You are on page 1of 15

Penemuan Elektron

On January - 16 - 2010

Pada mulanya banyak sekali percobaan-percobaan yang dilakukan oleh ilmuwan-ilmuwan yang
menggunakan tabung sinar katoda, salah satunya adalah William crookes. William crookes
adalah ilmuwan yang paling banyak melalukan percobaan menggunakan tabung sinar katoda,
tetapi pengertian dan hasil dari percobaan dengan tabung sinar katoda menjadi jelas setelah
serangkaian percobaan yang dilakukan oleh JJ. Thomson. Nama Lengkap J.J Thomson adalah
Sir Joseph John Thomson (1856-1940), beliau adalah seorang Fisikawan asal Inggris.

Dalam penelitiannya JJ.Thomson mempelajari bahwa tabung katoda pada kondisi vakum parsial
(hampir vakum). Tabung sinar katoda terbuat dari kasa, dengan anoda dan katoda di bagian
ujung2 tabung. Tekanan udara pada tabung dibuat randah dengan mengeluarkan udara dalam
tabung menggunakan pompa penghisap udara, kemudian pada anoda dan katoda diberi beda
tegangan yang tinggi, maka akan tampak sinar katoda dari katoda menuju anoda. Tabung sinar
katoda tersebut apabila diberi tegangan yang tinggi akan mengeluarkan berkas sinar, oleh
JJ.Thomson sinar ini disebut sebagai berkas sinar katoda. Disebut sebagai berkas sinar katoda
karena disebabkan berkas sinar ini berasal dari katoda atau elektroda negative B.

Kemudian JJ.Thomson melakukan percobaan dengan medan listrik, dimana berkas sinar katoda
ini apabila didekatkan dengan medan listrik negative maka berkas sinar katoda akan dibelokan
(berkas sinar katoda ini tertolak oleh medan negative), berdasarkan hal ini maka Thomson
menyatakan bahwa berkas sinar katoda itu adalah partikel-partikel yang bermuatan negative yang
ia sebut sebagai corpuscle. JJ.Thomson juga meyakini bahwa corpuscle itu berasal dari atom-
atom logam yang dipakai sebagai elektroda pada tabung katoda. Dengan menggunakan jenis
logam yang berbeda-beda sebagai elektroda yang dia gunakan pada tabung katoda maka
percobaan Thomson tetap menghasilkan berkas sinar katoda yang sama.

Dan akhirnya JJ.Thomson menyimpulkan bahwa setiap atom pasti tersusun atas corpuscle-
corpuscle. Corpuscle yang ditemukan oleh Thomson ini kemudian disebut sebagai Electron oleh
G. Johnstone Stoney. Dari asumsi tersebut JJ.Thomson akhirnya meyakini bahwa atom
sebenarnya tidak berbentuk masiv atau berbentuk bulatan yang pejal, akan tetapi tersusun atas
komponen-komponen penyususn atom.

Di alam ini atom berada dalam keadaan yang stabil serta mempunyai muatan yang netral, dengan
demikian JJ.Thomson lebih lanjut mengasumsikan bahwa didalam atom itu sendiri pasti terdapat
bagian yang bermuatan positif. Dari asumsi tersebut maka JJ.Thomson mengajukan struktur atom
sebagai bulatan awan bermuatan posistif dengan elektron yang terdistribusi acak di dalamnya.
Dan akhirnya termuntahkanlah asumsi bahwa atom adalah bagian terkecil dari suatu benda.
Model atom JJ.Thomson ini lebih dikenal sebagai plum pudding model atau dalam bahasa
Indonesia dikenal sebagai model roti kismis. Untuk memudahkan membayangkan model atom
ini maka Anda harus membayangkan sebuah roti dalam bentuk bola yang didalamnya terdapat
kismis yang menyebar merata secara acak.

Oleh karena Elektron ditemukan melalui percobaan tabung sinar katoda. yang dilakukan oleh
JJ.Thomson, maka JJ. Thomson yang diakui sebagai penemu electron

http://d-bridge.co.cc/penemuan-elektron/
Perkembangan Teori Atom
1. Teori Atom John Dalton

Pada tahun 1803, John Dalton mengemukakan mengemukakan pendapatnaya tentang


atom. Teori atom Dalton didasarkan pada dua hukum, yaitu hukum kekekalan massa
(hukum Lavoisier) dan hukum susunan tetap (hukum prouts). Lavosier mennyatakan
bahwa “Massa total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama dengan massa total zat-zat
hasil reaksi”. Sedangkan Prouts menyatakan bahwa “Perbandingan massa unsur-unsur
dalam suatu senyawa selalu tetap”. Dari kedua hukum tersebut Dalton mengemukakan
pendapatnya tentang atom sebagai berikut:

1. Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi
2. Atom digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda
3. Atom-atom bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat
dan sederhana. Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
4. Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali
dari atom-atom, sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.

Hipotesa Dalton digambarkan dengan model atom sebagai bola pejal seperti pada tolak
peluru. Seperti gambar berikut ini:

Kelemahan:

Teori dalton tidak menerangkan hubungan antara larutan senyawa dan daya hantar arus
listrik.

2. Teori Atom J. J. Thomson

Berdasarkan penemuan tabung katode yang lebih baik oleh William Crookers, maka J.J.
Thomson meneliti lebih lanjut tentang sinar katode dan dapat dipastikan bahwa sinar
katode merupakan partikel, sebab dapat memutar baling-baling yang diletakkan diantara
katode dan anode. Dari hasil percobaan ini, Thomson menyatakan bahwa sinar katode
merupakan partikel penyusun atom (partikel subatom) yang bermuatan negatif dan
selanjutnya disebut elektron.
Atom merupakan partikel yang bersifat netral, oleh karena elektron bermuatan negatif,
maka harus ada partikel lain yang bermuatan positifuntuk menetrallkan muatan negatif
elektron tersebut. Dari penemuannya tersebut, Thomson memperbaiki kelemahan dari
teori atom dalton dan mengemukakan teori atomnya yang dikenal sebagai Teori Atom
Thomson. Yang menyatakan bahwa:
“Atom merupakan bola pejal yang bermuatan positif dan didalamya tersebar muatan
negatif elektron”

Model atomini dapat digambarkan sebagai jambu biji yang sudah dikelupas kulitnya. biji
jambu menggambarkan elektron yang tersebar marata dalam bola daging jambu yang
pejal, yang pada model atom Thomson dianalogikan sebagai bola positif yang pejal.
Model atom Thomson dapat digambarkan sebagai berikut:

Kelemahan:

Kelemahan model atom Thomson ini tidak dapat menjelaskan susunan muatan positif dan
negatif dalam bola atom tersebut.

3. Teori Atom Rutherford

Rutherford bersama dua orang muridnya (Hans Geigerdan Erners Masreden)


melakukan percobaan yang dikenal dengan hamburan sinar alfa (λ) terhadap lempeng
tipis emas. Sebelumya telah ditemukan adanya partikel alfa, yaitu partikel yang
bermuatan positif dan bergerak lurus, berdaya tembus besar sehingga dapat menembus
lembaran tipis kertas. Percobaan tersebut sebenarnya bertujuan untuk menguji pendapat
Thomson, yakni apakah atom itu betul-betul merupakan bola pejal yang positif yang bila
dikenai partikel alfa akan dipantulkan atau dibelokkan. Dari pengamatan mereka,
didapatkan fakta bahwa apabila partikel alfa ditembakkan pada lempeng emas yang
sangat tipis, maka sebagian besar partikel alfa diteruskan (ada penyimpangan sudut
kurang dari 1°), tetapi dari pengamatan Marsden diperoleh fakta bahwa satu diantara
20.000 partikel alfa akan membelok sudut 90° bahkan lebih.
Berdasarkan gejala-gejala yang terjadi, diperoleh beberapa kesipulan beberapa berikut:

1. Atom bukan merupakan bola pejal, karena hampir semua partikel alfa diteruskan
2. Jika lempeng emas tersebut dianggap sebagai satu lapisanatom-atom emas, maka
didalam atom emas terdapat partikel yang sangat kecil yang bermuatan positif.
3. Partikel tersebut merupakan partikelyang menyusun suatu inti atom, berdasarkan
fakta bahwa 1 dari 20.000 partikel alfa akan dibelokkan. Bila perbandingan
1:20.000 merupakan perbandingan diameter, maka didapatkan ukuran inti atom
kira-kira 10.000 lebih kecil daripada ukuran atom keseluruhan.

Berdasarkan fakta-fakta yang didapatkan dari percobaan tersebut, Rutherford


mengusulkan model atom yang dikenal dengan Model Atom Rutherford yang
menyatakan bahwa Atom terdiri dari inti atom yang sangat kecil dan bermuatan positif,
dikelilingi oleh elektron yang bermuatan negatif. Rutherford menduga bahwa didalam
inti atom terdapat partikel netral yang berfungsi mengikat partikel-partikel positif agar
tidak saling tolak menolak.

Model atom Rutherford dapat digambarkan sebagai beriukut:

Kelemahan:

Tidak dapat menjelaskan mengapa elektron tidak jatuh ke dalam inti atom.

4. Teori Atom Bohr

ada tahun 1913, pakar fisika Denmark bernama Neils Bohr memperbaiki kegagalan atom
Rutherford melalui percobaannya tentang spektrum atom hidrogen. Percobaannya ini
berhasil memberikan gambaran keadaan elektron dalam menempati daerah disekitar inti
atom. Penjelasan Bohr tentang atom hidrogen melibatkan gabungan antara teori klasik
dari Rutherford dan teori kuantum dari Planck, diungkapkan dengan empat postulat,
sebagai berikut:

1. Hanya ada seperangkat orbit tertentu yang diperbolehkan bagi satu elektron dalam
atom hidrogen. Orbit ini dikenal sebagai keadaan gerak stasioner (menetap)
elektron dan merupakan lintasan melingkar disekeliling inti.
2. Selama elektron berada dalam lintasan stasioner, energi elektron tetap sehingga
tidak ada energi dalam bentuk radiasi yang dipancarkan maupun diserap.
3. Elektron hanya dapat berpindah dari satu lintasan stasioner ke lintasan stasioner
lain. Pada peralihan ini, sejumlah energi tertentu terlibat, besarnya sesuai dengan
persamaan planck, ΔE = hv.
4. Lintasan stasioner yang dibolehkan memilki besaran dengan sifat-sifat tertentu,
terutama sifat yang disebut momentum sudut. Besarnya momentum sudut
merupakan kelipatan dari h/2∏ atau nh/2∏, dengan n adalah bilangan bulat dan h
tetapan planck.
Menurut model atom bohr, elektron-elektron mengelilingi inti pada lintasan-lintasan
tertentu yang disebut kulit elektron atau tingkat energi. Tingkat energi paling rendah
adalah kulit elektron yang terletak paling dalam, semakin keluar semakin besar nomor
kulitnya dan semakin tinggi tingkat energinya.

Kelemahan:

Model atom ini tidak bisa menjelaskan spektrum warna dari atom berelektron banyak.

5. Teori Atom Modern

Model atom mekanika kuantum dikembangkan oleh Erwin Schrodinger (1926).Sebelum


Erwin Schrodinger, seorang ahli dari Jerman Werner Heisenberg mengembangkan teori
mekanika kuantum yang dikenal dengan prinsip ketidakpastian yaitu “Tidak mungkin
dapat ditentukan kedudukan dan momentum suatu benda secara seksama pada saat
bersamaan, yang dapat ditentukan adalah kebolehjadian menemukan elektron pada jarak
tertentu dari inti atom”.

Daerah ruang di sekitar inti dengan kebolehjadian untuk mendapatkan elektron disebut
orbital. Bentuk dan tingkat energi orbital dirumuskan oleh Erwin Schrodinger.Erwin
Schrodinger memecahkan suatu persamaan untuk mendapatkan fungsi gelombang untuk
menggambarkan batas kemungkinan ditemukannya elektron dalam tiga dimensi.

Persamaan Schrodinger
x,y dan z = Posisi dalam tiga dimensi
Y = Fungsi gelombang
m = massa
ђ = h/2p dimana h = konstanta plank dan p = 3,14
E = Energi total
V = Energi potensial

Model atom dengan orbital lintasan elektron ini disebut model atom modern atau model
atom mekanika kuantum yang berlaku sampai saat ini, seperti terlihat pada gambar
berikut ini.

Awan elektron disekitar inti menunjukan tempat kebolehjadian elektron. Orbital


menggambarkan tingkat energi elektron. Orbital-orbital dengan tingkat energi yang sama
atau hampir sama akan membentuk sub kulit. Beberapa sub kulit bergabung membentuk
kulit.Dengan demikian kulit terdiri dari beberapa sub kulit dan subkulit terdiri dari
beberapa orbital. Walaupun posisi kulitnya sama tetapi posisi orbitalnya belum tentu
sama.

Ciri khas model atom mekanika gelombang

1. Gerakan elektron memiliki sifat gelombang, sehingga lintasannya (orbitnya) tidak


stasioner seperti model Bohr, tetapi mengikuti penyelesaian kuadrat fungsi
gelombang yang disebut orbital (bentuk tiga dimensi darikebolehjadian paling
besar ditemukannya elektron dengan keadaan tertentu dalam suatu atom)
2. Bentuk dan ukuran orbital bergantung pada harga dari ketiga bilangan
kuantumnya. (Elektron yang menempati orbital dinyatakan dalam bilangan
kuantum tersebut)
3. Posisi elektron sejauh 0,529 Amstrong dari inti H menurut Bohr bukannya sesuatu
yang pasti, tetapi bolehjadi merupakan peluang terbesar ditemukannya elektron.

http://kimiamifkho.wordpress.com/2009/07/22/perkembangan-teori-atom/
Penemuan Inti Atom dan Model Atom Rutherford
Posted by Joshua Karsten at 7:08 PM
Pada tahun 1909 Hans Geiger dan Ernest Marsden dengan petunjuk dari Ernest
Rutherford melakukan eksperimen di Laboratorium Fisika Universitas Manchester untuk
membuktikan kebenaran dari teori atom yang dikemukakan oleh Thompson

Eksperimen ini melibatkan penambakan partikel alfa (inti atom helium atau ion helium
dengan muatan positip) yang diemisikan oleh unsur Radium pada lempengan logam emas
tipis dan kemudian mendeteksi partikel alfa yang telah melewati lempengan logam emas
tersebut dengan menggunakan layar yang dilapisi seng sulfida (ZnS) sebagai dtetektor.

Rutherford berpendapat bahwa apabila struktur atom yang dikemukakan oleh Thomson
adalah benar maka sebagian besar berkas partikel alfa akan melewati lempengan logam
emas dan sebagian kecil sekali yang akan didefleksi.

Akan tetapi hasil eksperimen Rutherford sangat mengejutkan, walaupun sebagian besar
berkas partikel alfa melewati lempengan logam emas, terdapat banyak berkas partikel
alfa yang didefleksi dengan sudut yang besar (lebih dari 900), bahkan terdapat berkas
partikel alfa yang direfleksi kembali kearah sumber tanpa pernah menyentuh layer
detector (perhatikan gambar).

Setelah merunut pola-pola partikel alfa yang ditembakkan ke lempeng logam emas, maka
Rutherford mengambil kesimpulan bahwa sebagian besar ruang dalam atom adalah
“ruang kosong”, dan terdapat massa yang terkonsentrasi pada pusat atom yang bermuatan
positif dimana ukurannya 10.000 kali lebih kecil dibanding ukuran keseluruhan bagian
atom, dan elektron mengelilingi inti atom tersebut seperti planet-planet kita mengelilingi
matahari.

Rutherford menyimpulkan struktur atom tersebut berlandaskan eksperimennya sebagai


berikut:

 Sebagian besar berkas partikel alfa yang dapat melewati lempengan logam emas
menunjukan bahwa partikel alfa ini melewati ruang kosong yang ada di dalam
atom sehingga dengan mudah partikel alfa ini melewati ruang kosong tersebut
tanpa hambatan yang berarti.
 Berkas partikel alfa yang didefleksi menunjukan bahwa partikel alfa tersebut
berada pada posisi yang dekat dengan inti atom yang bermuatan positif. Muatan
positif dengan muatan positif akan saling tolak menolak, hal inilah yang
menyebabkan partikel alfa dibelokan dengan sudut yang besar.
 Berkas partikel alfa yang di refleksi kembali (dipantulkan kembali) menunjukan
bahwa partikel alfa tersebut bertumbukkan dengan inti atom yang bermuatan
positif. Inti atom emas mempunyai massa dan muatan positif yang lebih besar
disbanding dengan massa dan muatan partikel alfa, hal inilah yang membuat
partikel alfa di pantulkan kembali.

Berdasarkan hal tersebut diatas maka Rutherford mengajukan model atom sebagai
berikut:

http://www.jozhua.co.cc/2010/07/penemuan-inti-atom-dan-model-atom.html
Partikel-partikel Dasar Atom
Kata Kunci: elektron, inti atom, netron, proton, sinar katoda
Ditulis oleh Ratna dkk pada 13-04-2009

Terdiri atas inti atom dan elektron yang berada diluar atom. Inti atom tersusun
atas proton dan netron.

Tabel Partikel Dasar Penyusun Atom

Elektron

Elektron merupakan partikel dasar penyusun atom yang pertama kali ditemukan. Elektron
ditemukan oleh Joseph John Thompson pada tahun 1897.

Joseph John Thompson

Elektron ditemukan dengan menggunakan tabung kaca yang bertekanan sangat rendah
yang tersusun oleh:

 Plat logam sebagai elektroda pada bagian ujung tabung


 Katoda, elektroda dengan kutub negatif dan anoda, elektrode dengan kutub
positif.
Listrik bertekanan tinggi yang dialirkan melalui plat logam mengakibatkan adanya sinar
yang mengalir dari katoda menuju anoda yang disebut sinar katoda. Tabung kaca
bertekanan rendah ini selanjutnya disebut tabung sinar katoda. Adanya sinar katoda
membuat tabung menjadi gelap. Sinar katoda tidak terlihat oleh mata akan tetapi
keberadaannya terdeteksi melalui gelas tabung yang berpendar akibat adanya benturan
sinar katoda dengan gelas tabung kaca.

Sifat-sifat Sinar Katoda:

 Sinar katoda dihasilkan akibat adanya aliran listrik bertekanan tinggi yang
melewati plat logam.
 Sinar katoda berjalan lurus menuju anoda.
 Sinar katoda menimbulkan efek fluoresens (pendar) sehingga keberadaannya
terdeteksi.
 Sinar katoda bermuatan negatif sehingga dapat dibelokkan oleh medan listrik dan
medan magnet.
 Sinar katoda yang dihasilkan tidak tergantung dari bahan pembuat plat logam.

Sifat-sifat yang mendukung yang dihasilkan oleh sinar katoda menyebabkan sinar katoda
digolongkan sebagai partikel dasar atom dan disebut sebagai elektron.

Tabung Sinar Katoda


Peralatan Thomson untuk menentukan harga e/m

Joseph John Thomson selanjutnya melakukan penelitian untuk menentukan perbandingan


harga muatan elektron dan massanya (e/m). Hasil penelitian menunjukkan bahwa sinar
katoda dapat dibelokkan oleh medan listrik dn medan magnet. Pembelokan
memungkinkan pengukuran jari-jari kelengkungan secara tepat sehingga perbandingan
harga muatan elektron dan massanya dapat ditentukan sebesar 1,76×108 coulomb/gram.

Robert Milikan

Robert Millikan pada tahun 1909 melakukan penelitian penentuan muatan elektron
menggunakan tetes minyak. Penelitian membuktikan bahwa tetes minyak dapat
menangkap elektron sebanyak satu atau lebih. Millikan selanjutnya menemukan bahwa
muatan tetes minyak berturut-turut 1x(-1,6.10-19), 2x(-1,6.10-19), 3x(-1,6.10-19) dan
seterusnya. Karena muatan tiap tetes minyak adalah kelipatan 1,6.10-19C maka Millikan
menyimpulkan bahwa muatan satu elektron sebesar -1,6.10-19C.
Peralatan tetes minyak Milikan

Hasil penelitian yang dilakukan Joseph John Thompson dan Robert Millikan
memungkinkan untuk menghitung massa elektron secara tepat.

Contoh Soal:

Tentukan berapa elektron yang tertangkap oleh 1 tetes minyak dalam percobaan yang
dilakukan oleh Millikan apabila 1 tetes minyak tersebut bermuatan -3,2 x 10-19 C.

Jawab:
Telah diketahui dari percobaan yang dilakukan oleh Millikan bahwa muatan 1 elektron
sebesar -1,6 x 10-19 C. Maka jumlah elektron yang ditangkap oleh 1 tetes minyak dengan
muatan -3,2 x 10-19 C adalah:

Inti atom

Ernest Rutherford pada tahun 1911 menemukan inti atom. W. C. Rontgen yang
menemukan sinar x pada tahun 1895 dan penemuan zat radioaktif oleh Henry Becquerel
mendasari penemuan Rutherford. Zat radioaktif merupakan zat yang dapat memancarkan
radiasi spontan, misalnya uranium, radium dan polonium. Radiasi atau sinar yang
dipancarkan oleh zat radioaktif disebut sinar radioaktif. Sinar radioaktif yang umum
dikenal adalah sinar alfa (α), sinar beta (β) dan sinar gama (γ).

Ernest Rutherford
Sinar Alfa, beta dan gama

Ernest Rutherford melakukan penelitian dengan menggunakan sinar alfa untuk


menembak plat tipis emas (0,01 sampai 0,001mm). Detektor yang digunakan berupa plat
seng sulfida (ZnS) yang berpendar apabila sinar alfa mengenainya.

Hamburan sinar alfa

Hasil yang diperoleh adalah bahwa sebagian besar sinar alfa diteruskan atau dapat
menembus plat tipis emas. Sinar alfa dalam jumlah yang sedikit juga dibelokkan dan
dipantulkan. Hasil penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar sinar alfa
diteruskan memberikan kesimpulan bahwa sebagian besar atom merupakan ruang
kosong. Sedangkan sebagian kecil sinar alfa yang dipantulkan juga memberikan
kesimpulan bahwa dalam atom terdapat benda pejal dan bermuatan besar. Adanya benda
pejal yang bermuatan besar didasarkan pada kenyataan bahwa sinar alfa yang bermuatan
4 sma dapat dipantulkan apabila mengenai plat tipis emas. Hal ini berarti massa benda
pejal dalam atom emas jauh lebih besar daripada massa sinar alfa. Selanjutnya Rutherford
menyebut benda pejal tersebut sebagai inti atom yang merupakan pusat massa atom.
Penelitian juga menunjukkan bahwa sinar alfa dibelokkan ke arah kutub negatif apabila
dimasukkan kedalam medan listrik. Hal ini berarti sinar alfa menolak sesuatu yang
bermuatan positif dalam atom emas dan lebih mendekati sesuatu dengan muatan yang
berlawanan. Rutherford selanjutnya menyimpulkan bahwa inti atom bermuatan positif.
Hasil penelitian membuat Rutherford secara umum mengemukakan bahwa:

 Atom terdiri atas inti atom yang bermuatan positif yang merupakan pusat massa
atom
 Elektron diluar inti atom mengelilingi inti atom dan berjumlah sama dengan
muatan inti atom sehingga suatu atom bersifat netral.

Proton

Eugene Goldstein pada tahun 1886 melakukan percobaan dan menemukan partikel baru
yang disebut sebagai sinar kanal atau sinar positif. PeralaEan Goldstein tersusun atas:

 Elektroda negatif (katoda) yang menutup rapat tabung sinar katoda sehingga
ruang dibelakang katoda gelap
 Tabung katoda dilubangi dan diisi dengan gas hidrogen bertekanan rendah
 Radiasi yang keluar dari lubang tabung katoda akibat aliran listrik bertegangan
tinggi menyebabkan gas yang berada dibelakang katoda berpijar
 Radiasi tersebut disebut radiasi/sinar kanal atau sinar positif

Sinar positif/sinar kanal

Sinar kanal secara mendetail dihasilkan dari tahapan berikut yakni ketika sinar katoda
menjala dari katoda ke anoda maka sinar katoda ini menumbuk gas hidrogen yang berada
didalam tabung sehingga elektron gas hidrogen terlepas dan membentuk ion positif. Ion
hidrogen yang bermuatan positif selanjutnya bergerak menuju kutub negatif (katoda)
dengan sebagian ion hidrogen lolos dari lubang katoda. Berkas sinar yang bermuatan
positif disebut sinar kanal atau sinar positif.
Penelitian selanjutnya mendapatkan hasil bahwa gas hidrogen menghasilkan sinar kanal
dengan muatan dan massa terkecil. Ion hidogen ini selanjutnya disebut sebagai proton.
Beberapa kesimpulan yang dapat diambil adalah bahwa sinar kanal merupakan parikel
dasar yang bermuatan positif dan berada dalam inti atom dan massa proton sama dengan
massa ion hidrogen dan berharga 1 sma. Rutherford berikutnya menembak gas nitrogen
dengan sinar alfa untuk membuktikan bahwa proton berada didalam atom dan ternyata
proton juga dihasilkan dari proses tersebut.  Reaksi yang terjadi adalah

Beberapa sifat sinar kanal/sinar positif adalah:

 Sinar kanal merupakan radiasi partikel- sinar kanal dibelokkan ke arah kutub
negatif apabila dimasukkan kedalam medan listrik atau medan magnet-sinar kanal
bermuatan positif.
 Sinar kanal mempunyai perbandingan harga muatan elektron dan massa (e/m)
lebih kecil dari perbandingan harga muatan elektron dan massa (e/m) elektron.
 Sinar kanal mempunyai perbandingan harga muatan elektron dan massa (e/m)
yang tergantung pada jenis gas dalam tabung.

Contoh soal:
Tentukan muatan oksigen apabila kedalam tabung sinar kanal dimasukkan gas oksigen
dengan massa 1 atomnya sebesar 16 sma dan akibat adanya tumbukan dengan sinar
katoda yang dihasilkan, 2 elektron lepas dari atom oksigen.

Jawab:
Karena terjadi pelepasan 2 elektron, maka muatan 1 atom oksigen = 2.

Netron

Penelitian yang dilakukan Rutherford selain sukses mendapatkan beberapa hasil yang
memuaskan juga mendapatkan kejanggalan yaitu massa inti atom unsur selalu lebih besar
daripada massa proton didalam inti atom. Rutherford menduga bahwa terdapat partikel
lain didalam inti atom yang tidak bermuatan karena atom bermuatan positif disebabkan
adanya proton yang bermuatan positif. Adanya partikel lain didalam inti atom yang tidak
bermuatan dibuktikan oleh James Chadwick pada tahun 1932. Chadwick melakukan
penelitian dengan menembak logam berilium menggunakan sinar alfa. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa suatu partikel yang tak bermuatan dilepaskan ketikan logam
berilium ditembak dengan sinar alfa dan partikel ini disebut sebagai netron. Reaksi yang
terjadi ketika logam berilium ditembak dengan sinar alfa adalah

Netron tak bermuatan dan bermassa 1 sma (pembulatan).

http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/partikel-partikel-dasar-
atom/

You might also like