Professional Documents
Culture Documents
Pengembang
Suwanti, S.Pd., MM
Nunung Suryantini, S.Pd.
Penelaah
Dr. H. Murtadlo, M.Pd
Dra. Elly Purwanti, M.P.
Drs. Wachju Subchan, M.S., Ph.D
Perancang Grafis
Yance Ferdian, ST
Bagus Dwipayana, ST
Alamsyah YDM, ST
Rindy Andina, A.Md.
Arief Mukti Yuliyanto
Kata Pengantar
Dalam rangka mengimplementasikan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, Departemen Pendidikan Nasional melalui Direktorat
Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Ditjen PMPTK)
melaksanakan Program Better Education through Reformed Management and
Universal Teacher Upgrading (BERMUTU) dimulai pada tahun 2008 sampai tahun
2013 yang tersebar di 75 Kabupaten/Kota di 16 provinsi. Program BERMUTU
bertujuan untuk meningkatkan mutu pembelajaran sebagai dampak peningkatan
kompetensi, kualifikasi, dan kinerja guru. Salah satu komponen strategis Program
BERMUTU untuk mencapai tujuan tersebut adalah penguatan peningkatan mutu dan
profesional guru secara berkelanjutan.
Besarnya jumlah guru yang belum memenuhi kualifikasi minimal S1/D4
menjadi dasar pemikiran untuk memberdayakan Kelompok Kerja Guru (KKG) yang
mewadahi guru SD, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) yang mewadahi guru
bidang studi di SMP, Kelompok Kerja Kepala Sekolah (KKKS), Musyawarah Kerja
Kepala Sekolah (MKKS), Kelompok Kerja Pengawas Sekolah (KKPS), Musyawarah
Kerja Program Studi (MKPS). Pada Program BERMUTU, peningkatan kompetensi guru
akan ditingkatkan dengan memberdayakan KKG dan MGMP sehingga mampu
menyelenggarakan berbagai kegiatan pengembangan profesional guru termasuk
pendidikan dan pelatihan yang terakreditasi bagi guru yang belum memiliki Ijazah
S1/D4 dan juga bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah.
Bahan Belajar Mandiri BERMUTU telah dikembangkan untuk dimanfaatkan
sebagai perangkat utama dalam proses pendidikan dan pelatihan terakreditasi bagi
guru di KKG/MGMP, dan kepala sekolah serta pengawas sekolah di KKKS/MKKS,
KKPS/MKPS. Bahan Belajar Mandiri BERMUTU untuk bidang studi yang dirancang
dengan mengintegrasikan pendekatan penelitian tindakan kelas, lesson study, dan
studi kasus, diharapkan dapat memandu guru-guru untuk melakukan kajian kritis
terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan, memperbaiki dan
mengembangkan kurikulum pembelajarannya, serta mempraktekkan pembelajaran
yang baik berdasarkan metode PAKEM dan strategi pembelajaran inovatif lainnya.
Sementara itu, Bahan Belajar Mandiri BERMUTU untuk bidang manajemen dirancang
untuk menjadi panduan praktis bagi kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam
melaksanakan tugas pengelolaan dan penyeliaan.
Bahan Belajar Mandiri BERMUTU dikembangkan dengan melibatkan sejumlah
widyaiswara dari P4TK, dosen LPTK, guru, kepala sekolah dan pengawas sekolah,
serta mengintegrasikan berbagai masukan dari praktisi lapangan dan nara sumber
ahli dari LPTK. Dengan Bahan Belajar Mandiri BERMUTU, beragam kegiatan
pengembangan profesional guru di KKG/MGMP, dan pengembangan kepala sekolah
dan pengawas di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS dapat dilaksanakan secara aktif.
Penghargaan dan terima kasih setinggi-tingginya disampaikan kepada semua
pihak yang telah terlibat dalam pengembangan Bahan Belajar Mandiri BERMUTU ini
yang dikoordinasikan oleh Direktorat Pembinaan Diklat, Ditjen PMPTK. Semoga
Bahan Belajar Mandiri BERMUTU ini dapat bermanfaat bagi guru-guru dan
komtopikas pendidikan pada umumnya, sehingga pada akhirnya dapat tercapai cita-
cita luhur peningkatan kualitas pendidikan di tanah air.
Program BERMUTU i
Diseminasi Best Practice
Daftar Isi
Kata Pengantar......................................................................i
Daftar isi............................................................................iii
Pendahuluan.........................................................................1
Tinjauan Bahan Belajar Mandiri..................................................7
Topik I Pengertian, Ruang Lingkup, dan Ciri-ciri Best Practice.............9
A. Pengantar.......................................................................11
B. Tujuan...........................................................................11
C. Alat/Bahan/Sumber...........................................................11
D. Langkah-Langkah Kegiatan...................................................12
E. Penguatan.......................................................................18
Topik II Penulisan Best Practice Kepala Sekolah dan Pengawas...........21
A. Pengantar.......................................................................23
B. Tujuan...........................................................................23
C. Alat/Bahan/Sumber...........................................................23
D. Langkah-Langkah Kegiatan...................................................24
E. Penguatan.......................................................................25
Topik III Seminar Best Practice.................................................27
A. Pengantar.......................................................................29
B. Tujuan...........................................................................29
C. Alat/Bahan/Sumber...........................................................30
D. Langkah-Langkah Kegiatan...................................................30
E. Penguatan.......................................................................31
F. Keberlanjutan Program (tugas mandiri tidak terstruktur)..............32
Daftar Pustaka ....................................................................33
Lampiran...........................................................................35
Glosarium...........................................................................61
DAFTAR LAMPIRAN
Program BERMUTU v
Diseminasi Best Practice
Pendahuluan
Bahan Belajar Mandiri BERMUTU merupakan program inovatif untuk
meningkatkan kualitas pengajaran melalui kelompok kerja guru, kepala
sekolah, dan pengawas. Program ini akan diadakan di 75 kabupaten/kota
di 16 propinsi di Indonesia dengan harapan akhirnya program ini dapat
dijadikan model pengembangan profesional yang sistematis bagi KKG dan
MGMP di seluruh Indonesia.
Ada dua Bahan Belajar Mandiri BERMUTU, yaitu Bahan Belajar
Mandiri Bidang Ilmu untuk guru SD dan SMP, serta Bahan Belajar Mandiri
Manajemen untuk kepala sekolah dan pengawas.
Tujuan
Terdapat tiga tujuan utama dari program ini.
Meningkatkan kompetensi guru, kepala sekolah, dan pengawas
dalam memperbaiki kualitas pengajaran.
Memberikan kontribusi pada peningkatan kualifikasi para peserta
dengan adanya angka kredit yang diberikan kepada yang berhasil
menyelesaikan program ini.
Memberikan kontribusi pada peningkatan kualitas sistem
pengembangan tenaga profesional melalui tersedianya program
kelompok kerja guru, kepala sekolah, dan pengawas yang dapat
diterapkan, sistematis, dan berkelanjutan
Struktur Paket
Bahan Belajar Mandiri Manajemen terdiri dari empat Bahan Belajar
Mandiri tentang aspek manajemen, yaitu:
(1) Bahan Belajar Mandiri Pemetaan Kebutuhan dan Profil Guru
(2) Bahan Belajar Mandiri Pengelolaan Kualitas KKG/MGMP
(3) Bahan Belajar Mandiri Himpunan & Pengelolaan Dana
(4) Bahan Belajar Mandiri Diseminasi Best Practice
Keempat Panduan Paket Manajemen merupakan bagian-bagian dari
sebuah keseluruhan, dan perlu dipelajari secara berurutan dari yang
pertama (Profil Kebutuhan Guru) hingga yang terakhir (Diseminasi Praktik
Unggul). Tiap Panduan dibuat berkaitan dengan panduan sebelumnya.
Di samping keempat Panduan tersebut, kepala sekolah dan
pengawas juga akan mempelajari dasar keterampilan TIK/ICT melalui
Panduan TIK/ICT dalam Pembelajaran. Adapun tujuannya adalah agar
Program BERMUTU 1
Diseminasi Best Practice
Kalender pembelajaran
Setiap Bahan Belajar Mandiri BERMUTU Bidang Manajemen memiliki
bobot untuk dipelajari oleh Kepala Sekolah dan atau Pengawas Sekolah
selama 16 kali pertemuan dalam waktu 1 semester sampai satu tahun.
Namun demikian, proses pertemuan di KKKS/MKKS, KKPS/MKPS diatur
untuk mengakomodasikan peserta mempelajari beberapa Bahan Belajar
Mandiri selama 16 kali pertemuan, sehingga diperoleh pola pertemuan
sebagai berikut.
Program BERMUTU 3
Diseminasi Best Practice
KESIMPULAN
Program BERMUTU diciptakan untuk membuka era baru
pengembangan guru, kepala sekolah dan pengawas yang diangkat
berdasarkan Undang-Undang Guru dan Dosen No. 14/2005. Program ini
berpotensi mentransformasikan kelompok kerja pendidik menjadi sumber
pengembangan mutu profesional yang berkelanjutan. Keberhasilan
pengembangan mutu profesional ini sangat tergantung dari kepempinan
dan peran kepala sekolah dan pengawas dalam pengelolaan mutu dan
relevansi KKG/MGMP pada masa yang akan datang.
Pemberdayaan KKG/MGMP
Program BERMUTU 5
Diseminasi Best Practice
Kompetensi
Pengawas Kepala Sekolah dan Guru
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Supervisi Manajerial
3. Kompetensi Supervisi Akademik
4. Kompetensi Evaluasi Pendidikan
5. Kompetensi Penelitian Pengembangan
6. Kompetensi Sosial
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Manajerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial
Program BERMUTU 7
Diseminasi Best Practice
TOPIK I:
Pengertian, Ruang Lingkup, dan
Ciri-ciri Best Practice
Program BERMUTU 9
Diseminasi Best Practice
A. Pengantar
Selamat bertemu dalam pelatihan belajar manajemen BERMUTU.
Dalam pelatihan ini Saudara akan mempelajari tentang pengertian, ruang
lingkup, dan ciri-ciri Best Practice. Materi ini merupakan materi dasar
yang harus Saudara kuasai sebelum mengikuti pertemuan berikutnya.
Best Practice merupakan keberhasilan yang dialami dan diakui oleh
pihak yang berkepentingan (siswa, guru, kepala sekolah, pengawas, orang
tua, komite, masyarakat, dinas, departemen, pemerintah) dalam
melaksanakan tugas pengelolaan pendidikan.
Ruang lingkup Best Practice kepala sekolah dan pengawas mencakup
peningkatan pengelolaan sekolah yang berkaitan dengan keterlaksanaan
Delapan Standar Nasional Pendidikan dan pengelolaan KKG/MGMP.
Adapun ciri-ciri Best Practice: terdapat konsep yang akan dicapai,
menemui kendala, ada upaya untuk mengatasinya, kunci keberhasilan,
diakui dan layak disebarluaskan.
Dengan menguasai bahasan pada pertemuan ini diharapkan Saudara
akan lebih terpacu dalam mengikuti pertemuan-pertemuan berikutnya.
Sebaliknya, jika merasa kurang menguasai materi dasar, dapat mengulang
kembali sebagai tugas tidak terstruktur dalam kesempatan yang Saudara
tentukan sendiri.
B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam topik ini adalah agar kepala sekolah dan
pengawas memahami hakikat Best Practice dengan indikator:
1. menjelaskan pengertian Best Practice;
2. mampu menjelaskan ruang lingkup Best Practice;
3. mampu mendeskripsikan ciri-ciri Best Practice.
C. Alat/Bahan/Sumber
1. Alat: Alat tulis lengkap baik informasi teknologi (IT) maupun non IT
2. Bahan: Bahan Belajar Mandiri Manajemen BERMUTU (Paket 4)
3. Sumber:
Lampiran 1. Pengertian, Ciri-ciri, dan Ruang Lingkup Best
Practice
Re-Code Your Change DNA, PT Gramedia Jakarta Karangan
Renald Kasali Tahun 2003
Best Practice on Talent Management PT Permata Printing Jakarta
Karangan Berger Lance A and Dorothy R. Tahun 2008
Cakrawala Guru. Depdiknas
Program BERMUTU 11
Diseminasi Best Practice
D. Langkah-Langkah Kegiatan
20
20 110
110
Kegiatan Inti
Kegiatan Awal
Berbagi pemahaman,
Penjelasan awal (pengertian, ruang
tentang diseminasi lingkup, & ciri-ciri)
Best Practice
11 22
20
20
Kegiatan Akhir
kesimpulan, penugasan,
& penguatan
33
Program BERMUTU 13
Diseminasi Best Practice
Mempresentasikan
I 1. Kelompok II...
2. Kelompok III ....
3. Kelompok IV ....
4. dst.
II 1. Kelompok III...
2. Kelompok IV ....
3. Kelompok I ....
4. dst.
III ....
IV ....
dst ....
Program BERMUTU 15
Diseminasi Best Practice
E.Penguatan (5 menit)
Pengertian
Program BERMUTU 17
Diseminasi Best Practice
Program BERMUTU 19
Diseminasi Best Practice
TOPIK II:
Penulisan Best Practice
Kepala Sekolah dan Pengawas
Program BERMUTU 21
Diseminasi Best Practice
A. Pengantar
Selamat datang pada pertemuan kedua di forum
MKKS/MKPS/KKG/MGMP. Semoga Saudara telah melaksanakan tugas yang
diberikan pada pertemuan pertama. Diharapkan Saudara telah
mengidentifikasi permasalahan di sekolah/KKG/MGMP, menentukan
permasalahan yang paling krusial, menyodorkan berbagai alternatif
pemecahan, dan berhasil mengatasi permasalahan tersebut.
Dalam pertemuan ini Saudara diminta untuk menuliskan
keberhasilan/Best Practice yang pernah dialami.
Adapun komponen yang harus ada dalam penulisan Best Practice
setidaknya mencakup judul, konsep yang jelas, tujuan, kendala yang
dihadapi, ada upaya untuk mengatasi permasalahan tersebut, berhasil,
dan kunci keberhasilannya.
B.Tujuan
Kepala sekolah dan pengawas dapat menulis Best Practice yang pernah
dialami dengan indikator:
mampu merumuskan judul (dapat dilakukan pada langkah pertama
dapat pula langkah terakhir)
mampu merumuskan kerangka tulisan
mampu mengembangkan kerangka menjadi tulisan utuh sebagai
Best Practice dengan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta
komunikatif
C. Alat/Bahan/Sumber
Alat:
Komputer, Laptop, dan Alat Tulis Kantor (ATK)
Bahan:
Best Practice kepala sekolah dan pengawas sekolah peserta diklat.
Sumber:
Lampiran 4. Strategi Penulisan Best Practice
Delapan Standar Nasional Pendidikan (Standar Isi, Standar Kelulusan,
Standar Pengelolaan, Standar Proses, Standar Tenaga
Pendidik/Kependidikan, Standar Sarana/Prasarana, Standar
Pembiayaan, Standar Penilaian)
Akhadiah, S., dkk. 1995. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
Program BERMUTU 23
Diseminasi Best Practice
D. Langah-Langkah Kegiatan
20
20 200
200
Kegiatan Awal
Kegiatan Inti
Penjelasan tentang
teknik penulisan Best Praktik menulis Best
Practice Practice
11 22
30
30
Kegiatan Akhir
kesimpulan, penugasan,
& penguatan
33
E.Penguatan (5 menit)
Hal-hal penting dalam penulisan Best Practice
Program BERMUTU 25
Diseminasi Best Practice
TOPIK III:
Seminar Best Practice
Program BERMUTU 27
Diseminasi Best Practice
A. Pengantar
Selamat bertemu kembali dalam pelatihan pertemuan ini, yang
merupakan pertemuan terakhir dari seluruh kegiatan diklat. Semoga
dalam pertemuan terakhir ini Saudara telah kompeten dalam pemahaman
Best Practice, dan penulisannya.
Dalam pertemuan ini Saudara dapat mendiseminasikan Best Practice
yang telah dilakukan. Berbagai teknik diseminasi diantaranya adalah
melalui: penulisan karya tulis ilmiah, penerbitan jurnal, membuat situs,
seminar dan lain-lain.
Salah satu teknik diseminasi yang bisa dipraktikkan dalam
pertemuan ini adalah seminar. Alasannya: paling mungkin untuk
dilaksanakan, tidak menambah angggaran khusus, tidak memerlukan
keterampilan dan alat khusus, memungkinkan terjadinya komunikasi dua
arah secara langsung/dapat ditanggapi peserta secara langsung, dan
sesuai dengan strategi diseminasi Program BERMUTU di tingkat forum
(Kota/Kabupaten).
Langkah-Langkah Diseminasi (Tiagarajan, 1991) sebagai berikut.
Define (penguasaan materi yang akan didiseminasikan);
Design (rancangan yang lebih sempurna sesuai tujuan dan sasaran);
Develop (pengembangan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi
setempat);
Diseminasi (penyebarluasan praktik terbaik) dan ditularkan ke
tempat-tempat lain di lingkungannya.
B. Tujuan
Tujuan yang akan dicapai dalam topik ini agar kepala sekolah dan
pengawas dapat mendiseminasikan Best Practice melalui seminar,
dengan indikator:
mampu menyebutkan langkah-langkah seminar;
mampu menjadi panitia seminar yang baik
mampu menyiapkan kertas kerja yang baik (Best Practice yang
telah ditulis pada pertemuan sebelumnya)
mampu menyajikan kertas kerja dalam seminar dengan baik
mampu menjadi peserta seminar yang baik
mamapu menyelenggarakan seminar Best Practice dengan baik
Program BERMUTU 29
Diseminasi Best Practice
C. Sumber/Alat/Bahan
Alat:
OHP/LCD/DVD/Papan tulis, spidol, pengeras suara, dan Alat Tulis
Kantor (ATK)
Bahan:
Best Practice kepala sekolah dan pengawas
Sumber:
Lampiran 5. Seminar
Referensi:
Akhadiah, S. dkk. 1995. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
------- 1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan.
Arsyad, Maidar dan M.S. Mukti. 1997. Berbicara II. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Ashari, Azril. 2001. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah.
Jakarta: Universitas Trisakti.
D. Langkah-langkah Kegiatan
50
50 300
300
Kegiatan Inti
Kegiatan Awal
Pelaksanaan seminar
Persiapan seminar
11 22
50
50
Kegiatan Akhir
Laporan hasil seminar
33
E. Penguatan
Program BERMUTU 31
Diseminasi Best Practice
DAFTAR PUSTAKA
Akhadiah, S., dkk. 1995. Menulis I. Jakarta: Universitas Terbuka.
-------- 1997. Menulis. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Arsyad, Maidar dan M.S. Mukti. 1997. Berbicara II. Jakarta: Universitas
Terbuka.
Ashari, A. 2001. Bentuk dan Gaya Penulisan Karya Tulis Ilmiah. Jakarta:
Universitas Trisakti.
Berger, L.A. and Dorothy R. 2008. Best Practices on Talent Management,
Cetakan ke-2, Jakarta: Permata Printing.
Depdiknas. 2004. Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa Indonesia 2.
Jakarta: Direktorat Dikdasmen, Direktorat Pendidikan
Lanjutan Pertama.
-------- 2005. Diklat Penyusunan Karya Tulis Ilmiah bagi Guru SMP.
Bandung: Depdiknas Dirjen Dikdasmen LPMP Jawa Barat.
Dirjen PMPTK. 2007. Konferensi Nasional “Best Practice” Kepala Sekolah,
Panduan Penulisan “Best Practice” untuk Kepala Sekolah.
Jakarta: Dirjen PMPTK Departemen Pendidikan Nasional.
Renald Kasali. 2007. Re-Code Your Change DNA, Cetakan ke 3, Jakarta:
PT Gramedia.
Suriamiharja, A. 1997. Petunjuk Praktis Menulis. Jakarta: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Tarigan, H.G. dan M.S. Suhendar. 1998. Berbicara I. Jakarta: Universitas
terbuka
Tarigan, H.G. 1994. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa.
Program BERMUTU 33
Diseminasi Best Practice
LAMPIRAN
Program BERMUTU 35
Diseminasi Best Practice
Lampiran 1
PENGERTIAN, RUANG LINGKUP, DAN CIRI-CIRI BEST PRACTICE
Ruang Lingkup
Ruang lingkup Best Practice mencakup pelaksanaan tugas yang
dilakukan oleh kepala sekolah/pengawas sekolah dalam mengelola
sekolah/KKG/MGMP, yang mencakup keterlaksanaan 8 Standar Nasional
Pendidikan, yaitu:
Keberhasilan pelaksanaan Standar Isi
Keberhasilan pelaksanaan Standar Kelulusan
Keberhasilan pelaksanaan Standar Proses
Keberhasilan pelaksanaan Standar Tenaga Pendidik/Tenaga
Kependidikan
Keberhasilan pelaksanaan Standar Sarana/Prasarana
Keberhasilan pelaksanaan Standar Pengelolaan Sekolah
Keberhasilan pelaksanaan Standar Pembiayaan
Keberhasilan pelaksanaan Standar Penilaian Pendidikan
Disamping itu, juga mencakup keberhasilan Pengelolaan KKG/MGMP,
pengelolaan sekolah, pembinaan sekolah, pembinaan kepala sekolah, dan
pembinaan guru.
Dari sekian banyaknya cakupan, yang terkait dengan pengelolaan
KKG/MGMP adalah keberhasilan pelaksanaan standar isi, standar kelulusan,
Situasi Motivasi
Situasi sebelum apa motivasi di balik pelaksanaan program:
program: bagaimana peran stakeholder;
apa yang bagaimana prioritas program ditentukan;
menjadi
persoalan; apa yang dianggap inovasi dari program;
bagaimana tindakan apa yang telahdilakukan;
persoalan bagaimana tindakan tersebut dipilih;
dipecahkan; bagaimana dukungan sumber daya yang ada;
bagaimana dari mana sumber dana, dan bagaimana
kondisi sekolah melaksanakan mobilisasi dana dan dukungan
(sosial,ekonomi, teknis;
lingkungan).
siapa yang memegang peran kepemimpinan
dalam perumusan tujuan dan implementasi
Program BERMUTU 37
Diseminasi Best Practice
Situasi Motivasi
jaringan;
persoalan apa yang dihadapi selama
pelaksanaan program;
bagaimana mengatasi persoalan, dan apakah
inovasi dapat membantu kebutuhan sekolah.
Program BERMUTU 39
Diseminasi Best Practice
Lampiran 2
CONTOH BEST PRACTICE KEPALA SEKOLAH
berikut.
1. memotret keadaan fisik sekolah;
2. mencari donatur dari beberapa tempat;
3. mengajukan proposal ke dinas kota dengan membawa
bukti fisik dengan melampirkan bukti fisik foto-foto yang saya buat
agar diberikan bantuan untuk perbaikan ruangan;
4. membina para guru dan rekan sejawat dalam membuka
wawasan melalui Whorkshop maupun In Hause Training dalam gugus;
5. mengadakan pertemuan dengn orang tua siswa secara
bergiliran dan bertahap agar orang tua siswa lebih memperhatikan
anaknya dalam pendidikan.
Pertama kali saya melakukan pertemuan dengan guru-guru
disambut dengan baik dan mereka mengatakan belum pernah ada binaan
yang dilakukan seperti yang saya lakukan ( maaf dalam hal ini saya tidak
menyalahkan siapapun tetapi mari kita merefleksi bersama mengapa
sampai terjadi hal seperti ini, di mana keadaan guru dan fisik sekolah
yang sangat terbelakang dibandingkan dengan sekolah di mana saya
berada sebelunnya).
Segera saya membuat program untuk disosialisaskan secara
bersama-sama dalam satu komplek sekolah yang terdiri dari 4 sekolah.
Program didukung. Tetapi dalam praktiknya tidak dilaksanakan
sebagaimana mestinya. Karena mereka merasa terlalu dibebani dengan
aturan-aturan dan pembiasaan yang merupakan kewajiban bagi guru dan
kepala sekolah.
Guru-guru dalam menlaksanakan PBM terbiasa:
1) keluar kelas untuk mengobrol dengan rekan sejawat;
2) tanpa membuat persiapan
3) administrasi dan pengelolaan kelas kurang diperhatikan
Dengan keadaan seperti ini tentunya dapat dibayangkan apakah
program pemerintah untuk peningkatan kualitas pendidikan akan
tercapai?
Hal inilah yang menggerakkan hati saya untuk bisa mengubah situasi
dan iklim sekolah yang kurang baik ini. Langkah berikutnya yang saya
lakukan adalah: menata sekolah, membina guru-guru dengan
membenahi administrasi secara terus-menerus, dan akhirnya
membuahkan hasil. Saat itu guru merasa terbebani. Tetapi dalam suatu
kesempatan latihan kerja di gugus guru-guru dari SDN Bandungkulon
dapat memimpin dan menjadi panutan bagi guru-guru sekolah lain
dalam wilayah gugus.
Kemudian saya memberikan perintah yang lebih tegas dalam setiap
pengarahan. Hal ini saya lakukan berdasarkan pengalaman di sekolah
sebelumnya. Untuk meraih suatu keberhasilan maka sekolah harus:
1. membentuk wakasek (kurikulum, kesiswaan,
sarana/prasarana, humas);
2. memberikan arahan dalam membuat program-program;
3. mendiskusikan berbagai dana yang berkaitan dengan
keterlaksanaan program;
4. mengawasi, mengevaluasi setiap kegiatan agar ada tindak
Program BERMUTU 41
Diseminasi Best Practice
lanjut;
5. memberikan contoh mengajar yang benar ke setiap jenjang
kelas secara bergiliran;
6. mengajar di kelas tematik di kelas 1,2,3, untuk mata
pelajaran bahasa inggris.
Saya selalu mengarahkan kepada guru-guru bahwa kemauan
merupakan faktor yang pertama dan utama sebab kemampuan akan
mengikuti sejalan dengan kemauan itu.
Pada saat ini guru-guru yang berada di komplek SDN Bandungkulon
menyadari akan kebutuhan adanya perubahan melalui binaan-binaan
yang saya berikan, apalagi sekarang refitalisasi gugus benar-benar
sedang diberdayakan di wilayah kami. Bahkan permintaan tidak hanya
diminta oleh gugus saya sendiri, tetapi guru-guru dan kepala sekolah
dari gugus lain pun meminta untuk diberikan binaan dan arahan.
Lampiran 3
CONTOH BEST PRACTICE PENGAWAS SEKOLAH
(telah didiseminasikan dalam Pembinaan Peserta Seleksi Pengawas
Berprestasi Propinsi Jawa Barat di LPMP Jawa Barat dan dalam Forum Diklat
Pengawas Bahasa di P4TK Bahasa Srengseng Jakarta Selatan)
Oleh:
Pengawas SMP Kota Sukabumi Propinsi Jawa Barat (2001-2007)
Program BERMUTU 43
Diseminasi Best Practice
Program BERMUTU 45
Diseminasi Best Practice
Ketika Seleksi
Hadir tepat waktu;
Menyerahkan berkas-berkas yang disyaratkan;
Memahami soal-soal yang disodorkan;
Menjawab soal mulai dari yang termudah;
Meneliti kembali sebelum berkas jawaban dikumpulkan;
Mengikuti seluruh tata tertib dan aturan yang berlaku (baik dalam
tes akademik maupun non akademik).
Usai Seleksi
Menerima hadiah dari Kota, Propinsi, PGRI Jawa Barat, harian
Pikiran Rakyat, dan Nasional.
Menerima hadiah perjalanan Umroh dari Gubernur Jabar.
Studi banding ke Guanxy Normal University Guilin China.
Menghadiri berbagai undangan sebagai penyaji materi dalam diklat
guru, workshop kepala sekolah, maupun in hause training guru-
guru di persekolahan.
Kunci keberhasilan:
1. Memahami dan melaksanakan peraturan dan perundang-undangan
yang berlaku.
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dengan penuh kesungguhan dan tanggung jawab.
3. Mengarsipkan dokumen-dokumen penting.
Program BERMUTU 47
Diseminasi Best Practice
Lampiran 4
STRATEGI PENYUSUNAN BEST PRACTICE
Program BERMUTU 49
Diseminasi Best Practice
Lampiran 5
SEMINAR
Pengertian
Suatu pertemuan ilmiah yang membahas suatu masalah tertentu dengan
prasaran dan tanggapan melalui diskusi untuk memperoleh keputusan bersama
mengenai masalah tersebut adalah seminar. Masalah yang dibahas dalam
pertemuan itu mempunyai ruang lingkup yang terbatas dan terfokus. Misalnya :
Seminar tentang: “Upaya Meningkatkan Kinerja Guru melalui Supervisi
Akademik”, “Bunga Pustaka, Walking Book, Eksplorasi dan Kolaborasi sebagai
Wahana Membuka Jendela Dunia”.
Seminar diselenggarakan dengan tujuan untuk memperoleh solusi
tentang masalah yang diseminarkan. Oleh karena itu peserta seminar adalah
orang-orang yang berkecimpung dalam masalah tersebut. Jika hal yang dibahas
adalah masalah kinerja guru, peserta seminar adalah orang-orang yang
berkecimpung dalam bidang pendidikan. Karena kinerja guru dan supervisi
akademik adalah masalah yang ada pada dunia pendidikan. Akan sangat kurang
bermanfaat jika masalah tersebut dihadiri/dibahas oleh para pelaut maupun
petani.
Meskipun masalah yang dibahas tentang masalah-masalah sosial,
seminar merupakan pembahasan ilmiah yang bertujuan mencari pemecahan.
Dengan demikian seminar selalu diakhiri dengan kesimpulan dan rekmendasi.
Karena seminar yang sedang dibahas sebagai salah satu diseminasi Best
Practice maka yang disebarluaskan adalah bagaimana solusi yang telah
dipraktikkan oleh pembicara/pembawa kertas kerja. Penulis kertas kerja
berperan sebagi narasumber. Dalam presentasi, narasumber menjelaskan
parmasalahan apa yang dihadapi, siapa yang terlibat, mengapa masalah
tersebut muncul, strategi apa yang digunakan, bagaimana mengatasinya, dan
bagaimana keberhasilan itu dapat diimbaskan kepada peserta seminar.
Sehingga dalam seminar ini bukan mencari solusi, melainkan menjelaskan
pengalamannya kepada peserta seminar. Dalam diskusi/tanya jawab, bukan
kesepakatan akhir yang harus diperoleh melainkan penjelasan narasumber,
contoh-contoh, dan argumentasi yang mendukung Best Practice tersebut.
Dengan penjelasan, contoh, dan argumentasi yang pernah dialami diharapkan
peserta seminar dapat memahami isi kertas kerja dan selanjutnya akan
termotivasi untuk mencoba lebih kreatif dan inovatif dalam mengatasi setiap
permasalahan yang dihadapi di sekolahnya dengan metode ilmiah.
Program BERMUTU 51
Diseminasi Best Practice
Penyelenggaraan Seminar
Seminar yang baik perlu dipersiapkan dengan baik, dengan langkah-
langkah sebagai berikut.
Persiapan Seminar
Hal penting yang yang harus ditentukan adalah topik masalah dan
tujuan. Tema hendaknya dipilih yang menarik perhatian para peserta yaitu
masalah-masalah yang penting dan hangat untuk dibahas (current isues).
Penentuan waktu sebaiknya dikaitkan dengan hari-hari besar/peristiwa
nasional/peristiwa penting. Misalnya: yang berkaitan dengan hari
pendidikan nasional; hari guru; hari-hari pertemuan organisasi K3S, MKS,
KKPS, MKPS, APSI, dan lain-lain. Waktu/hari/tanggal (titimangsa)
pelaksanaan hendaknya dipertimbangkan yang sekiranya para peserta
dapat hadir. Sedangkan mengenai tempat, piihlah tempat yang strategis
(mudah dijangkau, cukup tempat parkir, kapasitas ruangan, dan lain-lain).
Fasilitas lain yang perlu dipersiapkan adalah: tempat duduk yang
memadai; sirkulasi udara dan cahaya yang masuk ruangan cukup; alat
peraga (audio visual); listrik; serta penataan interior yang nyaman. Hal
lain yang amat penting adalah publikasi. Publikasi kepada
masyarakat/calon peserta seminar perlu menginformasikan mengenai:
tujuan seminar; tema atau topik yang akan dibahas; pendaftaran dan
persyaratan peserta; serta narasumber dalam seminar tersebut.
Pelaksanaan Seminar
Seminar dilaksanakan oleh panitia, moderator, narasumber, dan
peserta. Masing-masing mempunyai peran yang satu sama lain saling
berkaitan/sinergis dalam mewujudkan keberhasilan seminar.
Peranan Panitia
Panitai seminar setidaknya terdiri atas: ketua, sekretaris, dan
bendahara. Namun untuk hal tertentu dapat ditambah dengan beberapa
bagian (akomodasi, konsumsi, dokumentasi, dan lain-lain). Tugas panitia
adalah mempersiapkan segala keperluan seminar mulai dari penentuan
topik, waktu, tempat, narasumber, peserta, pendanaan, konsumsi,
sertifikat, dan perizinan).
Peranan Moderator
Meskipun persiapan telah dilakukan dengan baik, tidak menjamin
bahwa seminar dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Karena
keberhasilan sangat ditentukan oleh para fungsionaris dan peserta
seminar. Sebagai fungsionaris, pimpinan/moderator seminar sangat
penting peranannya. Ia mewarnai seluruh situasi seminar. Oleh karena itu,
diperlukan moderator yang baik dengan kriteria: (1) Mampu berpikir jelas
dan cepat. Jelas maksudnya agar ide dan gagasannya mudah dipahami
orang lain, sedangkan cepat artinya mampu mengikuti cara berpikir para
peserta yang beraneka ragam; (2) Bersikap luwes. Artinya, ia harus mampu
mengutarakan pikirannya secara jelas dengan bahasa yang lancar serta
mampu berkomunkasi dengan para peserta; (3) Mempunyai kemampuan
dan kesanggupan menganalisis. Ia harus mampu menganalisis masalah,
Peranan Sekretaris
Tidak kalah pentingnya dengan moderator, sekretaris pun memegang
peranan penting. Adapun tugas sekretaris adalah: mencatat proses atau
prosedur selama seminar berlangsung; membantu moderator dalam
menyimpulkan dan merumuskan hasil seminar; mencatat simpulan/hasil
seminar yang dicapai.
Peranan Peserta
Selain pada fungsionaris, dinamika dan aktivitas seminar terletak
pada para peserta. Peran dan tugas peserta sangat menentukan berhasil
tidaknya sebuah seminar. Oleh karena itu, untuk menjadi peserta seminar
yang baik hendaknya: (1) Menguasai masalah yang diseminarkan. Hal ini
dapat diperoleh melalui mempelajari buku-buku sumber maupun hasil
kreativitas dan inovasi yang pernah dialami. Menguasai masalah berarti
mempunyai bahan dalam pembicaraan; (2) Menyimak pembicaraan dengan
penuh perhatian; (3) Menunjukkan sikap simpati dan empati yang tinggi;
(4) Terampil menangkap gagasan utama pembicaraan dan gagasan
penunjang; (5) Dapat mengajukan usul maupun persuasi; (6) Dapat
meminta pendapat dan informasi sebanyak mungkin; (7) Dapat meminta
pendapat dan argumen pendapat seseorang; (8) Jika mengajukan
penolakan hendaknya ditunjang dengan argumen yang kuat dan mampu
mengemukakan contoh-contoh konkret; (9) Ikut menyimpulkan
pembicaraan.
Peranan Narasumber
Narasumber adalah pembicara utama dalam seminar. Ia harus
mempersiapkan kertas kerja atau makalah berupa pandangan umum
tentang tema yang akan dibahas. Dalam kertas kerjanya narasumber harus
mampu mengungkapkan permasalahan dengan alternatif pemecahan yang
sudah dilaksanakan, lengkap dengan argumentasi yang bisa
dipertanggungjawabkan beserta contoh-contoh konkret dan bukti nyata.
Dengan adanya argumen tersebut narasumber dapat membuktikan
kebenaran pendapat/pengalamannya yang sangat mendukung dalam
meyakinkan para peserta seminar. Data, fakta, dan informasi yang
diperlukan dalam argumentasi dapat diperoleh melalui observasi,
Program BERMUTU 53
Diseminasi Best Practice
--------------------- -----------------------
Program BERMUTU 55
Diseminasi Best Practice
Lampiran 6
PENILAIAN
c)
Program BERMUTU 57
Diseminasi Best Practice
REFLEKSI
A. Pertanyan
Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut.
1. Apa yang Saudara rasakan setelah mengikuti seminar, baik yang
berperan sebagai panitia (ketua, sekretaris, bendahara); narasumber
dan moderator; serta anggota? Mengapa demikian, jelaskan!
2. Ungkapkan kesan dan pesan Saudara dalam tulisan di selembar kertas,
kumpulkan dan rangkum ke dalam sebuah rubrik.
3. Manfaat apa yang Saudara peroleh dari seminar tersebut?
4. Apa dampak positif bagi Saudara?
5. Bagaimana renccana Saudara ke depan, berkaitan dengan seminar
tersebut?
B. Dampak
Dampak positif dari terselenggaranya seminar diseminasi Best Practice
memungkinkan berbagai hal diantaranya:
meningkatkan wawasan, pemahaman, dan profesionalisme panitia,
narasumber, moderator, dan peserta seminar dalam mengelola
pendidikan;
meningkatkan inovasi dan kreativitas panitia, narasumber, moderator,
dan peserta seminar dalam menangani permasalahan yang terjadi di
sekolahnya;
memotivasi peserta untuk mendesiminasikan Best Practice-nya dalam
seminar-seminar maupun forum lainnya.
C. Kegiatan Keberlanjutan
1. Lombakanlah menulis makalah Best Practice dalam forum MKS/MKPS
dengan persyaratan:
Peserta berstatus sebagai kepala sekolah atau pengawas;
Naskah ditulis berdasarkan Best Practice di sekolah/MGMP/KKG
binaan masing-masing;
Naskah asli, sebagai pengalaman langsung sesuai dengan masalah
urgen yang dihadapi;
Ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik, benar, dan komunikatif;
Panjang naskah maksimal 10 halaman termasuk bibliografi mutakhir;
Ukuran kertas: A4;
Font teks: Times New Roman:12;
Margin : 4 cm (kiri dan atas), 3 cm (kanan dan bawah);
Spasi: 1 spasi.
Program BERMUTU 59
Diseminasi Best Practice
GLOSARIUM
(Daftar kata atau istilah dengan penjelasannya dalam bidang tertentu)
Buku kerja guru : adalah buku yang berisi rekaman kegiatan, hasil
dan kemajuan yang dicapai oleh guru, serta
kendala dalam mengikuti kegiatan Program
BERMUTU. Buku ini menjadi portofolio atau
salah satu bagian dari portofolio yang disusun
oleh guru.
Program BERMUTU 61
Diseminasi Best Practice
Program BERMUTU 63
Diseminasi Best Practice
Bahan Belajar Mandiri : Bahan Belajar Mandiri bagi guru pemandu atau
Generik (umum) guru secara umum dalam Program BERMUTU
yang digunakan untuk semua jenjang (SD dan
SMP) dan semua bidang studi. Isi Bahan Belajar
Bahan Belajar Mandiri : Bahan Belajar Mandiri bagi guru pemandu atau
Bidang Studi (Tematik, guru secara umum dalam Program BERMUTU
Matematika, IPA, IPS, yang digunakan untuk bidang studi dan jenjang
Bahasa Indonesia, dan tertentu. Isi Bahan Belajar Mandiri generik
Bahasa Inggris) adalah tuntunan tahapan belajar melaksanakan
tahapan perbaikan pembelajaran.
Bahan Belajar Mandiri : adalah suatu kesatuan bahan ajar bagi guru
BERMUTU pada kegiatan KKG/MGMP dalam Program
BERMUTU yang berisi: Bahan Belajar Mandiri
Generik dan Bahan Belajar Mandiri per Bidang
Studi.
Bahan Belajar Mandiri : adalah Bahan Belajar Mandiri bagi guru pada
Generik kegiatan KKG/MGMP dalam Program BERMUTU,
yang berisi panduan untuk berlatih
melaksanakan upaya peningkatan pembelajaran
melalui pendekatan PTK, Lesson Study dan Case
Program BERMUTU 65
Diseminasi Best Practice
Program BERMUTU 67
Diseminasi Best Practice
pembelajaran.
Program BERMUTU 69
Diseminasi Best Practice
Program BERMUTU 71