You are on page 1of 10

Diversifikasi Penggunaan Cengkeh

NANAN NURDJANNAH
Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pasca Panen Pertanian
Indonesian Center for Agricultural Postharvest Research and Development
Jl. Tentara Pelajar No.12 Bogor

ABSTRAK pharmacy industry is relatively stable, while in kretek


cigarette industry it tends to decline. On the other
Cengkeh (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) hand the production and price of clove are fluctuated
merupakan tanaman rempah yang sejak lama sharply, sometimes there are over supply.
digunakan dalam industri rokok kretek, makanan, Diversification of clove utilization is hoped to solve the
minuman dan obat – obatan. Bagian tanaman yang above problem, but it still needs further study on the
dapat dimanfaatkan untuk keperluan di atas adalah technology, environment and economic aspects.
bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh. Kegunaan
cengkeh ini kemudian berkembang dalam industri Key words : Clove, Syzygium aromaticum, clove oil,
kosmetik dan akhir – akhir ini terdapat beberapa product diversification.
temuan yang memperlihatkan kemungkinan pengem-
bangan penggunaan cengkeh untuk keperluan lain
diantaranya sebagai bahan anestesi untuk ikan dan
pemberantasan hama dan penyakit tanaman. PENDAHULUAN
Banyaknya kegunaan cengkeh ini disebabkan karena
bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh mengandung
Tanaman cengkeh (Syzygium aromaticum (L)
minyak cengkeh yang mempunyai rasa dan aroma khas
dan banyak disenangi orang, selain itu minyak tersebut Merr & Perry) di Indonesia lebih kurang 95 %
mempunyai sifat stimulan, anestetik, karminatif, diusahakan oleh rakyat dalam bentuk
antiemetik, antiseptik dan antispasmodik. Penggunaan perkebunan rakyat yang tersebar di seluruh
cengkeh dalam industri makanan, minuman dan obat
propinsi. Sisanya sebesar 5% diusahakan oleh
obatan relatif tetap. Sedangkan pada industri rokok
kretek cenderung menurun. Di lain pihak produksi dan perkebunan swasta dan perkebunan negara.
harga cengkeh sangat berfluktuasi. Kadang-kadang Cengkeh merupakan tanaman rempah yang
terjadi kelebihan produksi. Adanya kemungkinan termasuk dalam komoditas sektor perkebunan
diversifikasi produk diharapkan dapat mengantisipasi
yang mempunyai peranan cukup penting antara
permasalahan di atas, hanya saja perlu kajian lebih
lanjut, baik dari segi teknologi dampak lingkungan dan lain sebagai penyumbang pendapatan petani dan
ekonominya. sebagai sarana untuk pemerataan wilayah
pembangunan serta turut serta dalam pelestarian
Kata kunci : Cengkeh, Syzygium aromaticum minyak
sumber daya alam dan lingkungan.
cengkeh, diversifikasi produk.
Pada mulanya bagian dari tanaman cengkeh
yaitu bunga cengkeh hanya digunakan sebagai
ABSTRACT obat terutama untuk kesehatan gizi. Menurut
Chaniago (1980), sejak tahun 22 sebelum Masehi,
Diversification of clove utilization cengkeh digunakan sebagai rempah – rempah,
diantaranya di Tiongkok digunakan dalam
Clove (Syzygium aromaticum (L) Merr & Perry) is one
among spices which has been used for a long time in upacara keagamaan yaitu dimasukan ke dalam
kretek cigarette, food, beverages and pharmacy peti mayat. Begitu juga bagi perwira yang ingin
industry. Parts of the tree which are used for the above menghadap kaisar diharuskan mengunyah
purposes are clove bud, stem and leaf. The use of clove
cengkeh, sedang di Persia cengkeh digunakan
was then developed for cosmetic industry, and recently
there were some research finding which show the sebagai lambang cinta. Kemudian berkembang
opportunity of clove for other purposes such as fish lagi dan sejak tahun 1980 cengkeh digunakan
anaesthetic and pest and diseases plant protection. The sebagai periang yaitu sebagai pencampur
use of clove for the above purposes is because of clove
tembakau ditambah rempah – rempah (Kemala,
bud, steam and leaf contain clove oil which have
specific flavour and it can be used as the stimulan, 1988). Rokok hasil campuran antara cengkeh dan
anaesthetic, carminative, antiemetic, antiseptic and rempah lainnya disebut rokok kretek, sedang
antispasmodic. The use of clove in food, beverages and rokok campuran tembakau dan rempah atau saus

Diversifikasi penggunaan cengkeh (Nanan Nurdjannah) 61


lainnya tanpa cengkeh disebut rokok sigaret atau diversifikasi penggunaan cengkeh lain yang
lebih populer disebut rokok putih. Sepuluh tahun belum dikembangkan.
kemudian dengan berkembangnya pemakaian
cengkeh sebagai bahan campuran rokok,
PENGOLAHAN BUNGA CENGKEH
Indonesia menjadi konsumen cengkeh terbesar di
dunia. Sekarang Indonesia merupakan negara Produk utama dari tanaman cengkeh adalah
produsen dan konsumen cengkeh terbesar di bunga cengkeh yang biasa disajikan dalam
dunia, terutama untuk memenuhi kebutuhan bentuk kering. Pengolahan bunga cengkeh
bahan baku rokok kretek. umumnya masih dilakukan secara sederhana,
Bagian utama dari tanaman cengkeh yang sebagian besar dilakukan di tingkat petani yang
bernilai komersial adalah bunganya yang mempunyai areal penanaman yang tidak cukup
sebagian besar digunakan dalam industri rokok luas, dan hanya sebagian kecil saja yang
dan hanya sedikit dalam industri makanan. melakukan pengolahan secara semi mekanis di
Namun demikian, dengan adanya penemuan – tingkat perkebunan besar atau KUD (Koperasi
penemuan baru bagian tanaman lain dari cengkeh Unit Desa). Proses pengolahan bunga cengkeh
yaitu daun dan tangkai bunganya telah pula sampai mendapatkan bunga cengkeh yang kering
dimanfaatkan sebagai sumber minyak cengkeh melalui beberapa tahap, yaitu : panen, perontokan
yang digunakan dalam industri farmasi, kosmetik (pemisahan gagang dan bunga), pemeraman,
dan lain – lain. pengeringan dan sortasi. Bunga cengkeh dipanen
Pemakain cengkeh dalam industri tersebut di pada waktu beberapa bunga dalam satu
atas terutama karena cengkeh memiliki aroma rangkaian bunga sudah berwarna kemerah-
yang enak yang berasal dari minyak atsiri yang merahan. Sesudah panen dilakukan pemisahan
terdapat dalam jumlah yang cukup besar, baik bunga dengan tangkainya yang biasa dilakukan
dalam bunga (10-20%), tangkai (5-10%) maupun dengan tangan (secara manual). Sesudah itu
daun (1-4%). Selain itu minyak cengkeh bunga dan tangkai langsung dijemur secara
mempunyai komponen eugenol dalam jumlah terpisah di bawah sinar matahari atau dengan alat
besar (70-80%) yang mempunyai sifat sebagai pengering cengkeh. Sebagian petani melakukan
stimulan, anestetik lokal, karminatif, antiemetik, dulu pemeraman bunga cengkeh sebelum
antiseptik dan antispasmodik. dikeringkan. Berdasarkan hasil penelitian, warna
Hasil tanaman cengkeh dari tahun ke tahun dan kadar minyak dari bunga cengkeh kering
tidak sama, pada satu waktu hasilnya cukup yang dihasilkan dengan alat pengering cengkeh
tinggi dan lain waktu hasilnya rendah sekali tidak jauh berbeda dengan hasil pengeringan
(sangat berfluktuasi). Oleh karena itu pada dengan matahari kalau dilakukan pada suhu
tanaman cengkeh dikenal musin panen besar dan yang tidak terlalu tinggi (<700C). Untuk
musim panen kecil yang perbedaannya sangat memisahkan bunga dari tangkainya, Balai
tajam sekali bisa mencapai sekitar 60%. Hal ini Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro)
sangat merugikan petani cengkeh karena telah merancang bangun alat perontok bunga
pendapatannya menjadi tidak stabil. Selain itu hal cengkeh kapasitas 76kg bunga cengkeh segar/jam
ini kadang-kadang menyebabkan adanya yang digerakkan dengan motor penggerak
kelebihan suplai cengkeh yang menyebabkan berkekuatan 1 HP (Hidayat dan Nurdjannah,
fluktuasi harga yang sangat tajam. Di lain pihak 1992). Selain itu Balittro telah pula merancang
permintaan akan cengkeh sampai saat ini relatif bangun alat pengering energi surya yang dapat
stabil atau tetap. Berdasarkan hal di atas harus digunakan untuk proses pengeringan bunga
ada upaya untuk memanipulasi penawaran dan cengkeh (Nurdjannah et al., 1997; Nurdjannah dan
permintaan, salah satunya adalah dengan Kadarisman, 1988).
menambah keragaman penggunaan cengkeh dan Pada umumnya bunga cengkeh kering
hasil sampingnya. disajikan dalam bentuk utuh, tetapi ada juga yang
Dalam tulisan ini diuraikan penggunaan disajikan dalam bentuk bubuk dengan cara
cengkeh dalam industri rokok, makanan, menggiling bunga kering. Tingkat kehalusan dari
minuman, obat–obatan serta kemungkinan– bubuk cengkeh yang dihasilkan bermacam

62 – Volume 3 Nomor 2, Desember 2004 : 61 - 70


macam tergantung dari bahan baku, penggunaan lemak tidak jenuh (94% dari total asam lemak),
dan selera konsumen di tiap negara. Untuk dan asam lemak tersebut sebagian besar terdiri
keperluan ekstraksi dan destilasi diperlukan dari asam stearat yaitu sekitar 89% dari total asam
bubuk dengan butiran besar (kasar), sedangkan lemak jenuh.
untuk digunakan langsung dalam makanan (“food Di samping sebagai sumber bahan flavour
seasonings”) diperlukan produk yang lebih halus. alami, cengkeh juga mengandung unsur unsur
Untuk memperoleh bubuk yang halus prosesnya nutrisi lain seperti : protein, vitamin dan mineral
biasa dilakukan dalam dua tahap. Pertama bunga seperti terlihat pada Tabel 2. Pada tabel tersebut
cengkeh dibuat bubuk kasar dengan memakai terlihat bahwa cengkeh mengandung lemak,
“breaker” atau “cutter mill” dengan kecepatan karbohidrat, dan “food energy” yang cukup tinggi.
yang rendah, kemudian digiling lagi sampai
mendapatkan kehalusan yang diinginkan. USA Tabel 2. Komponen nutrisi dalam 100 g bunga
menghendaki cengkeh bubuk yang lebih halus cengkeh
daripada United Kingdom. Untuk menghindar- Komponen USDA (bubuk) ASTA
kan kehilangan komponen-komponen berharga
yang mudah menguap, proses penggilingan Air (gr) 6,86 5
Food energy (Kcal) 323 430
dilakukan pada temperatur rendah (25–350C). Protein(gr) 5.98 6,0
Beberapa cara telah dilakukan untuk Lemak (gr) 20,06 14.5
meminimalkan panas yang terjadi selama proses, Karbohidrat (gr) 61,22 68.8
Abu (gr) 5,88 5.0
diantaranya dengan mendinginkan dulu ruang Ca (gr) 0,646 0.7
atau tabung penggilingan, menggunakan air P (mg) 105 110
pendingin (water cooling) atau ruangan pendingin. Na (mg) 243 250
K (mg) 1.102 1.200
Bunga cengkeh kering mengandung minyak Fe (mg) 8.68 9,5
atsiri, fixed oil (lemak), resin, tannin, protein, Thiamin (mg) 0,115 0.11
Riboflanin (mg) 0.267 -
cellulosa, pentosan dan mineral. Karbohidrat
Niacin (mg) 1.458 1.5
terdapat dalam jumlah dua per tiga dari berat Asam askorlat 80.81 81
bunga. Komponen lain yang paling banyak Vit. A (RE) 53 53
adalah minyak atsiri yang jumlahnya bervariasi Sumber : Tainter dan Grenis. (1993)
tergantung dari banyak faktor diantaranya jenis
tanaman, tempat tumbuh dan cara pengolahan Pemisahan kandungan kimia dari serbuk
(Purseglove, et al., 1981). Komposisi kimia bunga bunga, tangkai bunga dan daun cengkeh
cengkeh dapat dilihat pada Tabel 1. menunjukan bahwa serbuk bunga dan daun
cengkeh mengandung saponin, tannin, alkaloid,
Tabel 1. Komposisi kimia bunga cengkeh glikosida dan flavonoid, sedangkan tangkai
bunga cengkeh mengandung saponin, tannin,
Komponen Bunga cengkeh Bunga cengkeh
basah kering glikosida dan flavonoid (Ferdinanti, 2001).
Eks. Indonesia % Eks. Zanzibar %
Kadar air 75.1 5.0 - 8.3
Kadar abu 1.6 5.3 - 7.6 MINYAK DAN OLEORESIN CENGKEH
Kadar mintak atsiri 5.2 14.0 - 21.0
Kadar fixed oil &
resin 0.8 5.0 - 10.0 Minyak Cengkeh
Kadar protein 0.2 5.0 - 7.0
Kadar serat kasar 7.6 6.0 - 9.0 Produk samping dari tanaman cengkeh
Kadar tannin - 10.0 - 18.0 adalah minyak cengkeh. Tergantung dari bahan
bakunya ada tiga macam minyak cengkeh, yaitu
Sumber : Salim (1975) minyak bunga cengkeh, minyak tangkai cengkeh,
Kandungan fixed oil di dalam bunga cengkeh dan minyak daun cengkeh. Rendemen dan mutu
berkisar antara 5 - 10 % yang terdiri dari minyak dari minyak yang dihasilkan dipengaruhi oleh
lemak dan resin (Purseglove, et al., 1981). Minyak asal tanaman, varietas, mutu bahan, penanganan
lemak tersebut sebagian besar terdiri dari asam bahan sebelum penyulingan, metode penyulingan

Diversifikasi penggunaan cengkeh (Nanan Nurdjannah) 63


serta penanganan minyak yang dihasilkan. Bunga Ekstraksi minyak dengan CO2 pada kondisi
cengkeh dan tangkainya biasanya digiling kasar subkritik secara komersil, telah dilakukan
dulu sebelum penyulingan untuk memecahkan terhadap bunga cengkeh pada tekanan 50 - 80 bar
sel-sel minyak dan memperluas permukaan dan temperatur antara 0 - 100C sebagai alternatif
sehingga minyak dapat lebih mudah ke luar dari terhadap penyulingan uap. Minyak yang
dalam sel, sedangkan daun cengkeh tidak dihasilkan mempunyai karakteristik yang lebih
membutuhkan pengecilan ukuran. Bahan baik karena tidak ada residu pelarut dan bau
tersebut disuling dengan cara uap dan air, atau yang tidak diinginkan, disamping itu mempunyai
cara uap langsung dengan periode waktu yang kelarutan yang lebih baik serta kandungan
berlainan antara 8–24 jam tergantung dari aromatik yang lebih tinggi dan lengkap (Moyler,
keadaan bahan dan kandungan minyaknya. 1977).
Bunga dan tangkai cengkeh membutuhkan waktu Penyulingan minyak tangkai cengkeh
yang lebih lama karena kadar minyaknya yang dengan bobot bahan antara 50 - 60 kg dengan
jauh lebih tinggi daripada daun cengkeh. Bunga metoda air dan uap dengan alat terbuat dari
cengkeh mengandung minyak sekitar 10–20%, stainless steel, pernah dilakukan dan menghasilkan
tangkai cengkeh 5–10% dan daun cengkeh 1–4%. rendemen 5 - 6 % dengan kadar eugenol 90 - 98%.
Kandungan utama dari minyak cengkeh adalah Makin lama waktu penyulingan, makin rendah
eugenol, eugenol asetat dan caryophyllen. kadar eugenol dari minyak yang dihasilkan.
Rendemen tertinggi yang pernah didapat dari (Nurdjannnah et al., 1990). Menurut Purseglove et
bunga cengkeh dengan mutu yang tinggi (+20% al. (1981), penyulingan 680 kg tangkai cengkeh
kadar minyak) adalah 17% . Di United Kingdom, yang dilakukan di Zanzibar dengan
minyak dengan aroma yang sangat halus menggunakan cara uap langsung yang alatnya
diperoleh dengan cara destilasi air dan terbuat dari stainless steel selama 16 jam,
mengandung eugenol 85 – 89% (Purseglove et al., menghasilkan minyak yang jernih hampir seperti
1981). air dengan rendemen 5 - 7%. Dalam penyimpanan
Menurut Gildemeister dan Hottman dalam minyak dapat berubah menjadi kuning, kadang -
Guenther (1950), destilasi dari bunga cengkeh kadang menjadi keunguan.
utuh menghasilkan minyak dengan kadar Minyak daun cengkeh biasa diperoleh dari
eugenol tinggi dan bobot jenis di atas 1,06, daun cengkeh yang sudah gugur. Komposisi
sedangkan bunga cengkeh yang mengalami minyak yang dihasilkan bervariasi tergantung
pengecilan ukuran (digiling) menghasilkan dari keadaan daun serta cara destilasinya, minyak
minyak dengan kadar eugenol lebih rendah dan yang dihasilkan biasanya mengandung eugenol
bobot jenis di bawah 1,06. Hal ini disebabkan antara 80 - 88 % dengan kadar eugenol asetat
karena terjadinya penguapan minyak selama yang rendah tetapi kadar coryophyllene yang
proses penggilingan dan selang waktu antara tinggi. Penyulingan daun dengan kadar air
penggilingan dan penyulingan. Karena itu untuk sekitar 7 - 12% yang dilakukan dalam tangki
mencegah penguapan, proses destilasi harus stainless steel volume 100 l selama delapan jam,
dilakukan segera setelah proses penggilingan. menghasilkan minyak dengan rendemen 3,5%
Belcher (1965) menyatakan bahwa kandungan dan total eugenol 76,8% (Nurdjannah et al., 1993).
eugenol dari minyak tergantung dari waktu Minyak bunga cengkeh biasa digunakan
destilasi. Waktu destilasi yang singkat (cepat) untuk makanan, minuman dan parfum, minyak
menghasilkan minyak dengan kandungan gagang cengkeh digunakan sebagai subsitusi
eugenol yang jauh lebih tinggi daripada yang minyak bunga cengkeh, dan minyak daun
biasa dilakukan dengan waktu yang lebih lama. cengkeh digunakan sebagai bahan baku untuk
Spesifikasi minyak cengkeh sebagai sumber rasa isolasi eugenol dan caryophyllen (Weiss, 1997).
dan aroma tidak hanya ditentukan oleh Eugenol disamping digunakan sebagai bahan
kandungan eugenol saja, tapi oleh komponen lain penambah aroma juga mempunyai sifat
seperti eugenol asetat dan caryophyllen. Namun antiseptik, karena itu bisa digunakan dalam
untuk keperluan isolasi eugenol, dikehendaki sabun, ditergen, pasta gigi, parfum dan produk
minyak dengan kadar eugenol yang tinggi. farmasi.

64 – Volume 3 Nomor 2, Desember 2004 : 61 - 70


Oleoresin Dalam industri makanan cengkeh digunakan
dalam bentuk bubuk atau produk hasil ekstraksi
Oleoresin cengkeh biasa dibuat dari bunga
cengkeh dengan proses ekstraksi menggunakan dari bunga cengkeh seperti minyak cengkeh atau
pelarut organik. Menurut Weiss (1997) ekstraksi oleoresin. Minyak cengkeh dan oleoresin
dengan benzene menghasilkan oleoresin dengan digunakan dalam jumlah sedikit karena keduanya
rendemen 18 - 22% sedangkan dengan alkohol mempunyai flavour yang sangat kuat. Keun-
rendemennya sekitar 22 - 31%. Selanjutnya tungan dari penggunaan cengkeh bubuk adalah
menurut Somaatwadja (1981) etanol merupakan lebih tahan terhadap panas selama proses
pelarut yang aman karena tidak beracun. pengolahan (contohnya pemanggangan) diban-
Menurut Heat (1973), oleoresin merupakan dingkan produk - produknya. Selanjutnya
produk konsentrat mengandung semua oleoresin lebih disukai dari pada produk cengkeh
komponen flavour yang larut dalam pelarut lainnya, karena selain mengandung minyak atsiri
tertentu, sangat mirip dengan flavour dari cengkeh sebagai komponen yang menguap, juga bahan
aslinya. Selain ekstraksi dengan pelarut organik, bahan lain yang tidak menguap seperti resin,
oleoresin dapat diperoleh dengan cara ekstraksi sehingga mempunyai aroma dan rasa seperti
dengan CO2 pada kondisi superkritik yang asalnya yaitu bunga cengkeh. Di samping itu
dilakukan pada tekanan 200 - 300 bar, suhu 50 – oleoresin sangat jarang terkontaminasi oleh
800C. Cara ini dapat melarutkan semua bakteri.
komponen oleoresin seperti halnya pada cara Produk makanan yang menggunakan ceng-
ekstraksi dengan pelarut organik. Kelebihan dari keh diantaranya adalah bumbu kare (curry
cara ini adalah hasilnya bebas dari residu pelarut, powder), saus dan makanan yang dipanggang
dan untuk selanjutnya dapat difraksinasi lagi (baked foods). Penggunaan cengkeh tersebut dalam
untuk mendapatkan minyaknya. Namun demi- jumlah yang relatif sedikit jumlahnya. Menurut
kian ekstraksi dengan pelarut organik lebih Farrell (1990) bumbu curry menggunakan 2 – 3%
murah dari pada ekstraksi superkritik. Oleoresin cengkeh bubuk bedasarkan berat bahan, saus dan
cengkeh biasanya digunakan dalam industri makanan panggang sebanyak 0,37% bubuk
makanan dan minuman sebagai pengganti bunga cengkeh atau 0,111 % minyak cengkeh, “food
cengkeh kering.
seasonings’ seperti “Bologna seasonings” A, B dan C
Oleoresin mempunyai kelebihan dibanding-
masing – masing menggunakan 0,39% bubuk
kan dengan minyak cengkeh atau bunga cengkeh,
cengkeh, 0,07% dan 0,45% minyak cengkeh.
karena di samping mengandung semua kom-
“Chili sauce” menggunakan 0,025% minyak
ponen flavour dari cengkeh, juga memudahkan
cengkeh, mustard Dijon dan Dusseldorf masing
dalam transportasinya karena tidak kamba dan
masing menggunakan 0,111% dan 0,222% bubuk
tidak menggangu penampakan dari produk
cengkeh, “tomato ketchup” menggunakan 0,139%
makanan atau minumannya.
minyak cengkeh, sedangkan “Sweet Italian
sasages” munggunakan 0,111% bubuk cengkeh.
Sedangkan menurut Moyler (1977) penggunan
CENGKEH DALAM INDUSTRI MAKANAN
DAN MINUMAN cengkeh rata rata sebagai penambah cita rasa
dalam makanan adalah 0,236% bubuk cengkeh,
Cengkeh digunakan untuk keperluan sehari - sedangkan untuk minuman beralkohol 0,06%
hari di rumah tangga sebagai penambah rasa dan minyak tangkai cengkeh atau 0,078% oleoresin
aroma khususnya untuk memasak, dan juga cengkeh. Minyak daun cengkeh tidak cocok
dalam industri makanan dan minuman. untuk digunakan sebagai bahan aroma pada
Penggunaannya biasanya dalam bentuk bubuk, makanan karena baunya terlalu tajam dan tidak
tetapi ada juga penggunaan dalam bentuk utuh mencerminkan aroma cengkeh yang lengkap.
seperti untuk pembuatan pikel atau asinan
sayuran.

Diversifikasi penggunaan cengkeh (Nanan Nurdjannah) 65


CENGKEH DALAM INDUSTRI ROKOK mungkin akan menyebabkan bunga cengkeh
mudah hancur pada perendaman. Pada Tabel 1.
Indonesia merupakan negara produsen dan dapat dilihat komposisi bunga cengkeh.
sekaligus konsumen cengkeh terbesar di dunia Yang biasa dipakai campuran dalam rokok
karena sebagian besar cengkeh yang diproduksi kretek adalah bunga cengkeh, namun demikian
adalah untuk memenuhi kebutuhan bahan baku tangkai cengkeh banyak pula dipakai dalam
pabrik rokok kretek. Untuk keperluan ini belum rokok kretek yang diproduksi oleh perusahaan
jelas kriteria mutu cengkeh yang diinginkan, perusahaan rokok yang kecil. Fungsi cengkeh
setiap pabrik kelihatannya memiliki kriteria mutu dalam rokok kretek disamping memberikan
yang berbeda dan dirahasiakan. Namun demikian aroma khas cengkeh, rasa panas dan sifat
diduga kadar minyak atsiri, kadar eugenol dan mengkretek juga memberikan rasa menggigit,
daya penyerapan air merupakan peubah dan langu dan pahit.
penentu preferensi pabrik dalam penentuan mutu Menurut Farrer (2003), jumlah nikotin dan
di samping sifat fisikanya seperti warna, kadar CO yang terhisap dari rokok kretek sama
air, kadar kotoran dan sebagainya. Informasi dari jumlahnya dengan jumlah nikotin yang terhisap
beberapa pabrik rokok kretek menyatakan bahwa dari rokok putih walaupun kadar tembakau dari
komponen dari minyak cengkeh yang rokok kretek lebih kecil. Fungsi cengkeh dalam
berpengaruh terhadap mutu bunga cengkeh rokok kretek di samping memberikan aroma khas
untuk keperluan rokok kretek, bukan hanya cengkeh, rasa panas dan sifat mengkretek juga
eugenol, melainkan keseimbangan antara memberikan rasa menggigit, langu dan pahit. Hal
eugenol, eogenol asetat dan β – caryophyllen. ini menurut penelitian disebabkan karena
Faktor di atas dipengaruhi oleh banyak faktor perokok rokok kretek cenderung lebih sering dan
yang menyangkut tanaman, lingkungan (tanah lebih lama menghisap rokoknya. Karena itu rokok
dan iklim) serta berbagai perlakuan prapanen dan kretek sama berbahayanya dengan rokok putih.
pascapanen.
Parry (1969) menyatakan bahwa bunga
cengkeh mengandung kristal kalsium oksalat. CENGKEH DALAM INDUSTRI OBAT -
Oleh sebab itu Sumatra (1972) menduga bahwa OBATAN
kristal kalsium oksalat inilah yang menyebabkan
bunyi mengkretek pada rokok kretek. Mengenai Selain digunakan dalam industri makanan,
hal ini Lubis (1954), berpendapat bahwa faktor minuman dan rokok kretek, cengkeh sudah sejak
curah hujanlah yang mempengaruhi bunyi lama digunakan dalam pengobatan sehari - hari
mengkretek tersebut. Menurut Alauddin (1977) karena minyak cengkeh mempunyai efek
daya menyerap air cengkeh Indonesia lebih farmakologi sebagai stimulan, anestetik lokal,
rendah daripada cengkeh yang berasal dari karminatif, antiemetik, antiseptik dan antispas-
Zanzibar. Daya menyerap air ini sangat erat modik (Perry dan Metzger, 1990).
hubungannya dengan kandungan air, kadar pati Sejak zaman Dinasti Han 220 – 206 SM
dan kandungan gelatin dalam bunga cengkeh, cengkeh di samping sebagai rempah juga
dan di samping itu juga dipengaruhi oleh suhu digunakan sebagai pewangi mulut (Crofton,
pengeringan bunga cengkeh tersebut. Sebagian 1936). Rosengarten (1969) melaporkan bahwa
pengusaha rokok kretek mengemukakan bahwa sudah sejak lama pengobatan ayurvedic di India
cengkeh Indonesia umumnya sukar diiris halus menggunakan cengkeh dan kapolaga yang
dan mudah hancur pada perendaman. Toxopeus dikunyah dengan dibungkus daun sirih untuk
dalam Deinum (1949) menyatakan bahwa bunga memperbaiki pencernaan. Selain itu dilaporkan
cengkeh yang berasal dari daerah kering mudah pula bahwa di Eropa sejak abad 14 campuran
diiris dan tidak mudah hancur pada perendaman. ekstrak cengkeh dan kapolaga telah digunakan
Sukarnya bunga cengkeh diiris halus, sebagai obat anti plaque (karang gigi). Di Portugal
kemungkinan karena tingginya kadar pasir dan bunga cengkeh yang masih hijau diambil
serat atau selulosa dalam bunga cengkeh tersebut. cairannya dan dipakai untuk obat jantung di
Tetapi sebaliknya kadar serat yang terlalu rendah samping sebagai pewangi. Bahkan beberapa

66 – Volume 3 Nomor 2, Desember 2004 : 61 - 70


dokter menyarankan penggunaan cengkeh untuk jumlah cengkeh yang sama untuk
meningkatkan pencernaan karena percaya bahwa mempertahankan mutu sesuai selera konsumen
cengkeh dapat memperkuat kerja perut, hati dan yang umumnya sudah fanatik dengan rasa dan
jantung. Rumphius (1941) menyatakan bahwa aromanya. Dengan demikian ada kecenderungan
pada abad ke 18 di Maluku cengkeh digunakan menurunnya pemakaian cengkeh dalam industri
untuk menyembuhkan luka. Pengobatan rokok, sedangkan dalam industri makanan,
tradisional di Indonesia menggunakan cengkeh minuman dan farmasi relatif tetap karena
untuk sakit perut dengan cara mengunyah bunga walaupun industri itu berkembang pesat,
cengkeh tersebut dan untuk sakit mata dengan penggunaan cengkeh dalam industri tersebut
meneteskan air perendaman bunga cengkeh. Di relatif kecil sehingga peningkatannya tidak begitu
samping itu cengkeh digunakan sebagai kelihatan. Di samping itu sebagian besar produk
pembangkit nafsu makan, menyembuhkan kolik cengkeh untuk keperluan farmasi, kosmetik dan
atau diberikan pada wanita yang baru melahirkan lain-lain seperti eugenol masih diimport. Menurut
dalam bentuk ramuan dengan bahan bahan obat Farrer (2003), rokok kretek Indonesia untuk
lainnya. keperluan ekspor mengandung 60–80% tembakau
Penggunaan minyak cengkeh dalam bentuk dan 20– 40% irisan bunga cengkeh.
balsam sudah banyak digunakan di Indonesia Hasil tanaman cengkeh dari tahun ke tahun
dan karena sifatnya sebagai analgesik, balsam sangat berfluktuasi, pada satu waktu hasilnya
yang dihasilkan dapat dipakai untuk mengurangi cukup tinggi dan lain waktu hasilnya rendah
rasa sakit karena reumatik. Di samping itu sekali. Oleh karena itu pada tanaman cengkeh
minyak cengkeh dapat dipakai sebagai bahan dikenal musim panen besar dan musin panen
aktif atau pembuatan obat kumur karena sifatnya kecil. Secara umum musim panen besar terjadi
sebagai antibakteri. Hasil penelitian menunjukan antara dua sampai empat tahun sekali (Susena,
bahwa formula obat kumur yang dihasilkan 1972 dalam Ruhnayat, 1997). Perbedaan antara
dapat menghambat tumbuhnya bakteri panen besar dan kecil ini sangat tajam bisa
Streptococcucs mutans dan Streptococcus viridans mencapai + 60%. Fluktuasi hasil cengkeh terjadi
yang dapat menyebabkan terjadinya plaque gigi. baik antar tipe, maupun antar nomor dalam satu
Senyawa eugenol sebagai hasil isolasi dari tipe. Adanya fluktuasi hasil ini sangat merugikan
minyak cengkeh sudah biasa digunakan untuk petani cengkeh karena pendapatannya menjadi
obat sakit gigi dan bahan campuran untuk tidak stabil. Selain itu hal ini kadang-kadang
menambal gigi (Nurdjannah et al., 1997; menyebabkan adanya kelebihan suplai cengkeh.
Nurdjannah et al., 2001). Ketidakstabilan suplai cengkeh juga menyebab-
kan fluktuasi harga yang kadang-kadang sangat
tajam.
KEMUNGKINAN PENGGUNAAN LAIN Berdasarkan keadaan di atas harus ada
DARI CENGKEH upaya untuk memanipulasi elastisitas penawaran
dan permintaan. Salah satu upaya adalah dengan
Sudah dikemukakan bahwa cengkeh menambah keragaman penggunaan cengkeh dan
digunakan dalam industri makanan, minuman, hasil sampingnya. Selain untuk industri makanan,
rokok dan farmasi, tetap yang paling banyak minuman, rokok dan farmasi, cengkeh sudah
jumlahnya adalah untuk pabrik rokok, sedangkan banyak digunakan dalam industri kosmetik,
untuk industri makanan, minuman serta farmasi misalnya dipakai sebagai campuran aroma dalam
relatif sedikit. Akhir - akhir ini pabrik rokok yang parfum atau sebagai antiseptik dalam sabun
menggunakan cengkeh dalam setiap batangnya, mandi. Menurut Arctander (1969), penggunaan
relatif lebih sedikit dari sebelumnya terutama minyak bunga dan tangkai cengkeh dalam sabun
rokok yang dibuat dengan mesin (SKM = Sigaret masing-masing 0,5 dan 0,25%, sedangkan dalam
kretek mesin) yang kebanyakan untuk keperluan parfum sebanyak 0,7 dan 1,0%. Penelitian lain
ekspor, sedangkan untuk produk - produk menunjukan bahwa minyak cengkeh dapat
tertentu yang dilakukan dengan tangan (SKT = digunakan sebagai bahan aktif dalam antiseptik
Sigaret kretek tangan) masih mempertahankan ruangan dalam bentuk spray. Dalam bentuk

Diversifikasi penggunaan cengkeh (Nanan Nurdjannah) 67


tunggal maupun sebagai campuran dalam dilakukan penelitian lebih lanjut untuk
formula cairan antiseptik dapat menghambat membuktikan aman terhadap lingkungannya.
pertumbuhan bakteri Salmonella hypemerium dan Berdasarkan hal di atas masih terbuka
E. coli. kemungkinan untuk pemanfaatan bunga cengkeh
Berdasarkan hasil penelitian di Balittro (Balai maupun hasil sampingnya yang berasal dari
Penelitian Tanaman Rempah dan Obat), produk tangkai dan daunnya untuk keperluan lain selain
cengkeh berupa daun, gagang bunga, minyak untuk industri rokok, makanan, minuman dan
cengkeh dan eugenol dapat menekan bahkan obat-obatan. Namun demikian penemuan –
mematikan pertumbuhan miselium jamur, koloni penemuan tersebut masih perlu untuk dikaji lebih
bakteri dan nematoda. Karena itu produk lanjut baik dari segi teknologi, keamanan
cengkeh dapat digunakan sebagai fungisida, lingkungan dan segi ekonomisnya sebelum
bakterisida, nematisida dan insektisida. Sebagai diaplikasikan dalam skala besar. Dengan
fungisida cukup potensial terutama untuk jenis bertambahnya jenis produk yang dibuat dari
patogen tanah antara lain P. capsici, R. lignosus, cengkeh maupun hasil sampingnya diharapkan
Sclerotium sp dan F. oxysporum. Sebagai antibiotik dapat merupakan salah satu jalan untuk
bakterisida eugenol dilaporkan sangat efektif mengantisipasi kelebihan produksi cengkeh dan
secara in – vitro terhadap beberapa bakteri antara menaikan nilai tambah cengkeh dan produk
lain : Bacillus subtilis, Staphylococcus aureus dan sampingnya.
Escherisia coli. Sebagai nematisida minyak
cengkeh dan eugenol berpengaruh terhadap KESIMPULAN
Melodogyne incognita dan Rodopolus similis dalam
konsenterasi yang tinggi yaitu 1 – 10%. Sebagai Sejak zaman dahulu cengkeh sudah banyak
insektisida eugenol pada konsenterasi 10% dapat digunakan untuk berbagai keperluan yaitu
menyebabkan A. fasiculatus tidak menghasilkan sebagai bahan obat-obatan dan penambah rasa
keturunan (Asman et al .,1997) dan aroma pada makanan, minuman yang
Methyl eugenol yang dapat diperoleh kemudian berkembang sebagai bahan baku rokok
dengan proses sintesa dari eugenol mempunyai kretek dan kosmetik. Luasnya kegunaan cengkeh
aroma khas serangga betina (sex pheromon), tersebut disebabkan karena adanya komponen
karena itu senyawa tersebut banyak digunakan minyak atsiri yang terkandung di dalam bunga,
sebagai atraktan untuk menarik lalat jantan dalam tangkai maupun daun cengkeh. Komponen
pengendalian lalat buah (Kardinan, 1999; utama dari minyak cengkeh adalah eugenol
Ardjauhar dan Khairani, 2002). merupakan bahan aktif di dalam obat obatan.
Erdiman (2004) melaporkan penggunaan Cara penggunaan cengkeh untuk keperluan di
baru yang menarik dari minyak cengkeh yaitu atas dapat dalam bentuk bahan bubuk, minyak
sebagai obat anestesi dalam penangkapan ikan maupun oleoresin.
hias dari tempat asalnya maupun selama proses Hasil utama tanaman cengkeh yaitu bunga
penanganan, pemilihan dan transportasinya cengkeh sangat berfluktuasi dari tahun ke tahun
sebagai alternatif pengganti larutan cianida. sehingga dikenal adanya musim panen besar dan
Munday dan Wilson (1997) dan Keene et al., kecil yang perbedaannya bisa mencapai 60%. Hal
(1998) mendapatkan bahwa minyak cengkeh ini menyebabkan pendapatan petani tidak stabil,
mempunyai beberapa keunggulan dibandingkan kadang kadang menyebabkan kelebihan produksi
bahan lain yang terbuat dari bahan kimia dan fluktuasi harga yang sangat tajam. Di lain
termasuk MS. 222, quinaldine dan benzocain. Hal pihak penggunaan cengkeh untuk makanan,
ini disebabkan karena beberapa hal, diantaranya minuman dan obat obatan relatif tetap, malah
adalah : (a) sangat efektif walaupun dalam dosis untuk rokok kretek cenderung menurun.
yang rendah; (b) mudah dalam proses Untuk mengantisipasi keadaan di atas perlu
induksinya; (c). waktu pemulihan kesadarannya ada upaya untuk memanipulasi penawaran dan
(recovery time) lebih lama; dan (d) harganya jauh permintaan, yang salah satunya adalah dengan
lebih rendah dibandingkan bahan kimia lainnya. penganekaragaman penggunaan cengkeh dan
Namun demikian penggunaan lebih luas perlu hasil sampingnya.

68 – Volume 3 Nomor 2, Desember 2004 : 61 - 70


Akhir – akhir ini telah berkembang beberapa fish industry, http:// www. spc. org.
kemungkinan lain penggunaan cengkeh dan hasil nc/coastfish/news/LRF/5/3. love.htm.
sampingnya, di antaranya sebagai bahan untuk Farrel, K.T., 1990. Spices, Condiment and
pengendalian hama dan penyakit serta bahan Seasoning. 2nd edition, A. Van Nostrand
anestesi pada ikan hias maupun sebagai bahan Reinhold Company, New York, 414 p.
baku antiseptik. Namun demikian hal ini masih Farrer, S., 2003. Alternative Cigarettes May
perlu pengkajian lebih lanjut baik dari segi Deliver More Nicotin Than Conven-
teknologi lingkungan maupun ekonomisnya. tional Cigarettes. Research Findings 18
Dengan penambahan keragaman pengguna- (2). (August 2003). http:\\
an cengkeh diharapkan dapat meningkatkan nilai www.nidanih.gov/NIDA notes/NN.
tambah dari bunga cengkeh maupun hasil 18 (2)/Alternative. html.
sampingnya yang pada akhirnya diharapkan Ferdinanti, E, 2001. Uji aktivitas antibakteri obat
dapat membantu petani cengkeh dalam kumur minyak cengkeh ( Syzygium
menghadapi kelebihan produksi dan dapat aromaticum (L) Merr & Perry ) asal
menekan fluktuasi harga yang tajam. bunga, tangkai bunga, dan daun
cengkeh terhadap bakteri. Skripsi S1
jurusan farmasi. Fakultas Matematika
dan dan Pengetahuan Alam. Institut
DAFTAR PUSTAKA Sains dan Teknologi Nasional Jakarta.
Guenther, E. 1950. The Essential Oils. Vol 4. D.
Alauddin, C., 1977. Cengkeh (Engenia caryophy- Van Nostrand company. Inc. New York,
llus) Banda Aceh. Hal 33. p. 396 437.
Arctander, S, 1969. Perfume and Chemicals. Vol I. Heat, N. B., 1975. Herb and spices for food
Steffen Arctander Publisher, Montclair, manufacture. Tropical Product Institute
New York USA. Conference Proceedings TPI London, p.
Ardjauhar, A. dan C. Khairani, 2002. Pengen- 39 – 48.
dalian lalat buah memakai alat perang- Hidayat, T dan N. Nurdjannah, 1992. Rancangan
kap. DEPTAN. Badan Litbang Per- dan pengujian proto tipe alat perontok
tanian. Balai Pengkajian Teknologi bunga cengkeh tipe axial. Buletin littro.
Pertanian Sulawesi Tengah. 13 hal. VII (1) : 27 – 33.
Asman, A. M. Tombe dan D. Manohara, 1997. Kardinan, A., 1999. Prospek minyak daun
Peluang produk cengkeh sebagai (Melalenca bracteata) sebagai pengendali
pestisida nabati. Monograf Tanaman populasi hama lalat buah (Broctocera
Cengkeh. Balai Penelitian Tanaman dorsalis) di Indonesia. Jurnal Penelitian
Rempah dan Obat. Hal 90 – 102. dan Pengembangan Pertanian 18 (1) : 10
Belcher, E. F. M.,1965 The distillation of Clove – 16.
Oils. Perfume and Essential Oil Review, Kemala, S., 1988. Kebijaksanaan harga tataniaga
p. 148 – 151. dalam swasembada cengkeh di Indo-
Chaniago, 1980. Analisis permintaan cengkeh nesia. Edisi Khusus Littro IV (2) 1988.
untuk industri rokok kretek. Tesis SPS – Bogor.
IPB. Keene, J.L.,D.G Noakes, R. D. Moccia, and C.G.
Crofton, R.H, 1936. A Peagent of the Spice Islands. Soto, 1998. The efficacy of clove oils as
John Bale, Sons and Danielson Ltd., an anaesthetic for rainbow trout,
London. Oncorhynchus mykiss (Walbaur).
Deinum, H. K, 1949. De Kruidnaged De Aquaculture Research. 29 : 89 – 101.
Landbouw in de Indische Archipel, Vol Lubis, R., 1954. Cengkeh dan kretek. PN. Naprika-
II b. yasa, Jakarta.
Erdman, M.V., 2004. Clove Oil : an “eco friendly “ Moyler, D.A, 1977. Oleoresin, tintures and
alternative to cyanide use in the live reef extracts. Dalam Ashurst P. R. Food

Diversifikasi penggunaan cengkeh (Nanan Nurdjannah) 69


Flavorings. 2nd ed. Blacki Academic & Utilization of Natural Resources.
Profesional, London p. 58 – 84. Universitas Indonesia, Depok,
Munday, P.L. and S.K. Wilson, 1997. Comparative Indonesia. Hal. 440 – 444.
efficacy of clove oils and other chemicals Parry J. W, 1969. Morfology, Histology, Che-
in anaesthetization of Pomacentius mistry. Spice. Vol II. Chemical Publish-
amboinensis, a coral reef fish, j. Fish ing company, Inc. New York, p. 40 – 44,
Biology. 51 : 931 – 938. 191 – 192.
Nurdjannah, N dan K. Kadarisma, 1988. Perry, L.M and Metzger, 1990. J Medicinal Plant
Pengeringan bunga cengkeh meng- of East and Southeast Asia. The MIT
gunakan kamar pengering energi surya Press, London. Hal. 285.
dan udara panas. Prosiding Seminar Purseglove, J.W, E B. Brown, C. L green and S. R.
Penelitian Pascapanen Pertanian (Buku J. Robbins. 1981. Spices. Vol I. Longman,
I) Bogor, 1 – 2 Pebruari. London and New York P. 229 – 285.
Nurdjannah N, S. Rusli dan A. Vianna, 1990. Rosengarten, F, 1969. The Book of Spices.
Pengaruh bobot dan waktu penyu- Livingstone Publishing Company. Wyn-
lingan tangkai cengkeh terhadap mutu newood, Pensylvania.
dan rendemen minyak yang dihasilkan. Ruchnayat, A. 1997. Fluktuasi Hasil Cengkeh.
Pemberitaan Littri. 15 (4) : 153 – 157. Monograf Tanaman Cengkeh. Badan
Nurdjannah, N., S. Hardjo dan Mirna 1993. Penelitian dan Pengembangan Pertani-
Distillation method influence the yield an. Balai Penelitian Tanaman Rempat
and quality of clove leaf oil. Industrial dan Obat. Hal 50 – 53.
Crops Research Journal. Research and Rumphius, G. R, 1941. Herbarium Amboinense,
Development centre for Industrial crops Joannes Burmannus ed. Amsterdam. 2.
3 (2) : 18 – 26. p 13.
Nurdjannah, N. dan T. Hidayat, 1994. Pengaruh Salim, F, 1975. Pengaruh pelayuan dan
cara dan waktu penyulingan terhadap pengeringan terhadap sifat fisika kimia
mutu minyak bunga cengkeh. Buletin cengkeh. Tesis S1, FATETA, IPB.
Littro. 9 (2).. Somaatmadja, D, 1981. Prospek pengembangan
Nurdjannah, N, S. Yuliani dan L. Yanti, 1997. Industri oleoresin di Indonesia. Balai
Pengolahan dan diversifikasi hasil Besar Industri Hasil Pertanian. Bogor.
cengkeh. Monograf Tanaman Cengkeh. Sumatra, M, 1972. Perbedaan mutu cengkeh
Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Zanzibar dan Indonesia perlu diselidiki,
Obat. Hal. 118 – 130. Kompas 10 April : 4.
Nurdjannah, N., Supriadi. E. Ferdinanti and B. Tainter, D.R. and A.T. Grenis, 1993. Spices and
Logawa, 2001. Antibacterial activity of seasonings : Cloves : P. 64–67.
gargle solution containing clove oils. Weiss, E.A, 1997. Essential Oil Crops. CAB
Proceeding International Seminar on International, Wallingford Oxon, United
Natural Product Chemistry and Kingdom. p. 235 – 259.

70 – Volume 3 Nomor 2, Desember 2004 : 61 - 70

You might also like