You are on page 1of 24

• Non Logam

o Polimer
 karet
 plastik
o Keramik
o Gelas
o Semen portland
o Batu
o Tekstil
o sutra
 Katun
 Wol
o material berdasarkan-bio
 kulit
 tulang
 kertas
 lumber/kayu
o Biomaterial
o Komposit
 Fiberglass
 Concrete
• Metaloid
o Semi-konduktor

[sunting] Lihat pula


• teknologi
• sejarah sains dan teknologi
• Masyarakat pasca-industrial
• komoditas
• Materiel

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Klasifikasi_bahan"


Kategori tersembunyi: Artikel tak bertuan sejak Maret 2009 | Artikel tak bertuan | Artikel
yang tidak memiliki referensi | Artikel yang tidak memiliki referensi April 2010

Peralatan pribadi

• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama
• Halaman
• Pembicaraan

Varian

Tampilan

• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan

• ↑

Cari

Navigasi

• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas

• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan

Wikipedia

• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor

• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

• Halaman ini terakhir diubah pada 07:37, 10 April 2010.


• Teks tersedia di bawah

Material atau bahan adalah zat atau benda yang dari padanya sesuatu dapat dibuat , atau
barang yang dibutuhkan untuk membuat sesuatu atau istilah yang sudah mulai
disosialisasikan kepada masyarakat adalah bahan baku.

Bahan kadangkala digunakan untuk menunjuk ke pakaian atau kain. Hal ini terjadi
karena masyarakat secara umum menggunakan pakaian yang terbuat dari kain, sehingga
terjadi stigma ketika seseorang menyebut kata bahan maka akan muncul di imajinasi
masyarakat pada umumnya pada kain yang menjadi bahan dari pakaian mereka.

Material adalah juga menjadi istilah atau kata lain dari kata bahan yang merupakan
sesuatu benda yang menjadi bahan baku yng menjadi sebuah masukan dalam produksi.
jadi Material adalah bahan mentah - yang belum diproses, tetapi kadang kala telah
diproses sebelum digunakan untuk proses produksi lebih lanjut. Umumnya, dalam
masyarakat teknologi maju, material adalah bahan konsumen yang belum selesai.
Beberapa contohnya adalah besi, tembaga, aluminium, kertas dan sutra dan yang lainnya.

Untuk memudahkan kita dalam mempelajari, mengetahui ataupun mengingat akan lebih
mudah jika kita mengklasifikasikan bahan tersebut dalam suatu klasifikasi yang umum.
Dalam pelajaran ilmu bahan yang sudah banyak diajarkan maka kita dapat menemukan
bahwa bahan ini di klasifikasikan kepada tiga macam bahan, yaitu jenis Metal, non metal
dan metaloid atau bahan yang menyerupai metal adalah merupakan klasifikasi bahan
yang bersipat padat.

Logam tanah jarang


Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari
Artikel ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia
Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifikasi artikel. Setelah
dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Logam tanah jarang (LTJ) merupakan unsur yang terletak di dalam golongan lantanida
dan termasuk tiga unsur tambahan yaitu Yttrium, Thorium dan Scandium . unsur yang
termasuk dalam logam tanah jarang adalah sebagai berikut:
Symbol Nama Unsur No Atom Symbol Nama Unsur No Atom
Y Yttrium 39 Gd gadolinium 64
Sc Scandium 21 Tb terbium 65
La Lanthanum 57 Dy dysprosium 66
Ce Cerium 58 Ho holmium 67
Pr Praseodymium 59 Er erbium 68
Nd neodymium 60 Tm thulium 69
Pm promethium 61 Yb ytterbium 70
Sm Samarium 62 Lu lutetium 71
Eu Europium 63 Th Thorium 90

Table 1 Nama-nama Unsur Logam Tanah Jarang

Pemasukkan yttrium, torium dan skandium ke dalam golongan logam tanah jarang
dilakukan dengan alasan kesamaan sifat.

Logam tanah jarang tidak ditemukan di bumi sebagai unsur bebas melainkan dalam
bentuk senyawa kompleks karbonat ataupun fosfat.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Sejarah
• 2 Sumber
o 2.1 Aplikasi logam tanah jarang
o 2.2 Peluang logam tanah jarang
• 3 Sifat-sifat umum
o 3.1 Valensi yang beragam
o 3.2 Sifat magnetik dan spektra
o 3.3 Bilangan Koordinasi dan Stereokimia
• 4 Keberadaan dan cara mengisolasinya
o 4.1 Sc, La, Y, & Tm
o 4.2 Promethium, Europium
o 4.3 Cerium
o 4.4 Unsur yang lebih ringan nomor massanya
• 5 Keadaan trivalensi
o 5.1 Oksidasi dan Hidroksida
o 5.2 Halida
o 5.3 Ion akuo, Garam okso dan Kompleks
• 6 Keadaan tetravalensi
• 7 Keadaan divalensi

• 8 Referensi

[sunting] Sejarah
Sesuai namanya, unsur-unsur ini jarang ditemukan di bumi. Jika ditemukan selalu dalam
jumlah yang sangat kecil. Kelompok logam ini pertama kali ditemukan pada tahun 1787
oleh seorang letnan angkatan bersenjata Swedia bernama Karl Axel Arrhenius. Ia
mengumpulkan mineral hitam ytteribite dari penambangan feldspar dan quartzkuarsa di
dekat Desa Ytterby, Swedia. Kemudian, mineral ini berhasil dipisahkan oleh J. Gadoli
pada tahun 1794, dengan memperoleh mineral Ytterbite. Selanjutnya, nama mineral
tersebut diganti menjadi Gadolinite.

Penemuan unsur baru ini, tentunya memicu penelitian yang membuahkan penemuan
unsur-unsur logam tanah jarang lain.

• Tahun 1804 Klaproth dan rekan-rekannya menemukan ceria yang merupakan


bentuk oksida dari Cerium.
• Tahun 1828, Belzerius memperoleh mineral thoria dari mineral thorite
• Tahun 1842 Mosander memisahkan senyawa bernama yttria menjadi tiga macam
unsur melalui pengendapan fraksional menggunakan asam oksalat dan hidroksida.
Unsur tersebut adalah Yttria, Terbia dan Erbia.
• Tahun 1878, berkat petunjuk M. Delafontaine, Boisbaudran mampu memperoleh
samarium.
• Tahun 1885, Welsbach memisahkan praseodymium dan neodymium yang
terdapat pada samarium.
• Tahun 1886, Boisbaudran memperoleh gadolinium dari mineral Ytterbia yang
diperoleh J.C.G de Marignac tahun 1880
• Pada 1907 dari Ytterbia yang diperoleh Marignac, L. de Boisbaudran mampu
memisahkan senyawa tersebut menjadi Neoytterium dan Lutecium. P.T. Cleve
mampu memisahkan tiga unsur dari erbia dan terbia yang dimiliki Marignac. Ia
memperoleh Erbium, Holminium dan Thulium. L. De Boisbaudran, mampu
memperoleh unsur lain bernama Dysporsia

[sunting] Sumber
Logam tanah jarang tidak ditemukan berupa unsur bebas dalam lapisan kerak bumi
(earth’s crust). Namun ia berbentuk paduan membentuk senyawa kompleks. Sehingga
logam tanah jang harus dipisahkan terlebih dahulu dari senyawa kompleks tersebut. rare
earth elemen yang harus dipisahkan terlebih dahulu.

Secara umum, rare earth ditemukan dalam bentuk senyawa kompleks phospat dan
karbonat. Di bawah ini adalah beberapa contoh mineral logam tanah jarang yang
ditemukan di alam.

o Bastnaesite (CeFCO3). Merupakan sebuah fluoro-carbonate cerium yang
mengandung 60–70% Oksida logam tanah jarang seperti Lanthanum and
Neodymium. Mineral bastnaesite merupakan sumber logam tanah jarang
yang utama di dunia. Bastnaesite dtemukan dalam batuan cabonatite,
dolomite breccia, pegmatite dan amphibole skarn.
o Monazite ((Ce,La,Y,Th)PO3) Merupakan senyawa phospat logam tanah
jarang yang mengandung 50-70% Oksida LTJ. Monasite diambil dari
mineral pasir berat yang merupakan hasil samping dari senyawa logam
berat lain. Monasite memiliki kandungan thorium yang cukup tinggi.
Sehingga mineral tersebut memiliki sifat radioaktiv. . Sinar iniα Thorium
tersebut memancarakan radiasi berupa sinar memiliki tingkat radiasi yang
rendah. Sehingga dengan menggunakan slembar kertas saja, maka akan
terhindar dari radiasi yang dipancarkan.
o Xenotime (YPO4) merupakan senyawa ittrium phosphat yang
mengandung 54-65% LTJ termasuk erbium, cerium dan thorium. Xenotipe
juga mineral yang di temukan dalam mineral pasir berat seperti pegmatite
dan batuan leleh (igneous rocks)
o zircon, merupakan senyawa a zirconium silicate yang didalamnya
ditemukan thorium, ittrium dan cerium.

Dalam memperoleh mineral diatas, tidak bisa didapatkan dengan mudah. Karena jumlah
mineral tersebut sangat terbatas. Telebih lagi, mineral diatas tidak terpisah sendiri,tetapi
ia tercampur dengan mineral lain. Seperti contohnya pada kepulauan bangka Belitung,
mineral ini merupakan hasil samping dari penambangan timah. Sehingga sebelum
memperoleh mineral di atas, maka diperlukan proses pemisahan terlebih dahulu.

Mineral-mineral yang mendominasi dalam senyawa logam tanah jarang diatas adalah
Lanthanum, Cerium, Neodymium. Sehingga mineral ini, menjadi ekonomis untuk
dilakukan proses ekstraksi. Sehingga pemanfaatan ketiga mineral ini, sangat tinggi
dibanding mineral logam tanah jarang lainnya.

[sunting] Aplikasi logam tanah jarang

Logam tanah jarang telah banyak digunakan pada berbagai macam produk. Penggunaan
logam tanah jarang ini memicu berkembangnya material baru. Material baru dengan
menggunakan Logam Tanah Jarang memberikan perkembangan teknologi yang cukup
signifikan dalam ilmu material. Perkembangan material ini banyak diaplikasikan di
dalam industri untuk meningkatkan kualitas produk mereka. Contoh perkembangan yang
terjadi pada magnet. Logam Tanah Jarang mampu menghasilkan neomagnet, yaitu
magnet yang memiliki medan magnet yang lebih baik dari pada magnet biasa. Sehingga
memungkinkan munculnya perkembangan teknologi berupa penurunan berat dan volume
speaker yang ada. Memungkinkan munculnya dinamo yang lebih kuat sehingga mampu
mengerakkan mobil. Sehingga dengan adanya logam tanah jarang, memungkinkan
munculnya mobil bertenaga listrik yang dapat digunakan untuk perjalanan jauh. Oleh
karenanya mobil hybrid mulai marak dikembangkan.

Selanjutnya aplikasi logam tanah jarang ini dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Permintaan LTJ Pertumbuhan pemakaian Logam


Aplikasi Unsur LTJ
2005 Tanah Jarang
motor listrik pada mobil hybrid

Nd, Pr, Dy, Tb, Power steering elektrik


Magnet 17,170 ton
Sm Air conditioners
Generator
Hard Disk Drives
Baterai Mobil Hybrid
Baterai NiMH La, Ce, Pr, Nd 7,200 ton
Baterai Rechargeable
Gasoline and hybrids

Auto Catalysis Ce, La, Nd 5,830 ton diesel fuel additive


Untuk peningkatan standar
emisi otomotif global
Produksi minyak
Fluid Cracking
La, Ce, Pr, Nd 15,400 ton
Catalysis Peningkatan kegunaan
minyak mentah
LCD TV dan monitor
Eu, Y, Tb, La,
Phosphors 4,007 tons Plasma TV
Dy, Ce, Pr, Gd Energy efficient compact
fluorescent lights
LCD TV dan monitor
Ce, La, Pr,
Polishing Powders 15,150 ton
mixed Plasma TV dan display
Silicon wafers and chips
Kaca optic untuk
Ce, La, Nd, Er,
Glass additives 13,590 ton
Gd, Yb kamera digital
Bahan fiber optic

Table 2 Pemanfaatan Logam tanah jarang di indutri

Dalam aplikasi metalurgi, penambahan logam tanah jarang digunakan dalam pembuatan
Baja High Strength, low alloy (HSLA), baja karbon tinggi, superalloy, stainless steel.
Karena logam tanah jarang memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan
material berupa kekuatan, kekerasan dan peningkatan ketahanan terhadap panas.
Cotohnya pada penambahan logam tanah jarang dalam bentuk additif atau alloy pada
paduan magnesiaum dan alumunium, maka kekuatan dan kekerasan paduan tersebut akan
meningkat dengan signifikan.

Pemanfaatan logam tanah jarang yang lain berupa pelat armor, korek gas otomatis, lampu
keamanan di pertambangan, perhiasan, cat, lem. Untuk instalasi nuklir, logam tanah
jarang digunakan dalam detektor nuklir dan pengkounter, rod kontrol nuklir.

[sunting] Peluang logam tanah jarang

Walaupun kita jarang mendengar nama logam tanah jarang, pemanfaatannya sudah
sangat banyak di dunia industri. Berbagai macam pemanfaatan dari logam tanah jarang,
menyatakan bahwa material ini merupakan material masa depan. Karena material ini
menjadi pemicu lahirnya teknologi baru yang masih akan terus berkembang seperti LCD,
magnet dan baterai hybrid. Hal ini mengakibatkan permintaan logam tanah jarang yang
akan terus meningkat. Berdasarkan penelitian pasar oleh BBC report untuk Lynas Co.
menyatakan bahwa permintaan logam tanah jarang akan terus meningkat hingga menjadi
10% pada tahun 2010 . Sehingga industri logam tanah jarang menjadi sebuah industri
yang menjanjikan yang akan terus berkembang di masa depan.

Logam Tanah Jarang juga bersifat tidak tergantikan. Hal ini disebabkan sifat Logam
Tanah Jarang yang unik. Sehingga sampai saat ini, tidak ada material lain yang mampu
menggantikannya. Jika ada, kemampuan yang dihasilkan tidak sebaik material logam
tanah jarang. Sifat logam tanah jarang yang digunakan sebagai material berteknologi
tinggi dan belum ada penggantinya, membuat logam tanah jarang manjadi material yang
vital

Negara Tiongkok merupakan produsen utama logam tanah jarang di dunia. Tahun 2005,
mereka mampu memproduksi 43,000,000 ton. Kapasitas produksi ini merupakan 50%
dari produksi logam tanah jarang dunia. Perkembangan logam Tanah jarang di China
dimulai sejak tahun 1985. Saat itu, China sudah berhasil mengolah dua deposit logam
tanah jarangnya. Depositnya di bayan Obo yang megandung iron-niobium-LTJ. Sehingga
setelah mereka melakukan pemisahan besi dan niobium, maka didapatkan logam tanah
jarang. Mereka mengolah Logam Tanah Jarang tersebut sehingga dapat dimanfaatkan.

Selanjutnya, dengan produksi logam tanah jarang yang besar tersebut, China mampu
mendorong pertumbuhan teknologi industrinya. Kemudian dia mulai mendirikan industri
elektronik nasional yang dapat bersaing dengan industri elektronik luar dengan
kemampuannya menggunakan material Logam Tanah Jarang. Saat ini, China tidak hanya
menguasai pasar barang elektronik seperti komponen komputer, televisi, monitor dan
handycam. Tapi hampir semua lini industri dengan harga yang sangat kompetitif. Seperti
industri baja, otomotif dan manufaktur lainnya.

Potensi besar dari logam tanah jarang tersebut akan sangat menguntungkan jika Indonesia
turut serta untuk mengembangkannya. Terlebih lagi, pasir monasite sebagai sumber
logam tanah jarang, hanya dijadikan sebagai sampah pembuangan timah. Sehingga sangat
luar biasa keuntungan yang didapat, ketika sampah dijadikan material yang jika
dilakukan pemprosesan lanjut memiliki nilai jual yang melebihi emas.

Tentunya proses pemanfaatan ini, membutuhkan bantuan dan dukungan dari pemerintah.
Yaitu dengan penetapan regulasi yang mendukung pengolahan mineral logam tanah
jarang seperti pembuatan sarana dan prasarana, perlindungan pemasaran sebagai
inkubator awal industri nasional, dan yang utama bantuan permodalan untuk pendirian
industri ini. Karena pendirian industri pertambangan yang kompetitif, memerlukan
permodalan yang tinggi. Hal ini bertujuan untuk membeli peralatan berefisiensi tinggi
sehingga menurunkan biaya (cost) produksi sehingga memiliki harga jual yang
kompetitif.

Pemanfaatan logam tanah jarang ini mampu membuka Indonesia terhadap penguasaan
dan pengembangan teknologi. Terutama teknologi elektronik yang selama berpuluh-
puluh tahun ini masuk dan berkembangnya industri-industri elektronik asing selama di
Indonesia, namun tidak menghasilkan transformasi teknologi elektronik yang signifikan.
Kemudian adanya ini mampu meningkatkan kualitas industri metalurgi di Indonesia
dengan dihasilkannya spesifikasi baja dan logam paduan baru tentunya dengan kualitas
yang lebih baik. Kemudian masih banyak lagi manfaat besar yang dapat diperoleh
Indonesia dari pengolahan logam ini yang mampu meningkatkan perkembangan
teknologi di Indonesia

[sunting] Sifat-sifat umum


Secara tegas, keempat belas unsur diatas mengikuti La yang mana elektron-elektron 4f
ditambahkan berurutan pada konfigurasi La. Istilah lantanida sendiri diambil dari kata
unsur lanthanum yang mana unsur-unsur yang lainnya mengikuti unsur lanthanum ini.
Unsur Lanthanum adalah prototip bagi kempat belas unsur berikutnya. Penurunan yang
tajam dalam jari-jari atom dan ion dari unsur-unsur ini disebut dengan istilah pengerutan
lantanida. Unsur-unsur lanthanida memiliki keelektropositifan yang tinggi dengan
potensial M3+/M mulai dari -2,25 V (Lu) sampai -2,52 V (La).

Yttrium, yang terletak di atas La dalam golongan III A memiliki ion +3 yang mirip
dengan inti gas mulia; sehubungan dengan pengaruh pengerutan lantanida, jari Y3+ dekat
pada nilai bagi Tb3+ dan Dy3+. Akibatnya, Y terdapat pada mineral Lantanida. Unsur yang
lebih ringan dalam golongan IIIA ini yaitu Skandium. Meskipun ia memiliki jari-jari
ionik yang lebih kecil dan memperlihatkan sifat kimia intermediat antara jari-jari ionik Al
dan Y dan lantanida.

[sunting] Valensi yang beragam

Lantanida tertentu membentuk ion-ion +2 atau +4. Ion +2 mudah dioksidasi dan ion +4
mudah direduksi menjadi +3. Penjelasan yang sederhana bagi keberadaan valensi ini
adalah bahwa kulit yang kosong terisi setengah atau terisi penuh sangat stabil. Fenomena
yang mirip ini berhubungan dengan entalpi pengionan unsur deret transisi pertama dan
kulit 3d yang terisi setengah menjadi penyebab atas kestabilan mangan (II). Bagi
lantanida, tingkat oksidasi IV untuk cerium memberikan Ce4+ dengan konfigurasi kulit f
yang kosong dari f14. Konfigurasi f7 yang terisi setengah dari Gd3+ dibentuk oleh reduksi
menghasilkan Eu2+ atau oksidasi menghasilkan Tb4+. Faktor-faktor lain yang terlibat,
dengan demikian diperlihatkan oleh adanya banyak ion +2 yang distabilkan dalam kisi
CaF2 dan Kompleks Pr4+ dan Nd4+.

[sunting] Sifat magnetik dan spektra

Ion lantanida yang memiliki elektron tidak berpasangan berwarna dan paramagnet.
Terdapat perbedaan mendasar dari unsur grup d dalam hal bahwa elektron-elektron 4f
adalah elektron dalam dan terlindung sangat efektif dari pengaruh gaya luar oleh
tumpukan kulit 5s2 dan 5p6. Dengan demikian, hanya terdapat pengaruh yang benar-benar
lemah dari medan ligan . Sebagai hasilnya, transisi elektron antara orbital-orbital f
menimbulkan pita-pita serapan yang sangat sempit, sama sekali tidak mirip dengan pita
lebar yang dihasilkan dari transisi d-d, dan sifat magnetik ion-ion sedikit dipengaruhi
oleh sifat kimia sekelilingnya.

[sunting] Bilangan Koordinasi dan Stereokimia

Hal ini adalah kekhasan ion M3+ bahwa bilangan koordinasi lebih dari enam adalah biasa.
Sangat sedikit unsur terkoordinasi enam diketahui, namun bilangan koordinasi 7,8,9
adalah penting. Dalam ion [Ce(NO3)6]2-, Ce dikelilingi oleh 12 atom oksigen dari gugus
khelat NO3.

Penurunan jari-jari dari La ke Lu juga memeliki pengaruh bahwa struktur kristal yang
berbeda dan bilangan koordinasi yang berbeda dapat terjadi untuk bagian-bagian yang
berbeda dari golongan lantanida. Sebagai contoh, atom logam dalam triklorida La-Gd
terkoordinasi 9, sedangkan klorida dari Tb – Lu memiliki sejenis struktur AlCl3 dengan
logam yang terkoordinasi oktahedral. Perbedaan yang mirip dalam bilangan koordinasi
terjadi bagi ion dalam larutan

[sunting] Keberadaan dan cara mengisolasinya


[sunting] Sc, La, Y, & Tm

Skandium adalah unsur yang sangat biasa yang melimpah seperti As dan dua kali
kelimpahan Boron. Meskipun demikian, ia tidak mudah tersedia, sebagian disebabkan
oleh langkanya bijih yang kaya, dan sebagian lainnya karena sulitnya dalam
pemisahannya. Ia mungkin dipisahkan dari Y dan lantanida yang mungkin bergabung
dengan mineral Sc dengan cara penukar –kation yang menggunakan asam oksalat sebagai
pengelusi.

Unsur-unsur lantanida, termasuk La dan Y, mula-mula dikenal sebagai Unsur Tanah


jarang-keberadaannnya dalam campuran oksida. Mereka sebenarnya bukan unsur-unsur
jarang dan juga kelimpahannya absolutnya relatif tinggi. Jadi, walaupun yang paling
langka, Tm adalah sama umumnya dengan Bi, dan lebih umum daripada As, Cd, Hg atau
Se. Sumber utamanya adalah mineral monazite, pasir gelap yang berat dengan komposisi
beragam. Monazite sesungguhnya adalah lantanida ortofosfat, tetapi dapat mengandung
sampai 30% thorium. La, Ce, Pr dan Nd biasanya terdapat sebanyak 90% kandungan
lantanida suatu mineral dengan Y dan unsur-unsur yang lebih berat sebagai sisanya.
Mineral yang mengandung lanthanida dalam tingkat oksidasi +3 biasanya sedikit sekali
mengandung Eu yang disebabkan oleh kecenderungannya menghasilkan keadaan +2 dan
seringkali terdapat dalam mineral golongan Ca.

[sunting] Promethium, Europium

Promethium terdapat hanya hanya dalam jumlah runutan bijih Uranium sebagai fragmen
Fisi spontan dari 238U. Garam 147Pm3+ merah jambu dalam jumlah miligram, dapat
diisolasi dengan metode penukar-ion dari produk fisi dalam simpanan bahan bakar
reaktor nuklir di mana 147Pm (β-, 2,64 tahun) dibentuk. Lantanida dipisahkan dari unsur
lain dengan pengendapan oksalat atau fluorida dari larutan HNO3, dan dari satu sama lain
dengan penukar ion dalam resin.

Cerium dan Europium biasanya dipisahkan pertama kali. Cerium dioksidasi menjadi Ce
(IV) dan kemudian diendapkan dari HNO3 6M sebagai ceric iodat atau dipisahkan dengan
ekstraksi pelarut. Europium direduksi menjadi Eu2+ dan dipisahkan dengan pengendapan
sebagai EuSO4.

Perilaku penukar ion pertama-pertama tergantung kepada jari-jari ion terhidrasi. Seperti
dengan alkali, ion terkecil secara kristalografi yaitu Lu memiliki jari-jari terhidrasi
terbesar, sedangkan La memiliki jari-jari terhidrasi terkecil. Dengan demikian, La adalah
yang paling kuat terikat dan Lu yang paling lemah ikatannya. Dan urutan elusinya adalah
Lu menuju La. Kecenderungan ini dipertegas oleh penggunaan zat pengompleks pada pH
yang tepat; ion dengan jari-jari terkecil juga membentuk komplek terkuat , dan dengan
demikian , pilihan terhadap fase akua bertambah. Ligan pengompleks yang khas adalah
α-hidroksiisobutirat, (CH32<CH(OH)COOH,EDTAH4 dan asam-asam hidrokso dan
amino karboksilat lainnya. Dari eluat, ion-ion M3+ diperoleh kembali dengan pengasaman
dengan HNO3 encer dan penambahan ion oksalat, yang mengendapkan oksalat secara
benar-benar kuantitatif. Ini kemudian dipijarkan menjadi oksidanya.

[sunting] Cerium

Cerium (IV) juga Zr(IV), Th(IV) dan Pu(IV) mudah diekstraksi dari larutan HNO3 oleh
tributil fosfat yang dilarutkan dalam kerosen atau pelarut inert lainnya dan dapat
dipisahkan dari ion-ion lantanida +3. Nitrat Lantanida +3 juga dapat diekstraksi dalam
kondisi tertentu bertambah dengan bertambahnya nomor atom; ia lebih tinggi dalam asam
kuat dan konsentrasi NO3- yang lebih encer.

[sunting] Unsur yang lebih ringan nomor massanya

Unsur-unsur yang lebih ringan (La –Gd) diperoleh dengan reduksi triklorida dengan Ca
pada 1000oC atau lebih. Bagi Tb, Dy, Ho, Er, Tm, dan juga Y, trifluorida digunakan
karena klorida terlalu mudah menguap. Pm dibuat dengan mereduksi PmF3 dengan Li.
Eu, Sm, dan Yb triklorida direduksi hanya menjadi dihalida oleh Ca. Reduksi oksida +3
dengan La pada suhu tinggi menghasilkan logam – logamnya .

Logamnya putih keperakan dan sangat elektropositif. Mereka bereaksi denga air
melepaskan hidrogen , berlangsung lambat dalam keadaan dingin, dan cepat pada
pemamasan . mereka bernoda jika kena udara dan mudah terbakar menghasilkan oksida
M2O3; cerium adalah perkecualian menghasilkan CeO2. “Batu api” yang lebih ringan
adalah campuran logam, kebanyakan cerium. Yttrium tahan terhadap udara meskipun
sampai 1000oC menyebabkan pembentukan suatu lapisan oksida pelindung. Logam-
logamnya bereaksi dengan H2, C, N2, Si, P, S, halogen, dan nonlogam lainnya pada suhu
tinggi.

Banyak sifat fisika logam berubah perlahan-lahan sepanjang deret, kecuali bagi Eu dan
Yb dan kadangkala Sm dan Tm. Penyimpangan terjadi dengan lantanida yang memiliki
kecenderungan besar untuk berada dalam keadaan +2; asumsikan bahwa unsur-unsur ini
cenderung menyumbangkan hanya dua elektron pada pita konduksi logam, jadi
meninggalkan inti yang lebih besar dan menghasilkan gaya ikatan yang lebih rendah.
Perlu dicatat juga, Bahwa Eu dan Yb larut dalam amonia.

[sunting] Keadaan trivalensi


[sunting] Oksidasi dan Hidroksida

Oksida Sc2O3 kurang basa dibandingkan oksida lainnya dan sangat mirip Al2O3; ia sama-
sama larut secara amfoter dalam NaOH menghasilkan ion “skandat” [Sc(OH)6]3-. Oksida
unsur lainnya mirip CaO dan menyerap CO2 dan H2O dari udara membentuk berturut-
turut karbonat dan hidroksida. Hidroksida, M(OH)3, benar-benar senyawaan yang
kebasaannya menurun dengan naiknya Z, seperti yang diharapkan dari penurunan jari-jari
ion. Mereka diendapkan dari larutan akua dengan basa sebagai massa gelatin. Mereka
tidak amfoter.

[sunting] Halida

Halida Skandium sekali lagi juga merupakan perkecualian. Fluoridanya mirip AlF3,
menjadi larut dalam HF berlebihan menghasilkan ion ScF63-; Na3ScF6 adalah seperti
kryolit. Meskipun demikian , ScCl3 bukanlah katalis Friedel-Craft seperti AlCl3 dan tidak
berperilaku sebagai asam lewis; strukturnya seperti FeCl3. Fluorida lantanida adalah
penting karena ketidak larutannya. Penambahan HF atau F- mengendapkan MF3 bahkan
dari larutan 3M HNO3 dan merupakan uji khas ion lanthanida fluorida dari lantanida yang
lebih berat agak larut dalam HF berlebih yang menyebabkan pembentukan kompleks.
Fluorida dapat dilarutkan kembali dalam HNO3 3M jenuh dengan H3BO3 yang
menghilangkan F- sebagai BF4-. Kloridanya larut dalam air, yang mana mereka
mengkristal sebagai hidrat. Klorida anhidrat dibuat paling baik dengan reaksi

M2O3 + 6NH4Cl ——————› 2MCl3 + 3H2O + 6NH3


[sunting] Ion akuo, Garam okso dan Kompleks

Skandium membentuk suatu ion heksa-akuo [Sc(H2O)6]3+ yang mudah terhidrolisis.


Skandium β-diketon merupakan suatu oktahedral seperti dengan Al dan tidak seperti
lantanida. Bagi lantanida dan yttrium, ion akuo, [M(H2O)n]3+, memiliki bilangan
koordinasi melampaui 6 seperti [Nd(H2O)9]3+. Ini mudah terhidrolisis dalam air:

[M(H2O)n]3+ + H2O ———————› [M(OH)(H2O)n-1]2+ + H3O+

Kecenderungan menghidrolisis bertambah dari La ke Lu, yang konsisten dengan


penurunan jari-jari ion. Begitu pula Yttrium terutama Y(OH)2+ . Bagi Ce3+, meskipun
demikian, hanya sekitar 1% ion logam dihidrolisis tanpa membentuk suatu endapan, dan
kesetimbangan utama Nampak sebagai:

3Ce3+ + 5H2O ———————› [Ce3(OH)5]4+ + 5H+

Dalam larutan akua, kompleks fluoride yang agak lemah, MFaq2+ dibentuk. Anion
kompleks tidak dibentuk, suatu keistimewaan yang membedakannya dari lantanida +3
sebagai suatu golongan unsure aktinida +3 yang membentuk kompleks anionic dalam
larutan HCl kuat.

Kompleks yang paling stabil dan umum adalah kompleks dengan ligan oksigen
pengkhelat. Pembentukan kompleks yang larut dalam air dengan sitrat dan asam hidrokso
lainnya, dimanfaatkan dalam pemisahan penukar ion seperti disebutkan di atas.
Kompleks biasanya memiliki bilangan koordinasi lebih besar daripada 6.

Ligan β-diketon seperti asetilaseton khususnya adalah penting, karena beberapa β-diketon
terfluorinasi memberikan kompleks yang mudah menguap dan cocok untuk pemisahan
kromatografi gas. Pembuatannya bila β-diketon dengan cara kuno menghasilkan spesies
yang terhidrasi atau tersolvasi seperti M(acac)3.C2H5OH.3H2O, memiliki bilangan
koordinasi 6. Pengeringan yang lama diatas MgClO4 memberikan M(β-diketon)3 yang
sangat higroskopis.

Kegunaan penting kompleks Eu dan Pr β-diketon yang larut dalam pelarut organic seperti
yang diturunkan dari 1,1,1,2,2,3,3-heptafluoro-7,7-dimetil-4,6-oktanedion, adalah sebagai
pereaksi penggeser dalam spektrometri nmr. Kompleks paramagnet melindungi kembali
proton dari molekul yang rumit, dan memperbaiki secara besar-besaran pemisahan garis
resonansi dapat diperoleh.

Manfaat lain senyawaan lantanida bergantung kepada sifat spektroskopinya. Y dan Eu


dalam kisi oksida atau silikat memiliki sifat fluoresensi atau luminisensi, dan fosfornya
digunakan dalam tabung televisi berwarna. Dalam kisi CaF2, ion-ion +2 memperlihatkan
keaktifan laser seperti halnya garam Eu (β-dik)4-

[sunting] Keadaan tetravalensi


Cerium (IV). Ini satu-satunya lantanida +4 yang ada dalam larutan akua demikian juga
dalam padatan. Dioksida, CeO2, diperoleh dengan pemanasan (Ce(OH)3, atau garam okso
dalam air . Ini tidak reaktif dan dilarutkan dengan asam hanya dengan adanya zat
pereduksi H2O2, SnII, dan sebagainya) menghasilkan larutan Ce3+. Hidrat Ceric oksida,
CeO2.nH2O adalah endapan gelatin berwarna kuning yang diperoleh melalui perlakuan
larutan Ce(IV) dengan OH-; Ia larut kembali dalam asam.

Ion ceric dalam larutan diperoleh dengan oksidasi Ce3+ dalam HNO3 atau H2SO4 dengan
S2O8 atau bismuthat. Sifat kimianya mirip dengan larutan Zr4+, dan aktinida +4, Jadi Ce4+
menghasilkan fosfat yang tidak larutdalam HNO3 4M, dan iodat tidak larut dalam HNO3
6M, demikian juga oksalat yang tidak larut. Endapan fosfat dan iodat dapat digunakan
untuk memisahkan Ce4+ dari lantanida trivalensi

Ion terhidrasi jingga kekuningan [Ce(H2)n]4+, adalah asam yang cukup kuat, mudah
terhidrolisis, dan mungkin hanya terdapat dalam larutan HCLO4 kuat. Dalam
pembentukan kompleks asam lainnya bertanggung jawab atas potensial:

Ce(IV) + e ———› Ce(III) Eo = +1,28 V (2M HCl) + 1,44 V (1M H2SO4) + 1,61 V (1M
HNO3), + 1,70 V (1M HClO4)

Perbandingan potensial H2SO4, yang mana pada konsentasi SO4 besar, spesies utama
adalah [Ce( SO4)3]2- , terhadap potensial oksidasi dalam air:

O2 + 4H+ + 4e ————› 2H2O Eo = +1,229 V Memperlihatkan bahwa larutan asam


Ce(IV) yang biasanya digunakan dalam analisis adalah metastabil. Cerium (IV)
digunakan sebagai pengoksidasi dalam analisis dan dalam kimia organik, dimana
biasanya digunakan dalam asam asetat. Larutannya mengoksidasi aldehida dan keton
pada atom karbon-α. Benzaldehida menghasilkan benzoin.

Kompleks anion sangat mudah dibentuk. Standar analitik “ceric amonium nitrat” yang
dapat dikristalkan dari HNO3, mengandung anion heksanitratocerat, [Ce(NO3)6]2-

Praseodymium (IV) dan Terbium (IV). Ini hanya ada dalam oksida dan fluorida.
Sistem oksida sangat rumit dan non stoikiometri. Potensial Pr(IV)/Pr(III) diperkirakan
+2,9 V sehingga tidaklah mengherankan bahwa Pr(IV) tidak ada dalam larutan akua.

[sunting] Keadaan divalensi


Keadaan +2 diketahui dalam senyawaan larutan maupun padatan Sm, Eu dan Yb seperti
tabel dibawah ini.

Ion Warna E (V) Jari-Jari Kristal (A)


2+
Sm Merah-Darah -1,55 1,11
Eu2+ Tak Berwarna -0,43 1,10
Yb2+ Kuning -1,15 0,93
Yang paling kurang stabil adalah Tm2+ dan Nd2+, namun ion +2 dari semua lantanida
dapat dibuat dan distabilkan dalam kisi-kisi CaF2 atau BaF2 dengan reduksi, misalnya,
MF3 dalam CaF2 dengan Ca.

Ion europous dapat dibuat dengan mereduksi larutan akua Eu3+ dengan Zn atau Mg. Ion-
ion lain memerlukan penggunaan amalgam Na. Ketiganya dapat dibuat dengan reduksi
elektrolitik dalam larutan akua atau dalam lelehan halida.

Ion-ion Sm2+ dan Yb2+ sangat mudah dioksidasi dengan air. Eu2+ dioksidasi oleh udara.
Ion Eu2+ mirip dengan Ba2+. Jadi sulfat dan karbonatnya tidak larut sedangkan
hidroksidanya larut. Kestabilan kompleks Eu2+ dengan EDTA4- adalah intermediat antara
kompleks Ca2+ dan Sr2+. Senyawaan kristal Sm, Eu, dan Yb biasanya isostruktur dengan
analog Sr2+ atau Ba2+. Jadi sulfat dan karbonatnya tidak larut sedangkan hidroksidanya
larut. Kestabilan kompleks Eu2+ dengan EDTA4- adalah intermediet antara kompleks Ca2+
dan Sr2+. Senyawaan kristal Sm, Eu, dan Yb biasanya isostruktur dengan analog Sr2+ atau
Ba2+

[sunting] Referensi
1. Cotton, F Albert & Wilkinson, Geoffrey. Basic Inorganic Chemistry. Jhon Wiley
and Son. 1976
2. Prakash, S. Advance Chemistry of Rare Earth Elements. New Delhi: S. Chand.
Co (PVT). 1975,
3. Moris, B. Rare Earths. PIRSA Minerals - Mineral Resource Potential - Rare Earth
Elements.htm. 2006
4. Gordon B. Haxel, James B. Hedrick, and Greta J. Rare Earth Elements—Critical
Resources for High Technology
http://minerals.usgs.gov/minerals/pubs/commodity/rare_earths/. US Geological
Survey
5. W., Christopher. S. Study of the Rare Earth Resources and Markets for the Mt.
Weld Complex. Washingon : BBC Research.
6. http://www.mii.org/rareearths.html
7. Bayliss, Peter, A, A. Levinson. A system of nomenclature for rare-earth mineral
species: Revision and extension. http://www.minsocam.org/. Department of
Geology and Geophysics, The University of Calgary. Canada. 1988

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Logam_tanah_jarang"


Kategori: Kimia
Kategori tersembunyi: Artikel yang belum dirapikan Oktober 2010

Peralatan pribadi

• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama
• Halaman
• Pembicaraan

Varian

Tampilan

• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan

• ↑

Cari

Navigasi

• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas

• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan

Wikipedia

• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor

• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan
• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

Bahasa lain

• English
• Português

• Halaman ini terakhir diubah pada 02:35, 20 Oktober 2010.


• Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.

• Kebijakan privasi
• Tentang Wikipedia
• Penyangkalan

Hidrida
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
Langsung ke: navigasi, cari

Hidrida merupakan nama yang diberikan untuk ion negatif hidrogen H−. Walaupun ion
ini tidak akan ada tanpa kondisi yang khusus, istilah hidrida digunakan secara luas untuk
menyebut sebuah senyawa hidrogen dengan unsur lain, terutama untuk unsur
golongan 1–16. Senyawa-senyawa yang dibentuk oleh hidrogen sangatlah banyak,
melebihi senyawa yang dapat dibentuk oleh unsur lain.

Berbagai macam hidrida logam sedang dikaji untuk digunakan sebagai penyimpan
hidrogen dalam sel bahan bakar mobil listrik dan dalam baterai. Golongan hidrida 14
sangatlah penting dalam teknologi penyimpanan energi listrik dalam baterai. Ia juga
memiliki peran yang penting dalan kimia organik sebagai reduktor kuat.
Setiap unsur dalam tabel periodik (kecuali beberapa gas mulia) dapat membentuk satu
atau lebih hidrida. Senyawa-senyawa ini dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kelompok
menurut sifat-sifat ikatan kimianya:

• Hidrida salin, yang mempunyai sifat-sifat ionik secara signifikan,


• Hidrida kovalen, yang meliputi hidrokarbon dan senyawa lainnya,
• Hidrida interstitial (selitan), yang mempunyai ikatan logam.

Daftar isi
[sembunyikan]

• 1 Ion hidrida
• 2 Hidrida ionik
• 3 Hidrida kovalen
o 3.1 Kompleks hidrido logam transisi
• 4 Hidrida interstitial logam transisi
• 5 Tatanama
o 5.1 Isotop hidrida
o 5.2 Konvensi urutan penamaan
• 6 Lihat pula

• 7 Pranala luar

[sunting] Ion hidrida


Lihat pula: anion hidrogen.

Terkecuali elektrida, ion hidrida merupakan anion paling sederhana yang dapat terbentuk,
yakni terdiri dari dua elektron dan sebuah proton. Hidrogen memiliki afinitas elektron
yang cukup rendah, 72.77 kJ/mol, sehingga hidrida bersifat sangat basa dan tidak akan
ditemukan dalam larutan. Walaupun demikian, reaksi yang melibatkan hidrida dalam
larutan tetap ada, sama seperti proton yang sangat asam sehingga tidak bisa ditemukan
dalam larutan. Reaktivitas ion hidrida hipotetis didominasi oleh protonasi eksotermik,
menghasilkan dihidrogen:

H− + H+ → H2; ΔH = −1676 kJ/mol

Oleh karena itu, ion hidrida merupakan salah satu basa paling kuat yang dikenal. Ia akan
menarik proton dari hampir seluruh senyawa yang mengandung hidrogen. Afinitas
elektron hidrogen yang rendah dan ikatan H–H bond (∆HBE = 436 kJ/mol) yang kuat
berarti ion hidrida juga merupakan reduktor yang kuat:

H2 + 2e− ⇌ 2H−; Eo = −2.25 V


[sunting] Hidrida ionik
Pada hidrida ionik atau salin, hidrogen dianggap sebagai pseudohalida. Hidrida salin
tidak larut dalam pelarut konvensional, yang merefleksikan struktur nonmolekul senyawa
ini. H− mempunyai konfigurasi elektron helium yang stabil dengan orbital 12 yang penih.
Hidrida ionik juga mempunyai sifat logam elektropositif, biasanya logam alkali atau
logam alkali tanah.

Hidrida-hidrida ini disebut sebagai biner jika ia melibatkan dua unsur termasuk hidrogen.
Rumus kimia untuk hidrida biner ionik umumnya adalah MH (seperti pada LiH).
Semakin tinggi muatan logam meningkat, semakin kovalen ikatan M-H, seperti yang
terdapat pada MgH2 dan AlH3. Hidrida ionik umumnya ditemukan sebagai reagen basa
dalam sintesis organik:

C6H5C(O)CH3 + KH → C6H5C(O)CH2K + H2

Reaksi seperti ini heterogen karena KH tidak larut. Pelarut yang umumnya digunakan
dalam reaksi seperti ini adalah eter. Air tidak dapat digunakan sebagai media hidrida
ionik murni atau LAH karena ion hidrida merupakan basa yang lebih kuat daripada
hidroksida. Gas hidrogen dilepaskan pada reaksi asam-basa ini:

NaH + H2O → H2 (gas) + NaOH ΔH = −83.6 kJ/mol, ΔG = −109.0 kJ/mol

Hidrida logam alkali bereaksi dengan logam halida. Litium aluminium hidrida (sering
disingkat sebagai LAH) didaptakan dari reaksi LiH dengan aluminium klorida.

4 LiH + AlCl3 → LiAlH4 + 3 LiCl

[sunting] Hidrida kovalen


Pada hidrida kovalen, hidrogen berikatan secara kovalen dengan unsur yang lebih positif,
seperti pada unsur boron, aluminium, dan unsur golongan 4-7 serta berilium. Senyawa
yang umumnya ditemukan meliputi hidrokarbon dan amonia. Hidrida kovalen netral yang
berupa molekul biasanya mudah menguap pada suhu kamar dan tekanan atmosfer.
Beberapa hidrida kovelan tidak mudah menguap karena hidrida tersebut bersifat
polimerik, seperti pada hidrida aluminium dan berilium. Dengan menggantikan beberap
atom hidrogen pada senyawa ini dengan ligan yang lebih besar, bisa didapatkan turunan
senyawa molekuler. Sebagai contoh, diisobutilaluminium hidrida (DIBAL) terdiri dari
duan pusat aluminium yang berjembatan dengan ligan hidrida. Hidrida yang larut dalam
pelarut umum sering digunakan dalam sintesis organik, misalnya natrium borohidrida
(NaBH4), litium aluminium hidrida, dan DIBAL.

[sunting] Kompleks hidrido logam transisi


Artikel utama untuk bagian ini adalah: Hidrida logam transisi
Kebanyakan kompleks logam transisi membentuk senyawa yang mengandung satu atau
lebih ligan hidrida. Biasanya senyawa ini dibahas dalam konteks kimia organologam.
Senyawa ini merupakan zat antara dalam banyak proses industrik yang bergantung pada
katalis logam, seperti pada hidroformilasi, hidrogenasi, dan hidrodesulfurisasi.

Deprotonasi kompleks dihidrogen menghasilkan hidrida logam.

Dua contoh terkenal dari hidrida logam transisi adalah HCo(CO)4 dan H2Fe(CO)4. Kedua
hidrida tersebut bersifat asam. Anion [ReH9]2− adalah contoh langka hidrida logam
molekuler.

[sunting] Hidrida interstitial logam transisi


Secara struktural berhubungan dengan hidrida salin, logam transisi membentuk hidrida
biner yang sering kali bersifat non-stoikiometrik, dengan jumlah atom hidrogen yang
bervariasi dalam kekisi kristalnya, di mana mereka dapat bermigrasi melalui kekisi ini.
Dalam teknik material, fenomena perapuhan hidrogen disebabkan oleh hidrida interstitial.
Paladium menyerap sejumlah volume hidrogen yang 900 kali lebih besar dari dirinya
sendiri pada suhu kamar, membentuk paladium hidrida. Gas hidrogen yang dilepaskan
proposional terhadap temperatur dan tekanan, namun tidak terhadap komposisi kimia.

Hidrida interstitial menunjukkan beberapa potensi sebagai penyimpan hidrogen yang


aman. Selama 25 tahun, banyak hidrida interstitial yang dikembangkan yang dapat
menyerap dan melepaskan hidrogen pada temperatur kamar dan tekanan atmosfer.
Namun aplikasi hidrida ini sangatlah terbatas, karena hanya dapat menyimpan hidrogen
sekitar 2% beratnya.

[sunting] Tatanama
Berikut adalah daftar tatanama untuk turunan hidrida senyawa golongan utama
(berdasarkan tatanama IUPAC senyawa anorganik revisi tahun 2005):

• Logam alkali dan alkali tanah: Logam hidrida


• boron: borana, BH3
• aluminium: Alumana, AlH3
• galium: galana, GaH3
• indium: indigana, InH3
• talium: talana, TlH3
• karbon: alkana, alkena, alkuna, dan semua hidrokarbon
• silikon: silana
• germanium: germana
• timah: stanana
• timbal: plumbana
• nitrogen: amonia ('azana' ketika bersubstituen), hidrazina
• fosfor: fosfina ('fosfana' merupakan nama rekomendasi IUPAC)
• arsen: arsina ('arsana' merupakan nama rekomendasi IUPAC)
• antimon: stibina ('stibana' merupakan nama rekomendasi IUPAC)
• bismuth: bismutina ('bismutana' merupakan nama rekomendasi IUPAC)

Menurut konvensi di atas, berikut adalah "senyawa hidrogen" dan bukan "hidrida":

• oksigen: air ('oksidana' ketika bersubstituen), hidrogen peroksida


• sulfur: hidrogen sulfida ('sulfana' ketika bersubstituen)
• selenium: hidrogen selenida ('selana' ketika bersusbtituen)
• telurium: hidrogen telurida ('telana' ketika bersubstituen)
• halogen: hidrogen halida

Contoh:

• nikel hidrida: digunakan dalam baterai NiMH


• paladium hidrida: elektroda dalam eksperimen fusi dingin
• litium aluminium hidrida: reduktor kuat yang digunakan dalam kimia organik
• natrium borohidrida: reduktor selektif khusus, penimpan hidrogen pada sel bahan
bakar
• natrium hidrida: basa kuat yang digunakan dalam kimia organik
• diborana: reduktor, bahan bakar roket, dopan semikonduktor, katalis, digunakan
dalam sintesis organik; juga borana, pentaborana, dan dekaborana
• arsina: digunakan untuk pengedopan semikonduktor
• stibina: digunakan dalam industri semikonduktor
• fosfina: digunakan untuk fumigasi
• silana: digunakan pada berbagai macam tujuan industri
• amonia: zat pendingin, pupuk, dan tujuan industri lainnya
• hidrogen sulfida: komponen gas alam, sumber utama sulfur

[sunting] Isotop hidrida

Protida, deuterida, dan tritida digunakan untuk merujuk pada ion atau senyawa yang
mengandung hidrogen-1, deuterium, atau tritium.

[sunting] Konvensi urutan penamaan

Menurut konvensi IUPAC, urutan penamaan hidrogen berada di antara unsur-unsur


golongan 15 dan golongan 16. Sehingga NH3 adalah 'nitrogen hidrida' (amonia),
sedangka H2O adalah 'hidrogen oksida' (air).

[sunting] Lihat pula


• Hidron
• Hidronium
[sunting] Pranala luar
• (en) Tatanama hidrida IUPAC

Diperoleh dari "http://id.wikipedia.org/wiki/Hidrida"


Kategori: Hidrida | Anion | Penyimpan hidrogen

Peralatan pribadi

• Fitur baru
• Masuk log / buat akun

Ruang nama

• Halaman
• Pembicaraan

Varian

Tampilan

• Baca
• Sunting
• Versi terdahulu

Tindakan

• ↑

Cari

Navigasi

• Halaman Utama
• Perubahan terbaru
• Peristiwa terkini
• Halaman sembarang

Komunitas

• Warung Kopi
• Portal komunitas
• Bantuan
Wikipedia

• Tentang Wikipedia
• Pancapilar
• Kebijakan
• Menyumbang

Cetak/ekspor

• Buat buku
• Unduh sebagai PDF
• Versi cetak

Kotak peralatan

• Pranala balik
• Perubahan terkait
• Halaman istimewa
• Pranala permanen
• Kutip halaman ini

Bahasa lain

• Български
• Bosanski
• Català
• Česky
• Deutsch
• English
• Esperanto
• Español
• ‫فارسی‬
• Suomi
• Français
• ‫עברית‬
• Hrvatski
• Italiano
• 日本語
• Latviešu
• Plattdüütsch
• Nederlands
• Polski
• Português
• Русский
• Simple English
• Svenska
• ไทย
• Українська
• 中文

• Halaman ini terakhir diubah pada 23:31, 25 Agustus 2010.


• Teks tersedia di bawah Lisensi Atribusi/Berbagi Serupa Creative Commons;
ketentuan tambahan mungkin berlaku. Lihat Ketentuan Penggunaan untuk lebih
jelasnya.

• Kebijakan privasi
• Tentang Wikipedia
• Penyangkalan

You might also like