Professional Documents
Culture Documents
Kecerdasan Ganda
Gardner (1983) dalam bukunya Frames of Mind, mengembangkan model
kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan menjelajahi berbagai
salah satunya Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu kesimpulan
bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit
sangat pokok yaitu kecerdasan spiritual (SQ) sebagaimana diuraikan sebagai berikut;
Linguistik
efektif, baik lisan (bercerita, berpidato, orator atau politisi) dan tertulis
programmer, ilmuwan dan ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain.
Spasial
visual dalam bentuk tertentu. Misalnya dekorator interior, arsitek, seniman dan
Kinestetis-Jasmani
Musikal
Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis
Misalnya formasi awan dan gunung. Bagi mereka yang tinggal di daerah
Spiritual
dalam agama, toleransi, sabar, tawakal, dan keyakinan akan takdir baik dan
penjelasan teoritisnya, beberapa prinsip yang perlu dipahami tentang aplikasi dari
alat untuk menetapkan satu kecerdasan yang sesuai dengan potensi seseorang.
Teori ini lebih menjelaskan fungsi kognitif yang menyatakan bahwa seseorang
pelatihan.
hanyalah rekaan, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam kehidupan
Ada banyak cara untuk meningkatkan kecerdasan dalam setiap katagori. Tidak
ada atribut standar yang harus dimiliki seseorang untuk dapat disebut cerdas
dalam katagori tertentu. Mungkin saja seseorang tidak mampu membaca tetapi
pada sisi lain mampu menyampaikan cerita yang menarik dengan kosa kata
mengidentifikasi dan mengenal bakat, minta dan kecenderungan anak dalam belajar
makhluk yang “unik” dan membutuhkan perlakuan uamh tidak sama. Anda haruis
Alasan ini sangat mengganggu kenyaman anak dalam menggunakan cara atau
bermanfaat Bagi setiap guru atau orang tua untuk melihat kekuatan pembelajar
analisis akan membantu menentukan gaya belajar yang sesuai untuk berbagai
kepentingan.
menyeluruh. Belajar tidak saja mengangkat hal-hal yang bersifat kognitif saja
secara utuh dan alamiah seluruh kecerdasan melalui pendekatan dan teori
kecerdasan dan memperbaiki aspek-aspek yang masih lemah. Oleh karena itu,
kemampuan mendidik sangat erat kaitannya dengan kemampuan
bagaimana hal itu dikumpulkan dalam suatu rangkaian belajar yang menarik.
kemampuan hanya dalam satu katagori atau wilayah kecerdasan tertentu saja.
Tetapi lebih penting bagaimana anak di perlakukan sebagai orang yang sedang
awal dalam mengenal kecerdasan ganda. Tidak sada satu tes pun yang dapat
berbagai alat uji lain seperti catatan sederhana, laporan pertumbuhan fisik,
dan observasi.
luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan dan tindakan yang menonjol.
perilaku pembelajar baik di dalam rumah atau pada saat mengikuti jadual
anak-anak Anda tentu akan sangat merepotkan sekali. Tetapi paling tidak
aspek penilaian.
ini, meskipun kurikulum saat ini menganjurkan pendekatan ini dalam setiap
rencana pembelajarannya. Namum hal yang terjadi lebih mengarah pada upaya
teknik kreatif yang mampu mendorong sejumlah Kecerdasan Dasar yang justru
membangun situasi belajar yang alamiah dan tidak terjebak dengan sejumlah
materi dan jadual yang sistematis pada setiap harinya tetapi bagaimana
ditingkatkan.
Beberapa saran praktis bagi orang tua atau pendidik yang akan
Career Day
Biasanya secara teratur orang tua dapat mengundang fasilitator, pembimbing,
nara sumber atau tenaga ahli dari berbagai bidang yang dibutuhkan anak
angka”, pedagang atau pengusaha “cerdas diri”, petani “cerdas alam” dan
arsitek “cerdas gambar” dan perencana “cerdas logis”. Setiap bidang pekerjaan
kepada anak bahwa setiap kecerdasan memainkan peran yang sangat vital
Kunjungan Lapang
Lakukan kunjungan ke suatu tempat terdekat untuk
kelautan. Kegiatan ini dapat dikemas melalui pengembangan tematik atau unit belajar seperti,
perbankan syariah, pasar
mengekalkan dalam jangka waktu yang cukup lama melalui kehidupan dan
pengalaman nyata.
Aktivitas Harian
Gunakan sembilan kecerdasan dengan menyisipkan dalam agenda harian
dengan anak tentang waktu, tempat dan forum belajar lain yang sedikit banyak
metakognitif. Rencana kegiatan menjadi panduan bagi orang tua atau pendidik
meminta anak untuk menentukan sendiri satu atau beberapa cara belajar yang
Inti dari kecerdasan itu sendiri terletak dalam diri anak yang terintegrasi dalam
refleksi diri dan menceritakan kesuksesan dalam hidup. Kegiatan disesuaikan dengan tingkat
kemampuan individu dengan memilih kegiatan terbuka yang
dapat dilakukan oleh semua orang. Kemudian lakukan modifikasi bagi anak-
anak yang yang sulit melakukannya. Tanyakan kepada mereka kegiatan apa
yang paling disukai dan hubungkan satu kegiatan dengan kecerdasan lainnya.
atau tempat mereka belajar yang ada dengan menempelkan berbagai atribut,
poster, foto dan gambar. Orang tua dapat memanfaatkan hasil karya anak
Anda dapat mengambil hasil lomba atau kejuaraan menggambar yang diraih
anak sebagai bahan apresiasi untuk rekan lainnya. Disamping itu hasil karya
tertentu. Tidak hanya tokoh-tokoh atau aktivis gerakan masyarakat akan lebih
Terlibat dalamPameran
Pamerkan hasil karya anak-anak Anda dalam setiap kegiatan yang diadakan
expo teknologi terapan, dan pameran yang diselenggarakan oleh sekolah dan
yang akan memberikan pengalaman yang berharga dalam hal kerjsama, tim,
Nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat disajikan dalam bentuk essai, puisi atau
cerita, cara tumpang sari tanaman disajikan dalam bentuk poster, reaksi
kimia, proyek kerja air bersih atau simulasi ekosistem. Hasil karya yang
Jangan lupa berikan label atau keterangan tentang jenis kecerdasan yang
dikembangkan pada hasil karya yang dipamerkan. Berikan kesempatan kepada
orang lain untuk melakukan hal yang sama agar saling belajar tentang prestasi
dan keberhasilan.
Permainan
Permainan biasa digunakan untuk merefleksikan secara sederhana tentang
tema dan keterampilan tertentu. Buatlah permainan sederhana untuk melatih delapan kecerdasan.
Permainan ini dapat dikaitkan langsung dengan topik
kecerdasan dengan warna yang berbeda dan gambarkan simbol untuk masing-
dalam kartu yang telah berkelompok dan masing-masing diberi satu kartu.
Sekitar dua puluh lima tahun yang lalu, Dr. Howard Gardner menemukan sebuah teori tentang
kecerdasan. Ia mengatakan bahwa manusia lebih rumit daripada apa yang dijelaskan dari tes IQ
atau tes apapun itu. Ia juga mengatakan bahwa orang yang berbeda memiliki kecerdasan yang
berbeda. Pada tahun 1983 Howard Gardner dalam bukunya The Theory of Multiple Intelegence,
mengusulkan tujuh macam komponen kecerdasan, yang disebutnya dengan Multiple Intelegence
(Intelegensi Ganda). Intelegensi ganda meliputi: (1) kecerdasan linguistic-verbal dan (2)
kecerdasan logiko-matematik yang sudah dikenal sebelumnya, ia menambahkan dengan
komponen kecerdasan lainnya yaitu (3) kecerdasan spasial-visual, (4) kecerdasan ritmik-musik,
(5) kecerdasan kinestetik, (6) kecerdasan interpersonal, (7) kecerdasan intrapersonal. Sekarang
tujuh kecerdasan tersebut di atas sudah bertambah lagi dengan satu komponen kecerdasan yang
lain, yaitu (8) kecerdasan naturalis.
Sumber : http://anwarholil.blogspot.com/2008/04/8-macam-kecerdasan-untuk-berhasil.html
Diposkan oleh Padiya di 20.35
Tabel berikut (Tabel. 1.) menggambarkan tentang kecenderungan dan kegemaran dan perilaku
yang dapat dimati dan metode belajar yang dapat diterapkan untuk mengoptimalkan masing-
masing kecerdasan.
Tabel. 1. Kecenderungan dan Metode Belajar yang dapat digunakan untuk meningkatkan
Kecerdasan Ganda
KECENDERUNGAN /
JENIS
METODE BELAJAR
KECERDASAN
KEGEMARAN
Gemar : Membaca, menulis,
mendengar
- membaca
- Bercerita
logis
KECENDERUNGAN /
JENIS
METODE BELAJAR
KECERDASAN
KEGEMARAN
Gemar : Observasi, menggambar,
mewarnai, membuat peta
- Mendesain
- Berimajinasi
- melompat
- meraba
- bersenandung
Gemar : Kerjasama dan interaksi
dengan orang lain
- memimpin
- bergaul
- meditasi
Intrapersonal
- imajinasi
- merenung
Gemar : Observasi alamdan
mengidentifikasi
- bermain dengan flora fauna karakteristik flora dan
Naturalis fauna
- mengamati alam
Komponen masyarakat, dalam hal ini orang tua murid, perlu memberikan dukungan yang
optimal agar implementasi teori kecerdasan ganda di sekolah dapat berhasil. Orang tua, dalam
konteks pengembangan kecerdasan ganda perlu memeberikan sedikit kebebasan pada anak
mereka untuk dapat memilih kompetensi yang ingin dikembangkan sesuai dengan kecerdasan
dan bakat yang mereka miliki.
Guru memegang peran yang sangat penting dalam implementasi teori kecerdasan ganda. Agar
implementasi teori kecerdasan ganda dapat mencapai hasil seperti yang diinginkan ada dua hal
yang perlu diperhatikan yaitu :
Kemampuan guru dalam mengenali kecerdasan ganda yang dimiliki oleh siswa merupakan hal
yang sangat penting. Faktor ini akan sangat menentukan dalam merencanakan proses belajar
yang harus ditempuh oleh siswa. Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh guru untuk
mengenali kecerdasan spesifik yang dimiliki oleh siswa. Semakin dekat hubungan antara guru
dengan siswa, maka akan semakin mudah bagi para guru untuk mengenali karakteristik dan
tingkat kecerdasan siswa.
Setelah mengetahui kecerdasan setiap individu siswa, maka langkah – langkah berikutnya
adalah merancang kegiatan pembelajaran. Armstrong (2004) mengemukakan proporsi waktu
yang dapat digunakan oleh guru dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda yaitu :
30 % pembelajaran langsung
30 % belajar kooperatif
30% belajar independent
Implementasi teori kecerdasan ganda membawa implikasi bahwa guru bukan lagi berperan
sebagai sumber (resources), tapi harus lebih berperan sebagai manajer kegiatan pembelajaran.
Dalam menerapkan teori kecerdasan ganda, sistem sekolah perlu menyediakan guru-guru yang
kompeten dan mampu membawa anak mengembangkan potensi-potensi kecerdasan yang mereka
miliki. Guru musik misalnya, selain mampu memainkan instrumen musik, ia juga harus mampu
mengajarkannya sehimgga dapat menjadi panutan yang baik bagi siswa yang memiliki
kecerdasan musikal.
Sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda juga perlu menyediakan fasilitas pendukung
selain guru yang berkualitas. Fasilitas tersebut dapat digunakan oleh guru dan siswa dalam
meningkatkan kecerdasan-kecerdasan yang spesifik.
Fasilitas dapat berbentuk media pembelajaran dan peralatan serta perlengkapan pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda. Contoh fasilitas pembelajaran
yang dapat digunakan untuk meningkatkan kecerdasan ganda antara lain : peralatan musik,
peralatan olah raga dan media pembelajaran yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan
spesifik.
Sistem penilaian yang diperlukan oleh sekolah yang menerapkan teori kecerdasan ganda berbeda
dengan sistem penilaian yang digunkan pada sekolah konvensional. Sekolah yang menerapkan
teori kecerdasan ganda pada dasarnya berasumsi bahwa semua individu itu cerdas. Penilaian
yang digunakan tidak berorientasi pada input dari proses pembelajaran tapi lebih berorientasi
pada proses dan kemajuan (progress) yang diperlihatkan oleh siswa dalam mempelajari suatu
keterampilan yang spesifik. Metode penilaian yang cocok dengan sistem seperti ini adalah
metode penilaian portofolio. Sistem penilaian portofolio menekankan pada perkembangan
bertahap yang harus dilalui oleh siswa dalam mempelajari sebuah keterampilan atau
pengetahuan.
1. F. Penutup
Setiap individu memiliki potensi yang unik yang harus dikembangkan menjadi kompetensi.
Pendidikan merupakan suatu proses yang dilakukan untuk mengembangkan potensi individu
menjadi kompetensi. Manusia, pada dasarnya, memiliki beberapa jenis kecerdasan yang
menonjol. Howard Gardner, seorang pakar psikologi dari Harvard University, mengemukakan
delapan jenis kecerdasan yang meliputi kecerdasan:
Bahasa
Matematis logis
Spasial
Musikal
Kinestetis tubuh
Interpersonal
Intrapersonal
Naturalis
Dalam mengimplementasikan teori kecerdasan ganda di sekolah, ada beberapa faktor yang perlu
diperhatikan yaitu : masyarakat dan orang tua, guru, kurikulum, fasilitas pembelajaran dan
sistem penilaian.
Strategi pembelejaran kecerdasan ganda bertujuan agar semua potensi anak dapat berkembang.
Strategi dasar pembelajarannya dimulai dengan :
Membangun/memicu kecerdasan
Memperkuat kecerdasan
Mengajarkan dengan/untuk kecerdasan
Mentransfer kecerdasan
Sedangkan kegiatan-kegiatan dapat dilakukan dengan cara menyediakan hari-hari karir, studi
tour, biografi, pembelajaran terprogram, eksperimen, majalah dinding, papan display, membaca
buku-buku untuk mengembangkan kecerdasan ganda, membuat table perkembangan kecerdasan
anda, atau human intelligence hunt
☻☺♥☺☻
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, T., 2002. Sekolah Para Juara : Menerapkan Multiple Intelegences di Dunia
Pendidikan. Bandung : Kaifa
Campbel, L, et al. 1996. Teaching and Learning through Multiple Intelegences. Massachusetts :
Allyn and Bacon
Dalton, J. 1990. Creative Thinking and Cooperative Talk in Small Group. Australia : Thomas
Nelson
Dryden, G.S. 1999. Revolusi Cara Belajar : Keajaiban Pikiran. Bandung : Kaifa
Meier, Dave. 2000. The Accerated Learning Handbook : A Creative Guide to Designing and
Delivering Faster, More Effective Training Programs. Massachusetts : Allyn and Bacon
Tinggalkan Balasan
Konsep ‘Multiple Intelligences’ menyediakan kesempatan pada anak untuk mengembangkan bakat
emasnya sesuai dengan kebutuhan dan minatnya. Mari pahami konsepnya!
Kalau ada banyak jalan menuju Roma, begitu juga jalan menuju kecerdasan. Ada banyak cara untuk
menjadi cerdas. Kalau ada banyak cara, berarti ada banyak tanda pula untuk melihat kecerdasan anak.
Tanda itu bukan hanya dapat dilihat dari prestasi akademiknya di sekolah, atau mengikutkan anak
kedalam tes intelejensia.
Anak-anak dapat memperlihatkan kecerdasannya lewat banyak cara. Cara itu misalnya melalui kata-kata,
angka, musik, gambar, kegiatan fisk (kemampuan motorik) atau lewat cara sosial-emosional. Itu karena,
menurut Thomas Armstrong, Ph.D, periset kecerdasan anak dan penulis buku ‘In Their Own Way :
Discovering and Encouraging Your Child’s Multiple Intelligences’, semua anak terlahir cerdas dan
berbakat. Kalaupun ada yang tampak tak menonjol, itu karena beberapa anak menunjukkan bakatnya
lebih lambat dibanding anak lain.
Karenanya, banyak hasil-hasil riset kecerdasan anak menyarankan para orangtua untuk memberi banyak
pengalaman dan stimulasi kepada anak. Stimulasi dan sensasi pengalaman yang intens itu berguna
untuk segera membangkitkan kecerdasan anak. Jadi tak ada lagi istilah ‘anak menunjukkan bakat lebih
lambat’. Fakta-fakta riset itulah yang kemudian oleh Prof. Howard Gardner, seorang psikolog dan pakar
ilmu saraf dari Universitas Harvard, AS tahun 1983 dikristalkan ke dalam konsep teori kecerdasan yang
disebutnya ‘Multiple Intelligences’ atau Kecerdasan Majemuk/Ganda.
Dalam buku terbarunya, ‘Intelligence Reframed : Multiple Intelligence for The 21st Century’ (1999),
Howard Gardner, menjelaskan 9 kecerdasan yang tersimpan dalam otak manusia. Konsep kecerdasan
ganda ini, bila dipahami dengan baik, akan membuat semua orangtua memandang potensi anak lebih
positif. Terlebih lagi, para orangtua (guru) pun dapat menyiapkan sebuah lingkungan yang
menyenangkan dan memberdayakan di rumah (di sekolah).
Bahan Sederhana
‘Ruang kelas’ terbesar untuk belajar sebenarnya sudah tersedia. Ya, dunia adalah ruang belajar itu.
Untuk mengembangkan kecerdasan unik anak-anak lewat konsep ini, yang dibutuhkan sebenarnya
sudah tersedia di lingkungan sekitar. Di sekolah, anak bisa diajak keluar kelas untuk mengamati setiap
fenomena yang terjadi di dunia nyata. Sementara di rumah, anak bisa memanfaatkan benda-benda dan
materi di sekitar rumah. Mam & Pap tak perlu membelikan alat belajar maupun mainan yang mahal.
Konsep Multiple Intelligences juga mengajarkan kepada anak bahwa mereka bisa belajar apapun yang
mereka ingin ketahui. Apapun yang ingin diktehauinya itu dapat ditemui di dalam kehidupan nyata yang
dapat mereka alami sendiri. Sementara, bagi orangtua maupun guru, yang dibutuhkan hanya kreatifitas
dan kepekaan untuk mengasah kemampuan anak. Baik Mam & Pap maupun guru juga harus mau
berpikir terbuka, keluar dari paradigma tradisional.
Soal manfaat lingkungan untuk membantu proses belajar ini, sudah diteliti lho oleh beberapa orang
peneliti kegiatan belajar. Ada Vernon A. Magnesen tahun 1983 dan sekelompok peneliti seperti Bobbi
DePorter; Mark Reardon, dan Sarah tahun 2000. Mereka menjelaskan bahwa kita sebenarnya mendapat
pengetahuan dari apa yang kita baca (10%), dari apa yang kita dengar (20%), dari apa yang kita lihat
(30%), dari apa yang kita lihat dan dengar (50%), dari apa yang kita katakan (70%) dan dari apa yang kita
katakan dan lakukan (90%).
Nah dari situ terlihat bukan, dari aktivitas seperti apa kita lebih banyak mendapatkan pengetahuan? Ya,
dari yang kita lihat dan dengar serta dari paraktik yang kita lakukan. Belajar dengan menggunakan teori
kecerdasan ganda bukan cuma menegaskan “it’s how smart they are” tapi “It’s how they are smart!”
Bukan ‘seberapa pintar anak’ tapi ‘bagaimana mereka bisa menjadi pintar’.
perkembangan kecerdasan;
Pengalaman
Pengalaman merupakan ruang belajar yang dapat mendorong pertumbuhan
ibunya akan tumbuh lebih cepat dan lebih sukses dibanding anak yang kurang
Bila hal ini berjalan secara berulang-ulang akan menentukan besaran potensi
Lingkungan
Lingkungan atau konteks akan banyak membentuk kepribadian termasuk
yang kaya akan stimulus mendorong pertumbuhan koneksi sel otak. Hal ini
dijelaskan dalam teori motivasi. Dorongan positif akan timbul dalam diri
potensi intelektualnya.
Bawaan
Meskipun banyak argumentasi para ahli tentang besaran pengaruh genetika
simultan.
GayaHidup
Gaya hidup erat kaitannya dengan respon seseorang terhadap budaya dan
perkembangan kognitif, seperti pola makan, jam tidur, olah raga, obat-obatan,
minuman, dan musik. Suatu riset yang dilakukan oleh University of California
musik Mozart.
Kecerdasan Ganda
Gardner (1983) dalam bukunya Frames of Mind, mengembangkan model
kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan menjelajahi berbagai
salah satunya Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu kesimpulan
bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit
kemepilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan
sangat pokok yaitu kecerdasan spiritual (SQ) sebagaimana diuraikan sebagai berikut;
awal dalam mengenal kecerdasan ganda. Tidak sada satu tes pun yang dapat
berbagai alat uji lain seperti catatan sederhana, laporan pertumbuhan fisik,
dan observasi.
luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan dan tindakan yang menonjol.
perilaku pembelajar baik di dalam rumah atau pada saat mengikuti jadual
anak-anak Anda tentu akan sangat merepotkan sekali. Tetapi paling tidak
aspek penilaian.
ini, meskipun kurikulum saat ini menganjurkan pendekatan ini dalam setiap
rencana pembelajarannya. Namum hal yang terjadi lebih mengarah pada upaya
teknik kreatif yang mampu mendorong sejumlah Kecerdasan Dasar yang justru
membangun situasi belajar yang alamiah dan tidak terjebak dengan sejumlah
materi dan jadual yang sistematis pada setiap harinya tetapi bagaimana
ditingkatkan.
Beberapa saran praktis bagi orang tua atau pendidik yang akan
mengembangkan belajar di ru
Konsepsi kecerdasan intelektual tidak dapat dipisahkan dengan konsepsi tentang hakikat manusia
(human nature) dan yang terkait dengan adanya keunikan manusia secara individual yang berbeda
antara satu dengan yang lain (individual differences), meski dalam kondisi kembar sekali pun. Konsep
perbedaan individual ini berasal dari Lewis William Stern (1871?1938). Teori perbedaan individual ini
telah melahirkan intelligence quotient (IQ), yang kemudian secara matematis dioperasionalisasikan oleh
Terman, ahli psikologi dari Stanford University. Beliau menyusun rumus IQ sebagai perbandingan antara
kemampuan berdasarkan umur mental (mental age) dengan umur kronologinya (chronological age).
Nilai hasil perbandingan tersebut disebut sebagai biji kecerdasan relatif (relative intelligence score). Jika
nilai IQ yang diperoleh melebihi 100 maka anak dinilai memiliki nilai di atas rata-rata. Jika nilai yang
diperoleh di bawah 100 maka anak tersebut masuk dalam kategori di bawahnya. Tes IQ dilaksanakan
dengan menggunakan tes psikologi yang disusun oleh ahli psikologi. Kemampuan manusia tidak hanya
berupa kecerdasan intelektual saja, tidak hanya satu kemampuan, melainkan banyak.