You are on page 1of 32

PERMASALAHAN SEMESTER2 LKS

EKONOMI KELAS X
EKONOMI MAKRO

a. Masalah Kemiskinan dan Pemerataan

Pada akhir tahun 1996 jumlah penduduk miskin Indonesia sebesar 22,5
juta jiwa atau sekitar 11,4% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Namun, sebagai akibat dari krisis ekonomi yang berkepanjangan sejak
pertengahan tahun 1997, jumlah penduduk miskin pada akhir tahun itu
melonjak menjadi sebesar 47 juta jiwa atau sekitar 23,5% dari jumlah
keseluruhan penduduk Indonesia. Pada akhir tahun 2000, jumlah
penduduk miskin turun sedikit menjadi sebesar 37,3 juta jiwa atau
sekitar 19% dari jumlah seluruh penduduk Indonesia.
Dari segi distribusi pendapatan nasional, penduduk Indonesia berada
dalam kemiskinan. Sebagian besar kekayaan banyak dimiliki kelompok
berpenghasilan besar atau kelompok kaya Indonesia.

b. Krisis Nilai Tukar

Krisis mata uang yang telah mengguncang Negara-negara Asia pada


awal tahun 1997, akhirnya menerpa perekonomian Indonesia. Nilai
tukar rupiah yang semula dikaitkan dengan dolar AS secara tetap
mulai diguncang spekulan yang menyebabkan keguncangan pada
perekonomian yang juga sangat tergantung pada pinjaman luar negeri
sector swasta. Pemerintah menghadapi krisis nilai tukar ini dengan
melakukan intervensi di pasar untuk menyelamatkan cadangan
devisayang semakin menyusut. Pemerintah menerapkan kebijakan
nilai tukar yang mengambang bebas sebagai pengganti kebijakan nilai
tukar yang mengambang terkendali.

c. Masalah Utang Luar Negeri

Kebijakan nilai tukar yang mengambang terkendali pada saat sebelum


krisis ternyata menyimpan kekhawatiran. Depresiasi penurunan nilai
tukar rupiah terhadap mata uang asing terutama dolar ASyang relative
tetap dari tahun ke tahun menyebabkan sebagian besar utang luar
negeri tidak dilindungi dengan fasilitas lindung nilai (hedging) sehingga
pada saat krisis nilai tukar terjadi dalam sekejap nilai utang tersebut
membengkak. Pada tahun1997, besarnya utang luar negeri tercatat
63% dari PDB dan pada tahun 1998 melambung menjadi 152% dari
PDB.
Untuk mengatasi ini, pemerintah melakukan penjadwalan ulang utang
luar negeri dengan pihak peminjam. Pemerintah juga menggandeng
lembaga-lembaga keuangan internasional untuk membantu
menyelesaikan masalah ini.

d. Masalah Perbankan dan Kredit Macet

Besarnya utang luar negeri mengakibatkan permasalahan selanjutnya


pada system perbankan. Banyak usaha yang macet karena
meningkatnya beban utang mengakibatkan semakin banyaknya kredit
yang macet sehingga beberapa bank mengalami kesulitan likuiditas.
Kesulitan likuiditas makin parah ketika sebagian masyarakat
kehilangan kepercayaannya terhadap sejumlah bank sehingga terjadi
penarikan dana oleh masyarakat secarabesar-besaran (rush).
Goncangan yang terjadi pada system perbankan menimbulkan
goncangan yang lebih besar pada system perbankan secara
keseluruhan, sehingga perekonomian juga akan terseret ke jurang
kehancuran. Alasan-alasan di atas menyebabkan pemerintah
memutuskan untuk menyelamatkan bank-bankyang mengalami
masalah likuiditas tersebut dengan memberikan bantuan likuiditas.
Namun untuk mengendalikan laju inflasi, bank sentral harus menarik
kembali uang tersebut melalui operasi pasar terbuka. Hal ini dilakukan
dengan meningkatnya suku bunga SBI. Kebijakan ini kemudian
menimbulkan dilema karena peningkatan suku bunga menyebabkan
beban bagi para peminjam (debitor). Akibatnya tingkat kredit macet di
system perbankan meningkat dengan pesat. Dilema semakin kompleks
di saat system perbankan mencoba mempertahankan likuiditasyang
mereka miliki dengan meningkatkan suku bungan simpanan melebihi
suku bunga pinjaman sehingga mereka mengalami kerugian yang
berakibat pengikisan modal yang mereka miliki.

e. Masalah Inflasi

Masalah inflasi yang terjadi di Indonesia tidak terlepas kaitannya


dengan masalah krisis nilai tukar rupiah dan krisis perbankan yang
selama ini terjadi. Pada tahun 2004 tingkat inflasi Indonesia pernah
mencapai angka 10,5%. Ini terjadi karena harga barang-barang terus
naik sebagai akibat dari dorongan permintaan yang tinggi. Tingginya
laju inflasi tersebut jelas melebihi sasaran inflasi BI sehingga BI perlu
melakukan pengetatan di bidang moneter. Pengetatan moneter tidak
dapat dilakukan secara drastic dan berlebihan karena akan
mengancam kelangsungan proses penyehatan perbankan dan program
restrukturisasi perusahaan.

f. Pertumbuhan Ekonomi dan Pengangguran

Menurunnya kualitas pertumbuhan ekonomi tahun 2005-2006


tercermin dari anjloknya daya serap pertumbuhan ekonomi terhadap
angkatan kerja. Bila di masa lalu setiap 1% pertumbuhan ekonomi
mampu menciptakan lapangan kerja hingga 240 ribu maka pada 2005-
2006 setiap pertumbuhan ekonomi hanya mampu menghasilkan 40-50
ribu lapangan kerja. Berkurangnya daya serap lapangan kerja berarti
meningkatnya penduduk miskin dan tingkat pengangguran. Untuk
menekan angka pengangguran dan kemiskinan, pemerintah perlu
menyelamatkan industry-industri padat karya dan perbaikan irigasi
bagi pertan

PERMASALAHAN EKONOMI MIKRO

a. Masalah Harga Dasar dan Harga Tertinggi

Krisis ekonomi yang pernah melanda dunia terjadi cukup lama dan
diyakini bahwa mekanisme pasar tidak mampu menyelesaikan
masalah ekonomi tersebut. Artinya, keseimbangan permintaan dan
penawaran di pasar tidak tercapai. Pengaruh dari krisis tersebut
adalah melambungnya harga berbagai jenis barang yang di butuhkan
oleh produsen dan konsumen.
Salah satu campur tangan pemerintah dalam permasalahan ini ialah
kebijakan pemerintah mengenai harga dasar (floor price) dan harga
tertinggi (ceiling price). Tujuan penentuan harga dasar adalah untuk
membantu produsen, sedangkan harga tertinggi untuk membantu
konsumen. Misalnya, musim panen padi menyebabkan jumlah beras
melimpah. Akibatnya, harga beras turun sehingga para petani
mengalami kerugian. Untuk mengatasi masalah tersebut, pemerintah
menentukan harga dasar (floor price) beras untuk membantu para
petani.

b. Meningkatnya Permintaan Beras

Gagal panen akan menyebabkan berkurangnya penawaran beras


sehingga harga beras akan naik. Tingginya harga beras akan
menambah beban hidup masyarakat yang berpenghasilan rendah dan
tidak tetap. Untuk mengatasi pasokan beras ini, pemerintah
melakukan program impor beras melalui tender terhadap beberapa
perusahaan swasta nasional dan asing.

c. Kenaikan Harga Bahan Bakar Minyak (BBM)

Sehubungan dengan naiknya harga BBM, para pengusaha angkutan


umum bus kota, angkutan kota (angkot), dan taksi mengalami
penurunan pendapatan dan mengurangi laba bagi pengusaha dan para
sopir. Untuk menyesuaikan kenaikan harga BBM tersebut, beberapa
pengusaha angkutan umum menaikkan tarifnya secara sepihak.
Tindakan ini tentu sajaakan memberatkan para konsumen

pengguna jasa angkutan. Untuk mengatasi masalah tersebut


pemerintah bersama para asosiasi pengusaha angkutan melakukan
penyesuaian tarif angkutan umum dengan menetapkan tarif resmi bagi
para pengusaha bus kota, angkutan kota dan taksi. Besarnya tarif
resmi ini tentu tidak memberatkan konsumen atau juga tidak
merugikan pengusaha angkutan umum.

d. Masalah Monopoli

Praktik monopoli akan mengakibatkan penguasaan pasar terhadap


barang atau jasa tertentu yang dihasilkan oleh satu perusahaan.
Praktik monopoli seringkali merugikan masyarakat dan konsumen. Di
samping itu, monopoli akan mempersempit peluang usaha bagi
masyarakat lain sehingga kurang menumbuhkan semangat
berwirausaha masyarakat. Perusahaan yang melakukan praktik
monopoli seringkali mempermainkan dan menetapkan harga tanpa
mempertimbangkan kelompok masyarakat yang memiliki usaha
sejenis. Hal ini akan menghancurkan para pesaing.
Untuk menghindari kegiatan praktik monopoli, pemerintah membuat
peraturan yang mengatur tentang kegiatan usaha agar menumbuhkan
iklim usaha yang sehat bagi masyarakat, yaitu UU No. 5 tahun 1999
tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat.

e. Masalah Distribusi

Jalur distribusi barang dan jasa yang panjang akan mengakibatkan


tingkat harga barang menjadi tinggi dan mahal ketika sampai ke
tangan konsumen. Untuk itu, beberapa upaya telah dilakukan oleh
pemerintah atau swasta untuk memperpendek jalur distribusi sehingga
harga barang ketika sampai ke tangan konsumen tidak mahal.
Misalnya, PT. Coca Cola Indonesia melakukan distribusi barang
melalui lebihdari 120 pusat penjualan di seluruh Indonesia dan
didistribusikan langsung melalui ke pedagang eceran (80% pengecer)
dan grosir dan 90% masuk kategori usaha kecil
Standar Kompetensi : Memahami kebijakan pemerintah dalam bidang
ekonomi
Kompetensi Dasar : – Mendeskripsikan perbedaan antara ekonomi
mikro dan ekonomi makro
- Mendeskripsikan masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di
bidang ekonomi
Indikator : – Mendeskripsikan pengertian Ekonomi Mikro dan Makro
- Mendeskripsikan perbedaan Ekonomi Mikro dan Makro
- Memberi contoh di masyarakat tentang ekonomi mikro (misal usaha
industri kecil) dan ekonomi makro (misal inflasi, pendapatan nasional
dll)
- Mengidentifikasi Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di
bidang ekonomi (kemiskinan,pemerataan pendapatan).
- Memecahkan Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang
ekonomi
KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM BIDANG EKONOMI

Ilmu ekonomi muncul karena adanya tiga kenyataan berikut :


• Kebutuhan manusia relatif tidak terbatas.
• Sumber daya tersedia secara terbatas.
• Masing-masing sumber daya mempunyai beberapa alternatif
penggunaan.
Ilmu ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia di dalam
memenuhi kebutuhannya yang relatif tidak terbatas dengan
menggunakan sumber daya yang terbatas dan masing-masing sumber
daya mempunyai alternatif penggunaan (opportunity cost).
Secara garis besar ilmu ekonomi dapat dipisahkan menjadi dua yaitu
ilmu ekonomi mikro dan ilmu ekonomi makro.

1. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro mempelajari variabel-variabel ekonomi secara


agregat (keseluruhan). Variabel-variabel tersebut antara lain :
pendapatan nasional, kesempatan kerja dan atau pengangguran,
jumlah uang beredar, laju inflasi, pertumbuhan ekonomi, maupun
neraca pembayaran internasional.
Ilmu ekonomi makro mempelajari masalah-masalah ekonomi utama
sebagai berikut :
• Sejauh mana berbagai sumber daya telah dimanfaatkan di dalam
kegiatan ekonomi. Apabila seluruh sumber daya telah dimanfaatkan
keadaan ini disebut full employment. Sebaliknya bila masih ada
sumber daya yang belum dimanfaatkan berarti perekonomian dalam
keadaan under employment atau terdapat pengangguran/belum berada
pada posisi kesempatan kerja penuh.
• Sejauh mana perekonomian dalam keadaan stabil khususnya
stabilitas di bidang moneter. Apabila nilai uang cenderung menurun
dalam jangka panjang berarti terjadi inflasi. Sebaliknya terjadi deflasi.
• Sejauh mana perekonomian mengalami pertumbuhan dan
pertumbuhan tersebut disertai dengan distribusi pendapatan yang
membaik antara pertumbuhan ekonomi dan pemerataan dalam
distribusi pendapatan terdapat trade off maksudnya bila yang satu
membaik yang lainnya cenderung memburuk.
2. Ekonomi Mikro
Sementara ilmu ekonomi mikro mempelajari variabel-variabel ekonomi
dalam lingkup kecil misalnya perusahaan, rumah tangga.
Dalam ekonomi mikro ini dipelajari tentang bagaimana individu
menggunakan sumber daya yang dimilikinya sehingga tercapai tingkat
kepuasan yang optimum. Secara teori, tiap individu yang melakukan
kombinasi konsumsi atau produksi yang optimum bersama dengan
individu-individu lain akan menciptakan keseimbangan dalam skala
makro dengan asumsi ceteris paribus.
Perbedaan ekonomi mikro dan ekonomi makro
Dilihat dari Ekonomi Mikro Ekonomi Makro
Harga Harga ialah nilai dari suatu komoditas (barang tertentu saja)
Harga adalah nilai dari komoditas secara agregat (keseluruhan)
Unit analisis Pembahasan tentang kegiatan ekonomi secara individual.
Contohnya permintaan dan dan penawaran, perilaku konsumen,
perilaku produsen, pasar, penerimaan, biaya dan laba atau rugi
perusahaan Pembahasan tentang kegiatan ekonomisecara
keseluruhan. Contohnya pendapatan nasional, pertumbu8han ekonomi,
inflasi, pengangguran, investasi dan kebijakan ekonomi.

Tujuan analisis Lebih memfokuskan pada analisis tentang cara


mengalokasikan sumber daya agar dapat dicapai kombinasi yang
tepat. Lebih memfokuskan pada analisis tentang pengaruh kegiatan
ekonomi terhadap perekonomian secara keseluruhan
Masalah-masalah yang dihadapi pemerintah di bidang ekonomi
1. Masalah kemiskinan
Upaua penanggulangan kemiskinan dapat dilakukan melalui berbagai
cara, misalnya program IDT (Inpres Desa Tertinggal), KUK (Kredit
Usaha Kecil), KMKP (Kredit Modal Kerja Permanen) PKT (Program
Kawasan Terpadu), GN-OTA dan program wajib belajar.
2. Masalah Keterbelangkangan
Masalah yang dihadapi adalah rerndahnya tingkat pendapatan dan
pemerataannya, rendahnya pelayanan kesehatan, kurang
terpeliharanya fasilitas umum, rendahnya tingkat disiplin masyarakat,
renddahnya tingkat keterampilan, rendahnya tingkat pendidikan
formal, kurangnya modal, produktivitas kerja, lemahnya manajemen
usaha. Untuk mengatasi masalah ini pemerintah berupaya
meningkatkan kualitas SDM, pertukranan ahli, transper teknologi dari
Negara maju.
3. Masalah pengangguran dan kesempatan kerja
Masalah pengangguran timbul karena terjadinya ketimpangan antara
jumlah angkatan kerja dan kesempatan kerja yang tersedia. Untuk
mengatasi masalah ini pemerintah melakukan pelatihan bagi tenaga
kerja sehingga tenaga kerja memeiliki keahlian sesuai dengan
lapangan kerja yang tersedia, pembukaan investasi baru, terutama
yang bersifat padat karya, pemberian informasi yang cepat mengenai
lapangan kerja
4. Masalah kekurangan modal
Kekurangan modal adalah suatu cirri penting setiap Negara yang
memulai proses pembangunan. Kekurangan modal disebabkan tingkat
pendapatan masyarakat yang rendah yang menyebabkan tabungan dan
tingkat pembentukan modal sedikit. Cara mengatasinya memlaui
peningkatan kualitas SDM atau peningkatan investasi menjadi lebih
produktif.

Peran dan Fungsi Pemerintah di Bidang Ekonomi


1. Fungsi stabilisasi, yaitu fungsi pemerintah dalam menciptakan
kestabilan ekonomi, sosial politik, hokum, pertahanan dan keamanan.
2. Fungsi alokasi, yaitu fungsi pemerintah sebagai penyedia barang
dan jasa public, seperti pembangunan jalan raya, gedung sekolah,
penyediaan fasilitas penerangan, dan telepon.
3. Fungsi distribusi, yaitu fungsi pemerintah dalam pemerataan atau
distribusi pendapatan masyarakat.

Standar Kompetensi :
Memahami Produk Domestik Bruto (PDB), Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),
Pendapatan Nasional Bruto (PNB), Pendapatan Nasional (PN)
Kompetensi Dasar

:
1. Menjelaskan konsep PDB, PDRB, PNB, PN
2. Menjelaskan manfaat perhitungan pendapatan nasional
3. Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara lain

Indikator
:
1.Mendeskripsikan konsep PDB, PNB, PNN, PI, Pendapatan Disposibel (disposible

income)

2. Menghitung Pendapatan Per Kapita

3. Mengidentifikasi manfaat perhitungan pendapatan nasional

4. Membedakan metode perhitungan pendapatan nasional dengan pendekatan


pendapatan,
produksi dan pengeluaran
5. Menghitung pendapatan nasional menggunakan pendekatan produksi, pendapatan, dan
pengeluaran
6.Membandingkan PDB dan pendapatan perkapita Indonesia dengan negara
lain
PENDAPATAN NASIONAL

PENGERTIAN
Pendapatan nasional adalah merupakan jumlah seluruh pendapatan yang diterima
oleh
masyarakat dalam suatu negara selama satu tahun.

KONSEP PENDAPATAN NASIONAL

1. PDB/GDP (Produk Domestik Bruto/Gross Domestik Product)


Produk Domestik Bruto adalah jumlah produk berupa barang dan jasa yang
dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam batas wilayah suatu Negara selama
satu tahun. Dalam perhitungannya, termasuk juga hasil produksi dan jasa yang
dihasilkan oleh perusahaan/orang asing yang beroperasi diwilayah yang
bersangkutan

2. PNB/GNP (Produk Nasional Bruto/Gross Nasional Product)


PNB adalah seluruh nilai produk barang dan jasa yang dihasilkan masyarakat
suatu Negara dalam periode tertentu, biasanya satu tahun, termasuk didalamnya
barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat Negara tersebut yang berada
di
luar negeri.
Rumus
GNP = GDP – Produk netto terhadap luar negeri

NNP adalah jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh masyarakat dalam
periode tertentu, setelah dikurangi penyusutan (depresiasi) dan barang
pengganti
modal.
Rumus :

NNP = GNP – Penyusutan

4. NNI (Net National Income)


NNI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima oleh masyarakat setelah
dikurangi pajak tidak langsung (indirect tax)
Rumus :
NNI = NNP – Pajak tidak langsung
5. PI (Personal Income)
PI adalah jumlah seluruh penerimaan yang diterima masyarakat yang benar-
benar
sampai ke tangan masyarakat setelah dikurangi oleh laba ditahan, iuran
asuransi,
iuran jaminan social, pajak perseorangan dan ditambah dengan transfer payment.
Rumus :
PI = (NNI + transfer payment) – (Laba ditahan + Iuran asuransi + Iuran jaminan
social + Pajak perseorangan )

6. DI (Disposible Income)
DI adalah pendapatan yang diterima masyarakat yang sudah siap dibelanjakan
oleh penerimanya.
Rumus :
DI = PI – Pajak langsung

PERHITUNGAN PENDAPATAN NASIONAL


1. Tujuan dan manfaat perhitungan pendapatan nasional

Tujuan mempelajari pendapatan nasional :


a. Untuk mengetahui tingkat kemakmuran suatu Negara
b. Untuk memperoleh taksiran yang akurat nilai barang dan jasa yang

dihasilkan masyarakat dalam satu tahun


c. Untuk membantu membuat rencana pelaksanaan program pembangunan
yang berjangka.

2. Manfaat mempelajari pendapatan nasional


a. Mengetahui tentang struktur perekonomian suatu Negara
b. Dapat membandingkan keadaan perekonomian dari waktu ke waktu antar

daerah atau antar propinsi


c. Dapat membandingkan keadaan perekonomian antar Negara
d. Dapat membantu merumuskan kebijakan pemerintah.

3. Perhitungan Pendapatan Nasional


a. Metode Produksi

Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh nilai barang dan


jasa yang dihasilkan oleh seluruh sector ekonomi masyarakat dalam
periode tertentu
Y = [(Q1 X P1) + (Q2 X P2) + (Qn X Pn) ……]

b.
Pendapatan nasional merupakan hasil penjumlahan dari seluruh
penerimaan (rent, wage, interest, profit) yang diterima oleh pemilik factor
produksi adalam suatu negara selama satu periode.

Y=r + w + i +p
c. Metode Pengeluaran

Pendapatan nasional merupakan penjumlahan dari seluruh pengeluaran


yang dilakukan oleh seluruh rumah tangga ekonomi (RTK,RTP,RTG,RT
Luar Negeri) dalam suatu Negara selama satu tahun.
Y = C + I + G + (X – M)

Pendapatan perkapita
Pendapatan perkapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu
negara.
Pendapatan perkapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional
suatu negara
dengan jumlah penduduk negara tersebut. Pendapatan perkapita juga
merefleksikanPDB
per kapita.

Pendapatan perkapita sering digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan


tingkat
pembangunan sebuahnegara; semakin besar pendapatan perkapitanya, semakin
makmur
negara tersebut.

Perbandingan per Kapita Indonesia dengan Negara lain


Pendapatan per kapita Indonesia jika dibandingkan dengan negara-negara

Topik 1: Keuangan Teori Dalam Kepastian (Satu model periode) – Copeland, Weston,
Shastri – Chapter 1 - Copeland, Weston, Shastri - Bab 1

How do capital markets benefit society? Bagaimana manfaat bagi masyarakat pasar
modal? Consider a one-period economy. Pertimbangkan periode-ekonomi satu.
Without capital markets and without production, individuals are constrained to either
(1) consume their particular initial endowments, y 0 , y 1 , or (2) store all of, or a
portion of, their time 0 endowment (at a zero interest rate) for consumption at time
1. Tanpa pasar modal dan tanpa produksi, individu dibatasi baik (1) mengkonsumsi
awal tertentu hibah mereka, y 0, y 1, atau (2) menyimpan semua atau sebagian, waktu
mereka 0 abadi (pada suku bunga nol ) untuk konsumsi pada waktu 1.

Where current endowments are low, but where future endowments will be high, this
could cause hardship. Dimana hibah saat ini rendah, tetapi di mana wakaf masa
mendatang akan tinggi, ini dapat menyebabkan kesulitan. Capital markets allow
these individuals to borrow against their anticipated future income (endowments).
Pasar modal memungkinkan orang-orang ini untuk meminjam terhadap pendapatan
diantisipasi masa depan mereka (hibah). They borrow from other individuals who
lend excess current income (endowments) at positive interest rates. Mereka
meminjam dari orang lain yang meminjamkan penghasilan saat ini kelebihan
(anugerah) pada tingkat suku bunga positif. Why does the interest rate have to be
positive? Mengapa tingkat bunga harus positif?

The investment/consumption decision depends on the individual's subjective


preference for consumption across the different time periods, opportunities for
investment in productive opportunities, and the market interest rate, r . Investasi /
keputusan konsumsi tergantung pada preferensi subjektif individu untuk konsumsi di
periode waktu yang berbeda, peluang untuk investasi di peluang produktif, dan
tingkat bunga pasar, r. To analyze this decision, we will consider Irving Fisher's
Theory of the Real Interest Rate (1930). Untuk menganalisis keputusan ini, kami
akan mempertimbangkan Irving Fisher Teori Tingkat Bunga Riil (1930).
What we get from the analysis : Apa yang kita dapatkan dari analisis:

1. How capital markets lead to an efficient allocation of resources to investment


projects; Bagaimana pasar modal mengakibatkan alokasi sumber daya yang
efisien untuk proyek-proyek investasi;
2. A foundation for net present value rule; Dasar bagi aturan nilai sekarang
bersih;
3. Fisher Separation Theorem. Teorema Pemisahan nelayan.

Assumptions : Asumsi:

1. One period world (today and end of the period). Satu periode dunia (saat ini
dan akhir periode).
2. Certainty Kepastian
3. Perfect capital markets (ie, no taxes, transaction costs, etc,) Sempurna pasar
modal (yaitu, tidak ada pajak, biaya transaksi, dll,)
4. Initial wealth endowment ( y 0 and y 1 ) kekayaan abadi awal (y 0 dan y 1)
5. Individual preferences for consumption today (t = 0) vs. consumption at the
end of the period (t = 1) are a function of their utility function, U( C 0 , C 1 ) and
associated indifference curves preferensi individu untuk konsumsi hari ini (t =
0) vs konsumsi pada akhir periode (t = 1) adalah fungsi fungsi utilitas mereka,
U (C 0, C 1) dan kurva indiferen terkait

The slope of an individual's indifference curve at a particular point ( C 0 , C 1 )


is denoted as Kemiringan's kurva indiferen individu pada titik tertentu (C 0, C 1)
dinotasikan sebagai .  We will see later that . Kita akan lihat nanti bahwa
. . Further assume that individuals prefer more consumption to less, Lebih
lanjut mengasumsikan bahwa individu-individu lebih memilih lebih banyak
konsumsi menjadi kurang, and dan , and the marginal utility of
consumption is negative, , Dan utilitas marjinal konsumsi adalah negatif,
and dan . . We will talk more about utility theory in chapter three. Kita
akan berbicara lebih banyak tentang teori utilitas dalam bab tiga. What do
these utility functions look like graphically? Apa fungsi utilitas terlihat seperti
grafis?

6. Market determined interest rate for borrowing and lending, r . Pasar yang
ditentukan tingkat bunga untuk pinjaman dan pinjaman, r. Let T(C 0 ,C 1 ) be
the transformation function relating t = 0 and t = +1 consumption
opportunities. Biarkan T (C 0, C 1) menjadi fungsi transformasi yang
berhubungan t = 0 dan t = +1 peluang konsumsi. The lower the consumption
this period, the higher the investment (at interest rate r ) and, therefore, the
higher the consumption next period. Semakin rendah konsumsi periode ini,
semakin tinggi investasi (di r suku bunga) dan, karenanya, semakin tinggi
konsumsi periode berikutnya. The marginal rate of transformation at a
particular point, for example at ( C 0 , C 1 ), is denoted as Tingkat marjinal
transformasi pada suatu titik tertentu, misalnya pada (C 0, C 1), dinotasikan
sebagai . . With borrowing and lending at a fixed interest rate r , Dengan
pinjaman dan pinjaman yang diberikan dengan r tingkat bunga tetap, , for
all possible C 0 ,C 1 . , Untuk semua 0 mungkin, C C 1.

Later : Kemudian:

7. Firms with productive capacity, defined by the marginal rate of transformation


and initial capital. Perusahaan dengan kapasitas produksi, ditentukan oleh
tingkat marjinal transformasi dan modal awal. Let T(P 0 ,P 1 ) be the
transformation function that relates dividend payments (production) today
with dividend payments (production) next period. Biarkan T (P 0, P 1) menjadi
fungsi transformasi yang berhubungan pembayaran dividen (produksi) hari ini
dengan pembayaran dividen (produksi) periode berikutnya. The lower the
dividend this period, the higher the t = 0 investment. Semakin rendah dividen
periode ini, semakin tinggi t = 0 investasi. This results in a higher dividend
payment (production) next period. Hal ini menghasilkan pembayaran dividen
yang lebih tinggi (produksi) periode berikutnya.

First, a graphical presentation Pertama, presentasi grafis

In each case, note how the individual's budget constraint (ie, opportunity set)
expands (or shrinks). Dalam setiap kasus, perhatikan bagaimana anggaran kendala
individu (yaitu, set kesempatan) mengembang (atau menyusut). Also, note how the
individual's utility from consumption changes as the budget constraint changes.
Juga, perhatikan bagaimana individu utilitas dari perubahan konsumsi sebagai
kendala perubahan anggaran.

Case 1: Individual endowed y 0 , y 1 , no storage, no capital markets, no production.


Kasus 1: Individu dianugerahi y 0, y 1, tidak ada penyimpangan, tidak ada pasar modal,
produksi tidak ada. Note the amount of “utility” the individual has at this point.
Perhatikan jumlah "utilitas" individu telah pada saat ini.

Case 2: Individual endowed y 0 , y 1 , storage, no capital markets, no production.


Kasus 2: Individu dianugerahi y 0, y 1, penyimpanan, tidak ada pasar modal, produksi
tidak ada. The tangency point of the individual's indifference curve with the
“storage” line indicates preferred location for individual. Titik singgung's kurva
indiferen individu dengan penyimpanan "garis" menunjukkan lokasi pilihan bagi
individu.

A. Who would want to store? Siapa yang ingin menyimpan?


B. How much better off is this individual? Berapa harganya lebih baik
individu ini?
C. Who wouldn't want to store? Siapa yang tidak ingin menyimpan?

Case 3: Individual endowed y 0 , y 1 , storage, capital markets, no production. Kasus


3: Individu dianugerahi y 0, y 1, penyimpanan, pasar modal, produksi tidak ada. The
“capital market line” reflects the interest rate and has a constant slope of -(1+ r ).
"Modal baris pasar" mencerminkan tingkat suku bunga dan memiliki kemiringan
konstan - (1 + r).

A. What do the X and Y intercepts signify? Apa X dan Y penyadapan


menandakan?
B. Let's graphically identify an individual's preferred location on the
capital market line. Mari kita grafis mengidentifikasi's pilihan lokasi
seseorang di garis pasar modal. As before, notice that the individual's
indifference curve is tangent to the capital market line at this preferred
location. Seperti sebelumnya, perhatikan itu kurva indiferen individu
bersinggungan dengan garis pasar modal di lokasi pilihan. What does
this mean? Apa artinya ini? That is, at what rate is the individual
indifferent to exchanging time 0 and time 1 dollars at this point?
Artinya, apa tingkat adalah waktu yang peduli untuk bertukar individu 0
dan waktu 1 dolar pada saat ini?
C. Where would two different individuals, with difference time
preferences, locate on the capital market line? Di mana dua individu
yang berbeda, dengan preferensi perbedaan waktu, cari pada baris
pasar modal?
D. Important point: at their respective tangency points, what rate are
these individuals indifferent to exchanging time 0 and time 1 dollars?
titik Penting: di singgung masing-poin mereka, apa tingkat adalah
orang-orang acuh tak acuh terhadap waktu pertukaran 0 dan waktu 1
dolar?
E. What is the amount of lending / borrowing at time 0 for these two
individuals? Berapa jumlah pinjaman / pinjaman pada waktu 0 untuk
kedua individu?
F. How is consumption at time 1 affected by the decision to borrow or
lend at time 0? Bagaimana konsumsi pada waktu 1 dipengaruhi oleh
keputusan untuk meminjam atau meminjamkan pada waktu 0?
G. In sum, how does the existence of capital markets (ie, the ability to
borrow / lend at some positive interest rate r ) benefit individuals?
Singkatnya, bagaimana keberadaan pasar modal (yaitu, kemampuan
untuk meminjam / meminjamkan pada beberapa tingkat bunga positif r)
manfaat individu? Is anyone worse off with the introduction of capital
markets? Apakah ada yang lebih buruk dengan pengenalan pasar
modal? Is everyone better off? Apakah semua orang lebih baik?
Case 4: Individual (100% owner of a firm) endowed with y 0 , y 1 , with productive
investment opportunities, but no capital markets. Kasus 4: Individual (100% pemilik
perusahaan) diberkahi dengan y 0, y 1, dengan peluang investasi produktif, tetapi
tidak ada pasar modal. The curved line is called the “production possibility frontier”
or “investment opportunity schedule.” Let's assume that projects are infinitely
divisible and independent, ordered from best (highest return) to worst (lowest
return), resulting in smooth curved line. Garis melengkung disebut "frontier produksi
kemungkinan" atau tak terhingga dan independen dibagi, memerintahkan "peluang
investasi jadwal." Mari kita berasumsi bahwa proyek berasal dari) yang terbaik
tertinggi (kembali sampai terburuk (return terendah), menghasilkan garis
melengkung halus. The initial endowment is the lower right point of the
curve. Movement up and to the left is investment in the firm's projects. How is this
case different (the same as) case 3? The endowmen awal adalah titik kanan bawah
kurva ke atas. Gerakan dan ke kiri adalah investasi dalam proyek-proyek
perusahaan. Bagaimana hal ini berbeda (sama dengan) kasus 3?

A. How do the different owners' time preferences affect the investment


decisions of their two firms? Bagaimana pemilik waktu 'preferensi yang
berbeda mempengaruhi keputusan investasi dua mereka perusahaan?
B. What is the marginal rate of production at the owners' preferred
locations? Bagaimana tingkat marjinal produksi di 'pilihan lokasi
pemilik? What do we call the marginal rate of production in an
undergraduate finance class? Apa yang kita sebut tingkat produksi
marjinal dalam kelas keuangan sarjana?
C. At their respective tangency points, what rate are these individuals
indifferent to exchanging time 0 and time 1 dollars? Pada titik singgung
masing-masing mereka, apa tingkat yang orang-orang acuh tak acuh
terhadap waktu pertukaran 0 dan waktu 1 dolar?

Case 5: Individual (100% owner of a firm) endowed y 0 , y 1 , with productive


investment opportunities, and capital markets. Kasus 5: Perorangan (pemilik 100%
perusahaan a) dianugerahi y 0, y 1, dengan peluang investasi produktif, dan pasar
modal.

A. How much better off is the consumer in case 5 than in case 4? Berapa
banyak lebih baik adalah konsumen dalam hal 5 dari dalam kasus 4?
B. Examine the graph. Be able to point out: grafik. Perhatikan Mampu
menunjukkan:

Initial endowment ( y 0 ,y 1 ) Awal abadi (y 0, y 1)

Dividend payments by the firm ( P 0 ,P 1 ) Pembayaran dividen oleh


perusahaan (P 0, P 1)
Investment by the firm Investasi oleh perusahaan

Rate of return on the last “dollar” invested Tingkat pengembalian pada


"terakhir" dolar yang diinvestasikan

PV and FV of consumer's wealth at initial endowment PV dan FV dari


kekayaan konsumen pada sumbangan awal

PV and FV of dividend payments PV dan FV pembayaran dividen

NPV of investment NPV investasi

Preferred location by consumer on the capital market line (and PV and


FV of this preferred location) Lokasi yang dipilih oleh konsumen pada
garis pasar modal (dan PV dan FV dari lokasi pilihan)

Amount of borrowing or lending at time 0 (difference between C 0 and P


0 ) and associated adjustment to time 1 consumption (difference

between C 1 and P 1 ) Jumlah pinjaman atau kredit pada waktu 0


(perbedaan antara C 0 dan P 0) dan penyesuaian yang terkait ke waktu 1
konsumsi (perbedaan antara C 1 dan P 1)

Some valuable finance concepts from Case 5 Beberapa konsep-konsep keuangan


berharga dari Kasus 5

1. Fisher separation – all investors in the firm are indifferent to exchanging time
0 and time 1 dollars at the market interest rate. pemisahan Fisher - semua
investor di perusahaan tidak peduli terhadap waktu pertukaran 0 dan waktu 1
dolar pada tingkat bunga pasar. Thus, they can delegate the investment
decisions to firm managers who can make all individuals (investors) best off if
they use the market interest rate to make investment decisions (ie,
investment doesn't depend on the composition / preferences of the owners).
Dengan demikian, mereka bisa mendelegasikan keputusan investasi untuk
manajer perusahaan yang dapat membuat semua individu (investor) terbaik
dari jika mereka menggunakan tingkat bunga pasar untuk membuat keputusan
investasi (yaitu, investasi tidak tergantung pada komposisi / preferensi
pemilik). The firm's managers do this by: manajer perusahaan yang melakukan
hal ini dengan:
2. Investing in all projects in which have an IRR > r , or, equivalently, investing in
all projects with a positive NPV. Berinvestasi dalam semua proyek yang
memiliki r> IRR, atau, sama, investasi dalam semua proyek dengan NPV
positif.
3. Investment policy sets the amount of time 0 and time 1 dividends, which
determines investor wealth. Kebijakan Investasi menetapkan jumlah waktu 0
dan waktu 1 dividen, yang menentukan kekayaan investor.
4. Is investor wealth affected by dividend policy? Apakah kekayaan investor
dipengaruhi oleh kebijakan dividen? For instance, say the firm wants (for
some reason) to pay more dividends at time 0. Misalnya, mengatakan
perusahaan ingin (untuk beberapa alasan) untuk membayar dividen lebih pada
waktu 0. How should they do this? Bagaimana seharusnya mereka melakukan
hal ini?

Now, a mathematical presentation :  Start with an initial endowment of y 0 , y 1 .


Sekarang, presentasi matematika: Mulai dengan sumbangan awal y 0, y 1. Let's allow
for borrowing and lending at interest rate r and no production (case 3 above). Mari
kita memungkinkan untuk pinjaman dan pinjaman yang diberikan dengan tingkat
bunga r dan tidak ada produksi (kasus 3 di atas). To determine the individual's
choice between consumption this period versus next period, the following problem
needs to be solved: Untuk menentukan individu pilihan antara konsumsi periode ini
dibandingkan periode berikutnya, masalah berikut perlu diselesaikan:

1 1

To solve this constrained maximization problem, the following lagrangian function is


formed: Untuk mengatasi masalah ini maksimalisasi dibatasi, fungsi Lagrangian
berikut ini terbentuk:

2 2

Taking the partial derivative of L wrt C 0 , C 1 and λ and setting each equation equal
to 0 (to find the first order conditions for a maximum value) yields: Mengambil
derivatif parsial dari wrt L C 0, C 1 dan λ dan pengaturan setiap persamaan sama
dengan 0 (untuk mendapatkan kondisi urutan pertama untuk nilai maksimum) hasil:

3 3

4 4

5 5

Therefore, the solution to the consumer's choice problem will be defined by


equations (3) – (5). Oleh karena itu, solusi untuk masalah itu pilihan konsumen akan
ditentukan oleh persamaan (3) - (5). From these equations: Dari persamaan:

6 6

In the context of our problem, an indifference curve is the combination of


consumption possibilities at time 0 and 1 for which a consumer is indifferent. Dalam
konteks masalah kita, kurva indiferen adalah kombinasi kemungkinan konsumsi
pada waktu 0 dan 1 untuk yang konsumen adalah acuh tak acuh. Mathematically, it
is defined by the collection of points satisfying the following differential equation:
Secara matematis, hal ini didefinisikan oleh kumpulan titik memenuhi persamaan
diferensial berikut:

7 7

This implies that Ini menyiratkan bahwa

8 8

So, the LHS of equation (6) is the equation for the slope of the individual's
indifference curve. (Note, I will continue to use the short-hand designation of the
partial from this point forward.) In a similar manner, the right hand side of equation
(6) is the slope of the opportunity set. Jadi, LHS persamaan (6) adalah persamaan
untuk kemiringan's kurva indiferen individu yang tepat. (Catatan, saya akan terus
menggunakan short-tangan penunjukan parsial ini dari titik ke depan.) Dalam serupa
dengan cara tersebut, tangan sisi persamaan (6) adalah kemiringan set kesempatan.

Equation (6) says that the consumer derives the maximum utility when he/she is at a
point on his/her indifference curve that has a slope equal to the slope of the
opportunity set (or budget constraint). Persamaan (6) mengatakan bahwa konsumen
berasal utilitas maksimal bila dia berada pada titik di / kurva indiferen nya yang
memiliki kemiringan sama dengan kemiringan set kesempatan (atau batasan
anggaran).

Example : Assume that y 0 and y 1 are $500 and $1650 respectively. Contoh:
Asumsikan bahwa y 0 dan y 1 adalah $ 500 dan $ 1.650 masing-masing. Let U(C 0 ,C 1 )
= ln[(C 0 )(C 1 )] = ln(C 0 ) + ln(C 1 ) .  Therefore, the consumer derives 13.6231 utiles
from the endowed consumption pattern. Biarkan U (C 0, C 1) = ln [(C 0) (C 1)] = ln (C 0) +
ln (C 1),. Oleh karena itu konsumen berasal 13,6231 utiles dari pola konsumsi
diberkati. Notice there is no time preference. Perhatikan tidak ada preferensi waktu.

What is Apa and dan ? ?

Note – these are also the first and second derivatives with respect to C 1 . Catatan -
ini juga merupakan derivatif pertama dan kedua sehubungan dengan C 1.

Let r = 10%. Biarkan r = 10%. (Note that the present value (PV) of the endowed
consumption bundle is $2000.) This implies that the outer boundary of the
opportunity set (ie, the equation for the capital market line) is defined by the
following equation: (Yang saat ini (nilai PV) dari bundel konsumsi diberkati adalah $
2000. Catatan) Ini menunjukkan bahwa batas luar set kesempatan (yaitu, persamaan
untuk garis pasar modal) didefinisikan oleh persamaan berikut:
9 9

Therefore, write T(C 0 ,C 1 ) as: Oleh karena itu, tulis T (C 0, C 1) sebagai:

10 10

Equation (2) gives the form of the lagrangian function. Persamaan (2) memberikan
bentuk fungsi Lagrangian.

11 11

Equations (3), (4), and (5), given above, give the necessary first order conditions for a
maximum. What are the equations for the FOCs? Persamaan (3), (4), dan (5), yang
diberikan di atas, memberikan perintah kondisi pertama yang diperlukan untuk
maksimal. Apa persamaan untuk FOCs?

12 12

13 13

14 14

Now, let's solve for the maximum Sekarang, mari kita memecahkan maksimum

What is Apa ? ?

What is Apa ?. ?.

The slope of the consumer's indifference curve at the optimum, Kemiringan's kurva
indiferen konsumen di optimal, should be equal to the slope of the budget
constraint, harus sama dengan kemiringan batasan anggaran, , ie, capital market
line (= -1.1). , Yaitu, modal market line (= -1,1). Using equation (6): Menggunakan
persamaan (6):

15 15

Also, Juga, = $1000 and = $ 1000 dan = $1100 results in 13.9108 utiles. = $
1.100 menghasilkan 13,9108 utiles. Testing other possible combinations: C 0 = $990
and C 1 = $1111  13.9107 utiles; C 0 = $1010 and C 1 = $1089  13.9107 utiles.
Pengujian kombinasi lain yang mungkin: C 0 = $ 990 dan C 1 = $ 1111  13,9107
utiles; C 0 = 1010 $ dan C 1 = $ 1089  13,9107 utiles. Notice that the PV of the
preferred consumption pattern is still $2000 [also for ($990, $1111) and ($1010,
$1089)]. Perhatikan bahwa PV pola konsumsi yang disukai masih $ 2000 [juga untuk
($ 990, $ 1111) dan ($ 1010, $ 1089)]. Therefore, reallocation of consumption along
the capital market line does not increase (or decrease) the wealth of the consumer.
Oleh karena itu, realokasi konsumsi sepanjang garis pasar modal tidak
meningkatkan (atau penurunan) kekayaan konsumen.

As discussed above, while ($1000, $1100) solved the maximization problem for one
particular consumer, it is likely that other consumers will prefer another allocation
across the two time periods. Sebagaimana dibahas di atas, sedangkan ($ 1000, $
1100) memecahkan masalah maksimisasi untuk satu konsumen tertentu,
kemungkinan bahwa konsumen lainnya akan lebih memilih alokasi lain di dua
periode waktu. For example, starting with initial endowments of ($500, $1650),
compare two additional individuals. Misalnya, mulai dengan anugerah awal ($ 500, $
1650), membandingkan dua orang tambahan. Assume further that for individual M ,
the MRS at this point is -1.02, and the MRS for individual P is -1.20. Asumsikan lebih
lanjut bahwa untuk M individu, MRS pada titik ini adalah -1,02, dan MRS P individu
adalah -1,20.

To add some concreteness to the example, assume that individual M , is indifferent


to giving up $1.00 t = 0 consumption to get $1.02 in t = +1 at the initial endowment of
($500, 1650). Untuk menambahkan konkrit beberapa contoh, berasumsi bahwa M
individu, yang peduli untuk menyerah 1,00 t $ = 0 konsumsi untuk mendapatkan $
1,02 pada t = +1 pada awal endowmen ($ 500, 1650). This would imply a subjective
interest rate r M = 2%. Ini akan berarti suatu kepentingan subjektif tingkat r M = 2%.
Notice that the subjective interest rate is higher for individual P , r p = 20% .
Perhatikan bahwa suku bunga subjektif lebih tinggi untuk individu P, p r = 20%.

Starting at the initial endowment, and faced with an opportunity to invest or borrow
at a one period interest rate of r = 10%, what would individuals M and P do? Mulai di
endowmen awal, dan menghadapi kesempatan untuk berinvestasi atau meminjam
pada periode suku bunga salah satu dari r = 10%, apa yang akan individu M dan P
lakukan?

In other words, t = 0 consumption is so valuable to P that he/she is willing to borrow


(against t = +1 consumption) at an interest rate of up to 20% to increase t = 0
consumption. Dengan kata lain, t = 0 konsumsi yang sangat berharga bagi P bahwa
dia bersedia untuk meminjam (melawan t = +1 konsumsi) dengan suku bunga hingga
20% untuk meningkatkan t = 0 konsumsi. On the other hand, since r > r M , M would
want to lend money to increase future consumption. Di sisi lain, karena r r> M, M akan
mau meminjamkan uang untuk meningkatkan konsumsi masa depan. From equation
(6) we know that individual M will continue to lend until he/she gets to a point where
his/her MRS is equal to -1.1. Dari persamaan (6) kita tahu bahwa M individu akan
terus memberikan pinjaman sampai dia / dia sampai ke titik di mana / MRS nya sama
dengan -1,1. The same can be said about individual P . Hal yang sama dapat
dikatakan tentang P individu.
Therefore, individual preferences for consumption today (individual P ) and for next
period (individual M ), do not affect the result that at their preferred allocation, all
consumers are indifferent to trading t = 0 and t = +1 dollars at the market interest
rate. Oleh karena itu, preferensi individu untuk hari ini konsumsi (P individu) dan
untuk periode berikutnya (M individu), tidak mempengaruhi hasil bahwa pada alokasi
pilihan mereka, semua konsumen tidak peduli terhadap perdagangan t = 0 dan t = +1
dolar pada bunga pasar Tingkat. In other words, Dengan kata lain, for all
consumers. untuk semua konsumen.

Example with production and no capital markets (Case 4) : As before, assume U(C
0 ,C 1 ) = ln(C 0 ) + ln(C 1 ). Assume PPF is given by the following equation: P 1 = $5000

– 0.00004 (P 0 ) 3 + 1650 for value of P 0 between $0 and $500. Contoh dengan


produksi dan pasar modal tidak (Kasus 4): Seperti sebelumnya, mengasumsikan U (C
0, C 1) = ln (C 0) + ln (C 1):. Asumsikan PPF diberikan dengan mengikuti persamaan P 1 $

= 5000 - 0,00004 (P 0) 3 + 1650 nilai P 0 antara $ 0 dan $ 500. (In this case, the initial
endowment for the firm is $500 at time 0, $1650 at time 1. Investing all $500 brings
in $6500 at time 1.) Dividend payments (and consumption, C 0 and C 1 ) at time 0 and
time 1 equal cash flows from the production function (P 0 and P 1 ). (Dalam hal ini,
endowmen awal untuk perusahaan adalah $ 500 pada waktu 0, $ 1650 pada saat 1..
Investasi semua $ 500 membawa dalam $ 6500 pada saat 1) Dividen pembayaran
(dan konsumsi, C 0 dan C 1) pada waktu 0 dan waktu 1 arus kas yang sama dari fungsi
produksi (P 0 dan P 1). With no capital markets (and no storage, to makes things
simple), consumer (owner) needs to consume dividend payments. Find the optimum
in same manner as above. Dengan tidak adanya pasar modal (dan penyimpanan
tidak, untuk membuat hal-hal sederhana), konsumen (pemilik) perlu mengkonsumsi
pembayaran dividen. Temukan optimal dengan cara yang sama seperti di atas.

= = = $346.391496 and = $ 346.391496 dan == = $4987.50 = $ 4.987,50

The slope of PPF at this point is the slope of the indifference curve for the
consumer/owner = -($4987.50/$346.391496) = -14.3984.  Thus, the last “dollar
invested had an IRR of 1339.84%. Kemiringan PPF pada titik ini adalah kemiringan
kurva indiferen untuk konsumen / pemilik = - $ 4987,50 / $ 346,391496) = -14,3984.
(Jadi, dolar "lalu diinvestasikan memiliki IRR sebesar 1.339,84%. As mentioned,
owner M will direct the firm to invest differently than owner P . This implies that
managers must direct investment/dividend policy based on the desires of its owners.
Seperti disebutkan, pemilik M akan mengarahkan perusahaan untuk berinvestasi
berbeda dari pemilik P. Ini menunjukkan bahwa manajer harus mengarahkan
investasi / kebijakan dividen berdasarkan pada keinginan pemiliknya. This could
create a problem if 50% of the firm is owned by M and 50% by P . Hal ini bisa
membuat masalah jika 50% dari perusahaan dimiliki oleh M dan 50% oleh P.

Example with production and borrowing and lending along the capital market line :
Now, the owner directs management to invest in all projects that earn at least the
market interest rate (10%). Contoh dengan produksi dan pinjaman dan pinjaman
sepanjang garis pasar modal: Sekarang, pemilik mengarahkan manajemen untuk
berinvestasi dalam semua proyek yang dibebani setidaknya suku bunga pasar (10%).
To solve, first find the tangency point of capital market line with the PPF (ie, where
the slope of the PPF is -1.1). Untuk mengatasi, pertama menemukan titik singgung
garis pasar modal dengan PPF (yaitu, di mana kemiringan PPF adalah -1,1). This fixes
dividend payments and the capital market line.  Then, find the consumer's preferred
location on the capital market line. Pembayaran dividen ini perbaikan dan garis
pasar modal,. Kemudian cari Teman pilihan lokasi konsumen pada baris pasar modal.
Solution: Solusi:

= $95.7427 and = $ 95,7427 dan = $6614.8943 = $ 6614.8943

= $3054.6415 and = $ 3054.6415 dan = $3360.1056 = $ 3360.1056

Some points of interest: Beberapa tempat menarik:

1. What is Apa ? ?

Note - the same can be said for any other owner (ie, at their preferred
consumption point, the slope of their indifference curve for all owners is equal
to the slope of the capital market line, ie, -1.1.) Catatan - sama bisa dikatakan
untuk setiap pemilik lainnya (yaitu, pada titik konsumsi pilihan mereka,
kemiringan kurva indiferen mereka untuk semua pemilik adalah sama dengan
kemiringan garis pasar modal, yaitu -1,1.)

2. Current value (PV) of firm (no investment in projects) = $500 + 1650 /1.1 =
$2000 Nilai kini (PV) perusahaan (tidak ada investasi dalam proyek-proyek) = $
500 + 1650 / 1,1 = $ 2000
3. Time one value of firm (maximum investment in capital markets, instead of
projects) = $2200 Sisa satu nilai perusahaan (investasi yang maksimal di
pasar modal, bukan proyek) $ = 2200
4. Time one value of firm (maximum investment in projects) = $6650 Sisa satu
nilai perusahaan (investasi maksimum dalam proyek) = $ 6.650
5. Amount of optimal investment = Jumlah investasi yang optimal =
6. PV of dividends (and PV of consumption) = PV dividen (dan PV konsumsi) =
7. FV of dividends (and FV of consumption) = FV dividen (dan FV konsumsi) =
8. NPV of total investment = NPV investasi total =
9. Amount borrowed at time 0 = Jumlah yang dipinjam pada waktu 0 =
10. Amount paid back at time 1 = Jumlah yang telah dibayar kembali pada
waktu 1 =
11. NPV of last “dollar” invested = NPV terakhir "dolar" diinvestasikan =
12. IRR of last “dollar” invested = IRR terakhir "dolar" diinvestasikan =
13. All owners of the firm are (weakly) better (ie, have maximum utility) off
if the firm invests optimally.  So, they can delegate investment decisions to
management (Fisher Separation). Semua pemilik perusahaan adalah (lemah)
lebih baik (yaitu, memiliki utilitas maksimum) dari jika perusahaan
berinvestasi secara optimal,. Jadi mereka bisa mendelegasikan keputusan
investasi kepada manajemen (Fisher Separation).

A word about the market interest rate : We have assumed that the market interest
rate is given. Sebuah kata tentang suku bunga pasar: Kita telah mengasumsikan
bahwa tingkat bunga pasar diberikan. However, the intuition behind the setting of
the market interest rate can be determined by considering a world composed of two
identical firms and two individuals (with P the owner of one firm and M the owner of
the other). Namun, intuisi di belakang penetapan suku bunga pasar dapat ditentukan
dengan mempertimbangkan dunia terdiri dari dua perusahaan yang identik dan dua
individu (dengan P pemilik satu perusahaan dan M pemilik yang lain). The market
interest rate would be the interest rate that equates supply (money lent) with
demand (money borrowed). Tingkat bunga pasar akan tingkat suku bunga yang dapat
menyamakan penawaran (uang yang dipinjamkan) dengan permintaan (uang
pinjaman). Note that changes in the market rate affect investment in projects, and
therefore dividend payment (so this is not a trivial problem). Perhatikan bahwa
perubahan dalam tingkat pasar mempengaruhi investasi dalam proyek-proyek, dan
karena itu pembayaran dividen (jadi ini bukan masalah sepele).

Asset valuation under certainty Aset penilaian di bawah kepastian

In the simple one-period world described above, the current value (V 0 ) of an asset
that generates cash flow V T at time 1 (ie, T = 1), is Dalam satu periode sederhana
dunia dijelaskan di atas, nilai saat ini (V 0) aset yang menghasilkan arus kas T V pada
waktu 1 (yaitu, T = 1),

16 16

More precisely, this is the time 0 value of the asset, compounded once per period.
Lebih tepatnya, ini adalah waktu 0 nilai aset, ditambah satu kali per periode. We will
derive this later. Kami akan menurunkan ini nanti. But first, we will derive the
general formula for asset valuation (at time t , where t < T ), using continuous
compounding. Tapi pertama-tama, kami akan menurunkan rumus umum untuk
penilaian aset (pada waktu t, dimana t <T), menggunakan pemajemukan kontinyu.

Derivation of the formula for the value at time t of a single payment paid at time T
(continuous compounding) Penurunan rumus untuk nilai pada waktu t dari sebuah
pembayaran tunggal yang dibayarkan pada waktu T (peracikan kontinu)

The change in value of an asset, over some interval, is equal to: Perubahan nilai
aktiva, atas suatu interval tertentu, sama dengan:
17 17

18 18

Recall that d ln(x) / dx = 1/x .  So, d ln(x) = 1/x dx. Ingat bahwa d ln (x) / dx = 1 / x,.
Jadi d ln (x) = 1 / x dx.

19 19

20 20

21 21

22 22

23 23

Write equation for V T and solve for Tuliskan persamaan untuk T V dan memecahkan

24 24

25 25

Substitute back into equation (23): Pengganti kembali ke persamaan (23):

26 26

27 27

So, equation (27) is the time t value of a single payment of V T , at interest rate r per
period, continuous compounding. Jadi, persamaan (27) adalah waktu t nilai
pembayaran tunggal T V, pada tingkat r bunga per periode, peracikan terus menerus.

Example (1): What is the time 0 value of $1 received in five years (r = 10% per
year)? Contoh (1): Apa waktu 0 nilai sebesar $ 1 yang diterima dalam lima
tahun (r = 10% per tahun)?

Example (2): What is the time 2 value of $1 received in five years (r = 10% per
year)? Contoh (2): Apa waktu 2 nilai $ 1 yang diterima dalam lima tahun (r =
10% per tahun)?
Derivation of the formula for the value at time t of an asset that continuously pays $C
per period (continuous compounding) Penurunan rumus untuk nilai pada waktu t aset
yang terus membayar $ C per periode (peracikan kontinu)

28 28

29 29

30 30

This is a first-order linear differential equation of the form: Ini adalah orde pertama
persamaan diferensial linear dalam bentuk:

31 31

To solve equation (31), use Untuk menyelesaikan persamaan (31), gunakan as


the integrating factor and multiply (31) by the integrating factor sebagai faktor
integrasi dan berkembang biak (31) oleh faktor mengintegrasikan

32 32

The left hand side of (32) is the derivative of the product of the integrating factor and
the dependent variable: Sisi kiri (32) adalah turunan dari produk faktor
mengintegrasikan dan variabel terikat: . . So, write (32) as Jadi, menulis (32)
sebagai

33 33

To solve, integrate both sides. Now, back to our formula: Untuk mengatasi,
mengintegrasikan kedua sisi susu formula. Sekarang, kembali kami ke:

34 34

The integrating factor is Faktor mengintegrasikan adalah . . Multiply by this


integrating factor Kalikan dengan faktor mengintegrasikan

35 35

35 35

Take an integral of both sides Mengambil terpisahkan dari kedua belah pihak
36 36

37 37

38 38

Evaluate at time = T. (Note that at this time, there are no more payments left, so V T
= $0.) Evaluasi pada waktu = T. (Catatan bahwa saat ini, ada lebih pembayaran yang
tersisa, sehingga V T = $ 0.)

39 39

40 40

41 41

Substitute back into equation (38) Pengganti kembali ke persamaan (38)

42 42

Rearranging gets us the final formula: Mengatur ulang membuat kita rumus terakhir:

43 43

Example (3): What is the time 0 (time 2) value of $1 received (continuously)


every year for five years (r = 10% per year)? Contoh (3): Apa waktu 0 (kali 2)
nilai $ 1 yang diterima (terus menerus) setiap tahun selama lima tahun (r =
10% per tahun)?

Example (4): What is the time 0 (time 2) of a bond that pays continuous
coupon interest payments of $50 a year (for 20 years) and $1000 at the end of
the 20 th year (r = 10% per year)? Contoh (4): Apa waktu 0 (kali 2) dari obligasi
yang membayar bunga pembayaran kupon berkelanjutan sebesar $ 50 per
tahun (selama 20 tahun) dan $ 1000 pada akhir tahun ke-20 (r = 10% per tahun) ?

Notice, as T – t approaches infinity, V t converges to C/r Perhatikan, sebagai T - t


mendekati tak terbatas, t V menyatu ke C / r

Example (5): What is the time 0 (time 2) of a bond that pays continuous
coupon interest payments of $50 a year in perpetuity (r = 10% per year)?
Contoh (5): Apa waktu 0 (kali 2) dari obligasi yang membayar bunga
pembayaran kupon berkelanjutan sebesar $ 50 pertahun untuk selama-
lamanya (r = 10% per tahun)?
In discrete time Dalam waktu diskrit

44 44

Note that Δt = 1, and ΔV t = V t+1 - V t . Perhatikan bahwa Δt = 1, dan t ΔV = V t +1 -V t.

45 45

46 46

4747

jam 15:45 oleh Perbankan

Understanding Money & Banking, Pt. Memahami Uang &


Perbankan, Pt. 6 – Legal Tender 6 - Tender Hukum
Filed under Banking 25 comments Filed under Perbankan 25 komentar

Consent, Coercion as well as Legal Tender. Consent, Paksaan serta


Hukum Tender. Part 6 of a multi-part array by counsel Paul McKeever
which explains a inlet of income as well as banking as it has never
been explained to we before. Bagian 6 dari array multi-bagian oleh
pengacara Paul McKeever yang menjelaskan inlet pendapatan serta
perbankan seperti yang belum pernah dijelaskan kepada kita
sebelumnya. In this Part, Paul explains a inlet of authorised tender, as
well as the propinquity to paper currency. Dalam Bagian ini, Paulus
menjelaskan inlet tender resmi, serta keakraban ke mata uang kertas.

Incoming Tax and Banking Search: Incoming Search Pajak dan Perbankan:

 Is legal tender the only form of money that you can use to buy things?
Apakah alat pembayaran yang sah satu-satunya bentuk uang yang
dapat Anda gunakan untuk membeli sesuatu?
 is legal tender the only form of money that you can use to buy things
adalah alat pembayaran yang sah satu-satunya bentuk uang yang dapat
Anda gunakan untuk membeli barang-barang
 legal tender canada hukum tender canada
 canadian legal tender canadian legal tender
 this is australian legal tender throughout australia and its territories ini
adalah alat pembayaran yang sah di seluruh Australia Australia dan
wilayahnya
 IS LEGAL TENDER THE ONLY MONEY THAT YOU CAN USE TO BUYS
THINGS TENDER ADALAH HUKUM ATAS UANG HANYA YANG ANDA
BISA GUNAKAN UNTUK HAL Buys
 legal tender in canada legal tender di canada
 is a legal tender the only form of money where you can buy things
adalah alat pembayaran yang sah satu-satunya bentuk uang di mana
Anda dapat membeli barang-barang
 Is Legal tender the only form of money that you can use to buy things ?
Apakah Hukum tender satunya bentuk uang yang dapat Anda gunakan
untuk membeli sesuatu?
 who owns legal tender yang memiliki alat pembayaran yang sah

You might also like