You are on page 1of 27

Penduduk dan Tenaga Kerja

Salah satu perintang pembangunan ekonomi di negara-negara yang sedang


berkembang dan yang sekaligus merupakan ciri negara-negara tersebut ialah adanya
ledakan penduduk (population explotion dan population pressure).
Telah kita ketahui bahwa tujuan pembangunan ekonomi adalah peningkatan standar
hidup penduduk negara yang bersangkutan. Yang bisa diukur dengan kenaikan pendapatan
riil per kapita.Pendapatan riil atau output secara keseluruhan yang dihasilkan selama satu
tahun deibagi dengan jumlah penduduk seluruhnya. Jadi standar hidup tidak akan dapat
dinaikan kecuali juka output total menigkat dengan lebih cepat daripada pertumbuhan
jumlah penduduk. Untuk mempengaruhi perkembangan output total diperlukan
penambahan investasi yang cukup besar agar supaya dapat menyerap pertambahan
penduduk, yang berarti naiknya pendapatan riil perkapita. Oleh karena itu sebenarnya
terdapat perpacuan antara perkembangan pendapatan nasional rill(out put total) dengan
perkembangan penduduk, dimana dapat dilihat bahwa arti pentingnya perkembangan
penduduk adalah mengenai pengaruhnya terhadap standar hidup penduduk itu sendiri,
terutama dalam hubungannya dengan persediaan bahan makanan dan sumber-sumber riil
yang ada; yang semuanya ini diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidup penduduk.
Sebaliknya perkembangan ekonomi dapat pula mempengeruhi laju pertumbuhan
penduduk.

Lester R Brown dari Kementrian Pertanian Amerika Serikat (tahun 1965) telah
menunjukan bahwa bahan makanan perorang di Asia memperlihatkan angka-angka yang
menurun sebesr 4% sejak tahun 2965 dan Amerika Latin angka itu menurun sebesar 6%.
Tampaknya prospek tesedianya bahan makanan di Asia, Amerika Latin dan afrika
selama beberapa tahun yang akan datang tidak akan terjadi surplus sepeti yang telah
pernah diramalka oleh para ahli Kedaan kekeurangan bahan makanan ini mungkin sekali
tidak dialami di negara-negara yang telah maju. Tetapi untuk negara-negara yang sedang
berkembang bahan makanan merupakan masalah yang selalu harus dipikirkan dan selalu
merupakan bahan pembicaraan.
Ada teori-teori yang memperbincangkan mengenai bebrapa jumlah penduduk yang
seharusnya atau cocok bagi suatu negara Untuk itu ada teori penduduk yang dikenal
dengan ‘ teori penduduk optimum” (optimum [opulation theory). Adapun yang dimaksud
dengan penduduk optimum ialah jumlah penduduk yang dapat memberikan/menghasilkan
tingkat upah riil atau tingkat penghasilan riil perkapita yang maksimum. Keadaan ini
digambarkan pada Gambar 3.1 dibawah pada titik P.
Pada pokoknya seori ini mengatakan bahwa apabila tingkat teknologi, sumber-
sumber alam, selera, tidak mengalami perubaha, maka akan terdapat suatu jumlah
penduduk yang dapat memaksimumkan penghasilan riil perkapita. Apabila penduduk
berkurang dan menjadi lebih sedikit dari jumlah penduduk optimum maka akan berarti
semakin sempitnya pasar bagi hasil-hasil produksi sebagai akibat dari pembagian kerja dan
produksi massa. Sebaliknya apabila penduduk bertambah dan menjadi lebih besar daripada
jumlah penduduk optimum , maka akan berlaku law of diminishing returns. Apabila
penduduk bertambah tetapi belum mencapai jumlah optimumnya maka disini masih
berlaku increasing return. (lihat gambar 3.2). konsep penduduk optimum ini memiliki
beberapa kelemahan, yaitu tidak ada orang yang dapat menentukan besarnya jumlah
penduduk yang optimum itu, karena kenyataanya keadan mesyarakattidak begitu statis
seperti yang dianggap oleh teori ini. Banyak perubahan-perubahan dalam selera, sumber-
sumber alam baru ditemukan, teknoligi juga berubah. Akibatnya jumlah penduduk
optimum ini akan dapat berubah-ubah pula.

Pendapatan Maksimum pendapatan


Per kapita Per kapita
Increasing
Increasing Return
Return

Increasing
Return

P Jumlah Penduduk

Gambar 3.1.
Jumlah Penduduk Optimum

A. PERANAN PENDUDUK DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI


Kapasitas yang rendah dari negara sedang berkembang untuk meningkatkan output
totalnya harus diimbangi dengan penurunan tingkat perkembangan pendudukm sehingga
penghasilan riil per kapita akan dapat meningkat. Dengan kapasitas yang rendah untuk
menaikan output totalnya dan tanpa diimbangi dengan turunnya tingkat perkembangan
penduduk, maka akan terjadi penundaan pembangunan ekonomi.
Ada aspek penduduk yang perlu diperhatikan dinegara-negara sedang berkembang,
yaitu:
- Adanya tingkat perkembangan penduduk yang relatif tinggi.
- Adanya struktur umur yang tidak favorabel.
- Tidak adanya distribusi penduduk yang seimbang/merata.
- Tidak adanya tenaga kerja yang terdidik dan terlatih.

1. Tingkat Perkembangan penduduk yang Tinggi


Penduduk memiliki dua peranan dapam pembangunan ekonomi, satu dari segi
permintaan dan yang lain dari segi penawaran. Dari segi permintaan penduduk yang cepat
tidaklah selalu merupakan penghambat bagi jalannya pembangunan ekonomi jika
penduduk ini mempunyai kapasitas yang tinggi dihasilkan. Ini berarti tingkat pertambahan
penduduk yang tinggi disertai dengan tingkat penghasilan yang tinggi pula. Jadi
pertambahan penduduk dengan tingkat penghasilan yang rendah tidak ada gunanya bagi
pembangunan ekonomi.
Tidak ada suatu keragu-raguan terhadap sejarah di negara-negara yang sudah maju
bahwa pertambahan penduduk yang pesat justru menyumbang terhadap kenaikan
penghasilan riil perkapita. Ini disebabkan karena negara-negara yang sudah maju tersebut
telah siap dengan tabungan yang akan melayani kebutuhan investasi. Tambahan penduduk
justru akan menambah potensi masyarakat untuk menghasilkan dan juga sebagai sumber
permintaan yang baru. Keadaan ini dapat kita hbungkan dengan teori dari Profesor A.
Hansen mengenai stagnasi sekular (Secular Stagnation), yang justru akan
meniptakan/memperbesar permintaan agregatif, terutama investasi. Para pengikut Keynes
tidak melihat tambahan penduduk sekedar sebagai tambahan penduduk saja, tetapi juga
melihat adanya suatu kenaikan dalam daya beli (purchasing power). Disamping itu para
pengikut Keynes juga mengannggap adanya kemajuan, meningkatnya produktivitas tenaga
kerja dan permintaan tenaga kerja ini akan selalu mengiringi kenaikan jumlah penduduk.
Kalau seandainya terjadi penurunan jumlah penduduk maka akan terjadi pula
penurunan dalam rangsangan untuk mengadakan invesasi dan ermintaan agregaritif juga
akan turun. Juka perkembangan penduduk tertunda maka akumulasi lapital juga akan lesu
karena beberapa alasan, yaitu wiraswasta akan mengira bahwa pasr menjadi semakin
sempit. Sedangkan karena tingkat keuntungan merupakan fungsi dari luasnya pasar, maka
investasi yang tergantung pada tingkat keuntungan, akan menjadi berbahawa dan akibatnya
akan menurun. Disamping pertambahan penduduk juga akan mendorong adanya perluasan
investasi karena adanya kebutuhan perumahan yang semakin besar dan juga kebutuhan-
kebutuhan yang bersufat umum seperti jalan raya, fasilitas pengangkutan umum,
persediaan air minum, kesehatan dan sebagainya. Kebutuhan akan kapital dalam bidang ini
relatif lebih besar dari pada bidang-bidang lain sehingga penurunan tingkat perkembangan
pendidikan akan mengakibatkan turunnya akumulasi kapital.
Bagi negara-negara yang sedang berlembang keadaanya sama sekali terbalik, yaitu
bahwa perkembangan penduduk yang vepat justru akan menghambat perkembangan
dekonomi. Kaum Klasik seperti Adam Smith, David Ricardo dan Thomas Robert Malthus
berpendapat bahwa akan selalu ada perlombaan antara tingkat perkembangan output
dengan tingkat perkembangan penduduk, yang akhirnya akan dimenangkan oleh
perkembangan penduduk. Jadi karena penduduk juga berfungsi sebagai tenaga kerja, maka
paling tidak akan terdapat kesulitan dalam lapangan penyediaan pekerjaan. Kalau
penduduk itu dapat memperoleh pekerjaan, maka hal ini dpat meningkatkan kesejahteraan
bangsanya. Tetapi kalau mereka tidak dapat memperoleh pekerjaan, yang berarti mereka
itu menganggur , maka justru akan menekan standar hidup bangsanya menjadi lebih
rendah. Oleh karena itu penduduk yang selalu berkembang menuntut adanya
perkembangan ekonomi yang terus-menerus pula. Semua ini memerlukan lebih banyak
investasi yang bisanya berasal dari tabungan. Tabungan ini umunya tersedia dinegara-
negara yang sudah maju. Bagi negara-negara sedang berkembang, perkembangan
penduduk justru merupakan perintang perkembangan ekonomi, karena negara-negara ini
sedikit sekali memiliki kapital. Usaha-usaha untuk mengadakan tabungan dirasa sangat
susah dan memerlukan banyak pengorbanan.
Produktivitas penduduk dinegara-negara sedang berkembang adalah rendah
sehingga mengakibatkan rendahnya produksi pula. Karena sebagian besar penduduk
tinggal di desa dan hidupnya sebagian besar berasal dari sektor pertanian, maka hampir
semua penghasilan yang didapatnya akan dikonsumsi seluruhnya. Seandainya ada sisa,
hanya relatif kecil jumlahnya. Akibatnya tingkat investasi juga akan rendah.
Pertanyaan pokok yang muncul adalah bagaimana keadan penduduk sekarang ini di
Dunia Ketiga. Menyumbang atau menyulitkan kesempatan terealisasikannya tujuan
pembangunan ekonomi, tidak hanya bagi generasi yang akan datang.

a. Isu Kependudukan
1. Apakah Dunia Ketiga (negara sedang berkembang) mampu memperbaiki
standar hidup penduduknya dengan laju pertumbuhan penduduk seperti
sekarang ini. Seberapa jauh laju pertumbuhan penduduk yang cepat lebih
mempersulit penyediaan jasa-jasa sosial seperti: perumahan, trasprtasi,
sanitasi dan keamanan.
2. Bagaimana negara Dunia ketia dapat mengimbangi kenaikan yang cepat
dalam perkembangan angkatan kerja. Apakah kesempatan kerja akan cukup
banyak ataukah sekedar mempertahankan tingkat pengangguran yang ada?
3. Apakah akibat laju pertumbuhan penduduk yang tinggi bagi negara-nrgara
miskin dalam menghidari kemiskinan absolut? Apakah persediaan pangan
dunia dan distribusinya cukup tidak hanya untuk memberi makan penduduk
yang jumlahnya telah diperkirakan untuk dasawarsa yang akan datang,
tetapi juga dapat memperbaiki (tingkat gizi) sampai titik yang dianggap
cukup.
4. Apakah negara-negara Duni ketiga akan dapat memperluas ruang cakup dan
memperbaiki kulitas kesehatan dan sistem [endidikan sehingga tiap individu
dapat memperoleh tingkat kesehatan yang cukup dan pendidikan yang
minimal.
5. Sampai seberapa jauh tingkat hidup yang rendah merupakan faktor penting
dalam membatasi kebebasan orang-orang tua untuk menentukan besarnya
keluarga Apakah ada hubungan antara besarnya keluarga dan kemiskinan.
6. Sampai seberapa jauh meningkatnya kesejahteraan dan keinginan untuk
berkembang lebih jauh di antara negara-negara yang telah maju
ekonominya merupakan faktor penting dalam mencegah negara-negara
miskin dalam menyediakan kebutuhan bagi penduduknya yang semakin
bertambah itu. Apakah peningkatan kesejahteraan di negara maju justru
merupakan kekuatan yang menggangu peningkatan standar hidup di negara-
negara miskin.
Sampai dengan Maret 1976, penduduk dunia telah melampaui jumlah 4
miliar. Proyeksi optimis oleh PBB jumlah penduduk mencapai 6,5 miliar
sampai akhir tahun 2000 dan lebih dari 15 miliar pada akhir abad ke-21. hampir
2/3 jumlah penduduk menempati negara-negara sedang berkembang. Penduduk
dunia sangat tidak seimbang distribusinya berdasarkan atas daerah/wilayah
tingkat kelahiran dan kematian, dan atas dasr struktur umur.
Lebih dari 2/3 penduduk dunia tahun 1977 hidup di negara sedang
berkembang dan kurang dari 1/3 hidup di negara yang ekonominya sudah maju.
Tingkat pertumbuhan penduduk juga lebih tinggi di negara-negara sedang
berkembang daripada dinegara-negara maju, sehingga tampak pada gambar 3.2.
bahwa distribusi pada tahun 2000 berbeda dengan distribusi pada tahun 1950
yaitu ada tambahan penduduk sebesar ± 4 miliar selama 50 tahun dengan 60 %-
nya (2,5 miliar) berada di negara-negara Asia ini menunjukan adanya kenaikan
sebesar 300% selama 50 tahun, sedangkan di Afrika dan Amerika Latin jumlah
kenaikannya kira-kira 400% (1 miliar orang), sehingga pada tahun 2000 di
ketiga benua tersebut jumlah penduduknua meliputi 80% dari penduduk dunia
sedangkan sebelumnya tahun 2950 hanya meliputi 70%. Di lain pihak jumlah
sebelumnya tahun 2000 di ketiga benua tersebut jumlah penduduknyameliputi
80% dari penduduk dunia, sedangkan sebelumnya tahun 1950 hanya meliputi
70%. Dilain pihak jumlah relatif penduduk di amerika Utara, Eropa dan Ini
Sovyet menurun menjadi 20% dari 30% jumlah penduduk dunia.

Afrika Afrika
8,7% 12,5%
Eropa
7,2% Uni Sovyet
5,1%
Uni
sovyet Amerika
7,2% Utara 5,1%

Am erika Asia dan Am erika


Utara Oceania Asia dan
Latin 10%
6,7% 55,1% Oceania
58,7%
Am erika
Latin
6,5%
Tahun 1950, Tahun 2000,
Jumlah Penduduk Proyeksi Penduduk
2.480.000.000 6.500.000.000

Gambar 3.2.
Penyebaran Penduduk meurut Daerah Geografis

b. Trend Fertilitas
Laju pertumbuhan penduduk secara kuantitatif diukur sebagai
presentase pertumbuhan bersih terhadap jumlah penduduk karena
pertumbuhan alami natural an migrasi internasional bersih. Pertumbuhan
(natural) adalah perbedaan antara kelahiran dan kematian atau secara tknis
merupakan perbedaan antara fertilitas dan mortalitas. Migrasi internasional
sekarang ini tidak begitu penting artinya dalam laju pertumbuhan penduduk.
Antara negara sedang berkembang dan negara maju, perbedaan laju
pertumbuhan penduduk disebabkan oleh tingkat kelahiran (fertilitas) di
negara sedang berkembang pada umumnya lebih tinggi dari pada di negara-
negara maju.
Rata-rata laju pertumbuhan penduduk di negara sedang berkembang saat
ini adala 2,5 pertahun, sedangkan di negara yang maju angka pertumbuhan
itu hanya sitinggi 1% pertahun. Jumlah kelahiran di negara sedang
berkembang kira-kira 30-50 per 1000 penduduk, sedangkan di negara maju
angka ini kurang dari 30 per 1000 penduduk. Sebab-sebab yang menonjol
adalah karena umumnya penduduk di negara-negara berkembang kawin
pada usia muda, tetapi disamping itu dengan adanya perbaikan ekonomi
(terutama Taiwan, singapura, Korea Selatan dan Hongkong) angka
kelahiran ini mulai turun.
Pada sisi lain perbedaan angka kematian di negara maju dan negara
sedang berkembang sudah semakin sempit. Ini disebabkan oleh adanya
perbaikan tingkat kesehatan di negara-negera sedang berkembang bersama
dengan semakin baiknya perekonomian dan pendidikan. Namun demikian
rata-rata umur dinegara sedang berkembang masih 20 tahun lebih pendek
daripada rata-rata umur di negara maju.
Pada tahun 1950, rata-rata umur (life expetancy) di negara sedang
berkembang adalah antara 35-40 tahun dibanding dengan rata-rata umur 62-
65 tahun di negara maju. Pada tahun 1975 perbedaan ini kira-kira tinggal
19/20 tahun kareana rata-rata umur di negara sedang berkemban meningkat
menjadi 52 tahun, sedangkan rata-rata umur di negara maju meningkat
menjadi 71 tahun. Rata-rata umur sekarang ini yang terpendek terdapat di
Afrika (46 Tahun) sedangkan yang tertinggi adalah di eropa (72 tahun).
Pada umunya tingkat kelahiran yang tinggi dihubungkan dengan
kemiskinan nasional. Namun adalah keliru bila kita menyimpulkan bahwa
berhubungan angka kelahiran yang tinggi pada umunya terdapat di negara
miskin, sedangkan angka kelahiran rendah terdapat dinegara maju, maka
dengan meningkatkan pendapatan per kapita lalu tingkat kelahiran akan
menurun.
Juga tidak ada kepastian hubungan antara laju pertumbuhan pendapatan
nasional dengan tingkat kelahiran. Namun jelas ada bukti bahwa ada
hubungan positif antara distribusi pendapatan dengan tingkat kelahiran.
Tingkat kelahiran yang rendah terdapat di negar-negara yang distribusi
pendapatannya lebih merata, sedangkan di negara-negara yang distribusi
pendapatannya kurang merata tingkat kurang merata tingkat kelahirannya
lebih tinggi.

c. Pertumbuhan Penduduk dan Kebutuhan Investasi


Untuk meningkatkan output, tambahan investasi harus cukup besar
sehingga dapat meningkatkan penghasilan riil perkapita. Biasanya untuk
negara-negara yang sedang berkembang Incremental Capital Output Ratio
(ICOR) berkisar diantara 3 sampai 4, yang berarti bahwa untuk satu unit
kenaikan output dibutuhkan kenaikan jumlah kapital sebanyak 3 sampai 4
unit. Sedangkan tingkat perkembangan penduduk kira-kira sebesar 3%
setahun . Oleh karena itu untuk mempertahankan tingkat/standar hidup,
paling tidak pada tingkat sekarang, maka negara-negara sedag berkembang
harus mampu menabung sebesar 9 sampai 12%, dari penghasilan nasionl
setahun dan kemidian menginvestasikanya kembali. Tetapi tampaknya
negara-negara sedang berkembang mengalami kesulitan untuk mencapai
tingkat tabungan lebih dari 4 sampai 5% setahun, sedangkan menurut
Profesor Arthur Lewis, tabungan harus ditingkatkan dari 5% sampai 10%
setahun untuk mempertahankan tingkat penghasilan riil perkapita yang
sama besarnya tiap tahun.
Kesulitan melaksanakan pembangunan ekonomi di negara-negara
sedang berkembang itu dapat dilihat pada Gambar 3.3. dibawah. Menurut
anggapan Malthus, negara-negara yang sedang berkembang itu ditandai
oleh apa yang disebut dengan : “perangkap pada keseimbangan pendapatan
yang rendah “(low level equilibrium trap” atau disebut juga :the Malthusion
population trap”). Ini berarti bahwa pada tingkat penghasilan yang
subsistence apabila terdapat kenaikan penghasilan yang sedikit saja akan
mengakibatkan penduduk berkembang lebih pesat dari biasanya dan lebih
tinggi daripada tingkat perkembangan penghasilan itu sediri. Akibatnya
tingkat penghasilan perkapita aka turun lagi pada tingkat yang jauh lebih
rendah dari semula. Tetapi sebalknya apabila penghasilan itu turun lagi di
bawah tingkar\t subsistence, penduduk akan turun jumlahnya dengan
tingkat yang lebih cepat dari pada tingkat penurunan jumlah penghasilan
tersebut. Akibatnya penghasilan perkapita akan naiklagi dan kembali pada
tingkat penghasilan semula, yaitu pada tingkat penghasilan subsistence.
Keadaan ini disebut “keseimbangan yang stabil“ (stable equilibrium).

Persentase kenaikan
penduduk dan
penghasilan

Pertambahan Pertambahan
Pendududuk P Penghasilan
W

t p w

Level Equilibrium Trap

Dalam Gambar diatas terdapat dua kurva yaitu kurva pertumbuhan


pendapatan dan kurva jumlah penduduk keduanya saling berpotongan pada
dua kurva yaitu kurva jumlah penduduk. Keduanya saling berpotongan pada
dua buah titik, yaitu titik-titik T dan W. Misalkan ada suatu sebab yang
sedikit saja yang dapat menaikan tingkat penghasilan dari t ke p. maka ini
akan membawa kenaikan jumlah penduduk dengan tingkat yang lebih cepat
sehingga akan menurunkan tingkat penghasilan perkapita kembali pada
tingkat ekuilibrium pada tingkat penghasilan t yang ditunjukan oleh
perpotongan antara kedua kurva tersebut pada titik T.

Pada penghasilan per kapita setinggi w, juga terdapat suatu


keseimbangan tingkat penghasilan tetapi keadaanya disebut “keseimbangan
yang tak-stabil (unstable equilibrium). Suatu perubahan sedikitsaja akan
mengakibatkan turun atau naiknua tingkat penghasilan per kapita. Apabila
ada kekuatan yang mengakibatkan turuya penghasilan per kapita maka
penghasilan per kapita sebesar t. sedangkan apabila kekuatan itu
mengakibatkan naiknya penghasilan perkapita, maka akan mendirong
penghasilan per kapita untuk naik terus.
Kesimpulannya ialah bahwa untuk dapat membagi penghasilan per
kapita nya negara-negara sedang berkembang, usaha yang Cuma kecil saja
akan sia-sia belaka. Negara-negara sedang berkembang memerlukan
kebijaksanaan sedemikian rupa agar dapat meningkatkan penghasilan per
kapitanya meloncat dari titik t ke wsecara cepat. Ini berarti bahwa
perekonomia harus menjalankan “dorongan yang besar” (big push). Atau
perekonopmian harus memenuhi apa yang disebut “usaha minimum yang
sangat perlu” (critical minimum efforts) untuk memecahkan “low income
level equilibrium trap”tersebut.

2. Struktur umur yang Tidak Favorable


Negara-negara sedang berkembang memiliki tingkat kelahiran yang tinggi
dan tingkat kematian yang rendah. Hal ini mengakibatkan adanya segolongan besar
penduduk usia muda lebih besar proporsinya darpada golongan penduduk usia
dewasa. Keadaan penduduk yang seperti ini disebut sebagai penduduk yang berciri
“expansive”.
Ini merupakan kebalikan dari keadaan di negara-negara maku.Proporsi yang
besar dari penduduk usia muda ini tidak menguntungkan bagi pembangunan
ekonomi, karena :
1. Penduduk golongan usia muda, cendrung untuk memperkecil angka
penghasilan perkapita dan mereka semua merupakan konsumen dan
bukan produsen dalam perekonomian tersebut.
2. adanya golongan penduduk usia muda yang besar jumlahnya disuatu
negara akan mengakibatkan lebih banyak alokasi faktor-faktor
produksi kearah “investasi-investasi sosial” dan bukan kearah
“investasi-investasi kapital”.

3. Distribusi Penduduk yang Tidak Seimbang


Tingkat urbanisasi yang tinggi pada umunya telah dihubungkan dengan
daerah-daerah yang secara ekonomis telah maju dan bersifat industri. Urbanisasi ini
mempunyai pengaruh dan akibat-akibat yang berbeda di negara-negara yang sudah
maju bila dibandingkan dengan di negara-negara yang sedang berkembang. Di
negara-negara maju hanya sebagian kecil penduduk yang bekerja disektor
pertanian. Urbanisasi biasanya terjadi karena adanya tingkat upah yang lebih
menarik di sektor industri (dikota) daripada tingkat upah di desa (sektor pertanian)
untuk Indonesia masalah distribusi penduduk merupakan masalah yang
utama, pulau jawa yang mempunyai penduduk 70% dari seluruh penduduk
Indonesia, pulau-pulau yang jauh lebih besar seperti Sumatra, Kalimantan,
Sukawesi, dan Irian (Papua) justru mempunyai kepadatan penduduk yang lebih
rendah dibading di pulau Jawa.

4 Kualitas Tenaga Kerja yang Rendah


Rendahnya kualitas penduduk juga merupakan penghalang pembangunan
ekonomi suatu negara. Ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan
pengetahuan tenaga kerja. Untuk adanya perkembangan ekonomi, terutama
industri, jelas sekali dibutuhkan lebih banyak tenaga kerja yang mempunyai skill
atau paling tidak dapat membaca dan menulis.

B. LEDAKAN PENDUDUK (POPULATION EXPLOSION)


Dari banyak penelitian kita mengetahui bahwa faktor utama yang
menentukan perkembangan penduduk adalah tingkat kematian, tingkat kelahiran
dan tingkat perpindahan penduduk (migrasi). Dua faktor utama yang sangat besar
peranannya dalam mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk. Disamping itu
jumlah penduduk yang besar secara absolut akan bertambah lebih cepat daripada
jumlah penduduk kecil, walaupun laju pertumbuhan sama. Dari pengalaman yang
ada, laju pertumbuhan penduduk selalu meningkat bagi dunia secara keseluruhan
sampai awal abad ke-20. kemudian dapat diperkirakan lamanya waktu yang
dibutuhkan bagi suatu jumlah pendudu untuk menjadi dua kali lipat (doubling time)
apabila kita mengetahiu tingginya laju pertumbuhan penduduk itu. Misalnya laju
pertumbuhan penduduk 2% pertahun, maka waktu pelipatan dua (doubling time)
adalah 70:2 atau 35 tahun.

1. Tingakat Kematian (death Rate)


Ada empat faktor yang menyumbang terhadap penutunan angka kematian
pada umunya :
a. Adanya kenaikan standar hidup sebagai akibat kemajuan teknologi dan
meningkatnya produktivitas tenaga kerja serta tercapainya perdamaian
dunia ygcukup lama.
b. Adanya perbaikan pemeliharaan kesehatan umum (kesehatan masyarakat),
maupun kesehatan individu.
c. Adanya kemajuan dalam bidang ilmu kedokteran serta diperkenalkannya
lembaga-lembaga kesehatan umum yang moderen, World Health
Organization (WHO) sehingga dapat mengurangi jumlah orang yang
terserang penyakit.
d. Meningkatnya penghasilan riil per kapita, sehingga orang mampu
membiayai hidupnya dan bebas dari kelaparan dan penyakit, dan
selanjutnya daparhidup dengan sehat.

Disamping itu kenaikan tingkat penghasilan memungkinkan


tumbuhnya pemeliharaan kesehatan umum dan lingkungan serta ilmu-ilmu
kedokteran serta praktek-prakteknya. Bagi negara-negara sedang
berkembang turunnya tingkat kematian belum merata di semua negara. Pada
umunya penurunan tingkat kematian sejak tahun 1940 di negara-negara
sedang berkembang terutama disebabkan oleh adanya penemuan dalam
cara-cara oengobatan penyakit dengan biaya relatif rendah. Penyebarancara-
cara pengobatan baru ini sebagian besar melalui berbagai hubungan antara
negara-negara tersebut dengan negara-negara maju.

2. Tingkat Kelahiran (Birth Rate)


Di negara-negara industri pertumbuhan penduduk berlangsung terus
disamping adanya penurunan tingkat kelahiran, misalnya di Perancis, Amerika
Serikat dan Inggris, tingkat kelahiran terus menurun sejak abad kesembilan belas
sampai awal abad pertengahan ini. Hanya setelah Perang Dunia ke-2, tingkat
kelahiran meningkat dan mempercepat tingkat pertambahan penduduk. Tingkat
kelahiran lebih dihubungkan dengan perkembangan ekonomi melalui pola-pola
kebudayaan seperti umur perkawinan, status wanitanya, kedudukan antara rural dan
urban serta sifat-sifat dari sistem famili yang ada. Pada beberapa negara seperti di
irlandia, kelangkaakn tanah dan pembatasan keluarga terjadidi daerah pedesaan. Di
Inggris dan Amerika Serikat, dorongan untuk adanya pembatasan jumlah anggota
keluarga timbul dari adanya keinginan untuk menikmati standar hidup yang lebih
tinggi. Walaupun program keluarga berencana sedang berkembang (Indonesia,
Filipina dan sebagainya), namun tingkat kelahiran masih dikatakan tinggi
disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan masih primitifnya struktur sosial
dan kebudayaan. Dalam dasawarsa 1971-1980 diharapkan tingkat pertumbuhan
penduduk di Indonesia akan berkisar pada 1,8% tahun, tetapi hasil sensus penduduk
tahun 1980 menunjukan tingkat pertumbuhan penduduk 2,4% per tahun Dinegara
yang sudah maju, terutama di negara-negara Barat, penurunan tingkat kematian
sunguh-sunguh telah diikuti oleh suatu penurunan tingkat kelahiran pula. Oleh
karena itu ada seorang profesor, yaitu E.E Hagen, menganggap bahwa tingkat
kelahiran itu ditentuakn oleh tingginya tingkat kematian. Tingkat kelahiran
disesuaikan dengan tingginya tingkat kematian dengan maksud agar suatu keluarga
memiliki jumlah anak yang sedikit dan dapat hidup sampai hari tua. Dengan
demikian keturunannya akan dapat kekal adanya. Di sebagian besar negara Eropa,
telah terjadi pula suatu penurunan kematian yang lambat, kemudian tingkat
kelahiran mulai mengikutinya, dalam seperempat abad yang terakhir dari abad 19.
jadi pada mulanya tingkat kematian menurun, sedangkan tinrkat kelahiran tetap,
yang ini membuahkan pembangunan ekonomi. Setalah itu tingkat kelahiran
menurun dengan cepat dan mengejar cepatnya penurunan tingkat kematian.
Keadaan tersebut berbeda dengan keadan ini dinegara-negara sedang
berkembang, di mana turunnya tingkat kelahiran belum tampak, bahkan di
beberapa negara tingkat kelahiran masih menunjukan gejala-gejala yang meningkat
sampai awal 1970-an. Tahun1960-an, negara-negara yang sedang berkembang
memiliki tingkat kelahiran diantara 40 san 50 per 1000 orang per tahun, sedangkan
di negar-negara yang maju angka itu berkisar antara 20 per m100 orang per tahun.

Per Seribu
Tingkat Tingkat Tingkat
Daerah
Perkembangan Kelahiran Kematian
Afrika 25 46 23
Amerika Utara 16 24 9
Ameriaka Latin 28 40 14
Jepang 10 17 7
Asia Selatan 24 42 20
Eropa 9 19 10
Uni Sovyet 16 24 7
Sumber : Goran Ohlin, Population Control and Economic Development, Development Centre of the Organization for
Economic Coperation and Development 1967, halaman 13

35
Tingkat Tingkat Kematian
Kelahiran dan 30
Kematian Per
tahun per 1000 25
Tingkat
20 Kelahiran

15

10

5 Tahap I Tahap II Tahap III

1800 1840-50 1880-1910 1976

Gambar ?.?
Transisi Demografi di Negara Maju

Tahap I menggambarkan keadaan dimana laju pertumbuhan penduduk pada


tingkat yang rendah, tetapi baik tingkat kematian dan tingkat kelairan tinggi. Tahap
ke-II ditandai dengan menurunya tingkat kematian, tetapi tingkat kelahiran tetap
tinggi. Tingkat kematian turun karena adanya perbaikan taraf hidup dan perbaikan
kesehatan dengan berkembangnya pengetahuan kedokteran. Tahap III menunjukan
keadaan dimana tingkat kematian masih terus turun dan dibarengi pula oleh turunya
tingkat kelahiran, sehingga laju pertumbuhan penduduk juga rendah. Dalam tahap
III terlihat laju pertumbuhan penduduk meningkat karena tingkat kematian
menurun dan tingkat kelahiran tetap tinggi.
45 Tingkat Kelahiran Kasus B

40
Kasus A
35
Tingkat
Kelahiran dan 30 Tingkat
Kematian Per Kematian
tahun per 1000 Kasus B

10 Kasus A

Tahap I Tahap II Tahap III

1900 1950 1965-70

Gambar 1.?
Transisi Demografi di Negara Sedang Berkembang
Bagi negara sedang berkembang sampai dengan tahun 1970-an pola
perkembangan penduduknya masih tampak berbeda-beda. Ada negara-negara yang
sudah berada pada tahap III, tetapi masih ada yang berada pada tahap II.
Negara-negara seperti Taiwan, Korea Utara, Chili, Sri Langka (kasus A0
sudah berada pada tahap III, dimana mulai pada tahun 1950-an negara-negara ini
mengalami penurunan tingkat kematian tetapi tingkat kelahiran masih tetap tinggi.
Ternyata 15 tahun krmudia tingkat kelahiran mulai turun mendekati tingkat
kematian. Dengan demikian periode di mana penurunan tingkat kelahiran yang
menyusul turunya tingkat kematian menjadi lebih pendek (15tahun) di negara
sedang berkembang daripada di negara maju *45 tahun).
Di lain pihak ada negara-negara di bagian Asia Selatan, Asia Tenggara,
Afrika, Amerika Latin (kasus B) yang belum mencapai tahao III sampai dengan
tahun 1970-an, karena tingkat kematian di negara tersebut sudah menurun, tetapi
belum diikuti oleh menurunnya tingkat kelahiran. Mengapa hali ini terjadi?? Tidak
lain karena adanya kemiskinan dan kemelaratan yang dibarengu sostem sosial dan
perkawinan pada usia muda.

3. Migrasi
Migrasi mempinyai peranan juga dalam menentukan tingkat
pertumbuhanpenduduk. Oleh kerena itu tingkat pertumbuhan penduduk tidak
dapatdiperhitungkan hanya dari tingkat kematian saja. Penduduk di Amerika Latin
dan Amerika Utara meningkat karena alasan migrasi.
Bagi negara-negara sedang berkembang migrasi tidaklah berarti dalam
peningkatan jumlah penduduk ataupun dalam pengurangan jumlah penduduk.
Perpindahan penduduk keluar negeri dari negara-negara yang sedang berkembang
tidaklah mungkin dapat terlaksana lagi guna mengurangi kepadatan penduduknya .
hal ini disebabkan banyak negara seperti Auetralia, Rhodesia dan Suriname tidak
bersedia menerima perpindahan penduduk dari negara-negara sedang berkembang
yang padat penduduk-nya, dengan alasan kesulitan-kesulitan integrasi sisoal dan
rendahnya tingkat skill di negara-negara yang mengalami tekanan penduduk
tersebut.
Akibat dengan penurunan tingkat kematian yang cepat dan tetap tingginya
tingkat kelahiran dan kurang efektifnya migrasi, maka pertumbuhan penduduk akan
tampak sangat cepat dan mengakibatkan terjadinya ledakan penduduk di negara-
negara sedang berkembang.

C. PEMECAHAN MASALAH KEPENDUDUKAN


Masalah penduduk merupakan masalah yang sangat sukar untuk diatasi.
Sebenarnya kita dapat menterapkan suatu kebijakan dari sudut tingkat kematian
untuk mengurangi tingkat pertumbuhan denduduk, yaitu dengan mencegah
penurunan tingkat kematian, atau dengan kata lain meningkatkan adanya kematian.
Tetapi tindakan ini jelas bertentangan dengan hati nurani yang pada umumnya
ingin hidup lama di dunia dan tentunya tidak dapat dilaksanakan. Cara lain yaitu
dengan mengurangi kepadatan penduduk di negara-negara sedang berkembang,
tetapi karena rendahnya tingkas skill dan adanya politik restriksi, maka hal ini juga
sulit sekali dilaksanakan. Oleh karena itu kebijakan terakhir yang tampaknya akan
da[at ditempuh ialah dengan memperngaruhi tingkat kelahiran yang mana cara ini
sudah kelihatan diterima sebagai cara yang layak di negara-negara sedang
berkembang. Program keluarga berencana sudah benyak dilaksanakan oleh
sebagian besar negara-negara sedang berkembang. Tetapi dalam pelaksanaanya
program tersebut masih kelihatan banyak sekali mengalami kesulitan.
Walaupn program leuarga berencana telah diterima oleh hampir semua
negara sedang berkembang, tetapi belum semua penduduk atau semua orang yang
tinggal di negara-negara itu bersedia melaksanakan program tersebut. Keadaan ini
disebabkan oleh beberapa hal :
1. Adanya kemelaratan dan buta huruf di negara-negara sedang berkembang,
bersama-sama dengan organisasi sosial yang masih bersifat tradisional,
bertindak sebagai penghambat pelaksanaan keluaraga berencana terutama sekali
mengenai pencegahan kehamilan.
2. Perkembangan ilmu obat-obatan dan ilmu kesehatan masih melupakan faktor-
faktor psikologi dari orang-orang yang akan menjadi akseptor sehigga belum
dapat mengurangi masalah tingkat kelahiran di negara-negara sedang
berkembang.

D. PEMANFAATAN SUMBERDAYA MANUSIA (HUMAN RESOURCES)

1. Beberapa Konsep Ketenagakerjaan

Pembangunan ekonomi banyak dipengaruhi oleh hubungan antara manusia


dengan faktor-faktor produksi yang lain dan juga sifat-sifat manusia itu dendiri.
Yang kita maksud dengan “human resources” di sini ialah penduduk sebagai suatu
keseuruhan. Dari segi penduduk sebagai faktor produksi, maka tidak semua
penduduk dapat bertindak sebagai faktor produksi. Hanya penduduk yang berupa
tenaga kerja (human power) yang dapat dianggap sebgai faktor produksi Tenaga
kerja adalah pendudul pada usia kerja yaitu antara 15 sampai 64 tahun. Penduduk
dalam usia kerja ini dapat digolongkan menjadi dua yaitu angkatan kerja (labor
force) dan bukan angkatan kerja.
Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah penduduk yang bekerja,
namun siap untuk bekerja atau sedang mencari pekerjaan pada tingkat upah yang
berlaku. Kemudian penduduk yang bekerja adlah mereka yang melakukan
pekerjaan guna menghasilkan barang dan jasa untuk memperolah penghasilan, baik
yang bekerja penuh maupun yang tidak bekerja penuh. Di negara-negara sedang
berkembang batas umur angkatan kerja lebih rendah (di Indonesia 10 tahun keatas)
daripada di negara yang telah maju (15 tahun keatas). Demikian pula kuantitas dan
kualitas angkatan kerja lebih rendah di negara-negara sedang berkembang daripada
di negara-negara maju karena sebagian besar penduduk di negara-negara sedang
berkembang berusia muda.

2. Macam-macam Pengangguran
Dalam pembangunan ekonomi ada tenaga-tenaga manusia yang disebut
mengaggur dan setengah mengaggur. Tenaga kerja yang menganggur adalah
mereka yang ada dalam umur angkatan kerja dan sedang mencari pekerjaan pada
tingkat upah yang berlaku. Tenaga kerja yang tidak sedang mencari pekerjaan
digolongkan dalam angkata kerja dan juga bukan penganggur. Jumlah tenaga kerja
yang mengaggur, cukup banyak di negara-negara yang padat penduduknya.

Di negara-negara sedang berkembang pengangguran dapat digolongkan


kedalam 3 jenis yaitu :
- Pengangguran yang kelihatan (visible underemployment).
- Pengangguran tak-kentara (disguised underployment/invisible
underemployment).
- Pengagguran potensial (potensial underemployment).

a. Pengagguran yang Kelihatan (Visible Underemployment)


Visible underemoployement akan timbul apabila jumlah waktu kerja yang
sungguh-sunggu digunakan lebih sedikit dariopada waktu kerja yang sungguh-
sungguh digunakan lebih sedikit daripada waktu kerja yang disediakan ungutk
bekerja. Ini merupakan suatu pengagguran. Meskipun pengagguran itu tersapat di
sektor-sektor kerajinan dan industri. Visible underemployment ini dibagi dua
yaitu pengangguran kronis (chronic underemployment dan seasonal
underemployment). Pengagguran kronis terjadi meskipun pada puncak kegiatan
pertanian jumlah waktu kerja yang benar-benar dipergunakan. Dengan demikian
pengagguran kronis ini dapat di kerahkan untuk bekerja di sektor-sektor di luar
pertanian. Sebaliknya tenaga kerja yang tergolong pengaggur musiman di sektor
pertanian tidak dapat ditarik ke sektor lain tanpa mepengaruhi produksi sektor
pertanian itu kecuali kalau ada tindakan–tindakan yang memperbaiki atau
mengubah cara produksi. Jelasnya, pengagguran yang kentara (visible
underemployment) timbul karena kurangnya kesempatan kerja.

b. Pengangguran Tak-kentara (Invisible Underemployment)


Pengangguran tak-kentara terjadi apabila para pekerja telah menggunakan
waktu kerjanya secara penuh dalam suatu pekerjaan dapat ditarik dari sektor
tersebut tanpa mengurangi output, tetapi harus dibarengi dengan perubahan-
perubahan fundamental dalam metode produksi yang memerlukan pembentukan
kapital yang berarti. Kemungkinan penatikan tenaga kerja yang secara produkrif,
terdapat baik di sektor pertanian maupun sektor industri. Kemungkinan
penyebarannya di sektor pertanian terbukti dari tingkat upah atau tingkat
produktivitasnya yang rendah. Perubahan-perubahan yang diperlukan mungkin
semali memerlukan perluasan daerah penanama, penggatnian tenaga manusia
dengan mesin danlain sebagainya. Dengan penarikan tenaga kerja dari sektor
pertanian itu perlu diciptakan lapangan kerja di sektor yang lain. Contoh untul
sektor-sektor di luar pertanian ialah degantikannya industri-industri rumah tangga
atau industri-industri kecil dengan industri-industri sedang maupun industri besar
yang lebih banyak menggunakan mesin daripada tenaga kerja.

d. Menafaatkan Tenaga-tenaga yang menganggur


Tenaga-tenaga yang mengaggur merupakan persediaan faktor produksi
yang dapat dikombinasikan dengan faktor-faktor produksi lain untuk meningkatkan
output di negara-negara sedang berkembang. Persediaan tenaga kerja ini jelas lebih
banyak terdapat di daerah-daerah ygpadat penduduknua. Masalah pemanfaatan
tenaga kerja yang menganggur ini menyangkut baik segi penawaran maupun segi
permintaan. Pembangunan desa merupakan jalan yang baik untuk memanfaatkan
tenaga kerja yang mengaggur, karena hanya diperlkan kapital yang relatif sedikit.
Suatu keuntungan penggunaan tenaga yang menganggur secara musiaman di sektor
pertanian yakni tisak mwngurangi tenaga-tenaga kerja yang diperlukan untuk
mengadakan panen maupun penananman. Industri-industri kecil juga mungkin
sekali akan menyera tenaga-tenaga yang neganggur karena musim atau memang
secara kronis.

E. KULITAS TENAGA KERJA


Sejauh ini kita memperlihatkan peranan tenaga kerja sebagai salah satu
faktor produksi yang akan mempengaruhi tinggi rendahnya tingkat pendapatan
nasional dari segi kuantitas atau jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha
produksi menigkat, maka jumlah tenaga kerja yang dipakai dalam usaha produksi
meningkat, maka jumla produksi yang bersangkutan juga meningkat. Dengan kata
lain kalau tidak ada peningkata jumlah tenaga kerja maka jumlah produksi akan
tetap pernyataan yang demikian ini, tidak dapat seluruhnya dianggap benar karena
walaupun jumlah enaga kerja itu tidak berubah, tetapi bila kulitas dari tenaga kerja
itu menjadi lebih baik maka dapat terjadi bahwa tingkat produksi akan menignkat
pula.
Selama kita beranggapan bahwa, tingkat produksi hanya tergantung pada
jumlah tenaga kerja, berarti kita menganggap bahwa tenaga kerja itu bersifat
homogen. Sedangkan dalam kenyataannya tenaga kerja itu sangat heterogen baik
dilihat dari segi umur, kemampuan kerja, kesehatan, pendidikan, jenis kelamin,
keahlian dan sebagainya. Jadi agar analisis kita mengenai peranan tenaga kerja bagi
pembangunan ekonomi menjadi lebih teliti dan baik, maka kita harus melihat
tenaga kerja ini sebagai faktor produksi yang heterogen. Oleh karena itu dalam
merencanakan pertumbuhan ekonomi dalam hubungannya dengan penguunaan
tenaga kerja, jug adiperlukan adanya perencanaan tenaga kerja (manpower
planning) secara tepat. Suatu negara harus mampu memperkirakan misalnya berapa
jumlah tenaga kerja ahli teknik, ahli bangunan, akuntan, sekertaris untuk lima
sampai sepuluh tahun yang akan datang.
Ciri khusus yang dimiliki oleh faktor produksi ini ialah tidak dapat hilang
atau berkurang apabila faktor produksi itu dipakai, dimanfaatkan atau dijual.
Dengan semakin sering berkurang tetapi justru sebaliknya, dan bahkan nolainya
menjadi semakin tinggi pula.
Penawaran tenaga kerja akan tergantung pada tinggi rendahnya tingkat
upah. Semakin itnggi tingkat upah di pasar tenaga kerja akan semakin tinggi pula
jumlah penawaran tenaga kerja dan demikian sebaliknya.
Dalam hubungan ini perlu dikemukakan bahwa hubungan tingkat upah
dengan penawaran tenaga kerja peseorangan berbeda dengan hubungan antara
tingkat upah penwaran tenaga kerja secara keseluruhan. Hubungan antara tingkat
upah dan penawaran tenaga kerja perorangan sering ditunjukan oleh kurva
penawaran tenaga kerja yang berbelok ke belakang (backward bending supply
curve). Ini berarti bahwa setelah tingkat upah tertentu, dengan naiknya tingkat
upah,tidak akan mendorong seseorang untuk bekerja lebih lama atau lebih giat
karena pada tingkat pendapatan yang relatif tinggi orang ingin hidup lebih santa

KAPITAL
A. PENGERTIAN DAN FUNGSI KAPITAL
Kapital alah semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan, langsung
maupun tidak langsung, dalam produksi untuk menambah output. Lebih khusus
dapat dikatakan bahwa kapital terdiri dari barang-barang yang dibuat untuk
penggunaan produksi pada masa yang akan datang. Ini meliputi pabrik-pabrik dan
alat-alat, bangunan-bangunan dan sebagainya. Kapital sebagai alat pendorong
perkembangan ekonomi meliputi investasi dalam pengetahuan teknik, perbaikan-
perbaikan dalam pendidikan, kesehatan dan keahlian. Selain itu juga termasuk
sumber-sumber yang menaikan tenaga produksi, yang semuanya membutuhkan
kepandaian penduduknya. Dengan kata lain, dalam pertumbuhan ekonomi jangka
panjang fungsi kapital yang menaikan produktivitas itu tidak saja berwujud
pabrik-pabrik dan perlengkapan lainnya, tetapi juga berwujud “human capital”.
Keadaan kapital di negara-negara sedang berkembang pada umunya relatif
langka. Ini disebabkan oleh akumulasi kapital di negara-negara tersebut sedikit.
Kebanyakan negara-negara sedang berkembang sekarang ini mempunyai
tabungan dan investasi hanya sebesar 2 sampai 6% dari pendapatan nasionalnya.
Sedangkan di negara yang telah maju tabungan dan investasi selama periode
pertumbuhan yang cepat rata-rata antara 10% sampai 20% dari pendapatan
nasional.

B. SUMBER-SUMBER KAPITAL UNTUK PEMBANGUNAN


Kaiptal dapat diambikan dari penggunaan kelebuhan tenaga kerja yang ada
dalam masyarakat. Oleh karena itu kapital untuk pembangunan dapat diciptakan
dengan cara menggeser kelabihan tenaga kerja dari sektor pertanian kesktor yang
lain (menggunakan penganggur terselubung), menekan konsumsi atau
meninggkatkan ekspor, memindahkan faktor-faltor produksi dari penggunaan
yang kurang produktif ke penggunaan-penggunaan yang lebih produktif. Dalam
arti uang, sumber-sumber kapital untuk pembangunan ada tiga macam, yaitu;
tabungan sukarela (coluntary saving), pajak (forced saving) dan peinjaman luar
negeri (foreign loans).

1. Sumber Fisik (Swadaya Masyarakat)


Secara fisik pembentukan kapital dapat ditempuh dengan realokasi faktor-
faktor produksi dari penggunaan yang kurang efisien ke penggunaan yang efisien.
Denagn kata lin faktor-faktor produksi yang menganggur secara tersembunyi
(disguised unemployment) akan dapat dimanfaatkan bagi pembangunan dan tidak
akan menurunkan produksi pada sektor atau kegiatan semula.

Produksi A
B

Menganggur
tersembunyi

Lo L1 Tenaga Kerja

Fungsi Produksi dan Pengangguran

Contoh yang diberikan disini adalah penganggurantenaga kerja yang masih


mengaggur tersembungi di sektor pertanian dapat dimanfaatkan untuk
pembangunan jalan-jalan desa, saluran-saluran air di pedesaan dan sebagainya,
tetapi tidak akan mengurangi produksi pertanian.

2. Sumber Dana Financial


Secara finansial sumber dana untuk pembangunan dapat dikelompokan
sebagai berikut :
a) Tabungan masyarakat (voluntary Saving).
b) Pajak atau disebut tabungan paksa (Forced Saving).
c) Tabungan Pemerintah.
d) Pinjaman Pemerintah.
e) Inflasi (invisible tax).
f) Investasi asing (foreign direct investment).

a. Tabungan Masyarakat (voluntary saving)


yang dimaksud dengan tabungan mesyarakat adalah bagian
pendapatan masyarakat yang tidak dibelanjakan unutk memenuhi kebutuhan
konsumsi. Sesungguhnya tabungan masyarakat ini dapat dibedakan menjadi
tabungan suksrela dan tabungan paksa. Tabungan sukarela atau “Voluntary
Saving” apabila diorganisasikan dapat berwujud Tabanas, Taska, Tahapan,
Premi asuransi, deposito berjangka dan sebaginya. Biasanya dana dalam
bentuk ini dikelola oleh bank maupun lembaga asuransi untuk dipinjamkan
kepada pera investor dalam melakukan usahanya guna peningkatan
produksi/pendapatan. Keuntungan para penabung pada umunya berupa
bunga, sedangkan pemegang asuransimemperoleh jumlah yang berupa
“claim” untuk menghindari risiko dengan pengorbanan yang relatif kecil.
Keuntungan pihak Bank berupa :spread” penerimaan bunga yaitu
selisih antara bunga yang diterima karena menyalurkan dana dalam bentuk
kredit untuk investas dan bunga yang dibayarkan kepada penyimpan dana
(penabung) sedangkan bagi pera investor ada keuntungan karena tersedia
dana untuk keprluan usaha dan pengembangannya.

b. Pajak atau Tabunga Paksa (forced saving)


Denagn adanya pajak, masyarakat mau tidak mau harus mengurangi
konsumsinya karena berkurangnya pendapatan akibat pembayaran pajak.
Unit ekonomi Rumah Tangga mengurangi konsumsi, unit ekonomi
Perusahaan mengurangi investasi dan Unit Ekonomi {emerintah
mengurangi pengeluaran pemerintah.

D
P1 t

L
Po

X1 X0 X

Pergeseran Beban Pajak

Pajak tidak langsung (pajak penjualan) setinggi t per satuan X,


sebagian terpaksa dipikul oleh konsumen karena harga naik dari OP 0 OP1,
atau dari X0L ke X0L, dan beban produsen sebesar TK serta beban
konsumen sebesar TL.

c. Tabungan Pemerintah
Pajak merupakan iuran yang dapat dipaksakan kepada wajib pajak
oleh Pemerintah dengan balas jasa yang tidak langsung dapat ditunjuk. Pada
pokoknya pajak memiliki dua peranan utama yaitu sebagai sumber
penerimaan negara (Fungsi budget) dan sebagai alat untuk mengatur (fungsi
regulator).
Sejak pelita I, a969/1970, pajak merupakan sumber penerimaan
negara yang peling utama, khususnya untuk penerimaan rutin. Penerimaan
pembangunan hanya sekitar 8% dari seluruh Anggaran Pendapatan Negara !
969/1970 – 1974/1975. penerimaan pembangunan terutama sekali berasal
dari bantuan program dan bantuan proyek. Bantuan program adalah bantuan
yang tidak dikaitkan dengan proyek-proyek tertentu. Bantuan program ini
terdiri dari nilai lawan dari devisa kredit, bantuan panagnm bantuan pupuk,
bantuan pupuk, benang tenun dan sebagainya. Bantuan program berperan
sebagai sumber tambahan bagi pengimpor barang modalm bahan baku,
pangan, yang semuanya guna memantapkan pembangunan; sedangkan
bantuan proyek membantu menambah dana untuk ekspansi, rehabilitasi,
maupun untuk pembangunan proyek-proyek baru yang meliputi bidang-
bidang telekomunikasi, listrik, pengairan, pendidikan, keluarga berencana
serta sarana lainnya.
Penerimaan rutin setelah dipakai untuk membiayai pengeluaran rutin,
bila terdapat sisa, maka inilah yang disebut sebagai tabungan pemerintah.
Jadi selisih antara peneriamaan dan pengeluaran rutin inilah yang kita sebut
sebagai tabungn pemerintah. Semakin besar tabungan pemerintah maka
akan semakin besar pula dana yang tersedia bagi pembangunan.

d. Pinjaman Pemerintah
Pinjaman pemerintah dapat berupa pinjaman sukarela dan pinjaman
paksa, dapat pula pinjaman itu dibedakan dalam pinjaman dalam negeri dan
luar negeri.
Pinjaman sukarela merupakan jenis pinjaman yang diterima oleh
Pemerintah secara sukarela dari pihak mana saja, dapat dari luar negeri
maupun dari dalam negeri. Sedangkan pinjaman paksa merupakan jenis
pinjaman yang dapat dipaksakan oleh pemrintah kepada masyarakat. Ini
pernah terjadi di Indonesia pada tahu 1950-an, dimana Pemerintah
memotong uang kertas dan memperlakukan potongan sebelah kanan sebagai
pinjaman obligasi Pemerintah dan hanya sebagian kiri yang laku yaitu 50%
dari nilai asalnya.
Konsekuensi dari pinjaman dalam negeri adalah tidak ada tambahan
dana secara makro karena tidak terjadi alian dana masuk ke neger kita.
Sedangkan untuk pinjaman luar negeri pasti ada dana yang masuk dari
negara lain ke negara kita.

e. Inflasi (invisible tax)


Cara lain untuk membiayai pembangunan suatu negera adalah dengan
inflasi. Inflasi diartikan sebagai keadaan dimana harga-harga umum
meningkat secara terus-menerus. Dengan kenaikan harga umum itu berarti
bahwa semua unit ekonomi (konsumen maupun produsen) akan membeli
barang dengan jumlah yang sedikit tetapi dengan pengeluaran yang sama.
Dengan kata lian mereka menggunakan konsimsi riil dengan adanya inflasi
itu. Oleh karena itu inflasi dapat diartikan sebagi pajak yang tidak tampak
(invisible tax).
Pada umunya inflasi disebabkan oleh adanya permintaan yang lebih
besar daripada penawaran yang terjadi karena terlalu banyaknya jumlah
uang yang beredar. Dengan pencetakan uang yang lebih cepat dari pada
perkembangan produksi barang dan jasa, maka inflasi dapat dengan mudah
berkembang. Apabila hal itu terjadi maka proyek-proyek pemerintah akan
tetap dipenuhi, sehingga pembangunan juga akan tetap berlangsung, tetapi
dengan pengorbanan dari pihak non pemerintah (swasta dan masyarakat).
Namun inflasi yang terlalu deras lajunya harus dihindari karena ia
akan merusak struktur perekonomian, sehingga pembangunan pada suatu
saat akan dapat berhenti.

f. Investasi Asing
Investasi asing merupakan investasi yang dilaksanakan oleh
pemilik-pemilij modal asing di dalam negri kita untuk mendapatkan suatu
keuntungan dari usaha yang dilaksanakan itu. Investasi asing ini dapat
berupa investasi langsung (foreign direct investment) atau investasi
prtofolio yaitu melalui pembelian saham perusahaan di dalam negri.
Keunutungan lainnya dari investasi asing bagi kita adalah diolahnya sumber
daya alam kita, meningkatnya lapangan kerja dan terjadinya nilai tambah
(added value), meningkatnya penerimaan negara dan sumber pajak, serta
adanya alih teknologi.

C. AKUMULASI KAPITAL YANG RENDAH


Tingkat akumulasi kapital yang rendah di negara-negara sedang berkembang
biasanya dapat diketahui karena adanya suatu lingkaran setan yang tidak berujung pangkal
(vicious circle). Di negara-negara sedang berkembang pendapatan adalah rendah. Karena
tabungan sedikit berartiinvestasi sedikit pula. Ini menyebabkan tingkat produktivitas yang
rendah dan tingkat pendapatan yang rendah pula.
Di negara-negara yang relatif maju kehendak untukmenabung dan untuk investasi
itu berlainan, sedangkan bagi negara yang kurang maju kehendak untuk menabung dan
investasi saling mempengaruhi. Besarnya tabungan tergantung pada adanya kemungkinan
untuk investasi, pembagian tabungan pendapatan, stabilisasi sosial, harapan-harapan,
kebiasaan, dan sebaginya. Sehingga kurangnya kapital disebabkan oleh kurangnya
tabungan yang dikarenakan oleh hasrat berkonsumsi yang tinggi.
Kurangnya tabungan dapat juga larena adanya international demonstration effect,
yaitu keinginan untuk meniru konsumsi di negara-negara maju, sehingga pendapatan yang
rendah itu semuanya digunakan untuk konsumsi.
Impor barang-barang konsumsi di negara-negara sedang berkembang tampaknya
merupakan pemborosan bila dibanding dengan impor barang-barang kapital. Tetapi karena
keadaan pasar di negara-negara sedang berkembang masih sempit bagi barang-barang
kapital, maka industrialisasi dan pertumbuhan perekonomian dimulai dengan industri-
industri yang menghasilkan baran-barang jadi. Sekarang ini kebanyakan negara-negara
sedang berkembang yang merencanakan industrialisasi memulanya dengan mengimpor
barang-barang setengah jadi yang diubah menjadi barang-barang konsumsi, misalnya
radio, minuman, pengepakan, assembling, dan lain sebagainya. Menurut Prof. Hirschman
ini merupakan daerah kantong industri impor (enciave import industry). Industri yang
menghasilkan barang-barang akhir ini kbanyakan cocok bagi permulaan industrialisasi.

Kebaikan dari enclave import industry ialah :


1. Bahwa industri ini relatif membutuhkan kapital lebih sedikit, sehingga di negara
sedang berkembang memungkinkan penyediaan kapital untuknya.
2. Risiko dari kualitas barang yang dihasilkan akan kecil, karena industri itu dari
sebagian besar tergantung pada impor bahan-bahan atau barang-barang yang akan
diolahnya.
3. industri ini dapat mendidik atau merupakan tempat untuk memilih wiraswasta
setempat yang dibutuhkan bagi perkebangan industri lebih lanjut.
4. Industri “enclave impotr” ini akan medorong adanya ekspasi produksi dalam negri
bagi barang-barang yang dibutuhkannya. Dengan adanya efek kaitan ke depan dan
kebelakang (backward and forwad lingkage effect) akan mendorong perkembangan
perekonomian lebih lanjut. Perkembangan ini akan berupa perkembangan industri
hilir (tempat menjual barang produksi).
5. Bahwa kapital akan lebih tertarik pada industri-industri ini daripada yang semuanya
berasal dari dalam negeri.

Banyaknya impor dan bekerjanya enclaive industry ini menunjukan atau


menggambarkan keadaan pasar didalam negeri dan potensinya. Bila permintaan terhadapa
barang-barang akhir itu terusmenerus bertambah, maka impor bahan mentah akan diganti
dengan kegiatan-kegiatan dari dalam negeri. Pegolahan barang-barang akan terus
berkembang dan akan mengerjakan dengan proses yang lebih jauh lagi.
Adapun cara-cara untuk menaikan jumlah tabungan untuk pembangunan adalah
sebagai berikut.
1. Dengan pembentukan koperasi dan lembaga-lembaga yang lain. Misalnya koperasi
pertanian. Dalam koperasi itu anggota-anggota
2. Dengan pajak. Ini juga meruapakan sumber tabungan pemerintah. Tabungan
pemerintah adalah jumlah seluruh penerimaan rutin dikurangi dengan seluruh
pengeluaran rutin.
3. Dengan inflasi yang moderat turunnya pendapatan riil para pekerja dan naiknya
keuntungan pengusaha akibat inflasi yang miderat akan mendorong untuk
mengadakan investasi lebih lanjut. Sudah tentu ini ada bahayanya, yaitu misalnya
biaya-biaya produksi akan naik dan mempunyai pengaruh kurang baik dalam
industri ekspor karena harga barang-barang ekpor menjadi lebih tinggi. Ada
disparitas harga yang tinggi antara harga di dalam negeri.
4. Dengan pinjaman luar negeri. Ini sudah tentu tergantung pada keadaan negara yang
memberi pinjaman ataupun negara yang meminjam. Yang memberi pinjaman
ataupun negara yang meminjam. Yang memberi pinjaman percaya atau tidak dan
yang meminjam dapat dipercaya atau tidak.

D. PENGGUNAAN KAPITAL

1. Kriteria Neraca Pembayaran (Balance of Payments Criteria)


Pada pokoknya dikatakan bahwa penggunaan kapital atau investasi itu
sebaliknya pada sektor yang dapat menggurangi kesulitan-kesulitab yang perlu
dihindari yaitu jangan sampai ada kenaikan impor yang akan disertai pula dengan
invsetasi-investasi yang membutuhkan barang-barang dari luar negeri. Buchan
menyebutkan impor ini sebagai “the direct of foreignexchange”. Ada pula yang
disebut dengan “the circultous drain” yaitu bila ada kenaikan impor yang akan
disertau dengan kenaikan pendapatan sebagai akibat adanya investasi-investasi itu .
apakah investasi itu untuk impor barang-barang atau tidak, circultous drain ini akan
terjadi dan negara akan dihadapkan pada masalah Neraca Pembayaran Internasional
karena itu investasi hendaknya digunakan untuk menaikan volume ekspor dengan
jalan baik digunakan untuk memproduksi barang-barang subtitusi impor ataupun
menaikanproduksi barang-barang untuk ekspor.
2. Kriteria Produktivitas Sosial Marjinal (Social Marginal Produktivity Criteria)
Disini investasi digunakan pada proyek-proyek yang dapat diharapkan
memberi hasil tertinggi atau dengan perkataan lain investasi pada proyek-proyek
yang paling menguntungkan, atau pada proyek-proyek yang paling
menguntunggkan, atau pada proyek-proyek yang mempunyai ICOR terendah.
Perkembangan ekonomi terjadi pada perubahan keadan sosial sekelilingnya;
misalnya penduduk, teknologi, kebutuhan, selera, harapan-harapan dan sebagainya.
Semua ini berubah dari waktukewaktu, sehingga proyek-proyek untuk mana
investasi itu diadakan juga berubah-ubah, yaitu pada proyek dan sektor yang paling
menguntungkan.

3. Kriteria Intensitas Faktor-faktor Produksi (Factor Intensity Criteria)


Berdasarkan pada capital output ratio suatu proyek, dimana kapital
merupakan faktor yang langka di suatu negara, Oleh karena itu harus dipilih
teknologi yang bersifat menghemat penggunaan kapital. Dengan perkataan lain
investasi hendaknya dilaksanakan pada proyek-proyek dengan intensitas kapital
yang terendah. Dengan kapital yang sedikit saja sudah dapat menghasilkan output
yang banyak.. ICOR menurun bila negara sudah memiliki social over head capital
yagn cukup seperti jalan-jalan, pelabuhan, listrik, dan sebagainya, sering kali
sedikit permintaan perunit out put dan sudah tidak banyak membutuhkan barang-
barang kapital lagi.

4. Kriteria Bagian Investasi Kembali (Reinvestment Quotient Criteria)


Ini menitik beratkan bahwa investasi harus sedemikian rupa sehingga
investasi per kapita untuk masa yang akan datang makin bertambah. Jadi jumlah
investasi makin lama harus makin besar. Dengan perkataan lain kriteria ini
berusaha agar tingkat investasi selau bertambah besar dalam memutuskan investasi
pertambahan penduduk harus pula diberhitungkan. Oleh karena tujuan
perekonomian ialah memaksimumkan output per kapita di masa yang akan datang,
maka kriteria tersebut akan memaksimumkan perbandingan kapital tenaga kerja
(capitallabour ratio) pada waktu yang akan datang dan karenanya
memaksimumkan produksi par tenaga kerja.

5. Kriteria Operasional (Operational Criteria)


untuk mengadakan investasi dalam suatu proyek ada 3 (tiga) faktor yang
harus diperhatikan, yaitu:
a. Tingkat perputaran kapital (capital trunover) dari investasi itu.
b. Keuntungan sosial yang ada (social Profitability).
c. Pengaruhnya terhadap Neraca Pembayaran Internasional.

6. Kriteria Perbandingan Biaya Manfaat (Benefit-Cost Ratio)


Kriteria ini menghendaki agarinvestasi diadakan pada proyek-proyek yang
memiliki nilai perbandingan manfaat dan biaya yang lebih besar dari satu (B/C >1).
Manfaat disini haruslah manfaat bersih yaitu total manfaat dikurangi biaya atau
kerugian selain kapital.
E. BESAR KECILNYA INVESTASI
1. Teori Usaha Perlahan-lahan (Gradualist)
Teori berpendapat bahwa negara yang terbelakang sebaiknya jangan
mengadakan industrialisasi cepat-cepat, sebab risiko dan kekliruan akan terlalu
besar untuk dipikul negara yang miskin tadi. Inkeksi kapital yang banyak adalah
kurang baik sampai perekonomian disitu mampu menyerapnya. Pemilihan teknik-
teknik produksi dan investasi didasarkan pada biaya-biaya relatif ndari pada faktor-
faktor produksi. Harus diusahakan untuk memajukan industri-industri kecil,
pembangunan masyarakat desa dan lain-lain senacam inilah yang menggunakan
kelebihan tenaga buruh. Kegiatan yang membutuhkan kapital yang banyak akan
diusahakan bila keuntungan melebihi dari kegiatan yang sifatnyta padat karya
(labour intensive).

2. Teori Dorongan Besar (Big Push)


Teori ini secara singkat mengatakan bahwa bila hanya ada sedikit-sedikit
usaha untuk menaikan pendapatanm hal ini hanya mendorong pertambahan
penduduk saja, yang nantinya akan menghambat kenaikan pendapatan Per kapita.
Oleh karena itu usaha pembangunan harus dilaksanakan secara besar-besaran untuk
mengatasi perubahan-perubahan pendudul. Implikasinya ialah harus diadakan
investasi besar-besaran untuk menghilangkankemiskinan, memaksimumkan output
dengan menggunakan teknik yang paling roduktif yang kadang-kadang
membutuhkan kapital yang paling besar. Konsentrasi pembangunan pada investasi
yang selanjutnya menhasilkan alat-alat kapital untuk mempertahankan pendapatan
dan pertumbuhan output. Konsumsi sebaliknya ditekan, sehigga investasi dapat
terus ada. Titik berat pada “economies of scale” yang berupa produksi massa(large
scale production), dan tentunya juga membutuhkan kapital yang banyak.

F. PEMBANGUNAN SEIMBANG DAN TIDAK SEIMBANG (BALANCED


DAN UNBALANCED GROWTH)

Sehubungan dengan argumen dari teori big push, maka ada doktrin pembangunan
seimbang yang menitikberatkan bahwa perekonomian itu ada kemungkinan untuk
berkembang apabila ada perimbangan yang baik antara berbagai-bagai sektor didalam
perekonomian. Dengan pertumbuhan seimbang (balanced growth) ini diartikan bahwa
perkembangan ekonomi tidak akan berhasil bila investasi hanya terbatas pada “tititk
pertumbuhan” (growing point) tetentu atau sektor-sektor yang sedang berkembang saja,
sebab sektor-sektor lain berhubungan erat. Investasi harus disebarkan pada semua sektor,
sehingga mempertlas pasar antara satu sektor dengan sektor lainnya. Makin erat saling
ketergantungan antara industri barang-barang konsumsidan barang produksi, antara sektor
pertanian dan sektor pabrik, antara sektor ekspor dan sektor dalam negeri dan seterusnya,
maka pasar menjadi makin kuat. Ini berarti bahwa persoalan perkembangan yang seimbang
itu terletak pada hubungan kompementaritas antara kebutuhan-kebutuhan serta antara
faktor-faktor input dan output pada berbagai tingkat produksi

G. INVESTASI KE SEKTOR PERTANIAN ATAU KAH KE SEKTOR


INDUSTRI

Pada umunya orang mengatakan bahwa di negara-negara sedang berkembang


investasi pada sektor industri adalah yang terpenting demi untuk memaksimumkan
kenaikan output. Akan tetapi harus ada usaha-usaha lainnya di sektor pertanian untuk
menyediakan bahan makanan bagi mereka yang pindah dan bekerja di sektor industri. Lagi
pula dengan naiknya pendapatan pasti ada tambahan jumlah penduduk. Oleh karena itu
bagi negara yang masih terbelakang sektor pertanian sebenarnya adalah sangat penting.
Maka dari itu kemajuan di sektor ini sangat diharapkan, misalnya dengan penggunaan
mesin-mesin traktor, pupuk, alat-alat transpor yang lebih baik dan sebagainya.

H. PERANAN PEMERINTAH
Peranan pemerintah dalam inisiatif dan memajukan perekonomian sertahubungan
antara sektor pemerintah dan swasta tergantung opada lingkungan sosial (social-cultural
environment), tingkat perkembangan ekonomi keadaan politik, tersedianya kemampuan
manajemen, pengalaman dalam perusahaan negara maupunefisiensi administrasi
pembangunan dan lain sebagainya. Jadi peranan pemerintah dalam setrategi ekonomi
tergantung pada keadaan sosial dan politk setempat. Pemerintah dapat mengadakan
perlusan penggunaan sumber-sumber alam melalui pengembangan fasilitas obat-obatan,
pendidikan yang lebih baik, irigasi, perluasan pertanian dan sebagainya

SUMBERDAYA ALAM
A. PERANAN SUMBERDAYA ALAM
Secara relatif dari sumber alam dalam perkembangan ekonomi cendrung untuk
turun bila perekonomian itu semakin berkembang. Dengan naiknya pendapatan, maka
hasrat berkonsumsi marjinal pada sumber alam tampak berkurang. Lagi pula input alat-alat
produksi per satuan out put untuk sumbe-sumber alam akan menurun atau setida-tidaknya
tetap. Turunnya peranan penting dari sumber-sumber alam terutama berhubungan dengan
“income elasticity of demand” yang relatif rendah terhadap hasilhasil pertanian dan adanya
perubahan-perubahan dalam fungsi produksi yang diebabkan oleh kemajuan teknik yang
baik, penggunaan pupuk dan juga adanya sumberdaya tanah yang lebih efisien.
Secara relatif peranan sumberdaya alam memang semakin kecil. Tetapi kalau kita
perhatikan tampak bahwa semakin maju perekonomian secara absolut semakin banyak
jumlah dan macam sumberdaya alam yang diolah sehingga berubah dari sumberdaya alam
yang potensial menjadi sumberdaya alam yang riil sifatnya. Karena kenyataaanya memang
demikian maka timbul banyak kekhawatiran berhubung dengan semakin majunya
pembangunan ekonomi suatu negara. Bersama-sama dengan adanya perkembangan
ekonomi banyak sumberdaya alam yang harus diolah sehingga akan mengurangi
sumberdaya alam yang ada, khususnya sumberdaya alam yang bersifat tak dapat
diperbaharui. Demikian pula sumberdaya alam yang dapat diperbaharui juga semakin sulit
didapat

B. SIFAT-SIFAT DAN MACAM SUMBERDAYA ALAM


1. Sumberdaya alam yang tidak dapat habis (inexhaustible natural redources). Ini
mencakup udara, energi matahari, dan air hujan.
2. Sumberdaya alam yang dapat diganti atau diperbaharuidan dipelihara (renewable
resources). Ini meliputi air yang ada ditempat seperti danau, sungai dan sebagainya,
kualitas tanah, hutan, margasatwa, ikan.
3. sumberdaya alam yang tidak dapat diganti (irreplaceable atau stock naturak
resources). Ini mencakup sumberdaya mineral seperi logam, minyakbumi dan
batubara.
Keadaan yang ada pada saat ini ialah bahwa hampir seluruh manusia di bumi ini
mempunyai pandangan yang sempit dan pendek baik dalam lingkup waktu dan ruangan.
Keadaan ini digambarkan dalam gambar berikut

R5

R4

R3

R2

R1

0 5 10 15 20 25 30 35 40 Waktu

Sumbu horizontal sebagai waktu, dan sumbu vertikal sebagai ruang. Semakin jauh
dari titik (0), semakin lama waktu yang dipakai sebagai pertimbangan. Sedangkan sumbu
vertkal yang dipaia menunjukan ruang. Semakin jauh dari titik (0), semakin luas ruang
lingkup pemikiran misalkan R1 = lingkungan keluarga sendiri, R2 = Lingkungan kelurahan,
R3 = lingkungan kabupaten, R4 = lingkungan negara dan seterusnya.
Dalam gambar tampak bahwa banyak individu yang berpikiran sempit dari segi
ruang yaitu terutama untuk diri sendiri dan lingkungansendiri dan pendek dari segi waktu
terutama untuk hari ini dan besok pagi dan paling lama tahun depan. Sedikit sekali yang
berpikiran untk dunia dan massa 56 tahun yang akan datang.

C. RUANG LINGKUP SUMBERDAYA ALAM


Sumberdaya alam mencakup semua pamberian alam di bawah atau diatas bumi
baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Pengertian sumberdaya alam meliputi semua
sumberdaya dan sistem yang bermanfaat bagi manusia dalam hubungannya dengan
teknoligi, ekonomi dan keadaan sosial tertentu. Definisi itu berkembang dan sekarang
mencakup sistem ekologi dan lingkungan. Secara garis besar sumberdaya alam dapat
digolongkan nenjadi tanah prtanian, tanah hutan dan hasil-hasilnya; tanah yang
dikhususkan untuk keindahan dan rekreasi serta tujuan ilmiah; ikan-ikan air tawar maupun
ikan air laut, bahan-bahan mineral munyak maupun nonminyak; sumber energi nono
mineral yang dapat diperbaharui sepertimatahari, gelombang laut, angin, sistem geo
thermal; sumber-daya air dan sebagainya.
Setelah lepas dari alam dan dikuasi oleh manusia, maka sumberdaya tersebut
disebut sebagai barang-barang sumberdaya (resource comodity).

D. PENGERTIAN PERSEDIAAN (RESERVE) SUMBERDAYA ALAM

Pengertian mengenai persediaan ini sangat penting dalam kaitannya dengan


sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui, ddan memang jenis sumberdaya inilah
yang seringkali dikhawatirkan akan segera habis/punah
Keadaan sumbedaya yang tidak dapat diperbaharui dapat dilukiskan seperti gambar
berikut:
Total Sumber Daya
Diketahui Belum Diketemukan

Derajat kekayaan ekonomi yang semakin tinggi


Ekonomis

Persediaan

Tidak
Sumber Daya Hipotesis dan Spekulatif
Tidak ekonomisBahan/mineral Sub Ekonomis

Dimengerti

Ambang Potensi Ekonomi


Ambang mineral

Barang-barang di Bumu Lainnya

Derajat Jaminan Geologi yang semakin tinggi

Dimana sumberdaya total secara geologis dapat digolongkan menjadi sumeberdaya


yang sudah diketahui/diketemukan macam dan sumberdaya alam yang belum
diketemukan. Sumbberdaya yang belum diketemukan dibedakan antara sumberdaya yang
sama sekali belum kita mengerti apakah ia itu ada atau tidak apalagi beberapa banyak
tersedianya sumberdaya tersebut.
Dari segi ekonomi, sumberdaya alam yang tidak daat diperbaharui itu dibedakan
menjadi sumberdaya yang tidak ekonomi, yang ekonomis artinya yang mempunyai potensi
untuk digunakan apabila diperlukan dan sumberdaya ekonmis yaitu sumberdaya yang
sudah memiliki nilai ekonomis dan sudah dikenal diketahui macam dan banyaknya serta
dari segi rkonomis sudah dapat digunakan, maka sumberdaya alam (reserves). Reserves ini
meningkat bila ada eksplorasi yang berhasil, dan berkurang bila mengalami kerusakan dan
diambil oleh manusia.

E. ISU POKOK SUMBERDAYA ALAM


1. Berapa lama dan dalam keadaan apa kehidupan manusia berlangsung terus di bumi ini
dengan persediaan tertentu dari sumberdaya yang melekat di suatu temapat (insitu
resources), yang dapat diperbaharui tetapi dapat rusk, serta terbatasnya sistem
lingkungan”.
2. Lokasi persediaan yang diketahui. Misalnya persediaan minyak dunia banyak dan terus
diketemukan, tetapi persediaan tadi semakin jauh dari para konsumen, terutama
negara-negara barat. Oleh karenaitu mungkin karena tekanan politik dan kenaikan
harga akan menyulitkan konsumen. Timbul embargo minyak oleh OPEC pada
tahun 1972.
3. Adanya pengalaman sejarah mengenai pergeseran dari sumberdaya yang dapat
diperbaharui (renewable resources) ke sumberdaya yang tidak dapat diperbaharui
(stock resources). Misalnya batu bara menjadi semakin penting setelah persediaan
arang kayu semakin sedikit serta harga minyak naik. Di Amerika sektor pertanian
mengganti tenaga ternak dengan mesin yang menggunakan bahan bakar minyak.
Barang-barang konsimsi pindah dari barang yang dapat dipakai lagi kebarang-
barang konsumsi pindah dari barang yang dapat dipakai lagi ke barang-barang yang
dibuang setelah dipakai.
4. Kebijakan penggunaan sumberdaya alam pada masa lampau dimana tindakan yang
tidak bijaksana, berpandangan dekat, eksploitasi yang terlalu rakus terhadap
sumberdaya alam.
5. Apakah kita benar-benar mengerti peranan dan pentingnya sumberdaya alam dan
lingkungan sebagai faktor penting bagi pertumbuhan ekonomi di masa lampau.
Analisis pertumbuhan sering dihubungkan dengan perubahan teknologi dan tenaga
kerja (human capital). Tetapi kurang sekali dihubungkan dengan sumberdaya alam
serta kesediaan lingkungan sebagai tempat membuang sampah hasil-hasil
pembangunan. Padahal di kemudian hal lingkungan dan sumberdaya alam itu sukar
di dapat.
6. Kita semakin tergantung pada sumbedaya alam yang semakin endah kulitasnya.
Terlebih lagi untuk mengolah sumberdaya alam ini dibutuhkan lebih banyak energi
dan biaya.
7. Semakin memburuknya keadaan lingkungan
8. Peranan yang diberikan kepada mekanisme pasar dalam menentukan bagaimana
sumbedaya alam itu dikelola sepanjang waktu.

Dalam usaha memajukan perekonomian dalam kaitannya dengan sumberdaya alam


yang tetap jumlahnya dapat disajikan alternatif-alternatif berikut :
a. Sumberdaya dihabiskan secara cepat dalam suatu periode dengan pertumbuhan
yang cepat dan standar hidup yang tinggi diikuti dengan kehancuran suatu
sistem.
b. Sumberdaya alam dimanfaatkan perlahan-lahan, sehingga tingkat pendapatan
dan standar hidup rendah, tetapi untuk jangka waktu yang lama
c. sumberdaya dimanfaatkan secara cepat guna menciptakan lemampuan untuk
menghasilkan sumberdaya yang habis pakai, sehingga produksi/ perekonomian
dapat terus berlangsung.
d. Sumberdaya alam dihemat penggunaannya (coserved) dan dimanfaatkan sedikit
demi sedikit, tetapi akan menjadi usang bila terdapat penemuan teknologi baru.
e. Perubahan teknlogi serta subtitusi sumberdaya yang dapat diperbaharui akan
dapat memelihara kelangsungan pertumbuhan Produk Nasional Bruto, tetapi
memburuknya lingkungan akan mengurangi kesejahteraan manusia

You might also like