Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan anugerahnya
kepada kita, sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan kita dengan semestinya dan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang menuntun kita dari jaman
kebodohan menuju masa yang penuh dengan perkembangan ilmu Pengetahuan. Sehingga penulis
bisa menyelesaikan makalah tentang Agama Islam ini dengan tepat waktu.
Kita sudah mengenal apa itu agama islam karena dari sejak lahir kita berada disekitar
orang – orang muslim. Tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah berprilaku atau
bertindak selayaknya seorang muslim atau apakah kita sudah menjalankan apa yang
diperintahkan kepada kita sebagai seorang muslim? Marilah kita sama – sama merenungkan
kembali makna dari agama yang sudah lama kita anut ini, agar kita bisa memahami dan
menjalankan kewajiban kita sebagai ummat islam dengan sebenar – benarnya.
Penulisa menyadari bahwa makalah ini sekiranya sangat jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar pada makalah
selanjutnya bisa lebih baik dan memiliki kualitas yang kita harapkan bersama.
Penulis
A. KESIMPULAN .......................................................................................................23
B. SARAN ...................................................................................................................24
Islam adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan
rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah SAW. Ia merupakan satu-satunya agama yang benar.
Allah tidak menerima agama dari siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya sebagai
agama yang mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan di dalamnya. Allah tidak mewajibkan
dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya apa-apa yang mereka tidak sanggup
melakukannya. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, porosnya
keadilan, tiangnya kebenaran, ruhnya kasih sayang. Ia merupakan agama agung yang
mengarahkan manusia kepada seluruh hal yang bermanfa’at, serta melarang dari segala hal
yang membahayakan bagi agama dan kehidupan mereka di dunia.
Dengan islam Allah meluruskan ’aqidah dan akhlak, serta memperbaiki kehidupan dunia
dan akhirat. Dengannya pula Allah menyatukan hati yang bercerai-berai, dan hawa nafsu
yang berpecah-belah, dengan membebaskannya dari kegelapan kebatilan, dan mengarahkan
serta menunjukinya kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Islam adalah agama yang lurus,
yang sangat bijaksana dan sempurna dalam segala berita dan hukum-hukumnya. Ia tidak
memberitakan kecuali dengan jujur dan benar, dan tidak menghukum kecuali dengan yang
baik dan adil, yaitu: ’aqidah yang benar, amalan yang tepat, akhlak yang utama dan etika
yang mulia.
2. Menyeru manusia untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya;
dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, yang
merupakan kemaslahatan bagi mereka di dunia dan akhirat.
B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT agar sebagai ummatnya
kita lebih memahami makna dari islam.
2. Untuk memperdalam pengetahuan kita tentang apa itu islam, karena sekarang ini banyak
sekali Paham – Paham yang menyimpang dari agama islam meski terkadang mereka
mengaku beragama islam.
3. Agar kita mengetahui apa saja yang bisa membatalkan keislaman kita, sehingga bisa
menghindari kita dari kesesatan akidah dengan berbagai banyak Paham yang
berkembang di Masyarakat sekitar kita.
C. Rumusan Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Aqidah Islam yang sesungguhnya, agar kita bisa memahami Agama Islam?
2. Apakah Islam itu dan bagaimana meng-aplikasikannya dalam kehidupan kita sehari –
hari? Sebagai muslim tentunya kita harus berbuat selayaknya seorang muslim sejati.
A. PENGERTIAN ISLAM
Islam berasal dari bahasa arab artinya sejahtera , aman, harmoni dan sedangkan
menurut istilah adalah menyerah diri kepada Allah SWT yang Maha Berkuasa dengan
mentauhidkannya dengan penuh kenyakinan serta melaksanakan segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala bentuk larangan-Nya.
Maksud Islam adalah , Agama yang diciptakan oleh Allah SWT yang sempurna dengan
segala peraturan yang mengatur kehidupan manusia , baik yang mengenai orang
perorangan , kekeluargaan, kemasyarakatan dan kenegaraan sekaligus menghubungkan
manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam dengan menjamin kesejahteraan ,
keselamatan , kesempurnaan dan kebahgiaan di dunia dan di akhirat .
Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan
mengamalkan ketiga perkara ini :
1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah
tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita
seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan
barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka.
Allah SWT berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang
rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada
2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia
dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat
atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan
sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu
menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18)
3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh
bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
mereka itu keluarga dekat.
C. RUKUN IMAN
Ada beberapa hal yang diserukan pertama kali oleh islam yaitu “Rukun Iman” yang
menjadi syarat keimanan kita yang harus kita percaya. Apa saja rukun iman? Rukun iman
ada 6 perkara :
1. Beriman Kepada Allah SWT
Beriman kepada Allah SWT adalah hal yang paling utama kita yakini, ini dapat kita
wujudkan dengan hal – hal sebagai berikut :
a. Satu: Beriman kepada rububiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah adalah Tuhan,
Pencipta, Pemilik dan Pengatur segala urusan.
b. Beriman kepada uluhiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah Ta’ala sajalah Tuhan
yang berhak disembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil.
Malaikat adalah hamba-hamba yang mulia. Mereka diciptakan oleh Allah untuk
beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya. Allah telah membebankan
kepada mereka berbagai tugas. Sebagai muslim kita wajib mengetahui dan menyakini
mereka, ada 10 malaikat yang wajib kita ketahui yaitu :
- Malaikat Jibril yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diturunkan oleh
Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya.
- Malaikat Mikail yaitu malaikat yang bertugas membagi / mengatur rezeki dan
menurunkan hujan.
- Malaikat Rakib dan Atib bertugas untuk mencatat amal baik dan perbuatan buruk
manusia selama hidup di dunia.
- Malaikat Munkar dan Nakir bertugas untuk menanyai (mengadili) manusia di alam
kubur dengan pertanyaan : Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? Apa
Kitabmu? dan Siapa Saudaramu? Maka agar manusia selamat dari siksa kubur, kita
harus menjawab “ Allah Tuhanku, Islam Agamaku, Nabi Muhammad Nabiku,
Alqur’an sebagai kitabku dan Kaum Muslimin adalah Saudaraku” .
Bisa atau tidaknya kita menjawab pertanyaan kedua malaikat tersebut tergantung
dari Amal perbuatan kita selama masih hidup di dunia, jika kita memiliki amal
shaleh yang lebih banyak maka insya Allah kita akan menjawab dengan sempurna,
apa bila sebaliknya maka siksa kubur akan menanti kita.
- Malaikat Malik dan Ridwan ditugaskan sebagai penjaga pintu syurga yang
dijanjikan oleh Allah kepada orang – orang yang beriman kepadanya dan menjaga
pintu neraka bagi mereka yang tidak meyakini keberadaan Allah SWT.
Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk-Nya. Nabi pertama adalah Nabi
Adam Alaihis Salam dan yang terakhir adalah Muhammad SAW. Dan semua nabi dan
rasul itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat-sifat ketuhanan. Mereka
adalah hamba-hamba Allah yang telah dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah
mengakhiri semua syari’at dengan syari’at Muhammad SAW. Beliau diutus untuk
seluruh manusia. Maka tidak ada lagi nabi sesudahnya.
Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, Ketika Allah membangkitkan
manusia dalam keadaan hidup untuk kekal di tempat yang penuh kenikmatan atau di
tempat siksaan yang amat pedih.
Beriman kepada Hari Akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi
setelah mati, yaitu: ujian kubur, kenikmatan dan siksaannya, serta apa yang akan terjadi
setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.
D. RUKUN ISLAM
Selain rukun iman ada juga rukun islam yang menjadi pilar – pilar islam, sehingga seorang
belum menjadi seorang muslim sebelum mengimani dan melaksanakn kelima rukun islam
tersebut.
1. Syahadat (Bersaksi)
Syahadat (bersaksi) bahwa, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
bahwasanya Muhammad itu adalah Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci Islam
dan pondasi bangunannya.
3. Membayar Zakat
Zakat Itu ada 2 yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Mal.
a. Zakat Fitrah yakni zakat yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang memiliki
kelebihan harta dari sejak lahir di Bulan Ramadhan. Zakat fitrah ini wajib
hukumnya bagi orang yang wajib mengelurkannya untuk menyempurnakan ibadah
puasanya.
b. Zakat Mal
Dan zakat itu tidak diwajibkan atas orang fakir yang tidak memiliki nisab, tapi hanya
diwajibkan atas orang-orang kaya untuk menyempurnakan agama dan islam mereka,
meningkatkan kondisi dan akhlak mereka, menolak segala bala dari mereka dan harta
mereka, mensucikan mereka dari dosa, di samping sebagai bantuan bagi orang-orang
yang membutuhkan dan fakir di antara mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan
keseharian mereka, sementara zakat hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari
jumlah harta dan rizki yang diberikan Allah kepada mereka.
4. Berpuasa
Yaitu selama satu bulan saja setiap tahun, pada bulan Ramadhan yang mulia, yakni
bulan kesembilan dari bulan-bulan Hijriah. Kaum muslimin secara keseluruhan
serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka; makan, minum dan
jima’, di siang hari; mulai dari terbit fajar sampai matahari terbenam.
Dan semua itu akan diganti oleh Allah bagi mereka -berkat karunia dan kemurahannya-
dengan penyempurnaan agama dan iman mereka, serta peningkatan kesempurnaan diri,
dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan lainnya; baik, di dunia maupun di akhirat yang
telah dijanjikan Allah bagi orang-orang yang berpuasa.
Dan di dalam pelaksanan haji itu terdapat manfaat-manfaat yang tidak terhingga
banyaknya, baik dari segi agama maupun dunia.
Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan Islam.
Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap makanan, minuman, dan
udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia berada di antara dua gerakan:
gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang menolak mara
bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.
Agama Islam ada tiga tingkatan: Islam, iman dan ihsan. Dan setiap tingkatan
mempunyai rukun.
Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan
Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan
pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang
enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna
dan hukum keduanya.
Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada
Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman.
Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah
merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan
adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap
mukmin adalah muhsin.
C.2. Islam
Islam adalah berserah diri kepada Allah SWT dengan tauhid dan tunduk kepada-
Nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa
yang berserah diri kepada Allah SWT saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan
barangsiapa yang berserah diri kepada Allah SWT dan yang lainnya, maka dia adalah
seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah SWT, maka
dia seorang kafir yang sombong.
C.3. Iman
Iman: Engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, hari kiamat, dan engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan
buruknya.
Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan
anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.
Cabang-cabang iman:
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, “Iman terbagi
lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan
laailaa ha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan
sifat malu termasuk satu cabang dari iman." (HR. Muslim).
Tingkatan-tingkatan Iman:
Artinya :
Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa
apapun yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya
pasti tidak akan menimpanya.
Makalah | Agama Islam 12
Kesempurnaan Iman:
Dari Abu Umamah R.A, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa cinta karena
Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah SWT, niscaya dia telah
menyempurnakan iman." (HR: Abu Daud)
Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak beriman
(sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada
ayahnya, anaknya, dan menusia sekalian." Muttafaqun 'alaih.
Dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Tanda iman
adalah mencintai kaum anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum
anshar."Muttafaqun 'alaih
Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu tidak bisa
masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kaum saling
mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kaum lakukan niscaya
kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." (HR. Muslim)
Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik:
Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barang siapa
beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.
Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah dia memuliakan tamunya." Muttafaqun 'Alaih.
Dari Abu Sa'id al-Khudri RA, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama)
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah
dia merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia
merubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)
Nasehat:
Dari Tamim ad-Darimi RA, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda, " Agama
adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau menjawab, 'Untuk Allah SWT
kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum."
HR. Muslim.
Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya: 'Apakah amalan yang
paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah SAW dan Rasul-Nya.' Beliau
ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah SAW.' Beliau
ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur." Muttafaqun
'Alaih.
2, Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Akan
keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah)
selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari
neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah'
dan di hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang
yang pernah berkata:'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam
hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." Dan dalam satu riwayat: 'iman' di
tempat 'kebaikan'.
1, Apabila orang kafir masuk Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukan
diampuni untuknya, karena firman Allah SWT:
Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka berhenti (dari
kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka
yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada
mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (QS. Al-Anfaal :38)
3, Dan (sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka
dia disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi
Muhammad SAW: 'Barang siapa yang berbuat di masa Islam, niscaya tidak disiksa
karena perbuatan buruk yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang
berbuat kejahatan di masa sesudah Islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang
pertama dan terakhir." Muttafaqun 'Alaih.
F. AKIDAH ISLAM
Akidah secara bahasa artinya ikatan. Sedangkan secara istilah akidah artinya
keyakinan hati dan pembenarannya terhadap sesuatu. Dalam pengertian agama maka
pengertian akidah adalah kandungan rukun iman, yaitu Beriman kepada Allah, Malaikat-
Nya, Kitab – Kitab-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, Hari Kiamat dan Beriman kepada Takdir.
Sehingga akidah ini juga bisa diartikan dengan keimanan yang mantap tanpa disertai
keraguan di dalam hati seseorang (lihat At Tauhid lis Shaffil Awwal Al ‘Aali hal. 9, Mujmal
Ushul hal. 5)
Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan tidak akan diterima apabila
tercampuri dengan kesyirikan. Oleh sebab itulah para Rasul sangat memperhatikan
perbaikan akidah sebagai prioritas pertama dakwah mereka. Inilah dakwah pertama yang
diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka; menyembah kepada Allah saja dan
meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.
Bahkan setiap Rasul mengajak kepada kaumnya dengan seruan yang serupa yaitu,
“Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tiada sesembahan (yang benar) bagi kalian selain
Dia.” (lihat QS. Al A’raaf: 59, 65, 73 dan 85). Inilah seruan yang diucapkan oleh Nabi
Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan seluruh Nabi-Nabi kepada kaum mereka.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Mekkah sesudah beliau diutus sebagai
Rasul selama 13 tahun mengajak orang-orang supaya mau bertauhid (mengesakan Allah
dalam beribadah) dan demi memperbaiki akidah. Hal itu dikarenakan akidah adalah
fondasi tegaknya bangunan agama. Para dai penyeru kebaikan telah menempuh jalan
Makalah | Agama Islam 17
sebagaimana jalannya para nabi dan Rasul dari jaman ke jaman. Mereka selalu memulai
dakwah dengan ajaran tauhid dan perbaikan akidah kemudian sesudah itu mereka
menyampaikan berbagai permasalahan agama yang lainnya (lihat At Tauhid Li Shaffil
Awwal Al ‘Aali, hal. 9-10).
Penyimpangan dari akidah yang benar adalah sumber petaka dan bencana. Seseorang yang tidak
mempunyai akidah yang benar maka sangat rawan termakan oleh berbagai macam keraguan dan
kerancuan pemikiran, sampai-sampai apabila mereka telah berputus asa maka mereka pun
mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat mengenaskan yaitu dengan bunuh diri.
Sebagaimana pernah kita dengar ada remaja atau pemuda yang gantung diri gara-gara diputus
pacarnya.
Begitu pula sebuah masyarakat yang tidak dibangun di atas fondasi akidah yang benar akan
sangat rawan terbius berbagai kotoran pemikiran materialisme (segala-galanya diukur dengan
materi), sehingga apabila mereka diajak untuk menghadiri pengajian-pengajian yang membahas
ilmu agama mereka pun malas karena menurut mereka hal itu tidak bisa menghasilkan
keuntungan materi. Jadilah mereka budak-budak dunia, shalat pun mereka tinggalkan, masjid-
masjid pun sepi seolah-olah kampung di mana masjid itu berada bukan kampungnya umat Islam.
Alangkah memprihatinkan, wallaahul musta’aan (disadur dari At Tauhid Li Shaffil Awwal Al
‘Aali, hal. 12)
Oleh karena peranannya yang sangat penting ini maka kita juga harus mengetahui sebab-sebab
penyimpangan dari akidah yang benar. Di antara penyebab itu adalah:
1. Bodoh terhadap prinsip-prinsip akidah yang benar. Hal ini bisa terjadi karena sikap
tidak mau mempelajarinya, tidak mau mengajarkannya, atau karena begitu sedikitnya
perhatian yang dicurahkan untuknya. Ini mengakibatkan tumbuhnya sebuah generasi
yang tidak memahami akidah yang benar dan tidak mengerti perkara-perkara yang
bertentangan dengannya, sehingga yang benar dianggap batil dan yang batil pun
dianggap benar. Hal ini sebagaimana pernah disinggung oleh Umar bin Khaththab
radhiyallahu ‘anhu, “Jalinan agama Islam itu akan terurai satu persatu, apabila di
“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah wahyu yang diturunkan Tuhan
kepada kalian!’ Mereka justru mengatakan, ‘Tidak, tetapi kami tetap akan mengikuti
apa yang kami dapatkan dari nenek-nenek moyang kami’ (Allah katakan) Apakah
mereka akan tetap mengikutinya meskipun nenek moyang mereka itu tidak memiliki
pemahaman sedikit pun dan juga tidak mendapatkan hidayah?” (QS. Al Baqarah:
170)
3. Taklid buta (mengikuti tanpa landasan dalil). Hal ini terjadi dengan mengambil
pendapat-pendapat orang dalam permasalahan akidah tanpa mengetahui landasan
dalil dan kebenarannya. Inilah kenyataan yang menimpa sekian banyak kelompok-
kelompok sempalan seperti kaum Jahmiyah, Mu’tazilah dan lain sebagainya. Mereka
mengikuti saja perkataan tokoh-tokoh sebelum mereka padahal mereka itu sesat.
Maka mereka juga ikut-ikutan menjadi tersesat, jauh dari pemahaman akidah yang
benar.
4. Berlebih-lebihan dalam menghormati para wali dan orang-orang saleh. Mereka
mengangkatnya melebihi kedudukannya sebagai manusia. Hal ini benar-benar terjadi
hingga ada di antara mereka yang meyakini bahwa tokoh yang dikaguminya bisa
mengetahui perkara gaib, padahal ilmu gaib hanya Allah yang mengetahuinya. Ada
juga di antara mereka yang berkeyakinan bahwa wali yang sudah mati bisa
mendatangkan manfaat, melancarkan rezeki dan bisa juga menolak bala dan
musibah. Jadilah kubur-kubur wali ramai dikunjungi orang untuk meminta-minta
berbagai hajat mereka. Mereka beralasan hal itu mereka lakukan karena mereka
“Allah lah yang menciptakan kamu dan perbuatanmu.” (QS. Ash Shaffaat: 96)
6. Kebanyakan rumah tangga telah kehilangan bimbingan agama yang benar. Padahal
peranan orang tua sebagai pembina putra-putrinya sangatlah besar. Hal ini
sebagaimana telah digariskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap bayi
Selanjutnya, Islam juga telah mengatur kehidupan pemeluknya secara individu dan
kelompok, dengan konsep yang menjamin kebahagiaan hidup mereka dunia dan akhirat.
Islam membolehkan bahkan mendorong mereka untuk nikah, dan sebaliknya mengharamkan
atau melarang perbuatan zina, sodomi dan segala bentuk prilaku kotor lainnya. Ia
mewajibkan menjalin hubungan antar kerabat, mengasihi orang-orang fakir dan miskin serta
menyantuni mereka, sebagaimana Islam juga mewajibkan dan mendorong untuk berakhlak
mulia, serta mengharamkan dan melarang segala bentuk moral yang hina.
Islam membolehkan bagi mereka usaha yang baik melalui perdagangan, persewaan dan
semacamnya, serta mengharamkan praktek riba, segala bentuk perdagangan yang terlarang
dan semua yang mengandung unsur penipuan atau pengelabuan.
Sebagai penutup, dapat kita katakan bahwa Islam telah merangkum ajaran yang
membangun dan menciptakan hubungan yang benar dan amalan yang tepat antara hamba dan
Tuhannya dan antara seseorang dengan masyarakatnya dalam segala urusan. Maka tak
satupun kebaikan, baik itu dari segi akhlak maupun mu’amalat, melainkan Islam telah
membimbing dan mendorong ummat untuk melaksanakannya, dan sebaliknya tak satupun
keburukan dalam hal akhlak ataupun mu’amalat melainkan Islam telah mencegah dan
melarang ummat untuk melakukannya. Ini semua membuktikan kesempurnaan dan
keindahan agama ini, dalam seluruh sisi dan bagiannya.
2. SARAN
Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk saling mengajak kepada kebajikan, oleh
karena itu marilah kita sama – sama introspeksi diri sejauh mana tingkat keimanan kita
kepada sang Pencipta Kita yaitu Allah SWT yang maha agung, agar kita termasuk golongan
orang – orang yang beriman yang telah dijanjikan syurga. Dengan menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.
http://islamhouse.com
http://muslim.or.id
http://helwaipj.tripod.com
http://mail-archive.com/media-dakwah@yahoogroups.com
http://myislam.blogspot.com