Professional Documents
Culture Documents
Bab I
Lambang Anggota PASKIBRAKA
Pada tahun 1973 Bapak Idik Sulaeman menciptakan lambang anggota, yang dimiliki
sampai sekarang.
Semula pada kelopak bahu seragam PASKIBRAKA dikenakan tanda ciri pemuda dan
pramuka (jangan lupa Ditjen UDAKA-lah pembentuk pertama dari PASKIBRAKA ini), yang
diberi lambang “Bintang Segi Lima Besar” untuk ciri pemuda dan “Cikal Kelapa Kembar” untuk
ciri pramuka.
Kedua ciri ini mendapat kritikan negatif dari beberapa pihak yang tidak senang atas
keberhasilan PASKIBRAKA.
“Bintang POLISI kok masih dipakai”.
“Lambang Pramuka tidak benar digunakan tanpa mengenakan seragam Pramuka!”. Itu
mendorong diciptakannya lambang anggota, agar sekaligus dapat menggantikan lambang ciri
anggota PASKIBRAKA.
Lambang anggota PASKIBRAKA adalah setangkai bunga teratai yang mulai mekar dan
dikelilingi oleh sebuah gelang rantai, yang mata rantainya berbentuk bulat dan belah ketupat.
Mata rantai bulat berjumlah 16 dan mata rantai belah ketupat juga berjumlah 16. Lambang berupa
bunga teratai yang tumbuh dari lumpur (tanah) dan berkembang di atas air, hal ini bermakna
bahwa anggota PASKIBRAKA adalah pemuda yang tumbuh dari bawah (orang biasa) dari tanah
air yang sedang berkembang (mekar) dan membangun. Bunga teratai berdaun bunga 3 helai
tumbuh ke atas dan 3 helai tumbuh mendatar. 3 helai pertama bermakna: belajar, bekerja dan
berbakti, 3 helai lain bermakna: aktif, disiplin dan gembira.
Mata rantai berkaitan melambangkan persaudaraan yang akrab antar sesama generasi
muda Indonesia yang ada diberbagai pelosok penjuru (16 penjuru mata angin) tanah air. Rantai
persaudaraan tanpa memandang asal suku, agama, status sosial dan golongan akan membentuk
jalinan mata rantai persaudaraan sebangsa yang kokoh dan kuat. Sehingga mampu menangkal
bentuk pengaruh dari luar dan memperkuat pertahanan nasional, melalui jiwa dan semangat
persatuan dan kesatuan yang telah tertanam dalam dada setiap anggota PASKIBRAKA.
Bab II
Lambang Korps PASKIBRAKA
Lambang korps yang lama sebelum tahun 1973 berupa lencana berupa perisai dari bahan
logam kuningan dengan gambar yang sangat sederhana. Di tengah bulatan terdapat bendera
merah putih dan di luar lingkungan terpampang tulisan “Pasukan Pengerek Bendera Pusaka”.
Lambang korps PASKIBRAKA sejak tahun 1973, dengan perisai berwarna hitam dengan
garis pinggir dan huruf berwarna kuning bertuliskan PASUKAN PENGIBAR BENDERA
PUSAKA dan TAHUN .... (di ujung bawah perisai), berisi gambar (dalam bulatan putih)
sepasang anggota PASKIBRAKA dilatar belakangi oleh bendera merah putih yang berkibar
ditiup angin dan tiga garis horison atau awan. Makna dari bentuk dan gambar:
1) Bentuk perisai bermakna “Siap bela negara” termasuk bangsa dan tanah air Indonesia,
warna hitam bermakna teguh dan percaya diri.
2) Sepasang anggota PASKIBRAKA bermakna PASKIBRAKA terdiri dari anggota putra
dan putri yang dengan keteguhan hati bertekad untuk mengabdi dan berkarya bagi
pembangunan Indonesia.
3) Bendera merah putih yang sedang berkibar adalah bendera kebangsaan dan utama
Indonesia yang harus dijunjung tinggi seluruh bangsa Indonesia termasuk generasi
mudanya, termasuk PASKIBRAKA.
4) Garis horison atau awan 3 garis menunjukkan PASKIBRAKA di 3 tingkat: nasional,
propinsi dan kabupaten/kotamadya.
5) Warna kuning berarti kebanggaan, keteladanan dalam hal perilaku dan sikap setiap
anggota PASKIBRAKA.
Bab III
Tanda Pengukuhan
Tanda pengukuhan berupa kendit atau pita/sabuk yang dililitkan ke pinggang dan
disimpul matikan di bagian depan (perut). Kendit adalah tanda ksatria pada jaman dahulu yang
mengikrarkan kesetiannya pada kerajaan.
Kini kepada para peserta eks peserta latihan pun sebagai pemegang kendit diharapkan
memiliki sifat ksatria dalam pemikiran, perkataan dan perbuatannya sehari-hari.
Kendit dibuat dari kain. Pada saat latihan Pandu Ibu Indonesia ber Pancasila dan pasukan
I s/d IV warna kendit masih polos dua warna: hijau untuk anggota pasukan dan ungu untuk
penatar/pembina.
Karena kendit warna polos meyerupai sabuk kecakapan olah raga bela diri, maka oleh
Bapak Idik Sulaeman disempurnakan menjadi kendit bermotif. Motif tersebut berupa gambar
rantai 17 mata rantai bulat dan 17 mata rantai belah ketupat, semua mata rantai berisi huruf yang
membentuk kalimat PANDU IBU INDONESIA BER PANCASILA.
Semua ukuran panjang dan lebar kendit adalah 5 cm dan 17 dm, melambangkan angka
tanggal 17 dan 5 sila, tetapi karena kesulitan teknik printingnya berubah menjadi 5 dan 140 cm.
Untuk lencana pengukuhan harian digunakan lencaa merah putih dan garuda, merah putih
di sebelah kanan dan garuda di kiri dengan warna dasar dari garuda sesuai jenis latihannya.
Warna dasar dari garuda sama dengan warna dasar kenditnya.
Lencana pengukuhan dikenakan pada baju setinggi dada sebelah kiri (di atas saku kiri
baju). Baik pada seragam maupun pada baju biasa sehari-hari. Semula lencana ini hanya merah
putih.
Kendit pengukuhan hanya dikenakan saat menghadiri upacara pengukuhan, dan tidak
dikenakan sehari-hari.