You are on page 1of 62

BAB I

PENDAHULUAN

Upaya meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang


berkualitas, di antaranya meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan dasar. Di
sini peran Puskesmas dan jaringannya sebagai institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat
menjadi sangat penting. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya yaitu meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di
wilayah kerjanya agar terwujudnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya.
Dengan demikian, akses terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat
ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas.
Untuk meningkatkan kinerja Puskesmas dimaksud, diperlukan data dasar
Puskesmas di antaranya data yang berkaitan dengan bangunan, peralatan, sarana
penunjang, tenaga, serta pembiayaan di Puskesmas dan jaringannya yang digunakan
untuk mendukung pengambilan keputusan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina peran
serta masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya. Peranan dan kedudukan puskesmas adalah
sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Dengan kata lain,
Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab atas pemeliharaan kesehatan
masyarakat dalam wilayah kerjanya.. Pembangunan kesehatan yang diselenggarakan
puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional
yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia sehat 2010.
Wilayah kerja Puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik dan keadaan
infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam menentukan wilayah
kerja Puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II,
sehingga pembagian wilayah kerja Puskesmas ditetapkan oleh Bupati atau Walikota,
dengan saran teknis dari kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk
yang dilayani oleh sebuah Puskesmas rata-rata 30.000 penduduk untuk setiap
Puskesmas. Untuk perluasan jangkauan pelayanan kesehatan maka Puskesmas perlu
ditunjang dengan unit pelayanan kesehatan yang lebih sederhana yanng disebut
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Khusus untuk kota besar dengan
jumlah penduduk satu juta atau lebih, wilayah kerja Puskesmas bisa meliputi satu
kelurahan. Puskesmas di ibukota kecamatan dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa
atau lebih, merupakan “Puskesmas Pembina“ yang berfungsi sebagai pusat rujukan
bagi Puskesmas kelurahan dan juga mempunyai fungsi koordinasi.
Dalam perkembangannya, batasan-batasan di atas makin kabur seiring dengan
diberlakukannya UU Otonomi Daerah yang lebih mengedepankan desentralisasi.
Dengan Otonomi, setiap daerah tingkat II punya kesempatan mengembangkan
Puskesmas sesuai Rencana Strategis (Renstra) Kesehatan Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah ( RPJMD ) Bidang Kesehatan sesuai situasi
dan kondisi daerah Tingkat II. Konsekuensinya adalah perubahan struktur organisasi
kesehatan serta tugas pokok dan fungsi yang menggambarkan lebih dominannya
aroma kepentingan daerah tingakt II, yang memungkinkan terjadinya perbedaan
penentuan skala prioritas upaya peningkatan pelayanan kesehatan di tiap daerah
tingkat II, dengan catatan setiap kebijakan tetap mengacu kepada Renstra Kesehatan
Nasional. Di sisi lain daerah tingkat II dituntut melakukan akselerasi di semua sektor
penunjang upaya pelayanan kesehatan.
Pelayanan Kesehatan yang diberikan Puskesmas adalah pelayanan kesehatan
menyeluruh yang meliputi pelayanan :
- Kuratif (pengobatan)
- Preventif (upaya pencegahan)
- Promotif (peningkatan kesehatan)
- Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedaan jenis
kelamain dan golongan umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai tutup usia.
Sebelum ada Puskesmas, pelayanan kesehatan di Kecamatan meliputi Balai
Pengobatan, Balai Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Hyegiene Sanitasi
Lingkungan, Pemberantasan Penyakit Menular, dan lain-lain. Usaha-usaha tersebut
masih bekerja sendiri-sendiri dan langsung melapor kepada Kepala Dinas Kesehatan
Dati II. Petugas Balai Pengobatan tidak tahu-menahu apa yang terjadi di BKIA,
begitu juga petugas BKIA tidak mengetahui apa yang dilakukan oleh petugas
Hygiene Sanitasi dan sebaliknya. Dengan adanya sistem pelayanan kesehatan melalui
Pusat Kesehatan Masyarakat yakni Puskesmas, maka berbagai kegiatan pokok
Puskesmas dilaksanakan bersama di bawah satu koordinasi dan satu pimpinan.
Menyadari pentingnya puskesmas dalam rangka mewujudkan isi
pembangunan kesehatan di Indonesia yakni Indonesia Sehat 2010, maka berbagai
masalah dan kekurangan perlu segera diatasi. Dengan itu, puskesmas bukan saja
diharapkan mampu menyediakan upaya kesehatan perorang yang baik tetapi juga
upaya kesehatan masyarakat yang optimal.
Kegiatan clerkship pendidikan profesi dokter bagian IKM/IKK selama dua
minggu di Puskesmas Tamangapa ini diharapkan dapat memberikan pengalaman
sebenarnya tentang pelaksanaan manajemen puskesmas dan upaya-upaya kesehatan
yang dilaksanakan oleh puskesmas dalam masyarakat umum. Disamping itu, dapat
pula dijadikan sebagai proses pembelajaran dalam memotivasi dan menjadi tenaga
penggerak bagi masyarakat untuk memperbaiki status kesehatannya.
BAB II
KONSEP DASAR PUSKESMAS

A. PENGERTIAN
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja. Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kabupaten/kota,
Puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional
Dinas Kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama
serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. Pembangunan
kesehatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan kabupaten/kota,
sedangkan Puskesmas bertanggungjawab hanya untuk sebagian upaya
pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota
sesuai dengan kemampuannya. Secara nasional, standar wilayah kerja Puskesmas
adalah satu kecamatan. Tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu
Puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar Puskesmas. Masing-
masing Puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung
kepada dinas kesehatan kabupaten/kota.

B. VISI
Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
tercapainya kecamataan sehat menuju terwujudnya Indonesia sehat. Kecamatan
sehat adalah gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai
melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam
lingkungan dan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya.
Adapun indikator kecamatan sehat yang ingin dicapai merangkumi 4
indikator utama yakni :
1. Lingkungan sehat
2. Perilaku sehat
3. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu
4. Derajat kesehatan penduduk kecamatan

C. MISI
Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas adalah
mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut
adalah seperti berikut :
1. Menggerakkan pembangunan berwawasan
kesehatan di wilayah kerjanya.
2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga
dan masyarakat di wilayah kerjanya.
3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan
dan keterjangkauan pelayanan kesehatan.
4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan
perorangan, keluarga dan masyarakat beserta lingkungannya.

D. TUJUAN
Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap
orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja Puskesmas agar terwujud derajat
kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat
2010.
E. FUNGSI, PERAN DAN KEDUDUKAN
a). Fungsi Puskesmas :
1. Sebagai Pusat Pembangunan Kesehatan Masyarakat di wilayah
kerjanya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam
rangka meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan
terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam pelaksanakan
fungsinya, yaitu dengan cara :
1. Merangsang masyarakat termasuk swasta untuk melaksanakan kegiatan
dalam rangka menolong dirinya sendiri.
2. Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali
dan menggunakan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
3. Memberikan bantuan yang bersifat bimbingan teknis materi dan rujukan
medis maupun rujukan kesehatan kepada masyarakat dengan ketentuan
bantuan tersebut tidak menimbulkan ketergantungan.
4. Memberikan pelayanan kesehatan langsung kepada masyarakat.
5. Bekerja sama dengan sektor-sektor yang bersangkutan dalam
melaksanakan program Puskesmas.
b). Peran Puskesmas :
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, Puskesmas mempunyai peran
yang sangat vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki
kemampuan manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut
serta menentukan kebijakan daerah melalui sistem perencanaan yang matang
dan realisize, tatalaksana kegiatan yang tersusun rapi, serta sistem evaluasi
dan pemantauan yang akurat. Rangkaian maajerial di atas bermanfaat dalam
penentuan skala prioritas daerah dan sebagai bahan kesesuaian dalam
menentukan RAPBD yang berorientasi kepada kepentingan masyarakat.
Adapun ke depan, Puskesmas juga dituntut berperan dalam pemanfaatan
teknologi informasi terkait upaya peningkatan pelayanan kesehatan secara
komprehensif dan terpadu.
c). Kedudukan Puskesmas :
1. Kedudukan secara administratif
Puskesmas merupakan perangkat teknis Pemerintah Daerah Tingkat
II dan bertanggung jawab langsung baik teknis maupun administratif
kepada Kepala Dinas Kesehatan Dati II.
2. Kedudukan dalam hirarki pelayanan kesehatan
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan, sesuai SKN maka
Puskesmas berkedudukan pada Tingkat Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Pertama. Yang dimaksud Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama adalah
fasilitas, sedangkan dalam hal pengembangan pelayanan kesehatan,
Puskesmas dapat meningkatkan dan mengembangkan diri ke arah
modernisasi sistem pelayanan kesehatan di semua lini,baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif sesuai kebijakan Rencana Strategis
daerah tingkat II di bidang kesehatan. Di bidang penunjang kuratif,
Puskesmas dapat mengembangkan Laboratorium modern menggunakan
Elektro Fotometri, USG, EEG dan lain-lain secara bertahap, agar mutu
pelayanan meningkat dan masyarakat dapat menikmati berbagai
pelayanan kesehatan di Puskesmas. Di bidang pengembangan SDM
petugas, pimpinan Puskesmas dapat mengupayakan medical review dan
prosedur tetap pelayanan medis, agar upaya kuratif lebih bermutu dan
dapat dipertanggung jawabkan. Di bidang preventif, Puskesmas dapat
mengembangkannya dalam bentuk pembuatan brosur semisal Brosur
jadwal imunisasi, brosur DBD, Diare dan lain-lain sesuai skal priotitas
dan kondisi tiap Puskesmas. Di bidang rehabilitatif, juga dapat
dikembangkan transfer pengetahuan kesehatan kepada khalayak berupa
brosur, semisal brosur jadwal makan Diabetes saat Puasa dan lain-lain.

F. MANAJEMEN PUSKESMAS
Manajemen puskesmas adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara
sistematis untuk menghasilkan anggaran puskesmas yang efektif dan efisien. Ada
3 fungsi Puskesmas yaitu:
a). Perencanaan
Perencanaan merupakan suatu proses penganalisiaan dan pemahaman
sistem, penyusunan konsep dan kegiatan yang akan dilaksanakan untuk
mencapai tujuan. Juga merupakan proses penyusunan rencana tahunan
puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas.
Perncanaan ini terdiri atas :
1. Perencanaan upaya kesehatan wajib
Jenis upaya ini sama untuk setiap Puskesmas, yaitu: promosi
kesehatan, kesehatan lingkungan, kesehatan ibu dan anak termasuk
keluarga berencana, perbaikan gizi masyarakat, pencegahan dan
pemberantasan penyakit menular serta pengobatan (kuratif). Langkah-
langkah perencanaan yang dilakukan adalah:
- Menyusun usulan kegiatan
Hal ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai kebijakan
yang berlaku baik nasional maupun dengan masalah sebagai hasil
dari kajian data dan informasi yang tersedia di masyarakat.
- Mengajukan usulan kegiatan
Usulan kegiatan dianjukan ke dinas kesehatan kabupaten/ kota
untuk persetujuan pembiayaannya hendaknya dilengkapi dengan
usulan kebutuhan rutin, sarana dan prasarana, dan operasional
puskesmas serta pembiayaannya
- Menyusun rencana pelaksana kegiatan
Rencana pelaksana kegiatan yang telah disetujui oleh dinas
kesehatan disusun dalam bentuk matrik (Gantt Chart) yang
dilengkapi dengan pemetaan wilayah (mapping)
2. Perencanaan upaya kesehatan pengembangan
Jenis upaya yang dipiih dari daftar upaya kesehatan puskesmas
yang telah ada atau upaya inovasi yang dikembangkan sendiri. Langkah-
langkah perncanaan :
- Identifikasi upaya kesehatan pengembangan
Identifikasi ini dilakukan berdasarkan ada tidaknya masalah
kesehatan yang terkait dengan setiap upaya kesehatan
pengembangan tersebut. Disamping itu, dapat pula memilih upaya
yang bersifat inofatif yang tidak tercantum dalam daftar upaya
kesehatan Puskesmas yang telah ada melainkan juga dikembangkan
sendiri sesuai dengan masalah dan kebutuhan masyarakat serta
kemampuan Puskesmas.
- Menyusun usulan kegiatan
Berisikan rincian kegiatan, tujuan, sasaran, besaran kegiatan,
waktu, lokasi serta perkiraan biaya untuk tiap kegiatan kemudian
diajukan dalam bentuk matriks kepada dinas kesehatan.
-Mengajukan usulan kegiatan
Selain diajukan ke dinas kesehatan usulan kegiatan dapat pula
diajukan ke Badan Penyantun Puskesmas atau pihak lain dengan
syarat harus dilengkapi dengan uraian tentang latar belakang,
tujuan, dan urgensi perlu dilaksanakannya upaya tersebut.
- Menyusun rencana kegiatan, yang dilakukan secara terpadu
dengan penyusunan rencana pelaksanaan upaya kesehatan wajib
b). Pelaksanaan dan pengendalian
Pelaksanaan dan pengendalian adalah proses penyelenggaraan,
pemantauan serta penilaian terhadap penyelenggaraan rencana tahunan
Puskesmas. Baik rencana tahunan upaya kesehatan wajib maupun rencana
tahunan upaya kesehatan pengembangan dalam upaya mengatasi masalah
kesehatan di wilayah kerja puskesmas.
Langkah-langkahnya sebagi berikut :
1. Pengorganisasian
Pengorganisasian adalah mengatur personel atau staf yang berada di
institusi tersebut agar semua kegiatan yang telah ditetapkan dalam
rencana tersebut dapat berjalan dengan baik dan akhirnya dapat berjalan
sesuai dengan tujuan.
2. Penyelenggaraan
Penanggung-jawab dan para pelaksana yang telah ditetapkan pada
pengorganisasian ditugaskan dalam menyelenggarakan kegiatan
puskesmas sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Untuk itu perlu
diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
- Mengkaji ulang rencana pelaksanaan yang telah
disusun terutama yang menyangkut jadwal pelaksanaaan, target
pencapaian, lokasi wilayah kerja, dan rincian tugas para penanggung-
jawab dan pelaksana.
- Menyusun jadwal kegiatan bulanan untuk tiap
tugas sesuai dengan rencana pelaksanaan yang telah disusun.
- Menyelenggarakan kegiatan sesuai dengan
jadwal yang telah ditetapkan
1. Pemantauan dan penilaian
Tentunya untuk mengetahui berhasil tidaknya kegiatan yang
diselenggarakan dalam hal ini sesuai dengan rencana yang telah
ditetapkan maka diperlukan pemantauan dan penilaian atas kegiatan yang
telah dilakukan
c). Pengawasan dan pertanggung jawab
Untuk terselenggaranya pengawasan dan pertanggung-jawaban
dilakukan kegiatan sebagai berikut :
1. Pengawasan
Pengawasan meliputi aspek administrasi, keuangan dan teknik
pelayanan. Bila ditemukan penyimpangan maka dilakukan pembinaan
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2. Pertanggung-jawaban
Laporan pertanggng-jawaban tahunan yang meliputi pelaksanaan
kegiatan serta perolehan dan penggunaan berbagai sumber daya termasuk
keuangan pada setiap akhir tahun anggaran.

KEGIATAN POKOK PUSKESMAS


Upaya kegiatan wajib puskesmas adalah upaya yang diterapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta yang mempunyai daya
ungkit tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan
wajib ini harus diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di wilayah
Indonesia, upaya tersebut dikenal dengan Basic Six, antara lain:

1. Upaya Promosi kesehatan


2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan gizi Masyarakat
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular

Upaya kesehatan pengembangan Puskemas adalah upaya yang ditetapkan


berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat serta yang
disesuaikan dengan kemampuan Puskesmas. Upaya kesehatan pengembangan
dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok
Puskesmas yang telah ada yakni :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehtan jIwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan pengobatan Tradisional
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS

A. Susunan Organisasi Puskesmas


Susunan organisasi pada puskesmas meliputi :
a. Unsur Pimpinan : Kepala Puskesmas
b. Unsur Pembantu Pimpinan : Urusan Tata Usaha
c. Unsur Pelaksana :
- Unit yang terdiri dari tenaga / pegawai dalam
jabatan fungsional
- Jumlah unit tergantung kepada kegiatan, tenaga,
dan fasilitas tiap daerah
- Unit ini terdiri dari: unit I, II, III, IV, V, VI dan
VII

B. Ringkasan Uraian Tugas


• Kepala Puskesmas yang mempunyai tugas pokok dan fungsi
yaitu: memimpin, mengawasi dan mengkoordinir kegiatan Puskesmas yang
dapat dilakukan dalam jabatan struktural dan jabatan fungsional.
• Kepala Urusan Tata Usaha yang mempunyai tugas pokok
dan fungsi yaitu: di bidang kepegawaian, keuangan, perlengkapan dan surat
menyurat serta pencatatan dan pelaporan.
• Unit I yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
melaksanakan kegiatan Kesejahteraan Ibu dan Anak, Keluarga Berencana
dan Perbaikan Gizi.
• Unit II yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
melaksanakan kegiatan pencegahan dan pemberantasan penyakit,
khususnya imunisasi, kesehatan lingkungan dan laboratorium.
• Unit III yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
melaksanakan kegiatan Kesehatan Gigi dan Mulut, Kesehatan tenaga Kerja
dan Lansia (lanjut usia).
• Unit IV yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
melaksanakan kegiatan Perawatan Kesehatan Masyarakat, Kesehatan
Sekolah dan Olah Raga, Kesehatan Jiwa, Kesehatan Mata dan kesehatan
khusus lainnya.
• Unit V yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
melaksanakan kegiatan di bidang pembinaan dan pengembangan upaya
kesehatan masyarakat dan Penyuluhan Kesehatan Masyarakat.
• Unit VI yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu
melaksanakan kegiatan pengobatan Rawat Jalan dan Rawat Inap
(Puskesmas Perawatan).
• Unit VII yang mempunyai tugas pokok dan fungsi yaitu:
melaksanakan pengelolaan Farmasi.

C. Ringkasan Tata Kerja


Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Puskesmas wajib menetapkan
prinsip koordinasi, integrasi, dan sinkronisasi baik dalam lingkungan Puskesmas
maupun dengan satuan organisasi di luar Puskesmas sesuai dengan tugasnya
masing-masing.
Selain itu, Kepala Puskesmas juga wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk-petunjuk atasan serta mengikuti bimbingan teknis pelaksanaan yang
ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Dati II, sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku. Kepala Puskesmas bertanggung jawab
memimpin, mengkoordinasi semua unsur dalam lingkungan Puskesmas,
memberikan bimbingan serta petunjuk bagi pelaksanaan tugas masing-masing
petugas bawahannya.
Setiap unsur di lingkungan Puskesmas wajib mengikuti dan mematuhi
petunjuk dari dan bertanggung jawab kepada Kepala Puskesmas. Hal-hal yang
menyangkut tata hubungan dan koordinasi dengan instansi vertikal Departemen
Kesehatan Republik Indonesia.

Struktur Organisasi Puskesmas

Kepala

Puskesmas
Urusan Tata

Usaha

Unit I - III Puskesmas Unit IV - VII

Pembantu
Keterangan :
Dalam realisasi pelaksanaan penyusunan Struktur Orgaanisasi dan
Penempatan petugas dapat dilakukan secara fleksibel, bergantung kepada jumlah dan
jenis tenaga, kegiatan dan fasilitas di masing-masing Puskesmas atau Daerah Tingkat
II. Selain itu, juga dapat dimodifikasi sesuai kemudahan koordinasi dan
integrasi personal maupun program serta akses layanan.

BAB IV
GAMBARAN UMUM PUSKESMAS TAMANGAPA

A. KEADAAN GEOGRAFIS
Puskesmas Tamangapa berada dalam wilayah Kecamatan Manggala,
dengan wilayah kerja meliputi dua kelurahan yaitu Kelurahan Tamangapa dan
Kelurahan Bangkala. Kelurahan Tamangapa terdiri dari 7 RW dan 30 RT,
dengan luas wilayah 662 ha. Sedangkan Kelurahan Bangkala terdiri dari 14 RW
dan 97 RT, dengan luas wilayah 430 ha.
Gambar 1. Peta wilayah kerja Puskesmas Tamangapa

Adapun batas wilayah kerja Puskesmas Tamangapa adalah:


a. Sebelah utara berbatasan dengan Kelurahan Antang
b. Sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Kelurahan Rumah KK Pria Wanita Jumlah

Tamangapa 1.715 1.794 3.690 3.798 7.488


Bangkala 3.830 4.071 9.139 9.022 18.161
Total 5.545 5.865 12.829 12.820 25.649

c. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa


d. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Panakukang

B. KEADAAN DEMOGRAFIS
Berdasarkan survey tahun 2010, jumlah penduduk dalam wilayah kerja
Puskesmas Tamangapa adalah 25.649 orang, terdiri dari 7.488 orang di
Kelurahan Tamangapa dan 18.161 orang di Kelurahan Bangkala. Yang secara
terperinci dijelaskan dalam tabel berikut ini:

Tabel 1. Distribusi penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa.

C. TINGKAT PENDIDIKAN DAN MATA PENCAHARIAN


Tingkat pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa
bervariasi mulai dari tingkat Perguruan Tinggi, SLTA, SLTP, tamat SD, tidak
tamat SD, hingga tidak sekolah. Adapun mata pencaharian penduduk sebagian
besar berturut-turut adalah pegawai negeri sipil (PNS), pegawai swasta,
wiraswasta, TNI, petani dan buruh.

D. UPAYA KESEHATAN
Puskesmas Tamangapa memiliki 12 ruangan yang terdiri atas Ruang
Periksa/Ruang Dokter, Ruang Tindakan, Ruang Kepala Puskesmas,
Apotek,/Kamar Obat, Ruang Gizi dan PSM, Poliklinik Gigi, Ruang P2 dan
Kesling, Ruang Tata Usaha, Ruang KIA dan KB, Ruang Laboratorium dan 2
buah WC.

Ruang Tinda
Gambar 2. Denah Puskesmas Tamangapa

Jumlah staf Puskesmas Tamangapa adalah 25 orang, yang akan diuraikan


secara rinci pada struktur organisasi Puskesmas Tamangapa. Pada wilayah kerja

Ruang Kepala
Puskesmas Tamangapa terdapat dua buah Puskesmas Pembantu (Pustu) dan 16
Posyandu yang memiliki 101 orang kader Posyandu.

E. VISI DAN MISI PUSKESMAS TAMANGAPA


Visi Puskesmas Tamangapa
Puskesmas Tamangapa menjadi pusat pelayanan kesehatan dasar yang
bermutu, terjangkau dan berorientasi kepada keluarga dan masyarakat agar
tercapai Indonesia Sehat 2010.
Misi Puskesmas Tamangapa
• Menyelenggarakan pelayanan kesehatan bermutu, paripurna dan
terjangkau oleh seluruh masyarakat.
• Meningkatkan pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan sehingga masyarakat bisa mandiri.
• Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam pelayanan
kesehatan.
• Menjadikan Puskesmas sebagai pusat pengembangan pembangunan
kesehatan masyarakat.
• Meningkatkan kesejahteraan pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan.
• Menjalin kemitraan dengan semua pihak yang terkait dalam pelayanan
kesehatan dalam pengembangan kesehatan masyarakat.

Visi dan misi tersebut dilakukan dengan cara melaksanakan :


a). Enam Upaya Kesehatan Wajib, yaitu :
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesehatan Lingkungan
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencna
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
6. Upaya Pengobatan
b). Lima Upaya Kesehatan Pengembangan, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
3. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Unit Pembinaan Pengobatan Tradisional

F. STRUKTUR ORGANISASI PUSKESMAS TAMANGAPA

Struktur
Organisasi Puskesmas Tamangapa
G. ALUR PELAYANAN PUSKESMAS TAMANGAPA
Berikut adalah alur pelayanan rawat jalan di Puskesmas Tamangapa :

BAB V

PELAKSANAAN KEGIATAN DI PUSKESMAS TAMANGAPA

Program kegiatan yang direncanakan selama 2 minggu (4 – 16 Oktober 2010)

Pemeriksaan
di Puskesmas Tamangapa telah dilaksanakan dan mendapat bantuan dari para petugas
Puskesmas serta melibatkan masyarakat yang datang ke Puskesmas untuk
mendapatkan pengobatan.

Penunjang
Gambar 3. Puskesmas Tamangapa

Program-program pada Puskesmas Tamangapa yaitu :


1. Mengikuti kegiatan Poliklinik dan Apotek/Kamar Obat
2. Pelayanan Imunisasi
3. Sosialisasi KIA
4. Pelayanan KB (Keluarga Berencana)
5. Surveilans
6. Kesehatan Lingkungan
7. Gizi
8. Manajemen Puskesmas
9. Penyuluhan Kesehatan dan Posyandu
A. Mengikuti kegiatan Poliklinik dan Apotek/Kamar Obat
Poliklinik merupakan pelayanan bersifat pribadi (private goods) dalam
bentuk rawat jalan dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan
kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit. Tujuan dari kegiatan di poliklinik adalah untuk
penyembuhan penyakit dan pemeliharaan kesehatan baik secara perseorangan
maupun berkelompok (masyarakat).

Pembelajaran penting yang didapatkan selama bertugas di Poliklinik adalah


cara berkomunikasi dengan pasien yang datang dari berbagai golongan untuk
menggali penyakit yang dideritanya dan juga cara mendiagnosa penyakit. Pasien
yang datang bervariasi, mulai dari bayi sampai usia lanjut.

Gambar 4. Kegiatan Poliklinik di Puskesmas Tamangapa

Kegiatan poliklinik dilaksanakan dari hari Senin hingga hari Sabtu, dimulai
pukul 8 pagi sampai dengan pukul 12 siang, kecuali pada hari Jumat dimulai
pukul 8 pagi sampai dengan pukul 11 pagi. Dokter yang bertugas di poliklinik
Puskesmas Tamangapa adalah Dr. Gusti dan Dr. Ela Sapta Ningsih. Kegiatan
yang dijalankan selama di poliklinik antara lain anamnesis pasien, pemeriksaan
fisik, diagnosis penyakit, pemberian obat dan penulisan resep. Dalam program
mengikuti kegiatan poliklinik ini kami dapat mempelajari cara berkomunikasi
yang benar dengan pasien yang datang dari berbagai golongan dan latar
belakang, yang menjadi tujuan yang ingin dicapai dalam mengikuti kegiatan
poliklinik.
Keluhan-keluhan yang paling sering ada pada pasien yang datang ke
Puskesmas Tamangapa untuk berobat adalah flu/pilek, batuk, demam, dan sakit
perut. Rata-rata pasien yang datang terdiri dari golongan anak-anak dan usia
lanjut. Penyakit yang sering didapatkan selama bertugas di poliklinik adalah
common cold, demam, batuk, dan diare. Selain itu juga terdapat penyakit kulit,
penyakit otot dan sendi, hipertensi serta trauma.
Berikut adalah 10 penyakit terbanyak di Puskesmas Tamangapa periode
Juli – September 2010.
No. Jenis Penyakit Jumlah
1. Common Cold 1249 orang
2. ISPA 602 orang
3. Dermatitis 318 orang
4. Diare 283 orang
5. Abses, furunkel 218 orang
6. Gastritis 215 orang
7. Luka Bakar Kecelakaan Lalu Lintas (Vulnus) 170 orang
8. Konjungtivitis 163 orang
9. Pruritus (Alergi, Gatal) 146 orang
10. Penyakit pulpa dari jaringan periapikal 138 orang
Tabel 2. Daftar 10 Penyakit Terbanyak di PKM Tamangapa.

Grafik 1. 10 Penyakit Terbanyak di PKM Tamangapa


Kendala-kendala yang didapatkan di sini adalah dalam komunikasi pada
pasien usia lanjut, dimana rata-rata menggunakan bahasa daerah. Hal ini
menyulitkan dokter yang bertugas untuk menggali keluhan-keluhan pasien dan
menegakkan diagnosis. Kendala ini dapat diatasi dengan mengikutsertakan
petugas kesehatan yang mengerti bahasa daerah tersebut untuk membantu
menerjemahkan secara baik kepada pasien maupun dokter.
Kendala lainnya adalah keterbatasan obat yang tersedia yang menyebabkan
pasien kadang-kadang harus membeli obat di luar Puskesmas, namun pasien
kebanyakan berasal dari golongan kurang mampu. Hal ini merupakan salah satu
penghalang dalam pengobatan dan penyembuhan penyakit.
Setelah mendapatkan resep dari dokter, pasien dapat langsung mengambil
obat di kamar obat/apotek. Akan tetapi apabila pasien ingin membeli obat lain
yang tidak tersedia di puskesmas maka akan diresepkan ke apotik lain. Kamar
obat melayani pasien setiap hari senin-sabtu mulai pukul 08.00-12.00 WITA
yang diawasi langsung oleh seorang apoteker.
Obat-obatan yang tersedia pada Apotek/Kamar Obat Puskesmas
Tamangapa adalah sebagai berikut :

• Antibiotik : Amoxicillin (sirup kering dan kapsul), Cotrimoxazole


(dewasa dan pediatrik), Tetracyclin, Kloramfenikol, Cyprofloxacin,
Metronidazol
• Analgetik dan Antipiretik : Paracetamol (tablet dan sirup), Antalgin,
asam mefenamat, acetosal
• Antihistamin : CTM, Ceterizine.
• Anti asma : Salbutamol, Aminofilin.
• Antitusif : GG, DMP, Ambroksol, OBH
• Antihipertensi : Captopril, Furosemid, HCT, Propanolol, Reserpin
• AINS : Piloxicam,
Ibuprofen,
Fenilbutason
• Obat kulit : Gameksan,
Gentian Violet,
Hidrokortison
salep, Oksitetrasiklin, Salep 2-4 kombinasi, betamethason, Salicyl Talk
• Kortikosteroid : Dexametason, Prednison
• Vitamin dan mineral : Vitamin C, B comp, B1, B6, B12, Calcium, SF,
Vitamin K
• Lain-lain : Allopurinol, Antasida, Sanmag, Asetosal, Luminal,
Diazepam, Efedrin, Ekstrak Belladon, Acyclovir, Allopurinol, PTU,
Oralit, Anti hemoroid, Ergotamin Kafein, Metil Ergometrin
Glibenklamid,Griseofulvin, Carbamazepin, Pirantel Pamoat, Papaverine,
Primaquine, metoklopramida, famotidine, Nistatin, metformin,
omeprazole, albendazole. Dimenhidrinat, efedrin, tetracain.

Gambar 5. Obat-obatan yang terdapat dalam Apotek/Kamar Obat


Puskesmas Tamangapa

B. Pelayanan Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Puskesmas Tamangapa dilakukan dua kali dalam
sebulan pada tanggal yang telah dijadwalkan. Pelayanan imunisasi juga diberikan
di masing-masing Posyandu selama kegiatan Posyandu berlangsung. Kegiatan
imunisasi ini diikuti oleh ibu-ibu yang mempunyai bayi berusia satu bulan hingga
berusia satu tahun.

Gambar 6. Pelayanan Imunisasi yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan Puskesmas Tamangapa

Hal utama yang diperhatikan sebelum pemberian imunisasi adalah


penyimpanan vaksin yang benar sehingga vaksin yang diberikan nanti masih
dalam kondisi baik dan tidak membahayakan.
• Pengaturan suhu : ditetapkan 2-80C
• Vaksin yang dingin (harus dekat dengan evaporator) : Polio, BCG, dan
campak
• Vaksin panas : TT, Hepatitis B, DPT-HB
• Freeze watch : menentukan kondisi vaksin di dalam safety box.
Sekiranya sudah pecah, semua vaksin dalam penyimpanan sudah tidak
boleh digunakan.
• Sebelum pemberian, semua vaksin harus diperiksa : nomor kode vaksin
dan expire date.
• Simbol VVM, dimana warnanya harus lebih cerah dari lingkaran luar.
Jika warna sudah sama atau lebih gelap, vaksin sudah tidak boleh
digunakan.
Adapun Imunisasi yang diberikan di Puskesmas adalah:

1. DPT
Yang dikombinasikan dengan vaksin Hepatitis B (DPT-HB) :

- Diberikan pada bayi usia > 2 bulan


- Disuntikkan sebanyak 0,5 cc intramuscular (IM)
- Diberikan 3 kali, dengan interval waktu 4 minggu
- Posisi : lateral paha
2. BCG :
- Diberikan pada bayi berumur < 2 bulan
- Disuntikkan sebanyak 0,05 cc intrakutan
- Diberikan hanya 1 kali
- Posisi : lengan kanan atas
3. POLIO :
- Diberikan pada bayi usia 0-11 bulan
- Diberikan sebanyak 2 tetes tiap kali pemberian.
- Dilakukan sebanyak 4 kali dengan interval 4 minggu
4. CAMPAK:
- Diberikan pada bayi berusia 9-11 bulan
- Disuntikkan sebanyak 0,5 cc subkutan , Posisi : lengan kiri atas
5. HEPATITIS B TUNGGAL:
- Diberikan pada bayi baru lahir hingga usia 7 hari
- Disuntikkan sebanyak 0,5 cc intramuscular (IM)
- Diberikan 3 kali, dengan interval waktu 4 minggu, Posisi : lateral paha

Pelayanan imunisasi ini memiliki target pencapaian cakupan masing-


masing, yang akan diuraikan lebih lanjut pada tabel berikut.

Pencapaian s/d Sasaran


Jenis Imunisasi Target 2010
September 2010 (PKM)

BCG 95 % 69,7% 567

DPT-HB I 95 % 71,4% 567

DPT-HB III 85 % 71,9% 567

Polio 4 90 % 72,3% 567

Campak 90 % 75,7% 567

Tabel 3. Target dan sasaran imunisasi di Puskesmas Tamangapa

Berikut adalah grafik cakupan imunisasi untuk masing-masing jenis


imunisasi di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa periode Januari – September
2010.

 Imunisasi BCG
Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 74 68 69,7
% Bulan Ini 10,3 7,7 8,4

% Bulan Lalu 11,7 7,7 8,8

Trend ↓ = ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 4. Cakupan imunisasi BCG di Puskesmas Tamangapa

Grafik 2. Cakupan PWS imunisasi BCG di Puskesmas Tamangapa

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi BCG di


Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target
yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di
kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

 Imunisasi DPT HB I
Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 98,7 61,3 71,4

% Bulan Ini 16,2 7 9,5


% Bulan Lalu 17,5 7 9,9

Trend ↓ = ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 5. Cakupan imunisasi DPT HB I di Puskesmas Tamangapa

Grafik 3. Cakupan PWS Imunisasi DPT HB I di Puskesmas Tamangapa


Periode Januari – September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi DPT HB I


di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target
yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di
Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

 Imunisasi DPT HB III


Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 82,5 68 71,9

% Bulan Ini 12,9 7,3 8,8

% Bulan Lalu 17,5 7,7 10,4


Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 6. Cakupan imunisasi DPT HB III di Puskesmas Tamangapa

Grafik 5. Cakupan PWS Imunisasi DPT HB III di Puskesmas Tamangapa


Periode Januari- September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi DPT HB III
di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target
yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di
Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

 Imunisasi Polio 4
Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 88,9 66,1 72,3

% Bulan Ini 13,6 7 8,8

% Bulan Lalu 18,2 7,7 10,6

Trend ↓ ↓ ↓
Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 6. Cakupan imunisasi Polio 4 di Puskesmas Tamangapa

Grafik 5. Cakupan PWS Imunisasi Polio 4 di Puskesmas Tamangapa


Periode Januari – September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi Polio 4 di


Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target
yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di
Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

 Imunisasi Campak
Sasaran 154 413 567

% Kumulatif 86,4 71,7 75,7

% Bulan Ini 14,9 6,8 9

% Bulan Lalu 16,2 8,5 10,6

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas


Tabel 7. Cakupan imunisasi Campak di Puskesmas Tamangapa

Grafik 6. Cakupan PWS Imunisasi Campak di Puskesmas Tamangapa


Periode Januari – September 2010

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan imunisasi Campak di


Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September kedua wilayah kerja yaitu
Kelurahan Tamangapa dan Kelurahan Bangkala telah mencapai target yang
ditentukan

C. Sosialisasi KIA (Kesehatan Ibu dan Anak)


Kesehatan ibu dan anak merupakan salah satu indikator untuk mencapai
Kecamatan sehat. Oleh hal yang demikian, kesehatan ibu dan anak tidak bisa
diabaikan. Di Puskesmas Tamangapa sendiri, kegiatan di KIA dilakukan setiap
hari Senin sampai Kamis, pada pukul 08.00-12.00, dimana ibu-ibu hamil yang
baru pertama kali berkunjung akan dilayani pada hari Senin dan Selasa, dan
kunjungan ibu-ibu hamil ulangan akan dilayani pada hari Rabu dan Kamis.
Namun tidak menutup kemungkinan Pemeriksaan ibu hamil baru dan ulangan
dilaksanakan Senin-Sabtu.
Adapun Program KIA Puskesmas Tamangapa pada tahun 2009, antara lain :

• Pelayanan ibu hamil baru


• Pelayanan ibu hamil ulangan
• Pelayanan Keluarga Berencana (diuraikan lebih lanjut berikutnya)
• Pelayanan di Posyandu
• Kunjungan bufas dan neonatus
• Kunjungan bumil resti (resiko tinggi)

Gambar 7. Pemeriksaan Kehamilan yang dilakukan oleh tenaga


kesehatan KIA Puskesmas Tamangapa

Beberapa kegiatan di KIA, yaitu:

a. Pemeriksaan Umum
1. Penimbangan berat badan ibu hamil
Berat badan yang diambil sewaktu pemeriksaan/kunjungan
pertama diperlakukan sebagai berat badan dasar. Berat badan wanita
hamil harus selalu diperiksa setiap kali kunjungan.

Normalnya, seorang wanita bertambah berat badannya 9-11 kg


selama kehamilan. Setelah trimester I, wanita hamil bertambah berat
badannya sekitar 2 kg setiap bulannya atau 0,5 kg setiap minggunya.
Untuk menghitung perkiraan berat badan sejak kunjungan terdahulu,
kalikan jumlah minggu dari kunjungan terdahulu sampai sekarang
dengan 0,5 kg. Ini harus dibandingkan degan pertambahan berat badan
aktual.

Jika asupan makanan tidak mencukupi, dengan kebutuhan kalori


yang kurang, wanita hamil dapat hanya bertambah 5-6 kg saja selama
kehamilan. Asupan makanan yang tidak adekuat dapat dicurigai bila
wanita hamil hanya bertambah beratnya kurang dari 2 kg setiap
bulannya. Ia membutuhkan suplemen/makanan tambahan.

Berat badan rendah umumnya menuju ke status IUGR (Intra


Uterine Growth Retardation) dan menyebabkan berat badan bayi lahir
rendah. Pertumbuhan berat badan yang berlebih harus dicurigai
sebagai pre-eklammpsi atau kehamilan kembar. Ambil tekanan darah
ibu, dan periksa urinalisa untuk memeriksa adanya proteinuria.

Petunjuk berikut ini harus diingat sewaktu memeriksa berat


badan :

• Alat ukur/timbangan harus tepat dan bebas dari kesalahan ukur


• Wanita yang diperiksa memakai pakaian yang tipis/ringan
• Ia harus berdiri tegak diatas alat timbang, sehingga berat
badannya tersebar merata.
• Berat harus diukur sampai dengan 100 gram terdekat.

2. Mengukur tekanan darah ibu hamil


Ukur tekanan darah setiap kali kunjungan.Ini penting untuk
menyingkirkan hipertensi dalam kehamilan. Jika nilai tekanan
darahnya tinggi (lebih dari 140/90 mmHg; atau diastolik lebih dari 90
mmHg), periksa kembali tekanan darahnya setelah 1 jam. Jika masih
tetap tinggi, periksa urinalisa untuk memeriksa adanya albumin, bila
ada tekanan darah yang tinggi ditambah dengan proteinuria dapat
dikategorikan sebagai pre-eklampsi. Dan harus dirujuk ke fasilitas
kesehatan.
Jika tekanan diastolik diatas 110 mmHg, ini pertanda bahaya
yang mengarah pada eklampsi imminen/mengancam. Wanita ini harus
dirujuk segera ke fasilitas kesehatan yang memadai Wanita hamil
dengan hipertensi dalam kehamilan atau pre-eklampsi membutuhkan
perawatan di rumah sakit.
3. Frekuensi Pernapasan
Frekuensi pernapasan sangat penting untuk dilakukan terutama
bagi ibu hamil yang datang dengan keluhan sesak napas, terutama jika
frekuensi pernapasan lebih daripada 30 kali per menit, maka perlu
dicurigai adanya anemia dan perlu dirujuk ke petugas kesehatan.

Bagi ibu hamil dengan keluhan seperti diatas dan disertai


dengan riwayat penyakit yang berhubungan dengannya, maka perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui penyebab pasti..

b. Pemeriksaan Abdominal
Pemeriksaan tinggi fundus

Dengan pengukuran tinggi fundus uteri kita dapat menentukan


kesesuaian masa kehamilan dan perkembangan janin. Jika terdapat
ketidaksesuaian antara tinggi fundus uteri dengan usia kehamilan maka
perlu segera kita rujuk ke petugas medis ahli.
Jika terdapat perbedaan antara tinggi fundus dengan usia kehamilan
dari 3 cm atau lebih, atau jika tidak terjadi perkembangan janin, maka
perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui penyebabnya

Jika tinggi fundus uteri melebihi dari usia kehamilan, maka bisa
disebabkan oleh:

• Kesalahan penentuan HPHT


• Kandung kencing yang penuh
• Kehamilan kembar (Gemelli)
• Polihidramnion
• Mola Hidatidosa atau kehamilan dengan tumor pelvis.
Jika tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan, maka
bisa disebabkan oleh:

• Kesalahan penentuan HPHT


• IUGR (Intra Uterine Growth Retardation)
• Missed Abortion

Posisi dan Letak Janin

• Untuk menentukan letak dan posisi janin, perlu dilakukan palpasi,


dengan demikian kita dapat menentukan apakah posisi janin
memanjang, melintang, atau oblique. Namun perlu diingat, bahwa
jika malpresentasi di diagnosis sebelum usia 36 minggu, maka
tidak perlu dilakukan intervensi lanjut terhadap kondisi ini.
• Semua petugas medis harus bisa mengetahui dan mengenal adanya
malpresentasi. Ibu hamil dengan kondisi seperti ini, tidak ada jalan
lain selain dilakukan secsio secaria
Denyut Jantung Janin (DJJ)

• DJJ normal berkisar antara 120 – 160 setiap menitnya. Dikatakan


bradikardi jika DJJ kurang dari 129 kali/menit dan dikatakan
takikardi jika DJJ lebih dari 160 kali/menit. Jika kedua keadaan ini
terjadi, segera rujuk ke petugas medis ahli.
• DJJ hanya dapat di dengar setelah usia kehamilan lebih dari 24
minggu, sehingga untuk memonitor DJJ dilakukan pada kunjungan
antenatal kedua.

c. Pemeriksaan Laboratorium
1. Estimasi Haemoglobin (Hb)
Estimation level dari haemoglobin adalah hal penting,
dimaksudkan untuk:

a. Untuk deteksi awal adanya anemia


b. Untuk manajemen selanjutnya; pencegahan dan pengobatan
anemia.
Jika anemia yang terjadi tergolong berat, maka ibu hamil
memerlukan preparat besi injeksi, atau bahkan transfusi darah.
Estimasi kadar haemoglobin (Hb) pada wanita hamil di periksa pada
awal kunjungan antenatal, dan di ulangi pada usia kehamilan 28
minggu. Level Hb di bawah 11 g/dL, dikatakan sebagai anemia.
Apabila kadar Hb antara 7 g/dL – 11 g/dL, tergolong anemia sedang
(moderate anemia), dan jika kadar Hb dibawah 7 g/dL tergolong
anemia berat (severe anemia).

Jika wanita hamil dengan kondisi anemia, maka dapat diberikan


IFA (Iron folic acid supplementation). Kemudian dilakukan
pengukuran kadar Hb kembali, setelah satu bulan pemberian IFA. Jika
tidak terjadi peningkatan kadar Hb, maka sebaiknya dirujuk ke
fasilitas kesehatan yang mempunyai tenaga medis yang ahli untuk
mengetahui penyebab utama terjadinya anemia.

2. Tes Urin
Yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan urin:

1. Warna, bau, kejernihan.


2. Ada atau tidaknya protein dalam urin (pre eklampsia,
eklampsia, ISK)
3. Ada atau tidaknya glukosa dalam urin (gestasional
diabetes)
4. Selain itu dengan urin kita bisa Tes Kehamilan dengan
Plano test

d. Intervensi
1. Suplemen Asam Folat
Pemberian suplemen asam folat ini, diberikan pada trimester
pertama kehamilan, guna pertumbuhan jaringan saraf janin. Dosis
yang diberikan 5 mg asam folat sekali dalam sehari, sampai usia
kehamilan mencapai 12 minggu. Setelah usia kehamilan 12 minggu,
dianjurkan konsumsi kombinasik asam folat-besi (Folic Acid
Suplementation).

2. Iron–folic acid (IFA) supplementation


Pada semua wanita hamil perlu pemberian suplemen besi-asam
folat (100 mg Fe dan 0,5 mg asam folat) satu kali setiap hari selama
100 hari, dimulai setelah trimester pertama kehamilan. Pemberian
suplemen ini ditujukan untuk mencegah terjadinya anemia (dosis
profilaksis).
Pada wanita hamil dengan kadar Hb < 11 g/dl, dapat diberikan
dua tablet IFA setiap harinya selam tiga bulan. Hal ini berarti wanita
dengan anemia selama masa kehamilannya paling tidak membutuhkan
200 tablet IFA. Dosis ini ditujukan untuk mengobati anemia (dosis
terapeutik). Pada wanita hamil dengan anemia berat (Hb < 7 g/dl),
selain diberikan dosis terapeutik, juga harus kita rujuk guna
manajemen lebih lanjut.

3. Injeksi Tetanus Toxoid (TT)


Pemberian TT merupakan hal penting yang diperlukan untuk
mencegah tetanus neonatal. Pemberian dosis TT pertama kali harus
diberikan pada timester pertama, atau pada saat kunjngan pertama kali
ANC. Pemberian kedua, dilakukan satu bulan setelah pemberian
pertama.

4. Pemberian Susu untuk Ibu Hamil bagi peserta JPS

e. Konseling
Merupakan pemberian informasi objektif dan lengkap, dilakukan
secara sistematis dengan panduan keterampilan komunikasi interpersonal,
teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik.

Dengan demikian dapat membantu seseorang, khususnya wanita


hamil untuk mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi,
dan menentukan jalan keluar/ upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

1. Persiapan Kelahiran dan Komplikasinya


• Identifikasi sarana dan prasarana selama kehamilan dan ketika
melahirkan
• Persiapan alat-alat menjelang kelahiran
• Persiapan biaya
• Pengetahuan ibu terhadap tanda-tanda melahirkan
• Mengenal tanda dan gejala yang berbahaya selama kehamilan,
ketika akan melahirkan, dan setelah melahirkan
2. Diet dan Istirahat
• Wanita hamil disarankan untuk makan melebihi dari yang
biasa, pada wanita hamil dibutuhkan lebih dari 300 ekstra kcal
per harinya. Hal ini diperlukan selain untuk kesehatan ibu dan
bayinya juga untuk masa menyusui nantinya.
• Intake makanan pada wanita hamil harus kaya akan protein,
zat besi, vitamin A dan essensial lainnya.
• Diet juga harus kaya akan serat, guna menghindari konstipasi.
• Hindari merokok dan konsumsi alkohol.
• Hindari konsumsi obat tanpa resep dari dokter.
• Wanita hamil disarankan untuk tidur 8 jam pada waktu malam
hari dan 2 jam untuk siang harinya.
• Wanita hamil sebaiknya diberitahu untuk menghidari posisi
supine ketika tidur, terutama ketika usia kehamilan menginjak
ZatGizi TidakHamil Hamil Menyusui
Kilokalori trimester ketiga. 2200 2500 2600
Protein(g) 55 60 65
Vitaminlarut-lem ak
A(µg) 800 800 1300
D(µg) 10 10 12
Asupan Makanan E(m g) Harian yang Dianjurkan
8 Untuk
10 Wanita Sebelum
12 dan Selama
K(µg) 55 65 65
Hamil dan Menyusui
Vitaminlaruyaitu
t-air :
C(m g) 60 70 95
Folat(µg) 180 400 280
Niasin(m g) 15 17 20
Riboflavin(m g) 1,3 1,6 1,8
Tiam in(m g) 1,1 1,5 1,6
PiridoksinB6(m g) 1,6 2,2 2,1
Kobalam inB12(µg) 2,0 2,2 2,6
Mineral
Kalsium(m g) 1200 1200 1200
Fosfor (m g) 1200 1200 1200
Yodium(µg) 150 175 200
Besi (m gbesi fero) 15 30 15
Magnesium(m g) 280 320 355
Seng(m g) 12 15 19
Tabel 8. Tabel Asupan Makanan Harian

3. Aktifitas Seksual Selama Kehamilan


o Adalah aman untuk melakukan aktifitas seksual selama
kehamilan, selama kehamilan tersebut tidak mengalami masalah.
o Aktifitas seksual harus dihindari jika terdapat risiko
aborsi.
o Kenyamanan wanita hamil tetap diutamakan ketika
melakukan aktifitas seksual.
4. Kontrasepsi
o Disarankan penggunaan alat kontrasepsi setelah melahirkan.
o Setiap ibu pasca melahirkan, harus dijelaskan bahwa jika
melakukan aktifitas seksual dan tidak melakukan ASI eksklusif, maka
kemungkinan hamil kembali segera setelah enam minggu melahirkan.
o Metode kontrasepsi yang bisa digunakan:
• Lactational amenorrhea method (LAM)
• Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
• Kondom dan Sterilisasi
• Kontrasepsi injeksi dan oral

Indikator dari pelayanan KIA akan diuraikan pada tabel berikut, disertai
dengan target pencapaian cakupannya masing-masing. Namun sebelumnya akan
diuraikan jumlah sasaran bumil, bulin, maupun bayi yang ada di wilayah kerja
Puskesmas Tamangapa dari bulan Januari – September tahun 2010.

Sasaran
No. Kelurahan
Bumil Bulin Bayi

1. Tamangapa 202 194 186

2. Bangkala 427 406 386

3. Puskesmas 629 600 572

Tabel 9. Jumlah sasaran KIA di Puskesmas Tamangapa.


Indikator Target 2010 Pencapaian s/d September 2010
K1 95% 71,22%
K4 90% 66,77%
Persalinan oleh Nakes 90% 63,33%
Kunjungan Neonatus 80% 68,53%
Deteksi Resiko Tinggi oleh Nakes 20% 28,93%
Tabel 10. Target dan pencapaian pelayanan KIA di Puskesmas
Tamangapa.

Berikut adalah grafik cakupan pelayanan KIA untuk masing-masing indikator


di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa periode Januari - September 2010.

 Cakupan KI
Sasaran 202 427 629

% Kumulatif 84,15% 65,10% 71,22%

% Bulan Ini 5,4% 6,8% 6,3%

% Bulan Lalu 13,4% 9,6% 10,8%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 11. Jumlah cakupan K I di Puskesmas Tamangapa


Grafik 7. Cakupan PWS K I di Puskesmas Tamangapa

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan K1 di Puskesmas


Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target yang ditentukan
hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di Kelurahan Bangkala
tidak mencapai target.

 Cakupan K4
Sasaran 202 427 629

% Kumulatif 83,16% 59,01% 66,77%

% Bulan Ini 10,89% 6,55% 7,95%

% Bulan Lalu 17,3% 7% 10,3%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 12. Jumlah cakupan K 4 di Puskesmas Tamangapa.


Grafik 9. Cakupan PWS K 4 di Puskesmas Tamangapa

Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan K 4 di Puskesmas


Tamangapa periode Januari sampai September yang mencapai target yang
ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa sedangkan di Kelurahan
Bangkala tidak mencapai target.

 Cakupan Deteksi Resiko Tinggi Oleh Nakes


Sasaran 202 427 629

% Kumulatif 34,65% 26,22% 28,93%

% Bulan Ini 1,48% 2,57% 2,2%

% Bulan Lalu 4,4% 3,27% 3,65%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 13. Jumlah cakupan PWS Deteksi Resiko Tinggi Oleh Nakes
di Puskesmas Tamangapa.
Grafik 10. Cakupan PWS Deteksi Resiko Tinggi Oleh Nakes
di Puskesmas Tamangapa.
Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan PWS Deteksi
Resiko Tinggi oleh Tenaga Kesehatan di Puskesmas Tamangapa periode Januari
sampai September kedua kelurahan wilayah kerja yaitu Kelurahan Tamangapa dan
Kelurahan Bangkala telah dapat mencapai target yang ditentukan

 Cakupan PWS Kunjungan Neonatus


Sasaran 186 386 572

% Kumulatif 68,81% 54,14% 58,91%

% Bulan Ini 5,9% 6,5% 6,3%

% Bulan Lalu 6,9% 6,9% 6,9%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 14. Jumlah cakupan PWS Kunjungan Neonatus


di Puskesmas Tamangapa
Grafik 11. Cakupan PWS Kunjungan Neonatus di Puskesmas Tamangapa
Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan PWS Kunjungan
Neonatus di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September yang
mencapai target yang ditentukan hanya di wilayah kerja Kelurahan Tamangapa
sedangkan di Kelurahan Bangkala tidak mencapai target.

 Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


Sasaran 194 406 600

% Kumulatif 63,97% 51,23% 54,5%

% Bulan Ini 5,1% 6,1% 5,8%

% Bulan Lalu 6,2% 6,6% 6,5%

Trend ↓ ↓ ↓

Kelurahan Tamangapa Bangkala Puskesmas

Tabel 15. Jumlah cakupan PWS Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan


di Puskesmas Tamangapa
Grafik 12. Cakupan PWS Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan
di Puskesmas Tamangapa.
Berdasarkan grafik di atas, dapat disimpulkan bahwa cakupan PWS persalinan oleh
tenaga kesehatan di Puskesmas Tamangapa periode Januari sampai September, pada
kedua wilayah kerja yaitu Kelurahan Tamangapa dan Kelurahan Bangkala tidak ada
satupun yang dapat mencapai target yang ditentukan.

D. Pelayanan KB (Keluarga Berencana)


a) Pendahuluan.
Tujuan pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya, yaitu manusia yang sehat fisik, mental, dan sosial, sehingga
tercapai kesejahteraan masyarakat sebagaimana diamanatkan dalam UUD
1945. Keberhasilan pembangunan, baik pembangunan fisik maupun ekonomi,
pada hakekatnya bergantung pada unsur manusianya.
Perkembangan penduduk yang tinggi dapat menghambat pertumbuhan
hasil pembangunan, termasuk pembangunan kesehatan. Oleh karenanya,
pengendalian pertumbuhan pertumbuhan jumlah penduduk melalui program
Keluarga Berencana (KB) menjadi penting adanya.
Keberhasilan KB akan berpengaruh secara timbal balik dengan
penurunan angka kematian bayi, angka kematian anak balita dan angka
kematian ibu maternal. Dengan demikian program KB akan meningkatkan
pula taraf kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Ini berarti diperlukan
peningkatan program KB, terutama melalui upaya pelestarian pemakaian alat
kontasepsi efektif terpilih dan diikuti dengan pengayoman medis bagi
peserta/akseptor KB yang memerlukan.
b) Pengertian
Keluarga Berencana adalah perencanaan kehamilan, sehingga kehamilan
hanya terjadi pada waktu yang diinginkan. Jarak antar kelahiran diperpanjang,
dan kelahiran selanjutnya dapat dicegah apabila jumlah anak telah tercapai
yang dikehendaki, untuk membina kesehatan seluruh anggota keluarga dengan
sebaik-baiknya, menuju Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera
(NKKBS).
Kegiatan KB tidak hanya berupa penjarangan dan mengatur kehamilan,
tetapi termasuk kegiatan untuk meningkatkan taraf ekonomi dan kesejahteraan
keluarga secara menyeluruh.

c) Tujuan
a. Umum :
Meningkatkan kesejahteraan ibu dan anak serta keluarga dalam rangka
mewujudkan keluarga kecil yang bahagia dan sejahtera (NKKBS) yang
menjadi dasar bagi terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui
pengendalian pertumbuhan penduduk Indonesia.
b. Khusus :
1. Meningkatkan kesejahteraan msyarakat/keluarga dalam penggunaan
alat kontrasepsi.
2. Menurunnya jumlah angka kematian bayi.
3. Meningkatnya kesejahteraan masyarakat/keluarga dengan cara
penjarangan kelahiran.
d) Perencanaan Program Keluarga Berencana
a. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas
Kesehatan Kabupaten yang bersangkutan hendaknya membuat suatu
rencana program secara menyeluruh.
b. Petugas Puskesmas hendaknya membicarakan rencana tersebut
dengan pemuka masyarakat dan pemuka-pemuka agama setempat dan
membuat jadwal pelaksanaan rencana tersebut.
c. Petugas Puskesmas bersama-sama dengan petugas Dinas
Kesehatan Kabupaten hendaknya membuat suatu rencana kerja yang
terperinci untuk kegiatan Keluarga Berencana, dengan memperhitungkan
hal-hal seperti berikut :
• Fasilitas pelayanan yang ada, baik di Puskesmas, maupun di
sekitarnya yang diselenggarakan oleh badan-badan lain
(misalnya oleh PKBI dan lain-lain).
• Sasaran-sasaran pelayanan yaitu siapa-siapa yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana dan berapa
jumlah mereka.
• Penjelasan-penjelasan tentang kegiatan dan cara Keluarga
Berencana yang akan diberikan.
• Macam dan cara pelayanan yang akan diberikan.
e) Sasaran dan Kesempatan Melakukan Keluarga Berencana
a. Pasangan yang seharusnya diberi pelayanan Keluarga
Berencana.
1. Mereka yang ingin mencegah kehamilan karena alasan pribadi.
2. Mereka yang ingin menjarangkan kelahiran. Demi kesehatan ibu dan
anak, jarak kelahiran yang baik adalah tidak kurang dari tiga tahun.
3. Mereka yang ingin membatasi jumlah anak.
4. Keluarga seperti yang tersebut di bawah ini hendaknya dianjurkan
menggunakan kontrasepsi dan diberi semua penerangan yang
diperlukan.
• Ibu yang menderita penyakit mendadak atau menahun (akut
atau kronis).
• Ibu yang berusia kurang dari 20 tahun atau lebih dari 30 tahun.
• Ibu yang mempunyai lebih dari 5 orang anak.
• Ibu yang mempunyai riwayat kesukaran dalam persalinan,
misalnya lahir mati berulang kali, operasi Seksio Sesaria, dan
lain-lain komplikasi.
• Keluarga dengan anak-anak bergizi buruk.
• Ibu yang telah mengalami keguguran berulang kali.
• Kepala keluarganya tidak mempunyai pekerjaan tetap.
• Keluarga dengan rumah tinggal sempit.
• Keluarga dengan taraf pendidikannya rendah, sedikit sekali
pengertiannya tentang pemeliharaan kesehatan.
5. Manfaat sebesar-besarnya
akan tercapai, bila pasangan muda menggunakan kontrasepsi sajak
saat perkawinan dan sesudah mereka mempunyai satu atau dua orang
anak.
b. Penentuan orang-orang yang memerlukan penerangan dan
pelayanan Keluarga Berencana: Siapkan suatu peta dati tiap desa yang
menunjukkan rumah setiap pasangan yang memenuhi syarat-syarat seperti
di atas.
c. Kesempatan untuk melakukan penerangan dan pelayanan
Keluarga Berencana.
Tiap petugas kesehatan hendaknya mempergunakan setiuap kesempatan
untuk memajukan Keluarga Berencana, misalnya waktu :
- Perawat sedang merawat seorang bayi.
- Penderita sedang menunggu di klinik.
- Petugas sanitasi mengunjungi orang-orang di suatu daerah.
- Dokter mengobati seorang ibu dengan kelainan berat,
misalnya penyakit jantung, paru dan lain-lain.
d. Tempat-tempat yang terbaik digunakan untuk memajukan
program Keluarga Berencana adalah : Puskesmas, BKIA, Klinik hamis,
nifas, dan penyakit kandungan, Ruang bersalin Rumah Sakit, dan pada
waktu kunjungan rumah.
f) Manfaat Kesehatan Keluarga Berencana
a. Untuk ibu
Memberi kemungkinan kepadanya untuk memulai menjarangkan
kehamilan, sehingga dapat mengatur jumlah anaknya dan menetapkan
pada umur berapa ia ingin melahirkan anak-anak, hal mana akan
membawa manfaat berupa :
- Perbaikan kesehatan badaniah dengan jalan mencegah
kehamilan yang berulang kali dalam jangka waktu yang terlalu
pendek dan mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darh,
mudah terserang penyakit infeksi dan kelainan.
- Peningkatan kesehatan mental dan emosi dengan
dimungkinkan adanya cukup waktu untuk mengasuh anak-anaknya
yang lain, untuk beristirahat, menikmati waktu luang dan untuk
melakukan hal lain.
b. Untuk anak yang dilahirkan
Kelahiran anak akan mendapat sambutan baik apabila si ibu berada dalam
keadaan yang sesehat-sehatnya sehingga anak itu :
- Tumbuh secara wajar selama dalam kandungan.
- Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan serta suhan yang
cukup dari ibunya.
c. Untuk anak-anak lainnya
Memberikan kesempatan kepada mereka untuk :
- Perkembangan fisik yang lebih baik, karena setiap anak
mendapat jatah makanan yang cukup dari sumber-sumber yang
tersedia.
- Perkembangan mental dan emosi yang lebih baik karena
pemeliharaan yang lebih baik dan waktu yang lebih banyak dapat
diberikan ibu untuk setiap anak.
- Pemberian kesempatan pendidikan yang lebih baik karena
sumber-sumber pendapatan keluarga tidak sekedar habis untuk
mempertahankan hidup.
d. Untuk ayah
- Memperbaiki kesehatan fisiknya karena tuntutan atas tenaga
fisiknya tidak terlalu berat untuk memenuhi kebutuhan hidup lebih
baik.
- Memperbaiki kesehatan mental dan emosinya karena
berkurangnya kecemasan dan mempunyai lebih banyak waktu luang
untuk beramah-tamah bersama keluarganya.
e. Untuk seluruh keluarga
- Meningkatan kesehatan fisik, mental dan emosi setiap
anggota keluarganya.
- Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik, memberi
contoh yang nyata bagi generasi yang akan datang.
- Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang
lebih baik untuk mendapatkan pendidikan.
- Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat
memberi sumbangan yang lebih banyak untuk kesejahteraan
lingkungan.
g) Kegiatan Pelayanan Keluarga Berencana
Secara garis besar kegiatan pelayanan Keluarga Berencana meliputi :
a. Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)
Kesempatan yang dapat digunakan untuk penyuluhan adalah :
- Kesempatan dalam klinik dan sasarannya
- Kesempatan di luar klinik dan sasarannya
b. Pelayanan Kontrasepsi
1. Metode
pelayanan kontrasepsi
- Metode sederhana
- Metode efektif
- Metode mantap dengan
operasi
2. Tempat
pelayanan
- Pelayanan kontrasepsi melalui klinik
- Pelayanan kontrasepsi safari keluarga berencana semyum
terpadu
c. Pembinaan dan Pengayoman Medis Kontrasepsi
Peserta Keluarga Berencana
d. Pelayanan Rujukan Keluarga Berencana
e. Pencatatan dan Pelaporan
h) Pelayanan KB (Keluarga Berencana) di Puskesmas Tamangapa
Pelayanan KB berjalan bersama-sama dengan pelayanan KIA.
Pelayanan KB di Puskesmas Tamangapa dilaksanakan dari hari Senin sampai
hari Sabtu, pukul 8 pagi sampai 12 siang. Adapun jenis-jenis pelayanan KB
yang disediakan di Puskesmas Tamangapa adalah IUD berupa Copper T,
Kondom, Implant, Suntikan per 3 bulan, dan Pil KB. Selain di Puskesmas
pelayanan KB dapat pula dilakukan di tempat praktek swasta (dokter/bidan),
namun diantara 5 tempat tersebut (2 dokter dan 3 bidan) hanya 1 tempat yang
melaporkan jumlah pelayanan KB ke PKM Tamangapa.

E. Kesehatan Lingkungan
Kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang
optimal sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status kesehatan
yang optimal. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain
mencakup perumahan, pembuangan kotaran manusia, penyediaan air bersih,
pembuangan sampah, pembuangan air kotor, rumah hewan ternak dan
sebagainya.
Adapun yang dimaksud dengan usaha kesehatan lingkungan adalah suatu
usaha untuk memperbaiki atau mengoptimalkan lingkungan hidup manusia agar
menjadi media yang baik untuk terwujudnya kesehatan yang optimal bagi
masyarakat sekitarnya.
Berikut adalah program kerja petugas kesehatan lingkungan di Puskesmas
Tamangapa untuk tahun 2010.
• Pengawasan dan pembinaan perumahan, JAGA, SPAL dan
lingkungannya, yang dilaksanakan setiap hari Senin.
• Pengawasan dan pembinaan sarana air minum dan air bersih (inspeksi
SR, SGL, SPT, Bak Air, Terminal Air, Kran Umum, dll), termasuk
pengambilan sampel bakteriologis bila diperlukan, yang dilaksanakan
setiap hari Selasa.
• Pengawasan dan pembinaan TTU, yang dilaksanakan setiap hari Rabu.
• Pengawasan dan pembinaan TPM dan pemnganbilan sampel
makanan/minuman bila diperlukan, yang dilaksanakan setiap hari Kamis.
• Pengawasan TPS/TPA, yang dilaksanakan setiap hari Jumat.
• Pengawasan dan pembinaan industri makanan/minuman dan TP2
Pestisida, yang dilaksanakan setiap hari Sabtu.
• Pembuatan laporan bulanan, triwulanan, tahunan.

F. Gizi
Kegiatan pengukuran status gizi bayi dilakukan pada saat sebelum
dilakukan imunisasi yaitu pada hari selasa mulai jam 09.00 – 12.00 WITA
ataupun pada saat kegiatan posyandu. Bayi dan balita datang ke puskesmas,
kemudian ditimbang dan hasil dari penimbangan tersebut dicatat dalam KMS
(Kartu Menuju Sehat) masing-masing bayi dan balita tersebut.

Kegiatan ini sama dilakukan pula pada kegiatan posyandu sehingga


perkembangan status gizi bayi dan balita tiap bulan dapat diketahui. Ibu-ibu yang
membawa bayi dan balitanya kemudian akan mendapatkan pengarahan dari
petugas puskesmas untuk mempertahankan maupun meningkatkan status gizi
anak mereka, khususnya yang termasuk dalam gizi kurang dan buruk kemudian
akan didata untuk dilaporkan dan mendapatkan perhatian lebih dari petugas.
Gambar 10. Penimbangan Berat Badan yang dilakukan tenaga kesehatan
Gizi di Puskesmas Tamangapa

Program kerja bagian Gizi Puskesmas Tamangapa tahun 2010 adalah


sebagai berikut.
• Penyuluhan Gizi, bertujuan untuk meningkatkan status gizi masyarakat.
• Pelacakan Gizi Buruk, bertujuan untuk mengetahui gizi buruk dan
kurang yang terdapat di wilayah kerja Puskesmas Tamangapa.
• Pemberian Vitamin A, bertujuan untuk mencegah terjadinya kebutaan
pada anak.
• Pemantauan Status Gizi, bertujuan untuk meningkatkan status gizi anak
dan balita.
• Pemberian Makanan Tambahan, bertujuan untuk memperbaiki status gizi
anak, bayi dan balita.
• Pemberian PMT Bumil KEK, bertujuan untuk meningkatkan status gizi
ibu hamil.

G. Manajemen Puskesmas
Manajemen puskesmas berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia, Nomor : 128/Menkes/SK/II/2004. Manajemen puskesmas
adalah rangkaian kegiatan yang bekerja secara sistematik untuk menghasilkan
luaran puskesmas yang efektif dan efisien. Ada empat fungsi manajemen
puskesmas yang dikenal yakni :

• Perencanaan
• Pelaksanaan dan pengendalian
• Pengawasan
• Pertanggung-jawaban
Perencanaan adalah proses penyusunan rencana tahunan puskesmas untuk
mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerja puskesmas. Rencana tahunan
puskesmas dibedakan atas dua macam. Rencana tahunan upaya kesehatan wajib
dan rencana tahunan upaya kesehatan pengembangan. Pelaksanaan dan
pengendalian adalah proses penyelenggaraan, pemantauan serta penilaian
terhadap penyelenggaraan rencana tahunan puskesmas.

Pengawasan dan pertanggungjawaban adalah proses memperoleh kapasitas


atas kesesuaian penyelenggraan dan pencapaian tujuan puskesmas terhadap
rencana dan peraturan perundangan serta berbagai kewajiban yang berlaku.

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan


pengembangan harus menerapkan azas penyelenggaraan puskesmas secara
terpadu.

Azas penyelenggraan puskesmas yang dimaksud adalah :

1. Azas Pertanggungjawaban Wilayah

Puskesmas bertanggungjawab meningkatkan derajat kesehatan


masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya.
Diselenggarakannya upaya kesehatan strata pertama oleh puskesmas
pembantu, puskesmas keliling, bidan desa serta berbagai upaya
kesehatan di luar gedung puskesmas lainnya.

2. Azas Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas wajib memberdayakan perorangan, keluarga dan


masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap upaya
puskesmas. Untuk itu, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui Badan Penyantun Puskesmas (BPP).

3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan suber daya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggraan setiap upaya puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu. Dua macam keterpaduan yang perlu
diperhatikan yaitu keterpaduan lintas program dan keterpaduan lintas
sektor.

4. Azas Rujukan

Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan


yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Padahal puskesmas berhadapan
lansung dengan masyarakat. Untuk membantu puskesmas
menyelesaikan berbagai masalah kesehatan dan untuk meningkatkan
efisiensi, maka penyelenggaraan setiap upaya puskesmas harus ditopang
oleh azas rujukan. Ada dua macam rujukan yang dikenal yaitu, rujukan
upaya kesehatan perorang dan rujukan upaya kesehatan masyarakat.
Rujukan upaya kesehatan perorang dibedakan lagi kepada tiga macam
yaitu, rujukan kasus untuk keperluan diagnostik, rujukan bahan
pemeriksaan dan rujukan ilmu pengetahuan. Rujukan upaya kesehatan
masyarakat dibedakan kepada tiga macam yaitu, rujukan sarana dan
logistik, rujukan tenaga dan rujukan operasional.

I. Penyuluhan Kesehatan dan Posyandu


Kegiatan penyuluhan kesehatan dilaksanakan pada hari Kamis,
tanggal 21 Juli 2010. Penyuluhan bertempat di Rumah Kelurahan
Bangkala, bersamaan dengan kegiatan poliklinik tempat tersebut. Adapun
penyuluhan yang diberikan adalah penyuluhan mengenai penyakit Diare.
Penyuluhan dibawakan oleh saudara Ita Puspita. Kegiatan penyuluhan
diikuti ibu-ibu yang membawa bayinya dan beberapa warga lain.
Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan kegiatan yang
dilaksanakan oleh, dari dan untuk masyarakat dengan tujuan meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak. Posyandu
adalah bagian dari upaya untuk mencapai keluarga kecil, bahagia, dan
sejahtera, dilaksanakan oleh keluarga bersama dengan masyarakat di
bawah bimbingan petugas kesehatan dari Puskesmas setempat. Kegiatan
Posyandu sendiri berlangsung sebanyak satu bulan sekali untuk tiap
Posyandu. Posyandu dilaksanakan oleh kader Posyandu dan dihadiri oleh
seorang tenaga kesehatan dari Puskesmas.
Kegiatan Posyandu yang dilakukan adalah penimbangan berat bayi,
balita dan anak; pencatatan pada KMS (Kartu Menuju Sehat); dan
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) yang disiapkan oleh kader
Posyandu.

Gambar 11. Kegiatan Posyandu di Kelurahan Bangkala

You might also like