You are on page 1of 4

Tekanan darah menggambarkan hubungan antara curah jantung, tahananpembuluh darah

perifer, volume darah dan viskositas darah. Tekanan darah seseorangdipengaruhi oleh banyak
faktor, diantaranya usia, jenis kelamin, kondisi kesehatan,keadaan emosional ( stress ), obesitas,
obat-obatan, aktivitas, dll. Apabila terjadipeningkatan aktivitas maka yang akan terjadi adalah
terjadi peningkatan curah jantung,tetapi karena vasodilatasi yang berada di otot rangka dan
jantung maka persentasedarah yang dialirkan ke organ-organ ini meningkat untuk menunjang
aktivitas metabolikkeduanya. Akibat adanya vasodilatasi pada otot jantung dan otot rangka
danvasokontriksi arteriol pada organ-organ tersebut dan menyebabkan aliran darah kesaluran
pencernaan dan ginjal berkurang.

Faktor – faktor yang Mempengaruhi Tekanan Darah

0. Curah jantung
Tekanan darah berbanding lurus dengan curah jantung (ditentukan berdasarkan isi sekuncup dan
frekuensi jantungnya).

0. Tekanan Perifer terhadap tekanan darah


Tekanan darah berbanding terbalik dengan tahanan dalam pembuluh. Tahanan perifer memiliki
beberapa faktor penentu :

(1) Viskositas darah.

Semakin banyak kandungan protein dan sel darah dalam plasma, semakin besar tahanan terhadap
aliran darah. Peningkatan hematokrit menyebabkan peningkatan viskositas : pada anemia,
kandungan hematokrit dan viskositas berkurang.

(2) Panjang pembuluh

Semakin panjang pembuluh, semakin besar tahanan terhadap aliran darah.

(3) Radius pembuluh

Tahanan perifer berbanding terbalik dengan radius pembuluh sampai pangkat keempatnya

(a) jika radius pembuluh digandakan seperti yang terjadi pada fase dilatasi, maka aliran darah
akan meningkat enambelas kali lipat. Tekanan darah akan turun.

(b) Jika radius pembuluh dibagi dua, seperti yang terjadi pada vasokontriksi, maka tahahan
terhadap aliran akan meningkatenambelas kalip lipat dan tekanan darah akan naik.

(4) Karena panjang pembuluh dan viskositas darah secara normal konstan, maka perubahan
dalam tekanan darah didapat adri perubahan radius pembuluh darah (Ethel, 2003: 238-239).
Tapi, frekwensi denyut nadi orang satu dengan orang yang lain berbeda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu emosi, makanan, aktivitas, posisi tubuh, kesehatan,

Faktor2 yang mempengaruhi tekanan darah (blood pressure - BP):

FISIKA
1) Osmolaritas - makin tinggi osmolaritas, makin tinggi BP. Osmolaritas paling dipengaruhi oleh
kadar Na
2) Volume - makin rendah volume, makin tinggi osmolaritas -> makin tinggi BP
3) Tahanan perifer (dipengaruhi oleh luas penampang pembuluh darah) - makin tinggi tahanan
perifer, makin tinggi BP
4) Volume sekuncup (stroke volume) - makin tinggi stroke volume, makin tinggi BP

BIOKIMIA
1) kadar hormon2 renin-angiotensin-aldosteron
2) hormon adrenalin & noradrenalin
3) sistem saraf simpatik & parasimpatik
dlsb

Penyebab perbedaan dgn orang lain: genetik, pola diet, kualitas pembuluh darah, adanya
penyakit lain (hiperlipidemia, diabetes, gagal ginjal, dlsb), faktor psikologis, obat2 yg sedang
dipakai, dlsb

Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan
anak-anak secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah
daripada dewasa. Tekanan darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana
akan lebih tinggi pada saat melakukan aktivitas dan lebih rendah ketika
beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda; paling tinggi di waktu
pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering melihat seseorang yang memeriksa
tekanan darah dengan menggunakan alat yang sering disebut tensimeter. Dari
pengukuran tekanan darah ini kemudian didapatkan hasil, misalnya 120/80
mmHg yaitu tekanan darah sitole per diastole. Naik turunnya gelembung tekanan
darah seirama dengan pemompaan jantung untuk mengalirkan darah di
pembuluh arteri. Tekanan darah memuncak pada saat jantung memompa, ini
dinamakan “systole:, dan menurun sampai pada tekanan terendah yaitu saat
jantung tidak memompa (relaxes) ini disebut “Diastole” Kemudian timbul
pertanyaan dalam benak kita bagaimana cara menentukan angka-angka tersebut,
atau adakah hal yang memepengaruhi sehingga tekanan darah setiap orang
berbeda-beda dan bagaimana pengaruhnya terhadap keadaan fisiologis
seseorang.

http://www.scribd.com/doc/25076955/Tekanan-Darah-Arteri-Pada-Manusia
http://www.scribd.com/doc/27921568/LAPORAN-Tekanan-Darah
Hipokalsemia
HIPOKALSEMIA
Hipokalsemia adalah berkurangnya kadar kalsium (Ca 2+) serum tubuh kita. Dengan etiologi yang beragam dan satu sama
lain bisa saling mempengaruhi.
Faktor kausal.
Kurang adekuat diet harian bisa menjadi penyebab defisit Ca 2+. Dan Hampir 46% Ca2+ serum terikat protein, utamanya
dengan albumin hingga penurunan kadar albumin tubuh akan menyebabkan hypokalsemi. Hipokalsemia dengan penurunan
kalsium bentuk ion lepas sajalah (Ca2+) yang akan berkorelasi timbulnya gejala dan simptom pada kita.
Diet protein tinggi (protein > 0,9 – 1,0 mg/kgBB) berpengaruh pada level Ca 2+ tubuh, karena hanya bentuk ion Ca2+ yang
bisa lepas dari jaringan tulang dan bisa dikeluarkan melalui urin.
Mekanisme rendahnya rasio kalsium dan fosfor pada diet tinggi protein, bisa dijelaskan dengan mekanisme timbal balik
antara level kalsium dan fosfor, dimana tubuh akan kehilangan Ca 2+ lebih banyak. 
Faktor lain yang berkontribusi menyebabkan hipokalsemi, adalah:

 Penggunaan sitrat atau koreksi alkalasis yang berlebihan dalam darah


 Pengangkatan sekaligus ke 4 kelenjar dari Tyroid
 Kurang konsumsi vit D, atau kurang terpapar sinar matahari, terutama usia bayi dan usia lanjut
 Hiperfosfatemia karena gagal ginjal
 Obat-obatan yang menyebabkan pengeluaran kalsium, misal (diuretik kerja kuat), kafein, antikonvulsan, heparin,
laxatif dan nikotin

Pengaruhnya.

 Pada Bayi dan Anak: berisiko tinggi dan mudah terserang patah tulang
 Pada Ibu hamil: bayi dalam kandungannya akan hipokalsemi juga dan si ibu akan berisiko tinggi mengalami
keguguran atau pre-eklamsi (keracunan  kehamilan)
 Pada Usia Lanjut: mudah terkena osteomalasia dan osteoporosis, terutama pada wanita yang sudah menopaus.

Gejala Klinis hypokalsemi.

 Neuromuskuler

Irritabilitas otot rangka (twiching, cramping, tetany)


Serangan akut
Hiper refleksi tendon dalam
Adanya tanda Trosseau’s atau Chvostek’s 
Parestesia
Cemas, Psikosis

 Respiratori

Nafas pendek
Gagal nafas (tetani dan serangan akut)

 Kardiovaskular

Denyut jantung meningkat dan gangguan irama (disritmia)


Hpotensi
Denyut nadi melemah

 Gastrointestinal
Bising usus meningkat
Kejang perut
Diare
Penegakan Diagnosa.
Hipokalsemi ditegakkan dengan serum Ca2+ < 9 mg/dL (< 4.5 mEq/L). Dimana nilai normalnya adalah 9 – 11 mg/dL (4,5 –
5,5 mEq/L)
Bila ekskresi kalsium > 150 mg/hari, berarti pasien disertai juga dengan  hiperkalsiuria. Ekskresi yang berlebihan ini juga
menandai adanya suatu proses perusakan pada tulang.
Level serum Ca2+ yang turun menyebabkan lemahnya kontraksi otot jantung, ditandai dengan memanjangnya fase
isoelektrik Q-T pada EKG.
Pemeriksaan radiografi tidak bisa menjelaskan kerusakan yang terjadi pada tulang sampai lebih dari 25% tulang
termineralisasi. Pemeriksaan yang lebih sensitif adalah menggunakan bone-testing, misal dengan densitometer atau foton
absorpsimeter yang bisa mendeteksi kerusakan tulang lebih awal.
Tatalaksana medis.
Praktisi akan mengobati gejala hipokalsemia dengan mencari etiologi dan penyakit dasar yang menyertainya secara holistik.
Pilihan terapi Ca2+ bisa dengan preparat oral dan infus, yang rutenya tergantung berat ringannya gejala.
Untuk pasien dengan fungsi ginjal baik, direkomendasikan terapi penggantian Ca 2+ elemental sebanyak 1-2 g perhari, dalam
bentuk gabungan dengan sitrat, glukonat, karbonat atau laktat. Pemberian vit-D secara bersamaan juga diperlukan tuk
membantu penyerapan kalsium. Untuk mencegah kanker pada saluran reproduksi dianjurkan pemeberian hormon
progesteron (Terapi Pengganti Hormon/HRT).
Pada kehilangan fase akut, disarankan pemberian infus ca-glukonas 10%, 30-60 mL dalam 1000 mL selama 6 sampai 12
jam. Terapi ini sangat perlu apalagi bila pasien sudah kejang (tetani atau konvulsi). Dan pada kasus gawat darurat bisa
diberikan bahkan dalam hitungan menit. Sepuluh mililiter dari 10% ca-glukonas mengandung 4,65 mEq atau 93 mg kalsium.
Karena pasien hipokalsemia biasanya disertai hipomagnesemia pula,  tatalaksana defisiensi magnesium pada pasien
sebaiknya juga perlu diberikan.
Referensi:
Lee, AB Carla, et all; Fluids and Electrolytes A Practical Approach, 4thEd; FA Davis Company, Philadelphia; 1996;  p: 98-103;

You might also like