You are on page 1of 5

KHUTBAH JUMAT (Urgensi Shalat)

URGENSI SHOLAT
Oleh: Marhadi Muhayar
Khutbah Pertama

‫واإلنسإال‬
َ َّ
‫الجن‬ ‫خلقت‬
ُ ُ
‫القائل(وما‬ ‫المؤمنون‬
َ ُ َ‫خ َش ُع لجالله ِعب‬
‫اد ُه‬ ْ َ‫ وي‬، ‫ماوات واأل َ ْر ُض ْو َن‬
ُ ‫الس‬
َ ‫خ َض ُع لعظمته‬
ْ َ‫الحمد لله الذي ت‬
‫ ويَ ُع ُّم ُه ْم َد ْو ًما‬،‫والخفَاء‬
َ ‫الج ْهر‬ َ ‫في‬ ‫باده‬ ‫ع‬ِ ‫ن‬
ْ ِ
‫م‬ ‫ر‬‫د‬
َُُْ ‫ب‬ ‫ي‬ ‫ما‬ ‫َم‬ ‫ل‬
ُ َْ‫ع‬ ‫وي‬ ،‫والكبرياء‬ ‫َة‬
‫ز‬ ّ ِ
‫بالع‬ ‫د‬ ‫ر‬ ‫ف‬
َ
َ َّ َ ‫ت‬ ‫الذي‬ ‫وهو‬ ،‫وتعالي‬ ‫سبحانه‬ ‫ نحمده‬.)‫ليعبدون‬
َ
‫ اللهم‬.‫األمة‬ ّ ‫نبيالرحمة وهادي‬ ُّ ،‫ أشهد أن ال اله إال الله وحده ال شرك له وأشهد أن محمدا عبده ورسوله‬.‫بالفضل والن ّ َْع َما ِء‬
.‫صلي علي سيدنا محمد خاتم األنبياء والمرسلين وعلي آله الطاهرين وأصحابه الطيبين ومن تبعهم بإحسان الي يوم الدين‬
‫أما بعد‬.
‫ َيا أَيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َم ُنوا ا َّتقُوا هللاَ َح َّق ُت َقا ِت ِه َوالَ َتم ُْو ُتنَّ إِالَّ َوأَن ُت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬.
Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....

Sebagaimana telah kita maklumi bersama, bahwa shalat adalah tiang agama. Kewajiban dan syi'ar
agama Islam yang paling utama adalah shalat.

‫ فمن أقامها فقد أقام الدين ومن تركها فقد هدم الدين‬،‫الصالة عماد الدين‬.
"Shalat adalah tiang agama. Orang yang telah mendirikan shalat, dia telah mendirikan agama, namun
bagi siapa saja yang meninggalkan shalat berarti dia telah menghancurkan agama."

Shalat juga merupakan ibadah yang pertama kali akan dimintakan pertanggung jawabannya dari manusia
pada hari kiamat kelak.
‫ص‬ َ ‫اب َو َخسِ َر َفإِنْ ا ْن َت َق‬ َ ‫ت َف َق ْد َخ‬ ْ ‫ت َف َق ْد أَ ْف َل َح َوأَ ْن َج َح َوإِنْ َف َس َد‬
ْ ‫صلُ َح‬ َ ْ‫صاَل ُت ُه َفإِن‬ َ ‫إِنَّ أَوَّ َل َما ي َُحا َسبُ ِب ِه ْال َع ْب ُد َي ْو َم ْالقِ َيا َم ِة مِنْ َع َملِ ِه‬
‫ض ِة ُث َّم َي ُكونُ َسا ِئ ُر َع َملِ ِه‬
َ ‫ص مِنْ ْال َف ِري‬ َ ‫ظرُوا َه ْل لِ َع ْبدِي مِنْ َت َط ُّو ٍع َف ُي َك َّم َل ِب َها َما ا ْن َت َق‬ ُ ‫ض ِت ِه َشيْ ٌء َقا َل الرَّ بُّ َع َّز َو َج َّل ا ْن‬ َ ‫مِنْ َف ِري‬
)‫ (رواه الترميذي وأحمد وابن ماجه‬.‫ك‬ َ
َ ِ‫َعلَى ذل‬
“Sesungguhnya amal ibadah seseorang yang paling pertama kali dihisab adalah shalatnya. Jika
shlalatnya di nilai baik, maka bahagia dan tenanglah dia. Namun jika shalatnya rusak, maka rugi dan
sengsaralah dia. Adapun jika di antara shalatnya ada yang kurang sempurna, maka Allah Azza wajalla
berfirman: periksalah kembali wahai para malaikat, apakah dia suka melaksanakan shalat sunah. Jika
ada, sempurnakanlah shalatnya dengannya shalat sunnahnya tersebut. Seperti itulah perhitungan amal
ibadahnya yang lain.” (HR. Tirmidzi, Ahmad dan Nasa’i).

Shalat merupakan garis pemisah antara keimanan dan kekufuran. Ia adalah sesuatu yang membedakan
antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang yang inkar, sebagaimana ditegaskan oleh
Rasulullah Saw dalam hadisnya:
ٌ ‫ َحد‬:‫ الترميذي‬،‫صاَل ِة (رواه النسائي‬
)‫ وأحمد‬، ٌ‫ِيث َح َسن‬ ِ ‫ َبي َْن ْال ُك ْف ِر َواإْل ِي َم‬:‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم‬
ُ ْ‫ان َتر‬
َّ ‫ك ال‬ َ َّ‫َقا َل ال َّن ِبي‬
"Batas antara seseorang dengan kekufuran adalah meninggalkan shalat”. (HR. Nasa’i, Tirmidzi dan
Ahmad).

Ini menunjukkan pentingnya kedudukan shalat dalam kehidupan seorang Muslim dan masyarakat Islam.
Al Qur'an juga menganggap bahwa menelantarkan atau mengabaikan shalat itu termasuk sifat-sifat
masyarakat yang tersesat dan menyimpang. Adapun terus menerus mengabaikan shalat dan menghina
keberadaannya, maka itu termasuk ciri-ciri masyarakat kafir. Allah SWT berfirman:
)48 :‫َوإِ َذا قِي َل َل ُه ُم ارْ َكعُوا اَل َيرْ َكعُون (المرسالت‬
"Jika dikatakan kepada mereka, taatlah dan kerjakanlah shalat, maka mereka enggan mengerjakannya."
(Al-Mursalat: 48).

Bahkan shalat merupakan senjata ampuh bagi manusia untuk mencegahnya dari perbuatan keji dan
munkar.
)45 :‫صاَل َة َت ْن َهى َع ِن ْال َفحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر (العنكبوت‬
َّ ‫إِنَّ ال‬
Sesungguhnya shalat mencegah manusia dari perbuatan keji dan mukar (Al-Ankabut: 45)

Namun pada kenyataannya, mengapa ada dari kita yang tidak menjadikan shalat sebagai pencegah
kekejian dan kemunkaran? Mengapa ibadah shalat kita tidak mempunyai pengaruh sama sekali dalam
kehidupan kita sehari-hari? Mengapa ada dari kita, bahkan tidak sedikit, ia juga mendirikan shalat tapi ia
juga berbohong. Dia shalat, tapi dia juga mencuri. Dia shalat, tapi dia juga mempermainkan perempuan,
dia tidak segan-segan berkata cabul dan jorok. Dia shalat, tapi di lain waktu dia juga tidak pernah alpa
untuk selalu hadir di depan televisi menonton acara-acara vulgar dan tidak mendidik.

Tidak jarang, ada yang shalat tapi dia juga melakukan segala macam ma’siat dan munkarat. Terkadang
dia kelihatan shalat, tapi terkadang dia juga mabuk-mabukan, dia teler, dia minum Wisky, Brandy,
Sempain. Dia kadang shalat, tapi dia juga kadang neggak pil haram, dia ngeplay, ngegele, ekstacy, sabu-
sabu. Mengapa ini terjadi? Kok bisa ini terjadi? Salahkahkah firman Allah? Dustakah Dia? Jawabnya:
Tidak. Sama sekali Allah tidak berdusta! Sama sekali Allah Swt tidak salah!

Lau mengapa itu semua bisa terjadi. Itu semua terjadi, karena ibadah yang kita lakukan hanya simbolis
belaka. Hanya ritual sehari-hari yang tidak dimengerti dan dihayati sama sekali! Kita shalat hanya bagai
“boneka bergerak” yang tunggang-tonggeng saja. Hampa dari nilai-nilai shalat itu sendiri. Ini terjadi
karena hati kita masih kotor. Hati kita tidak ikhlas dalam melaksanakan shalat. Kita merasa sangat
terpaksa dan terbebani dalam melaksanakan shalat. Lalu bagaimana hal itu dapat mencegah diri kita dari
perbuatan keji dan munkar, kalau dalam shalat saja kita tidak meresapi dan menghayati makna shalat
dalam kehidupan kita sehari-hari. Makanya sangat wajar kalau ada di antara kita, yang suka shalat tapi
kekejian dan kemunkaran jalan terus. Mengapa? Karena shalatnya menyimpang dari apa yang Allah Swt
gariskan. Allah Swt berfiman:
َ ‫صاَل ت ِِه ْم َخاشِ ع‬
)2-1 :‫ُون ( الممنون‬ َ ‫ الَّذ‬.‫َق ْد أَ ْفلَ َح ْالم ُْؤ ِم ُنون‬
َ ‫ِين ُه ْم فِي‬
“Sungguh beruntunglah orang-orang beriman yang melakukan shalatnya secara khusyuk.” (al-Mukminun:
1-2).

Khusyuk di sini adalah melaksanakan shalat secara baik dan benar karena hanya takut kepada Allah Swt
semata, bukan karena riya dan sombong. Karenanya, kita tidak perlu heran kalau di antara orang-orang
yang shalat banyak yang celaka. Kok ada orang yang rajin shalat tapi celaka? Ada!

َ ‫َف َو ْي ٌل ل ِْلم‬
َ ِّ‫ُصل‬
)4(‫ين‬
“Maka celakalah bagi orang-orang yang melakukan shalat.” Lhoh kok celaka?
)7 :‫ُون ْال َماعُون َ( الماعون‬
َ ‫) َو َيمْ َنع‬6(‫ُون‬ َ ‫) الَّذ‬5(‫ُون‬
َ ‫ِين ُه ْم ي َُراء‬ َ ‫صاَل ت ِِه ْم َساه‬ َ ‫الَّذ‬
َ ْ‫ِين ُه ْم َعن‬
“Yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang yang berbuat riya. Dan tidak mau menolong
dengan hal-hal yang bermanfaat.” (Al Maa’uun: 7).

Orang-orang beriman yang melaksanakan shalat seara baik dan benar, secara tepat waktu dan dengan
menghayati makna yang terkandung di dalam shalat, insya Allah dia tidak terjerumus ke dalam kekejian
dan kemunkaran dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....

Masyarakat Islam adalah masyarakat yang meyakini adanya hari perhitungan di akhirat kelak, sebagai
sebuah perjanjian yang mengikat antara hamba dengan khaliknya. Pada sisi ini, shalat merupakan
ibadah harian yang menjadikan seorang Muslim selalu dalam perjanjian dengan Allah Swt. karena ketika
seorang muslim terombang-ambing di dalam bahtera kehidupan, maka datanglah shalat
menyelamatkannya ke tepian rahmat Allah Swt. Ketika dia dilupakan oleh kesibukan dunia maka
datanglah shalat untuk mengingatkannya. Ketika dia diliputi oleh dosa-dosa dan hatinya penuh ‘debu
kelalaian', maka datanglah shalat untuk membersihkannya. Ia merupakan ‘kolam renang’ ruhani yang
dapat membersihkan ruh dan menyucikan hati, lima kali dalam sehari semalam, sehingga tidak tersisa
kotoran sedikit pun.
Pelaksanaan shalat dalam Islam mempunyai keistimewaan tersendiri, yaitu dilaksanakan dengan cara
berjamaah dan adanya adzan.

Karena begitu pentingnya arti shalat berjamaah, hampir-hampir Rasulullah Saw membakar rumah suatu
kaum karena mereka ketinggalan dari shalat berjamaah dan melakukan shalat di rumah mereka masing-
masing.

Shalat berjamaah dalam Islam sangatlah penting, kecuali bagi yang uzur syar’i semisal sakit, tua renta,
dan musafir. Saking pentingnya, arti shalat berjamaah, Islam mewajibkannya meskipun di tengah-tengah
peperangan yang dikenal dengan shalat Khauf.menekankan kepada kita untuk senantiasa mendirikan
shalat secara berjamaah, walaupun di tengah-tengah peperangan, yang dikenal dengan shalat "Khauf."
Shalat ini merupakan shalat berjamaah yang khusus dilakukan pada saat peperangan di belakang satu
imam dengan dua tahapan. Pada tahap pertama sebagian orang-orang yang ikut berperang shalat
terlebih dahulu satu rakaat di belakang imam, kemudian meninggalkan tempat shalat untuk menuju ke
medan perangnya dan menyempurnakan shalatnya di sana, kemudian pada tahapan berikutnya
datanglah sebagian yang semula menghadapi musuh, untuk mengikuti shalat dibelakang imam.

Ini semua mereka lakukan dengan membawa senjata perang dan dengan penuh kewaspadaan.
Mengapa ini semua mereka lakukan? Semata-mata agar tidak seorang pun dari mujahidin yang
kehilangan keutamaan shalat berjamaah yang sangat ditekankan oleh Islam. Perihal tentang shalat ini
lebih jauh, Allah Swt menjelaskannya pada surat (An-Nisa': 102):

Ayat ini selain menunjukkan kedudukan shalat berjamaah juga menunjukkan betapa pentingnya
kedudukan shalat itu sendiri. Berlangsungnya peperangan, siap siaganya musuh dan kesibukan dalam
berjihad fi sabilillah itu tidak menggugurkan kewajiban shalat. Tetapi tetap wajib dilaksanakan dengan
cara semampunya, walaupun tanpa ruku', sujud dan menghadap kiblat ketika dalam peperangan yang
serius. Cukuplah dengan berniat ketika dalam kondisi darurat dan melakukan apa saja yang mungkin
dikerjakan seperti tilawah, isyarat berdzikir dan sebagainya.

Shalat juga memiliki keistimewaan dengan adzan, itulah seruan Rabbani yang suaranya menjulang tinggi
setiap hari lima kali. Adzan berarti mengumumkan masuknya waktu shalat, mengumumkan tentang
aqidah yang asasi dan prinsip-prinsip dasar Islam, meliputi, "Allahu akbar (Allah Maha Besar) empat kali,
Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Muhammadan Rasulullah, dua kali. Hayya'alashshalaah
dua kali. Hayya 'alalfalaah, dua kali, Allahu akbar, dua kali, kemudian membaca laa ilaaha illallah."

Adzan ini layaknya 'lagu kebangsaan' bagi ummat Islam yang didengungkan dengan suara tinggi oleh
muadzin, lalu dijawab oleh orang-orang beriman di mana saja berada. Mereka bersama-sama ikut
mengulang secara serempak kalimat-kalimat adzan yang didengar, untuk menghunjamkan nilai-nilainya
dalam jiwa dan membuktikannya dalam akidah dan akhlak sehari-hari..

Shalat, sebagaimana disyariatkan oleh Islam, bukanlah sekedar hubungan ruhani dalam kehidupan
seorang Muslim. Sesungguhnya shalat dengan adzan dan iqamatnya, berjamaah dengan keteraturannya,
dilaksanakan di rumah Allah dengan kekhusu’annya, penampilan yang rapih, bersih dengan kesuciannya,
menghadap ke kiblat' dengan ketepatan waktunya, maupun kewajiban-kewajiban lainnya seperti gerakan,
tilawah, pujian, bacaan, maupun perbuatan-perbuatan, yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam, dengan ini semuanya maka shalat mempunya nilai lebih dari hanya sekedar ibadah.
Sesungguhnya shalat merupakan sistem hidup, manhaj pendidikan dan pengajaran yang sempurna,
yang meliputi (kebutuhan) fisik, akal dan hati. Tubuh menjadi bersih dan bersemangat, akal bisa terarah
untuk mencerna ilmu, dan hati menjadi bersih dan suci. Karenanya, jiwa pun menjadi lapang dan tenang.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah...


Shalat merupakan tathbiq 'amali (contoh kongkrit) dari prinsip-prinsip Islam baik dalam aspek politik
maupun sosial kemasyarakatan yang ideal. Sehigga nilai persaudaraan, persamaan dan kebebasan itu
terwujud nyata. Terlihat pula dalam shalat makna keprajuritan orang-orang yang beriman, ketaatan yang
paripurna dan keteraturan yang indah.
Imam Asy-syahid Hassan Al Banna berkata, dalam menjelaskan shalat secara sosial, setelah beliau
menjelaskan pengaruh shalat secara ruhani: "Pengaruh shalat tidak berhenti pada batas pribadi, tetapi
shalat itu sebagaimana disebutkan sifatnya oleh Islam dengan berbagai aktifitasnya yang zhahir dan
hakikatnya yang bersifat bathin merupakan minhaj yang kamil (sempurna) untuk mentarbiyah ummat
yang sempurna pula. Shalat itu dengan gerakan tubuh dan waktunya yang teratur sangat bermanfaat
untuk tubuh, sekaligus ia merupakan ibadah ruhiyah. Dzikir, tilawah dan doa-doanya sangat baik untuk
pembersihan jiwa dan melunakkan perasaan. Shalat dengan dipersyaratkannya membaca AL Fatihah di
dalamnya, sementara AL Qur'an menjadi kurikulum Tsaqafah Islamiyah yang sempurna telah
memberikan bekal pada akal dan fikiran dengan berbagai hakekat ilmu pengetahuan, sehingga orang
yang shalat dengan baik akan sehat tubuhnya, lembut perasaannya dan akalnya pun mendapat gizi.
Maka kesempurnaan manakah dalam pendidikan manusia secara individu setelah ini? Kemudian shalat
itu dengan disyaratkannya secara berjamaah, maka akan bisa mengumpulkan ummat lima kali setiap hari
dan sekali dalam satu pekan dalam shalat jum'at di atas nilai-nilai sosial yang baik, seperti ketaatan,
kedisiplinan, rasa cinta dan persaudaraan serta persamaan derajat di hadapan Allah yang Maha Tingi
dan Besar. Maka kesempurnaan yang manakah dalam masyarakat yang lebih sempurna daripada
masyarakat yang tegak di atas pondasi tersebut dan dikuatkan di atas nilai-nilai yang mulia?

Sesungguhnya shalat dalam Islam merupakan sarana tarbiyah yang sempurna bagi individu dan
pembinaan bagi membangun ummat yang kuat. Shalat yang lurus dan sempurna, bisa membawa
dampak kebaikan bagi pelakunya dan bisa membuang sifat-sifat buruk yang ada. Shalat telah mengambil
dari "Komunisme" makna persamaan hak dan persaudaraan yaitu dengan mengumpulkan manusia
dalam satu tempat yang tidak ada yang memiliki kecuali Allah yaitu Masjid; dan Shalat telah mengambil
dari"kediktatoran" makna kedisplinan dan semangat yaitu dengan adanya komitmen untuk berjamaah'
mengikuti Imam dalam setiap gerak dan diamnya, dan barang siapa yang menyendiri, maka ia akan
menyendiri dalam neraka. Shalat juga mengambil dari "Demokrasi" suatu bentuk nasehat, musyawarah
dan wajibnya mengembalikan Imam ke arah kebenaran apabila ia salah dalam kondisi apa pun. Dan
shalat biasa membuang segala sesuatu yang jelek yang menempel pada semua ideologi tersebut di atas
seperti kekacauan Komunisme, penindasan diktaktorisme, kebebasan tanpa batas demokrasi, sehingga
shalat merupakan minuman yang siap diteguk dari kebaikan yang tidak keruh di dalamnya dan tidak ada
keruwetan"

Ma’asyral muslimin rahimakumullah....


Umat Islam telah sepakat, bahwa siapa saja yang meninggalkan shalat karena menentang kewajiban
shalat dan karena menghinanya maka ia telah kafir. Tidak seorang pun di antara para Imam Mazhab,
semisal baik Imam Abu Hanifah, Imam Malik, Imam Syafi’i, Imam Ahmad bin Hambal, Imam Daud
Azhahiri, Imam Ishaq maupun yang lainnya yang mengatakan bahwa shalat bagi seorang muslim boleh
dikerjakan dan ditinggalkan sekehendak hatinya. Allah Swt berfirman:
َ ‫ت َعلَى ْالم ُْؤ ِمن‬
)103 :‫ِين ِك َتابًا َم ْوقُو ًتا (النساء‬ ْ ‫صاَل َة َكا َن‬
َّ ‫إِنَّ ال‬
“Sesungguhnya shalat merupakan kewajiban bagi orang-orang yang beriman, yang waktunya telah
ditentukan”. (An-Nisa: 103)

Oleh karena itu, bukanlah dikatakan masyarakat yang Islami, apabila ada masyarakat uang hidup tanpa
ruku' dan sujud kepada Allah SWT, dan mereka tidak memperoleh sanksi atau pengajaran dengan alasan
bahwa manusia itu mempunyai hak kebebasan untuk berbuat.
Bukanlah masyarakat Islami, masyarakat yang menyamakan antara orang-orang yang shalat dan orang-
orang yang tidak shalat, apalagi mengutamakan orang-orang yang tidak shalat, dan menjadikan mereka
sebagai pemimpin-pemimpin orang Islam.

Bukanla masyarakat Islami, mereka yang membangun perkantoran-perkantoran, lembaga-lembaga,


pabrik-pabrik dan sekolah-sekolah, sementara di dalamnya tidak ada masjid yang dipergunakan untuk
shalat dan didengungkan suara adzan.

Bukanlah masyarakat Islami, masyarakat yang tidak mengajarkan shalat kepada putera-puterinya di
sekolah-sekolah dan di rumah-rumah, sejak masa kanak-kanak.
َ ‫ أَ ُق ْو ُل َق ْولِيْ َه َذا َوأَسْ َت ْغفِ ُر‬.‫الذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‬
ْ‫هللا ْال َعظِ ْي َم لِي‬ ِّ ‫ت َو‬ ِ ‫ َو َن َف َعنِيْ َوإِيَّا ُك ْم ِب َما فِ ْي ِه م َِن ْاآل َيا‬،‫آن ْال َعظِ ي ِْم‬
ِ ْ‫ك هللاُ لِيْ َولَ ُك ْم فِي ْالقُر‬
َ ‫ار‬
َ ‫َب‬
ُ ْ َّ ْ ْ َ ُ ْ
‫ إِن ُه ه َُو ال َغف ْو ُر الرَّ ِح ْي ُم‬،ُ‫ َفاسْ َتغفِر ُْوه‬.ٍ‫ َولك ْم َولِ َسائ ِِر المُسْ لِ ِمي َْن مِنْ ك ِّل ذنب‬. ُ َ
Khutbah Kedua

‫ك‬ ُ ‫ له الم ُْل‬، ُّ‫ك واإلنسُ والجان‬ ُ ‫ض ُع َلع َظ َم ِت ِه األمال‬ َ ‫ الذي َي ْخ‬،‫بحق في كل الزمان‬ ٍّ ‫ المعبو ِد‬،‫الحمد هلل المحمو ِد في كل أوان‬
،‫والنهار‬
َ ‫ل‬
َ ‫اللي‬ ‫وأدار‬ ‫ك‬
َ ‫األفال‬ ‫َّر‬‫ي‬
َ َ‫س‬ ،ُ
‫ر‬ ‫ّا‬‫ه‬ ‫الق‬ ُ
‫د‬ ‫الواح‬ ُ ‫هللا‬ ‫اال‬ ‫إله‬ ‫ال‬ ‫أن‬ ‫أشهد‬ .‫يان‬ ٌ
ْ‫طاعة وال يضرعِ ص‬ ُ
‫والملكوت والسلطانُ ال تنفعه‬
‫ اللهم صلي علي سيدنا‬.)‫ الذي قال فيه ربُّه (وما أرسلناك إال رحمة للعالمين‬،‫وأشهد أن سيدنا محمدا عبده ورسوله األمين‬
‫ َقا َل‬.‫األطيار‬ْ ‫ت‬ ِ ‫ َو َما َغرَّ َد‬، ‫ت األنوا ُر‬ ِ ‫ ومن تبعهم بإحسان الي يوم الدين َما َش َّع‬،‫ِن المختار وعلي آله وأصحابه األخيار‬ ِ ‫مح ّمد‬
َ ُ َ َّ ُ َ ُ ُ َّ َّ َ
‫ أمَّا َبعْ ُد‬.‫ اتقوا هللاَ َح َّق ت َقا ِت ِه َوال َتم ُْوتنَّ إِال َوأنت ْم مُّسْ لِم ُْو َن‬:‫ َت َعالي َعز مِنْ َقائ ٍِل‬.
Ma’asyral muslimin rahimakumullah....
Seorang doktor di Amerika Serikat telah memeluk Islam karena beberapa keajaiban yang dia jumpai
dalam penyelidikannya. Dia seorang doktor dalam bidang neurologi.

Setelah memeluk Islam, dia amat yakin dengan model perobatan yang disinggung Al-Quran dan Hadis,
mulai dari manfaat puasa, madu, habbatul barakah (biji hitam/black seed) dan lain sebagainya.

Ketika dia ditanya bagaimana dia bisa memeluk agama Islam, doktor tersebut memberitahu bahwa
sewaktu beliau melakukan riset (kajian) urat saraf, terdapat beberapa urat saraf di dalam otak manusia
yang tidak dimasuki oleh darah. Padahal setiap inci otak manusia memerlukan darah yang cukup untuk
berfungsi secara normal.

Setelah membuat kajian yang cukup memakan waktu, akhirnya dia mendapat hasil bahwa darah tidak
akan memasuki urat saraf di dalam otak manusia kecuali pada saat seseorang itu sedang sujud, seperti
ketika melaksanakan ibadah shalat. Urat saraf tersebut memerlukan darah hanya untuk sukatan tertentu
saja. Keseimbangan kadar darah yang dibutuhkan oleh urat saraf tersebut mengikuti jadwal waktu
sembahyang yang diwajibkan oleh Islam. Begitulah keagungan ciptaan Allah.

Oleh karenanya, bagi orang yang tidak melaksanakan shalat, urat saraf otaknya tidak sempurna dalam
menerima darah secukupnya untuk berfungsi secara normal.

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah....


Kesimpulannya, makhluk Allah yang bergelar manusia jika tidak melaksanakan shalat sesuai yang
diajarkan oleh Islam, apalagi dia tidak beriman, walau pun akal mereka kelihatan berfungsi secara
normal, tetapi sebenarnya dalam suatu kondisi, mereka kehilangan kesempurnaan berpikir dan kurang
pertimbangan dalam membuat keputusan yang normal dan bijakasana.

Justeru itu, kita tidak perlu heran jika kita menjumpai seseorang yang kadang kala tidak segan-segan
untuk melakukan perkara-perkara yang bertentangan dengan fitrah kejadiannya, walaupun apa yang
mereka lakukakn adalah salah. Untuk itu, kita tidak perlu aneh dan heran, jika timbul berbagai macam
gejala dan penyakit sosial di masyarakat. (Berita ini dinukil dari koran Arab News, 7 Januari 1987).

‫ اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا‬.‫صلُّ ْوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّم ُْوا َتسْ لِ ْيمًا‬ َ ‫ َيا أَيُّها َ الَّ ِذي َْن َءا َم ُن ْوا‬، ِّ‫صلُّ ْو َن َعلَى ال َّن ِبي‬ َ ‫هللا َو َمالَ ِئ َك َت ُه ُي‬
َ َّ‫إِن‬
‫وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا وأصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير واجعل الموت راحة‬
‫ اللهم اقسم لنا من خسيتك ما تحول‬.‫ اللهم أحسن عاقبتنا في األمور كلها وأجرنا من خزي الدنيا وعذاب اآلخرة‬.‫لنا من كل شر‬
‫به بيننا وبين معصيتك ومن طاعتك ما تبلغنا بها جنتك ومن اليقين ما تهون به علينا مصائب الدنيا ومتعنا بأسماعنا وأبصارنا‬
‫وقوتنا ما أحييتنا واجعله الوارث منا واجعل ثأرنا علي من ظلمنا وانصرنا علي من عادانا وال تجعل مصيبتنا في ديننا وال‬
‫ َر َّب َنا آ ِت َنا فِي ال ُّد ْن َيا َح َس َن ًة َوفِي‬.‫تجعل الدنيا أكبر همنا وال مبلغ علمنا وال تسلط علينا من ال يرحمنا برحمتك يا أرحم الراحمين‬
َ ‫اآلخ َِر ِة َح َس َن ًة َوقِ َنا َع َذ‬.
ِ ‫اب ال َّن‬
‫ار‬
ُ ‫ئ ذِي ْالقُرْ َبى َو َي ْن َهى َع ِن ْال َفحْ َشآ ِء َو ْالمُن َكر َو ْال َب ْغي َيع‬ ْ
‫ وأقم‬.‫ِظ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم َت َذ َّكر ُْو َن‬ ِ ِ ِ ‫ان َوإِي َتآ‬ ِ ‫إلحْ َس‬ ِ ‫هللا َيأ ُم ُر ُك ْم ِب ْال َع ْد ِل َو ْا‬
َ َّ‫ إِن‬،‫هللا‬ ِ َ‫عِ َباد‬
‫الصالة‬

You might also like