You are on page 1of 12

1.

1 Latar Belakang Masalah


Kabupaten Tuban terletak pada meridian 111˚35’ BT dan lintang antara 6˚40’-7˚18’ LS
mempunyai wilayah pesisir pantai utara laut Jawa sepanjang ± 65 km terbentang dari barat ke timur mulai
dari Kecamatan Bancar sampai Kecamatan Palang. Sebagian besar masyarakat kota di Kabupaten Tuban
melalui observasi terbukti melakukan kebiasaan buruk membuang sampah sembarangan di berbagai
tempat umum seperti di sekolah, pantai, dan pasar.
Tujuan kami melakukan pengamatan ini adalah untuk mengetahui perilaku masyarakat dan untuk
membantu memberikan solusi yakni pemanfaatan sampah plastik yang ada karena banyak masyarakat
yang mengira bahwa sampah plastik yang sering kita buang sembarangan itu sudah tidak bermanfaat lagi,
tidak banyak di antara masyarakat yang mengatahui cara untuk mengolah sampah-sampah tadi agar
menjadi barang yang bernilai jual tinggi.
Cara pengendalian sampah yang paling sederhana adalah dengan menumbuhkan
kesadaran dari dalam diri untuk tidak merusak lingkungan dengan membuang sampah.
sembarangan. Selain itu diperlukan juga kontrol sosial budaya masyarakat untuk lebih
menghargai lingkungan, walaupun kadang kala kita harus dihadapkan pada mitos tertentu bahwa
membuang sampah pempers bayi harus di laut dan jangan buang di TPS lalu dibakar karena dapat
menyebabkab bayi “suleten” atau eksim kulit. Peraturan yang tegas dari pemerintah juga sangat
diharapkan karena jika tidak maka para perusak lingkungan akan dapat terus merusak sumber
daya alam. Generasi penerus bangsa yang sangat peduli akan kebersihan lingkungan, kita harus
berupaya untuk mewujudkan Kabupaten Tuban menjadi kota yang bebas dari pencemaran
lingkungan sebagai dampak negatif dari sampah.
 
1.2. Rumusan Masalah
”Bagaimanakah upaya mengoptimalisasikan pembuangan sampah di Kabupaten Tuban melalui
penerapan tekhnologi modern?’’

1.3. Batasan Masalah


Agar tidak menimbulkan kerancuan dalam pemecahan masalah karya tulis ini maka masalah hanya
dibatasi pada berbagai upaya-upaya yang dilakukan masyarakat di lingkup Kabupaten Tuban untuk
mengoptimalisasikan pembuangan sampah di Kabupaten Tuban melalui penerapan tekhnologi modern.

1.4. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui cara mengoptimalisasikan pembuangan sampah.


Untuk menerapkan pola hidup bersih kepada seluruh masyarakat Tuban.
 
1.5. Manfaat Penelitian
Agar hasil penelitian dapat disosialisasikan dan dijadikan pertimbangan oleh masyarakat di
Kabupaten Tuban.
Memberi masukan pada masyarakat akademis dan pemerintah berkenaan dengan meningkatkan
kebersihan lingkungan.

 
 
 
2.1. Definisi dan Penjelasan Istilah
Pengertian dari sampah itu sendiri adalah material sisa yang tidak diinginkan setelah
berakhirnya suatu proses. Berdasarkan kamus istilah lingkungan (1994), "Sampah adalah bahan yang
tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud biasa atau utama dalam pembuatan atau
pemakaian barang rusak atau bercacat dalam pembuatan manufaktur atau materi berkelebihan atau
ditolak atau buangan".
"Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia
maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis." (Ecolink, 1996).
"Sampah adalah sesuatu yang tidak berguna lagi, dibuang oleh pemiliknya atau pemakai
semula". (Tandjung, Dr. M.Sc., 1982) Berangkat dari pandangan tersebut sehingga sampah dapat
dirumuskan sebagai bahan sisa dari kehidupan sehari-hari masyarakat. Sampah yang harus dikelola
tersebut meliputi sampah yang dihasilkan dari rumah tangga, kegiatan komersial: pusat
perdagangan, pasar, pertokoan, hotel, restoran, tempat hiburan, fasilitas sosial: rumah ibadah,
asrama, rumah tahanan/penjara, rumah sakit, klinik, puskesmas, fasilitas umum: terminal,
pelabuhan, bandara, halte kendaraan umum, taman, jalan, dan trotoar, industri, fasilitas lainnya:
perkantoran, sekolah, hasil pembersihan saluran terbuka umum, seperti sungai, danau, pantai.
2.2. Penggolongan Sampah
2.2.1 Berdasarkan sumbernya
Sampah alam, sampah manusia, sampah konsumsi, sampah nuklir, sampah industri, sampah
pertambangan.
2.2.2 Berdasarkan sifatnya
Sampah organik - dapat diurai (degradable) dan sampah anorganik - tidak terurai
(undegradable)
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Oktober 2009 sampai dengan tanggal 25
Oktober 2009 di Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban.
3.2. Metode Pengamatan
Metode penelitian yang dilakukan adalah observasi langsung sambil mengambil
gambar proses pembuangan sampah di Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban untuk
memperoleh data primer. Untuk mengetahui pengaruh pembuangan sampah terhadap
kesehatan warga yang bermukim di sekitar TPA Gunung Panggung di Kelurahan
Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban maka dilakukan juga wawancara
public secara langsung dengan penduduk di daerah Gedongombo dan wawancara dengan
pemungut sampah yang ada di Kelurahan Gedongombo Kecamatan Semanding Kabupaten
Tuban. Sedangkan untuk mendapatkan data sekunder dilakukan kajian pustaka dari beberapa
literature yang relevan. Semua data tersebut dipergunakan sebagai tolok ukur dan parameter
keberhasilan pengamatan yang kami lakukan.
3.3. Instrumen Pengamatan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya handphone yang
dipergunakan untuk mengambil gambar dan merekam video wawancara yang dapat
mendukung penelitian ini. Selain itu, penulis juga membawa alat tulis, dan buku catatan
untuk mencatat informasi serta data-data yang ada.
4.1 Upaya yang dilakukan Pemerintah untuk mengolah sampah  
4.1.1. Metode Pembuangan Sampah
A. Penimbunan darat
Pembuangan sampah pada penimbunan darat termasuk menguburnya untuk membuang sampah, metode ini adalah metode paling populer di dunia.
B. Pembakaran
Pembakaran adalah metode yang melibatkan pembakaran zat sampah. Pengkremasian dan pengelolaan sampah lain yang melibatkan temperatur
tinggi baisa disebut "Perlakuan panas". Kremasi merubah sampah menjadi panas, gas, uap dan abu.
4.1.2. Jenis-Jenis Sampah
Secara umum, sampah padat dapat dibagi 2, yaitu sampah organik (biasa disebut sampah basah) dan sampah anorganik (sampah kering).
4.2. Pengelolaan Sampah untuk meminimalisir sampah yang ada di Kecamatan Semanding Kabupaten Tuban
4.2.1. Cara Mengolah Sampah
Terdapat beberapa konsep tentang pengelolaan sampah yang berbeda dalam penggunaannya, antara negara-negara atau daerah. Beberapa yang
paling umum, banyak-konsep yang digunakan adalah:
4.2.1.1. Diagram dari Hirarki Limbah.
Hirarki Sampah - hirarki limbah merujuk kepada " 3 M " mengurangi sampah, menggunakan kembali sampah dan daur ulang, yang
mengklasifikasikan strategi pengelolaan sampah sesuai dengan keinginan dari segi minimalisasi sampah.
4.2.1.2. Pendidikan dan Kesadaran
Pendidikan dan kesadaran di bidang pengelolaan limbah dan sampah yang semakin penting dari perspektif global dari manajemen sumber daya.
4.2.2. Metode Pengolahan Sampah
4.2.2.1 Metode Daur ulang
Proses pengambilan barang yang masih memiliki nilai dari sampah untuk digunakan kembali disebut sebagai daur ulang.
4.2.2.1.1. Pengolahan Kembali Secara Fisik
Metode ini adalah aktivitas paling populer dari daur ulang , yaitu mengumpulkan dan menggunakan kembali sampah yang dibuang , contohnya
botol bekas pakai yang dikumpulkan kembali untuk digunakan kembali.
4.2.2.2. Metode Pengolahan Biologis
 4.2.2.2.1. Pengkomposan
Material sampah organik , seperti zat tanaman , sisa makanan atau kertas , bisa diolah
dengan menggunakan proses biologis untuk kompos, atau dikenal dengan istilah
pengkomposan.Hasilnya adalah kompos yang bisa digunakan sebagi pupuk dan gas methana yang
bisa digunakan untuk membangkitkan listrik.
4.2.2.3. Pemulihan energi
Kandungan energi yang terkandung dalam sampah bisa diambil langsung dengan cara
menjadikannya bahan bakar, atau secara tidak langsung dengan cara mengolahnya menajdi bahan
bakar tipe lain. Daur-ulang melalui cara "perlakuan panas" bervariasi mulai dari menggunakannya
sebagai bahan bakar memasak atau memanaskan sampai menggunakannya untuk memanaskan
boiler untuk menghasilkan uap dan listrik dari turbin-generator.
4.2.2.4. Metode Penghindaran dan Pengurangan
Sebuah metode yang penting dari pengelolaan sampah adalah pencegahan zat sampah
terbentuk , atau dikenal juga dengan "pengurangan sampah". Metode pencegahan termasuk
penggunaan kembali barang bekas pakai , memperbaiki barang yang rusak , mendesain produk
supaya bisa diisi ulang atau bisa digunakan kembali (seperti tas belanja katun menggantikan tas
plastik ), mengajak konsumen untuk menghindari penggunaan barang sekali pakai (contohnya
kertas tissue) ,dan mendesain produk yang menggunakan bahan yang lebih sedikit untuk fungsi
yang sama.
4.2.3. Pemanfaatan Sampah dapat Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat di Kecamatan
Semanding Kabupaten Tuban
Pengolahan sampah yang efektif adalah sinergi dari semua pihak, baik masyarakat maupun
pemerintah. Hal ini untuk mengurangi permasalahan sampah yang kian menggunung serta
keterbatasan ruang di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Keikutsertaan kita/masyarakat dalam
mengelola sampah merupakan cara terbaik memecahkan permasalahan sampah.
4.2.4. Dampak yang Timbul dari Pembuangan Sampah di Kabupaten Tuban
4.2.4.1. Dampak Sampah Terhadap Manusia dan Lingkungan
Pencemaran lingkungan akibat perindustrian maupun rumah tangga sangat merugikan
manusia, baik langsung maupun tidak langsung.
4.2.4.2. Dampak terhadap Kesehatan
Lokasi dan pengelolaan sampah yang kurang memadai merupakan tempat yang cocok
bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai binatang seperti lalat dan anjing yang dapat
menimbulkan penyakit.
4.2.4.2.1. Potensi Bahaya Kesehatan yang Dapat Ditimbulkan oleh sampah
Penyakit diare, kolera, tifus,demam berdarah,jamur ,karena cacing pita dapat menyebar
dengan cepat karena virus yang berasal dari sampah dengan pengelolaan tidak tepat dapat
bercampur air minum atau makanan.
4.2.4.3. Dampak terhadap Lingkungan
Cairan rembesan sampah yang masuk ke dalam drainase atau sungai akan mencemari air.
Berbagai organisme termasuk ikan dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap.
4.2.4.4. Keadaan Sosial dan Ekonomi
Pengelolaan sampah yang kurang baik akan membentuk lingkungan yang
kurang menyenangkan bagi masyarakat. Dampak negatif pembuangan sampah
sembarangan terhadap kepariwisataan adalah mengurangi keindahan dan menyebarkan
bau tak sedap. Pengelolaan sampah yang tidak memadai menyebabkan rendahnya tingkat
kesehatan masyarakat. Pembuangan sampah padat ke badan air dapat menyebabkan banjir dan
akan memberikan dampak bagi fasilitas pelayanan umum seperti jalan, jembatan, drainase,
dan lain-lain. Infrastruktur lain dapat juga dipengaruhi oleh pengelolaan sampah yang tidak
memadai, seperti tingginya biaya yang diperlukan untuk pengolahan air.
Diagram ada tidaknya pemisahan
sampah di SMP Negeri di Kecamatan
Tuban
Tida ADA
TIDAK
43%
57% k
adaADA

4.2.4.5. Dampak Positif


Dampak positif yang timbul dari pembuangan sampah bagi masyarakat Kabupaten
Tuban, diantaranya sebagai berikut :
Sebagai tempat lapangan kerja untuk para penggangguran.
Contoh : Industri rumahan yang memproduksi souvenir pernikahan dari sampah plastic.
Dapat di buat kompos.
Contoh : Kotoran hewan dan dedaunan dapat dijadikan pupuk kompos.
Jika didaur ulang dan dijual masih dapat menghasilkan uang.
Contoh : bungkus makanan plastic dapat diolah menjadi tikar.
Alat untuk berinspirasi yang dapat dijangkau oleh semua kalangan masyarakat.
Contoh : Membuat kerajinan dari botol plastic ataupun bungkus makanan plastic.
4.2.4.6. Pengolahan Sampah di Luar Negeri
Di tahun terakhir, telah ada suatu aturan tentang prakarsa manajemen sampah
padat yang dilakukan oleh negara-negara Eropa, Australia, Austria, Selandia
Baru, dan Jepang. Sebagai contoh, pemerintah Jepang sedang bekerja ke arah suatu
target pengurangan timbunan sampah sebanyak 75%. Sebagian besar fokus dari
program ini pada 3R (reduce, recyle, dan re-use).
Umumnya pengelolaan sampah di luar negeri, khususnya Eropa, sudah dimulai di rumah tangga, yaitu
dengan memisahkan sampah organik dan anorganik. Kantong sampah terbuat dari bahan yang bisa didaur ulang.
Warna kantong dibedakan antara sampah organik dan anorganik. Kantong sampah organik biasanya berwarna
hijau, sedangkan kantong sampah anorganik berwarna cokelat. Adapun kantong sampah barang merah di lokasi
perumahan dan di lokasi umum. Sampah organik diambil oleh truk yang memiliki drum berputar dilengkapi
pisau pencacah dan mikroba perombak bahan organik. Dengan cara ini pencampuran dapat dilakukan secara
efisien dan merata karena volume sampah tidak begitu besar serta drum tersebut berputar dengan konstan.
Sampah-sampah itu diangkut ke ruang pengolahan (komposting). Material anorganik yang masih bisa didaur
ulang dipisahkan, sedangkan yang tidak bisa didaur ulang dibakar menggunakan incinerator. Cara pengolahan
sampah organik pada dasarnya ada 2 macam, yaitu menggunakan model reaktor dan non-reaktor (di tempat
terbuka atau hanya bagian atas tertutup atap).Model non reaktor yaitu Agitated solid bed (windrow), baik yang
diberi aerasi atau tidak diberi aerasi,Static soil bed, baik yang diberi aerasi atau aerasi alami. Dan model reaktor
yaitu Rotating drum, jenisnya terdiri dari disperse flow, cells in series, dan complete mix,Bin reactor, jenisnya
terdiri dari rectangular tankage dan inclined flow reactor.
No. Jenis Sampah Persentase Nilai Kalor Total
(%) (MJ/Kg) Kalor
(MJ/ton)
1. Sampah daun 17 5,7 969
2. Sampah sayur 43 14,2 6.106
dan buah
3. Kertas 3 15,6 468
4. Tekstil 5 36,8 1.840
5. Kotoran 12 6,9 828
6. Macam-macam 2 18,1 362
7. Total nilai kalor 82 10.573

Tabel 1. Komposisi Sampah Organik dan Nilai Kalornya di Eropa.


4.2.4.6.1. Transportasi sampah di Luar Negeri dan Indonesia
Salah satu wilayah di India bernama Ahmedabad melengkapi armada truk pengangkut sampah
dengan teknologi GPS (Global Positioning System) yang bisa mengoperasikan 35 unit truk sampah. Truk
pengangkut sampah yang telah terinstal teknologi GPS ini akan beroperasi di zona-zona yang menjadi
bagian khusus dari proyek pembersihan lingkungan. Truk sampah di Inggris, tepatnya di kota
Huddersfield setidaknya tidak menimbulkan polusi baik udara maupun suara karena truk ini
menggunakan tenaga listrik untuk mengangkut sampah di lingkungannya sumber listrik di dapat dari
sampah. Sampah yang didapat dari tempat tempat sampah yang dibuat khusus/ terpisah (Split Bin) akan
diangkut dengan truk ini kemudian di bawa ke tempat untuk menghasilkan energi listrik dari sampah
yang diberi nama “Energy from Waste” (EfW). Dari EfW ini, semua sampah akan didaur ulang (dibakar)
yang kemudian akan menghasilkan tenaga listrik. Dan dari sinilah, semua mobil truk sampah tersebut
akan mengisi ulang baterai Lithium dengan kapasitas 40 KWh yang digunakan untuk menjalankan truk
tersebut.
4.2.4.6.1.1. DKI Jakarta (Bantar Gebang)
Pengolahan sampah menggunakan drainage untuk menampung air buangan ke dalam Instansi
pengolahan air sampah.
4.2.4.6.1.2. Surabaya (Sukolilo)
Pengolahan sampah hampir sama dengan Jakarta tetapi di Surabaya juga menggunakan
incinerator dari Inggris.
4.2.4.6.1.3. Solo (Mojosongo)
Pengolahan sampah di Solo sangat menarik,karena kelebihan gundukan sampah dibagi-bagikan
kepada masyarakt secara gratis kemudian di olah oleh warga dan di jual,selain itu ternak warga
dapat dilepas secara bebes untuk mencari makanan di TPA,dari sampah organik.
4.2.4.6.1.4. Daerah lainnya
Pengolahan sampah dengan cara tumpukan secara profesional dan dilengkapi unit pengolah
sampah ada juga yang sampahnya di buang ke lembah
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengolahan sampah dapat meminimalisir dampak negatif dari sampah tersebut, yakni mengubah sampah menjadi barang yang
bermanfaat dan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. langkah penanganan sampah di tingkat rumah tangga
– Dipilah : pisahkan sampah yang mudah busuk dan sampah yang tidak mudah busuk
– Dibuat kompos : sampah yang mudah busuk seperti bekas makanan dan sayur sayuran dapat diolah
menjadi pupuk kompos;
– Didaur ulang : sampah yang tidak mudah busuk dapat digunakan kembali, diolah menjadi barang yang
dapat digunakan kembali atau dijual untuk digunakan ulang oleh orang lain.
2. Rasa kesadaran masyarakat di lingkungan Kabupaten Tuban terhadap kebersihan lingkungan masih kurang. Selain itu
pengolahan sampah seharusnya dengan cara yang sebaik-baiknya tidak lepas dari perhatian Pemerintah.
5.2 Saran
Untuk meminimalisir dampak dari pembuangan sampah di lingkungan Kabupaten Tuban semua masyarakat di lingkup
Kabupaten Tuban harus turut serta. Mulai dari Pemerintah, Masyarakat, Sekolah, dan investor hendaklah peduli akan lingkungan.
Cara-cara di antaranya:
1. Pemerintah harus menertibkan pembuangan sampah yang ada di Kabupaten Tuban dengan cara membuat Peraturan
mengenai pembuangan sampah dan memberikan denda kepada siapapun yang melanggar.
2. Pemerintah mengadakan sosialisasi atau penyuluhan kepada seluruh masyarakat di Kabupaten Tuban mengenai
pentingnya kebersihan lingkungan dan Pemerintah juga harus mengadakan lomba-lomba yang berkaitan dengan kebersihan
lingkungan.
3. Pemerintah harus memberikan dana untuk menangani pembersihan lingkungan, dengan membeli alat untuk mengolah
sampah yang lebih modern. Pemerintah juga harus bekerja sama dengan pihak terkait.
4. Masyarakat di lingkungan Kabupaten Tuban harus ikut serta untuk membersihkan lingkungan mulai dari rumah
masing-masing dan sadar akan kebersihan lingkungan dari dalam hati.
5. Pihak sekolah harus membuat peraturan mengenai pembuangan sampah dan harus menyediakan tempat sampah
organik, anorganik, logam/kaca sesuai dengan kebutuhan. Dapat juga dengan mengadakan lomba kebersihan antar kelas.
6. Bagi semua investor yang ada di Kabupaten Tuban, hendaknya turut peduli akan pembuangan limbah ataupun
sampah, sisa dari pengolahan pabrik.

You might also like