Professional Documents
Culture Documents
Sungai dan laut dapat tercemar dari kegiatan manusia seperti penggunaan bahan logam berat,
pembuangan limbah cair kapal dan pemanfaatan air panas. Secara biologis, fisik dan kimia
senyawa seperti logam tidak dapat dihancurkan. Di berbagai sektor industri dan rumah tangga
seperti pemakaian bahan – bahan dari plastik.
2. Pencemaran Tanah
Tanah bisa dapat tercemar apabila penggunaan secara berlebihan terhadap pupuk dan bahan
pestisida. Pencemaran tanah mempunyai ciri yaitu adanya perubahan tanah menjadi kering dan
keras, hal ini disebabkan oleh jumlah kandungan garam yang sangat besar yang terdapat di
dalam tanah. Selain itu, pencemaran tanah juga dapat disebabkan oleh sampah plastik karena
pada umumnya sampah plastik tidak mengalami proses penghancuran secara sempurna.
3. Pencemaran Hutan
Hutan juga bisa mengalami kerusakan apabila dalam pemanfaatannya tidak terkendali dengan
baik. Hutan merupakan salah satu sumber daya alam yang dapat diperbaharui. Salah satu contoh
pencemaran atau kerusakan hutan adalah adanya penebangan secara liar. Jika kegiatan tersebut
dilakukan secara terus-menerus maka dapat mengakibatkan penggundulan hutan.
Macam- macam pencemaran / polusi antara lain :
a. Pencemaran udara
Adalah terganggunya unsur-unsur udara oleh faktor pencemar. Secara umum terdapat 2 sumber
pencemaran udara yaitu pencemaran akibat sumber alamiah (natural sources), seperti letusan
gunung berapi, dan yang berasal dari kegiatan manusia (aniropogenic sources), seperti yang
berasal dari transportasi, emisi pabrik, dan lain-lain. Di dunia dikenal 6 jenis zat pencemar udara
utama yang berasal dari kegiatan manusia yaitu :
1. Karbon monoksida (CO),
2. Oksida. Sulfur (Sox),
3. Nitrogen Oksida(NOx),
4. Partikulat, Hidrokarbon (HQ,
5. Oksida foto kimia
6. Ozon.
Di Indonesia sekarang ini kurang lebih 70% pencemaran udara di sebabkan emisi kendaraan
bermotor kendaraan bermotor mengeluarkan. zat-zat berbahaya yang dapat menimbulkan
dampak. negative, baik terhadap kesehatan manusia maupun terhadap lingkungan, seperti
timbale/timah hitam (Pb) Kendaraan bermotor menyumbang hampir 100% timbal.
Masyarakat miskin di Jakarta sangat dirugikan oleh pencemaran udara mereka dipastikan banyak
menderita berbagai macam penyakit. Namun sebaliknya masyarakat kalangan atas terhindar dari
serangan pencemaran udara ini karena dapat tinggal di rumah yang tertutup, terlindung dari
pencemaran udara (dengan air condition terpasang dalam gedung mereka. atau mengendarai
mobil tertutup dengan AC yang sejuk). Para pengemudi bis umum sendiri terserang oleh
pencemaran udara karena mereka bersama-sama dengan masyarakat miskin lainnya berada di
udara terbuka penuh dengan udara beracun.
Selain itu pencemaran udara dapat menimbulkan hujan asam, pengikisan lapisan ozon, kerusakan
pada tanaman, pelapukan bangunan atau patung-patung yang terbuat dari batu serta dapat
mempercepat empat kali lebih cepat proses pengaratan pada benda-benda yang terbuat dari besi.
Yang lebih mengerikan lagi adalah bahwa pencemaran udara ini dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan lebih jauh yaitu menimbulkan efek rumah kaca.
b. Pencemaran Air
Adalah rusaknya kualitas air karena terkontaminasi cairan kimia berbahaya. Menurut Dr Ayi
Bahtiar, “ pencemaran air terjadi pada sumber-sumber air seperti danau, sungai, laut, dan air
tanah yang disebabkan yang disebabkan oleh aktifitas manusia “. Air dikatakan tercemar jika
tidak dapat digunakan sesuai dengan fungsinya. Walaupun fenomena alam seperti, gunung
meletus, pertumbuhan ganggang, gulma yang sangat cepat, badai dan gempa bumi merupakan
penyebab utama perubahan kualitas air, namum fenomena tersebut tidak dapat disalahkan
sebagai penyabab pencemaran air.
Pencemaran ini dapat disebabkan oleh limbah industri, perumahan, pertanian, rumah tangga dan
penangkapan ikan dengan menggunakan racun. Secara umum sebab-sebab pencemaran air
adalah sebagai berikut :
1. Limbah industri ( bahan kimia baik cair ataupun padatan, sisa-sisa bahan bakar, tumpahan
minyak dan oli ).
2. Limbah pertanian ( pembakaran lahan dan pestisida ).
3. Limbah pengolahan kayu.
4. Penggunaan bom oleh nelayan dalam mencari ikan di laut.
5. Rumah tangga ( limbah cair seperti sisa mandi, deterjent dll )
6. Sampah organik seperti air comberan (sewage) menyebabkan peningkatan kebutuhan oksigen
pada air yang menerimanya yang mengarah pada berkurangnya oksigen yang dapat berdampak
parah terhadap seluruh ekosistem.
c. Pencemaran Tanah.
Yaitu pada dasarnya tanah pun dapat mengalami pencemaran, tanah yang terkontaminasi cairan
kimia. Pencemaran ini banyak diakibatkan oleh sampah, baik yang organik maupun non organik.
Sampah organik dapat diuraikan oleh mikroba tanah menjadi lapisan atas yang disebut lapisan
humus. Akan tetapi sampah non organik tidak bisa diuraikan, bahan pencemar itu tetap utuh
hingga 300 tahun yang akan datang.
Zat-zat limbah yang masuk ke tanah diserap oleh tanaman dan tetap menetap didalam tubuh
tumbuhan itu, karena tumbuhan tidak dapat menguraikannya. Limbah industri yang biasa
mengotori tanah biasanya adalah pupuk yang berlebihan dan penggunaan herbisida serta
pestisida. Zat pencemar yang menetap pada tumbuhan itu, terus berpindah melalui jalur rantai
makanan dan jaring-jaring makanan. Sehingga perpindahan itu menyebabkan adanya zat
pencemar dalam setiap tubuh organisme yang melangsungkan proses rantai makanan. Hal ini
akan menimbulkan menurunnya kualitas organisme, berupa kurangnya ketahanan terhadap
gangguan dari luar.
Selain pencemaran, kerusakan lingkungan juga disebabkan oleh pengambilan sumber daya alam
dan pemanfaatannya, serta pola pertanian. Kerusakan itu antaralain terjadinya erosi dan banjir.
Kerusakan lingkungan yang menimbulkan banyak bencana menimbulkan gagasan untuk
mengurangi dan mencegah terjadinya kerusakan itu. Manusia berusaha melakukan
penanggulangan kerusakan lingkungan dan mengadakan perbaikan terhadap kerusakan tersebut.
Pencegahaan kerusakan lingkungan dan pengusahaan kelestarian dilakukan baik oleh pemerintah
maupun setiap individu.
Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Unsur Hayati (Biotik)
Unsur hayati (biotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari makhluk hidup, seperti
manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, dan jasad renik. Jika kalian berada di kebun sekolah, maka
lingkungan hayatinya didominasi oleh tumbuhan. Tetapi jika berada di dalam kelas, maka
lingkungan hayati yang dominan adalah teman-teman atau sesama manusia.
2. Unsur Sosial Budaya
Unsur sosial budaya, yaitu lingkungan sosial dan budaya yang dibuat manusia yang merupakan
sistem nilai, gagasan, dan keyakinan dalam perilaku sebagai makhluk sosial. Kehidupan
masyarakat dapat mencapai keteraturan berkat adanya sistem nilai dan norma yang diakui dan
ditaati oleh segenap anggota masyarakat.
3. Unsur Fisik (Abiotik)
Unsur fisik (abiotik), yaitu unsur lingkungan hidup yang terdiri dari benda-benda tidak hidup,
seperti tanah, air, udara, iklim, dan lain-lain. Keberadaan lingkungan fisik sangat besar
peranannya bagi kelangsungan hidup segenap kehidupan di bumi. Bayangkan, apa yang terjadi
jika air tak ada lagi di muka bumi atau udara yang dipenuhi asap? Tentu saja kehidupan di muka
bumi tidak akan berlangsung secara wajar. Akan terjadi bencana kekeringan, banyak hewan dan
tumbuhan mati, perubahan musim yang tidak teratur, munculnya berbagai penyakit, dan lain-
lain.
Jumlah kerusakan flora dan fauna akan terus bertambah dan berlangsung lama jika dalam
penggunaannya masyarakat tidak memperhatikan keseimbangan terhadap ekosistem lingkungan.
Dampak dari perubahan ekosistem akan berkurang jika masyarakat mengetahui dan memahami
fungsi dari suatu ekosistem tersebut. Kerusakan ekosistem membawa dampak bukan hanya pada
keanekaragaman terhadap flora dan fauna juga dapat mmbawa pengaruh lain terhadap
masyarakat itu sendiri seperti longsor, banjir dan erosi. Selain itu kerusakan lingkungan bisa di
sebabkan oleh sampah. Sampah yang semakin banyak dapat menimbulkan penguapan sungai dan
kehabisan zat asam yang sangat dibutuhkan bagi mikroorganisme yang hidup di sungai. Serta
dapat pula disebabkan dari pembuangan limbah cair dari kapal dan pemanfaatan terhadap
penggunaan air panas yang dapat menimbulkan laut menjadi tercemar.
KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan faktor penyebabnya, bentuk kerusakan lingkungan hidup dibedakan menjadi 2 jenis,
yaitu:
1. Bentuk Kerusakan Lingkungan Hidup Akibat Peristiwa Alam
Berbagai bentuk bencana alam yang akhir-akhir ini banyak melanda Indonesia telah
menimbulkan dampak rusaknya lingkungan hidup. Dahsyatnya gelombang tsunami yang
memporak-porandakan bumi Serambi Mekah dan Nias, serta gempa 5 skala Ritcher yang
meratakan kawasan DIY dan sekitarnya, merupakan contoh fenomena alam yang dalam sekejap
mampu merubah bentuk muka bumi.
Peristiwa alam lainnya yang berdampak pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
A. Letusan gunung berapi
Letusan gunung berapi terjadi karena aktivitas magma di perut bumi yang menimbulkan tekanan
kuat keluar melalui puncak gunung berapi.
Bahaya yang ditimbulkan oleh letusan gunung berapi antara lain berupa:
1) Hujan abu vulkanik, menyebabkan gangguan pernafasan.
2) Lava panas, merusak, dan mematikan apa pun yang dilalui.
3) Awan panas, dapat mematikan makhluk hidup yang dilalui.
4) Gas yang mengandung racun.
5) Material padat (batuan, kerikil, pasir), dapat menimpa perumahan, dan lain-lain.
B. Gempa bumi
Gempa bumi adalah getaran kulit bumi yang bisa disebabkan karena beberapa hal, di antaranya
kegiatan magma (aktivitas gunung berapi), terjadinya tanah turun, maupun karena gerakan
lempeng di dasar samudra. Manusia dapat mengukur berapa intensitas gempa, namun manusia
sama sekali tidak dapat memprediksikan kapan terjadinya gempa.
Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh gempa lebih dahsyat dibandingkan dengan
letusan gunung berapi. Pada saat gempa berlangsung terjadi beberapa peristiwa sebagai akibat
langsung maupun tidak langsung, di antaranya:
1) Berbagai bangunan roboh.
2) Tanah di permukaan bumi merekah, jalan menjadi putus.
3) Tanah longsor akibat guncangan.
4) Terjadi banjir, akibat rusaknya tanggul.
5) Gempa yang terjadi di dasar laut dapat menyebabkan tsunami (gelombang pasang).
C. Angin topan
Angin topan terjadi akibat aliran udara dari kawasan yang bertekanan tinggi menuju ke kawasan
bertekanan rendah.
Perbedaan tekanan udara ini terjadi karena perbedaan suhu udara yang mencolok. Serangan
angin topan bagi negara-negara di kawasan Samudra Pasifik dan Atlantik merupakan hal yang
biasa terjadi. Bagi wilayah-wilayah di kawasan California, Texas, sampai di kawasan Asia
seperti Korea dan Taiwan, bahaya angin topan merupakan bencana musiman. Tetapi bagi
Indonesia baru dirasakan di pertengahan tahun 2007. Hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi
perubahan iklim di Indonesia yang tak lain disebabkan oleh adanya gejala pemanasan global.
Bahaya angin topan bisa diprediksi melalui foto satelit yang menggambarkan keadaan atmosfer
bumi, termasuk gambar terbentuknya angin topan, arah, dan kecepatannya. Serangan angin topan
(puting beliung) dapat menimbulkan kerusakan lingkungan hidup dalam bentuk:
1) Merobohkan bangunan.
2) Rusaknya areal pertanian dan perkebunan.
3) Membahayakan penerbangan.
4) Menimbulkan ombak besar yang dapat menenggelamkan kapal.
2. Kerusakan Lingkungan Hidup karena Faktor Manusia
Manusia sebagai penguasa lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan
kelestarian lingkungan hidup. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang berakal budi
mampu merubah wajah dunia dari pola kehidupan sederhana sampai ke bentuk kehidupan
modern seperti sekarang ini. Namun sayang, seringkali apa yang dilakukan manusia tidak
diimbangi dengan pemikiran akan masa depan kehidupan generasi berikutnya. Banyak kemajuan
yang diraih oleh manusia membawa dampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan hidup.
Beberapa bentuk kerusakan lingkungan hidup karena faktor manusia, antara lain:
a. Terjadinya pencemaran (pencemaran udara, air, tanah, dan suara) sebagai dampak adanya
kawasan industri.
b. Terjadinya banjir, sebagai dampak buruknya drainase atau sistem pembuangan air dan
kesalahan dalam menjaga daerah aliran sungai dan dampak pengrusakan hutan.
c. Terjadinya tanah longsor, sebagai dampak langsung dari rusaknya hutan.
Beberapa ulah manusia yang baik secara langsung maupun tidak langsung membawa dampak
pada kerusakan lingkungan hidup antara lain:
a. Penebangan hutan secara liar (penggundulan hutan).
b. Perburuan liar.
c. Merusak hutan bakau.
d. Penimbunan rawa-rawa untuk pemukiman.
e. Pembuangan sampah di sembarang tempat.
f. Bangunan liar di daerah aliran sungai (DAS).
g. Pemanfaatan sumber daya alam secara berlebihan di luar batas.
C. Penanganan Masalah Berbasis Masyarakat
Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup
antara lain:
a. Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)
Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan
masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut
erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari
permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan
tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus
berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya
pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau
penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan
atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan,
sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.
b. Pelestarian udara
Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan
udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya
oksigen.
Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen
berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka
perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar,
dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara
lain:
1) Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita
Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu
memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman
lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga
mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2) Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran
Baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin Asap yang keluar dari knalpot kendaraan
dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan
industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan
menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong
asap pabrik.
Pada umumnya permasalahan yang terjadi dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut:
1. Menerapkan penggunaan teknologi yang ramah lingkungan pada pengelolaan sumber daya
alam baik yang dapat maupun yang tidak dapat diperbaharui dengan memperhatikan daya
dukung dan daya tampungnya.
2. Untuk menghindari terjadinya pencemaran lingkungan dan kerusakan sumber daya alam maka
diperlukan penegakan hokum secara adil dan konsisten.
3. Memberikan kewenangan dan tanggung jawab secara bertahap terhadap pengelolaan sumber
daya alam dan lingkungan hidup.
4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara bertahap dapat dilakukan dengan
cara membudayakan masyarakat dan kekuatan ekonomi.
5. Untuk mengetahui keberhasilan dari pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
dengan penggunaan indicator harus diterapkan secara efektif.
6. Penetapan konservasi yang baru dengan memelihara keragaman konservasi yang sudah ada
sebelumnya.
7. Mengikut sertakan masyarakat dalam rangka menanggulangi permasalahan lingkungan global.
Untuk menanggulangi masalah kerusakan yang terjadi pada lingkungan perlu diadakan
konservasi. Konservasi dapat diartikan sebagai upaya untuk memelihara lingkungan mulai dari
lingkungan keluarga, masyarakat sampai bangsa.
Pengelolaan sumber daya alam merupakan usaha secara sadar dengan cara menggali sumber
daya alam, tetapi tidak merusak sumber daya alam lainnya sehingga dalam penggunaannya harus
memperhatikan pemeliharaan dan perbaikan kualitas dari sumber daya alam tersebut. Adanya
peningkatan perkembangan kemajuan di bidang produksi tidak perlu mengorbankan lingkungan
yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan.
Apabila lingkungan tercemar maka akan berdampak buruk bagi kelanjutan dari keberadaan
sumber daya alam yang akhirnya dapat menurunkan kehidupan masyarakat. Dalam pengelolaan
sumber daya alam perlu diperhatikan keserasiannya dengan lingkungan. Keserasian lingkungan
merupakan proses pembentukan lingkungan yang sifatnya relatif sama dengan pembentukan
lingkungan. Pengelolaan sumber daya alam agar berkelanjutan perlu diadakannya pelestarian
terhadap lingkungan tanpa menghambat kemajuan.
Dalam pengelolaan sumber daya alam agar tetap lestari maka dapat dilakukan usaha atau upaya
sebagai berikut:
1. Menjaga kawasan tangkapan hujan seperti kawasan pegunungan yang harus selalu hijau
karena daerah pegunungan merupakan sumber bagi perairan di darat.
2. Untuk mengurangi aliran permukaan serta untuk meningkatkan resapan air sebagian air tanah,
maka diperlukan pembuatan lahan dan sumur resapan.
3. Reboisasi di daerah pegunungan, dimana daerah tersebut berfungsi sebagai reservoir air, tata
air, peresapan air, dan keseimbangan lingkungan.
4. Adanya pengaturan terhadap penggunaan air bersih oleh pemerintah.
5. Sebelum melakukan pengolahan diperlukan adanya pencegahan terhadap pembuangan air
limbah yang banyak dibuang secara langsung ke sungai.
6. Adanya kegiatan penghijauan di setiap tepi jalan raya, pemukiman penduduk, perkantoran,
dan pusat-pusat kegiatan lain.
7. Adanya pengendalian terhadap kendaraan bermotor yang memiliki tingkat pencemaran tinggi
sehingga menimbulkan polusi.
8. Memperbanyak penggunaan pupuk kandang dan organik dibandingkan dengan penggunaan
pupuk buatan sehinnga tidak terjadi kerusakan pada tanah.
9. Melakukan reboisasi terhadap lahan yang kritis sebagai suatu bentuk usaha pengendalian agar
memiliki nilai yang ekonomis.
10. Pembuatan sengkedan, guludan, dan sasag yang betujuan untuk mengurangi laju erosi.
11. Adanya pengendalian terhadap penggunan sumber daya alam secara berlebihan.
12. Untuk menambah nilai ekonomis maka penggunaan bahan mentah perlu dikurangi karena
dianggap kurang efisien.
13. Reklamasi lahan pada daerah yang sebelumnya dijadikan sebagai daerah penggalian.
Tingkat pencemaran dan kerusakan lingkungan dapat dikurangi dengan cara melakukan
pengembangan usaha seperti mendaur ulang bahan-bahan yang sebagian besar orang
menganggap sampah, sebenarnya dapat dijadikan barang lain yang bisa bermanfaat dan tentunya
dengan pengolahan yang baik. Pengelolaan limbah sangat efisien dalam upaya untuk mengatasi
masalah lingkungan. Langkah-langkah yang dapat dilakukan dalam pengelolaan limbah dengan
menggunakan konsep daur ulang adalah sebagai berikut:
1. Melakukan pengelompokan dan pemisahan limbah terlebih dahulu.
2. Pengelolaan limbah menjadi barang yang bermanfaat serta memilki nilai ekonomis.
3. Dalam pengolahan limbah juga harus mengembangkan penggunaan teknologi.
Untuk menjaga kelestarian flora dan fauna, upaya yang dapat dilakukan adalah mendirikan
tempat atau daerah dengan memberikan perlindungan khusus yaitu sebagai berikut:
1. Hutan Suaka Alam merupakan daerah khusus yang diperuntukan untuk melindungi alam
hayati.
2. Suaka Marga Satwa merupakan salah satu dari daerah hutan suaka alam yang tujuannya
sebagai tempat perlindungan untuk hewan-hewan langka agar tidak punah.
3. Taman Nasional yaitu daerah yang cukup luas yang tujuannya sebagai tempat perlindungan
alam dan bukan sebagai tempat tinggal melainkan sebagai tempat rekreasi.
4. Cagar alam merupakan daerah dari hutan suaka alam yang dijadikan sebagai tempat
perlindungan untuk keadaan alam yang mempunyai ciri khusus termasuk di dalamnya meliputi
flora dan fauna serta lingkungan abiotiknya yang berfungsi untuk kepentingn kebudayaan dan
ilmu pengetahuan.
A. Organisasi Masyarakat
Kalangan Mahasiswa Pecinta Alam (MAPALA) selama ini, lebih menekankan pada seruan
untuk melakukan sesuatu yang lebih baik atau melarang untuk melakukan sesuatu yang dianggap
merugikan lingkungan hidup. Seruan demi seruan telah dilantangkan dan diulang setiap tahunnya
oleh MAPALA dan pihak lainnya. Namun perlu diakui masih banyak kekurangan yang
mengakibatkan tidak terwujudnya tujuan yang hendak dicapai, yaitu bentuk upaya pelestarian
yang dilakukan masih bersifat sporadis dan tidak terintegrasi dengan bagian-bagian lainnya.
WALHI dibentuk oleh sekelompok tokoh nasional yang peduli lingkungan sehingga WALHI
merupakan organisasi swadaya. Tokoh-tokoh pendirinya antara lain Emil Salim, Sri Sultan
Hamengku Buwono IX, Tjokropanolo, dan Erna Witoelar.
Mereka menginginkan agar tanggung jawab menjaga lingkungan hidup menjadi gerakan dalam
masyarakat. Diharapkan dengan wadah ini masyarakat serius mengenali persoalan lisngkungan
hidup serta menemukan solusi memecahkan permasalahanya. Dengan tujuan tersebut, pada
tanggal 15 Oktober 1980 terbentuklah WALHI (Wahana Lingkungan Hidup). J
Berbagai kegiatan dilaksanakan oleh WALHI, antara lain agenda rutin yaitu kampanye di
berbagai lingkungan.
1. Kampanye tentang Air
2. Kampanye Hutan
3. Kampanye Energi
4. Kampanye Pencemaran
5. Kampanye Pengelolaan Bencana
6. Kampanye Pesisir dan Laut
B. Organisasi Swasta
Dalam rangka hari lingkungan hidup, 5 Juni 2006, Indonesian Center for Environmental Law
(ICEL) menuntut adanya perbaikan pengelolaan lingkungan dan sumber daya alam dengan
pendekatan yang lebih komprehensif dengan mendasarkan pada penerapan asas-asas umum
kebijaksanaan lingkungan yakni :
(1) Asas penanggulangan pada sumbernya (abattement at the source) antara lain dengan
mengembangkan kebijakan pengelolaan sampah di tingkat rumah tangga dan tingkat sumber
sampah lainnya, kebijakan sistem pengawasan industri, kebijakan konservasi dan
penyeimbangan supply – demand dalam pengelolaan hutan, mencabut kebijakan perijinan
tambang dikawasan hutan, mencabut kebijaksanaan alih fungsi hutan untuk perkebunan di
kawasan perbatasan serta kebijaksanaan pengembangan industri berbasis pertanian ekologis
2) Asas penerapan sarana praktis yang terbaik, atau sarana teknis yang terbaik, antara lain
melalui pengembangan kebijaksanaan industri bersih, kebijaksanan insentif bagi pengadaan alat
pengelolah limbah, kebijaksanaan pengelolaan lingkungan industri kecil
(3) Prinsip pencemar membayar (polluter pays principle) melalui pengembangan kebijaksanaan
pemberian insentif pajak pemasukan alat pengelolah limbah bagi industri yang taat lingkungan,
insentif lain bagi pengembangan industri yang melakukan daur ulang (reused, recycling).
(4) Prinsip cegat tangkal (stand still principle) dengan melakukan pengembangan sistem
pengawasan import B-3, kebijaksanaan pengelolaan hutan dan DAS berbasis masyarakat
(5) Prinsip perbedaan regional dengan mengembangkan kebijaksanaan insentif berupa subsidi
dari wilayah pemanfaat (hilir) kepada wilayah pengelolah (hulu), secara konsisten, partisipatif
dan berbasis pada keadilan lingkungan (eco justice)
C. Optimalisasi Kontribusi Dalam Pelayanan Sosial
FOEI adalah federasi pelestarian lingkungan yang bertaraf internasional. Pusatnya berada di
Amsterdam, Belanda. Aktivitasnya salah satunya yaitu kampanye cinta bumi sebagai satu-
satunya planet yang bisa dihuni manusia.
FOEI memilih WALHI (Wahana Lingkungan Hidup) untuk mewadahi masyarakat Indonesia
yang ingin berpartisipasi dalam FOEI. Melalui jaringannya yang terdiri dari tujuh puluh negara
saat ini, FOEI melakukan kampanye mengenai isu lingkungan dan sosial yang sangat penting
dan up to date. Selain itu, FOEI juga mempromosikan solusi yang lebih ramah lingkungan untuk
menjaga kelestarian lingkungan dan sosial. Tiga program FOEI antara lain.
a. Kampanye Perubahan Iklim
Kampanye perubahan iklim bertujuan untuk mengurangi aktivitas manusia yang menyebabkan
pemanasan global. FOEI juga menawarkan hukum iklim dengan mengurangi emisi karena
industri dunia dengan latar belakang untuk mengurangi perubahan iklim akibat pemanasan
global.
b. Kampanye Karja Sama
Kampanye kerja sama berisi tentang bujukan agar penduduk bumi lebih memilih sistem ekonomi
lokal yang sesuai dengan lingkungannya dan menentang kerjasama ekonomi yang merugikan.
c. Kampanye Hutan
Kampanye hutan bertujuan untuk mengurangi penebangan hutan dan konversi hutan menjadi
lahan pertanian. FOEI menganjurkan agar komunitas lokal hutan turut mengontrol hutan masing-
masing.
D. Upaya Penanganan Masalah
Solusi Penanganan Pencemaran dan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup.
Solusi dalam penanganan dan usaha pelestarian lingkungan hidup dapat dilakukan dengan cara
preventif dan kuratif
Cara preventif adalah usaha pencegahan yang dilakukan sebelum permasalahan timbul. Usaha
preventif yang dilakukan pemerintah untuk menjaga kelestarian lingkungan adalah dengan
mengeluarkan peraturan undang-undang misalnya :
1.Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan
lingkungan hidup.
2. Surat Keputusan Menteri Perindustriaan Nomor 148/11/SK/41985 tentang pengamanan bahan
beracun dan berbahaya di perusahaan industri.
3. Peraturan Pemerintah Nomor 29 Tahun 1986 tentang AMDAL (Analisis Mengenai Dampak
Lingkungan ).
Cara kuratif adalah usaha yang dilakukan setelah permasalahan timbul misalnya :
a. Reboisasi,
b. Penghijauan,
c. Rehabilitasi huatn,
d. Tehnik penggiliran tanaman,
e. Menjaga kelestarian daerah aliran sungai yang bebas dari pemukiman dan melarang
pembuangan sampah ke sungai,
f. Mewajibkan semua industri untuk memiliki dan menggunakan alat pengolah limbah cair
sebelum membuang limbahnya,
g. Melarang penggunaan bahan peledak dalam menanggkap ikan,
h. Melengkapi cerobong asap pabrik dengan alat penyaring udara serta mempertinggi cerobong
tersebut.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
• Dr.H. Totok Gunawan, M.S.,dkk. 2004. Fakta dan Konsep Geografi. Jakarta: Ganeca Exact.
• Sugandi, Dede. 2005. Geografi. Bandung: Regina
• http://forum.cekinfo.com/showthread.php?t=1680
• Ahcmad Lutfi. 2004 “Pencemaran Lingkungan “. Surabaya : Sukarmin.
• ICEL | Indonesian Center for Environmental Law
• Arsyad, S. 1980. Pengawetan Tanah dan Air. Departemen Ilmu Tanah. IPB> Bogor.
• Adimihardja, A. 2002. Teknologi Pengelolaan Lahan Kering Menuju Pertanian Produktif dan
Ramah Lingkungan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Departemen
Pertanian. Bogor.
• GLOBAL WARMING ONLINE| http://www.mcarmand.co.cc