You are on page 1of 22

Carl Friedrich Gauss (1777 – 1855)

Bab yang akan dipelajari:

Pada bab sebelumnya kita telah mempelajari mengenai 1. Muatan dan Fluks Listrik
2. Menghitung Fluks Listrik
medan listrik dan interaksinya dengan partikel
3. Hukum Gauss
bermuatan menggunakan konsep hukum Coulomb. 4. Aplikasi Hukum Gauss

Ada beberapa kesulitan teknis yang dialami ketika


menganalisa sistem partikel bermuatan yang terdiri Tujuan Pembelajaran:
dari banyak partikel. Cara lain yang dapat digunakan 1. Menentukan jumlah muatan di dalam
adalah dengan menerapkan hukum Gauss. permukaan tertutup dengan
mengamati medan listrik pada
permukaan.
Pada bab ini kita akan mempelajari konsep dasar 2. Mendefinisikan dan menghitung fluks
listrik.
hukum Gauss dan penerapannya untuk menangani 3. Menjelaskan konsep hukum Gauss
yang menghubungkan antara fluks
persoalan-persoalan yang berhubungan dengan medan listrik melalui permukaan tertutup
listrik. Hukum Gauss juga memberikan informasi yang dengan muatan yang dilingkupi oleh
permukaan tersebut.
sangat penting terhadap sifat konduktivitas suatu 4. Menggunakan hukum Gauss untuk
material. menentukan medan listrik akibat
muatan terdistribusi simetrik.
5. Menentukan tempat muatan pada
konduktor bermuatan.

Rosari Saleh dan Sutarto


Rosari Saleh dan Sutarto
Bab 2 Hukum Gauss | 51

Pada Bab 1 kita telah mempelajari hukum Coulomb dan


konsep medan listrik untuk menjelaskan interaksi antar
muatan dan interaksi antara medan listrik dengan muatan.
Hukum Gauss merupakan salah satu konsep yang
mendasari bidang elektromagnetik. Hukum Gauss juga
merangkum konsep interaksi Coulomb dan juga dapat
diterapkan untuk menjelaskan konsep medan listrik dari
sudut pandang yang berbeda dari yang telah dijelaskan
pada Bab 1.

2–1 Muatan dan Fluks Listrik

Sebelum kita membahas hukum Gauss, terlebih dahulu


kita diskusikan tentang muatan dan fluks listrik. Seperti
telah diketahui bahwa muatan merupakan sumber medan
listrik. Medan listrik dapat diilustrasikan dalam bentuk
garis khayal yang menyebar ke segala penjuru dari suatu
sumber muatan. Sebagai ilustrasi sederhana, perhatikan
sebaran medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah partikel
bermuatan seperti terlihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2.1 Sebuah partikel Berdasarkan apa yang telah dibahas pada Bab 2, jumlah
bermuatan Qmemancarkan medan garis medan listrik yang dihasilkan oleh suatu muatan
listrik ke segala arah.  merepresentasikan medan listrik yang dimiliki oleh muatan
tersebut. Perhatikan Gambar 2.1, garis medan listrik yang
dihasilkan oleh muatan menembus suatu luasan tertentu
yang melingkupi muatan. Arah garis medan listrik selalu
sejajar dengan normal bidang yang ditembusnya. Jika
diandaikan terdapat N garis medan listrik yang dihasilkan
(a) 
oleh muatan maka luasan dengan jari-jari R ditembus oleh
N garis medan listrik. Begitu juga untuk luasan lainnya
yang memiliki jari-jari lebih besar atau lebih kecil
dibanding R akan ditembus oleh sejumlah N garis medan
listrik yang sama.

Hal yang sama juga dapat terjadi untuk bentuk permukaan


(b)  yang berbeda-beda. Misalnya muatan tidak berada tepat di
tengah-tengah pusat bola maka jumlah garis yang
menembus seluruh permukaan akan tetap sama. Perhatikan
Gambar 2.2.

Gambar 2.2 Berbagai bentuk Pada Gambar 2.2a, jumlah garis yang menembus luasan
permukaan yang melingkupi suatu adalah N. Karena sumber medan listrik adalah muatan
muatan Q. Walaupun bentuk positif maka arah garis medan listrik adalah ke arah luar.
permukaannya berbeda-beda namun Pada Gambar 2.2b, terdapat N + 4 garis yang menembus
jumlah garis medan listrik yang permukaan. Karena kita berurusan dengan medan listrik
menembus permukaan tersebut
yang merupakan besaran vektor maka ada perbedaan
adalah sama. 
Rosari Saleh dan Sutarto 
52 | Bab 2 Hukum Gauss

antara apakah arah garis medan tersebut menuju ke


permukaan atau meninggalkan permukaan. Perhatikan
area dalam tanda lingkaran. Pada daerah tersebut terdapat
dua garis medan listrik yang meninggalkan permukaan
yang kemudian dua garis tersebut menembus permukaan
yang lain. Dengan demikian terdapat dua garis medan
listrik yang menuju ke permukaan sehingga jumlah garis
medan listrik sebenarnya adalah:

N + 2 + (–2) = N

Pembedaan tanda terhadap garis medan listrik yang masuk


atau keluar dari suatu permukaan adalah untuk
mengidentifikasi jenis muatan yang menjadi sumber
medan listrik. Muatan positif akan menghasilkan garis
medan listrik yang menembus keluar dari permukaan yang
melingkupi muatan tersebut sedangkan muatan negatif
akan menghasilkan garis medan listrik yang menembus
masuk ke permukaan menuju muatan negatif.

Sekarang perhatikan Gambar 2.2. Sebuah plat yang Jumlah garis medan
listrik semakin sedikit
mengandung rapat muatan positif menghasilkan medan
listrik. Sebuah kertas digunakan untuk menandai seberapa
besar garis medan listrik yang menembusnya pada posisi Gambar 2.3 Sebuah plat tak
yang berbeda-beda. berhingga mengandung rapat muatan
pada permukaannya menghasilkan
Perhatikan bahwa jika sudut antara bidang A dan E medan listrik yang menembus
semakin perbesar maka jumlah garis medan listrik yang bidang kertas yang luasnya A. Pada
menembus bidang A semakin sedikit dan ketika sudutnya posisi yang berbeda, jumlah garis
tepat 900 maka tidak ada satu garis pun menembus bidang medan listrik yang menembus luasan
A. Dengan kata lain jika vektor medan listrik E tegak lurus A tidak sama. Jumlah garis yang
terhadap normal bidang A maka tidak ada garis medan menembus bidang A bergantung
listrik yang menembus luasan A. pada kemiringan bidang tersebut
relatif terhadap arah garis medan
 
Jika E dan n masing-masing menyatakan vektor medan listrik. Jumlah garis medan listrik
yang menembus bidang menjadi
listrik dan bidang A maka sudut θ dapat dinyatakan
maksimum ketika arah medan listrik
dengan:
sejajar dengan normal bidang yang
ditembusnya. 
E •n  E  n
cos θ = →E= &n=
E n E n (2–1)
 
cos θ = E • n

Jumlah garis medan listrik N berhubungan dengan medan


listrik E. Semakin banyak jumlah garis medan listrik maka
semakin kuat medan listriknya atau E ∝ N. Jumlah garis
medan listrik N yang menembus suatu luasan sebanding
dengan luas yang dikensi medan listrik sehingga N ∝ A.

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Hukum Gauss | 53

Dengan sedikit modifikasi persamaan (2–1) dapat


dinyatakan kembali dalam bentuk:
 
(
NA cos θ = NA E • n ) (2–2)

Persamaan (2–2) dapat digunakan untuk menjelaskan


relasi sudut dan jumlah garis medan listrik yang
menembus suatu luasan. Ketika vektor medan E dan n
sejajar maka nilai sudut θ = 0 dimana cos θ = 1 sehingga
menghasilkan:
   
( ) (
NA (1) = NA E • n → E • n = 1)
Ruas kiri menyatakan jumlah garis medan listrik yang
menembus bidang. Untuk sudut θ = 0 maka nilai cos θ = 1
sehingga jumlah garis yang menembus bidang adalah
maksimum. Perhatikan bahwa yang dipengaruhi oleh sudut
θ adalah jumlah garis medan listrik N bukan luas bidang A.
Luas bidang A bersifat independen terhadap sudut θ.
Karena N berhubungan dengan medan listrik E maka
persamaan (2–2) dapat dinyatakan kembali sebagai:
  
( )
NA cos θ = A NE • n → NE = E

NA cos θ = A (E • n )

(2–3)

Pada kenyataannya, tidak semua bidang yang ditembus


oleh suatu medan listrik merupakan bidang beraturan.
Kadang terdapat bidang-bidang yang memiliki bentuk
tidak teratur dan permukaan tidak rata sehingga sulit untuk
menentukan luas permukaan bidang tersebut. Namun
demikian, jika diambil satu segmen luas yang sangat kecil
dA maka solusi untuk persamaan (2–3) menjadi lebih
mudah untuk diselesaikan dan berlaku secara general.
Untuk luasan yang sangat kecil kita dapat menganggap
luasan tersebut sebagai bidang datar dan dengan demikian
persamaan (2–3) dapat diterapkan.

Jumlah garis medan listrik yang menembus suatu bidang


dengan luas tertentu disebut fluks. Secara matematis, fluks
listrik dinyatakan dengan persamaan berikut:

dΦ = (n • E )dA

(2–4)


Karena n dA = A sehingga persamaan (2–4) menjadi:

(
dΦ = dA • E ) (2–5)

Rosari Saleh dan Sutarto 
54 | Bab 2 Hukum Gauss

Dengan mengintegralkan persamaan (2–5) diperoleh fluks


Φ:

Φ = ∫ dA • E (2–6)
luasan


Perhatikan bahwa n , dan juga A , memiliki arah yang
harus terdefinisi dengan jelas dan dengan demikian A
haruslah suatu permukaan tertutup yang melingkupi suatu
muatan sumber. Dengan kata lain integral pada persamaan
(2–6) haruslah integral tertutup. Hal ini berkaitan dengan
sifat medan listrik itu sendiri. Jika terdapat suatu luasan
yang tidak tertutup maka penentuan arah medan yang
menembus luasan tersebut akan menjadi ambigu karena

bisa jadi ada dua orientasi n yang berbeda. Hal ini
mengakibatkan kesulitan dalam menentukan apakah suatu
medan listrik masuk atau keluar terhadap suatu bidang.
Jika hal tersebut terjadi maka kita akan kesulitan
menentukan jenis muatan yang menghasilkan medan listrik
tersebut. Dengan demikian persamaan (2–6) dapat kita
nyatakan kembali sebagai:

Φ = ∫ dA • E (2–7a)
luasan

Dengan:
Φ = fluks listrik (Nm2/C)
E = medan listrik (N/C)
A = luas bidang (m2)

Dalam bentuk skalar,persamaan (2–7a) dapat dituliskan


sebagai berikut:

Φ = EA cos θ
(2–7b)

Dimana θ merupakan sudut yang dibentuk oleh vektor


medan listrik E dan normal bidang A.

2–2 Menghitung Fluks Listrik

Jika fluks listrik dari suatu distribusi muatan diketahui


maka kita dapat mengetahui medan listrik yang dihasilkan
Gambar 2.4 Bidang dengan luas area A
oleh distribusi muatan tersebut dengan mudah. Seperti ditembus medan listrik sebesar E. Fluks
yang telah didefinisikan pada sub bab sebelumnya bahwa listrik yang dihasilkan adalah Φ = EA
fluks listrik adalah medan listrik yang menembus suatu cos θ = EA karena θ = 0, vektor medan
permukaan dengan luas tertentu. Secara sederhana, fluks listrik sejajar dengan vektor nnormal
listrk dapat diilutrasikan seperti Gambar 2.4. Perhitungan bidang A 
Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Hukum Gauss | 55

fluks listrik menjadi sulit manakala bidang yang dikenai


medan listrik memiliki kontur yang tidak beraturan.
Berikut ini akan di bahas contoh mengenai perhitungan
fluks listrik.

Contoh soal 1:

Medan listrik E menembus bidang yang membentuk


formasi seperti pada Gambar 2.5.

Medan listrik searah dengan normal bidang A sehingga


fluks listrik yang dihasilkan adalah:

ΦA = EA

A’ = A cos θ Antara meda listrik E dan normal bidang A membentuk


sudut sebesar θ. Fluks yang dihasilkan pada bidang A’
dengan demikian adalah:
Gambar 2.5 Terdapat dua wilayah
yang dikenai medan listrik E yaitu
ΦA’ = EA’
wilayah A’ dan A. 
ΦA’ = EA cos θ

Contoh soal 2:

Sebuah muatan q(+) ditutup dengan suatu permukaan yang


berbentuk setengah bola. Tentukan fluks listrik yang
mengenai penutup tersebut!

Pembahasan: Muatan titik menghasilkan medan listrik E


yang memenuhi persamaan:

1 q 
E= r
4πε 0 R 2

Gambar 2.6 Sebuah muatan q Medan listrik menyebar ke segala arah pada jarak R dan
diletakkan pada permukaan yang vektor medan listrik E selalu sejajar dengan normal
berbentuk setengah bola. Jari-jari
bidang setengah bola. Luas permukaan bola adalah 2πr2
bola adalah r. 
sehingga fluks listrik Φ adalah:

Φ= E • A
(*)

Karena arah E selalu sejajar dengan A maka persamaan


(*) dapat dituliskan dalam bentuk skalarnya saja menjadi:

Φ = EA

Rosari Saleh dan Sutarto 
56 | Bab 2 Hukum Gauss

⎛ 1 q ⎞
Φ = ⎜⎜ ( )
⎟ 2πr 2 → R = r
2 ⎟
⎝ 4πε 0 R ⎠
q
=
2ε 0

Permasalahan utama yang timbul biasanya adalah


menentukan luas permukaan bidang dan mengecek apakah
vektor medan listrik E selalu sejajar dengan normal
bidang yang ditembusnya. Jika E selalu sejajar dengan
normal bidang A maka fluks listrik dapat ditentukan
dengan mudah.

2–3 Hukum Gauss

Hukum Gauss merupakan konsep yang digunakan untuk Gambar 2.7 Sebuah muatan dilingkupi
menjelaskan hubungan antara muatan dan fluks listrik oleh suatu permukaan khayal tertutup
yang menembus suatu permukaan tertutup yang yang disebut permukaan Gauss.
melingkupi muatan tersebut. Perhatikan Gambar 2.7, jika Permukaan tersebut membentuk bola
kita mengetahui bagaimana persebaran medan listrik yang dengan jari-jari R 
dihasilkan oleh suatu muatan maka kita akan dapat
mengetahui jenis muatan tersebut. Fluks listrik
berhubungan denganmedan listrik melalui persamaan
Gauss. Berikut ini akan dibahas secara sekilas mengenai
penurunan Hukum Gauss.

Dari persamaan (2–7), hubungan antara fluks listrik Φ dan


medan listrik E diberikan oleh persamaan:

dΦ = E dA

Medan listrik yang dihasilkan oleh muatan pada Gambar


2.7 memenuhi persamaan:

1 q( + ) 
E= r (2–8)
4πε 0 R 2

Arah medan listrik E dan normal bidang dA pada


Gambar 2.7 selalu sejajar di semua tempat sehingga
persamaan (2–8) dapat dinyatakan dalam bentuk skalar.
Fluks listrik dengan demikian dapat ditentukan dengan:

dΦ = EdA
1 q( + ) (2–9)
= dA
4πε 0 R 2

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Hukum Gauss | 57

Dengan mengintegralkan persamaan (2–9) diperoleh fluks


listrik:

Φ = ∫ EdA
1 q( + )
=∫ dA
4πε 0 R 2
1 q( + )
= ∫ dA → ∫ dA = 4πR
2
4πε 0 R 2
1 q( + )
= 4πR 2
4πε 0 R 2

q( + )
= (2–10)
ε0

Persamaan (2–10) memberikan relasi antara fluks listrik


dari sebuah muatan yang dilingkupi oleh permukaan
Gauss. Perhatikan bahwa fluks listrik yang dihasillkan
tidak bergantung pada jari-jari permukaan Gauss yang
melingkupi muatan tersebut. Hal ini juga dapat
disimpulkan bahwa fluks listrik yang dihasilkan oleh suatu
muatan tidak bergantung pada bentuk permukaan Gauss.
Fluks listrik yang dihasilkan oleh muatan adalah sama di
setiap titik.

Persamaan (2–10) berlaku untuk muatan tunggal. Untuk


muatan yang jumlahnya lebih dari satu, kita dapat
mengaplikasikan prinsip superposisi yang telah dipelajari
pada Bab 1 untuk menentukan fluks listrik yang dihasilkan
oleh muatan-muatan tersebut:

ΦT = ∑ Φi
i

= ∫ ∑ E i • dA
luasan i

qi
=∑
i ε0
1
= ∑ qi → ∑ qi = Q
ε0 i i

Q
=
ε0 (2–11)

Untuk sistem banyak muatan, fluks listrik yang dihasilkan


diberikan oleh persamaan (2–11). Kita telah
mengasumsikan bahwa sistem banyak muatan tersebut
dilingkupi dengan permukaan Gauss. Pada persamaan (2–
11) kita juga memperoleh bahwa fluks yang dihasilkan
oleh sistem banyak muatan tidak bergantung pada jari-jari
permukaan dan dengan demikian juga tidak bergantung

Rosari Saleh dan Sutarto 
58 | Bab 2 Hukum Gauss

pada bentuk permukaan Gauss. Asalkan sistem tersebut


dilingkupi oleh permukaan yang tertutup maka fluks listrik
yang dihasilkan adalah sama di semua titik.

Analogi penurunan persamaan (2–11) juga dapat kita


gunakan untuk sistem muatan yang terdistribusi pada
benda berdimensi satu, dua dan tiga. Dalam pernyataan
yang lebih umum, Hukum Gauss dapat dituliskan sebagai
berikut:

Φ = ∫ E • dA
luasan

Q (2–12)
=
ε0

Yang mana:

Φ = fluks listrik (Nm2/C)

E = medan listrik (N/C)

A = luas bidang yang melingkupi muatan (m2)

Q = muatan total (C)

2–4 Aplikasi Hukum Gauss

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hukum


Gauss dapat digunakan untuk menentukan medan listrik
dari muatan yang terdistribusi dan dilingkupi oleh
permukaan tertutup yaitu permukaan Gauss. Namun
demikian, hukum Gauss akan sangat berguna untuk
diterapkan pada sistem yang simetris. Pada sistem simetris,
arah medan listrik E selalu searah dengan vektor luas
bidang yang ditembusnya d A sehingga nilai | E | selalu
konstan di semua permukaan. Dengan kata lain, dalam
persamaan (2–12) kita dapat mengeluarkan variabel E
sehingga fluks listrik hanya bergantung pada integral d A
saja.

Ada beberapa sistem dimana sistem tersebut memiliki sifat


simetri. Simetri sendiri dapat digolongkan menjadi tiga
macam yaitu simetri spheris, simetri silindris, dan simetri
bidang.

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Hukum Gauss | 59

a. Simetri Spheris Æ Contoh soal 1:

Perhatikan sebuah bola pejal yang memiliki jari-jari R dan


membawa muatan total sebesar Q, Gambar 2.8.

Medan Listrik di luar bola (r > R)

R Untuk menentukan medan listrik di luar bola pejal, terlebih


dahulu kita gambar permukaan Gauss untuk bola
bermuatan tersebut, seperti terlihat pada gambar berikut:

Gambar 2.8 Medan listrik yang


permukaan Gauss
dihasilkan oleh bola bermuatan dapat
Hukum Gauss untuk
ditentukan dengan hukum Gauss 
r permukaan yang tertutup:
R Q
= ∫ E • dA
ε0 permukaan bola

Q Q
= E 4πr 2 → E =
ε0 4πε 0 r 2

Untuk daerah di luar bola, permukaan Gauss melingkupi


bola pejal seluruhnya dan dengan demikian permukaan
Gauss ini melingkupi muatan total sebesar Q.

Medan listrik di luar bola pejal dapat dicari dengan rumus:

Q
Eluar =
4πε 0 r 2

Dimana r > R dan Q menyatakan muatan total bola pejal.


Terlihat bahwa medan listrik yang dihasilkan oleh bola
pejal berbanding terbalik dengan kuadrat jarak terhadap
bola tersebut.

Medan listrik di dalam Bola

Kasus ini berbeda dengan sebelumnya. Di setiap titik di


dalam bola terdapat muatan-muatan yang melingkupi titik
tersebut sehingga medan listrik yang dihasilkan pada titik
tersebut berbeda dengan medan listrik di titik yang lain.
Medan listrik pada suatu titik yang berjarak a dari pusat
bola dipengaruhi oleh distribusi muatan di sekitarnya.
Walaupun distribusi muatan bisa jadi tidak seragam namun
densitas muatan bola adalah sama sehingga akan lebih

Rosari Saleh dan Sutarto 
60 | Bab 2 Hukum Gauss

mudah jika medan listrik kita tentukan dalam variabel


densitas muatan bola, ρ.

Q
ρ=
V
a Q
R = → Q = ρ 43 πR 3
4
3
πR 3

Q
Medan listrik ditentukan dengan persamaan E =
4πε 0 r 2
dimana Q = ρ 43 πR 3 sehingga

1 Q
E dalam = × ρ 43 πa 3 → ρ = 4 3
4πε 0 r 2
3
πR

Q ⎛ a ⎞
E dalam = ⎜ 3⎟
4πε 0 ⎝R ⎠

Jika diplot dalam grafik E – r maka akan diperoleh grafik


seperti berikut ini:

r>R
R

Q
E=
4πε 0 R 2

R
r<R

Contoh soal 2:

Sebuah bola berongga memiliki jari-jari R dan membawa Gambar 2.9 Bagian dalam bola
muatan total Q yang menyebar merata pada berongga adalah daerah dimana r < R
permukaannya. Dengan mengaplikasikan hukum Gauss, sedangkan bagian di luar bola adalah
tentukan medan listrik di luar bola dan di dalam bola! daerah dimana r > R 

Pembahasan:
Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Hukum Gauss | 61

Perhatikan Gambar 2.9.

Medan listrik di luar bola

Langkah pertama adalah membuat permukaan Gauss yang


melingkupi bola berongga tersebut.

Permukaan Gauss melingkupi seluruh muatan pada bola


berongga sehingga dengan menggunakan hukum Gauss
kita dapat langsung menentukan medan listrik yang
dihasilkan pada daerah tersebut.

Q
Eluar =
4πε 0 r 2

Medan listrik di dalam bola berongga

Di dalam bola berongga, kita


dapat membuat permukaan
Gauss di sembarang tempat
untuk daerah dimana r < R.

Tanpa menggunakan pembuktian matematis kita dapat


mengetahui bahwa tidak ada medan listrik yang dihasilkan
di dalam bola berongga tersebut. Hal ini logis karena di
dalam daerah yang

dilingkupi permukaan Gauss tidak ada muatan dan dengan


demikian tidak mungkin terdapat medan listrik di daerah
tersebut.

Rosari Saleh dan Sutarto 
62 | Bab 2 Hukum Gauss

b. Simetris silinder

Contoh soal 3:

Sebuah kabel yang terdiri dari dua silinder yang masing-


masing membawa muatan Q(+) dan Q(-). Jari-jari silinder
masing-masing adalah a dan b dimana a < b. Silinder
dengan jari-jari a adalah silinder pejal sedangkan silinder
dnegan jari-jari b adalah silinder berongga. Muatan total
kabel adalah nol. Tentukan medan listrik di tiga daerah (a)
r < a, (b) a < r < b dan (c) r > b!

Pembahasan:

Perhatikan diagram berikut ini:

(a) Medan listrik di daerah r < a

Medan listrik di daerah r < a berada di dalam silinder a. Gambar 2.10 Sebuah kabel yang terdiri
Jika dibuat permukaan Gauss pada daerah tersebut maka dari dua silinder yang masing-masing
permukaan tersebut akan melingkupi daerah yang membawa muatan Q(+) dan Q(-). Jari-jari
memiliki rapat muatan ρ, lihat kembali pemabahasan silinder masing-masing adalah a dan b
dimana a < b. 
contoh soal 1.

Dengan hukum Gauss kita peroleh medan listrik daerah r <


a adalah:

Qr < a Permukaan Gauss


∫ E • dA =
ε0 L
Qr < a
E r < a 2πrL = r
ε0
a
Qr < a
Er < a =
2πε 0 rL

Densitas muatan di dalam permukaan Gauss adalah:

Q( + )
ρ=
πa 2 L

Besar muatan Qr < a adalah:

Qr < a = ρVr < a


Qr < a = ρπr 2 L
Q( + )
Qr < a = πr 2 L
πa 2 L
Q( + ) r 2
Qr < a =
a2

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Hukum Gauss | 63

Dengan mensubstitusikan nilai Qr < a diperoleh medan


listrik di daerah r < a sebagai berikut:

1 Q( + ) r
2
Er < a =
2πε 0 rL a 2
Q( + ) ⎛ r ⎞
= ⎜ ⎟
2πε 0 ⎝ La 2 ⎠

(b) Medan listrik di daerah a < r < b

Permukaan Gauss melingkupi silinder bermuatan Q(+)


sehingga medan listrik dengan mudah dapat kita tentukan
dengan persamaan:

L
r

b
Permukaan Gauss

Q
∫ E • dA =
luasan ε0
Q( + )
E (a < r <b ) 2πrL =
ε0
Q( + )
E ( a < r <b ) =
2πε 0 rL

Bagaimana dengan muatan yang terdistribusi pada siinder


berjari-jari b? Permukaan Gauss tidak mengenai muatan
pada silinder berjari-jari b sehingga medan listrik yang
dihasilkan oleh silinder tersebut adalah nol. Kontribusi
medanlistrik hanya diberikan oleh muatan pada silinder
berjari-jari a.

(c) Medan listrik di daerah r > b

Daerah dimana r > b meliputi silinder berjari-jari a dan b.


Jika dibuat permukaan Gauss pada daerah tersebut maka
permukaan Gauss akan mengenai muatan yang
terdistribusi pada silinder berjari-jari a dan b. Namun
karena jumlah total muatan pada kedua silinder adalah nol

Rosari Saleh dan Sutarto 
64 | Bab 2 Hukum Gauss

maka kedan listrik yang dihasilkan juga nol. Daerah di


dalam permukaan Gauss tidak menghasilkan medan listrik
karena muatan totalnya nol.

c. Simetri Bidang

Pada Gambar 2.11, sebuah permukaan Gauss berbentuk


silinder yang luas permukannya A dibuat memotong
bidang. Sistem semacam itu biasa disebut sebagai sistem
muatan tak berhingga.

Pada sistem tersebut kita dapat mengetahui bahwa apapun


jenis muatan yang dibawa bidang, arah medan listrik akan
selalu tegak sejajar dengan vektor normal bidang. Hal ini
menunjukkan adanya sifat simetri dan dengan demikian
kita dapat menerapkan hukum Gauss untuk mengetahui
medan listrik yang dihasilkan oleh sistem distribusi
muatan seperti itu.

Untuk permukaan Gauss yang telah kita buat maka medan Gambar 2.11 Sebuah bidang yang luas
listrik yang dihasilkan oleh bidang dapat klasifikasikan memiliki distribusi muatan pada kedua
sebagai berikut: permukaannya. Densitas muatan pada
permukaan bidang adalah σ. Medan listrik
- Medan listrik pada arah vertikal ke atas E • dA = EA yang dihasilkan oleh bidang tersebut dapat
dicari dengan hukum Gauss. 
- Medan listrik pada arah vertikal ke bawah E • dA =
EA

- Medan listrik pada arah horisontal (samping) E • dA


= 0 karena tidak ada komponen luas dan medan
listrik pada arah horisontal.

Dengan menggunakan persamaan (2–12) dan menerapkan


prinsip superposisi maka medan listrik yang dihasilkan
bidang dapat ditentukan yaitu:

Q
∫ E • dA =
ε0
Q
= ∫ E • dA + ∫ E • dA + ∫ E • dA
ε 0 atas bawah samping

= EA|atas + EA|bawah + 0 → EA|atas = EA|bawah ≡ EA


Q
= 2 EA
ε0
1 ⎛Q⎞
Etotal = ⎜ ⎟
2ε 0 ⎝ A ⎠

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Hukum Gauss | 65

Q
Perhatikan bahwa tidak lain adalah densitas muatan
A
permukaan bidang σ. Dengan demikian, untuk kasus pada
soal di atas medan listrik yang dihasilkan bidang adalah:

σ
Etotal =
2ε 0

Konduktor dan Kesetimbangan Elektrostatik

Konduktor adalah material yang dapat menghantarkan


listrik dengan baik. Material konduktor memiliki elektron-
elektron bebas yang dapat bergerak di permukaannya.
Aliran listrik adatau beda potensial ditandai dengan adanya
pergerakan elektron-elektron tesebut. Pada keadaan
dimana material konduktor tidak terhubung dengan suatu
sumber tegangan maka elektron-elektron tersebut akan
berada dalam keadaan diam. Hal ini berarti di dalam
material konduktor tersebut tidak dihasilkan medan listrik,
dengan kata lain medan listrik di dalam material konduktor
adalah nol.

Jika di dalam konduktor terdapat medan listrik maka


elektron-elektron bebas akan bergerak oleh pengaruh dari
medan listrik tersebut. Pergerakan elektron menandakan
adanya arus listrik. Namun pada kenyataannya, sebuah
kabel atau logam tidak dapat menghasilkan arus listrik
Gambar 2.12 Medan listrik eksternal dengan sendirinya. Hal ini membuktikan bahwa medan
bekerja pada sebuah konduktor.  listrik total pada material konduktor haruslah nol.

Keadaan dimana medan listrik total pada material nol


sehingga elektron berada dalam keadaan kesetimbangan
disebut sebagai kesetimbangan elektrostatik.
Pola medan listrik eksternal berubah
Untuk mengilustrasikan bagaimana proses medan listrik
menjadi nol pada konduktor, perhatikan ilustrasi berikut
ini:

Lihat, Gambar 2.12, mula-mula terdapat medan listrik


eksternal E . Sebuah material konduktor diletakkan pada
medan listrik tersebut. Karena konduktor mengandung
elektron bebas maka timbul polarisasi muatan. Elektron
cenderung bergeser ke sebelah kiri, berlawanan dengan
konduktor arah medan listrik E .

Gambar 2.13 Polarisasi muatan pada Sedangkan muatan positif terpolarisasi ke sebelah kanan,
konduktor akibat medan listrik seperti tampak pada Gambar 2.13. Medan listrik E
eksternal E.  berinteraksi dengan medan listrik yang dihasilkan oleh

Rosari Saleh dan Sutarto 
66 | Bab 2 Hukum Gauss

muatan (+) dan (-) sehingga pada daerah konduktor


tersebut medan listrik totalnya adalah nol.

Karena muatan terdistribusi pada permukaan konduktor


maka medan listrik dihasilkan untuk daerah di luar
konduktor tersebut. Perhatikan gambar berikut ini:

Karena elektron berada pada kesetimbangan statis maka


medan listrik haruslah tegak lurus terhadap posisi elektron
karena jika tidak demikian medan listrik tersebut dapat
menginduksi elektron untuk melakukan pergerakan.

Medan listrik pada permukaan konduktor dapat ditentukan


dengan mudah karena sistem tersebut mirip dengan sistem
muatan yang terdistribusi pada bidang, lihat pembahasan
mengenai simetri bidang.

Medan listrik pada konduktor dihasilkan oleh dua Gambar 2.14 Medan listrik di permukaan
distribusi muatan yaitu muatan pada permukaan konduktor oleh muatan yang terdapat
konduktor, Gambar 2.14, dan muatan netto total pada permukaan konduktor tersebut 
konduktor tersebut, Gambar 2.15.

Dengan demikian medan listrik total yang dimiliki oleh


konduktor adalah E = E 1 + E 2, lihat Gambar 2.16.

Secara eksplisit dapat dituliskan dalam persamaan berikut


ini:

σ
ET = (2–13)
ε0

Yang mana σ menyatakan densitas muatan pada


permukaan konduktor.

Gambar 2.15 Medan listrik total yang


dihasilkan oleh konduktor terdiri dari dua
komponen yaitu E1 dan E2. 

Gambar 2.16 Medan listrik total yang dihasilkan oleh


konduktor. 

Rosari Saleh dan Sutarto 
Bab 2 Gerak Sepanjang Garis Lurus
Gambar Cover Bab 2 Gerak Sepanjang Garis Lurus
Sumber: http://www.inmagine.com

Gambar  Sumber
  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar  2.1  Sebuah  partikel  bermuatan  Scientists and Engineers with Modern 
Qmemancarkan medan listrik ke segala arah.  Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
  Prentice Hall, Inc. Page: 662. 
 

Gambar  2.2  Berbagai  bentuk  permukaan  yang 


Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
melingkupi  suatu  muatan  Q.  Walaupun  bentuk 
Scientists and Engineers with Modern 
permukaannya berbeda‐beda namun jumlah garis 
Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
medan  listrik  yang  menembus  permukaan 
Prentice Hall, Inc. Page: 662. 
tersebut adalah sama. 

 
 

Gambar  2.3  Sebuah  plat  tak  berhingga 


mengandung  rapat  muatan  pada  permukaannya 
menghasilkan  medan  listrik  yang  menembus 
bidang  kertas  yang  luasnya  A.  Pada  posisi  yang 
berbeda,  jumlah  garis  medan  listrik  yang  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
menembus luasan A tidak sama. Jumlah garis yang  Scientists and Engineers with Modern 
menembus bidang A bergantung pada kemiringan  Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
bidang tersebut relatif terhadap arah garis medan  Prentice Hall, Inc. Page: 662. 
listrik. Jumlah garis medan  listrik yang menembus 
bidang  menjadi  maksimum  ketika  arah  medan 
listrik  sejajar  dengan  normal  bidang  yang 
ditembusnya. 

 
 

Gambar  2.4  Bidang  dengan  luas  area  A  ditembus  Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. 


medan  listrik  sebesar  E.  Fluks  listrik  yang  College Physics, 7th Edition, USA: 
dihasilkan adalah Φ = EA cos  θ = EA karena  θ = 0,  Harcourt Brace College Publisher. Page: 
vektor  medan  listrik  sejajar  dengan  vektor  517. 
nnormal bidang A 

  Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. 
Gambar  2.5  Terdapat  dua  wilayah  yang  dikenai 
College Physics, 7th Edition, USA: 
medan listrik E yaitu wilayah A’ dan A.  Harcourt Brace College Publisher. Page: 
  517. 
 
Gambar  2.6  Sebuah  muatan  q  diletakkan  pada  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
permukaan yang berbentuk setengah bola. Jari‐jari  Scientists and Engineers with Modern 
bola adalah r.  Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
Prentice Hall, Inc. Page: 679. 
 
 
Gambar 2.7 Sebuah muatan dilingkupi oleh suatu  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
permukaan  khayal  tertutup  yang  disebut  Scientists and Engineers with Modern 
rd
permukaan  Gauss.  Permukaan  tersebut  Physics, 3  Edition. New Jersey: 
membentuk bola dengan jari‐jari R  Prentice Hall, Inc. Page: 665. 
 

Gambar  2.8  Medan  listrik  yang  dihasilkan  oleh 


bola  bermuatan  dapat  ditentukan  dengan  hukum  Dokumentasi Penulis 
Gauss 

Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. 
Gambar  2.9  Bagian  dalam  bola  berongga  adalah 
College Physics, 7th Edition, USA: 
daerah dimana r < R sedangkan bagian di luar bola 
Harcourt Brace College Publisher. Page: 
adalah daerah dimana r > R 
520. 
 
Gambar  2.10  Sebuah  kabel  yang  terdiri  dari  dua 
silinder  yang  masing‐masing  membawa  muatan 
Q(+) dan Q(‐). Jari‐jari silinder masing‐masing adalah  Dokumentasi Penulis 
a dan b dimana a < b. 

Gambar  2.11  Sebuah  bidang  yang  luas  memiliki 


distribusi  muatan  pada  kedua  permukaannya. 
Densitas  muatan  pada  permukaan  bidang  adalah  Halliday, R., Walker. 2006. 
th
σ.  Medan  listrik  yang  dihasilkan  oleh  bidang  Fundamental of Physics, 7  Edition. 
tersebut dapat dicari dengan hukum Gauss.  John‐Willey and Sons, Inc. Page: 752. 

 
Gambar 2.12 Medan listrik eksternal bekerja pada  Dokumentasi Penulis 
sebuah konduktor. 

  Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for 
Gambar  2.13  Polarisasi  muatan  pada  konduktor 
Scientists and Engineers with Modern 
akibat medan listrik eksternal E.  Physics, 3rd Edition. New Jersey: 
  Prentice Hall, Inc. Page: 672. 
  Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For 
Gambar  2.14  Medan  listrik  di  permukaan  Scientist and Engineers: Extended 
konduktor  oleh  muatan  yang  terdapat  pada  Version, 5th Edition. W.H. Freeman & 
permukaan konduktor tersebut  Company. Page : 707. 
 

Gambar  2.15  Medan  listrik  total  yang  dihasilkan  Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For 


oleh konduktor terdiri dari dua komponen yaitu E1  Scientist and Engineers: Extended 
dan E2.  Version, 5th Edition. W.H. Freeman & 
Company. Page : 707. 
 

  Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For 
Gambar  2.16  Medan  listrik  total  yang  dihasilkan  Scientist and Engineers: Extended 
Version, 5th Edition. W.H. Freeman & 
oleh konduktor. 
  Company. Page : 707. 
 
Daftar Pustaka

Serway, R.A and Faughn, J.S., 1999. College Physics, 7th Edition, USA: Harcourt
Brace College Publisher.

Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 11, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.

Dick, Greg, et.al. 2001. Physics 12, 1st Edition. Canada: McGraw-Hill Ryerson.

Fishbane, P.M., et.al. 2005. Physics for Scientists and Engineers with Modern
Physics, 3rd Edition. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Huggins, E.R. 2000. Physics 2000. Moose Mountain Digital Press. Etna, New
Hampshire 03750.

Tipler, P.A. and Mosca, G. Physics For Scientist and Engineers: Extended Version,
5th Edition. W.H. Freeman & Company.

Young, Freedman. 2008. Sears and Zemanky’s University Physics with Modern
Physics, 12th Edition. Pearson Education Inc.

Crowell, B. 2005. Electricity and Magnetism. Free Download at:


http://www.lightandmatter.com.

Crowell, B. 2005. Optics. Free Download at: http://www.lightandmatter.com.

Halliday, R., Walker. 2006. Fundamental of Physics, 7th Edition. USA: John Wiley &
Sons, Inc.

Pain, H.J. 2005. The Physics of Vibrations and Waves, 6th Edition. John Wiley &
Sons Ltd, The Atrium, Southern Gate, Chichester, West Sussex PO19
8SQ, England.

Mason, G.W., Griffen, D.T., Merril, J.J., and Thorne, J.M. 1997. Physical Science
Concept, 2nd Edition. Published by Grant W. Mason. Brigham Young
University Press.

Cassidy, D., Holton, G., and Rutherford, J. 2002. Understanding Physics, Springer–
Verlag New York, Inc.

Serway, R.A. and Jewet, J. 2003. Physics for Scientist and Engineers, 6th Edition.
USA: Brooks/Cole Publisher Co.
Vanderlinde, J. 2005. Classical Electromagnetic Theory, 2nd. Kluwer Academic
Publisher, Dordrecht.

Griffith, D.J. 1999. Introduction to Electrodynamics, 3rd Edition. Prentice Hall, Upper
Saddle River, New Jersey 07458.

Reitz, J.R., Milford, F.J., and Christy, R. W. 1993. Foundations of Electromagnetic


Theory, 4th Edition. USA: Addison-Wesley Publishing Company.

Bloomfield, L. 2007. How Everything Works: Making Physics Out of The Ordinary.
USA: John Wiley & Sons, Inc.

You might also like