You are on page 1of 26

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kita rahmat dan anugerahnya
kepada kita, sehingga kita bisa melaksanakan kegiatan kita dengan semestinya dan shalawat serta
salam kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW yang menuntun kita dari jaman
kebodohan menuju masa yang penuh dengan perkembangan ilmu Pengetahuan. Sehingga penulis
bisa menyelesaikan makalah tentang Agama Islam ini dengan tepat waktu.

Kita sudah mengenal apa itu agama islam karena dari sejak lahir kita berada disekitar
orang – orang muslim. Tapi pertanyaannya sekarang adalah apakah kita sudah berprilaku atau
bertindak selayaknya seorang muslim atau apakah kita sudah menjalankan apa yang
diperintahkan kepada kita sebagai seorang muslim? Marilah kita sama – sama merenungkan
kembali makna dari agama yang sudah lama kita anut ini, agar kita bisa memahami dan
menjalankan kewajiban kita sebagai ummat islam dengan sebenar – benarnya.

Penulisa menyadari bahwa makalah ini sekiranya sangat jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik serta saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan agar pada makalah
selanjutnya bisa lebih baik dan memiliki kualitas yang kita harapkan bersama.

Selong, 03 Nopember 2010

Penulis

Makalah | Agama Islam i


DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................i

DAFTAR ISI ...............................................................................................................................ii

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................................1

A. Kata Pengantar ........................................................................................................1


B. Tujuan .....................................................................................................................2
C. Rumusan Masalah ...................................................................................................2

BAB II : AGAMA ISLAM .......................................................................................................3

A. PENGERTIAN ISLAM ..........................................................................................3


B. LANDASAN AGAMA ISLAM .............................................................................4
C. RUKUN IMAN .......................................................................................................5
D. RUKUN ISLAM .....................................................................................................8
E. MAKNA IMAN DAN ISLAM ...............................................................................10
F. AKIDAH ISLAM ...................................................................................................16

BAB III : PENUTUP ..................................................................................................................23

A. KESIMPULAN .......................................................................................................23
B. SARAN ...................................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................... 25

Makalah | Agama Islam ii


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Islam adalah syari’at Allah terakhir yang diturunkan-Nya kepada penutup para nabi dan
rasul-Nya, Muhammad bin Abdullah SAW. Ia merupakan satu-satunya agama yang benar.
Allah tidak menerima agama dari siapapun selainnya. Dia telah menjadikannya sebagai
agama yang mudah, tidak ada kesulitan dan kesusahan di dalamnya. Allah tidak mewajibkan
dan tidak pula membebankan kepada para pemeluknya apa-apa yang mereka tidak sanggup
melakukannya. Islam adalah agama yang dasarnya tauhid, syi’arnya kejujuran, porosnya
keadilan, tiangnya kebenaran, ruhnya kasih sayang. Ia merupakan agama agung yang
mengarahkan manusia kepada seluruh hal yang bermanfa’at, serta melarang dari segala hal
yang membahayakan bagi agama dan kehidupan mereka di dunia.

Dengan islam Allah meluruskan ’aqidah dan akhlak, serta memperbaiki kehidupan dunia
dan akhirat. Dengannya pula Allah menyatukan hati yang bercerai-berai, dan hawa nafsu
yang berpecah-belah, dengan membebaskannya dari kegelapan kebatilan, dan mengarahkan
serta menunjukinya kepada kebenaran dan jalan yang lurus. Islam adalah agama yang lurus,
yang sangat bijaksana dan sempurna dalam segala berita dan hukum-hukumnya. Ia tidak
memberitakan kecuali dengan jujur dan benar, dan tidak menghukum kecuali dengan yang
baik dan adil, yaitu: ’aqidah yang benar, amalan yang tepat, akhlak yang utama dan etika
yang mulia.

Syari’ah Islam bertujuan untuk mewujudkan hal-hal berikut:

1. Memperkenalkan manusia dengan Tuhan dan Pencipta mereka, melalui nama-nama-Nya


yang mulia dan sifat-sifat-Nya yang agung, serta perbuatan-perbuatan-Nya yang
sempurna.

2. Menyeru manusia untuk beribadah hanya kepada Allah, tidak ada sekutu bagi-Nya;
dengan menjalankan semua perintah dan menjauhi semua larangan-Nya, yang
merupakan kemaslahatan bagi mereka di dunia dan akhirat.

Makalah | Agama Islam 1


3. Mengingatkan mereka akan keadaan dan tempat kembali mereka setelah mati, dan apa
yang akan mereka hadapi di dalam kubur, serta ketika dibangkitkan dan dihisab.
Kemudian tempat kembali mereka surga atau neraka.

B. Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
1. Untuk lebih meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah SWT agar sebagai ummatnya
kita lebih memahami makna dari islam.
2. Untuk memperdalam pengetahuan kita tentang apa itu islam, karena sekarang ini banyak
sekali Paham – Paham yang menyimpang dari agama islam meski terkadang mereka
mengaku beragama islam.
3. Agar kita mengetahui apa saja yang bisa membatalkan keislaman kita, sehingga bisa
menghindari kita dari kesesatan akidah dengan berbagai banyak Paham yang
berkembang di Masyarakat sekitar kita.

C. Rumusan Permasalahan
Permasalahan yang ada dalam makalah ini adalah :
1. Bagaimana Aqidah Islam yang sesungguhnya, agar kita bisa memahami Agama Islam?
2. Apakah Islam itu dan bagaimana meng-aplikasikannya dalam kehidupan kita sehari –
hari? Sebagai muslim tentunya kita harus berbuat selayaknya seorang muslim sejati.

Makalah | Agama Islam 2


BAB II
AGAMA ISLAM

A. PENGERTIAN ISLAM

Islam berasal dari bahasa arab artinya sejahtera , aman, harmoni dan sedangkan
menurut istilah adalah menyerah diri kepada Allah SWT yang Maha Berkuasa dengan
mentauhidkannya dengan penuh kenyakinan serta melaksanakan segala perintah-Nya dan
meninggalkan segala bentuk larangan-Nya.

Maksud Islam adalah , Agama yang diciptakan oleh Allah SWT yang sempurna dengan
segala peraturan yang mengatur kehidupan manusia , baik yang mengenai orang
perorangan , kekeluargaan, kemasyarakatan dan kenegaraan sekaligus menghubungkan
manusia dengan Tuhan dan manusia dengan alam dengan menjamin kesejahteraan ,
keselamatan , kesempurnaan dan kebahgiaan di dunia dan di akhirat .

Islam sbagai “Ad-Dinn” mengajarkan dan menyuruh umatnya berpandangan jauh


dengan mengambil kepentingan dunia dan akhirat secara seimbang dan selaras. Islam
memberi perhatian kepada kepentingan jasmani dan kepentingan rohani, agama dan
kemajuan di dunia dan akhirat.

Perkataan “Ad-Dinn”dalam bahasa arab membawa pengertian kepada agama.


Maksudnya suatu cara hidup atau atau bentuk hidup atau peraturan hidup atau suatu
pegangan hidup . Islam ialah agama dan tidak semua agama itu Islam . Maka jika dua
perkataan itu digandingan , ia menjadi  Agama Islam yang memabwa maksud suatu
pegangan hidup atau cara hidup yang menjamin segala keselamatan di dunia dan akhirat .
Firman Allah ;
           
           
    

Makalah | Agama Islam 3


“Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam. tiada berselisih orang-
orang yang telah diberi Al Kitab kecuali sesudah datang pengetahuan kepada mereka,
karena kedengkian (yang ada) di antara mereka. Barangsiapa yang kafir terhadap ayat-
ayat Allah Maka Sesungguhnya Allah sangat cepat hisab-Nya.” (QS. Al Imran : 19)

B. LANDASAN AGAMA ISLAM


Wajib bagi kita untuk mendalami empat masalah yaitu :
1. Ilmu, ialah mengenal Allah, mengenal Nabi-Nya dan mengenal agama Islam
berdasarkan dalil-dalil.
2. Amal yaitu menerapkan ilmunya
3. Dakwah yaitu mengajak orang kepada kebajikan
4. Sabar, ialah tabah dan tangguh menghadapi segala rintangan dalam menuntut ilmu,
mengamalkannya dan berda'wah kepadanya.

Firman Allah SWT :


          
     
“Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-
orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya
mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.” (QS. Al Ashr
: 1-3)

Dan ketahuilah, bahwa wajib bagi setiap muslim dan muslimah untuk mempelajari dan
mengamalkan ketiga perkara ini :

1. Bahwa Allah-lah yang menciptakan kita dan yang memberi rizki kepada kita. Allah
tidak membiarkan kita begitu saja dalam kebingungan, tetapi mengutus kepada kita
seorang rasul, maka barangsiapa mentaati rasul tersebut pasti akan masuk surga dan
barangsiapa menyalahinya pasti akan masuk neraka.

Allah SWT berfirman :"Sesungguhnya Kami telah mengutus kepada kamu seorang
rasul yang menjadi saksi terhadapmu, sebagaimana Kami telah mengutus kepada

Makalah | Agama Islam 4


Fir'aun seorang rasul, tetapi Fir'aun mendurhakai rasul itu, maka Kami siksa ia
dengan siksaan yang berat". ( QS. Al-Muzammil : 15-16)

2. Bahwa Allah tidak rela, jika dalam ibadah yang ditujukan kepada-Nya, Dia
dipersekutukan dengan sesuatu apapun, baik dengan seorang malaikat yang terdekat
atau dengan seorang nabi yang diutus manjadi rasul. Allah Ta'ala berfirman :"Dan
sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah, karena itu janganlah kamu
menyembah seorang-pun di dalamnya disamping (menyembah) Allah". (Al-Jinn : 18)

3. Bahwa barangsiapa yang mentaati Rasulullah serta mentauhidkan Allah, tidak boleh
bersahabat dengan orang-orang yang memusuhi Allah dan Rasul-Nya, sekalipun
mereka itu keluarga dekat.

C. RUKUN IMAN
Ada beberapa hal yang diserukan pertama kali oleh islam yaitu “Rukun Iman” yang
menjadi syarat keimanan kita yang harus kita percaya. Apa saja rukun iman? Rukun iman
ada 6 perkara :
1. Beriman Kepada Allah SWT
Beriman kepada Allah SWT adalah hal yang paling utama kita yakini, ini dapat kita
wujudkan dengan hal – hal sebagai berikut :

a. Satu: Beriman kepada rububiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah adalah Tuhan,
Pencipta, Pemilik dan Pengatur segala urusan.

b. Beriman kepada uluhiyyah Allah Ta’ala, maksudnya: Allah Ta’ala sajalah Tuhan
yang berhak disembah, dan semua sesembahan selain-Nya adalah batil.

c. Beriman kepada nama-nama dan sifat-sifat-Nya, maksudnya: bahwasanya Allah


Ta’ala memiliki nama-nama yang mulia, dan sifat-sifat yang sempurna serta agung
sesuai dengan yang ada dalam Al-Qur’an dan Sunnah Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi
wasallam .

Makalah | Agama Islam 5


2. Beriman Kepada Malaikat

Malaikat adalah hamba-hamba yang mulia. Mereka diciptakan oleh Allah untuk
beribadah kepada-Nya, serta tunduk dan patuh menta’ati-Nya. Allah telah membebankan
kepada mereka berbagai tugas. Sebagai muslim kita wajib mengetahui dan menyakini
mereka, ada 10 malaikat yang wajib kita ketahui yaitu :

- Malaikat Jibril yang ditugaskan untuk menyampaikan wahyu yang diturunkan oleh
Allah kepada para Nabi dan Rasul-Nya.

- Malaikat Mikail yaitu malaikat yang bertugas membagi / mengatur rezeki dan
menurunkan hujan.

- Malaikat Izrail yaitu melaikat yang ditugaskan untuk mencabut nyawa

- Malaikat Israfil yang bertugas meniup sangkakala di hari kiamat.

- Malaikat Rakib dan Atib bertugas untuk mencatat amal baik dan perbuatan buruk
manusia selama hidup di dunia.

- Malaikat Munkar dan Nakir bertugas untuk menanyai (mengadili) manusia di alam
kubur dengan pertanyaan : Siapa Tuhanmu? Apa agamamu? Siapa Nabimu? Apa
Kitabmu? dan Siapa Saudaramu? Maka agar manusia selamat dari siksa kubur, kita
harus menjawab “ Allah Tuhanku, Islam Agamaku, Nabi Muhammad Nabiku,
Alqur’an sebagai kitabku dan Kaum Muslimin adalah Saudaraku” .

Bisa atau tidaknya kita menjawab pertanyaan kedua malaikat tersebut tergantung
dari Amal perbuatan kita selama masih hidup di dunia, jika kita memiliki amal
shaleh yang lebih banyak maka insya Allah kita akan menjawab dengan sempurna,
apa bila sebaliknya maka siksa kubur akan menanti kita.

- Malaikat Malik dan Ridwan ditugaskan sebagai penjaga pintu syurga yang
dijanjikan oleh Allah kepada orang – orang yang beriman kepadanya dan menjaga
pintu neraka bagi mereka yang tidak meyakini keberadaan Allah SWT.

3. Beriman Kepada Kitab – Kitab Allah

Makalah | Agama Islam 6


Allah SWT yang maha agung telah menurunkan kitab – kitab-Nya kepada para Nabi dan
Rasul-Nya yang mengandung petunjuk dan kebaikan. diantara kitab – kitab yang kita
kethui diturunkan kepada para nabi dan rasul-Nya yaitu :
a. Kitab Taurat diturunkan kepada Nabi Musa Alaihis salam menjadi kitab bagi kaum
Bani Israil.
b. Kitab Zabur diturunkan kepada Nabi Daud Alaihis Salam
c. Kitab Injil diturunkan kepada Nabi Isa Alaihis Salam
d. Kitab Shuhuf diturunkan kepada Nabi Ibrahim dan Nabi Musa Alaihis Salam
e. Kitab Al Qur’an diturnkan kepada Nabi Muhammad SAW yang menjadi pedoman
hidup seluruh ummat. Dengan diturunkannya maka Allah SWT telah menghapus
kitab – kitab sebelumnya dan Allah SWT telah menjamin untuk menjaganya karena
menjadi hujjah bagi seluruh ummat sampai hari kiamat .

4. Beriman Kepada Nabi dan Rasul

Allah telah mengutus para rasul kepada makhluk-Nya. Nabi pertama adalah Nabi
Adam Alaihis Salam dan yang terakhir adalah Muhammad SAW. Dan semua nabi dan
rasul itu adalah manusia biasa, tidak memiliki sedikitpun sifat-sifat ketuhanan. Mereka
adalah hamba-hamba Allah yang telah dimuliakan dengan kerasulan. Dan Allah telah
mengakhiri semua syari’at dengan syari’at Muhammad SAW. Beliau diutus untuk
seluruh manusia. Maka tidak ada lagi nabi sesudahnya.

5. Beriman Kepada Hari Akhirat

Yaitu hari kiamat, tidak ada hari lagi setelahnya, Ketika Allah membangkitkan
manusia dalam keadaan hidup untuk kekal di tempat yang penuh kenikmatan atau di
tempat siksaan yang amat pedih.

Beriman kepada Hari Akhir meliputi beriman kepada semua yang akan terjadi
setelah mati, yaitu: ujian kubur, kenikmatan dan siksaannya, serta apa yang akan terjadi
setelah itu, seperti kebangkitan dan hisab, kemudian surga atau neraka.

6. Beriman Kepada Takdir

Makalah | Agama Islam 7


Takdir artinya: beriman bahwasanya Allah telah mentaqdirkan semua yang ada dan
menciptakan seluruh makhluk sesuai dengan ilmu-Nya yang terdahulu, dan menurut
kebijaksanaan-Nya. Maka segala sesuatu telah diketahui oleh Allah, serta telah pula
tertulis disisi-Nya, dan Dialah yang telah menghendaki dan menciptakannya.

D. RUKUN ISLAM
Selain rukun iman ada juga rukun islam yang menjadi pilar – pilar islam, sehingga seorang
belum menjadi seorang muslim sebelum mengimani dan melaksanakn kelima rukun islam
tersebut.

1. Syahadat (Bersaksi)
Syahadat (bersaksi) bahwa, tiada Tuhan yang berhak disembah kecuali Allah, dan
bahwasanya Muhammad itu adalah Rasulullah. Syahadat ini merupakan kunci Islam
dan pondasi bangunannya.

2. Mendirikan Shalat lima waktu


Allah syari’atkan sebagai hubungan antara seorang muslim dengan Tuhannya. Di
dalamnya dia bermunajat dan berdo’a kepada-Nya, di samping agar menjadi pencegah
bagi muslim dari perbuatan keji dan munkar.

3. Membayar Zakat
Zakat Itu ada 2 yaitu Zakat Fitrah dan Zakat Mal.
a. Zakat Fitrah yakni zakat yang dikeluarkan oleh setiap muslim yang memiliki
kelebihan harta dari sejak lahir di Bulan Ramadhan. Zakat fitrah ini wajib
hukumnya bagi orang yang wajib mengelurkannya untuk menyempurnakan ibadah
puasanya.

b. Zakat Mal

Makalah | Agama Islam 8


Yaitu: sedekah yang dibayar oleh orang yang memiliki harta sampai nisab (kadar
tertentu) setiap tahun, kepada yang berhak menerimanya seperti orang-orang fakir dan
lainnya, di antara yang berhak menerima zakat.

Dan zakat itu tidak diwajibkan atas orang fakir yang tidak memiliki nisab, tapi hanya
diwajibkan atas orang-orang kaya untuk menyempurnakan agama dan islam mereka,
meningkatkan kondisi dan akhlak mereka, menolak segala bala dari mereka dan harta
mereka, mensucikan mereka dari dosa, di samping sebagai bantuan bagi orang-orang
yang membutuhkan dan fakir di antara mereka, serta untuk memenuhi kebutuhan
keseharian mereka, sementara zakat hanyalah merupakan bagian kecil sekali dari
jumlah harta dan rizki yang diberikan Allah kepada mereka.

4. Berpuasa

Yaitu selama satu bulan saja setiap tahun, pada bulan Ramadhan yang mulia, yakni
bulan kesembilan dari bulan-bulan Hijriah. Kaum muslimin secara keseluruhan
serempak meninggalkan kebutuhan-kebutuhan pokok mereka; makan, minum dan
jima’, di siang hari; mulai dari terbit fajar sampai matahari terbenam.
Dan semua itu akan diganti oleh Allah bagi mereka -berkat karunia dan kemurahannya-
dengan penyempurnaan agama dan iman mereka, serta peningkatan kesempurnaan diri,
dan banyak lagi ganjaran dan kebaikan lainnya; baik, di dunia maupun di akhirat yang
telah dijanjikan Allah bagi orang-orang yang berpuasa.

5. Haji bagi Orang yang Mampu

Yaitu menuju Masjidil haram untuk melakukan ibadah tertentu. Allah


mewajibkannya atas orang yang mampu sekali seumur hidup. Pada waktu itu kaum
muslimin dari segala penjuru berkumpul di tempat yang paling mulia di muka bumi ini,
menyembah Tuhan Yang Satu, memakai pakaian yang sama, tidak ada perbedaan
antara pemimpin dan yang dipimpin, antara si kaya dan si fakir dan antara yang berkulit

Makalah | Agama Islam 9


putih dan berkulit hitam. Mereka semua melaksanakan bentuk-bentuk ibadah tertentu,
yang terpenting di antaranya adalah: Wukuf di padang Arafah, thawaf di Ka’bah yang
mulia, kiblatnya kaum muslimin, dan sa’i antara bukit Shafa dan Marwah.

Dan di dalam pelaksanan haji itu terdapat manfaat-manfaat yang tidak terhingga
banyaknya, baik dari segi agama maupun dunia.

E. MAKNA IMAN DAN ISLAM

Tidak ada keberuntungan bagi umat manusia di dunia dan akhirat kecuali dengan Islam.
Kebutuhan mereka terhadapnya melebihi kebutuhan terhadap makanan, minuman, dan
udara. Setiap manusia membutuhkan syari'at. Maka, dia berada di antara dua gerakan:
gerakan yang menarik kepada perkara yang berguna dan gerakan yang menolak mara
bahaya. Islam adalah penerang yang menjelaskan perkara yang bermanfaat dan berbahaya.

Agama Islam ada tiga tingkatan: Islam, iman dan ihsan. Dan setiap tingkatan
mempunyai rukun.

C.1. Perbedaan diantara Iman, Islam dan Ihsan

Islam dan iman bila disebutkan secara bersamaan, maka yang dimaksud dengan
Islam adalah amal perbuatan yang nampak, yaitu rukun Islam yang lima, dan
pengertian iman adalah amal perbuatan yang tidak nampak, yaitu rukun iman yang
enam. Dan bila hanya salah satunya (yang disebutkan) maka maksudnya adalah makna
dan hukum keduanya.

Ruang lingkup ihsan lebih umum daripada iman, dan iman lebih umum daripada
Islam. Ihsan lebih umum dari sisi maknanya; karena ia mengandung makna iman.
Seorang hamba tidak akan bisa menuju martabat ihsan kecuali apabila ia telah
merealisasikan iman dan ihsan lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli ihsan
adalah segolongan ahli iman. Maka, setiap muhsin adalah mukmin dan tidak setiap
mukmin adalah muhsin.

Makalah | Agama Islam 10


Iman lebih umum daripada Islam dari maknanya; karena ia mengandung Islam.
Maka, seorang hamba tidak akan sampai kepada tingkatan iman kecuali apabila telah
merealisasikan Islam dan iman lebih spesifik dari sisi pelakunya; karena ahli iman
adalah segolongan dari ahli Islam (muslim), bukan semuanya. Maka, setiap mukmin
adalah muslim dan tidak setiap muslim adalah mukmin.

C.2. Islam
Islam adalah berserah diri kepada Allah SWT dengan tauhid dan tunduk kepada-
Nya dengan taat dan berlepas diri dari perbuatan syirik dan pelakunya. Barangsiapa
yang berserah diri kepada Allah SWT saja, maka dia adalah seorang muslim. Dan
barangsiapa yang berserah diri kepada Allah SWT dan yang lainnya, maka dia adalah
seorang musyrik. Dan barangsiapa yang tidak berserah diri kepada Allah SWT, maka
dia seorang kafir yang sombong.

C.3. Iman
Iman: Engkau beriman kepada Allah SWT, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-
rasul-Nya, hari kiamat, dan engkau beriman kepada qadar (ketentuan) baik dan
buruknya.

Iman adalah ucapan dan perbuatan. Ucapan hati dan lisan, dan amal hati, lisan dan
anggota tubuh, iman itu bertambah dengan taat dan berkurang dengan maksiat.

Cabang-cabang iman:

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, "Rasulullah SAW bersabda, “Iman terbagi
lebih dari tujuh puluh atau enam puluh cabang. Yang paling utama adalah ucapan
laailaa ha illallah dan yang terendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalan. Dan
sifat malu termasuk satu cabang dari iman." (HR. Muslim).

Tingkatan-tingkatan Iman:

Iman itu memiliki rasa, manis dan hakekat.

Makalah | Agama Islam 11


1. Adapun rasanya iman, maka Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengan sabda-
Nya: "Yang merasakan nikmatnya iman adalah orang yang ridha kepada Allah
SWT sebagai Rabb (Tuhan), Islam sebagai agama, dan Muhammad SAW sebagai
rasul." (HR. Muslim)
2. Adapun manisnya iman, maka Nabi Muhammad SAW menjelaskan dengan
sabdanya: "Ada tiga perkara, jika terdapat dalam diri seseorang, niscaya dia
merasakan nikmatnya iman: bahwa Allah SWT dan Rasul-Nya SAW lebih
dicintainya dari apapun selain keduanya, dia tidak mencintai seseorang kecuali
karena Allah SWT, dan dia benci kembali kepada kekafiran sebagaimana dia benci
dilemparkan dalam api neraka." Muttafaqun 'alaih.
3. Adapun hakekat iman, maka bisa didapatkan oleh orang yang memiliki hakekat
agama. Berdiri tegak memperjuangkan agama, dalam ibadah dan dakwah, berhijrah
dan menolong, berjihad dan berinfak.

Allah SWT Berfirman dalam Kitab-Nya:


        
      
       
         
   

Artinya :

2. Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut


nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya
bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka
bertawakkal.

3. (yaitu) orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan


sebagian dari rezki yang Kami berikan kepada mereka.

4. Itulah orang-orang yang beriman dengan sebenar-benarnya. mereka akan


memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan
serta rezki (nikmat) yang mulia.

Seorang hamba tidak bisa mencapai hakekat iman sehingga dia mengetahui bahwa
apapun yang menimpanya tidak akan luput darinya dan apapun yang luput darinya
pasti tidak akan menimpanya.
Makalah | Agama Islam 12
Kesempurnaan Iman:

Cinta yang sempurna kepada Allah SWT Rasul-Nya memberikan konsekuensi


adanya sesuatu yang dicintainya. Apabila cinta dan bencinya hanya karena Allah
SWT, yang keduanya adalah amal ibadah hati, dan pemberian dan tidak memberinya
hanya karena Allah, yang keduanya adalah amal ibadah badan, niscaya hal itu
menunjukkan kesempurnaan iman dan kesempurnaan cinta kepada Allah SWT.

Dari Abu Umamah R.A, dari Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa cinta karena
Allah, memberi karena Allah, dan melarang karena Allah SWT, niscaya dia telah
menyempurnakan iman." (HR: Abu Daud)

Termasuk Perkara-Perkara Keimanan

Cinta kepada Rasulullah SAW:

Dari Anas bin Malik RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Tidak beriman
(sempurna) seseorang di antara kamu sehingga aku lebih dicintainya dari pada
ayahnya, anaknya, dan menusia sekalian." Muttafaqun 'alaih.

Mencintai kaum anshar:

Dari Anas RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Tanda iman
adalah mencintai kaum anshar dan tanda kemunafikan adalah membenci kaum
anshar."Muttafaqun 'alaih

Mencintai orang-orang yang beriman:

Dari Abu Hurairah RA, ia berkata, 'Rasulullah SAW bersabda, 'Kamu tidak bisa
masuk surga sehingga kamu beriman, dan kamu tidak beriman sehingga kaum saling
mencintai. Maukah kamu aku tunjukkan sesuatu yang apabila kaum lakukan niscaya
kalian saling mencintai, tebarkanlah salam di antara kamu." (HR. Muslim)

Mencintai saudaranya sesama Islam:

Makalah | Agama Islam 13


Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Tidak
beriman (sempurna) seseorang kamu sehingga dia mencintai saudaranya –atau
tetangganya- apa yang dia cintai untuknya dirinya." Muttafaqun a'alaih

Mencintai tetangga dan tamu, serta tidak bicara kecuali tentang yang baik:

Dari Abu Hurairah RA, dari Rasulullah SAW, beliau bersabda, "Barang siapa
beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah dia berkata baik atau diam.
Barang siapa yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, hendaklah ia
memuliakan tetangganya. Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir,
hendaklah dia memuliakan tamunya." Muttafaqun 'Alaih.

Memerintahkan yang ma'ruf dan melarang yang mungkar:

Dari Abu Sa'id al-Khudri RA, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda,
'Barang siapa di antara kalian melihat yang mungkar (yang dilarang agama)
hendaklah ia merubahnya dengan tangannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah
dia merubahnya) dengan lisannya. Jika ia tidak mampu, maka (hendaklah dia
merubahnya dengan hatinya, dan itulah selemah-lemahnya iman." (HR. Muslim)

Nasehat:

Dari Tamim ad-Darimi RA, bahwasanya Nabi Muhammad SAW bersabda, " Agama
adalah nasehat.' Kami bertanya, 'Untuk siapa?' Beliau menjawab, 'Untuk Allah SWT
kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan umat Islam secara umum."
HR. Muslim.

Iman adalah amalan yang paling utama:

Dari Abu Hurairah RA, sesungguhnya Rasulullah SAW ditanya: 'Apakah amalan yang
paling utama?' Beliau menjawab, 'Iman kepada Allah SAW dan Rasul-Nya.' Beliau
ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Jihad di jalan Allah SAW.' Beliau
ditanya lagi, 'Kemudian apa?' Beliau menjawab, 'Haji yang mabrur." Muttafaqun
'Alaih.

Iman bertambah dengan taat dan berkurang dengan perbuatan maksiat:

Makalah | Agama Islam 14


1, Firman Allah SWT:

       


          
  

Dia-lah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mu'min


supaya keimanan mereka bertambah di samping keimanan mereka (yang telah ada).
(QS. Al-Fath :4)

2, Dari Anas bin Malik RA, dari Nabi Muhammad SAW, beliau bersabda, "Akan
keluar dari neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah)
selain Allah' dan di dalam hatinya ada kebaikan seberat rambut. Akan keluar dari
neraka orang yang pernah berkata: 'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah'
dan di hatinya ada kebaikan seberat biji gandum. Dan akan keluar dari neraka orang
yang pernah berkata:'Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah' dan di dalam
hatinya ada kebaikan seberat biji sawi (atom)." Dan dalam satu riwayat: 'iman' di
tempat 'kebaikan'.

Amal perbuatan orang kafir yang dilakukannya sebelum Islam:

1, Apabila orang kafir masuk Islam, kemudian ia berbuat baik, maka segala keburukan
diampuni untuknya, karena firman Allah SWT:

          
     

Katakanlah kepada orang-orang yang kafir itu :"Jika mereka berhenti (dari
kekafirannya), niscaya Allah akan mengampuni mereka tentang dosa-dosa mereka
yang sudah lalu; dan jika mereka kembali lagi sesungguhnya akan berlaku (kepada
mereka) sunnah (Allah terhadap) orang-orang dahulu". (QS. Al-Anfaal :38)

Makalah | Agama Islam 15


2, Dan segala amal kebaikan (yang dilakukannya semasa kufur) diberikan pahala
kepadanya, berdasarkan riwayat bahwa Hakim bin Hizam RA bertanya kepada
Rasulullah SAW: 'Bagaimana pendapatmu terhadap beberapa perkara (kebaikan) yang
pernah saya lakukan di masa jahiliyah, apakah ada balasannya untuk saya?' Rasulullah
SAW bersabda kepadanya:'Kamu masuk Islam bersama kebaikan yang pernah kamu
lakukan." Muttafaqun 'Alaih.

3, Dan (sebaliknya) barang siapa yang masuk Islam, kemudian melakukan dosa, maka
dia disiksa dengan (dosa) pertama dan yang terakhir. Berdasarkan sabda Nabi
Muhammad SAW: 'Barang siapa yang berbuat di masa Islam, niscaya tidak disiksa
karena perbuatan buruk yang dia lakukan di masa jahiliyah. Dan barang siapa yang
berbuat kejahatan di masa sesudah Islam, niscaya dia disiksa karena (dosa) yang
pertama dan terakhir." Muttafaqun 'Alaih.

F. AKIDAH ISLAM
Akidah secara bahasa artinya ikatan. Sedangkan secara istilah akidah artinya
keyakinan hati dan pembenarannya terhadap sesuatu. Dalam pengertian agama maka
pengertian akidah adalah kandungan rukun iman, yaitu Beriman kepada Allah, Malaikat-
Nya, Kitab – Kitab-Nya, Nabi dan Rasul-Nya, Hari Kiamat dan Beriman kepada Takdir.

Sehingga akidah ini juga bisa diartikan dengan keimanan yang mantap tanpa disertai
keraguan di dalam hati seseorang (lihat At Tauhid lis Shaffil Awwal Al ‘Aali hal. 9, Mujmal
Ushul hal. 5)

1. Kedudukan Akidah Yang Benar


Akidah yang benar merupakan landasan tegaknya agama dan kunci diterimanya
amalan. Hal ini sebagaimana ditetapkan oleh Allah SWT di dalam firman-Nya:
          
          
   

Makalah | Agama Islam 16


“Maka barangsiapa yang mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya
hendaklah dia beramal shalih dan tidak mempersekutukan sesuatu apapun dengan-Nya
dalam beribadah kepada-Nya.” (QS. Al Kahfi: 110)

Allah SWT juga berfirman :


         
    
“Sungguh telah diwahyukan kepadamu dan kepada orang-orang sebelummu: Sungguh,
apabila kamu berbuat syirik pasti akan terhapus seluruh amalmu dan kamu benar-
benar akan termasuk golongan orang-orang yang merugi.” (QS. Az Zumar: 65)

Ayat-ayat yang mulia ini menunjukkan bahwa amalan tidak akan diterima apabila
tercampuri dengan kesyirikan. Oleh sebab itulah para Rasul sangat memperhatikan
perbaikan akidah sebagai prioritas pertama dakwah mereka. Inilah dakwah pertama yang
diserukan oleh para Rasul kepada kaum mereka; menyembah kepada Allah saja dan
meninggalkan penyembahan kepada selain-Nya.

Hal ini telah dijelaskan oleh Allah SWT dalam firman-Nya :


         
           
        
“Dan sungguh telah Kami utus kepada setiap umat seorang Rasul yang menyerukan
‘Sembahlah Allah dan jauhilah thaghut (sesembahan selain Allah)’” (QS. An Nahl: 36)

Bahkan setiap Rasul mengajak kepada kaumnya dengan seruan yang serupa yaitu,
“Wahai kaumku, sembahlah Allah. Tiada sesembahan (yang benar) bagi kalian selain
Dia.” (lihat QS. Al A’raaf: 59, 65, 73 dan 85). Inilah seruan yang diucapkan oleh Nabi
Nuh, Hud, Shalih, Syu’aib dan seluruh Nabi-Nabi kepada kaum mereka.

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menetap di Mekkah sesudah beliau diutus sebagai
Rasul selama 13 tahun mengajak orang-orang supaya mau bertauhid (mengesakan Allah
dalam beribadah) dan demi memperbaiki akidah. Hal itu dikarenakan akidah adalah
fondasi tegaknya bangunan agama. Para dai penyeru kebaikan telah menempuh jalan
Makalah | Agama Islam 17
sebagaimana jalannya para nabi dan Rasul dari jaman ke jaman. Mereka selalu memulai
dakwah dengan ajaran tauhid dan perbaikan akidah kemudian sesudah itu mereka
menyampaikan berbagai permasalahan agama yang lainnya (lihat At Tauhid Li Shaffil
Awwal Al ‘Aali, hal. 9-10).

2. Sebab – Sebab Penyimpangan Akidah

Penyimpangan dari akidah yang benar adalah sumber petaka dan bencana. Seseorang yang tidak
mempunyai akidah yang benar maka sangat rawan termakan oleh berbagai macam keraguan dan
kerancuan pemikiran, sampai-sampai apabila mereka telah berputus asa maka mereka pun
mengakhiri hidupnya dengan cara yang sangat mengenaskan yaitu dengan bunuh diri.
Sebagaimana pernah kita dengar ada remaja atau pemuda yang gantung diri gara-gara diputus
pacarnya.

Begitu pula sebuah masyarakat yang tidak dibangun di atas fondasi akidah yang benar akan
sangat rawan terbius berbagai kotoran pemikiran materialisme (segala-galanya diukur dengan
materi), sehingga apabila mereka diajak untuk menghadiri pengajian-pengajian yang membahas
ilmu agama mereka pun malas karena menurut mereka hal itu tidak bisa menghasilkan
keuntungan materi. Jadilah mereka budak-budak dunia, shalat pun mereka tinggalkan, masjid-
masjid pun sepi seolah-olah kampung di mana masjid itu berada bukan kampungnya umat Islam.
Alangkah memprihatinkan, wallaahul musta’aan (disadur dari At Tauhid Li Shaffil Awwal Al
‘Aali, hal. 12)

Oleh karena peranannya yang sangat penting ini maka kita juga harus mengetahui sebab-sebab
penyimpangan dari akidah yang benar. Di antara penyebab itu adalah:

1. Bodoh terhadap prinsip-prinsip akidah yang benar. Hal ini bisa terjadi karena sikap
tidak mau mempelajarinya, tidak mau mengajarkannya, atau karena begitu sedikitnya
perhatian yang dicurahkan untuknya. Ini mengakibatkan tumbuhnya sebuah generasi
yang tidak memahami akidah yang benar dan tidak mengerti perkara-perkara yang
bertentangan dengannya, sehingga yang benar dianggap batil dan yang batil pun
dianggap benar. Hal ini sebagaimana pernah disinggung oleh Umar bin Khaththab
radhiyallahu ‘anhu, “Jalinan agama Islam itu akan terurai satu persatu, apabila di

Makalah | Agama Islam 18


kalangan umat Islam tumbuh sebuah generasi yang tidak mengerti hakikat
jahiliyah.”
2. Ta’ashshub (fanatik) kepada nenek moyang dan tetap mempertahankannya meskipun
hal itu termasuk kebatilan, dan meninggalkan semua ajaran yang bertentangan
dengan ajaran nenek moyang walaupun hal itu termasuk kebenaran. Keadaan ini
seperti keadaan orang-orang kafir yang dikisahkan Allah di dalam ayat-Nya,

          
         
  

“Dan apabila dikatakan kepada mereka: ‘Ikutilah wahyu yang diturunkan Tuhan
kepada kalian!’ Mereka justru mengatakan, ‘Tidak, tetapi kami tetap akan mengikuti
apa yang kami dapatkan dari nenek-nenek moyang kami’ (Allah katakan) Apakah
mereka akan tetap mengikutinya meskipun nenek moyang mereka itu tidak memiliki
pemahaman sedikit pun dan juga tidak mendapatkan hidayah?” (QS. Al Baqarah:
170)

3. Taklid buta (mengikuti tanpa landasan dalil). Hal ini terjadi dengan mengambil
pendapat-pendapat orang dalam permasalahan akidah tanpa mengetahui landasan
dalil dan kebenarannya. Inilah kenyataan yang menimpa sekian banyak kelompok-
kelompok sempalan seperti kaum Jahmiyah, Mu’tazilah dan lain sebagainya. Mereka
mengikuti saja perkataan tokoh-tokoh sebelum mereka padahal mereka itu sesat.
Maka mereka juga ikut-ikutan menjadi tersesat, jauh dari pemahaman akidah yang
benar.
4. Berlebih-lebihan dalam menghormati para wali dan orang-orang saleh. Mereka
mengangkatnya melebihi kedudukannya sebagai manusia. Hal ini benar-benar terjadi
hingga ada di antara mereka yang meyakini bahwa tokoh yang dikaguminya bisa
mengetahui perkara gaib, padahal ilmu gaib hanya Allah yang mengetahuinya. Ada
juga di antara mereka yang berkeyakinan bahwa wali yang sudah mati bisa
mendatangkan manfaat, melancarkan rezeki dan bisa juga menolak bala dan
musibah. Jadilah kubur-kubur wali ramai dikunjungi orang untuk meminta-minta
berbagai hajat mereka. Mereka beralasan hal itu mereka lakukan karena mereka

Makalah | Agama Islam 19


merasa sebagai orang-orang yang banyak dosanya, sehingga tidak pantas menghadap
Allah sendirian. Karena itulah mereka menjadikan wali-wali yang telah mati itu
sebagai perantara. Padahal perbuatan semacam ini jelas-jelas dilarang oleh
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Beliau bersabda, “Allah melaknat kaum
Yahudi dan Nasrani karena mereka menjadikan kubur-kubur Nabi mereka sebagai
tempat ibadah.” (HR. Bukhari). Beliau memperingatkan umat agar tidak melakukan
sebagaimana apa yang mereka lakukan Kalau kubur nabi-nabi saja tidak boleh lalu
bagaimana lagi dengan kubur orang selain Nabi ?
5. Lalai dari merenungkan ayat-ayat Allah, baik ayat kauniyah maupun qur’aniyah. Ini
terjadi karena terlalu mengagumi perkembangan kebudayaan materialistik yang
digembar-gemborkan orang barat. Sampai-sampai masyarakat mengira bahwa
kemajuan itu diukur dengan sejauh mana kita bisa meniru gaya hidup mereka.
Mereka menyangka kecanggihan dan kekayaan materi adalah ukuran kehebatan,
sampai-sampai mereka terheran-heran atas kecerdasan mereka. Mereka lupa akan
kekuasaan dan keluasan ilmu Allah yang telah menciptakan mereka dan
memudahkan berbagai perkara untuk mencapai kemajuan fisik semacam itu. Ini
sebagaimana perkataan Qarun yang menyombongkan dirinya di hadapan manusia.

           
           
      

“Sesungguhnya aku mendapatkan hartaku ini hanya karena pengetahuan yang


kumiliki.” (QS. Al Qashash: 78). Padahal apa yang bisa dicapai oleh manusia itu
tidaklah seberapa apabila dibandingkan kebesaran alam semesta yang diciptakan
Allah SWT berfirman ,

    

“Allah lah yang menciptakan kamu dan perbuatanmu.” (QS. Ash Shaffaat: 96)

6. Kebanyakan rumah tangga telah kehilangan bimbingan agama yang benar. Padahal
peranan orang tua sebagai pembina putra-putrinya sangatlah besar. Hal ini
sebagaimana telah digariskan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Setiap bayi

Makalah | Agama Islam 20


dilahirkan dalam keadaan fitrah. Kedua orang tuanyalah yang akan menjadikannya
Yahudi, Nasrani atau Majusi.” (HR. Bukhari). Kita dapatkan anak-anak telah besar
di bawah asuhan sebuah mesin yang disebut televisi. Mereka tiru busana artis idola,
padahal busana sebagian mereka itu ketat, tipis dan menonjolkan aurat yang harusnya
ditutupi. Setelah itu mereka pun lalai dari membaca Al Qur’an, merenungkan makna-
maknanya dan malas menuntut ilmu agama.
7. Kebanyakan media informasi dan penyiaran melalaikan tugas penting yang mereka
emban. Sebagian besar siaran dan acara yang mereka tampilkan tidak memperhatikan
aturan agama. Ini menimbulkan fasilitas-fasilitas itu berubah menjadi sarana perusak
dan penghancur generasi umat Islam. Acara dan rubrik yang mereka suguhkan
sedikit sekali menyuguhkan bimbingan akhlak mulia dan ajaran untuk menanamkan
akidah yang benar. Hal itu muncul dalam bentuk siaran, bacaan maupun tayangan
yang merusak. Sehingga hal ini menghasilkan tumbuhnya generasi penerus yang
sangat asing dari ajaran Islam dan justru menjadi antek kebudayaan musuh-musuh
Islam. Mereka berpikir dengan cara pikir aneh, mereka agungkan akalnya yang
cupet, dan mereka jadikan dalil-dalil Al Qur’an dan Hadits menuruti kemauan
berpikir mereka. Mereka mengaku Islam akan tetapi menghancurkan Islam dari
dalam. (disadur dengan penambahan dari At Tauhid li Shaffil Awwal Al ‘Aali, hal. 12-
13).

Makalah | Agama Islam 21


BAB III
PENUTUP
1. KESIMPULAN
Dari pembahasan diatas dapat kita simpulkan bahwa tidak agama apapun yang diridhai
oleh Allah SWT sebagai pencipta kecuali agama islam. Sunnguh tidaklah benar apabila kita
membenarkan Paham – Paham sekarang yang berkembang di masyarakat yaitu paham
Pluralisme yang mengatakan “Semua Agama itu sama di Sisi Tuhan, perbedaan itu adalah
sebagai cara untuk menuju Tuhan”. Banyak tokoh – tokoh besar yang menganut paham
tersebut sehingga kita patut waspada terhadap paham itu. Karena itu jelaslah salah karena
dalam Al Qur’an sudah cukup tegas menjelaskan kepada kita bahwa “Sesungguhnya agama
yang diridhai oleh Allah adalah Islam.” (QS. Al Imron : 19).

Selanjutnya, Islam juga telah mengatur kehidupan pemeluknya secara individu dan
kelompok, dengan konsep yang menjamin kebahagiaan hidup mereka dunia dan akhirat.
Islam membolehkan bahkan mendorong mereka untuk nikah, dan sebaliknya mengharamkan
atau melarang perbuatan zina, sodomi dan segala bentuk prilaku kotor lainnya. Ia
mewajibkan menjalin hubungan antar kerabat, mengasihi orang-orang fakir dan miskin serta
menyantuni mereka, sebagaimana Islam juga mewajibkan dan mendorong untuk berakhlak
mulia, serta mengharamkan dan melarang segala bentuk moral yang hina.

Islam membolehkan bagi mereka usaha yang baik melalui perdagangan, persewaan dan
semacamnya, serta mengharamkan praktek riba, segala bentuk perdagangan yang terlarang
dan semua yang mengandung unsur penipuan atau pengelabuan.

Sebagaimana Islam juga memperhatikan perbedaan manusia dalam konsisten terhadap


ajarannya dan memelihara hak-hak orang lain, untuk itu ditetapkan sanksi-sanksi yang
mencegah untuk terjadinya berbagai pelanggaran terhadap hak-hak Allah seperti: murtad,
berzina, meminum khamar dan semacamnya, begitu juga ditetapkan sanksi-sanksi yang
mencegah akan terjadinya pelanggaran terhadap hak-hak sesama manusia, seperti
membunuh, mencuri, menuduh orang lain berbuat zina, atau menganiaya dengan memukul
atau menyakiti. Sanksi-sanksi tersebut sangat sesuai dengan bentuk kejahatannya tanpa
berlebih-lebihan.

Makalah | Agama Islam 22


Sebagaimana Islam juga telah mengatur dan memberi batasan terhadap hubungan antara
rakyat dan penguasa, dengan mewajibkan rakyat untuk ta’at selama bukan dalam maksiat
kepada Allah, dan mengharamkan kepada mereka memberontak atau menentang, karena bisa
menimbulkan kerusakan-kerusakan secara umum atau khusus.

Sebagai penutup, dapat kita katakan bahwa Islam telah merangkum ajaran yang
membangun dan menciptakan hubungan yang benar dan amalan yang tepat antara hamba dan
Tuhannya dan antara seseorang dengan masyarakatnya dalam segala urusan. Maka tak
satupun kebaikan, baik itu dari segi akhlak maupun mu’amalat, melainkan Islam telah
membimbing dan mendorong ummat untuk melaksanakannya, dan sebaliknya tak satupun
keburukan dalam hal akhlak ataupun mu’amalat melainkan Islam telah mencegah dan
melarang ummat untuk melakukannya. Ini semua membuktikan kesempurnaan dan
keindahan agama ini, dalam seluruh sisi dan bagiannya.

Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam.

2. SARAN
Sebagai seorang muslim kita diwajibkan untuk saling mengajak kepada kebajikan, oleh
karena itu marilah kita sama – sama introspeksi diri sejauh mana tingkat keimanan kita
kepada sang Pencipta Kita yaitu Allah SWT yang maha agung, agar kita termasuk golongan
orang – orang yang beriman yang telah dijanjikan syurga. Dengan menjalankan segala
perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Makalah | Agama Islam 23


DAFTAR PUSTAKA

http://islamhouse.com
http://muslim.or.id
http://helwaipj.tripod.com
http://mail-archive.com/media-dakwah@yahoogroups.com
http://myislam.blogspot.com

Makalah | Agama Islam 24

You might also like