You are on page 1of 18

Pokok Bahasan :

1. Konsep Akuntansi Perbankan

2. Laporan Keuangan Bank

3. Proses Kliring dan Akuntansi Kliring

4. Giro dan Tabungan Nasabah

5. Deposito Berjangka dan Sertifikat Deposito

6. Surat Berharga yang Diterbitkan (SBPU) dan Pinjaman yang Diterima

7. Review

8. Ujian Tengah Semester (UTS)

9. Pinjaman yang Diterima

10.Modal Bank

11.Akuntansi Jasa Bank

12.Transfer dan Inkaso

13.Akuntansi Komitmen dan Kontinjensi

14.Proses Akuntansi Bank

15. Ujian Akhir Semester (UAS)

Tujuan pokok bahasan :

Setelah mempelajari materi-materi pokok bahasan sebagaimana tersebut diatas,


diharapkan dapat menjelaskan yang berkenaan dengan:

1. Pengertian Akuntansi

2. Kerangka Konseptual Akuntansi

3. Persamaan Dasar Akuntansi Bank

4. Sistematika Rekening Bank

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 1


MODUL 1

KONSEP AKUNTANSI PERBANKAN

PENDAHULUAN

Dunia perbankan Indonesia telah mengalami perubahan orientasi. Sebelum tahun


1980-an, bank-bank masih merupakan lembaga yang berorientasi pada produk.
Pertimbangan kepuasan pelanggan / nasabah belum menjadi orientasi bank.

Setelah Paket Kebijakan Juni (Pakjun) 1983, bank tumbuh spektakuler baik
menyangkut jumlah bank, cabang bank maupun jumlah produk / jasa yang
ditawarkan.

Persaingan antara bank atau antar cabang bank menjadi semakin tajam. Saat
itulah orientasi pelayanan yang unggul dan pengembangan produk dan jasa
perbankan yang dibutuhkan masyarakat harus dilakukan oleh bank.

Pendekatan Product Oriented telah bergeser ke Customer Oriented.

Pelayanan yang unggul dan pengembangan produk / jasa yang berkualitas pada
gilirannya akan memberikan kontribusi bagi kinerja bank. Kinerja bank akan
tercermin dari tingkat kesehatan bank.

Tingkat kesehatan bank akan dicerminkan oleh aspek pemenuhan modal minimum
(Capital Adequacy Ratio / CAR), kualitas aktiva produktif, kesehatan manajemen,
kemampuan memperoleh laba (earning power), dan kemampuan memenuhi segera
(likuiditas) serta sensitivitas pasar

Faktor-faktor tersebut harus didukung oleh pemenuhan ketentuan moneter lainnya


dibidang perbankan seperti Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) atau Legal
Lending Limit (LLL), dan Ketentuan-ketentuan lainnya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja bank tersebut harus dikelola secara terus
menerus untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan. Untuk mengelola faktor

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 2


tersebut, harus didukung oleh informasi yang tepat pakai (relevan), tepat waktu
dan akurat.

Informasi yang tepat pakai, tepat waktu dan akurat bisa terwujud kalau dikelola
dengan baik. Untuk mengelola informasi tersebut diperlukan pemahaman tentang
karakteristik bank dan penggunaan akuntansi untuk mengelola informasi tersebut.

Karakteristik umum lembaga perbankan dapat dipahami sebagai:

1. Bank merupakan lembaga perantara keuangan antara pihak-pihak yang


memiliki kelebihan dana dengan pihak-pihak yang membutuhkan dana, serta
berfungsi untuk memperlancar lalu lintas pembayaran dengan berpijak pada
falsafah kepercayaan.

2. Sebagai lembaga kepercayaan, bank harus selalu menjaga likuiditasnya


sehingga mampu memenuhi kewajiban yang harus segera dibayar.
Karakteristik ini mensyaratkan bahwa bank harus memperhatikan sisi sumber
dananya.

3. Bank selalu dihadapkan pada dilemma antara pemeliharaan likuiditas atau


peningkatan earning power / kemampuan memperoleh laba. Kedua hal
berlawanan dalam mengelola dana perbankan: kalau menginginkan
likuiditas tinggi maka earning atau rentabilitas rendah dan sebaliknya. Bank
harus bisa menyikapi hal ini.

4. Bank sebagai lembaga kepercayaan mempunyai kedudukan yang strategis


menunjang pembangunan nasional.

Karakteristik Khusus:

1. Sebagian asset bank adalah monetary assets ataupun alat-alat likuid yang
sifat fisiknya tidak nampak, sedang aktiva yang berwujud nilainya relative
kecil.

2. Obyek yang diperdagangkan adalah uang dan jasa yang bersifat abstrak,
sehingga perlu adanya internal control yang ketat.

3. Didalam Bank, uang berfungsi sebagai alat likuid.

4. Perdagangan dan administrasi jenis mata uang relative banyak.

5. Dalam bertransaksi banyak mengandalkan kepercayaan masyarakat, kode


rahasia, dokumen-dokumen dan sebagainya.

6. Jumlah kantor cabang relative banyak bahkan diseluruh dunia.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 3


Informasi yang dikelola dengan akuntansi perbankan akan dipengaruhi oleh
karakteristik bank tersebut sejak pencatatan hingga pelaporan. Konsistensi
metode, teknik dan prinsip tetap dipelihara agar ada keseragaman perserpsi;
membuat akuntansi dapat digunakan untuk kepentingan internal maupun oleh
pihak-pihak eksternal.

Keseragaman persepsi

PENGERTIAN AKUNTANSI

Menurut Committee on terminology of the American Institute of Certified Public


Accountants,akuntansi adalah; seni mencatat, menggolongkan, dan
mengikhtisarkan transaksi dan peristiwa yang paling tidak sebagian bersifat
keuangan dengan suatu cara yang bermakna dan dalam satuan uang, serta
menginterpretasikan hasil-hasilnya. Saat ini, akuntansi selain dipandang sebagai
suatu seni, juga dipandang sebagai bahasa dunia usaha, yaitu sebagai sarana
untuk mengkomunikasikan informasi tentang suatu perusahaan.

Didefinisikan: sebagai konsep informasi maupun sebagai sistem informasi.

Sebagai konsep informasi:

akuntansi merupakan kegiatan jasa yang menyediakan informasi kuantitatif


terutama yang bersifat keuangan, tentang kesatuan-kesatuan ekonomi yang
dimaksudkan agar bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi, dalam
menetapkan pilihan yang wajar diantara berbagai alternative tindakan.

Sebagai sistem informasi:

Akuntansi merupakan proses yang menjalin sumber informasi, saluran komunikasi


dan seperangkat penerima.

Secara umum akuntansi bisa didefinisikan:

sebagai seni, ilmu, sistem informasi yang didalamnya menyangkut pencacatan,


pengklasifikasian dan pengikhtisaran dengan cara sepatutnya dan dalam satuan
uang atas transaksi dan kejadian yang setidak-tidaknya sebagian mempunyai sifat
keuangan serta adanya penginterpretasian hasil pencatatan dan disajikan dalam
laporan keuangan.

KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI

Kerangka konseptual akuntansi adalah:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 4


suatu sistem pertalian yang erat (koheren) dari tujuan dan konsep-konsep dasar
yang saling berhubungan dan saling mengarahkan terciptanya prinsip-prinsip yang
konsisten serta menggambarkan sifat, fungsi dan keterbatasan akuntansi beserta
laporan keuangan.

Sebagai konsep, tentu akan memberikan manfaat bagi perkembangan akuntansi


atau sebaliknya perkembangan akuntansi yang memberikan manfaat bagi konsep
dasar akuntansi.

Dalam menghadapi persoalan akuntansi hendaknya dapat dikembalikan pada


konsep dasarnya.

Dengan kerangka konseptual akan dihasilkan tujuan dan dasar-dasar praktik


akuntansi dan pelaporan keuangan. Dengan demikian akan memudahkaan para
pemakai dalam memahami tujuan, isi dan karakteristik informasi yang dihasilkan
oleh akuntansi.

Bagaimanakah kerangka konseptual akuntansi dibangun?

Kerangka konseptual akuntansi dibangun dari tiga tingkatan:

pertama adalah tujuan pokok akuntansi. Kedua adalah konsep dasar pelaporan
yang terdiri dari karakteristik informasi dan elemen laporan keuangan. Ketiga yaitu
menyusun pedoman pelaksanaan dari / atas dasar kedua tingkatan diatas.
Pedoman pelaksanaan ini harus memperhatikan asumsi, prinsip dan kendala.

Gambar 1 KERANGKA KONSEPTUAL AKUNTANSI

Level pertama
Tujuan Pokok
Akutansi Tujua
Karakteristik
Elemen n
Mutu
Laporan
Informasi
Keuangan
Akuntansi
Level Kedua
Konsep Dasar Pengakuan dan pengukuran
Pelaporan pelaporan

Asumsi Prinsip
Kendala

Level Ketiga
Pedoman
Pelaksanaan
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 5
TUJUAN POKOK AKUNTANSI

Tujuan umum laporan keuangan yaitu memberikan informasi yang bermanfaat


untuk pengambilan keputusan bagi para pemakainya. Untuk menyampaikan
informasi tersebut harus menggunakan alat atau media berupa laporan keuangan.

Secara khusus laporan keuangan harus mencapai tujuan memberikan informasi


keuangan yang dapat dipercaya mengenai posisi aktiva, hutang dan modal beserta
perubahannya, sehingga dapat dipakai untuk menaksir prospek arus kas, kondisi
keuangan, prestasi dan potensi perusahaan atau bank dalam menghasilkan laba.

Disamping itu dapat menjelaskan bagaimana dana diperoleh dan digunakan.

Tujuan laporan keuangan memberikan informasi yang dibutuhkan oleh pengambil


keputusan. Ini berarti tujuan tersebut dapat saja berubah-ubah sesuai dengan
kebutuhan pemakai, situasi dan kondisi ekonomi, politik, hukum maupun aspek
lingkungan bisnis secara keseluruhan.

Laporan keuangan disusun dalam konteks untuk memuaskan atau memenuhi


kebutuhan semua pemakai yang berbeda-beda atau bersifat umum. Kelompok
pemakai tertentu tidak mempunyai hak untuk menentukan jenis informasi tertentu.

Para pemakai laporan keuangan dituntut untuk mengetahui karakteristik


perusahaan dan pengetahuan akuntansi agar dapat memahami informasi dalam
laporan keuangan.

Pemakai laporan keuangan:

1. Pemilik perusahaan 13. Organisasi pengusaha

2. Kreditur 14. Pakar dan konsultan


hukum

3. Pemasok 15. Pakar ekonomi

4. Investor potensial 16. Dinas perpajakan

5. Karyawan / buruh 17. Badan-badan


pemerintah

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 6


6. Pihak management 18. Penerbit media
massa

7. Analis keuangan 19. Serikat Pekerja

8. Konsultan management 20. Periset dan Biro riset

9. Pialang atau Broker 21. Dosen dan Mahasiswa

10.Penjamin Emisi 22. Guru dan Siswa

11.Badan Legislatif 23. Para Pesaing


Perusahaan

12.Pengelola Pasar Modal 24. Masyarakat Umum

KONSEP DASAR PELAPORAN

Dalam memahami konsep pelaporan terlebih dahulu perlu menjawab pertanyaan


mengapa akuntansi diperlukan (ini menyangkut tujuan) kemudian bagaimana
mencapai tujuan itu (pedoman pelaksanaan).

Konsep dasar pelaporan merupakan penghubung antara pedoman pelaksanaan


dengan tujuan yang hendak dicapai.

Konsep ini harus mampu menjelaskan karakteristik atau mutu informasi dan
elemen-elemen yang akan disajikan dalam laporan keuangan sehingga fungsi
akuntansi sebagai penyedia jasa informasi dapat menentukan : kepada siapa
informasi tersebut ditujukan, tipe-tipe informasi yang dibutuhkan dan
bagaimanakah karakteristik informasi yang dibutuhkan.

1. Karakteristik Mutu Informasi Akuntansi

Pemilihan metode akuntansi, tipe informasi dan format informasi yang


diperlukan akan menentukan nilai kegunaan informasi bagi pengambil
keputusan. Untuk itu informasi yang disajikan harus informasi yang baik dan
memberikan manfaat yang lebih besar dari pada biaya yang dikeluarkan
untuk memperoleh / menyajikan informasi tersebut.

Pola hububungan informasi yang dapat memberikan manfaat bagi pengambil


keputusan tercermin dalam hirarki kualitas informasi akuntansi seperti
ditunjukkan pada Gambar dibawah:

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 7


Gambar 2 Hirarki Kualitas Informasi Akuntansi

Pemakai Laporan dan


Para Pemakai Karakteristik
Informasi Akuntansi

Cost >< Benefit,


Kendala & Keterbatasan Materialitas

Kualitas spesifik bagi pemakainya Dapat


Dimengerti

Kegunaan Dalam Pembuatan


Kriteria pervasif
Keputusan

Kualitas primer
Relevans Reliabilita
i s

Nilai Nilai Tepat Daya Netra Jujur


Prediksi Feedback Waktu Uji l

Kualitas

Sekunder Daya Konsisten


Banding

a. Relevansi Informasi Akuntansi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 8


Kualitas primer suatu informasi akuntansi ditentukan oleh relevansi dan
realibilitasnya. Informasi yang relevan adalah informasi yang
menimbulkan perbedaan. Perbedaan itu dapat memperlemah atau
memperkuat pengharapan yang ada. Relevansi selalu dikaitkan dengan
feedback dan nilai preditif dari informasi tersebut. Jika pengambil
keputusan tidak merasa diperkuat atau diperlemah oleh informasi yang
disajikan, maka informasi itu bisa dikatakan tidak mengandung relevansi.
Begitu sebaliknya.

Informasi dikatakan relevan kalau disajikan tepat waktu, dan berguna bagi
pengambil keputusan.

b. Reliabilitas Informasi Akuntansi

Informasi yang disampaikan harus andal, dalam arti bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material dan dapat dipercaya pemakainya.
Mencerminkan secara tepat mengenai keadaan atau peristiwa ekonomi
yang akan disampaikan.

c. Komparabilitas atau Daya Banding

Informasi akan semakin bermanfaat apabila dapat dikaitkan dengan


standar ukuran tertentu. Standar ukuran ini menjadikan informasi dapat
diperbandingkan. Perbandingan itu dapat dilakukan terhadap data dari
periode yang berbeda dalam satu perusahaan, dan atau dapat pula
terhadap data atau informasi dari perusahaan lain yang sejenis pada
periode yang sama.

Perbandingan ini untuk mengidentifikasikan kecenderungan atau tren


posisi dan kinerja keuangan serta perubahan posisi keuangan baik secara
absolute maupun relative.

d. Konsistensi

Agar informasi akuntansi bermanfaat, penggunaan metode akuntansi


harus konsisten agar kontinue dan komparabel laporan keuangan
tercapai.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 9


2. Elemen-elemen Laporan Keuangan

Setiap elemen pokok laporan keuangan saling terkait dengan elemen lainnya:
Aktiva, Hutang atau Kewajiban, Modal, Pendapatan, Biaya dan Laba.

PRINSIP AKUNTANSI

Prinsip akuntansi adalah dalil atau doktrin untuk mengawasi suatu sistem atau
aktivitas tertentu yang telah diterima kebenarannya.

Prinsip akuntansi dibutuhkan dalam kondisi yang selalu berubah, mengingat


akuntansi tidak membuat diskriminasi dengan menyelenggarakan aktivitas-aktivitas
yang secara khusus diarahkan memenuhi pihak tertentu, akan tetapi informasi yang
disajikan adalah relevan dengan kepentingan dan memuaskan berbagai pihak yang
menggunakannya.

1. Prinsip Harga Perolehan

Dalam prinsip ini ditekankan: aktiva, hutang, modal, penghasilan dan biaya
hendaknya dicatat sebesar harga perolehan yang disepakati oleh kedua
belah pihak yang bertransaksi.

2. Prinsip Realisasi Penghasilan

Prinsip ini pada dasarnya mencakup pengetian, pengukuran dan pengakuan


penghasilan. Penghasilan adalah setiap pertambahan aktiva atau
pengurangan hutang yang timbul dari penjualan barang atau jasa selama
periode akuntansi tertentu.

Pengukuran penghasilan dapat ditentukan melalui jumlah kas atau


ekuivalennya, jumlah aktiva yang diterima dan jumlah penurunan
hutang.

Pengakuan penghasilan pada prinsipnya berdasarkan realisasi penghasilan.


Realisasi penghasilan dapat ditentukan berdasarkan justifikasi bahwa barang
atau jasa telah tersedia dan jumlahnya telah diketahui secara pasti.

3. Prinsip mempertemukan Pendapatan dan Biaya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 10


Prinsip ini menghendaki bahwa hasil aktivitas perusahaan selama periode
tertentu yang dituangkan dalam laporan keuangan merupakan hasil dalam
periode yang sama. Untuk dapat mempertemukan pendapatan dan biaya
dalam periode yang sama maka diperlukan metode pengakuan pendapatan
dan biaya. Pengakuan tersebut bisa menggunakan dasar waktu (Accrual
Basis)

4. Prinsip Obyektif

Prinsip ini memberikan pengertian bahwa laporan keuangan yang dihasilkan


haruslah didasarkan pada akuntansi yang didukung oleh bukti-bukti transaksi
yang obyektif yaitu bukti yang diperoleh apabila transaksi dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara pihak-pihak yang bertransaksi, serta
didukung oleh pengawasan dan pengendalian intern yang baik.

5. Prinsip Pengungkapan Penuh

Laporan keuangan hendaknya dapat memberikan semua informasi baik yang


bersifat kualitatif maupun kuantitatif yang dapat mempengaruhi interpretasi
dan pengambilan keputusan para pemakainya.

6. Prinsip Konsistensi

Prinsip ini pada dasarnya menyatakan bahwa laporan keuangan tersebut


harus mempunyai daya banding: untuk perusahaan yanga sama dalam
periode yang berbeda atau dalam perusahaan yang berbeda untuk periode
yang sama. Daya banding ini akan ditentukan oleh konsistensi penggunaan
teori, metode, dasar, pedoman dan praktik akuntansi yang sama dengan
yang diterapkan sebelumnya.

ASUMSI DAN KONSEP DASAR AKUNTANSI

Untuk memahami akuntansi harus mengetahui konsep dasar akuntansi. Konsep


merupakan pernyataan yang tidak perlu dibuktikan atau merupakan aksioma yang
diterima secara umum karena sesuai dengan tujuan laporan keuangan dan
menggambarkan sifat kesatuan akuntansi dari sebuah perusahaan.

1. Kesatuan Usaha (Business Entity)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 11


Dalam konsep ini diasumsikan bahwa perusahaan merupakan satu
kesatuan usaha yang terpisah dengan pemiliknya dan akuntansi memandang
dari segi perusahaannya. Batas entitas akuntansi / usaha tidak harus sama
dengan batas hukumnya. Misalnya perusahaan induk dengan perusahaan
anak merupakan entitas hukum tersendiri, namun secara akuntansi bukan
merupakan penyimpangan apabila ada penggabungan aktivitas perusahaan
untuk tujuan akuntansi dan pelaporan.

2. Kesinambungan (Going Concern)

Bahwa peerusahaan didirikan untuk jangka waktu yang tidak terbatas dan
akan berlangsung secara terus menerus. Asumsi ini member dukungan
yang kuat untuk penyajian aktiva berdasarkan harga perolehannya.

3. Periode Akuntansi

Penyusunan laporan keuangan ini beranggapan bahwa umur kegiatan


perusahaan yang tidak terbatas tersebut pada dasarnya merupakan
rangkaian kegiatan perusahaan dari beberapa periode. Bagian periode dari
periode yang tidak terbatas ini selanjutnya disebut periode akuntansi.

4. Pengukuran dalam Nilai Uang

Penyelenggaraan akuntansi beranggapan bahwa mata uang adalah alat


pengukur yang berlaku umum terhadap semua kegiatan ekonomi.
Penggunaan satuan mata uang (rupiah) didasarkan pada pemahaman bahwa
mata uang mempunyai nilai yang tetap (stable of price). Apabila asumsi ini
tidak dipenuhi maka fungsi laporan keuangan sebagai media informasi akan
berkurang nilainya.

5. Penetapan Beban dan Pendapatan

Penentuan laba periodic dan posisi keuangan dilaporkan berdasarkan metode


akrual, yaitu dikaitkan dengan pengukuran aktiva dan kewajiban serta
perubahannya pada saat terjadinya, bukan hanya sekedar pencatatan
penerimaan dan pengeluaran uang. Penentuan laba menyangkut dua
masalah: pengakuan pendapatan selama periode dan penentuan beban

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 12


yang terjadi sehubungan dengan usaha untuk menghasilkan pendapatan
tersebut.

KENDALA ATAU KETERBATASAN AKUNTANSI

Informasi yang disajikan harus memiliki karakteristik mutu. Dan untuk


menyajikannya, akan dihadapkan pada kendala-kendala: kendala primer dan
kendala sekunder seperti asas konservatif dan keterbatasan dalam dunia usaha.

1. Asas Manfaat dan Biaya

Untuk mengumpulkan, mengolah dan melaporkan informasi akuntansi


diperlukan biaya. Para pemakai harus mempertimbangkan biaya untuk
menghasilkan informasi tersebut. Kesulitannya adalah tidak semua manfaat
informasi dapat diukur atau dibuktikan. Manfaat informasi tersebut dapat
dirasakan oleh pihak penyaji dalam bentuk efisiensi pengendalian dan oleh
para pemakai dalam bentuk alokasi sumber-sumber ekonomi, jumlah pajak
yang harus dibayar, ketaatan terhadap regulasi; kadang sulit
dikuantitatifkan. Sedangkan biaya untuk informasi umumnya mudah
dikuantitatifkan.

2. Asas Materialitas

Asas ini mengemukakan bahwa transaksi-transaksi dan lain-lain peristiwa


yang tidak penting / kurang berarti terhadap kegiatan ekonomi perusahaan
tidak harus diperlakukan secara konsekuen dengan prinsip-prinsip akuntansi.
Perlakuan ini dapat diterima karena informasi yang tidak materialitas tidak
cukup berarti atau tIdak dapat mempengaruhi keputusan ekonomi para
pemekainya.

3. Asas Konservatif

Asas ini erat kaitannya dengan risiko ketidakpastian di masa yang akan
datang. Asas ini mencerminkan kehati-hatian dalam hal mengakui adanya
pendapatan dan biaya sehingga terhindar dari kemungkinan resiko yang
akan timbul di masa yang akan datang. Apabila dalam aktiva terdapat
berbagai penilaian, maka nilai aktiva yang paling rendah harus diakui,
sebaliknya dalam hutang, jumlah hutang yang paling besar yang dicatat.
Begitu pula apabila dalam pendapatan dan biaya terdapat berbagai
alternative, maka harus dipilih pendapatan dan biaya yang akan
mengakibatkan laba periodic paling rendah.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 13


Terdapat empat macam dalam kaitannya dengan pengakuan dan penilaian
pada asas ini, yaitu:

a. Pengakuan dan Penilaian Penghasilan

Penghasilan diakui pada saat realisasinya. Penghasilan adalah setiap


nilai yang menambah aktiva. Penilaian aktiva tidak boleh melebihi harga
perolehannya. Penghasilan tidak boleh diantisipasi terlalu besar atau
terlalu kecil.

b. Pengakuan Biaya

Biaya harus dibebankan pada periode akuntansi sesuai dengan periode


pengakuan penghasilan yang diperoleh dengan biaya tersebut.

c. Pengakuan Laba

Laba harus diakui pada sat realisasi

d. Pengakuan Kerugian

Menurut asas ini, perusahaan harus sudah mengakui semua kerugian dan
hutang yang diketahui baik yang sudah pasti maupunyang belum pasti.
Hutang atau kerugian yang belum pasti maka kita kenal adanya taksiran
yang biasanya ditampung dalam rekening kontinjensi.

Asas ini dapat diterima dalam praktik akuntansi, namun bila diterapkan secara
berlebihan akan mengakibatkan kesalahan dalam penyajian laba / rugi periodic.
Asas ini harus digunakan secara wajar dan tidak benar digunakan untuk
menghindari regulasi-regulasi, utamanya di lembaga perbankan misalnya
perpajakan, penyisihan aktiva produktif.

4. Kebiasaan-kebiasaan dalam Dunia Bisnis

Dalam praktik akuntansi secara nyata lebih menginginkan kepraktisan dan aspek
kegunaan, sehingga sering dijumpai penyimpangan-penyimpangan terhadap prinsip
akuntansi. Hal ini masih dapat diperkenankan karena setiap jenis usaha
mempunyai karakteristik dan spesifikasi tersendiri: tidak selalu menerapkan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 14


akuntansi secara konseptual. Dan hal ini menjadi kendala dalam memenuhi
kebutuhan informasi yang sesuai dengan karakteristik mutu pelaporan.

PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI PERBANKAN

Dalam memahami proses akuntansi, ada baiknya untuk memahami persamaan


dasar akuntansi. Persamaan dasar akuntansi dibangun sebagai pemahaman antara
hak dan kewajiban. Hak merupakan kekayaan atau aktiva atau asset. Dan hak ini
ada karena telah timbul kewajiban. Konsep akuntansi menghendaki keseimbangan
antara hak dan kewajiban. Setiap pertambahan kewajiban bank, harus diikuti
peningkatan hak atau asset.

Secara umum persamaannya adalah:

Hak = Kewajiban

Aktiva = Pasiva

Kewajiban bank terdiri dari kewajiban terhadap pihak eksternal dan kewajiban
terhadap pihak internal. Kewajiban kepada pihak eksternal adalah kewajiban
kepada kreditor atau pemberi dana atau deposan. Sedangkan kewajiban terhadap
internal adalah kewajiban pada pemilik modal. Dengan demikian persamaan dapat
diperluas menjadi:

Aktiva = Hutang + Modal

Bila bank melakukan aktivitas, akan memperoleh pendapatan dan


mengeluarkan biaya. Selisih pendapatan dengan biaya merupakan laba
bank. Laba bank merupakan komponen modal bank.

Sehingga persamaannya menjadi:

Aktiva = Hutang + Modal + Pendapatan - Biaya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 15


Atau

AKTIVA + BIAYA = HUTANG + MODAL + PENDAPATAN

ILUSTRASI:

1. Diah kirana mendirikan bank dengan nama Bank Kirana: menanamkan


modalnya sebesar Rp.100.000.000.000 setor tunai ke Bank Kirana.

2. Untuk operasi bank , membeli kendaraan seharga Rp.400.000.000 tunai.

3. Diterima tunai untuk buka rekening tabungan atas nama Anita


Rp.100.000.000

4. Diterima tunai Rp.500.000.000 untuk buka rekening deposito berjangka atas


nama Ratna.

5. Diberikan kredit kepada Desi sebesar Rp.1.000.000.000. Hari ini


direalisasikan dan langsung di kreditkan ke rekening giro Desi sebesar
Rp.900.000.000, tunai Rp.100.000.000.

6. Arif membuka rekening giro dengan setoran perdana Rp.200.000.000 tunai.

7. Anita menarik tabungan senilai Rp.10.000.000

Mutasi rekening tampak pada table dibawah ini (dalam juta rupiah):

No. Kas Mobil Kredit diberikan = Giro Tabungan Deposito


Modal

1 100.000 =
100.000

2 (400) 400 =

3 100 = 100

4 500 = 500

5 (100) 1.000 = 900

6 200 = 200

7 (10) = (10)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 16


100.290 400 1.000 = 1.100 90 500
100.000

SISTEMATIKA REKENING BANK (DEBET DAN KREDIT)

Penggunaan nama, struktur dan hubungan antar rekening perlu ada keseragaman
agar laporan yang dihasilkan mudah dipahami dan mudah diperbandingkan. Untuk
itu sistematika rekening perbankan diperlukan.

Sistematika rekening bank disusun dengan menggunakan digit tertentu.

Digit pertama berisi rubric rekening, digit kedua berupa identifikasi jenis valuta,
digit ketiga berisi kelompok rekening group, digit ke empat berisi kelompok
rekening subgroup, digit ke lima dan seterusnya berisi/berupa rincian atau rekening
individual.

Contoh secara skematis dapat digambarkan:

1 0 6 2 1

Rekening Individual

Pihak Tidak Terkait Dengan Bank

Kredit Yang Diberikan

Aktiva Dalam Rupiah

Aktiva

Pengelompokan rekening selanjutnya didasarkan pada sifat dan fungsi rekening.


Pengelompokan ini dimaksudkan agar dapat menggambarkan posisi aktiva,
kewajiban, modal, pendapatan, beban, komitmen, dan kontinjensi.

Secara rinci dapat dilihat pada table dibawah:

Nomor Rubrik Rekening Rubrik Rekening

1 Aktiva

2 Kewajiban

3 Ekuitas

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 17


4 Pendapatan

5 Beban

6 Penyisihan Penghapusan Aktiva


Produktif

7 Akumulasi Penyusutan

8 Komitmen

9 Kontinjensi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Drs. Sugianto, MM. AKUNTANSI PERBANKAN 18

You might also like