You are on page 1of 25

MAKALAH

MAHASISWA DAN ORGANISASI

KELOMPOK I

PENYUSUN :
1. DELI RUSLI
2. AHMAD MIFTAHUDIN SUJANA
3. UJANG IMRAN
4. HERI IRAWAN
5. BARUNA HERMAWAN
6. ROSYID ROSYIDIN
7. RAMDAN AWALUDIN
8. MARWAN
9. AAN

KATA PENGANTAR
Bismillshirrohmanirrohiim
Pertama tama kami kami panjatkan Puji syukur dan syukur kehadiran Allah SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penyusunan makalah
dengan Tema “MAHASISWA DAN ORGANISASI” dapat selesai tepat pada
waktunya, Maklalah ini kami susun sebagai salah satu syarat mengikuti OPAK
(Orientasi Pengenalan Akademik) tahun 2010/2011 Sekolah Tinggi Agama Islam
Sukabumi.

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini baik
bentuk maupun isinya. Saran dari semua pihak yang bersifat membangun untuk
arah yang lebih baik.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan bimbingan dan motivasi kepada kami sehingga makalah ini dapat
diselesaikan sebagaimana mestinya. Dan Semoga makalah ini berguna pada
pembaca khususnya.

Kalapanunggal, Nopember 2010


Penyusun

DAFTAR ISI
halaman

KATA PENGANTAR........................................................................................ ii
i ii
DAFTAR ISI.................................................................................................. 1
ii 2
BAB I PENDAHULUAN................................................................................. 3
1 5
a. LATAR BELAKANG ................................................................................. 6
b. RUMUSAN MASALAH ............................................................................ 6
c. TUJUAN PENULISAN ............................................................................. 7
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 14
A. PSIKOLOGI MANUSIA ...................................................................... 16
B. HAKEKAT MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI ISLAM ................................... 16
C. MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI BARAT ................................................. 20
BAB III BEBERAPA PANDANGAN TENTANG PSIKOLOGI .................................. 22
1. PANDANGAN IMAM AL-GHOZALI ........................................................... 23
2. PANDANGAN IBNU SINA ....................................................................... 23
3. PANDANGAN AL-MUHASIBI .................................................................. 25
BAB IV PENUTUP ........................................................................................
A. KESIMPULAN ........................................................................................
B. SARAN ................................................................................................ .
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Organisasi kemahasiswaan adalah wahana dan sarana pengembangan diri


mahasiswa ke arah perluasan wawasan dan peningkatan kecendekiawanan serta
integritas kepribadian yang disiapkan untuk menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan yang dapat diterapkan, dikembangkan , dan diupayakan
penggunaanya untuk meningkatkan tarap kehidupan masyarakat. Diselenggarakan
berdasarkan prinsip dari, oleh dan untuk mahasiswa dengan memberikan peranan
dan keleluasaan lebih besar kepada mahasiswa.

Apa yang kita lakukan dalam organisasi kemahasiswaan merupakan sebuah


pembelajaran, perjuangan untuk bisa memberikan manfaat bagi lingkungan dan
masyarakat sekitar.

Dalam perannya sebagai masyarakat suatu bangsa, mahasiswa juga dituntut untuk
peduli, sadar dan merasakan kondisi nyata masyarakatnya yang sedang
mengalami krisis multidimensional, serta mengekspresikan rasa empatinya
tersebut dalam suatu aksi. Ketika meyakini kebenaran, mahasiswa sejati akan
memberi secara ikhlas tanpa pamrih, berjuang sepenuh hati dan jiwa mereka.
Daya analisis yg kuat didukung dengan spesialisasi keilmuan yang dipelajari
menjadikan kekritisan mereka berbasis intelektual.

Kampus merupakan gambaran dari masyarakat sesungguhnya karena memiliki


kemiripan kompleksitas permasalahan serta struktur sosial dengan masyarakat
sebenarnya. Ajang simulasi yang baik bagi mahasiswa untuk mendapatkan bekal
ketika benar-benar terlibat dan terjun ke masyarakat yang sesungguhnya.

Mahasiswa seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam


masyarakat. Perubahan yang diinisiasi mahasiswa terjadi dalam bentuk teoritis
maupun praktis. Contohnya adalah mahasiswa menyususn system organisasi
kemahasiswaannya secara desentralisasi (otonomi), di kemudian hari Negara pun
memberlakukan system otonomi daerah. Dalam kasus lain, mahasiswa
menginisiasi pemilihan langsung presiden mahasiswa, kini presiden Indonesia pun
dipilih secara langsung oleh rakyat Indonesia.

Aktifitas kemahasiswaan adalah tahapan dimana seorang mahasiswa menimba


ilmu dan pengalaman semasa di bangku kuliah. Aktualisasi dirinya dalam rangka
pembelajaran guna diaplikasikan di kehidupan yang akan datang.

Belum pantas seseorang disebut mahasiswa tanpa memenuhi konsekuensi-


konsekuensi dari identitas yang melekat pada diri seorang mahasiswa. Pemenuhan
keseluruhan konsekuensi identitas tersebut menjadikan mahasiswa memiliki
kebermaknaan sebagai mahasiswa, mahasiswa sebenarnya, mahasiswa
seutuhnya, bukan hanya sekedar mahasiswa !!

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Mahasiswa, bukan lagi seorang siswa biasa yang menuntut ilmu di institusi
pendidikan (SD, SMP, SMA) seperti yang pernah kita lewati, tambahan kata‘
maha ‘, sebelum kata ‘ siswa ‘ memberikan identitas yang berbeda. Identitas
tersebut tidak didapatkan dengan mudah, namun didapatkan dengan perjuangan ,
letih , dan kesabaran dalam menempuh suatu ujian penjaringan mahasiswa baru.
Maka tidak terlalu berlebihan jika menganggap identitas mahasiswa sebagai
simbol kemenangan para juara. Mahasiswa yang terpilih memiliki potensi sebagai
pemikir, tenaga ahli , professional, sekaligus sebagai penopang pembangunan
bangsa.

Disamping itu, mahasiswa juga sering disebut-sebut sebagai ‘ agent of change ‘,


calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai peradaban, dsb. Banyak
perubahan besar , dan nilai-nilai sejarah yang ditorehkan di negeri ini senantiasa
menempatkan mahasiswa pada posisi yang terhormat. Kemauan yang keras dan
senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular kedalam jiwa bangsanya.
Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan
harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa seringkali dianggap
sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili aspirasi
masyarakat.

Oleh karena itu, seiring dengan identitas yang melekat padanya , ada peran-peran
yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi logis dan konsekuensi otomatis dari
identitas tersebut, mahasiswa dituntut melakukan sesuatu yang seharusnya
dikerjakan,untuk semua harapan yang tertumpu padanya.

Dari aspek akademis, tuntutan peran mahasiswa hanya ada satu , yakni belajar !.
Karena konsekuensi identitas mahasiswa dalam aspek lainnya merupakan turunan
dari proses pembelajaran.Belajar merupakan tugas inti.

Namun, tidak semua hal bisa dipelajari di ruang kuliah atau labolatorium. Sangat
banyak hal yang harus kita pelajari diluar itu semua, dan salah satu wadah utama
yang menyediakan kebutuhan itu ialah organisasi. Organisasi kemahasiswaan
diantaranya, yang dengan luar biasa dapat memberikan kita kesempatan untuk
mengembangkan diri dalam berbagai aspek. Aspek kepemimpinan, manajemen
organisasi, team building , networking & human relation dapat kita kembangkan
disini. Organisasi juga merupakan tempat kita mengaplikasikan ilmu yang kita
peroleh di tempat kuliah.

B. RUMUSAN MASALAH

Dalam penyusunan makalah ini, penyusun membatsi masalah-masalah


yang di bahas, sebagai berikut :
a. Menjelaskan tentang peran Mahasiswa dalam organisasi kemahasiswaan
b. Pembentukan organisasi dan cara kerja organisasi yang baik
c. Tentang Unit Kegiatan Mahasiswa serta hal hal yang berkaitan dengan
mahasiswa dan organisasi kemahasiswaan
d. Manajemen Organisasi menurut Al-Qur’an.

C. MAKSUD DAN TUJUAN PENULISAN

Maksud pembuatan makalah ini yaitu untuk Mendapatkan tanda kelulusan Ta’aruf
sekaligus menjadi Syarat untuk Mengikuti OPAK (Orientasi Pengenalan
Akademik) tahun 2010/2011, Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Sukabumi,

Kami juga mempunyai tujuan menumbuh kembangkan mahsiswa yang berjiwa


besar dan memiliki kemampuan memimpin serta memiliki kemampuan
berkomunikasi dan ber organisasi. Untuk mewujudkan hal ini, maka wadah yang
ideal adalah melalui organisasi kemahasiswaan. Oleh sebab itu, kami mencoba
membuat makalah dengan tema organisasi kemahasiswaan dan berbagai kegiatan
kemahasiswaan, sebagai jalan awal bisa diterimanya menjadi Mahasiswa STAI
Sukabumi.
.
BAB II
PEMBAHASAN

A. ORGANISASI SEBAGAI WADAH DALAM MENUMBUHKAN


MOTIFASI DIKALANGAN MAHASISWA

Mahasiswa merupakan manusia biasa. Sebagai manusia yang meniscayakan


adanya perubahan ke arah yang positif, aktif dan bermanfaat, manusia diharuskan
memenuhi kebutuhannya. Organisasi adalah salah satu wadah penting tempat
mahasiswa menempa kedewasaan berfikir secara keilmuan, kematangan sikap dan
kemandirian hidup.

Kebutuhan untuk berprestasi (need for achievment) merupakan salah satu


kebutuhan dasar (basic need) manusia. Sebagai suatu makhluk yang memiliki
kepribadian, manusia tidak dapat dipisahkan dari hakikatnya sebagai makluk
individu dan sosial. Dalam hubungannnya sebagai makhluk sosial, manusia
memiliki kecenderungan berorganisasi (political interested). Asumsi ontologis ini
kalau kita tangkap maknanya menyiratkan bahwa manusia itu tidak bisa sendirian
dalam hidupnya. 

Sebagaimana firman Allah dalam Al Qur’an Surat Ali Imran Ayat 159, Yang
berbunyi :
           
        
           
 
Artinya : Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut
terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu
ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu kemudian apabila
kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-
Nya.
Maksudnya: urusan peperangan dan hal-hal duniawiyah lainnya, seperti urusan
politik, ekonomi, kemasyarakatan dan lain-lainnya.

Secara sosiologis, fakta memperlihatkan bahwa manusia senantiasa berkumpul


(zoon politicon) dalam sebuah wadah yang mereka ciptakan sendiri. Dalam
pengertian yang paling sederhana, wadah inilah yng dinamakan organisasi.
Manusia kuno melakukan aktivitas organisasinya dengan praktik-praktik yang
sederhana. Ikatan mereka sering disandarkan pada ikatan mistis ‘ketua suku’ yang
menjadi ketua mereka. Ketua suku bahkan sering menjadi “tuhan” yang dapat
menjatuhkan atau menghalangi suatu hukuman dengan hanya mengangkat tangan.
Sungguh luar biasa.

Seperti dikatakan Comte perkembangan ilmu pengetahuan manusia memang


berubah, mulai dari tahap mistis sampai pada tahap positivistik. Seiring dengan
perkembangan ilmu pengetahuan, maka perkembangan wadah atau organisasi pun
semakin berkembang. Organisasi merupakan perkembangan logis dari hakikat
ontologis manusia sebagai makhluk sosial dalam upaya realisasi diri (self
realization).

Masalah dari keseimbangan (balance) dalam “ego-alter relationship” adalah


bagaimana kita bisa mencapai suatu perkembangan maksimum dari ego dengan “a
minimum of damage” (tidak terlampau merugikan orang lain). Kebutuhan akan
prestasi dan realisasi diri berarti aktualisasi cita-cita dan tujuan tertentu. Cita-cita
ini nyata (real) dalam arti muncul dari sejarah seseorang, muncul dari “the self”
yang Fromm katakan sebagai “conscience” (kesadaran/aku). Suatu sita-cita yang
supernalistik tanpa mempertimbangkan kemampuan bisa menimbulkan putus asa
dan neurosis. Oleh karena itu suatu realisasi diri yang baik harus merupakan
konsep yang realistis, yang memberikan kepada kita, bantuan ( rapport), keutuhan
(wholeness), kernel (inti), dan kekukuhan pribadi (self consistency).
Seseorang yang ingin berprestasi harus mempunyai karakter produktif. Seorang
yang berkarakter produktif dapat mengaktualisasikan potensinya tanpa benturan
fungsi-fungsi dalam dirinya dengan orang lain. Produktivitas membuat hidup ini
lebih gembira dan bergairah, bebas dan sehat secara mental. Hal ini menuntut
keterampilan pengorganisasian atas fungsi-fungsi. Produktifitas dapat dirintangi
oleh mekanisme individual yang oleh Freud disebut “mechanically operating
respective compulsion”. Hal ini dapat menimbulkan neurosis dan “splitting force
personality”.

Seseorang yang memiliki keterampilan sosial mampu mengenal dan menyadari


motifnya terhadap orang lain. Hal ini berarti mempererat hubungan dengan orang
lain, pengertian, dan pemahaman kepada orang lain. Rapport (hubungan baik/erat)
tidak berarti komunikasi lisan semata-mata, sebab sering kita harus berdiam diri
dan mempersilahkan orang lain. Hal ini memungkinkan kita mengetahui dan
menemukan “the deeper foundations” (fondasi yang paling dalam) dari
kepribadian manusia.

Untuk menjadi seorang yang matang dalam berorganisasi dalam


perkembangannya manusia harus memiliki “affective - emotional” yang
mencakup :

1. A Persistent Emotional Tone


A Persistent Emotional Tone (emosi yang sehat), ialah keadaan yang
senantiasa memancarkan rasa aman, percaya pada diri sendiri, yang
membantu individu apabila ia menghadapi tekanan dan prustasi. Keadaan
emosi yang sehat ini juga mencakup “home Static” atau dinamika
perimbangan. Misalnya keseimbangan antara kebutuhan (needs), dan
kemampuan (ability) di suatu pihak dan tekanan lingkungan dipihak lain.

2. The Emotional Attitude Toward People 


The Emotional Attitude Toward People (sikap emosional yang sehat kepada
orang lain) merupakan suatu rasa kemasyarakatan, hasrat untuk diterima dan
diakui oleh orang lain.

3. The Capacity to Give and Receive Love


Dengan “love” dimaksudkan sebagai pemberian dan penerimaan kasih sayang
yang menyegarkan, bukan jenis inta asmara yang romantis, bukan juga kasih
sayang yang berlebihan dari seorang ibu, bukan kasih sayang yang
berdasarkan kecemasan dan ketakutan akan kehilangan kasih yang dicintai,
juga bukan kasih sayang yang fantastik, bukan pula pencurahan cinta sebagai
penyerahan kepada seseorang yang sebenarnya tidak mencintai si
pemberinya. Ini adalah jenis cinta (love) yang yang memelihara kita
sebagaimana yang kita berikan, mempercayai kita sebagaimana yang kita
berikan, dan membantu perkembangan ego-alter kita secara harmonis.

4. Ability for Rilex and Happy 


Kepribadian yang matang memilki rasa humor yang baik. Dapat tertawa jika
menjumpai hal yang jenaka. Ia peka tanpa cemas. Tidak kaku dan berlebihan
dalam reaksinya. Dapat memperlihatkan permusuhan dan marah secara wajar.

5. Sikap Emosional terhadap Diri


Harus ada keseimbangan antara cita-cita seseorang dengan penampilan
aktualnya (lakukan yang terbaik), mampu menerima keterbatasannya, mampu
menghadapi masalah hidup secara rasional tanpa egoistik, dan tidak suka
melemparkan kesalahan kepada orang lain.

Watak sosiologis manusia lebih tepat jika dihubungkan dengan posisi manusia
sebagai khalifah. Sebagai khalifah manusia diberi amanah untuk mengurus dan
mengatur alam ini. Sesuai dengan arti kata khalifah, ia berarti wakil atau
pengganti, yakni pengganti Tuhan dalam memakmurkan alam ini.Posisi manusia
ini tidak sejajar bahkan dilebihkan oleh Tuhan dari sesama makhluk Tuhan.
Terbukti dari keengganan makhluk Tuhan yang lain ketika dia diberi amanah. Hal
ini jangan menjadikan manusia arogan.

Sebenarnya apalah arti sebuah wadah atau organisasi jika didalamnya tidak
mengakomodir dan mencoba memenuhi keinginan dan tujuan bersama. Tujuan
bersama dalam sebuah organisasi adalah hal penting. Yang lebih penting lagi
adalah mengusahakan terwujudnya tujuan itu. Hal Ini memerlukan sebuah
mengorganisasian yang efektif dan komitmen bersama. Sebuah organisasi akan
menjadi kuat dan berkembang jika komponen-komponen organisasi yang berada
didalamnya bekerja secara sinergis. Jangan saling menyalahkan dalam
berorganisasi. Melempar tanggungjawab juga sebuah kekeliruan. Dalam
managemen modern ada istilah the right man on the right job, the right man on the
right place.

Berorganisasi merupakan sebuah aktivitas manusia yang berdimensi sosiologis.


Organisasi lahir karena kebutuhan manusia.Dari organisasi yang paling sederhana
sampai kepada organisasi yang paling besar misalnya negara harus didukung oleh
sebuah kekuatan managerial yang mencerahkan. Seorang leaders dalam suatu
organisasi sangat penting posisinya. Pemimpin memiliki urutan terpuncak dari
sebuah organisasi. Ia mewakili anggotanya untuk keluar dan kedalam. Pemimpin
harus bertanggungjawab secara penuh dalam melaksanakan kepemimpinannya.

Seorang pemimpin harus mempunyai watak dan karakteristik ideal. Dalam Islam
tipe yang sangat tepat untuk dijadikan pemimpin adalah Nabi Muhammad.
Kepemimpinan Muhammad memang luar biasa. Dia mampu mengadakan revolusi
sosial secara radikal. Ia mampu mengganti pola lama dengan pola baru.
Karakteristik kepemimpinan Muhammad senantiasa berangkat dari keyakinan
transendental kepada Tuhan.
Memberikan motivasi kepada diri memang suatu hal yang serius dan signifikan.
Hal ini berdasarkan asumsi bahwa semakin sering orang memotivasi dirinya maka
ia akan semakin ingat akan keberhasilan. Motivasi dalam suatu sisi tidak lebih
daripada sugesti. Seperti doa ia senantiasa menghiasa relung kalbu seorang hamba
untuk mencapai tujuannya.

Hidup berprestasi adalah tujuan setiap orang,termasuk dalam berorganisasi.


Aktivitas organisasi senantiasa mengarah kepada the ultimate goal yaitu mencapai
prestasi.Prestasi itu diukir oleh sinergitas komponen organisasi yang efektif dan
harmonis. Prestasi bisa terwujud jika hal itu dilakukan.

B. ORGANISASI MAHASISWA DAN KEGIATANNYA

1. Organisasi mahasiswa adalah wadah pembinaan sikap dan kepribadian serta


menanamkan nilai-nilai luhur dalam diri mahasiswa. Sifat organisasi dapat
berupa organisasi keilmuan, keprofesian, olah raga, seni dan budaya, serta
pengembangan penalaran dan kemasyarakatan.

2. Organisasi mahasiswa adalah wadah kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler


yang merupakan bagian terpadu dari sarana pengembangan dan
penyebarluasan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan
taraf kehidupan masyarakat dalam memperkaya peningkatan sumber daya
manusia.

3. Kegiatan kurikuler yang dimaksud di atas adalah kegiatan mahasiswa


berdasarkan pada penalaran keprofesian atau keilmuan sesuai dengan
program studi.

4. Kegiatan ekstrakurikuler yang dimaksud di atas adalah kegiatan mahasiswa


berdasarkan bakat, minat, dan penalaran.

Azas Organisasi Mahasiswa

1. Organisasi mahasiswa tidak menginduk pada organisasi masyarakat,


organisasi sosial, atau organisasi politik manapun.

2. Peraturan organisasi mahasiswa tidak bertentangan dengan peraturan yang


berlaku umum di negara Republik Indonesia dan peraturan serta ketentuan
yang berlaku.
Kebebasan Berorganisasi.

1. Mahasiswa memiliki hak kebebasan untuk berorganisasi dan bergabung


dengan organisasi-organisasi mahasiswa untuk mengembangkan bakat, minat,
dan penalaran.

2. Keanggotaan, kebijakan, dan kegiatan organisasi mahasiswa ditentukan oleh


anggota dalam organisasi yang bersangkutan.

3. Anggota organisasi mahasiswa adalah mahasiswa yang terdaftar secara sah


dan telah lulus Pembinaan Mahasiswa Baru (PMB) serta keanggotaannya
dijamin kerahasiaannya untuk kepentingan pihak tertentu dari luar

4. Keanggotaan seorang mahasiswa hanya diakui setelah mahasiswa tersebut


tercatat oleh organisasi mahasiswa yang bersangkutan.

5. Setiap organisasi mahasiswa memiliki pembimbing yang ditunjuk oleh


Pembantu Ketua III bidang kemahasiswaan.

6. Pembimbing yang dimaksud di atas dapat diangkat dari staf akademik (dosen)
atau pegawai non akademik di lingkungan mahasiswa yang memiliki
kemampuan sesuai dengan bidangnya.

7. Pengurus organisasi mahasiswa terdiri atas mahasiswa yang terdaftar pada


semester yang sedang berjalan dan tidak sedang menjalani sanksi.

8. Mahasiswa yang menjadi pengurus organisasi mahasiswa selayaknya tidak


bermasalah akademik dan dapat mengelola waktu dengan baik sehingga dapat
dibanggakan prestasinya.

Kegiatan Organisasi Mahasiswa


1. Kegiatan organisasi mahasiswa adalah wahana pembelajaran dan latihan
kepemimpinan, manajerial, serta kerja sama sebagai upaya memperkuat jati
diri mahasiswa.

Kedudukan Organisasi Mahasiswa


1. Organisasi mahasiswa tingkat sekolah tinggi yang disebut dengan
Pemerintahan Mahasiswa (PEMA), Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) adalah
organisasi yang kegiatannya berada di dalam koordinasi sekolah tinggi
melalui Pembantu Ketua III bidang kemahasiswaan, sedangkan organisasi
mahasiswa program studi yang disebut Himpunan Mahasiswa Program Studi
(HMPS) berada di bawah naungan program studi bekerja sama dengan
Pembantu Ketua III bidang kemahasiswaan.

Keabsahan Organisasi Mahasiswa


1. Organisasi mahasiswa diakui secara sah setelah terdaftar secara resmi dan
ditetapkan dengan Surat Keputusan Ketua.

2. Pemilihan kepengurusan organisasi mahasiswa dilakukan dua tahun sekali


untuk PEMA dan setahun sekali untuk HMPS dan UKM serta dengan
ketentuan yang telah disepakati bersama.

Hak Organisasi Mahasiwa


1. Organisasi mahasiswa yang sah akan memperoleh pelayanan dan izin
menggunakan fasilitas sesuai dengan ketentuan penggunaan fasilitas yang
berlaku.

Kewajiban Organisasi Mahasiswa


1. Organisasi mahasiswa mempunyai kewajiban mematuhi ketentuan dan
peraturan yang berlaku.
2. Organisasi mahasiswa wajib melaksanakan kegiatan secara bersungguh-
sungguh dan bertanggung jawab serta bermanfaat bagi mahasiswa, baik
perorangan maupun kelompok/ organisasinya serta bermanfaat bagi kegiatan
Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian Pada Masyarakat (Tridarma
Perguruan Tinggi).

3. Organisasi mahasiswa wajib mendukung suasana dan proses belajar mengajar


yang menunjang keberhasilan Tridarma Perguruan Tinggi.

4. Organisasi mahasiswa wajib menjaga dan menegakkan nama baik serta


wibawa organisasi mahasiswa.

5. Organisasi mahasiswa wajib memberikan laporan secara tertulis kepada


Pembantu Ketua III bidang kemahasiswaan selambat-lambatnya 1 (satu)
bulan setelah penyelenggaraan setiap kegiatan.

Tata Cara Pendirian Organisasi Mahasiswa

1. Pendirian organisasi mahasiswa hanya dimungkinkan sepanjang organisasi


tersebut bertujuan mendukung pendidikan dan merupakan wahana
pengembangan diri mahasiswa.

2. Pendirian organisasi diusulkan oleh kelompok mahasiswa yang sama dengan


mengikuti tata cara sebagai berikut:

a. Pengajuan proposal pendirian organisasi mahasiswa.

b. Organisasi mahasiswa memiliki anggota sekurang-kurangnya 10 orang


yang dinyatakan dengan tanda tangan seluruh anggota dalam surat
pernyataan kesediaan menjalankan organisasi mahasiswa.

c. Mengisi dan melengkapi formulir pendaftaran organisasi mahasiswa yang


disediakan oleh Pembantu Ketua III bidang kemahasiswaan.

d. Memiliki AD/ART.

e. Daftar riwayat hidup keanggotaan.


f. Memiliki program kerja (minimal satu semester).

g. Interview dilakukan oleh Pembantu Ketua III bidang kemahasiswaan


untuk mengetahui sejauh mana persiapan dan kesiapan dalam pendirian
organisasi mahasiswa tersebut.

3. Organisasi yang telah memenuhi dan melengkapi persyaratan serta telah


dinyatakan sah mempunyai hak dan kewajiban yang sama.

Pembiayaan Organisasi

Pembiayaan untuk keperluan organisasi dapat diperoleh dari sumber-sumber


keuangan sebagai berikut:

1. Iuran anggota.

2. Bantuan yang tidak mengikat.

3. Dana kemahasiswaan.

4. Usaha organisasi yang dilakukan secara sah dan legal sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.

Pencabutan Hak Organisasi mahasiswa

dalam hal ini Pembantu Ketua III bidang kemahasiswaan dapat mencabut hak
organisasi mahasiswa apabila terbukti:

1. Melakukan kegiatan yang mengganggu keamanan, ketertiban, dan


kelancaran pelaksanaan Proses Belajar Mengajar (PBM) dan hal-hal lain
yang merugikan

2. Melanggar ketentuan dan peraturan yang berlaku.

3. Organisasi yang tidak aktif selama 3 bulan berturut-turut dan atau yang
tidak menyampaikan laporan bulanan atau kegiatan.

C. PEMBINAAN MAHASISWA

Pembinaan mahasiswa melalui jalur kurikuler dilakukan melalui program


akademik, sedangkan jalur ekstrakuler dan kokurikuler dilakukan sebagai berikut :
1. Kegiatan pembinaan jalur ekstrakurikuler dilaksanakan melalui
lembaga/organisasi kemahasiswaan, yang semuanya berada di bawah
koordinasi badan eksekutif mahasiswa (BEM). Dalam pembinaan jalur
ekstrakurikuler ini, BEM dapat membentuk beberapa unit guna mewadahi
hobi, minat, dan bakat mahasiswa.

2. Kegiatan pembinaan jalur khusus (kokurikuler) dilaksanakan dalam upaya


menunjang secara langsung program kurikuler. Untuk mewadahi kegiatan ini,
maka pada masing-masing program studi dibentuk HMPS yang berada di
bawah koordinasi BEM. Agar kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler tetap
terpadu dan terarah,

D. LEMBAGA/ORGANISASI KEMAHASISWAAN

Lembaga atau organisasi kemahasiswaaan dibentuk untuk melaksanakan


peningkatan penalaran, minat dan bakat, serta kesejahteraan mahasiswa dalam
kehidupan kemahasiswaan diperguruan tinggi. Organisasi kemahasiswaan tersebut
diselenggarakan dari, oleh dan untuk mahasiswa dibawah pembinaan pimpinan.

Dalam rangka operasionalisasi kegiatan-kegiatan kemahasiswaan dibidang


ekstrakurikuler dan kokurikuler BEM universitas membentuk beberapa UKM dan
BEM fakultas. Pimpinan organisasi kemahasiswaan bertanggung jawab pada
pimpinan universitas. Dalam rangka pelaksanaan kegiatan-kegiatan BEM fakultas
mendapatkan pembinaan dari Wakil Dekan II masing-masing fakultas. Pengurus
masing-masing UKM dan BEM fakultas bertanggung jawab pada pengurus BEM
universitas.

Fungsi dan tugas pokok BEM adalah mengkoordinasikan

seluruh kegiatan kemahasiswaan intern yang ada pada lingkungan universitas


dalam rangka membantu pimpinan universitas dengan pembinaan dan
pengembangan kehidupan kemahasiswaan sebagai forum diskusi, musyawarah,
tukar menukar informasi dan komunikasi guna mencapai tujuan pendidikan yang
diharapjkan

E. BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA (BEM)

BEM merupakan organisasi induk kemahasiswaan intern pada tingkat universitas


terdiri atas seluruh mahasiswa. Tugas pokok BEM adalah :

1). Mewakili mahasiswa pada tingkat universitas, mengkoordinasikan kegiatan


organisasi kemahasiswaan dalam bidang ekstrakurikuler di tingkat universitas
terutama yang berkaitan dengan fungsi pencapaian tujuan pendidikan
nasional.

2). Merencanakan dan melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler


terutama yang bersifat penalaran dan keilmuan sesuai dengan garis-garis
program yang ditetapkan, serta memberikan pandapat, usul dan saran kepada
pimpinan universitas terutama yang berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan
tujuan pendidikan nasional.

F. MANAJEMEN ORGANISASI DALAM AL QUR’AN

         
 
Artinya : Sesungguhnya Allah menyukai orang yang berperang dijalan-Nya
dalam barisan yang teratur seakan-akan mereka seperti suatu
bangunan yang tersusun kokoh.

Ketika kita membuka kembali ayat-ayat yang terukir indah dalam surat Ash Shaff
ini, akan banyak sekali kandungan tentang manfaat serta konsep-konsep dalam
berorganisasi, bekerja dalam sebuah barisan yang teratur dan kokoh. Salah satu
surat Madaniyah ini mengupas secara rinci tentang konsep berjamaah di dalam
Islam. Hal ini memang sangat ditekankan oleh Rasulullah SAW pada masa
berdakwah di Madinah, saat surat ini diturunkan. Dimana, pengokohan organisasi
dan kejamaahan adalah titik tekan dakwah Rasulullah SAW di Madinah, berbeda
dengan titik tekan dakwah Rasulullah SAW ketika di Mekkah yang fokus pada
pengokohan aqidah dan ruhiyah ummat Islam masa itu. Dalam surat ini, terdapat
lima konsep besar yang harus ada untuk mewujudakn organisasi yang
kokoh.Yaitu,
kesesuaian konsep dan pelaksanaan dalam organisasi, soliditas tim, ketepatan
mengukur dan mengetahui kekuatan dan tantangan, konsep kesungguhan dalam
bekerja dan berjuang, serta memiliki kader yang militan (kader yang solid).

Pertama, untuk mewujudkan organisasi yang kokoh diperlukan adanya


kesesuaian konsep (perkataan) dan pelaksanaan (at tawafuq bainal qouli wal
amal). Hal ini tercantum dalam ayat 1 - 3. Dijelaskan dalam ayat ini, bahwa
seruan-seruan ini hanya ditujukan untuk orang-orang beriman dan tidak untuk
semua orang. Artinya bahwa, sebagai orang beriman harus memahami dan
melaksanakan hal tersebut. Selain itu, yang diseru di sini adalah orang-orang
beriman bukan hanya satu orang beriman.dan di sinilah pesan konsep
kejamaahannya (keorganisasiannya). Kesesuaian antara konsep (perkataan) dan
pelaksanaan artinya tidak hanya lihai merumuskan ide yang tidak diiringi dengan
amal nyata. Justru keduanya harus berjalan dengan sinergi antara konsep dan
pelaksanaan. Organisasi itu harus mempunyai konsep cara bekerja. Bukan hanya
sekedar mempunyai kemampuan bekerja tetapi juga menguasai cara bekerja.
Penguasaan cara bekerja akan memudahkan bagaimana mencapai tujuan berkerja.
Kedua, dalam ayat keempat surat ini disebutkan bahwa Allah SWT menyukai
mukmin yang berjuang dalam sebuah bangunan yang kokoh. Ciri dari bangunan
yang kokoh adalah seluruh komponen di dalamnya saling menguatkan satu
dengan yang lain. Dapat dirinci, bahwa soliditas organisasi memiliki tiga ciri,
yaitu: masing-masing komponen didalamnya bisa menguatkan satu dengan yang
lain, bersinergi dalam bekerja serta memiliki program yang jelas, termasuk
pembagian pelaksanaan program (pembagian potensi dan pemanfaatan
kemampuan). Dalam hal ini, diperlukan adanya ketepatan di dalam penempatan
orang. Siapa yang harus jadi tiang, jendela, atap, dsb.

Ketiga, dalam ayat 5 - 9 dijelaskan tentang tantangan yang dihadapi oleh para nabi
dan rasul. Dari ayat ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa perlunya untuk
mengukur tantangan-tantangan yang akan dihadapi dalam kerja-kerja organisasi.
Jika kita mengetahui ukuran tantangan itu, maka kita bisa membuat program yang
bisa mengatasi tantangan tersebut. Kegagalan dalam mengukur tantangan yang
akan dihadapi, akan mengakibatkan ketidakjelasan merumuskan tahap-tahap
pelaksanaan amal sehingga bisa terjebak dalam suatu amal yang bersifat asal-
asalan. Tantangan yang perlu diukur adalah semua tantangan baik dari dalam
maupun luar organisasi. Pada ayat 9, dijelaskan bahwa visi kerosulan-lah yang
bisa digunakan untuk mengeliminir tantangan-tantangan tersebut.

Keempat, dijelaskan bahwa untuk membangun sebuah organisasi yang kokoh


diperlukan adanya sebuah konsep perjuangan organisasi. Dan sebuah konsep
perjuangan itu hendaknya sebuah konsep yang mengandung motivasi sert makna
optimisme yang jauh dari konsep perjuangan yang ‘menakutkan’ (tidak realistis
dan membuat komponen di dalamnya ragu dapat melaksanakannya atau tidak).
Hal ini dapat dilihat pada ayat 10 -13 surat ini, yang menjelaskan indahnya sebuah
konsep berjuang besungguh-sungguh di jalan-Nya.

Kelima, dalam ayat 14 surat ini, dijelaskan bahwa keberhasilan suatu perjuangan


dalam organisasi juga ditentukan dengan ada tidaknya kader-kader militan di
dalamnya. Militan ini terkait dengan makna komitmen, konsistensi, keseimbangan
(tawazunitas), ketaatan serta kecintaan. Karena memang amal yang baik dari
seorang kader organisasi tidak akan bisa terwujud tanpa lima hal di atas. Dan
dengan memiliki kader yang militan, amal-amal terbaik akan dihasilkan dalam
organisasi.
Di dalam organisasi juga diperlukan adanya ruuh (semangat) organisasi. Dan ruuh
organisasi ditentukan oleh sistem yang ada dalam organisasi, kualitas sang
pemimpin, sejauh mana organisasa mempunyai semangat kompetisi dengan yang
lain serta sejauh mana memadukan semangat dan ilmu yang dimiliki.(Rangkuman
ceramah Ustadz Rofi Munawar Lc).
BAB III
SIMPULAN DAN PENUTUP

A. SIMPULAN

Dengan demikian, dapat diringkas bahwa Sebenarnya apalah arti sebuah wadah
atau organisasi jika didalamnya tidak mengakomodir dan mencoba memenuhi
keinginan dan tujuan bersama. Tujuan bersama dalam sebuah organisasi adalah
hal penting. Yang lebih penting lagi adalah mengusahakan terwujudnya tujuan itu.
Hal memerlukan sebuah mengorganisasian yang efektif dan komitmen bersama.
Sebuah organisasi akan menjadi kuat dan berkembang jika komponen-komponen
organisasi yang berada didalamnya bekerja secara sinergis. Jangan saling
menyalahkan dalam berorganisasi. Melempar tanggungjawab juga sebuah
kekeliruan. Dalam managemen modern ada istilah the right man on the right job,
the right man on the right place.

Berorganisasi merupakan sebuah aktivitas manusia yang berdimensi sosiologis.


Organisasi lahir karena kebutuhan manusia.Dari organisasi yang paling sederhana
sampai kepada organisasi yang paling besar misalnya negara harus didukung oleh
sebuah kekuatan managerial yang mencerahkan. Seorang leaders dalam suatu
organisasi sangat penting posisinya. Pemimpin memiliki urutan terpuncak dari
sebuah organisasi. Ia mewakili anggotanya untuk keluar dan kedalam. Pemimpin
harus bertanggungjawab secara penuh dalam melaksanakan kepemimpinannya.

B. PENUTUP

Organisasi mahasiswa adalah wadah pembinaan sikap dan kepribadian serta


menanamkan nilai-nilai luhur dalam diri mahasiswa. Sifat organisasi dapat berupa
organisasi keilmuan, keprofesian, olah raga, seni dan budaya, serta pengembangan
penalaran dan kemasyarakatan.
Organisasi mahasiswa adalah wadah kegiatan kokurikuler dan ekstrakurikuler
yang merupakan bagian terpadu dari sarana pengembangan dan penyebarluasan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat dalam memperkaya peningkatan sumber daya manusia.

Kegiatan kurikuler yang dimaksud di atas adalah kegiatan mahasiswa berdasarkan


pada penalaran keprofesian atau keilmuan sesuai dengan program studi. Kegiatan
ekstrakurikuler yang dimaksud di atas adalah kegiatan mahasiswa berdasarkan
bakat, minat, dan penalaran akan mendewasakan sekaligus menjadi pengalaman
yang berharga. Wallahu a’lam.

Kalapanunggal, Nopember 2010


Penyusun
DAFTAR PUSTAKA

1. Qur;an Terjemah Depag RI


2. Abdullah, Taufik. Ed. Agama dan Perubahan Sosial, Jakarta : CV. Rajawali,
1983
3. Fiqih Islam, H. Sulaiman Rasyid
4. Gunawan, Ary H, Sosiologi Pendidikan, Jakarta : PT. Rineka Cipta, 2000
5. Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2001, cet. 4
6. Purwanto, M. Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis, Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya,1992
7. Sunanto, Musrifah, Sejarah Peradaban Islam Indonesia, Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2005

You might also like