perhatian dengan budaya kita yang beraneka ragam. Dan juga bagi generasi
penerus bangsa saat ini, haruslah lebih mencintai budaya kita sendiri.
7. MACAM-MACAM BUDAYA
Berikut ini adalah beberapa macam budaya yang ada di Indonesia. Yaitu
dapat berupa 59:
5. Tarian
6. Ritual
7. Ornamen
8. Motif Kain
59
http://paijomania.blogdetik.com/2009/08/28/perpustakaan-digital-budaya-
indonesia-ensiklopedi-budaya-nusantara/
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
9. Alat Musik
10. Cerita Rakyat
11. Musik dan Lagu
12. Data Makanan
13. Seni Pertunjukan
14. Produk Arsitektur
15. Pakaian Tradisional
16. Permainan Tradisional
17. Senjata dan Alat Perang
18. Naskah Kuno dan Prasasti
19. Tata cara Pengobatan dan Pemeliharaan Kesehatan
9. Tarian
Tarian adalah ekspresi jiwa dalam bentuk gerak yang biasanya dipadu
dengan alunan musik. Tarian terkait pula dengan momen, dapat melukiskan
tentang suatu peristiwa: perang, suasana duka, penghormatan pada raja, atau
pengejawantahan sebuah norma, misalnya seperti pengabdian seorang perempuan
dalam budaya Jawa.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Perkembangan masyarakat dan keseniannya tidak merupakan
perkembangan yang terputus satu sama lain, melainkan saling berkesinambungan
dan tidak terputus. Ini ditunjukkan dengan jumlah tarian yang semakin
berkembang, terdapat 277 jenis tarian yang ada di Indonesia dan bali adalah pulau
yang paling banyak tariannya, yaitu 67 tarian.
10. Ritual
Sebagai pusat pertemuan bermacam masyarakat tradisi, Kepulauan
Indonesia memiliki beragam sistem tata nilai lokal, yang diartikulasikan dalam
ritual dan upacara yang ditujukan untuk melayani kebutuhan-kebutuhan sosial dan
terutama, spiritual, masyarakat dan/atau entitas adat setempat. Terdapat 16 ritual
yang ada di Indonesia.
11. Ornamen
Salah satu obyek kultural yang lekat dengan keseharian manusia adalah
ornamen. Ornamen di sini terdiri atas artefak-artefak budaya yang bertujuan untuk
menghias atau mempercantik sebuah objek tertentu. Ornamen terdiri atas:
Dekorasi, misalnya ukiran, furniture, hiasan dinding, taplak meja, dan lain
sebagainya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
kelas sosial mulai dari kelas ekonomi hingga pembagian tenaga kerja secara sosial
(division of labor). Dalam hal ini, kita mengenal motif batik misalnya yang
merupakan sebuah tradisi motif pakaian yang terkenal hingga ke berbagai penjuru
dunia. Batik dikenal secara umum berasal dari kriya tekstil penduduk di kawasan
pulau Jawa, baik yang berada di kawasan pedalaman maupun yang berada di
kawasan pesisir pantai. Motif batik sendiri sangat beragam.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Instrumen Musik Perkusi
Perkusi adalah sebutan bagi semua instrumen musik yang teknik
permainannya di pukul, (baik menggunakan tangan ataupun stik). Instrumen
musik ini antara lain: Gamelan, Arumba, Kendang, kolintang, tifa, talempong,
rebana, bedug, jimbe dan lain sebagainya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
maupun yang tidak langsung, dan tema-tema kehidupan yang mendasar, misalnya
kelahiran, kehidupan keluarga, penyakit, kematian, penguburan dan malapetaka,
atau bencana alam yang universal, seperti yang terdapat dalam cerita Nyai Roro
Kidul, Malin Kundang dan Gretel dan cerita lainnya. Cerita tradisi lisan yang
berasal dari berbagai pulau di Indonesia yang berbeda ini mengandung norma-
norma kehidupan yang patut dijadikan contoh dalam kebiasaan dan kehidupan
sehari-hari, tidak hanya di lingkungan sosial tertentu, tapi juga dalam lingkungan
masyarakat luas pada umumnya.
Tiap suku dan identitas kolektif dari mereka yang tinggal di kepulauan
Indonesia tentu memiliki lagu yang lahir dari interaksi sosial terkait tempat tinggal
dan latar belakang suku yang menyertainya. Musik merupakan ekspresi jiwa
dalam urutan, kombinasi, dan hubungan temporal nada yang mempunyai kesatuan
dan kesinambungan. Lagu yang menurut orang Jawa Barat indah belum tentu
menurut orang Batak indah. Begitu juga sebaliknya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
17. Seni Pertunjukan
Seni Pertunjukan, kami artikan sebagai bentuk kompak artikulasi
berkesenian manusia Indonesia yang disajikan dalam format "pementasan".
Kategori ini diperlukan karena seringkali artefak kebudayaan spesifik yang kita
kenal dalam bentuk tarian, nyanyian, ornamen, dsb merupakan bagian utuh dari
suatu pentas pertunjukan. Seni pertunjukan (performance art) adalah karya seni
yang melibatkan aksi individu atau kelompok di tempat dan waktu tertentu. Seni
performance biasanya melibatkan empat unsur: waktu, ruang, tubuh si seniman
dan hubungan seniman dengan penonton.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
19. Pakaian Tradisional
Kategori ini dibuat untuk menghimpun dan mengkaji penggunaan
artefak-artefak budaya tertentu yang terartikulasi pada produk sandang manusia
yang berkembang di Indonesia. Keberadaan pakaian yang tidak dapat dilepaskan
dari perkembangan masyarakat, misalnya sebagai atribut status sosial, dengan
sendirinya menjadikan artefak ini kaya inspirasi dan tentunya, informasi, akan
Kebudayaan Indonesia.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
naskah Kuno dari Riau oleh Pemerintah Malaysia, naskah Kuno dari Sumatera
Barat oleh Pemerintah Malaysia, naskah Kuno dari Sulawesi Selatan oleh
Pemerintah Malaysia, dan naskah Kuno dari Sulawesi Tenggara oleh Pemerintah
Malaysia. Akan berapa banyak lagikah aset negara kita ―dicuri‖ oleh negara lain?
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB III
Sudah banyak budaya kita yang diklaim oleh negara lain. Misalnya
bamboo malay yang ternyata sangat mirip dengan angklung, klaim lagu Rasa
Sayange rakyat Maluku, Lagu jali-jali, dan terakhir Batik. Banyak orang bilang
bahwa Indonesia dinilai terlambat untuk mengklaim budayanya, sehingga hak
cipta suatu budaya di Indonesia masih belum jelas. Walaupun sekarang Indonesia
mulai tergerak pada hal itu, namun budaya Indonesia sudah banyak yang diklaim
oleh Malaysia. Berikut contoh Batik Malaysia dengan Batik Malaysia 60.
<–Batik Malaysia
60
http://kupastuntas.wordpress.com/2007/11/21/budaya-indonesia-diklaim-
oleh-malaysia/
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
<–Batik Indonesia
Tidak terlalu beda jauh basicnya. Artinya, Gambar Batik yang dibawah
Malaysia-pun dapat/sudah diklaim sebagai Batik Malaysia, bukan Indonesia
(walaupun Indonesia yang membuatnya). Baru-baru ini, juga terdengar bahwa
Wayang Kulit sudah diklaim oleh Malaysia. Tapi hal ini masih merupakan
kontroversi, karena asal mula Wayang Kulit masih belum jelas, entah dari
Malaysia atau Indonesia.
Ini bukan pertama kalinya Malaysia melakukan hal yang sama, dan kali
ini kita, Indonesia, juga belum bisa melakukan apa-apa!
Di bawah ini adalah Daftar Klaim Negara Lain Atas Budaya Indonesia 61:
61
http://astaqauliyah.com/category/opini/budaya-nusantara/
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
3. Naskah Kuno dari Sumatera Barat oleh Pemerintah Malaysia
11. Lagu Rasa Sayang Sayange dari Maluku oleh Pemerintah Malaysia
12. Tari Reog Ponorogo dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
16. Tari Kuda Lumping dari Jawa Timur oleh Pemerintah Malaysia
19. Lagu Anak Kambing Saya dari Nusa Tenggara oleh Pemerintah
Malaysia
20. Kursi Taman Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh
Oknum WN Perancis
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
21. Pigura Dengan Ornamen Ukir Khas Jepara dari Jawa Tengah oleh
Oknum WN Inggris
23. Desain Kerajinan Perak Desak Suwarti dari Bali oleh Oknum WN
Amerika
26. Kopi Gayo dari Aceh oleh perusahaan multinasional (MNC) Belanda
28. Musik Indang Sungai Garinggiang dari Sumatera Barat oleh Malaysia
Memang, Malaysia adalah negara yang memiliki rekor tertinggi dalam hal
klaim atas kekayaan budaya Indonesia, selain Belanda dan Jepang.
Melihat hal yang telah terjadi di atas, Departemen Hukum dan HAM
(Depkum HAM) dan Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) akan
mendaftarkan ratusan ribu kebudayaan Tanah Air yang sampai saat ini masih
belum terdaftar sebagai hak kekayaan intelektual. Hal tersebut dilakukan dua
instansi tersebut sebagai langkah antisipasi adanya klaim atas kebudayaan
Indonesia oleh negara lain.
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
"Kami bekerja sama dengan BudPar untuk mendaftarkan budaya kita di
HAKI. Ada ratusan ribu seperti reog ponorogo, kesenian, patung, arca, belum lagi
cerita rakyat seperti malin kundang. Lama-lama nanti itu diklaim pula," ungkap
Menteri Hukum dan HAM (Menkum HAM) Andi Mattalatta. Sebagai contoh,
menurut Andi saat ini seluruh produk batik hasil industri dalam negeri sudah
diwajibkan diberi logo batik Indonesia. "Sekarang untuk batik Indonesia ada logo
batik Indonesia. Sekarang semua batik produksi Indonesia diwajibkan
mengenakan logo batik Indonesia, di luar itu berarti palsu," imbuhnya.
Berbeda pula reaksi terhadap kesenian Reog Ponorogo yang telah di-klaim
oleh negara tetangga. Para sesepuh dan tokoh kesenian reog Ponorogo, Jawa
Timur, kecewa dan akan berjuang mempertahankan kesenian reog Ponorogo yang
kini diklaim sebagai kesenian asli oleh Malaysia. Salah seorang tokoh kesenian
Reog Ponorogo, Ahmad Tobroni, Kamis, di Ponorogo, mengaku sangat kecewa
saat mendengar kabar dari situs internet milik Kementerian Kebudayaan Kesenian
dan Warisan Malaysia yang mengklaim bahwa tarian Barongan yang mirip
dengan kesenian reog Ponorogo tersebut adalah milik Pemerintah Malaysia.
"Sebagai warga dan pecinta seni reog, saya meresa kecewa dengan sikap
Malaysia dengan seenaknya mengklaim seni reog adalah miliknya. Untuk itu kami
akan berjuang mempertahankan warisan budaya yang kami miliki," katanya.
Menurut dia, dalam situs internet tersebut menyebutkan tari Barongan yang terdiri
dari beberapa penari seperti dadak merak atau barong jathil, seorang raja dan
bujangganong mirip dengan tarian kesenian reog Ponorogo. Selain itu di dalam
portal tersebut dinyatakan tarian barongan ini adalah warisan melayu yang
dilestarikan dan bisa dilihat di batu pahat Johor dan Selangor Malaysia.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dan diketahui langsung oleh menteri hukum dan hak asasi manusia Republik
Indonesia. Selain itu, kata Tobrani, sangat tidak relevan jika Malaysia mengklaim
kesenian reog adalah miliknya karena selama ini untuk memiliki peralatan
tersebut saja mereka membeli dari ponorogo. "Jadi tidak mungkin bila sebuah
Negara memiliki kesenian kebudayaan dan tidak mampu membuat peralatannya
sendiri," katanya. Untuk membuktikan hal itu, Tobroni juga sempat melakukan
pengecekan ke beberapa perajin reog di Ponorogo dan hasilnya para perajin
mengaku dalam tahun ini banyak mendapatkan order dari para pelangannya di
Malaysia.
62
http://www.media-indonesia.com/berita.asp?id=150065
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB IV
PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari begitu banyak budaya yang dimiliki oleh Indonesia, masih terdapat
beberapa budaya yang belum memiliki hak paten terhadap budaya itu. Sehingga
banyak negara lain memanfaatkan keadaan ini. Negara yang saat ini memiliki
rekor terbanyak dalam meng-klaim budaya kita adalah Malaysia.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
( Nilai – Nilai Budaya Nusantara )
Oleh:
Kelompok 6
Hadi Sutrisno
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
Tapi, akhir – akhir ini kebudayaan nenek moyang kita yang seharusnya
menjadi milik kita, bangsa Indonesia terancam akan hilang. Itu karena
kurangnya perhatian pemerintah terhadap budaya – budaya lokal yang
merupakan warisan leluhur kita. Sehingga beberapa diantara budaya itu
hilang, entah hilang karena tidak ada yang melanjutkan atau hilang karena
telah diakui bangsa lain dan telah dipatenkan kepemilikan budaya tersebut.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
adaptasi dan ada juga yang telah diterima dengan tanpa merubah yang sudah
ada.
9. Rumusan Masalah
Dengan tersebarnya kebudayaan di Indonesia, Indonesia sebagai
bangsa yang memiliki keragaman kebudayaan yang melimpah mempunyai
masalah tersendiri bagaimana agar kita bisa menjaga dan melestarikan
kebudayaan tersebut bisa menjadi bernilai dan juga agar tidak diakui oleh
bangsa lain,sudah sewajarnya kita sebagai bangsa Indonesia bangga akan
kekayaan tersebut. Meskipun kita berbeda-beda suku dan bahasa tetapi kita
tetaplah satu Indonesia raya,berbeda-beda tetapi tetap satu jua.
1.3 Tujuan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II
KONSEP TEORI
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Tiongkok dan menetap di Nusantara. Mereka menetap dan menikahi
penduduk lokal menghasilkan perpaduan kebudayaan Tionghoa dan lokal
yang unik. Kebudayaan seperti inilah yang kemudian menjadi salah satu akar
daripada kebudayaan lokal modern di Indonesia semisal kebudayaan Jawa
dan Betawi.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang
didapat seseorang sebagai anggota masyarakat. Sedangkan menurut Selo
Soemardjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
pendidikan (keluarga adalah lembaga pendidikan utama)
organisasi kekuatan (politik)
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
24. Simbol-simbol, slogan atau yang lainnya yang kelihatan kasat mata
(jelas)
25. Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto
tersebut
26. Kepercayaan yang tertanam (believe system) yang mengakar dan
menjadi kerangka acuan dalam bertindak dan berperilaku (tidak terlihat).
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
yang dimiliki masyarakat Yogyakarta sangatlah beragam. Dan kesenian-
kesenian yang beraneka ragam tersebut terangkai indah dalam sebuah upacara
adat. Sehingga bagi masyarakat Yogyakarta, seni dan budaya benar-benar
menjadi suatu bagian tak terpisahkan dari kehidupan mereka. Kesenian khas di
Yogyakarta antara lain adalah kethoprak, jathilan, dan wayang kulit.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB III
Kajian ilmu budaya dasar adalah nilai-nilai dasar manusia. Oleh karena
itu, dalam proses pengkajiannya, permasalahan nilai tersebut perlu terlebih
dahulu dimengerti dan dipahami. Hal lain yang pengting bahwa nilai itu
merupakan unsur penting dalam kehidupan manusia, Inheren – seseorang di
dalam hidupnya tidak dapat dipisahkan dari nilai-nilai. Oleh karena itu , nilai –
nilai sangat luas, dapat ditemukan pada berbagai perilaku yang terpilih dalam
berbagai kehidupan yang luas dialam semesta ini (Robin M. Williams , 1972).
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
3. Kohler (1938) mengatakan bahwa manusia tidak berbeda didunia
ini. Semua tidak dapat berhenti hanya sengan sebuah pandangan faktual dari
pengalaman yang berlaku.
4. Kluckhon (1951) mengatakan bahwa definisi nilai yang diterima
sebagai konsep yang diinginkan dalam literatur almu sosial adalah hasil
pengaruh seleksi perilaku. Batasan nilai yang sempit adalah adanya suatu
perbedaan penyusunan antara apa yang dibutuhkan dan apa yang diinginkan
dengan apa yang seharusnya dibutuhkan. Nilai-nilai tersusun secara hierarkis
dan mengatur rangsangan kepuasan hati dalam mencapai tujuan
kepribadiaannya. Kepribadian dari sistem sosial budaya merupakan syarat
dalam penyusunan kebutuhan rasa hormat terhadap keinginan yang lain atau
kelompok sebagai suatu kehidupan sosial yang besar.
Dari berbagai pendapat tentang nilai dapat dikemukakan sebuah batasan
nilai, yaitu Nilai adalah sesuatu yang dipentingkan manusia sebagai subjek,
menyangkut segala sesuatu yang baik atau yang buruk sebagai anstraksi,
pandangan , atau maksud dari berbagai pengalaman dengan seleksi perilaku
yang ketat. Batasan bersifat universal, tetapi untuk suatu maksud pembicaraaan
tertentu dapat mengacu pada salah satu batasan sebelumnya. Sebagai contoh
pengertian nilai sosial dikemukakan oleh Alfin L. Bertrand (1967), Nilai Sosial
adalah suatu kesadaran dan emosi yang relatif lestari terhadap suatu objek,
gagasan, atau orang. Pengertian Nilai Sosial ini, bila dikaitkan dengan batasan
sebelumnya, maknanya akan berhubungan.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
2. Nilai-nilai menyangkut atau penuh dengan semacam pengertian
yang memiliki suatu aspek amosi. Emosi disini mungkin diungkapkan
sebenarnya atau merupakan potensi.
3. Nilai-nilai bukan merupakan tujuan kongkret dari tindakan, ttetapi
mempunyai hubungan dengan, tujuan, sebab nilai-nilai berfungsi sebagai
kreteria dalam memiliki tujuan. Seseorang akan berusaha mencapai segala
sesuatu yang menurut pandangannya memnpunyai nilai-nilai.
4. Nilai-nilai merupakan unsur penting, dan tidak dapat disepelekan
bagi orang yang bersangkutan. Dalam kenyataanya , nilai-nilai berhubungan
dengan pilihan, dan pilihan merupakan persyaratan untuk mengambil suatu
tindakan.
Nilai-nilai adalah perasaan-perasaan tentang apa yang diinginkan ataupun
yang diinginkan, atau tentang apa yang boleh atau tidak boleh.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
1. Luas tidaknya ruang lingkup pengaruh nilai tersebut dalam
aktivitas total dari sistem sosial.
2. Lama tidaknya pengaruh nilai itu dirasakan oleh masyarakat.
3. Gigih tidaknya (intensitas) nilai tersebut diperjuangkan atau
dipertahankan.
4. Prestise orang-orang yang menganut nilai, yaitu orang atau
organisasi yang dipacang sebagai pembawa.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
buddhayah, yang merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal)
diartikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal manusia. Dalam
bahasa Inggris, kebudayaan disebut culture, yang berasal dari kata Latin
Colere, yaitu mengolah atau mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai
mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda
yang bersifat nyata, misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup,
organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk
membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
menuju Tiongkok.
Hal ini menunjukkan bahwa bangsa lain lebih menghargai budaya kita
dari diri kita sendiri. Terkadang kita lupa untuk bersyukur dengan menjadi
bangsa yang kaya akan warisan budaya tinggi nan luhur.
Setelah kejadian peng-klaim-an budaya kita oleh bangsa lain, bangsa kita
mulai sadar untuk ―kembali‖ mencintai budaya kita sendiri. Berbagai cara
mulai dilakukan untuk sekedar ―menunjukkan‖ bahwa ―…inilah budayaku, asli
milik Bangsa Indonesia..‖.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Nilai-nilai budaya akan tampak pada simbol-simbol, slogan, moto, visi
misi, atau sesuatu yang nampak sebagai acuan pokok moto suatu lingkungan
atau organisasi.
Ada tiga hal yang terkait dengan nilai-nilai budaya ini yaitu :
2 Sikap, tindak laku, gerak gerik yang muncul akibat slogan, moto
tersebut
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB IV
KESIMPULAN
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
http://www.akcbali.org/index.php?option=com_content&task=view&id=153&.
..
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya_Indonesia
http://id.wikipedia.org/wiki/Budaya
http://id.wikipedia.org/wiki/Nilai-nilai_budaya
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
ISLAM DAN BUDAYA KEJAWEN
Oleh:
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dibahas pada makalah ini dirumuskan sebagai berikut ini:
3. Bagaimana interaksi antara Islam dengan budaya Kejawen dan apa manfaat
atau dampaknya bagi keduanya ?
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
C. Tujuan Penulisan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsepsi Teori
1. Pengertian Kejawen
Ada analisa budaya tentang "kejawen" yang terkenal sarat dengan berbagai
mitos mistik didalamnya. "kejawen" bukanlah sebuah sindikat ataupun lembaga
keagamaan yang mempunyai anggota resmi lengkap beserta perangkat-
perangkat lainnya, layaknya sebuah organisasi atau lembaga.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
datang adalah Islam kelas dua, disiarkan dan dikelola ulama-ulama kelas tabi'63
bukan kelas mujtahid. Maka wajar hingga abad ini, dimana Islam telah
menyebar selama berabad-abad di Indonesia, belum bisa melahirkan seorang
mujtahid ulung. Dan hingga kini pendidikan Islam masih mengutamakan
kuantitas, bukan kualitas.
Masih juga menurut Yos Rizal, salah satu penyebab timbulnya hal ini
dikarenakan, pegangan para ulama terdahulu Indonesia adalah kitab-kitab sastra
budaya ekspresif, yang irrasional, berdasarkan perasaan, intuisi dan imajinasi.
Sedangkan sastra budaya Islam (kitab-kitab agama) yang bermuatan progresif
dan ilmiah belum mendominasi pendidikan agama.
63
Kelas pengikut
64
Seorang ahli antropologi Amerika Serikat
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
2. Konsep Kejawen Dipandang Dari Berbagai Segi Kehidupan
a. Kepercayaan
Orang Jawa percaya bahwa Tuhan adalah pusat alam semesta dan pusat segala
kehidupan karena sebelum semuanya terjadi di dunia ini Tuhanlah yang pertama
kali ada. Tuhan tidak hanya menciptakan alam semesta beserta isinya tetapi juga
bertindak sebagai pengatur, karena segala sesuatunya bergerak menurut rencana
dan atas ijin serta kehendak-Nya.
b.SudutPandang
Ciri pandangan hidup orang Jawa adalah realitas yang mengarah kepada
pembentukan kesatuan Numinus antara alam nyata, masyarakat dan alam
adikodrati65 yang dianggap keramat. Alam adalah ungkapan kekuasaan yang
menentukan kehidupan. Orang Jawa percaya bahwa kehidupan mereka telah ada
garisnya,mereka hanya menjalankan saja. Dasar kepercayaan Jawa atau
Javanisme adalah keyakinan bahwa segala sesuatu yang ada didunia ini pada
hakekatnya adalah satu, atau merupakan kesatuan hidup. Javanisme memandang
kehidupan manusia selalu terpaut erat dalam kosmos alam raya. Dengan
demikian kehidupan manusia merupakan suatu perjalanan yang penuh dengan
pengalaman-pengalaman yang religius. Alam pikiran orang Jawa merumuskan
kehidupan manusia berada dalam dua kosmos (alam) yaitu makrokosmos dan
mikrokosmos.
Makrokosmos dalam pikiran orang Jawa adalah sikap dan pandangan hidup
terhadap alam semesta, yang mengandung kekuatan-kekuatan supranatural
(adikodrati). Tujuan utama dalam hidup adalah mencari serta menciptakan
keselarasan atau keseimbangan antara kehidupan makrokosmos dan
mikrokosmos.
65
Supranatural
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Dalam makrokosmos pusat alam semesta adalah Tuhan. Alam semesta
memiliki kirarki yang ditujukan dengan adanya jenjang alam kehidupan dan
adanya tingkatan dunia yang semakin sempurna (dunia atas – dunia manusia -
dunia bawah). Alam semesta terdiri dari empat arah utama ditambah satu pusat
yaitu Tuhan yang mempersatukan dan memberi keseimbangan.
c. Pandangan Hidup
Hal hal diatas merupakan gambaran umum tentang alam pikiran serta sikap
dan pandangan hidup yang dimiliki oleh orang Jawa pada jaman kerajaan. Alam
pikiran ini telah berakar kuat dan menjadi landasan falsafah dari segala
perwujudan yang ada dalam tata kehidupan orang Jawa.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Menurut kamus bahasa Inggris istilah kejawen atau kejawaan adalah
Javanism, Javaneseness ; yang merupakan suatu cap deskriptif bagi unsur-unsur
kebudayaan Jawa yang dianggap sebagai hakikat Jawa dan yang
mendefisikannya sebagai suatu kategori khas. Javanisme yaitu agama beserta
pandangan hidup orang Jawa, yang menekankan ketentraman batin, keselarasan
dan keseimbangan, sikap nrima terhadap segala peristiwa yang terjadi sambil
menempatkan individu dibawah masyarakat dan masyarakat dibawah semesta
alam.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Kejawaan atau kejawen dapat diungkapkan dengan baik oleh mereka yang
mengerti tentang rahasia-rahasia kebudayaan Jawa, dan bahwa kejawen ini
sering sekali diwakili yang paling baik oleh golongan elite priyayi lama dan
keturunan-keturunannya yang menegaskan adalah bahwa kesadaran akan
budaya sendiri merupakan gejala yang tersebar luas di kalangan orang Jawa.
Kesadaran akan budaya ini sering kali menjadi kebanggaan dan identitas
kultural. Orang-orang inilah yang memelihara warisan budaya Jawa secara
mendalam yang dapat dianggap sebagai Kejawen.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
meditasi atau semedi, menurut Koentjaraningrat meditasi atau semedi biasanya
dilakukan bersama-sama dengan tapabrata (bertapa) dan dilakukan pada tempat-
tempat yang dianggap keramat misalnya di Gunung, Makam leluhur, ruang yang
mempunyai niali keramat dan sebagainya. Pada umumnya orang melakukan
meditasi adalah untuk mendekatkan atau menyatukan diri dengan Tuhan.
Ilmu Ghaib
Sebelum membahas Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen, kita akan
memperjelas dulu pengertian Ilmu Gaib yang kita pakai sebagai istilah di sini.
Ilmu Gaib adalah kemampuan melakukan sesuatu yang tidak wajar melebihi
kemampuan manusia biasa, sering juga disebut sebagai Ilmu Metafisika, Ilmu
Supranatural atau Ilmu Kebatinan karena menyangkut hal-hal yang tidak
nampak oleh mata. Beberapa kalangan menganggap Ilmu Gaib sebagai hal yang
sakral, keramat dan terlalu memuliakan orang yang memilikinya, bahkan
menganggap wali atau orang suci.
Bahwa keajaiban atau karomah yang ada pada Wali (orang suci kekasih
Tuhan) tidak sama dengan Ilmu Gaib yang sedang kita pelajari. Wali tidak
pernah mengharap mempunyai keajaiban tersebut. Karomah itu datang atas
kehendak Allah karena mereka adalah orang yang sangat saleh dan rendah hati.
Sementara kita adalah orang yang meminta kepada Allah agar melimpahakan
kekuasaan-Nya untuk keperluan kita.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
melainkan sudah bercampur dengan tradisi islam. Mantranya pun kebanyakan
diawali dengan basmalah kemudian dilanjutkan dengan mantra jawa. Oleh
kerena itu, saya menyebutnya Ilmu Gaib Aliran Islam Kejawen.
Para Wali menyusun ilmu-ilmu Gaib dengan tatacara lelaku yang lebih
islami, misalnya puasa, wirid mantra bahasa campuran arab-jawa yang intinya
adalah do'a kepada Allah. Mungkin alasan mengapa tidak disusun mantra yang
seluruhnya berbahasa Arab adalah agar orang jawa tidak merasa asing dengan
ajaran-ajaran yang baru mereka kenal.
66
Penggabungan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dalam penyebaran ajarannya adalah melalu tembang / kidung. Kidung-kidung
yang diciptakannya mengandung ajaran ketuhanan dan tasawuf yang sangat
berharga. Ajaran islam yang luwes dan menerima berbagai perbedaan.
Bahkan Sunan Kali Jaga juga menciptakan satu kidung "Rumeksa Ing Wengi"
yang menurut saya bisa disebut sebagai Ilmu Gaib atau Ilmu Supranatural,
karena ternyata orang yang mengamalkan kidung ini memiliki berbagai
kemampuan supranatural.
Setiap perilaku manusia akan menimbulkan bekas pada jiwa maupun badan
seseorang. Perilaku-perilaku tertentu yang khas akan menimbulkan bekas yang
sangat dasyat sehingga seseorang bisa melakukan sesuatu yang melebihi
kemampuan manusia biasa. Perilaku tertentu ini disebut dengan tirakat, ritual,
atau olah rohani. Tirakat bisa diartikan sebagai syarat yang harus dipenuhi untuk
Penabungan Energi
Karena setiap perilaku akan menimbulkan bekas pada seseorang maka ada
suatu konsep yang khas dari ilmu Gaib Aliran Islam Jawa yaitu Penabungan
Energi. Jika badan fisik anda memerlukan pengisian 3 kali sehari melalui makan
agar tetap bisa beraktivitas dengan baik, begitu juga untuk memperoleh
kekuatan supranatural, perlu mengisi energi. Hanya saja dalam Ilmu Gaib
pengisian energi cukup dilakukan satu kali untuk seumur hidup. Penabungan
energi ini dapat dilakukan dengan cara bermacam-macam tergantung jenis ilmu
yang ingin dikuasai. Cara-cara penabunganenergi lazim disebut Tirakat.
Tirakat
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dari kelima unsur tersebut. Ada puasa yang disebut patigeni (tidak makan,
minum, tidur dan tidak boleh kena cahaya), nglowong, ngebleng dan lain-lain.
Biasanya beratnya tirakat sesuai dengan tingkat kesaktian suatu ilmu. Seseorang
harus banyak melakukan kebajikan dan menjaga bersihnya hati ketika sedang
melakukantirakat.
Khodam
Setiap Ilmu Gaib memiliki khodam. Khodam adalah mahluk ghaib yang
menjadi "roh" suatu ilmu. Khodam itu akan selalu mengikuti pemilik ilmu.
Khodam disebut juga Qorin, ialah mahluk ghaib yang tidak berjenis kelamin
artinya bukan pria dan bukan wanita, tapi juga bukan banci. Dia memang
diciptakan semacam itu oleh Allah dan dia juga tidak berhasrat kepada manusia.
Hal ini berbeda dengan Jin yang selain berhasrat kepada kaum jin sendiri
kadang juga ada yang "suka" pada manusia.
B. Pembahasan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
yang diperintah oleh seorang raja keramat. Kebudayaan intelektual Hindu itu
mungkin telah mendominasi hampir seluruh Asia Tenggara pada waktu itu,
tetapi pengaruhnya terbesar adalah terhadap masyarakat istana; sedangkan
konsep-konsep Hindu hanya sedikit yang mempengaruhi masyarakat petani di
daerah pedesaan, yang cara hidupnya barangkali tidak banyak berubah sejak
berabad-abad yang lalu. (Koentjaraningrat, Kebudayaan Jawa, hal 38).
Jadi pada abad ke-4 masehi suku Jawa telah mengenal huruf dan
kebudayaan intelektual India Selatan. Dan kebudayaan intelektual India itu
dengan filsafat kenegaraan dan mitologi dewa-dewanya telah disadap untuk
memperluas kekuasaan raja dan melahirkan lapisan cendikiawan priyayi dan
lingkungan istana. Pada abad ke-8 dan ke-9 budaya intelektual kejawen terus
menanjak dan ini tampak pada relief-relief bangunan keagamaan candi
Borobudur dan Prambanan.
Suatu hal yang perlu adalah Hinduisme itu mempunyai dasar pemikiran
yang sejalan dengan religi animisme-dinamisme. Yakni bahwa menusia bisa
menjalin hubungan langsung dengan dewa-dewa dan roh-roh halus, bahkan
dengan laku tapa(Tapak Brata) manusia bisa jadi sakti dan mengalami bersatu
dengan dewanya. Jadi pengaruh Hinduisme justru menyuburkan dan
meningkatkan laku keprihatinan para dukun dalam mempengaruhi roh-roh dan
gaya ghaib.
67
Alam semesta
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Hinduisme dan Budhisme memberikan dukungan pengukuha wibawa raja-raja
Jawa dengan konsep Raja Titising Dewa. Cerita mitologi pewayang ini
merupakan sarana yang paling halus dan paling efisien untuk memperluas
kekuasaan dan mempropagandakan kekeramatan sang raja beserta kelas para
priyayi pendukung utamanya. Maka mudah dibayangkan bahwa filsafat mistik
beserta cerita-cerita mitologis amat mengakar dalam budaya kejawen yang
sangat ekspresif, yang mereka nilai sangat halus dan adi-luhung.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Isalm sufi. Karena yang menyebar ke Indonesia adalah Islam sufi, maka
ajarannaya telah dimistikkan inti tentu punya dasar pemikiran yang sejajar
dengan religia asli animisme dan dinamisme. Bahkan dengan ajaran Hindu-
Kejawen yang dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan Jawa pedalamannya, juga
sama-sama mistik, tentu punya dasar pemikiran yang sejalan., yaitu bahwa
manusia bisa menjalin hubungan langsung dengan daya-daya dan roh-roh
ghaib. Dan melalui samadi atau dengan perantaraan dzikir manusia dikatakan
bisa makrifat(bersatu) kembali dengan Tuhannya. Maka tidak ada masalah bagi
para petani pedesaan untuk meningktkan pemujaan mereka dari roh-roh ghaib
kepada roh wali-wali yang sakti, semisal Syeh Abdul Qadir al-Jailani dan
lainnya.
Demikian pula priyayi penganut tradisi budaya Kejawen tidaka ada masalah
menyadap dan mengolah unsure-unsur filsafat mistik Islam untuk dipadukan
dengan warisan tradisi budaya Hindu-Kejawen. Bagi mereka hanya menambah
dan menyempurnakan ataupung mengganti objek mitologinya dari dewa-dewa
Hindu kepada wali-wali dalam Islam. Bagi para priyayi Jawa sejak dulu yang
penting dan nomor satu adalah kedudukan atau kekuasaan politik, dan bukan
agama.Oleh karena itu sewaktu kekuasaan negara berpindah dari kerajaan
Majapahit ke kesultanan Demak, para pujangga Jawa segera menyodorkan
konsep peralihan zaman. Yakni dari zaman Kabudan (zaman Hindu-Kejawen)
ke zaman Kewalen. Realisasi peralihan zaman ini diikuti perekayasaan
penyusunan dongeng wali Sanga untuk mengganti mitologi tentang
68
Jawata Sanga zaman jawa-Hindu. Dan melakukan upaya mengolah unsure-
unsur Islam bagi peningkatan dan pengayaan serta penghalusan warisan budaya
pra-Islam. Inilah proses kegiatan Jawanisasi unsur-unsur Islam.
68
Pimpinan para dewa
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Pada zaman Mataram terjadilah puncak kebesaran sastra budaya Kejawen,
dari yang bersifat moralis dan mitologis seperti ―Babad Tanah Jawa‖,‖Babad
Demak‖, ―Babad Giyanti‖, ―Serat Ambiya‖, ―Tapel Adam‖, dan lain-lain.
Demikian pula puncak kehalusan bahasan dan sastra Jawa yang berwatak
feodalis adalah hasi dari zaman itu, sedang zaman Jawa pertengahan dan kuno,
bahasanya lebih sederhana dan demokratis. Karena menanjaknya kehalusan
sastra Jawa itu berkaitan dengan hilangnya kekuasaan zaman penjajahan pada
era Surakarta, maka puncak sastra adalah sangat mistis dan feodalis. Hal ini
merupakan kompensasi untuk mempertahankan wibawa raja-raja Jawa. Yakni
melalui pengkramatan, pemitosan dengan sarana konsep-konsep mistik.
Jadi ilmu Kejawen atau Islam Kejawan itu sangat kompleks. Dari
kepercayaan animisme-dinamisme denga system pedukunannya, yakni dukun
prewang ataupun kesurupan roh-roh halus, sampai konsep-konsep mistik
Hinduisme, terpadu menjadi satu. Masyarakat pesantren juga banyak
mengadopsi tradisi dan kepercayaan animisme-dinamisme dengan ilmu jampi-
jampi ataupun tenungnya. Demikian budaya Islam Kejawen yang KeHinduan
yang dikembangkan para priyayi Jawa di lingkungan istana, tradisi-tradisi dan
kepercayaan animisme-dinamisme beserta mistik kejawennya tetap
dikembangkan demi mendukung tegaknya kerajaan dan wibawa kelas priyayi.
Dalam masyarakat pesantren tersusupi kepercayaan-kepercayaan dan tradisi
animisme-dinamisme. Sebaliknya dalam tradisi besar budaya Kejawen yang
terjadi adalah proses Jawanisasi unsure-unsur Islam, terutama unsur-unsur
sufismenya.
Dari beberapa uraian sebelumnya, jelaslah bahwa tidak ada benturan yang
berate antara Islam dan budaya Jawa. Antara kedua belah pihak saling
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
mendukung dan saling membutuhkan. Para penyebar Islam yang umumnya
dipimpin para sufi tidak punya ilmu untuk memerintah dan tidak ingin merebut
pemerintahan dari tangan raja-raja Jawa. Mereka hanya membutuhkan
perlindungan ataupun bantuan dari pemerintah. Demikian pula para raja-raja
Jawa sangat membutuhkan dukungan umat Islam sejak berakhirnya kerajaan
Majapahit. Bagi masyarakat pesantren, agama adalah nilai nomor satu dan
segalanya, sebaliknya para penguaasa dan pendukung sastra budaya Jawa
kedudukan dan kekuasaan politik yang nomor satu. Maka sesudah Sultan Agung
berhasil mematahkan kesultanan pesisiran yang mendapat dukungan masyarakat
pesantren, segera menyadari perlunya menetapkan strategi budaya untuk
menghubungkan dua lingkungan budaya. Yakni lingkungan budaya pesantren
dengan sastra budaya agama yang berbahasa Arab, dan lingkungan budaya
Kejawen dengan sastra budaya Jawa yang berpusat dalam lingkungan istana
kerajaan-kerajaan Jawa. Strategi ini dimulai dengan mengganti perhitungan
tahun Saka yang berdasar perjalanan matahari, menjadi perhiutngan tahun Jawa
yang berdasar perjalanan bulan, dan disesuaikan dengan perhitungan tahun
Hijriah. Mingguan Hijriyah yang terdiri dari tujuh hari, diintegrasikan dengan
Mingguan Jawa yang terdiri dari lima harian, menjadi Senen Wage, Selasa
Kliwon, dan seterusnya. Demikian nama bulan Jawa disesuaikan dengan nama
bulan Hijriah, menjadi Sura, Mulud, dan seterusnya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
mereka sadap dan mereka olah untuk memperhalus dan memperkaya sastra
mereka.
3. Analisis
Hubungan Islam dan Kejawen awal mulanya terjadi pada saat Islam masuk
ke Tanah Jawa yaitu pada abad ke-13M. Sebenarnya Islam yang tersebar
pertama kali di Tanah Jawa tersebut adalah Islam Sufi, yaitu Islam yang sudah
dipengaruhi oleh ajaran mistik. Penyebarannya pertama kali dilakukan di sekitar
pesisir pantai. Ternyata agama Islam mendapat respon yang positif dari rakyat,
rakyat tertarik karena dalam Islam tidak ada ajaran kasta yang membeda-beda
manusia pada kelas-kelas yang tentu sangat tidak manusiawi. Dan menurut
sejarah ada factor lain yang menyebabkan penyebaran Islam sangat lancar,
factor tersebut adalah ajaran-ajaran mistik yang terkandung dalam Islam Sufi
tersebut. Karena yang menyebar ke Indonesia adalah Islam sufi, maka
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
ajarannaya telah dimistikkan ini tentu punya dasar pemikiran yang sejajar
dengan religi asli animisme dan dinamisme. Bahkan dengan ajaran Hindu-
Kejawen yang dikembangkan oleh kerajaan-kerajaan Jawa pedalamannya, juga
sama-sama mistik, tentu punya dasar pemikiran yang sejalan.
Ilmu ‗Sastra Jendra‘ ini adalah ilmu Makrifat yang hanya didapat
setelah"LELAKU". Sastra Jendra inilah yang wahyu pertama kali diterima oleh
Baginda Rosullulah Muhammad SAW di gua hira. ―IQRA‖ itulah sastra jendra.
Sastra Jendra artinya adalah Ayat Allah. Sastra=ayat, Jendra=Tuhan/Allah
Siapa yang menguasai Sastra Jendra, dalam lakon wayang akan mengetahui
ilmu rahasia di alam semesta. Dia akan dapat berkomunikasi dengan Tuhan
sehingga segala tabir ato hijab akan disingkapkan. Dan Sastra Jendra ini sangat
mungkin untuk dicapai oleh semua manusia yang melakukan disiplin spiritual
secara khusyuk dan istiqomah .Untuk itu, akulturasi budaya yang diberikan
untuk mencapai Iqra, adalah untuk menguasai Sastra Jendra diberikan dalam
huruf Jawa.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Islam ini menghasilkan sebuah sastra budaya Jawa Baru yang lebih halus,
dengan salah satu hasilnya adalah terciptanya bahasa Jawa ngoko, kromo dan
kromo inggil.
Poin penting yang bisa kita lihat dalam interaksi Islam dan budaya Kejawen
disini adalah keuntungan pada kedua belah pihak. Islam bisa tersebar luas di
tanah Jawa berkat mengadopsi budaya Kejawen, dan berkat masuknya Islam
sastra Jawa bisa bertambah kaya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB IV
STUDI KASUS
A. Studi Kasus
Dalam makalah ini saya akan mengambil studi kasus di desa saya sendiri.
Desa Banjarejo Kecamatan Pagelaran – Malang. Di desa saya ini masih terdapat
beberapa budaya Islam-Kejawen yang masih melekat kuat. Beberapa
diantaranya adalah adanya kegiatan jamaah tahlil. Kegiatan ini dilakukan setiap
hari Kamis malam Jumat setelah sholat Isya‘ dan untuk tempatnya bergilir dari
satu rumah ke rumah yang lain dalam lingkup satu RT. Kegiatan tahlil ini
dipimpin oleh seorang Kyai, sebagai sosok yang paling dihormati di desa saya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Gambar. Kegiatan tahlil yang diadakan di salah satu rumah warga
Salah satu alasan yang bisa saya tangkap dari latar belakang kegiatan tahlil
ini adalah untuk mendoakan keluarga yang punya rumah dan juga orang-orang
yang telah meninggal dalam keluarga tersebut. Karena warga desa saya
khususnya percaya bahwa nyawa orang-orang yang telah meninggal akan
kembali ke rumah mereka masing-masing pada malam Jumat. Nyawa orang-
orang tersebut akan mengawasi rumah mereka dari luar untuk mengetahui apa-
apa yang dilakukan anggota keluarganya, jika anggoa keluarganya sedang
melakukan ibadah dan mendoakannya maka ia akan segera kembali ke alam
kubur dengan bahagia dan tenang akan tetapi jika sebaliknya maka arwah
tersebut akan bersedih dan terus menangis sambil kembali pulang ke alam
kubur. Maka dari itu kegiatan tahlil yang merupakan warisan dari Walisanga ini
dilaksanakan untuk membantu yang punya rumah untuk mengirim doa kepada
famili yang telah meninggal agar bisa tenang dan bahagia di alam kubur.
Untuk keluarga yang lain bisa mengikuti tahlil setelah sholat Maghrib di
masjid- masjid ataupun musholla, yang tujuannya sama dengan yang telah
dipaparkan di atas.
Saya akan mengalisa studi kasus diatas dengan sudut pandang dari beberapa
segi, antara lain :
a. Segi Agama
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Kegiatan tahlil ini jika dilihat dari kacamata Islam maka bisa dikelompokkan
kedalam bid‘ah. Bid‘ah adalah segala sesuatu yang tidak atau belum ada pada
masa Rasulullah SAW. Bid‘ah sendiri dibagi menjadi bid‘ah yang dilarang
agama dan bid‘ah yang diperbolehkan, bid‘ah yang dilarang tentu saja bid‘ah
yang melenceng dari syara‘ Islam dan adapun yang diperbolehkan adalah
selama bid‘ah itu tidak melenceng dari syara‘ ataupun aqidah Islam.
Jika kita melihat faedah dari kegiatan tahlil ini, maka dengan jelas ini adalah
bid‘ah yang diperbolehkan, karena dengan adanya kegiatan ini anggota keluarga
bisa terbantu dalam mengirim doa kepada anggota keluarga yang telah
meninggal. Tentu kita tahu bahwa doa banyak orang akan lebih baik daripada
doa sendirian. Apalagi jika jika doa itu dikirim oleh 40 orang ataupun lebih,
maka doa itu mempunyai kekuatan seperti doa nabi ataupun wali.
b. Segi Sosial
Dari segi sosial jelas kegiatan tahlil ini mempunyai banyak faedah positif.
Beberapa yang paling utama adalah kegiatan ini bisa memupuk rasa persatuan
dan kebersamaan warga. Warga dengan kegiatan ini bisa tetap menjaga tali
silaturrahmi satu sama lain dan tetap bisa menjaga komunikasi antar warga.
Kegiatan ini juga bisa menumbuhkan rasa persamaan antar warga, karena
kegiatan ini dilaksanakan pada setiap rumah warga secara bergilir dan tidak
mengindahkan itu rumah orang kaya atau miskin dan ini secara langsug atau
tidak langsung akan mengurangi kesenjangan sosial.
c.Segi Politik
Setelah acara tahlil biasanya jika ada urusan tentang desa yang sangat
penting maka akan diadakan diskusi singkat antara warga, tokoh masyarakat dan
ketua RT. Biasanya masalah yang dibahas mengenai sarana dan prasarana desa
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
seperti masalah lampu penerangan jalan atau masalah kebersihan desa. Jika
dilihat secara seksama maka kegiatan ini juga bisa memupuk rasa kebersamaan
antara penguasa (ketua RT) dengan masyarakat. Kegiatan ini juga bisa
melahirkan seorang penguasa yang mengerti akan keinginan masyarakat.
d. Segi Budaya
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kesimpulan yang bisa diambil dari makalah ini adalah bahwa Islam dan
budaya Kejawen tidak ada benturan sama sekali. Poin penting yang bisa kita
lihat dalam interaksi Islam dan budaya Kejawen disini adalah keuntungan pada
kedua belah pihak. Islam bisa tersebar luas di tanah Jawa berkat mengadopsi
budaya Kejawen, dan berkat masuknya Islam sastra Jawa bisa bertambah kaya.
Adapun manfaat dari akulturasi Islam dan budaya Kejawen, khususnya bagi
sastra Jawa adalah :
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan dari makalah ini, maka makalah ini disarankan
kepada:
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
http://netlog.wordpress.com/home/falsafah-Jawa-kejawen-dan-Islam<<Mari-
memahami-lebih-baik.htm diakses tanggal 18 Desember 2007.
http://www.albarokah.or.id/ Asyura'-Dalam-Perspektif-Islam,Syi'ah-dan-
Kejawen.htm diakses tanggal 18 Desember 2007.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
( Pertemuan Islam dan Budaya Nusantara )
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Kata Pengantar
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala Rahmat dan
Hidayah-Nya makalah ini dapat terselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah
banyak memberikan inspirasi kepada penyusun sehingga terselesaikanlah tugas
makalah ini, walaupun masih banyak kekurangan atas semuanya dalam makalah
ini. Sebagaimana kata pepatah “tak ada gading yang tak retak”, makalah ini
sangatlah jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penyusun mengharapkan kritik dan
saran dari pembaca untuk menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Daftar isi
Bab I Pendahuluan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Bab IV Analisa dan Kesimpulan .............................................................................. 30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejak abad ke-1 Hijriah atau abad ke-7 Masehi, kawasan Asia Tenggara
mulai berkenalanan dengan ―tradisi‖ Islam, meskipun frekuensinya tidak terlalu
besar. Pengenalan ini berlangsung sejalan dengan munculnya para saudagar
Muslim di beberapa tempat di Asia Tenggara. Bukti tertua adanya ―komunitas‖
Muslim di Asia Tenggara adalah dua buah makam yang bertarikh sekitar abad ke-
5 Hijriah/ke-11 Masehi di Pandurangga (kini Panrang, Viet Nam) dan di Leran
(Gresik, Indonesia).
Kehadiran Islam secara lebih nyata di Indonesia terjadi pada sekitar abad
ke-13 Masehi, yaitu dengan adanya makam dari Sultan Malik as-Saleh yang
mangkat pada bulan Ramadhan 696 Hijriah/1297 Masehi. Ini berarti bahwa pada
abad ke-13 Masehi di Nusantara sudah ada institusi kerajaan yang bercorak Islam.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
melakukan hubungan dagang dan diplomatik dengan kerajaan-kerajaan Islam di
Timur Tengah. Bukti-bukti arkeologis yang mendukung ke arah itu ditemukan di
Laut Jawa dekat Cirebon. Di antara komoditi perdagangan yang asalnya dari
Timur Tengah ditemukan indikator ―keIslaman‖ yang berupa sebuah cetakan
tangkup (mould) yang bertulisan asma‗ul husnah.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Tradisi kecil (tradisi local, Islamicate) adalah realm of influence- kawasan-
kawasan yang berada di bawah pengaruh Islam (great tradition). Tradisi local ini
mencakup unsur-unsur yang terkandung di dalam pengertian budaya yang
meliputi konsep atau norma, aktivitas serta tindakan manusia, dan berupa karya-
karya yang dihasilkan masyarakat.
Dalam istilah lain proses akulturasi antara Islam dan Budaya local ini
kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan local genius, yaitu kemampuan
menyerap sambil mengadakan seleksi dan pengolahan aktif terhadap pengaruh
kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai suatu ciptaan baru yang unik, yang
tidak terdapat di wilayah bangsa yang membawa pengaruh budayanya. Pada sisi
lain local genius memiliki karakteristik antara lain: mampu bertahan terhadap
budaya luar; mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar;
mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam budaya asliu;
dan memilkiki kemampuanmengendalikan dan memberikan arah pada
perkembangan budaya selanjutnya.
B. Rumusan Masalah
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Bagaimana proses asimilasi Islam dengan masyarakat Indonesia?
Bagaimana proses terjadinya akulturasi antara Islam dan budaya
Nusantara?
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB II
KONSEPSI TEORI
A. Pengertian Agama
Kata agama berasal dari bahasa Sansekerta dari kata a berarti tidak dan
gama berarti kacau. Kedua kata itu jika dihubungkan berarti sesuatu yang tidak
kacau. Jadi fungsi agama dalam pengertian ini memelihara integritas dari seorang
atau sekelompok orang agar hubungannya dengan Tuhan, sesamanya, dan alam
sekitarnya tidak kacau. Karena itu menurut Hinduisme, agama sebagai kata benda
berfungsi memelihara integritas dari seseorang atau sekelompok orang agar
hubungannya dengan realitas tertinggi, sesama manusia dan alam sekitarnya.
Ketidak kacauan itu disebabkan oleh penerapan peraturan agama tentang
moralitas,nilai-nilai kehidupan yang perlu dipegang, dimaknai dan diberlakukan.
Pengertian itu jugalah yang terdapat dalam kata religion (bahasa Inggris)
yang berasal dari kata religio (bahasa Latin), yang berakar pada kata religare yang
berarti mengikat. Dalam pengertian religio termuat peraturan tentang kebaktian
bagaimana manusia mengutuhkan hubungannya dengan realitas tertinggi
(vertikal) dalam penyembahan dan hubungannya secara horizontal. 69
69
Mulyono Sumardi, Penelitian Agama, Masalah dan Pemikiran, hal. 71
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Islam juga mengadopsi kata agama, sebagai terjemahan dari kata Al-Din
seperti yang dimaksudkan dalam Al-Qur‘an surat 3 : 19 ( Zainul Arifin Abbas,
1984 : 4). Agama Islam disebut Din dan Al-Din, sebagai lembaga Ilahi untuk
memimpin manusia untuk mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Secara
fenomenologis, agama Islam dapat dipandang sebagai Corpus syari‘at yang
diwajibkan oleh Tuhan yang harus dipatuhinya, karena melalui syari‘at itu
hubungan manusia dengan Allah menjadi utuh. Cara pandang ini membuat agama
berkonotasi kata benda sebab agama dipandang sebagai himpunan doktrin.
―Agama adalah keprihatinan maha luhur dari manusia yang terungkap selaku
jawabannya terhadap panggilan dari yang Maha Kuasa dan Maha Kekal.
Keprihatinan yang maha luhur itu diungkapkan dalam hidup manusia, pribadi atau
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
kelompok terhadap Tuhan, terhadap manusia dan terhadap alam semesta raya
serta isinya‖.
70
Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, hlm. 170
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Lebih tegas dikatakan Geertz, bahwa wahyu membentuk suatu struktur
psikologis dalam benak manusia yang membentuk pandangan hidupnya, yang
menjadi sarana individu atau kelompok individu yang mengarahkan tingkah laku
mereka. Tetapi juga wahyu bukan saja menghasilkan budaya immaterial, tetapi
juga dalam bentuk seni suara, ukiran, bangunan. 71
71
Geertz, Clifford, Kebudayaan dan Agama, 1992, hlm. 13
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
berbudidaya dan dapat berkreasi dalam kebebasan menciptakan pelbagai objek
realitas dan tata nilai baru berdasarkan inspirasi agama.
Jika kita teliti budaya Indonesia, maka tidak dapat tidak budaya itu terdiri
dari 5 lapisan. Lapisan itu diwakili oleh budaya agama pribumi, Hindu, Buddha,
Islam dan Kristen. 72
72
Andito, Atas Nama Agama, Wacana Agama Dalam Dialog Bebas Konflik, 1998, hlm. 77-79
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Lapisan keempat adalah agama Islam yang telah menyumbangkan
kepekaan terhadap tata tertib kehidupan melalui syari‘ah, ketaatan melakukan
shalat dalam lima waktu,kepekaan terhadap mana yang baik dan mana yang jahat
dan melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat (amar makruf nahi munkar)
berdampak pada pertumbuhan akhlak yang mulia. Inilah hal-hal yang
disumbangkan Islam dalam pembentukan budaya bangsa.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
hiasan-hiasan mendekati gaya India sedang atapnya dibuat dengan motif rumah
Minangkabau.73
73
Tule, Philipus, Wilhelmus Julie, ed Agama-agama, Kerabat Dalam Semesta, hlm. 159.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Tujuannya agar dalam kehidupan pluralisme keagamaan perlu
dikembangkan religious literacy, yaitu sikap terbuka terhadap agama lain yaitu
dengan jalan melek agama. Pengembangan religious literacy sama dengan
pemberantasan buta huruf dalam pendidikan. Kita akui bahwa selama ini penganut
agama buta huruf terhadap agama diluar yang dianutnya. Jadi perlu diadakan
upaya pemberantasan buta agama, Karena buta terhadap agama lain maka orang
sering tertutup dan fanatik tanpa menh\ghiraukan bahwa ada yang baik dari agama
lain. Kalau orang melek agama, maka orang dapat memahami ketulusan orang
yang beragama dalam penyerahan diri kepada Allah dalam kesungguhan. Sikap
melek agama ini membebaskan umat beragama dari sikap tingkah laku curiga
antara satu dengan yang lain. Para pengkhotbah dapat berkhotbah dengan
kesejukan dan keselarasan tanpa bertendensi menyerang dan menjelekkan agama
lain.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
D. Proses masuknya Islam Ke Indonesia
Hingga saat ini tidak ada satupun bukti tertulis yang secara tersurat
menyatakan bahwa Islam masuk di Nusantara pada tahun atau abad sekian dan
yang membawa masuk adalah si Nasruddin (misalnya). Kajian mengenai dugaan
masuknya Islam di Nusantara hingga saat ini baru didasarkan atas bukti tertulis
dari nisan kubur serta beberapa naskah yang menuliskan para pedagang Islam.
yang ditemukan di beberapa tempat di Nusantara, seperti di Aceh, Barus (pantai
barat Sumatra Utara) dan Gresik (Jawa Timur).
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
sumber-sumber tertulis, serta luasnya geografis Indonesia sehingga untuk
mengintegrasikan data dari berbagai daerah juga sulit.
Tidak ada satupun pendapat yang pasti mengenai kapan masuknya Islam
di Nusantara jika mengingat hubungan kerajaan-kerajaan di Nusantara dengan
Timur Tengah, Persia, India, dan Tiongkok sudah berlangsung lama. Para
saudagar dari tempat-tempat tersebut membawa dan mengambil komoditi
perdagangan dari dan ke Nusantara. Dari Nusantara mereka membawa hasil-hasil
hutan yang laku dijual di pasaran, seperti kapur barus, kemenyan, dan rempah-
rempah. Dari tempat asalnya mereka membawa barang-barang kaca, keramik,
kain sutra/brokat, batu-batu mulia dan barang-barang perunggu. Sebelum Islam
ada, para pedagang, pendeta, dan bhiksu menyebarkan budaya India di Nusantara,
termasuk penyebaran agama Hindu dan Buddha. Pada masa abad ke-7-10 Masehi,
Śrīwijaya pernah menjadi pusat pengajaran agama Buddha. Dengan demikian,
kuat dugaan bahwa Islam masuk ke Nusantara juga dibawa oleh para saudagar.
Baru-baru ini, sektar tahun 2004 di perairan laut Jawa sebelah utara
Cirebon ditemukan runtuhan sebuah kapal yang diduga tenggelam karena
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
kelebihan muatan. Berdasarkan pertanggalan keramik dan teknologi
pembuatannya, kapal yang tenggelam tersebut berasal dari sekitar abad ke-10
Masehi. Muatannya bermacam-macam yang berasal dari berbagai tempat di luar
Nusantara. Berdasarkan ciri-ciri fisiknya, dapat diduga bahwa barang-barang
muatan kapal tersebut berasal dari daerah Timur Tengah, India, dan Tiongkok.
Sebagian besar merupakan barang dagangan, dan sebagaian lagi merupakan
barang-barang untuk upacara keagamaan atau benda-benda keagamaan.
Dalam tulisan singkat ini, saya hendak mengungkapkan tentang salah satu
cara masuk dan berkembangnya Islam di Nusantara pada satu kurun waktu sekitar
abad ke-10 Masehi. Data untuk bahan kajian berasal dari artefak-artefak yang
ditemukan dari kapal yang tenggelam di perairan Cirebon serta data lain yang
ditemukan dari hasil penelitian arkeologi. Dari data tersebut kemudian akan
ditarik pada budaya Islam di Nusantara dalam konteks kekinian. Timbul dan
berkembangnya suatu aliran atau mazhab tertentu dapat tergantung darimana
asalnya aliran tersebut. Pada masa kini, sebagian masyarakat yang beragama
Islam di Indonesia menganut tradisi Suni. Namun tidak tertutup kemungkinan ada
juga yang menganut tradisi Syi‗ah. Kedua tradisi tersebut bermazhab Syafi‗i.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
749 Masehi) kemudian Bani Abbasiyah (750-870 Masehi). Di ujung timur Asia
terdapat kekaisaran Tiongkok di bawah kekuasaan Dinasti T‗ang (618-907
Masehi). Kedua emporium itu mungkin yang mendorong majunya pelayaran dan
perdagangan Asia, tetapi jangan dilupakan peranan Śrīwijaya sebagai sebuah
emporium yang menguasai Selat Melaka pada abad ke-7-11 Masehi. Emporium
ini merupakan kerajaan maritim yang menitik beratkan pada pengembangan
pelayaran dan perdagangan.
Nama Persia yang sekarang disebut Iran, menurut catatan harian Tionghoa
adalah Po-sse atau Po-ssu yang biasa diidentifikasikan atau dikaitkan dengan
kapal-kapal Persia, dan sering pula diceriterakan sama-sama dengan sebutan Ta-
shih atau Ta-shih K‗uo yang biasa diidentifikasikan dengan Arab. Po-sse dapat
juga dimaksudkan dengan orang-orang Persia yaitu orang-orang Zoroaster yang
berbicara dalam bahasa Persi –orang-orang Muslim asli Iran—yang dapat pula
digolongkan pada orang-orang yang disebut Ta-shih atau orang-orang Arab.
Orang Zoroaster dikenal oleh orang Arab sebagai orang Majus yang merupakan
mayoritas penduduk Iran setelah peng Islaman.
Bukti-bukti arkeologis yang mengindikasikan kehadiran pedagang Po-sse
di Kehadiran orang-orang Po-ssu bersama-sama dengan orang-orang Ta-shih di
bandar-bandar sepanjang tepian Selat Melaka, pantai barat Sumatera, dan pantai
timur Semenanjung Tanah Melayu sampai ke pesisir Laut Tiongkok Selatan
diketahui sejak abad ke-7 Masehi atau abad ke-1 Hijriah. Mereka dikenal sebagai
pedagang dan pelaut ulung. Sebuah catatan harian Tionghoa yang meceriterakan
perjalanan pendeta Buddha I-tsing tahun 671 Masehi dengan menumpang kapal
Po-sse dari Kanton ke arah selatan, yaitu ke Fo-shih (Śrīwijaya). Catatan harian
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
itu mengindikasikan kehadiran orang-orang Persia di bandar-bandar di pesisir laut
Tiongkok Selatan dan Nusantara. Kemudian pada tahun 717 Masehi diberitakan
pula tentang kapal-kapal India yang berlayar dari Srilanka ke Śrīwijaya dengan
diiringi 35 kapal Po-sse. Tetapi pada tahun 720 Masehi kembali lagi ke Kanton
karena kebanyakan dari kapal-kapal tersebut mengalami kerusakan. 74
74
Poerbatjaraka, R, Ng, 1952, Riwayat Indonesia I, hlm. 31-32
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Masehi, Samudera Pasai bukan hanya kerajaan Islam pertama di Nusantara, tetapi
juga di Asia Tenggara. Kehadiran kerajaan Islam ini semakin mempererat
hubungan antara Sumatera dan negara-negara di Arab dan Persia.
Pada pertengahan abad ke-14 Masehi Ibn Batuta singgah di Pasai yang
pada waktu itu diperintah oleh Sultan Malik al-Zahir. Dalam catatan hariannya
disebutkan bahwa Sultan adalah seorang penganut Islam yang taat dan ia
dikelilingi oleh para ulama dan dua orang Persia yang terkenal, yaitu Qadi Sharif
Amir Sayyid dari Shiraz dan Taj ad-Din dari Isfahan. Ahli-ahli tasawwuf atau
kaum sufi yang datang ke Samudera Pasai dan juga ke Melaka dimana para sultan
menyukai ajaran ―manusia sempurna/Insan al-Kamil‖ mungkin sekali dari Persia.
2. Tinggalan Budaya
Pada sekitar abad ke-7 Masehi para pedagang Muslim dari Timur Tengah
dan Persia giat melakukan aktivitas perdagangan. Berdasarkan suatu keyakinan
bahwa setiap insan dalam pandangan Islam termasuk pedagang Muslim mem-
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
punyai kewajiban untuk menyampaikan ajaran Islam kepada siapapun sesuai
dengan cara yang baik dan persuasif, sejalan dengan urusan perdagangan
menyebar pula agama Islam. Berawal dari pengislaman daerah pesisir Anak
Benua India, kemudian memicu/merangsang bukan saja hubungan dagang tetapi
juga berbagai bentuk hubungan dan pertukaran keagamaan, sosial, politik, dan
kebudayaan. Sebenarnya sejak abad-abad pertama terjadinya perdagangan
internasional melalui laut, bukan hubungan perdagangan semata, tetapi juga
hubungan politik dan kebudayaan.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
kapal yang terdiri dari bermacam status sosial dan profesi. Ada golongan
pedagang, mungkin ada bangsawan dan pendeta/bhiksu, dan ada juga penumpang
biasa. Semua itu dapat diketahui dari benda-benda yang disandangnya.
Melihat gaya tulisan kufik yang dipakai tampaknya masih kaku jika
dibandingkan dengan gaya tulisan kufik pada batu nisan Malik as-Saleh (wafat
1297 Masehi) dari Samudra Pasai (Aceh). Bentuk tulisan ini diduga berasal dari
sekitar abad ke-9-10 Masehi yang dikembangkan di daerah Kufah pada masa
pemerintahan kekhalifahan Bani Abassiyah (750-870 Masehi).
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Sebuah cetakan (mould) dengan ciri-ciri antara lain tulisan digoreskan
pada bidang segi empat dalam bentuk negatif. Bidang segi empat yang bertulisan
tersebut ada dua buah dibentuk dengan cara ―dikorek‖ sedalam kurang dari 0,5
mm. Dari bagian sisi bawah (dilihat dari bentuk tulisan/aksara) dari bidang segi
empat tersebut terdapat garis yang bertemu pada satu titik. Pada titik pertemuan
kemudian melebar membentuk corong. Garis berpotongan tersebut mempunyai
ukuran lebar 1 mm. dan dalam kurang dari 0,5 mm. Bagian yang membentuk
corong berukuran lebar 1-3 mm. Di bagian bawah bidang empat persegi, terdapat
dua buah tonjolan yang bergaristengah sekitar 5 mm. dan tinggi sekitar 3 mm. Di
bagian atas bidang segiempat terdapat garis yang dibentuk dengan cara dikorek,
kemudian permukaan lainnya lebih tinggi dari permukaan atas dua bidang
segiempat.
Hasil dari logam yang dicor tersebut berupa lempengan tipis dengan
kalimat-kalimat asma‗ul husna yang timbul. Kalimat-kalimat tersebut dikelilingi
bingkai empat persegi dengan hiasan titik-titik seperti umumnya terdapat pada
mata-uang logam. Bagian yang memanjang, dapat dipotong dan dapat pula tidak.
Saya belum dapat memastikan fungsi dari benda yang dicetak tersebut.
Berdasarkan perbandingan yang diketahui, benda semacam ini berfungsi sebagai
jimat dengan tulisan asma‗ul husna. Memang dalam keyakinan Islam tidak
Copyright by Rismalil Ismi Afida
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
dikenal jimat, tetapi dalam kenyataannya sebagian umat Islam memandangnya
sebagai jimat yang bertulisan asma‗ul husna.
Kalau ditelaah dari stempel yang beraksara Arab tersebut, kapal asing
yang tenggelam bersama kargonya di perairan Cirebon, diduga kapal yang berasal
dari pelabuhan Kufah atau Basra yang sekarang termasuk wilayah Republik Irak.
Ini berarti bahwa kapal bersama kargonya berasal dari sekitar abad ke-10 Masehi.
Dalam pelayarannya ke arah timur (mungkin ke Kambangputih, Tuban) di
perairan Cirebon tertimpa musibah dan tenggelam bersama kargonya. Dilihat dari
posisinya di dasar laut, kapal ini tenggelam karena kelebihan muatan. Bagian
ruang nakhoda masih tampak utuh (tidak terlalu porak poranda).
Artefak yang berbentuk tanduk pada bagian yang lurus berukuran panjang
sekitar 10 cm. Bagian pangkalnya berbentuk segi delapan dengan garis tengah 4
cm. Bagian yang melengkung diberi hiasan berupa ukir-ukiran sulur daun. Bagian
pangkalnya berbentuk helaian teratai. Berdasarkan perbandingan dengan benda
yang sama dan menjadi koleksi Museum Nasional, benda tersebut merupakan
hulu sebuah pedang. Hulu pedang koleksi Museum Nasional tersebut ditemukan
di Cirebon dan berasal dari sekitar abad ke-8-9 Masehi.
Ada kemungkinan lain artefak ini berfungsi sebagai hulu pedang (pendek).
Cirinya tampak pada sebuah lubang empat persegi panjang pada bagian
pangkalnya. Lubang empat persegi panjang ini berfungsi sebagai tempat untuk
memasukan bilah senjata tajam pada pegangan. Apabila difungsikan sebagaimana
layaknya pedang, pegangan ini terasa tidak nyaman. Mungkin saja senjata tajam
dengan gagangnya dari emas berhiasan ukiran ini berfungsi sebagai simbol status
dari pemiliknya.
Benda lain yang diduga merupakan hulu pisau atau senjata tajam adalah
benda dari kristal yang berbentuk seperti cumi-cumi (sotong). Bagian untuk
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
memasukan bilah senjata berdenah bulat panjang. Pada foto tampak samar-samar
lubang yang memanjang dari ujung ke bagian tengah. Bagian atas (lihat foto)
ditempatkan melekat pada telapak tangan, sedangkan bagian bawah melekat pada
jari-jari tangan.
Hampir seluruh artefak yang diangkut tersebut bukan produk salah satu
kerajaan di Nusantara. Ada yang berasal dari Timur Tengah dan India, dan ada
pula yang berasal dari Tiongkok. Meskipun demikian, artefak tersebut manfaatnya
sangat besar bagi sejarah kebudayaan Indonesia, khususnya sejarah masuknya
Islam di Indonesia. Berdasarkan sumber-sumber tertulis para sejarahwan berteori
bahwa masuknya Islam di Indonesia dibawa oleh kaum pedagang Islam. Dengan
ditemukannya artefak-artefak yang berasal dari negeri-negeri yang beragama
Islam dalam konteksnya dengan barang dagangan, teori tersebut semakin
mendekati kebenaran. Cetakan beraksara Arab dengan menyebutkan nama-nama
Allah, merupakan bukti kuat bahwa Islam masuk melalui ―perantara‖ para
pedagang Islam.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Persian Glass ditemukan di situs-situs arkeologi yang diduga merupakan
bekas pelabuhan kuna. Sebuah penelitian arkeologis di Situs Labo Tua, Barus
berhasil menemukan sejumlah besar temuan barang-barang kaca Persia dalam
bentuk pecahan dan utuhan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, benda-benda itu
mungkin sekarang di tempat asalnya sudah tidak diproduksi lagi. Pelabuhan
tempat barang tersebut dikapalkan antara lain dari Siraf yang letaknya di pantai
timur teluk Persia.
Indikator Persia lain ditemukan pada batu nisan Na‗ina Husam al-Din
berupa kutipan syair yang ditulis penyair kenamaan Persia, Syaikh Muslih al-din
Sa‗di (1193-1292 Masehi). Ditulis dalam bahasa Persia dengan aksara Arab,
merupakan satu-satunya syair bahasa Persia yang ditemukan di Asia Tenggara.
Batu nisan ini bentuknya indah dengan hiasan pohon yang distilir (disamarkan)
dan hiasan-hiasan kaligrafi yang berisikan kutipan syair Persia dan kutipan
al‗Quran II: 256 ayat Kursi.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Wali Sanga di tanah Jawa dikenal sebagai sembilan orang Wali-Ullah
yang dianggap sebagai penyiar-penyiar terkemuka agama Islam. Mereka ini
sengaja dengan giat menyebarkan dan mengajarkan pokok-pokok ajaran Islam.
Waktu penduduk tanah Jawa masih berkepercayaan lama yang percaya dengan
hal-hal gaib, para wali tersebut dipercaya mempunyai kekuatan gaib, mempunyai
kekuatan batin yang berlebih, dan mempunyai ilmu yang tinggi. Karena itulah
mereka itu dipercaya sebagai pembawa dan penyiar agama Islam ahli dalam
tasawwuf.
Wali Sanga jumlahnya ada sembilan orang, yaitu Sunan Gunung Jati,
Sunan Ampel, Sunan Bonang, Sunan Drajat, Sunan Kalijaga, Sunan Giri, Sunan
Kudus, Sunan Muria, dan Syekh Siti Jenar. Kebanyakan dari gelar-gelar ini di-
ambil dari nama tempat mereka dimakamkan, misalnya Gunung Jati di dekat
Cirebon, Drajat dekat Tuban, Muria di lereng Gunung Muria, Kudus di Kudus
dsb.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
adalah yang masih keturunan Nabi Muhammad SAW. Dengan adanya Ijma,
dimungkinkan yang bukan keturunan Nabi Muhammad SAW dapat menjadi
Khalifah. Karena itulah yang kaum Syi‗ah menganggap al-Qur‗an dan Hadist saja
yang menjadi dasar hukum agama Islam, sedangkan Ijma dan Qiyash (= per-
umpamaan) tidak perlu.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Peringatan Hari Arbain dirayakan juga di Desa Marga Mukti,
Pengalengan, Jawa Barat. Ratusan umat Islam Syi‗ah memenuhi Masjid al-
Amanah untuk melakukan nasyid, doa persembahan kepada Imam Husein, dan
ziarah Arbain, doa untuk keluarga Ali bin Abi Thalib.
75
Azyumardi Azra, Konteks Berteologi di Indonesia: Pengalaman Islam, hal. 13.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Tradisi besar (Islam) adalah doktrin-doktrin original Islam yang permanen,
atau setidak-tidaknya merupakan interpretasi yang melekat ketat pada ajaran
dasar. Dalam ruang yang lebih kecil doktrin ini tercakup dalam konsepsi
keimanan dan syariah-hukum Islam yang menjadi inspirasi pola pikir dan pola
bertindak umat Islam. Tradisi-tradisi ini seringkali juga disebut dengan center
(pusat) yang dikontraskan dengan peri-feri (pinggiran).
Dalam istilah lain proses akulturasi antara Islam dan Budaya local ini
kemudian melahirkan apa yang dikenal dengan local genius, yaitu kemampuan
menyerap sambil mengadakan seleksi dan pengolahan aktif terhadap pengaruh
kebudayaan asing, sehingga dapat dicapai suatu ciptaan baru yang unik, yang
tidak terdapat di wilayah bangsa yang membawa pengaruh budayanya. Pada sisi
lain local genius memiliki karakteristik antara lain: mampu bertahan terhadap
budaya luar; mempunyai kemampuan mengakomodasi unsur-unsur budaya luar;
mempunyai kemampuan mengintegrasi unsur budaya luar ke dalam budaya asli;
dan memiliki kemampuan mengendalikan dan memberikan arah pada
perkembangan budaya selanjutnya. 76
76
Soejanto Poespowardojo, Pengertian Local Genius dan Relevansinya dalam modernisasi,
kepribadian budaya bangsa (local genius), hal. 28
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Di sisi lain budaya-budaya local yang ada di masyarakat, tidak otomatis hilang
dengan kehadiran Islam. Budaya-budaya local ini sebagian terus dikembangkan
dengan mendapat warna-warna Islam. Perkembangan ini kemudian melahirkan
―akulturasi budaya‖, antara budaya local dan Islam.
Pada sisi lain, secara fisik akulturasi budaya yang bersifat material dapat
dilihat misalnya: bentuk masjid Agung Banten yang beratap tumpang, berbatu
tebal, bertiang saka, dan sebagainya benar-benar menunjukkan ciri-ciri arsitektur
local. Sementara esensi Islam terletak pada ―ruh‖ fungsi masjidnya. Demikian
juga dua jenis pintu gerbang bentar dan paduraksa sebagai ambang masuk masjid
di Keraton Kaibon. Namun sebaliknya, ―wajah asing‖ pun tampak sangat jelas di
kompleks Masjid Agung Banten, yakni melalui pendirian bangunan Tiamah
dikaitkan dengan arsitektur buronan Portugis,Lucazs Cardeel, dan pendirian
menara berbentuk mercu suar dihubungkan dengan nama seorang Cina: Cek-ban
Cut.9
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
yang bercorak Islam di Jawa, sebagaimana di Cirebon, Yogyakarta dan Surakarta.
Ibukota Kerajaan Banten dan Cirebon kemudian berperan sebagai pusat kegiatan
perdagangan internasional dengan ciri-ciri metropolitan di mana penduduk kota
tidak hanya terdiri dari penduduk setempat, tetapi juga terdapat perkampungan-
perkampunan orang-orang asing, antara lain Pakoja, Pecinan, dan kampung untuk
orang Eropa seperti Inggris, Perancis dan sebagainya.
Dalam bidang kerukunan, Islam di daerah Banten pada masa lalu tetap
memberikan perlakuan yang sama terhadap umat beragama lain. Para penguasa
muslim di Banten misalnya telah memperlihatkan sikap toleransi yang besar
kepada penganut agama lain. Misalnya dengan mengizinkan pendirian vihara dan
gereja di sekitar pemukiman Cina dan Eropa. Bahkan adanya resimen non-muslim
yang ikut mengawal penguasa Banten. Penghargaan atau perlakuan yang baik
tanpa membeda-bedakan latar belakang agama oleh penguasa dan masyarakat
Banten terhadap umat beragama lain pada masa itu, juga dapat dilisaksikan di
kawasan-kawasan lain di nusantara, terutama dalam aspek perdagangan. Penguasa
Islam di berbagai belahan nusantara telah menjalin hubungan dagang dengan
bangsa Cina, India dan lain sebagainya sekalipun di antara mereka berbeda
keyakinan.
Aspek akulturasi budaya local dengan Islam juga dapat dilihat dalam
budaya Sunda adalah dalam bidang seni vokal yang disebut seni beluk. Dalam
seni beluk sering dibacakan jenis cirita (wawacan) tentang ketauladanan dan sikap
keagamaan yang tinggi dari si tokoh. Seringkali wawacan dari seni beluk ini
berasal dari unsur budaya local pra-Islam kemudian dipadukan dengan unsur
Islam seperti pada wawacan Ugin yang mengisahkan manusia yang memiliki
kualitas kepribadian yang tinggi. Seni beluk kini biasa disajikan pada acara-acara
selamatan atau tasyakuran, misalnya memperingati kelahiran bayi ke-4- hari
(cukuran), upacara selamatan syukuran lainnnya seperti kehamilan ke-7 bulan
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
(nujuh bulan atau tingkeban), khitanan, selesai panen padi dan peringatan hari-
hari besar nasional.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Gambaran ideal tentang kerukunan antara umat Islam dan non-Islam
sebagaimana yang dicontohkan nabi dan yang kemudian menjadi model bagi tata
laku kehidupan bermasyarakat dan bernegara ini secara original dapat dilihat
dalam butir-butir ―Piagam Madinah‖. Dalam piagam ini hak-hak penganut agama
Yahudi untuk hidup berdampingan secara damai dengan umat Islam dinyataan
secara tegas. Harkat dan martabat kaumYahudipun kemudian terangkat dari
sekedar klien kesukuan menjadi warga negara yang sah sebagaimana yang dialami
oleh kaum muslimin. Tidak ada perbedaan perlakuan antara keduanya. Posisi
demikian ini tidak pernah dimiliki kaum Yahudi sejak invasi Babilonia pada 586
SM. Dalam bingkai negara Madinah inilah kaum Yahudi dapat menjalankan
ajaran agamanya sesuai dengan ajaran Taurat. Tidak hanya itu, negara Madinah
juga menjamin dan memikul tanggung jawab tentang ke-Yahudian itu. Perlakuan
negara Madinah yang demikian adil tanpa diskriminasi, khususnya terhadap
komunitas Yahudi ini mengantarkan peradaban Yahudi dengan berbagai aspeknya
mencapai masa ―keemasannya‖ di bawah pemerintahan Islam.
Situasi dan kondisi yang istimewa tersebut juga dialami oleh kaum
Nasrani, terutama pasca ―futuhat‖ Makkah. Kaum Kristen Najran Yaman
mendatangi Nabi untuk memperjelas posisi mereka vis-à-vis negara Islam.
Delegasi mereka ini diterima dengan baik oleh Nabi. Sebagian mereka kemudian
memeluk agama Islam. sementara yang lain tetap pada keyakinan agamanya di
dalam kerangka negara Islam. Nabi kemudian mengukuhkan posisi mereka
sebagai ummah yang khas, sebagaimana halnya yang dialami oleh kaum Yahudi.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Prinsip persamaan, keadilan dan kebebasan yang diberikan oleh penguasa
Islam kepada umat-umat lain ini yang kemudian menyebabkan umat Kristen
tumbuh dan berkembang secara luas. Bahkan pada abad-abad pertama hijriah,
mayoritas penduduk di dalam entitas politik Muslim adalah penganut Kisten.
Situasi demikian tidak mereka dapati pada masa-masa sebelumnya seperti pada
masa kekuasaan Roma Kristen maupun Bizantium Yunani.
Prinsip prinsip luhur kerukunan tersebut juga dapat dijumpai pada hampir
di wilayah-wilayah kekuasaan Islam lainnya, seperti di anak Benua India. Di
wilayah ini para penganut, Hindu dan Budha mendapat hak yang sama
sebagaimana yang diperoleh kaum Yahudi dan Nasrani. Ketika kekuasaan Islam
berakhir, masyarakat tetap berada pada keyakinan semula. Hal ini membuktikan
bahwa prinsip toleransi atau kerukunan tetap menjadi pegangan bagi para
penguasa muslim.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
penguasa muslim, sekalipun saling pengertian dan kerukunan timbal balik tidak
berkembang sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan masih adanya
prasangka-prasangka negatif dari masing-masing pihak. Para teolog muslim
misalnya mempelajari Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru untuk menyanggah
Ketuhaan Yesus, dan penyalipan Yesus, serta menuduh kaum Nasrani telah
menyelewengkan kitab sucinya. Sementara di pihak lain, kaum Nasrani
mempelajari Islam hanya untuk membuktikan bahwa Islam hanyalah agama bidat
dan anti Kristus.
Hubungan antara Islam dan Kristen selama masa tersebut memang tidak
selalu berjalan dalam keadaan ko-eksistensi damai. Karena sejak abad IX M telah
mulai tampak benih-benih ketidakharmonisan itu. Hal ini disebabkan antara lain
perkembangan sosial politik di dalam kekuasaan Islam sendiri yang telah
memperlihatkan perpecahan. Ketidakstabilan dalam bidang politik ini pada
gilirannya mengganggu hubungan Islam-Kristen.
Perbedaan doktinal antara Kristen dan Islam tidak selalu mudah untuk
didamaikan,bahkan mungkin dianggap sebagai sesuatu yang musykil. Misalnya
perbedaan antara Islam dan Kristen tentang Ketuhanan Yesus, khususnya tentang
penyalibannya. Pihak Islam umumnya meyakini bahwa tidak ada penyaliban
terhadapYesus (nabi Isa). Sementara umat Kristiani penyaliban Yesus sebagai
sesuatu keyakinan yang sudah final. Demikian pula doktrin tentang kerasulan
Muhammad. Umat Islam meyakini bahwa Muhammad sebagai Nabi terakhir,
akan tetapi umat Kristen tidak mengakui hal ini. Kedua agama ini masing-masing
tidak mengakui adanya keselamatan di luar agamanya. Inilah beberapa prinsip
fundamental yang membedakan keduanya, sehingga sulit untuk disatukan.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Selain perbedaan-perbedaan doctrinal secara teologis, perbedaan lain yang
menempatkan Islam sebagai ajaran eksklusif adalah ajaran Islam tentang larangan
memakan hewan tertentu.(Q.S.al-Maidah:3).Ajaran ini bagi Islam tidak bisa
ditawar-tawar lagi sebagai hal yang mutlak yang harus dipatuhi. Sementara dalam
agama lain, terutama Kristen larangan tentang memakan hewan tertentu (babi dan
anjing) tidak ada. Di pihak lain agama Hindu (India) ada larangan untuk memakan
hewan tertentu, sementara Islam justru menganjurkannya sebagai binatang
kurban, misalnya binatang sapi.
Dengan demikian, agama dan budaya harus dapat menjadi instrumen bagi
pengembangan kebudayaan dan budaya seharusnya dapat berjalan seiring dalam
rangka memperkuat kerukunan antar umat beragama
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB III
STUDI KASUS
Keragaman budaya menjadi salah satu ciri utama yang dimiliki masyarakat
Indonesia. Dari zaman ketika kerajaan-kerajaan masih hadir menghidupi ruang
sejarah negeri ini hingga era modern seperti kini, keragaman itu tetap ada, bahkan
nampak semakin bertambah. Ketidaksamaan itu kini tidak lagi memonopoli
perkotaan besar yang biasanya menjadi tempat bermuaranya berbagai macam
budaya dan agama. Di setiap penjuru nusantara ini, telah diisi dengan berbagai
rupa-rupa yang berbeda begitulah Indonesia perjalanan panjang sebagai sebuah
bangsa yang majemuk, membekaskan sebuah citraan pada diri tubuh multikultur
ini. Indonesia merupakan salah satu tempat bersinggungan berbagai macam
budaya dan agama. Proses asimilasi atau akulturasi sering nampak dalam gerak-
gerak praktis nuansa kehidupan yang ada di dalamnya. Sebut saja misalnya
budaya Islam Jawa.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Keunikan Islam Jawa menurut tesis Gertz menurut saya terletak pada
gerak spritualitas yang dilakukan oleh Golongan Abangan. Di akar budaya yang
dimiliki oleh golongan ini, kekerasan budaya tidaklah nampak begitu menonjol.
Bahkan dalam pertemuan antara Islam dan budaya Jawa dalam diri mereka terlihat
begitu mesra. Baik unsure Islam maupun Jawa, terlihat ada saling mengerti.
Gerusan-gerusan yang mungkin dapat dikatakan sebagai sinkretisme budaya ini
berjalan pelan dan akhirnya menjadi sinergi. Contoh menarik adalah peringatan
tahun baru 1429 hijriah beberapa waktu lalu di daerah Sragen, Jawa Tengah.
Acara menarik itu dilakukan di komplek makam Pangeran Samudera. Seorang
tokoh keramat bagi masyarakat setempat. Sejarah pasti budaya memohon berkah
di tempat ini masih nampak kabur. Yang jelas budaya ini ada sebagai bentuk
akulturasi budaya Jawa dan Islam. Nuansa kedua unsure ini begitu kental,
bercampur memunculkan satu tradisi baru yang tidak meninggalkan akar rumput
yang dimilikinya.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
adalah air yang berasal dari tujuh mata air disekitar komplek makam Pangeran
Samudera. Tujuh air ini ditempatkan di tujuh tong yang berbeda. Dan secara
bergantian ketujuh tong tadi menjadi tempat pembilasan selambu. Acara diakhiri
dengan do‘a yang bernafaskan Islam, disinilah bentuk akulturasi itu muncul.
Ritual semacam ini yang sebelum kedatangan Islam diisi dengan do‘a-do‘a Hindu
atau Budha, setelah Islam dating diganti dengan do‘a-do‘a yang bersumber dari
kitab suci Islam.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
BAB IV
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
di pemakaman raja-raja Binamu di Jeneponto (Sulawesi Selatan) di atas jirat ada
patung orang yang dimakamkan. Ini adalah suatu hal yang tidak pernah terjadi di
tempat lain.
Pada tata kota, terutama kota kerajaan di jawa, juga dapat dilihat adanya
perubahan dan kesinambungan. Di civic centre kota-kota tersebut ada alun-alun,
kraton, masjid agung, dan pasar yang ditata menurut pola tertentu. Di
sekelilingnya terdapat bangunan-bangunan lain, serta pemukiman penduduk yang
juga diatur berkelompok-kelompok sesuai dengan jenis pekerjaan, asal, dan status
social.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
kebudayaan Islam dan pra-Islam. Salah satu contohnya adalah bangunan mesjid.
Akulturasi juga memicu kreativitas seniman, sehingga tercipta hasil-hasil budaya
baru yang sebelumnya belum pernah ada, juga way of life baru.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
Mungkin masih banyak lagi unsur kebudayaan lainnya yang belum
terekam dalam kehidupan bangsa Indonesia yang mendapat pengaruh Persia.
Semua ini memerlukan penelitian dari berbagai disiplin ilmu-ilmu humaniora dan
sosial, seperti arkeologi dan sejarah, antropologi, sosiologi, agama, linguistik, dan
kesusasteraan.
Ada satu hal yang patut kita syukuri dalam kehidupan beragama di Tanah
Air Indonesia. Di Tanah Air umat Islam dari berbagai aliran dapat hidup rukun.
Keadaan seperti ini sudah ―tercipta‖ sejak masa awal kedatangan Islam di
Nusantara. Para penyiar agama melakukan penyampaian dengan cara persuasif
dan menyesuaikan dengan budaya setempat, misalnya Wali Sanga menyampaikan
syiar Islam dengan cara menggunakan sarana wayang. Tidak ada sedikitpun unsur
pemaksaan. Sementara itu di belahan dunia lain, kita lihat bagaimana Libanon,
Irak, dan Afghanistan sampai hancur-hancuran sebagai akibat pertikaian sesama
umat Islam yang mungkin disebabkan karena adu domba pihak lain.
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com
DAFTAR PUSTAKA
ismi_afida@yahoo.com
riezma.afida@gmail.com