You are on page 1of 3

Ivan Lanin: Portal Bahasa Indonesia

Portal Bahasa Indonesia


Makalah Simposium Internasional Perencanaan Bahasa 2010. Jakarta, 2–4 November 2010
Oleh Ivan Lanin*

Abstrak
Perencanaan bahasa memerlukan pelibatan berbagai pemangku kepentingan bahasa dan internet adalah
media yang dipandang tepat untuk memfasilitasi pelibatan tersebut. Berbagai rujukan bahasa Indonesia
saat ini sebenarnya telah tersedia di internet, baik yang bersumber dari Pusat Bahasa maupun dari
pihak-pihak lain di luar Pusat Bahasa. Perlu suatu penataan ulang berbagai sumber daya rujukan
tersebut ke dalam suatu portal bahasa Indonesia (PBI) yang terintegrasi agar dapat menjalankan
berbagai aspek dari perencanaan bahasa: korpus, status, dan pemerolehan. PBI diharapkan dapat
menjadi medium penghubung antara perencana bahasa dan para pengguna bahasa Indonesia.
Kata kunci: perencanaan bahasa, portal, internet, kamus, peristilahan, korpus

Pendahuluan
Perencanaan bahasa dapat didefinisikan secara sederhana sebagai usaha untuk membimbing
perkembangan bahasa ke arah yang diinginkan oleh para perencana. Istilah yang pertama kali dicetuskan
oleh Einar Haugen (Language Planning, 1959) ini terutama sering dikaitkan dengan penciptaan bahasa
nasional standar sebagai bagian dari modernisasi dan pembangunan bangsa.
Dalam konteks Indonesia, tugas perencanaan bahasa dilakukan oleh Pusat Bahasa dengan kegiatan yang
secara umum dapat dibagi dua, yaitu (1) penyusunan dan pembakuan pedoman bahasa serta (2)
pembinaan bahasa. Kedua kegiatan tersebut dilakukan dengan melibatkan berbagai pemangku
kepentingan bahasa terkait yang antara lain diuraikan di bawah ini.
1. Ahli bahasa. Terlibat dalam memastikan bahwa istilah yang terbentuk sesuai dengan kaidah
bahasa Indonesia dan memiliki makna yang tepat.
2. Ahli atau praktisi bidang ilmu. Terlibat dalam mendefinisikan konsep yang akan diperikan oleh
istilah yang dibentuk.
3. Media massa. Terlibat dalam upaya sosialisasi istilah dan menjaring istilah baru dari masyarakat.
4. Penulis. Sama seperti media massa, terlibat dalam sosialisasi dan penjaringan istilah.
5. Penerjemah. Terlibat dalam upaya menangkap istilah baru yang belum ada padanannya dalam
bahan terjemahan.
6. Masyarakat umum. Terlibat dalam memberikan umpan balik secara umum mengenai
keberterimaan suatu istilah.
Pelibatan berbagai pemangku kepentingan itu bukanlah hal yang mudah. Hambatan jarak dan waktu
merupakan hal utama yang dapat membatasi pelibatan tersebut. Perlu dicari suatu cara yang efektif agar
kerja sama dapat dijalin demi kemajuan bahasa Indonesia.

Rujukan bahasa Indonesia di Internet


Semakin meluasnya penggunaan media internet di Indonesia tampaknya dapat menjadi jawaban untuk
menangani pelibatan para pemangku kepentingan bahasa. Internet dapat digunakan sebagai tempat

Hlm. 1
Ivan Lanin: Portal Bahasa Indonesia

berembuk pemangku kepentingan, sekaligus sarana sosialisasi dan rujukan yang dapat diakses oleh
banyak orang.
Konsep portal web atau portal internet merupakan salah suatu konsep yang dapat diadopsi untuk
memanfaatkan internet sebagai sarana perencanaan bahasa. Portal bahasa dapat berfungsi sebagai titik
sentral tempat berkumpul para pemangku kepentingan bahasa.
Beberapa fasilitas yang diharapkan ada dalam suatu portal bahasa sebenarnya telah tersedia di situs resmi
Pusat Bahasa, antara lain dalam bentuk:
1. kamus rujukan standar yang disediakan oleh KBBI Daring;
2. glosarium padanan istilah asing-Indonesia yang disediakan oleh Glosarium Pusat Bahasa;
3. repositori pedoman ejaan, pembentukan istilah, dan berbagai peraturan yang menyangkut bahasa;
4. kumpulan artikel pembinaan bahasa; serta
5. informasi ujian kemahiran berbahasa.
Selain dari Pusat Bahasa, ada beberapa rujukan terkait lain yang juga tersedia di Internet, antara lain:
1. kamus ekabahasa, dwibahasa, maupun multibahasa dengan bahasa Indonesia sebagai salah satu
bahasa cakupannya;
2. situs web yang khusus berisi artikel kebahasaan baik dari lembaga maupun pribadi;
3. artikel lepas dari berbagai media massa daring yang menyangkut masalah kebahasaan; serta
4. milis yang membahas masalah kebahasaan.
Semua sumber daya tersebut perlu diintegrasikan dalam suatu portal bahasa yang memperhatikan unsur-
unsur perencanaan bahasa.

Portal bahasa Indonesia


Portal bahasa Indonesia (PBI) yang diusulkan adalah suatu situs web dapat menjawab semua kebutuhan
rujukan pengguna bahasa Indonesia. Jika ditinjau dari sudut perencanaan bahasa, PBI harus memfasilitasi
tiga dimensi: (1) perencanaan korpus, (2) perencanaan status, serta (3) perencanaan pemerolehan.
Fitur yang perlu disediakan oleh PBI antara lain adalah sebagai berikut.
1. Kamus. Kamus makna ekabahasa yang berfungsi sebagai rujukan bahasa baku dan merupakan
perluasan dari KBBI Daring yang ada saat ini dengan antara lain menyertakan
a. tesarus: sinonim, antonim, hiponim-hiperonim, dan meronim-holonim;
b. variasi pelafalan; serta
c. etimologi.
2. Terjemahan. Kamus terjemahan berbagai bahasa nusantara (daerah) dan bahasa asing ke bahasa
Indonesia, baik dari genre umum maupun pada suatu bidang tertentu. Ini merupakan perluasan
dari glosarium istilah yang saat ini sudah ada di situs Pusat Bahasa.
3. Konkordansi. Repositori naskah bahasa Indonesia dari berbagai era dan genre yang dapat
digunakan untuk berbagai keperluan analisis korpus.
4. Tata bahasa. Pedoman lengkap tata bahasa Indonesia yang tidak hanya mencakup ejaan,
melainkan semua aspek lain dari tata bahasa. Isinya selalui diperbarui dan dilengkapi berdasarkan
perkembangan kebijakan dan dinamika bahasa.

Hlm. 2
Ivan Lanin: Portal Bahasa Indonesia

5. Pustaka. Kumpulan hasil kajian dan artikel-artikel lepas tentang kebahasaan yang bisa berasal
dari PBI maupun dari berbagai situs lain.
6. Ajang. Informasi, liputan, dan arsip berbagai kegiatan kebahasaan seperti lokakarya, seminar,
pelatihan, dll.
7. Direktori. Informasi tempat, situs web, lembaga, maupun individu yang terkait dengan
kebahasaan.
8. Keterampilan. Koleksi bahan ajar keterampilan berbahasa serta informasi ujian keterampilan,
perluasan dari fitur UKBI yang ada saat ini.
PBI dibangun dengan konsep komunitas yang melibatkan berbagai pemangku kepentingan bahasa dan
mengedepankan aspek interaksi sosial antarpengguna melalui komentar, pemberian penghargaan, dll. Di
sisi lain, PBI juga harus tetap menjunjung prinsip-prinsip keilmuan, khususnya linguistik.

Penutup
Makalah ringkas ini mungkin belum bisa memberikan gambaran utuh tentang bentuk Portal Bahasa
Indonesia (PBI). Ide kasar ini masih harus dikembangkan lebih lanjut, mungkin dalam bentuk purwarupa
sistem yang akan terus disempurnakan. Beberapa situs yang menjadi model rujukan bagi pembentukan
PBI adalah sebagai berikut.
1. KBBI Daring http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/
2. Glosarium Pusat Bahasa http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/glosarium/
3. Kateglo http://kateglo.com/
4. WordNet http://wordnetweb.princeton.edu/perl/webwn
5. SEALang Library of Loanwords in Indonesian and Malay http://sealang.net/indonesia/lwim/
6. Malay Concordance Project http://mcp.anu.edu.au/
PBI diharapkan dapat menjadi medium penghubung antara perencana bahasa dan para pengguna bahasa
Indonesia.

Rujukan
Muslich, Masnur & Oka, I Gusti Ngurah (2010). Perencanaan Bahasa pada Era Globalisasi. Jakarta:
Bumi Aksara.
Samuel, Jerome (2008). Kasus Ajaib Bahasa Indonesia? Pemodernan Kosakata dan Politik Peristilahan.
Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Biodata (*)
Ivan Lanin adalah pencinta bahasa Indonesia, penggagas situs Kateglo (Kamus, Tesaurus, dan
Glosarium), anggota Himpunan Penerjemah Indonesia (HPI), editor pelokalan bahasa Indonesia
Google, moderator milis Bahtera (bahasa dan terjemahan Indonesia), serta pengurus Wikipedia bahasa
Indonesia.

Hlm. 3

You might also like