Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
2. Erupsi berlebihan
Bila gigi sudah tidak memilki antagonis lagi, maka akan terjadi erupsi berlebih.
Erupsi berlebih dapat terjadi tanpa atau disertai pertumbuhan tulang alveolar. Bila
terjadi tanpa pertumbuhan alveolar, maka struktur periodontal akan mengalami
kemunduran sehingga gigi mulai ekstrusi. Bila disertai pertumbuhan tulang alveolar
berlebih, maka akan menimbulkan kesulitan jika pada suatu hari penderita akan
dibuatkan gigi tiruan penuh.
6. Kelainan bicara
Kehilangan gigi depan atas dan bawah seringkali menyebabkan kelainan bicara ,
karena gigi khususnya bagian anterior termasuk bagian fungsi fonetik.
7. Memburuknya penampilan
Menjadi buruknya penampilan karena hilangnya gig anterior akan mengurangi
daya tarik wajah seseorang.
wajar ini, mengakibatkan celah antar gigi mudah disisipi makanan. OH terganggu dan
mudah terjadinya akumulasi plak serta indeks karies meningkat.
9. Atrisi
Pada kasus tertentu dimana membran periodontal gigi masih menerima beban
kunyah, tidak akan mengalami kerusakan, malahan tetap sehat. Toleransi ini
berwujud pada gigi tadi yang berupa atrisi.
1. Arteriosclerosis
Secara klinis penyakit ini dapat terjadi dalam banyak cara (angina
pectoris, infark jantung, hipertensi, dan gagal jantung kongestive). Pada pasien
dengan penyakit ini sering berkurangnya keahlian motorik dan bisa terjadi
kebingungan dan pikiran kosong sehingga sukar untuk dirawat. Arterial hipertensi
sering dirawat dengan obat anti hipertensi yang efek sampinganya dapat
mengurangi laju saliva. Pasien penyakit symptomatik arteriosclerotik vascular,
perawatan prostodontik tidak boleh tanpa adanya konsultasi terlebih dahulu
dengan dokter umum.
2. Endocarditis
Penyakit ini biasanya disebabkan oleh dua kondisi predisposisi:
a. suatu peningkatan kerusakan kardiak
b. penurunan daya immunocompeten
Pada pasien ini harus diberikan antibiotik profilaksis yang dikombinasikan
dengan intervensi yang dapat menimbulkan bakteremia sebagai suatu pencegahan
(pengoptimalan OH).
3. Respiratory Disorder
Sebagai contoh, asma atau bronchitis secara khusus memilki pernapasan yang
hiperaktive, sesak napas, dyspenea dan batuk. Pasien i ni harus selalu dirawat
dengan posisi duduk yang tegak pada dental chair. Hal ini penting bagi pasien
agar terhindar dari semprotan air dan partikel girborne seperti resin komposit saat
penempatan gigi tiruan penuh.
4. Diabetes melitus
Tanda klinis manifestasi oralnya adalah:
- mulut kering, sering haus
- lidah merah dan terasa nyeri
4
5. Arthritis
Kebanyakan pasien seperti ini mengkonsumsi obat-obatan seperti aspirin atau
corticosteroid dalam jangka waktu yang lama dan dapat mempengaruhi perawatan
gigi akibat efek sampingnya. Pasien dengan infeksi oral harus dilakukan proteksi
untuk melawan bakteremia dan timbulnya infeksi sekunder dengan dilakukannya
terapi antibiotik profilaksis. Dokter gigi harus mengkonsultasikan pasienya pada
dokter umum untuk menentukan kebutuhan antibiotiknya.5
1. Faktor Personal
Yang perlu diperhatikan pada pasien :
- keinginan atau ketidakpuasan terhadap protesa
- kesehatan dan pola hidup pasien
- kondisi dan kesehatan jaringan oral dan perioral
- tidak adekuatnya protesa yang digunakan.
Selain itu, faktor personal yang perlu dipertimbangkan adalah:
- faktor sosial ekonomi
memperhatikan biaya pembuatan dan pemeliharaan
- faktor umur
restorasi protesa dapat direkonstruksi pada pasien dengan semua umur.
- faktor pengalaman
faktor pengalaman hidup sehari-hari dapat mengubah rencana terbaik untuk
perawatan dan sering tidak bisa dihindari, seperti :
pekerjaan
profesi
status sosial
lingkungan
2. Faktor Fisik
- Tulang
Faktor klinis yang berhubungan dengan resorpsi tulang bervariasi. Kategori
menurut Atwood adalah :
a. faktor anatomi
ukuran, bentuk dan densitas ridge
karakteristik dan ketebalan mukosa penutup
5
hubungan ridge
jumlah dan kedalaman alveolar
b. faktor metabolik
segala faktor nutrisi, hormonal dan metabolik lainnya yang mempengaruhi
aktivitas relative selular pembentuk tulang (osteoblas) dan peresorpsi tulang
(osteoklas).
c. faktor fungsional
frekuensi, intensitas, durasi, serta direksi pengalikasian tekanan pada tulang
yang mempengaruhi densitas (resorpsi dan deposisi) pada tulang.
d. faktor protesa
banyaknya teknik, material, prinsip, konsep, dan praktek termasuk ke faktor
protesa.
- Faktor kontrol
Tiga hal yang termasuk ke bagian faktor kontrol adalah :
a. genetik
b. sistemik
c. lokal
yang termasuk bagian ini yaitu :
faktor biomekanika
faktor neurotropik
vascular
enzim dan PH
potensial bioelektrik
tekanan udara
suhu(temperatur)
persarafan
reflek neuromuscular
- Faktor prostetik
Perkembangan dan pemeliharaan prosesus alveolar secara langsung berkaitan
dengan erupsi dan hadirnya gigi geligi. Dua konsep yang diperhatikan
mengenai hilangnya residual bone yang tidak dapat dihindari:
Satu pendapat bahwa saat gigi hilang akan adanya variasi perkembangan
hialngnya residual bone. Satu pendapat lainnya mengatakan bahwa hilangnya
resdual bone belum tentu akibat hilangnya gigi geligi.
- Gigi
Harus dievaluasi secara seksama terlebih dahulu:
Jumlah gigi
Lokasi gigi di dalam lengkung
Posisi individual gigi
Mobilitas dan vitalitas
Rasio mahkota akar
Ukuran dan bentuk akar
Kerentanan adanya karies
Keterlibatan patologis
6
- Jaringan Lunak
Karakteristik dan respon perlu dipertimbangkan untuk retensi, persepsi,
stabilitas dari protesa yang akan digunakan. Sedangkan pola sensori pada
jaringan pendukung khususnya penting dalam pemakaian gigi tiruan.4
1. Pasien Filosofikal
Sikap ini merupakan sikap yang paling baik untuk pemasangan gigi tiruan.
Karakteristiknya :
a. rasional
b. bijaksana
c. tenang
d. motivasi terjadi secara umum seperti keinginannya memakai gigi tiruan untuk
memelihara kesehatan dan menunjukkan merasa memilki gigi yang perlu diganti.
e. prosedur dapat diterima.
2. Pasien Exacting
Tipe ini memeliki semua sifat baik pada pasien filosofikal. Namun dia
memerlukan perhatian yang lebih ekstra, usaha dan kesabaran pada sebagian
dokter gigi. Mereka sukar menerima pendapat atau nasehat, bahkan ingin turut
mengatur perawatan. Tidak mustahil pula ia meminta suatu jaminam tertulis.
Prognosis bisa baik bila tendensi ingin sempurna dan sikap krisisnya sepada
dengan kecerdasannya.
3. Pasien histeris
Karakteristiknya:
a. Gugup
b. Emosional
c. Tidak memperhatikan kesehatan mulutnya sendiri
d. Tidak stabil
e. Hipersensitivitas
Prognosis terkadang tidak baik dan profesional tambahan diperlukan selama
perawatan. Pasien seperti ini harus dibuat sadar atas masalahnya.
f. Dietnya buruk
g. Prognosis tidak baik, kecuali bila ada penerimaan dan instruksi kepadanya
berhasil, prognosisnya akan baik.4
1. Kelas I Kennedy
b. pemeriksaan intraoral
4. Sikap Mental
5. Kumpulan data utama
Data- data penting pasien yang perlu diketahui dan dipertimbangkan untuk dapat
membuat rencana perawatan, desain, dll.
6. Diagnosis
a. bentuk kasus kerusakan atau kehilangan gigi…
b. memerlukan rehabilitasi dengan pembuatan gigi tiruan…
c. Diagnosis tambahan
struktur yang berhubungan dengan pembuatan…
7. Rencana perawatan
8. Desain
1. Pemeriksaan Utama
a. Pemeriksaan subjektif
Anamnsesis yaitu pemeriksaan yang dilakukan dengan tanya jawab. Cara
ini umumnya dilakukan untuk mencari riwayat penyakit dan data pribadi
pasien dan keluarga.
Beberapa hal yang ditanyai dalam anamnesis antara lain:
1. daftar pribadi
(nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,dll)
2. Data kesehatan umum
- Penyakit sistemik, misalnya hipertensi diabetes mellitus.
- obat yang digunakan.
- kebiasaan pasien untuk mengontrol kesehatannya.
3. Data jenis kesehatan gigi mulut
- jenis penyakit yang ada atau sedang diderita
- riwayat hilangnya gigi
- Kebiasaan jelek,misalnya mengunyah satu sisi atau bruksism
- Apakah pernah memakai gigi tiruan, jika pernah bagaimana keluhan-
keluhan gigi tiruan yang lama.
- frekuensi kunjungan ke dokter gigi
9
b. Pemerisaan objektif
Terbagi dua:
1. Pemeriksaan ekstraoral
2. Pemeriksaan intraoral
Pemeriksaan ekstraoral
Pemeriksaan ekstraoral meliputi pemeriksaan terhadap:
1. Bentuk muka/wajah
a. Dilihat dari arah depan:
-Oval/ovoid
-Persegi/square
-Lonjong/tapering
-cembung
-lurus
-cekung
2. Bentuk bibir
- Panjang, pendek
- Normal
- Tebal,tipis
- Flabby
3. Sendi Rahang
- Menggeletuk
- Krepitasi
- Sakit
Pemeriksaan intraoral
3. Oklusi: diperhatikan hubungan oklusi gigi atas dengan gigi bawah yang ada,
apakah hubungan Angle Kelas I, II, III.
4. Adanya overclosedocclusion pada gigi depan dapat disebabkan antara lain karena:
- Erupsi yang tidak teratur.
- Kehilangan gigi posterior dalam waktu yang lama.
- Atrisi gigi geligi
Overclosed occlusion dapat menyebabkan:
1. Angular cheilosis
2. Disfungsi TMJ
3. Spasme otot kunyah
5. Warna gigi
Warna gigi pasien harus dicatat sewaktu akan membuat gigi tiruan sebagian
lepasan, terutama pada pembuatan gigi tiruan di daerah anterior untuk kepentingan
estetis.
6. Oral Hygiene
- adanya karang gigi
- adanya akar gigi tertinggal
- adanya gigi yang karies
- adanya peradangan pada jaringan lunak, misalnya gingivitis.
7. Resesi gingival
Terutama pada gigi tiruan sebagian lepasan yang dilihat untuk gigi penyangga
dari gigi tiruan tersebut.
2. Keras/ lunak.
- Pemeriksaan terhadap bentuk tulang alveolar; bentuk U atau V, datar, sempit, luas
- Pemeriksaan torus:
1. Pada palatum, disebut torus paltina
2. Pada mandibula disebut torus mandibula
Torus ini bila mengganggu pada pembuatan gigi tiruan harus dibuang.
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Radiograf
Berfungsi sebagai informasi tambahan bagi pemeriksan klinis. Dapat diketahui
adanya:
1. Kualitas tulang pendukungdari gigi penyangga
13
Pemeriksaan Laboratorium
1. Penyakit tulang
Tingkat kalsium dan fofsor dalam serum darah dan urin dan serum enzim
da alkalin fosfat melibatkan penyakit tulang.
a. Normal kalsium dalam darah 8,9-10,1 mg/dl dan diseimbangkan oleh
beberapa faktor. Hormon paratiroid (PTH) mempengaruhi keseimbangan
kalsium dalam ginjal, tulang, intestinal, dan kelenjar laktasid mammary.
Jika sirkulasi PTH secara abnormal tinggi, maka resiko terhadap
osteoporosis.
2. Hematology
Pemeriksaan ini berfungsi untuk:
- kapisitas daya angkut oksigen
- identifikasi elemen selular
- analisis mekanisme pembekuan darah
penjelasan beberapa komponen dalam darah:
a. Hemoglobin
Normal laki-laki 14-17 g/dl
Normal perempuan 12-15 g/dl
b. Hematokrit
14
3. Urinalisis
Yang dianalisis :
a. warna
normal urin berwarna kuning bersih. Jika berwarna merah, coklat, atau
hitam menunjukkan adanya konsistensi darah pada beberapa tahap
fisiologis abnormal pada urine.
b. PH
Normal PH 4,8-8,0
c. Gravity spesifik
normal 1003-1026. kapasitas fungsional ginjal ditentukan oleh
kemampuannya untuk mecairkan atau konsentrasi urin.
Temuan mikroskopik :
a. gula
normalnya tidak ada gula dalam urin. Jika ada maka pasien menderita
DM.
b. Keton
15
Pertimbangan rentang(span)
- tidak ada gigi abutment di bagian distal
- multiple/bilateral edentoulus space
Oklusi
- lebih penyesuaian ketidakteraturan jaringan alami gigi yang sehat
Kondisi periodontal
- dapat menggunakan alternatif (gigi abutment) sekunder ketika abutment
primer lemah.
Bentuk rigid
- kehilangan banyak jaringan pada residual ridge
Gambaran Umum
- mulut kering resiko buruk RPD
- keterbatasan ekonomi
- OH dapat diterima
- Bersedia Recall
- Perawatan sederhana
- Usia tua
- Penyakit sistemik
- Lebih menyesuaikan terhadap gigi geligi transisi edentoulus
Pertimbangan span
- biasanya memilki gigi abutment distal tetapi dapat juga menggunakan
pontik cantilever
17
Jajaran abutment
- kurang dari 25 derajat inklinasi dapat disesuaikan dengan modifikasi
preparasi
kondisi abutment
- baik jika gigi abutment memerlukan mahkota
- gigi nonvital dapat digunakan jika struktur akar gigi cukup
oklusi
- beban baik (besar,arah,frekuensi, durasi)
kondisi periodontal
- tulang alveolar pendukung baik
- rasio mahkota akar 1:1 atau lebih
- morfologi akar baik
- tidak ada mobilitas
- memberikan stabilitas yang rigid
bentuk rigid
- resorpsi moderat
- tidak ada kerusakan jaringan lunak
Gambaran Umum
- mulut kering, resiko karies RPD
- diskoordinasi otot
- mandibular tori
- Lesi jaringan lunak palatal
- Lidah besar
- Sikap tidak baik terhadap RPD
- Pasien tidak dapat mengatasi penuaan kehilangan gigi
- Kemampuan dokter gigi.6
2.10 Prognosis
Prognosis merupakan estimasi perjalan penyakityang mungkin terjadi.
Prognosis ditentukan pada kunjungan ke dua, setelah semua informasi di
dapatdan dikumpulkan pada kunjungan pertama.
Faktor yang harus diperhatikan dalam menentukan prognosis :
1. Faktor general :
a. laju karies
b. pemahaman pasen dalam kontrol plak
c. kemampuan fisik dalam menjaga OH sendiri
18
d. Kondisi sistemik
e. Keadaan otot (hipertrofi atau tidak)
2. faktor lokal
a. overlap gigi anterior berpengaruh pada distribusi beban gigi
b. mobilitas gigi individual
c. angulasi akr
d. morfologi akar
e. rasio mahkota akar
f. dan variable lainnya.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Diagnosis kasus
Diagnosis ditentukan setelah merangkum semua informasi yang didapat dari
pemeriksaan utama dan penunjan. Klinisi harus menentukan etiologi utamadari
ketidaknyamanan pasien tersebut. Dari kasus ditemukan :
19
Psikologi pasien tipe exacting atau kritis. Untuk menghadapinya, sikap dokter gigi harus
menunjukkan bahwa ia mampu merawat dengan cermat dan tepat.
Diagnosis
Kehilangan gigi klasifikasi Kennedy kelas II (rahang atas) dan kelas II modifikasi 2
(rahang bawah).
DAFTAR PUSTAKA
2. Gunadi, Haryanto A. 1995. Buku Ajar Ilmu Geligi Tiruan Sebagian Lepasan.
Jilid II. Hipokrates.
20