Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1
c) Membuat laporan dengan lengkap setiap pengadaan, penyimpanan,
penyaluran, perbekalan farmasi sehingga dapat
dipertanggungjawabkan setiap dilakukan pemeriksaan.
Untuk toko obat berizin, pendistribusian obat hanya pada obat-obatan
golongan obat bebas dan obat bebas terbatas, sedangkan untuk apotek, rumah
sakit dan PBF lain melakukan pendistribusian obat bebas, obat bebas terbatas,
obat keras dan obat keras tertentu.
2
b) Permohonan izin usaha diajukan setelah PBF siap untuk melakukan
kegiatan.
c) Selambat-lambatnya setelah enam hari dinas kesehatan akan
menugaskan balai POM setempat untuk melakukan pemeriksaan
terhadap kesiapan PBF dalam melakukan kegiatan.
d) Selambat-lambatnya enam hari setelah penugasan balai POM untuk
melakukan pemeriksaan balai POM akan melaporkan hasil
pemeriksaannya kepada dinas kesehatan.
e) Selambat-lambatnya enam hari setelah penugasan balai POM dinas
kesehatan akan melaporkan kepada Badan POM.
f) Dalam jangka waktu dua belas hari setelah diterimanya hasil laporan
oleh Badan POM akan mengeluarkan izin usaha PBF yang telah
memenuhi syarat.
3
a) Peringatan secara tertulis kepada PBF yang bersangkutan sebanyak
tiga kali berturut-turut dalam waktu masing-masing 2 bulan.
b) Pembekuan izin usaha yang bersangkutan untuk jangka waktu enam
bulan sejak dikeluarkannya penetapan pebekuan kegiatan usaha PBF
yang bersangkutan.
4
penerimaan dan penyaluran masing-masing jenis obat-obatan kepada
badan POM dengan tembusan kepala dinas setempat.
b) PBF yang menyalurkan narkotika dan psikotropika wajib
menyampaikan laporan penerimaan dan penyalurannnya sesuai dengan
perundang-undangan yang berlaku disamping laporan berkala.
5
BAB II
PEDAGANG BESAR FARMASI
Direktur
Pimpinan
Ass. Bagian
Kasir Pembukuan Kepala Penyaluran
Gudang
6
menetapkan cara-cara keorganisasian.
7
dalam kegiatan perusahaan. Terutama dalam melakukan tugas yang dibebankan,
pendelegasian kekuasaan di dalam perusahaan dan pengaturan hubungan
antar anggota yang terlibat dalam organisasi, guna mencapai tujuan
yang telah ditetapkan.
Dalam suatu perusahaan struktur organisasi yang baik adalah
struktur organisasi yang sehat dan efisien. Struktur organisasi yang sehat adalah
tiap satuan organisasi yang ada dapat menjalankan peranannya dengan
tertib. Struktur organisasi yang efisien berarti dalam menjalankan
peranannya masing-masing satuan organisasi dapat mencapai perbandingan
terbaik antara usaha dan hasil kerja, menurut pola hubungan serta lalu lintas
wewenang dan tanggung jawab.
1. Direktur
Merupakan pimpinan tertinggi pada perusahaan, dan untuk saat ini tugas
direktur dilimpahkan kepada usaha, bagian ini mempunyai tugas dan
wewenang sebagai berikut :
2. Sales Supervisor
8
a. Menggantikan kedudukan atau wewenang direktur bila tidak tepat
4. Salesman
9
5. Pembukuan
6. Distribution
Bagian ini memiliki tugas dan wewenang untuk membuat dan memberikan
laporan distribusi obat kepada Dinas Kesehatan Propinsi dan Balai
Pengawasan Obat dan Makan Kota Propinsi. Disamping itu bagian ini juga
bertanggung jawab langsung pada kuasa usaha dan membuat laporan
tentang pengembalian obat-obat yang telah expired date.
7. Kasir
10
8. Gudang
9. Driver
11
teknis kefarmasian dan di setujui oleh pimpinan dengan mengirimkan surat
pesanan langsung kepada pabrik yang bersangkutan melalui faximile. Selanjutnya
pabrik akan mengirimkan barang sesuai dengan pesanan yang disertai faktur
pengiriman barang dari pabrik.
2.2.3 Pergudangan
Barang yang telah diterima oleh PBF dicek kembali oleh tenaga teknis
kefarmasian penanggung jawab.
2.2.4 Penyimpanan
Barang yang masuk dan telah diperiksa, disimpan dan disusun dengan rapi
pada rak-rak penyimpanan berdasarkan:
12
pecah tidak akan membasahi obat lain.
2.3 Pendistribusian
PBF melakukan kegiatannya dalam bidang pendistribusian.
Pendistribusian obat-obat dan alat kesehatan ini dilaksanakan kepada :
a. Toko obat.
b. Apotek .
c. Rumah sakit , Puskesmas .
d. Dokter yang mempunyai SIMO (surat izin menyimpan obat).
e. PBF lain .
13
Jenis – jenis obat yang diperdagangkan di PBF antara lain :
a. Obat bebas .
b. Obat bebas terbatas .
c. Obat keras (Daftar G).
d. Obat psikotropika (OKT) .
e. Alat – alat kesehatan .
f. Jamu .
Penyaluran obat-obatan dilakukan dengan mencari orderan yang dilakukan
berdasarkan oleh salesman-salesman PBF. Penyaluran dapat juga dilakukan
berdasarkan pesanan dari suatu pelayanan kesehatan atau PBF lain kepada
salesman PBF order.
Barang yang akan didistribusian oleh salesman terlebih dahulu dibuatkan
fakturnya lalu diserahkan kepada kepala gudang atau asistennya akan
mengambilan barang sesuai yang tertera di faktur. Selanjutnya barang berseta
faktur akan diantarkan langsung ke sarana pelayanan kesehatan yang memesan
barang tersebut .
Apotek
Instalasi RS
PBF Konsumen
PBF lain
Toko obat
berizin
14
b. Obat daftar G
Apotik
PBF lain
c. Alat kesehatan
Apotik
PBF lain
15
Keuangan, agen gudang dan pimpinan), surat pesanan ini dibagi atas
tiga macam:
Surat pesanan obat keras tertentu (OKT), surat ini berisikan nama
dan jumlah pesanan obat OKT periode tertentu . surat ini terdiri
dari 5 lembaran yang dibedakan dalam berbagai warna :
Lembaran 1 putih ditujukan kepada pabrik (produsen)
Lembaran 2 merah ditujukan kepada dinas pengawasan
narkoba.
Lembaran 3 kuning ditujukan kepada depertemen kesehatan
Lembaran 4 biru ditujukan kepada balai POM.
Lembaran 5 hijau ditujukan kepada apotek yang memesan
Surat pesanan obat precursor, ini berisikan obat golongan
precursor (jumlah dan nama obatnya). Obat prekursor adalah obat
yang bisa salah gunakan, kegunaanya dari yang seharusnya.
Contohnya formalin ,lacoldin (PT. Lapi),efedrin Hcl (PT. Kimia
Farma), Quantidex tab (PT. Ifars), Lapifed (PT. Lapi).
Surat pesanan obat bebas dan obat keras, ini berisikan nama
dan jumlah obat bebas dan obat keras untuk periode tertentu,surat
pesan obat bebas dan obat keras dapat digabungkan.
Perbedaan dari surat pesanan di atas adalah:
Jenis surat pesanan.
Lembaran surat pesanan.
Untuk golongan psikotropika dan prekursor surat
pesanannya dibuat terpisah sementara surat pesanan obat keras
bisa digabung dengan surat pesanan obat bebas.
16
PBF hanya boleh menjualan obat bebas kepada toko obat yang ada
izin.
PBF hanya boleh menjual obat bebas, obat keras, dan obat keras
tertenu kepada apotek, rumah sakit dan PBF lain.
PBF hanya boleh menjual obat keras tertentu kepada apotek, rumah
sakit, PBF lain harus ada surat pesanan terlebih dahulu.
Pada barang kampas hanya boleh untuk obat bebas dan tidak
dibolehkan obat daftar G.
17
2.3.7 Pelaporan
Setiap pemasukan dan pengeluaran obat-obatan harus dibuat laporannya
oleh tenaga teknis kefarmasian penanggung jawab. Laporan tersebut terdiri dari :
a. Laporan distribusi obat daftar G.
b. Laporan distribusi obat Psikotropika.
2.4 PELAPORAN
2.4.1 Laporan Obat Daftar G
Laporan ini berisikan data logistik obat yang mencakup pengeluaran
dan pemasukan obat golongan daftar G selama kurun waktu 3 bulan.
Dengan tembusan kepada Dinas Kesehatan Propinsi Riau, kepada
Kepala Balai POM yang terletak di Jl.Diponegoro no.10 Pekanbaru,
terakhir sebagai arsip PBF di Pekanbaru.
Data logistik ini diiringi dengan surat pengantar, yang berisikan data
PBF dan diterangkan periode laporan tersebut.
Laporan ini dikirimkan setiap 3 bulan sekali.
18
-Copy surat pesanan barang dari outlet yang ditanda tangani
penanggung jawab apotek/rumah sakit (harus apoteker),
penanggung jawab PBF (apoteker/tenaga teknis kefarmasian).
19
BAB III
KESIMPULAN
PBF ialah suatu badan hukum berbentuk perseroan terbatas dan koperasi
yang memiliki badan besar sesuai dengan ketentuan perundang-undangan
yang berlaku.
Izin usaha PBF, diberikan oleh Menteri Kesehatan dalam hal ini Menteri
Kesehatan melimpahkan wewenang pemberian izin usaha PBF berlaku
untuk seterusnya selama PBF yang bersangkutan masih aktif melakukan
kegiatan usahanya jika ada cabang dibuat izin baru.
Tenaga teknis kefarmasian di PBF mempunyai tugas dan fungsi sebagai
berikut:
1. Bertanggung jawab atas pengadaan, penyimpanan dan pendistribusian
obat dan alat kesehatan.
2. Menyusun obat-obatan dan alat kesehatan yang ada di gudang dengan
dibantu oleh asisten gudang.
3. Membuat laporan distribusi obat setiap bulan dan setiap triwulan
menyangkut penerimaan serta penyalura kepada balai POM.
4. Membuat surat pengembalian obat-obatan yang telah kadaluarsa ke
pabrik.
5. Menyiapkan faktur penjualan obat-obatan dan alat kesehatan beserta
foto copy surat pesanan dan instalasi kesehatan yang untuk informasi
untuk Balai POM.
Peran tenaga teknis kefarmasian dalam PBF sangat penting karena
memerlukan ketelitian, keterampilan dan kejujuran di samping
pengetahuan yang diperoleh di lembaga atau instansi pendidikan terkait
yang harus diterapkan dan dikembangkan untuk bertanggung jawab di
PBF. Bahwa seorang tenaga teknis kefarmasian mempunyai peran dan
tanggung jawab yang tinggi dalam melaksanakan tugas serta ikut
membantu pemerintah dalam melayani pendistribusian, perbekalan
farmasi ke tempat pelayanan kesehatan.
20