You are on page 1of 9

ELIMINASI FEKAL

ELIMINASI FEKAL

ϒ Pendahuluan
Eliminasi produkϒ sisa pencernaan yang teratur merupakan aspek penting untuk fungsi
normal tubuh.
Perubahan eliminasi dapat menyebabkan masalah pada sistemϒ gastrointestinal dan
sistem tubuh lainnya.
Pengeluaran feses yangϒ sering, dalam jumlah besar dan karakteristiknya normal
biasanya berbanding lurus dengan rendahnya insiden kanker kolorektal (Robinson &
Weigley, 1989).
Apa yang dimaksud dengan Proses Defekasi ????ϒ
ϒ Defekasi adalah proses pembuangan atau pengeluaran sisa metabolisme berupa feses
dan flatus yang berasal dari saluran pencernaan melalui anus.
Refleks dalam Proses Defekasiϒ
Refleks Defekasiϒ Intrinsik
Berawal dari feses yang masuk rektum sehingga terjadi distensi rektum, yang kemudian
menyebabkan rangsangan pada fleksus mesenterika dan terjadilah gerakan perilstaltik.
Feses toba di anus, secara sistematis spingter interna relaksasi maka terjadilah defekasi
Refleks Defekasi Parasimpatisϒ
Feses yang masuk ke rektum akan merangsang saraf rektum yang kemudian diteruskan
ke spinal cord.
Dari spinal cord kemudian dikembalikan ke kolon desenden, sigmoid dan rektum yang
menyebabkan intensifnya peristaltik, relaksasi spinter internal, maka terjadilah defekasi.
Dorongan feses jugaϒ dipengaruhi oleh :
Kontraksi otot abdomen
Tekanan diafragma
Kontraksi otot elevator
Defekasi dipermudah oleh fleksi ototϒ femur dan posisi jongkok.
Gas yang dihasilkan dalam prosesϒ pencernaan normalnya 7 – 10 liter/24jam.
Jenis gas yang terbanyakϒ adalah CO2, Metana, H2S, O2 dan Nitrogen.
Terdiri atas 75% air danϒ 25% materi padat.
Feses normal berwarna coklat karena pengaruhϒ sterkobilin, mobilin, dan aktivitas
bakteri.
Bau khas karenaϒ pengaruh dari mikroorganisme.
Konsistensi lembek namun berbentuk.ϒ
ϒ Faktor Faktor yang mempengaruhi Proses Defekasi
Usiaϒ
Dietϒ
ϒ Intake Cairan
Aktivitasϒ
Fisiologisϒ
Pengobatanϒ
ϒ Gaya Hidup
Prosedur Diagnostikϒ
Penyakitϒ
Anestesiϒ &Pembedahan
Nyeriϒ
Kerusakan sensorik dan motorikϒ
Padaϒ usia bayi lambung kecil, enzim pencernaan sedikit.
Makananϒ melewati saluran pencernaan dengan cepat karena gerakan perilstaltik
berlangsung dengan cepat, kontrol defekasi belum berkembang (neuromuskuler belum
berkembang)
Pada usia lanjut gigi mulaiϒ berkurang, jumlah enzim dalam saliva dan volume asam
lambung menurun, ketidakmampuan mencerna, kontrol defekasi menurun.
Makanan berseratϒ akan mempercepat produksi feses, banyaknya makanan yang masuk
ke dalam tubuh juga mempengaruhi proses defekasi.
Makanan makanan berikutϒ mengandung serat dalam jumlah tinggi :
Buah buahan mentah (apel, jeruk)
Sayur sayuran (bayam, kangkung, kubis)
Sayur sayuran mentah (seledri, mentimun)
Gandum utuh (sereal, roti).
Makananϒ yang menghasilkan gas : bawang, kembang, kol, dan buncis à menstimulasi
peristaltik.
Gas yang dihasilkan membuat dinding usus berdistensi,ϒ meningkatkan motilitas kolon.
Makanan pedas à meningkatkanϒ peristaltik à dapat menyebabkan pencernaan tidak
berlangsung dan feses menjadi encer.
Asupan cairan yang tidak edekuat atau gangguan yangϒ menyebabkan kehilangan
cairan (muntah) mempengaruhi karakter feses.
ϒ Cairan mengencerkan isi usus, memudahkan bergerak melalui kolon.
ϒ Intake cairan yang kurang à feses keras à absorbsi cairan meningkat.
ϒ Minuman ringan yang hangat dan jus buah memperlunak feses dan meningkatkan
peristaltik.
Aktivitas fisik meningkatkan peristaltik,ϒ imobilisasi menekan motilitas kolon.
Tonus otot abdomen, pelvisϒ dan diafragma akan sangat membantu proses defekasi.
Gerakanϒ peristaltik akan memudahkan bahan feses bergerak sepanjang kolon.
ϒ Individu yang mengalami kecemasan, ketakutan atau marah à stress à pertahanan
tubuh.
Upaya pertahanan tubuh à nutrisiϒ >> à proses pencernaan dipercepat dan peristaltik
meningkat à diare.
ϒ Depresi à sistem saraf otonom memperlambat impuls saraf dan peristaltik menurun.
Beberapa obat dapat mengakibatkan diare dan konstipasi.ϒ
ϒ Laksatif dan katartik melunakkan feses dan meningkatkan peristaltik.
ϒ Penggunaan katartik dalam jangka waktu lama menyebabkan usus besar kehilangan
tonus ototnya à kurang responsif terhadap stimulasi.
ϒ Penggunaan laksatif berlebihan à diare berat à dehidrasi dan kehilangan cairan dan
elektrolit.
Kebiasaan untuk melatih pola BAB sejakϒ kecil secara teratur, fasilitas BAB, dan
kebiasaan menahan BAB.
ϒ Seiring dengan meningkatnya usia kehamilan dan ukuran fetus, tekanan diberikan
pada rektum.
Obtruksi sementara akibat keberadaan fetusϒ mengganggu pengeluaran feses.
Wanita hamil yang sering mengejanϒ selama defekasi dapat menyebabkan hemoroid
yang permanen.
Klienϒ yang akan dilakukan prosedur diagnostik biasanya dipuasakan atau dilakukan
klisma dahulu.
Beberapa penyakit pencernaan dapatϒ menimbulkan diare atau konstipasi.
Anestesi umum dapat menghalangiϒ impuls parasimpatis à ileus usus à 24-48 jam.
Pengalaman nyeriϒ waktu BAB à hemoroid, fraktur os pubis, episiotomi à mengurangi
keinginan untuk BAB.
Kerusakan spinal cord dan injuri kepala akanϒ menimbulkan penurunan stimulus
sensorik untuk defekasi.
Faktorϒ Faktor yang mempengaruhi Eliminasi
Faktor yang meningkatkan Eliminasi :
Lingkungan yang bebasϒ
Kemampuan untuk mengikuti polaϒ defekasi pribadi, privasi.
Diet tinggi seratϒ
Asupan cairanϒ normal (jus buah, cairan hangat)
Olahragaϒ
Kemampuan untukϒ mengambil posisi jongkok
Laksatif atau katartik secara tepat.ϒ
Faktor yang merusak eliminasi :
Stress emosionalϒ
Gagal mencetuskanϒ refleks defekasi, kurang waktu atau kurang privasi
Diet tinggiϒ lemak, tinggi KH
Asupan cairan berkurangϒ
Imobilitas atau tidakϒ aktif
Tidak mampu jongkok, mis : usila, deformitas muskulo, nyeriϒ defekasi
Penggunaan analgesik narkotik, antibiotik dan anestesiϒ umum serta penggunaan
katartik secara berlebihan.
1. Konstipasi
2. Fecal Impaction
3. Diare
4. Inkontinensia Alvi
5. Flatulen
6. Hemoroid
Gangguan eliminasi yang diakibatkan adnya feses yangϒ kering dan keras melalui usus
besar.
Biasanya disebabkan oleh polaϒ defekasi yang tidak teratur, penggunaan laksatif yang
lama, stress psikologis, obat obatan, kurang aktivitas, usia.
Masa feses yangϒ keras dilipatan rektum yang diakibatkan oleh retensi dan akumulasi
material feses yang berkepanjangan.
Disebabkan oleh konstipasi,ϒ intake cairan yang kurang, kurang aktivitas, diet rendah
serat, dan kelemahan tonus otot.
Tanda impaksi yang jelas adalahϒ ketidakmampuan mengeluarkan feses selama
beberapa hari, walaupun terdapat keinginan berulang untukmelakukan defekasi.
Keluarnyaϒ feses cairan dan meningkatkan frekuensi buang air besar akibat cepatnya
Chyme melewati usus besar, sehingga usus besar tidak mempunyai waktu yang cukup
untuk menyerap air.
Disebabkan oleh stres fisik, obatϒ obatan, alergi, penyakit kolon dan iritasi intestinal.
Kondisiϒ Penyebab Diare
Hilangnya kemampuan otot untuk mengontrolϒ pengeluaran feses dan gas melalui
spinter anus akibat kerusakan spinter atau persarafan di daerah anus.
Penyebab : penyakit neuromuskuler,ϒ trauma spinal cord, tumor spinter anus eksterna.
Flatus yangϒ berlebihan di daerah intestinal sehingga menyebabkan distensi intestinal.
Disebabkan konstipasi, penggunaan obat obatanϒ (barbiturat, penurunan anxietas,
penurunan aktivitas intestinal), mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung gas
dapat berefek anesteri.
ϒ Pelebaran vena di daerah anus sebagai akibat peningkatan tekanan di daerah tersebut.
Penyebab : konstipasi kronis, peregangan maksimalϒ saat defekasi, kehamilan dan
obesitas.
Tindakan apa yang bisa dilakukan untuk
membantu klien BAB ?????
Melakukan Enemaϒ (Huknah)
Definisi
Memasukkan larutan kedalam rektum dan
kolon.
Tujuan :
1. Untuk meningkatkan defekasi dengan merangsang peristaltik
2. Untuk melunakkan feses yang telah mengeras atau untuk mengosongkan rektum dan
kolon bawah untuk prosedur diagnostik atau pembedahan.
ϒ Macam macam huknah
Huknah rendahϒ
Huknah Tinggiϒ
Huknahϒ Gliserin
Huknah Rendahϒ
Definisi :
Memasukkan cairan melalui anus
sampai ke kolon sigmoid.
Tujuan :
1) Merangsang peristaltik usus
2) Mengosongkan usus sebagai persiapan tindakan operasi, colonoscopy
3) Tindakan pengobatan
Huknah Tinggiϒ
Definisi :
Memasukkan cairan melalui anus
(rectum) sampai ke kolon asenden.
Tujuan :
Membantu untuk mengeluarkan feses akibat♣ adanya konstipasi atau fekal impaksi
Membantu defekasi yang normal♣ sebagai bagian dari bowel training program
Tindakan♣ pengobatan/pemeriksaan diagnostik
Persiapan alat alatϒ
Bakiϒ besar berisi semua peralatan huknah
Perlak dilengkapi denganϒ alasnya
Irigator lengkapϒ
Cairan hangat (air biasa/air sabun)ϒ
ϒ NeirbekkenPelicin (Vaselin)
Semua peralatan Eliminasi (BAB),lihatϒ penuntun belajar kebutuhan eliminasi
Baskom berisi larutan klorinϒ 0,5%
Hand Scoon 1 buahBarak shotϒ
Sampiranϒ
Selimut mandiϒ
ϒ Rectum Kanule
Klem bila diperlukanϒ
Pelaksanaanϒ
ϒ Persiapan alat
Persiapan diriϒ
Persiapan pasienϒ
Pintuϒ ditutup,kemudian sampiran dipasang
Alas bokong dipasangϒ
Pasangϒ selimut mandi,pakainan pasien bagian bawah ditangggalkan,dan posisi sim
Petugasa pakai hand Scoonϒ
Irigator isi dengan cairan hangatϒ
ϒ Recyum kanule pasang pada ujung selang yang sebelumnya sudah diolesi vaselin
Irigator pegang dengan tangan kiri ± 50 cm dari tempatϒ tidur
Masukan kanule sampai Colon Desendent dengan tangan secaraϒ perlahan-lahan
Klem dibuka cairan masukan perlahan-lahanϒ
ϒ Cairan sudah habis selang di klem,kanule dicabut
Kanule dilepasϒ masukan ke dalam bengkok/langsung masukan dalam larutan klorin
0,5%
ϒ Pasien tetap pada posisi sim
Pispot pasang,apabila pasienϒ menginginkan untuk BAB posisi dirubah menjadi posisi
dorsal recumbent
ϒ Pasien diperkenankan untuk cebok sendiri atau oleh petugas (lihat penuntun belajar
eliminasi)
Pakaian bawah pasien dipasang kembaliϒ
ϒ Alat dibereskan,masukan kelarutan klorin 0,5%
Petugas cuci tanganϒ
ϒ Huknah Gliserin
Definisi
Memasukkan cairan melalui anus
kedalam kolon sigmoid dengan
menggunakan spuit gliserin
Tujuan :
ϒ Sebagai tindakan pengobatan
merangsang buang air besarϒ
ϒ Melunakkan feses
Persiapan Alatϒ
Selimut mandiϒ
Perlak danϒ pengalas
Spuit gliserinϒ
Bengkokϒ
Gliserin dalam tempatnyaϒ yang direndam air panas
Mangkok kecilϒ
pispotϒ
Sampiranϒ
ϒ Tissue
Waslapϒ
Handukϒ
Sabunϒ
Prosedur Pelaksanaanϒ
ϒ Jelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan.
Pasang sampiranϒ
ϒ Pasang selimut mandi dan tarik selimut tidur
Lepas pakaian bagianϒ bawah
Atur posisi :ϒ
Dewasa : miring kekiri dengan lutut kananλ fleksi
Infant dan anak : dorsal recumbent dibawahnya diberi pispotλ
ϒ Pasang alas dan perlaknya
Teteskan gliserin pada punggung tanganϒ untuk memeriksa kehangatan kemudian
tuangkan ke mangkok kecil.
Isiϒ spuit gliserin 10 sampai 20 cc dan keluarkan udara.
Pada pasienϒ posisi miring dorong bokong keatas dengan tangan kiri dan tangan kanan
memasukkan spuit perlahan lahan sampai ke rectum dan pasang bengkok.
ϒ Masukkan spuit gliserin 7 sampai 10 cm dewasa dan 5 sampai 7,5 untuk anak serta 2,5
– 3,75 cm untuk infant.
Masukkan gliserin perlahanϒ lahan sambil menganjurkan pasien untuk tarik nafas
panjang dan dalam.
ϒ Spuit dicabut dan diletakkan dalam bengkok.
Membantu pasien BABϒ
ϒ Ambil pispot
Bersihkan daerahϒ perianal pada pasien yang BAB diatas pispot.
Tarik alas dan perlakϒ
Ganti selimut mandi danϒ selimut tidur
Ganti pakaian bagian bawahϒ
Buka sampiranϒ
ϒ Rapikan alat kemudian cuci tangan
dokumentasikanϒ
Mengeluarkanϒ feses secara manual
Definisi
Mengeluarkan feses secara manual atau dengan
jari adalah tindakan memasukkan jari perawat
Kedalam rectum klien untuk mengambil,
menghancurkan massa feses dan
mengeluarkannya dalam bentuk yang
telah hancur.
Tujuan :
membantu mengeluarkan feses yang keras
dari rectum.
Indikasiϒ
Massaϒ feces terlalu besar sukar untuk keluar secara volunter.
Pemberianϒ enema tidak berhasil
Klien lansiaϒ
Imobilisasiϒ
Kontraindikasi : klien dengan masalah
kardiovaskuler (dapat terjadi aritmia
jantung)
ϒ Persiapan alat
Handsconeϒ
Vaselin atau minyak kelapaϒ
ϒ Pispot
Alas bokongϒ
Bengkokϒ
Bangku untuk pispotϒ
ϒ Tissue
Sampiranϒ
Baskom berisi airϒ
Waslapϒ
Handukϒ
ϒ Sampiran
Sabunϒ
Selimut mandiϒ
Prosedur pelaksanaanϒ
ϒ Jelaskan tujuan prosedur
Membawa alat mendekat pasienϒ
Tutupϒ jendela, pasang sampiran
Memasang selimut mandi dan menurunkanϒ selimut tidur
Memasang alas di bwah bokongϒ
Membuka pakaianϒ bawah pasien
Anjurkan pasien untuk miring kekiri dengan lututϒ sedikit fleksi
Mencuci tanganϒ
Memakai sarung tanganϒ
Jariϒ tangan diolesi vaselin
Masukkan jari telunjuk sampai rectum danϒ perlahan lahan masukkan jari kedalam
Jika feses keras, gerakkanϒ jari untuk menghancurkan feces.
Keluarkan feces dan letakkan fecesϒ ke pispot
Sebelum memulai memasukkan jari periode berikutnya kajiϒ tanda tanda kelelahan,
diaporesis.
Bersihkan daerah perianal denganϒ tissue
Lepaskan sarung tanganϒ
Gunakan waslap untukϒ membersihkan perianak dengan air sabun
Bilas dengan air bersihϒ
ϒ Keringkan dengan handuk
Lepas alas bokongϒ
Kenakan kembaliϒ pakaian pasien
Mengangkat selimut mandi dan menarik kembaliϒ selimut tidur pasien
Ganti linen jika kotorϒ
Merapikan pasienϒ
Buka sampiranϒ
Bersihkan pispotϒ
Cuci tanganϒ
ϒ Dokumentasikan warna, bau dan konsistensi feces

You might also like