You are on page 1of 8

PENDIRIAN BADAN USAHA BAGI

CREATIVEPRENEUR

By IRWAN SANTOSA, S.H.M.K,n


NOTARIS sejak tahun 1995
Pengurus Pusat I.N.I
Dosen Univ. Jayabaya Program Magister Kenotariatan
Pemerintah Indonesia, telah membuka diri dalam dunia perdagangan pasar
bebas. Setiap produk baik jasa maupun barang, yang berasal dari luar, dapat
masuk ke pasar Indonesia.
Importir yang memasukkan produk ke Indonesia, sebagian besar berbentuk
Badan Usaha Perseroan Terbatas (PT), Perseroan Komanditer (CV), sekalipun
investor dari luar negeri tersebut dapat saja langsung bekerja sama dengan
suatu Pemerintah Daerah.
Dalam rangka menyiasati persaingan usaha, baik antar kalangan dalam negeri,
maupun dengan kalangan luar negeri, muncul entepreneur2 atau
creativepreneur2. Sepertinya jika suatu usaha dikelola dengan bentuk usaha
perorangan / pribadi, sudah ketinggalan zaman & akan sangat merepotkan.
Karena semua urusan serba diurus sendiri & biodata yang dilampirkan pun
pasti biodata pribadi.
Ada beberapa bentuk badan usaha yang kita kenal, tetapi yang paling populer
adalah Perseroan Terbatas (PT) atau Perseroan Komanditer (CV) dan kedua
badan usaha tersebut pendiriannya harus menggunakan AKTA NOTARIS.
I. Perseroan Terbatas (PT).

Pendirian PT harus mengacu kepada Undang Undang No. 40/2007, tentang Perseroan Terbatas,
yang mana sebelum menanda tangani akta pendirian, para pendiri yang minimal 2 orang, harus
mempersiapkan hal hal sebagai berikut :

a. Nama Perseroan Terbatas (PT)


b. Nama para pendiri berikut biodatanya
c. Bidang Usahanya
d.Modal Dasar minimal Rp. 50.000.000,-
e.Modal Disetor minimal 25 % dari Modal Dasar (harus dapat menunjukan Slip setoran modal
ke rekening PT di bank yang ditunjuk.
f. Komposisi pemegang saham dari saham yang disetor/ditempatkan. Contoh : A = 60 %. B =
40 %.
g. Susunan Pengurus, contoh : Direktur : A. Komisaris : B.
Jika persyaratan diatas sudah siap, dapat menghadap Notaris, untuk menanda tangani akta
pendiriannya.
PT yang sudah ditanda tangani akta pendiriannya, belumlah berstatus badan hukum,
sebelum diterbitkan Surat Keputusan oleh Menteri Hukum Dan Ham RI. Setelah SK
diterbitkan oleh Menteri Hukum Dan HAM RI, maka barulah PT tersebut berstatus badan
hukum, yang mana konsekuensinya adalah tanggung jawab pemegang saham terbatas
hanya sebesar jumlah saham yang disetornya. Jika PT tersebut melakukan wanprestasi,
maka pihak kreditor hanya dapat menuntut perseroan sesuai dengan asset yang perseroan
miliki saja, tidak dapat menuntut sampai ke harta pribadi para pemegang saham.
II.Perseroan Komanditer (CV)
Pendirian CV harus mengacu kepada Kitab Undang Undang Hukum Dagang, yang
mana sebelum menanda tangani akta pendirian, para pendiri yang minimal 2
orang, harus mempersiapkan hal hal sebagai berikut :
a. Nama Perseroan Komanditer (CV)
b. Nama para pendiri berikut biodatanya
c. Bidang Usahanya
d. Modal yang dipisahkan dari harta pribadi pendiri (besarnya tidak ditentukan,
disesuaikan dengan bidang usahanya)
e. Susunan Pengurus, contoh : Pesero Pengurus / Aktif disebut Direktur,
sedangkan Pesero Pasif disebut juga Pesero Komanditer.
Jika persyaratan diatas sudah siap, para pendiri dapat menghadap Notaris, untuk
menanda tangani akta pendiriannya.
PERBEDAAN PT DENGAN CV :
CV yang sudah ditanda tangani akta pendiriannya, cukuplah akta pendirian CV
tersebut didaftarkan di Pengadilan Negeri dimana CV tersebut berdomisili, yang
mana statusnya hanya sebagai Badan Usaha biasa, bukan berbadan hukum.
Dan tanggung jawab CV tersebut adalah tanggung renteng diantara para
pengurus, yang mana jika ada kreditor menuntut pengembalian kewajiban CV,
ternyata asset CV tidak atau masih belum mencukupi, maka kreditor dapat
menuntut pengembalian sampai keharta pribadi dari para pengurusnya.
Untuk pendirian sebuah PT sampai dengan SK Menteri Hukum Dan HAM
dibutuhkan biaya relative lebih besar yaitu sekitar Rp. 7.000.000,- atau
diperhitungkan dari Modal Dasarnya, sedangkan untuk CV relative lebih murah
hanya sekitar Rp. 4.000.000,- Semua itu belum termasuk perizinannya.
Itulah perbedaan yang paling signifikan antara PT dengan CV, dimana jika PT
tanggung jawab pemegang saham hanya terbatas pada saham yang disetornya,
sedangkan CV dapat sampai ke harta pribadi.
Untuk dapat melakukan aktivitasnya, baik PT
maupun CV harus melengkapi diri dengan perizinan
beberapa dokumen lain yaitu :
1.Domisili PT / CV
Pengurusan di Kelurahan/Desa setempat dengan
melampirkan :
-Akta Pendirian PT/CV
-Surat Pengantar dari RT/RW
2.NPWP
Pengurusannya di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) setempat,
dengan Melampirkan :
-Akta Pendirian PT/CV
-Copy Surat Domisili
3. SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
Pengurusannya di Kantor Suku Dinas Perdagangan
Pemda Kota/Kabupaten, dengan melampirkan :
-Copy Akta Pendirian
-Copy KTP + Pas Foto Direktur
-Copy Domisili
-Copy NPWP;

4. T D P (Tanda Daftar Perusahaan)


Pengurusannya dilakukan di Kantor Suku Dinas Kantor Suku Dinas
Perdagangan Pemda Kota/Kabupaten, dengan melampirkan :
-Copy Akta Pendirian ;
-Copy Domisili;
-Copy NPWP;
-Copy S K Menteri Hukum Dan HAM
-Copy SIUP
-Copy KTP + Pas Foto
Setelah semua persyaratan
tersebut diatas terpenuhi,
barulah sebuah PT/CV dapat
melakukan aktifitasnya .

You might also like