Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sebagai negara kesatuan sudah barang tentu kemajemukan menjadi hal yang pasti
akan dijumpai dalam dunia kemasyarakatannya. Hal itu dapat dilihat dari
Indonesia merupakan negara yang beragam ras dan suku bangsanya, maka
Indonesia juga dapat dikatakan sebagai sebuah negara-bangsa. Hal ini dapat
negara kesatuan Indonesia ialah oleh adanya semangat persatuan dan rasa untuk
berdiri di atas paham kebangsaan. Bukan lagi di atas paham kesukuan atau rasa
1
chauvinistis dan primordialisme. Secara historis tercatat bahwa semangat
keindonesiaan menjadi landasan para pendiri dan pejuang bangsa untuk bersatu.
Kemudian rasa kebangsaan menjadi salah satu dasar daripada berdirinya sebuah
bersama.
perbedaan yang ada. Namun perbedaan tersebut coba untuk dihilangkan demi
nasionalisme.
2
Sudah sangat jelas bahwasanya poros utama terbentuknya negara-bangsa
hanya harus dimiliki dalam masa mengusir penjajahan (seperti yang terjadi di
beberapa negara, juga Indonesia, dalam merebut kemerdekaan) namun pula harus
terus dimiliki sampai kapanpun. Hal ini guna tetap mempertahankan eksistensi
dewasa ini dapat terlihatlah adanya sebuah penipisan dan pemunduran. Kita dapat
melihat, bahwa rasa nasionalisme bangsa ini telah sampai kepada titik yang sangat
Hal tersebut dapat kita kaji dan lihat dalam bidang politik serta sosial-budaya
bangsa Indonesia.
kepada ancaman pecahnya kesatuan dan persatuan nasional. Etnisitas dan gerakan
ras dan suku dari hari ke hari semakin menjadi. Gerakan separatispun semakin
. Hal ini pula seperti yang dikatakan oleh Azyumardi Azra (2002 : 120-
122) bahwa :
3
mengancam integrasi nasional negara-bangsa Indonesia…. Indonesia
yang terdiri dari berbagai suku bangsa, agama, sistem sosial yang
berbeda kelihatannya semakin rapuh.
bangsa juga menghadapi tantangan. Tantangan tersebut ialah arus modernisasi dan
globalisasi yang amat pesat dan tidak dapat dihindari oleh negara dan bangsa
manapun. Sehingga arus yang sedemikian pesat tersebut dapat menipiskan atau
bahkan menghilangkan identitas dan jati diri bangsa. Karenanya identitas nasional
Oleh karenanya mutlak diperlukan adanya perhatian bersama oleh seluruh stake
holder yang ada di negeri ini termasuk mahasiswa. Mahasiswa sebagai generasi
penerus sudah barang tentu harus memiliki pemikiran dan perhatian akan kondisi
bangsa ini. Dalam lembaran sejarah bangsa Indonesia, mahasiswa memiliki peran
Oleh karena itu A.M. Fatwa dalam Syaifullah Syam (2005 : 374)
Indonesia”.
4
Mahasiswa merupakan kelompok masyarakat yang dapat mengenyam
untuk turut serta dalam berbagai dinamika sosial yang ada. Kampus yang diyakini
sebagai sebuah wahana demokratis dan sarat dengan nuansa intelektualitas akan
senatiasa membentuk kepribadian mahasiswa yang lebih maju dan sesuai nilai-
nilai luhur bangsa serta daya pikir kritis yang menjadi ciri khas generasi muda
maupun mahasiswa.
atas kejumudan yang terjadi dalam masyarakat. Dalam segi penanaman serta
memiliki peran yang amat signifikan. Hal tersebut terlihat dalam segi historis
merupakan bukti nyata peran mahasiswa dalam upaya penumbuhan sikap dan jiwa
nasionalisme.
5
kebangsaan. Pemikiran serta sikap ini tentu didasarkan pada hal yang sifatnya
logis dan rasional. Untuk mewujudkan hal tersebut mahasiswa dapat melibatkan
kritis. Cara tersebut di atas dapat diwujudkan dalam berbagai cara. Mulai dari
Berangkat dari hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
strtateginya) yang dianalisis oleh aktifis mahasiswa. Atas dasar itulah, maka judul
UNPAD).
B. IDENTIFIKASI MASALAH
penelitian ini adalah kaitan antara analisa para aktivis mahasiswa perihal
6
dan globalisasi bagi negara-bangsa Indonesia dengan sikap nasionalisme
Indonesia ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Secara umum, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan
2. Tujuan Khusus
menggambarkan :
Indonesia.
c) KEGUNAAN PENELITIAN
a. Secara Teoritis
7
Secara teoritis, kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :
penulis tekuni.
globalisasi.
Indonesia.
b. Secara Praktis
1). Sebagai bahan acuan bagi semua pihak dalam hal analisa kondisi
negara-bangsa Indonesia.
2). Sebagai gambaran faktual bagi aktivis mahasiswa untuk terus terlibat
d) DEFINISI OPERASIONAL
a. Negara-
bangsa ;
negara untuk
seluruh ummat
yang didirikan
berdasarkan
kesepakatan
8
bersama yang
menghasilkan
hubungan
kontraktual
dan
transaksional
terbuka antara
pihak-pihak
yang
mengadakan
kesepakatan
itu. Tujuan
negara-bangsa
adalah
mewujudkan
maslahat
umum, yakni
kebaikan yang
meliputi
seluruh warga
negara tanpa
kecuali
(Nurcholish
9
Madjid, 2003 :
42).
b. Nasionalisme
; perwujudan
dijabarkan
dalam bentuk
keindahan dan
kedamaian.
Indikator yang
mengarah
kepada cinta
tanah air
adalah rasa
cinta terhadap
bangsa dan
bahasa sendiri,
cinta terhadap
sejarah bangsa
yang gilang
gemilang,
cinta kepada
10
kemerdekaan
dan benci
terhadap
penjajahan
(Soekarno
dalam Dwi
Purwoko,
2002 : 52).
c. Mahasiswa ;
kelompok
generasi muda
yang
mempunyai
peran strategis
dalam kancah
pembangunan
bangsa, karena
mahasiswa
merupakan
sumber
kekuatan
moral (moral
force) bagi
11
bangsa
Indonesia
(A.M. Fatwa
dalam
Syaifullah
Syam, 2005 :
374).
d. Globalisasi ;
sebuah proses
meluas atau
mendunianya
kebudayaan
manusia
karena
difasilitasi
media
komunikasi
dan informasi
yang
mendukung ke
arah perluasan
kebudayaan
itu (Alwi
12
Dahlan, 1996).
e. Modernisasi ;
upaya untuk
hidup sesuai
dengan zaman
dan konstelasi
dunia sekarang
(Koentjaraning
rat, 1990 :
138-142).
1. Metode Penelitian
penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu
kualitatif. Karena dalam penelitian ini peneliti akan meneliti aktivitas sejumlah
kelompok manusia yang kaitannya dalam hal perubahan perilaku. Bogdan dan
13
sebagai berikut :
14
3. Pelaksanaan Pengumpulan Data
Tahap ini merupakan inti dari proses penelitian, dengan melibatkan diri
1. Lokasi Penelitian
penelitian ini adalah tempat beradanya subjek penelitian yang akan diteliti
2. Subjek Penelitian
15
purpose atau tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah aktivis mahasiswa UPI
Para subjek penelitian tersebut ialah Presiden BEM REMA UPI, Presiden BEM
HMCH FPIPS UPI, Pengurus MAPACH FPIPS UPI, Ketua Bidang Litbang
UKSK UPI, Anggota Komisariat GmnI FPIPS UPI, Presiden BEM KEMA
KOPMA UNPAD.
H. PERTANYAAN PENELITIAN
Dalam penelitian ini, penulis mengajukan beberapa pertanyaan kepada
subjek penelitian, dengan tujuan agar dapat menjawab masalah yang terdapat
dalam rumusan atau fokus penelitian dalam penyusunan skripsi ini. Adapun
negara-bangsa Indonesia ?
nasionalisme Indonesia ?
nasionalisme ?
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
17
A. Tinjauan Tentang Mahasiswa
1. Pengertian Mahasiswa
yang menimba ilmu pengetahuan tinggi, dimana pada tingkat ini mereka
sehingga dengan nilai lebih tersebut mereka dapat memiliki kesadaran untuk
tinggi.
18
Mahasiswa berhak untuk mengikuti kegiatan kurikuler dan ekstra kurikuler
(1987 : 1) ialah untuk “mencapai dan meraih taraf keilmuan yang matang,
menguasai sesuatu ilmu, serta memiliki wawasan ilmiah yang luas, sehingga
mampu bersikap dan bertindak ilmiah dalam segala dalam segala hal yang
mahasiswa merupakan usia muda, idealis serta ilmiah. Soe Hok Gie (2005 :
yang dapat kuliah dan karena itu mereka harus juga menyadari dan melibatkan
19
Karena kesempatan mendapatkan ilmu pengetahuan yang lebih
seorang pemimpin yang mapan dan bila dalam suatu realitas sosial selalu
mengukir tinta dalam perjalanan bangsa Indonesia. Mulai dari 1908, 1928,
2. Aktivis Mahasiswa
perjalanan bangsa.
dikatakan bahwa aktivis ialah orang yang aktif (menjadi anggota) suatu
20
melibatkan dirinya dalam kegiatan berorganisasi melalui sebuah wadah yang
kehendak untuk merubah kondisi bangsa. Mulai ketika peiode 1966 (yang
menjadi isu sentral ialah kedaulatan rakyat dan perbaikan ekonomi hingga
kebangsaan.
sebagai berikut :
21
PKI Soeharto Letjen
Prabowo S
Kondisi Inflasi Pertumbuha Pertumbuha Pertumbu Depresiasi
ekonomi sekitar 600 n ekonomi n ekonomi han 708 % dan
% cukup tinggi cukup tinggi ekonomi inflasi 82,4 %
rata-rata 7
%
Hasil Soekarno Soeharto Soeharto Soeharto Soeharto dan
digulingkan tetap tetap tetap Habibie
, PKI berkuasa, berkuasa, berkuasa, digulingkan,
dibubarkan perbaikan tidak ada tidak ada demarkasi
pada perbaikan perbaikan politik tidak
kebijakan kebijakan kebijakan berjalan dan
ekonomi signifikan signifikan revolusi
mahasiswa
belum selesai
Sumber : Komisariat GmnI FPIPS UPI
mahasiswa) laksana seorang koboi yang datang dari horizon yang jauh, yang
memasuki kota untuk membaasmi bandit dan setelah itu pergi lagi ke horizon
yang jauh.
22
nampaknya bukan isapan jempol semata. Karena, seperti analisis A.M Fatwa
23
secara politik gerakan mahasiswa menjadi sebuah penekan bagi kebijakan-
mahasiswa tidak perlu dibedakan menjadi gerakan moral atau gerakan politik.
Tetapi secara jelas bahwa gerakan mahasiswa sebagai kekuatan moral untuk
berkaitan. Pertama, negara sebagai kesatuan politis, dan yang kedua ialah
hidup dalam sebuah persekutuan yang majemuk dan memiliki wilayah yang
menjadi pijakan serta tempat untuk hidup bersama. Sistem negara-bangsa pada
di Eropa. Hal tersebut menekankan bahwa setiap setiap suku bangsa berhak
bangsa.
24
Nurcholish Madjid (2003 : 42) mengatakan bahwa Negara-bangsa
warga negara tanpa kecuali. Negara-bangsa berbeda dari negara kerajaan yang
kehendak dan persatuan orang dan tempat dari suatu bangsa. Hal ini sejalan
2004 : 11), bahwa Nationale Staat Indonesia berdiri di atas satu kesatuan bumi
yaitu pada tekad suatu masyarakat untuk membangun masa depan bersama di
bawah satu negara yang sama walaupun warga masyarakat tersebut berbeda-
25
beda agama, ras, etnik atau golongannya”.
Hal seperti itu dapat juga kita saksikan dalam hal terbentuknya negara-bangsa
masyarakat majemuk (plural society), yakni suatu masyarakat yang terdiri atas
dua atau lebih elemen yang hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu
26
Struktur masyarakat Indonesia yang majemuk telah menimbulkan
mengalami beberapa kali konflik yang erat kaitannya dengan unsur SARA
(Suku, Agama, Ras dan Antar golongan) serta politik. Sekalipun masalah
SARA ini tidak sampai berujung pada terjadinya separatisme pada wilayah
Indonesia yang sudah bersatu sejak awal kemerdekaan. Namun harus diakui
musim hujan. Konflik yang mengatasnamakan ras dan suku dari hari ke hari
persatuan dan kesatuan nasional memang sedang terancam. Selain itu konflik
yang bernuansa etnis atau antar golongan disebabkan karena lunturnya nilai-
nilai agama, adat dan sejarah. Kini hal tersebut telah dikalahkan oleh egoisme
27
Gerakan separatisme yang mengancam disintegrasi bangsa
sebenarnya telah muncul sejak dahulu. Hal ini dapat dilihat dari maraknya
berlangsung.
120-122) bahwa :
yang didasarkan atas konsesus bersama serta sikap dan jiwa nasionalisme.
konflik tersebut terwujud dalam bentuk konflik antara sistem-nilai yang dianut
serta menjadi ideologi dari berbagai kesatuan sosial. Pada konflik yang
28
bersifat politis, konflik tersebut terjadi dalam bentuk pertentangan di dalam
kalangan elite yang akan berekses terhadap kalangan graas roots (kalangan
pendidikan, sosial, ekonomi dan politik. Hal tersebut nampak dalam konflik
komunal bangsa Indonesia atau konflik antar elite partai politik. Sehingga hal
keadilan sosial dan pemerataan antara pusat dan daerah. Ketiga, membangun
ialah pelaksanaan otonomi daerah yang benar dan tepat. Sehingga antar daerah
Artinya secara sederhana dapat dikatakan ada dua hal yang dapat
29
ditempuh untuk mengatasi masalah tersebut. Pertama, secara politis
(struktural) dan yang kedua ialah secara sosial (kultural). Secara struktural
yang dapat dikatakan merata dan tidak membuat kecemburuan antar suku
sebuah kesatuan dapat secara aktif mengeratkan diri melalui budaya lokal
globalisasi akan menipiskan dan bahkan menghilangkan identitas dan jati diri
batas (borderless). Sedangkan batas negara merupakan hal yang tak bisa
menyesuaikan dengan konstelasi dunia yang ada yang bersifat global. Namun
30
menyatakan bahwa :
Indonesia menjadi kehilangan identitas dan jati dirinya. Jati diri bangsa yang
sikap individualistis sebagai buah daripada kapitalisme. Tentu saja hal tersebut
segala aspek kehidupan. globalisasi yang kita hadapi sekarang ini, merupakan
pertama, yang berlangsung dari abad ke-15 sampai abad ke-18, sering
diistilahkan dengan jargon the globe is round. Pada era globalisasi pertama
itu, manusia berhasil membuktikan bahwa bumi itu bulat. Sebelumnya, para
rohaniawan di Eropa masih percaya, bumi datar seperti meja. Dan di ujung
lautan ada neraka. Faktor pendaya guna utama (key agent of changes) pada
globalisasi pertama itu adalah empat kekuatan, yaitu kekuatan otot (muscle
power), kekuatan angin (wind power), kekuatan daya kuda (horse power), dan
31
kekuatan mesin uap (steam power). Era globalisasi kedua, berlangsung dari
abad ke-19 sampai akhir abad ke-20. Faktor pendaya guna utama pada
penemuan personal computer dan internet atau world wide web. Globalisasi
kedua ini diistilahkan dengan jargon the globe is flat atau dunia mendatar,
berbagai belahan bumi mana pun. Pendaya guna utama di era globalisasi
akan tetapi oleh siapa pun—bahkan oleh individu sekali pun— asal dapat
32
memanfaatkan akses global untuk meraih berbagai peluang yang tersedia di
era global.
menyebabkan hubungan antara manusia menjadi cepat dan tanpa batas. Dunia
telah merupakan suatu desa kecil yang tanpa batas (borderless world).
dan tipisnya perbedaan antar bangsa. Padahal dalam era modern seperti ini
identitas bangsa merupakan suatu pelindung diri dari transformasi yang tak
memahami tiga fitur yang sangat penting; pertama, open competition; kedua,
sehingga mendorong terjadinya fitur yang kedua, yaitu desakan untuk semakin
pihak dengan pihak lain. Dan untuk menghadapi kompetisi yang semakin
meluas, namun juga bersifat saling ketergantungan itu, maka setiap pihak
dituntut untuk memiliki fitur ketiga, yaitu daya saing atau competitiveness
yang tinggi.
33
Keberadaan ketiga fitur itu, paling nampak pada globalisasi di bidang
satu dengan lainnya. Namun, di antara mereka juga terjadi suatu kompetisi di
Sebagai contoh, dinamika pasar saham atau stock markets di suatu negara,
karena itu membangun ekonomi suatu bangsa tidak cukup dengan hanya
bersandar pada kekuatan tunggal saja. Setiap negara saat ini, dituntut untuk
dengan sebaik-baiknya.
Persaingan atau kompetisi yang semakin terbuka dari berbagai paham ideologi
hak asasi manusia yang semakin baik, kebebasan pers yang terbuka, tata
34
globalisasi ideologi yang patut kita waspadai, misalnya kemungkinan adanya
dominasi yang dipaksakan dari politik luar negeri negara tertentu pada negara
lain. Trend ini telah dan sedang dilakukan oleh beberapa negara yang
daya saing juga nampak pada globalisasi ideologi, melalui kemajuan teknologi
seluruh penjuru dunia melalui media internet dan berbagai media informasi
dalam waktu yang sangat cepat dan bahkan dalam waktu seketika atau real-
time.
negara berkembang itu sendiri sehingga opini publik dunia dapat dibentuk dan
negara berkembang.
35
sampai muncul sebuah analogi bahwa globalisasi merupakan aliran sungai
yang pasti akan bermuara pada satu titik tertentu dimana semua tidak dapat
bangsa atau kultur nasional sebuah bangsa. Namun demikian, Siswono (1996 :
globalisasi. Kedua, penggunaan bahasa nasional juga sangat penting dalam hal
36
menyatakan bahwa bahasa menunjukan bangsa. Ketiga ialah memperkokoh
dan bercirikan nilai-nilai modern, juga harus didasarkan akan nilai-nilai atau
minimalisir.
dapat digunakan untuk mejaring arus globalisasi yang berkenaan dengan jiwa
37
keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan, keberadaan, dan kegunaan
berbagai bidang.
1. Pengertian Nasionalisme
emosional, kolektif dan idola serta sarat emosi historis. Nasionalisme selalu
kebangsaan tertentu.
38
Bangsa menurut Ernest Renan dalam Sri Sultan Hamengkubuwono
X (2007 : 85), adalah jiwa dan prinsip spiritual yang menjadi ikatan bersama,
(Soekarno, 2007 : 146) bangsa adalah satu persamaan, satu persatuan karakter,
watak, yang persatuan karakter atau watak ini tumbuh, lahir, terjadi karena
persatuan pengalaman.
yang nyata satu persatuan. Sartono Kartodirdjo dalam Adeng Muchtar Ghazali
berbeda dalam aspek etnik, kelas atau golongan sosial, aliran kepercayaan,
memiliki sifat yang pluralistik. Tidak berdiri di atas paham kesukuan, ras
dalam sebuah persekutuan yang majemuk dan memiliki wilayah yang menjadi
pijakan serta tempat untuk hidup bersama tersebut. Sedangkan etnis lebih
39
kepada idenitas kebudayaan yang dimiliki.
penentuan nasib sendiri yang dapat mengikat keikutsertaan semua orang atas
prinsip hidup secara personal atau secara publik. Secara luas juga dapat
prinsip moral dan politik yang mengandung kecintaan pada tanah air,
dari cinta tanah air, nasionalisme juga dapat muncul sebagai reaksi atau
bangsa, dan bahwa ada kriteria yang jelas untuk mengenali suatu bangsa
40
wawasan kebangsaan.
bersatu sebagai suatu bangsa yang lahir secara alamiah karena sejarah, aspirasi
sepenanggungan dalam menghayati masa lalu dan masa kini, serta kesamaan
yang akan datang. Sedangkan paham kebangsaan adalah aktualisasi dari rasa
cara pandang yang dilingkupi oleh rasa kebangsaan, paham kebangsaan, dan
bangsanya.
sensoris yang tak lain adalah kebudayaan ini memperjelas posisi antropologi
41
kebangsaan, sebagaimana dibicarakan di atas. Inilah akar-akar rasa
kebangsaaan cap ningrat, cap intelek dan ada pula kebangsaaan cap rakyat.
Riwayat dunia ini cukup memberi bukti, bahwa ketiga golongan ini senantiasa
negara dapat tercapai serta bagaimana jiwa dan sikap nasionalisme itu dapat
tumbuh.
nasionalisme muncul sekitar tahun 1779 dan dominan di Eropa pada tahun
1830. Revolusi Perancis pada akhir abad ke-18 sangat besar pengaruhnya
nation state yang wilayahnya menjadi lebih luas dan hidup dalam sistem
kolonialisme.
42
Konsep bangsa lahir sesudah revolusi Prancis. Ketika itu Parlemen
menandai transformasi institusi politik tersebut, dari sifat eksklusif yang hanya
meraih hak yang sama dengan kaum kelas elite dalam berpolitik. Dari sinilah
makna kata nation menjadi seperti sekarang yang merujuk pada bangsa atau
Hans Kohn dalam H.A.R. Tilaar (2007 : 24) membedakan antara dua
hidup yaitu dia menjadi seseorang, satu bagian organis dengan lingkungannya,
bahasa, adat-istiadat.
dan nasionalisme timur. Ernest Gelner (H.A.R Tilaar, 2007 : 25) menolak
43
melalui pendidikan nasional dan biasanya menggunakan bahasa yang dipilih
negara atau gerakan (bukan negara) yang populer berdasarkan pendapat warga
44
karena pemerintahan RRT berpaham komunisme.
5. Nasionalisme Kenegaraan ialah variasi nasionalisme
kewarganegaraan, selalu digabungkan dengan nasionalisme etnis.
Perasaan nasionalistik adalah kuat sehingga diberi lebih
keutamaan mengatasi hak universal dan kebebasan. Kejayaan
suatu negeri itu selalu kontras dan berkonflik dengan prinsip
masyarakat demokrasi. Penyelenggaraan sebuah 'national state'
adalah suatu argumen yang ulung, seolah-olah membentuk
kerajaan yang lebih baik dengan tersendiri. Contoh biasa ialah
Nazisme, serta nasionalisme Turki kontemporer, dan dalam
bentuk yang lebih kecil, Franquisme sayap-kanan di Spanyol,
serta sikap 'Jacobin' terhadap unitaris dan golongan pemusat
negeri Perancis, seperti juga nasionalisme masyarakat Belgia,
yang secara ganas menentang demi mewujudkan hak kesetaraan
(equal rights) dan lebih otonomi untuk golongan Fleming, dan
nasionalis Basque atau Korsika. Secara sistematis, bila mana
nasionalisme kenegaraan itu kuat, akan wujud tarikan yang
berkonflik kepada kesetiaan masyarakat, dan terhadap wilayah,
seperti nasionalisme Turki dan penindasan kejamnya terhadap
nasionalisme Kurdi, pembangkangan di antara pemerintahan
pusat yang kuat di Spanyol dan Perancis dengan nasionalisme
Basque, Catalan, dan Corsica.
6. Nasionalisme Agama ialah sejenis nasionalisme dimana negara
memperoleh legitimasi politik dari persamaan agama. Walaupun
begitu, lazimnya nasionalisme etnis adalah dicampuradukkan
dengan nasionalisme keagamaan. Misalnya, di Irlandia semangat
nasionalisme bersumber dari persamaan agama mereka yaitu
Katolik; nasionalisme di India seperti yang diamalkan oleh
pengikut partai BJP bersumber dari agama Hindu. Namun
demikian, bagi kebanyakan kelompok nasionalis agama hanya
merupakan simbol dan bukannya motivasi utama kelompok
tersebut. Misalnya pada abad ke-18, nasionalisme Irlandia
dipimpin oleh mereka yang menganut agama Protestan. Gerakan
nasionalis di Irlandia bukannya berjuang untuk memartabatkan
teologi semata-mata. Mereka berjuang untuk menegakkan paham
yang bersangkut paut dengan Irlandia sebagai sebuah negara
merdeka terutamanya budaya Irlandia. Justru itu, nasionalisme
kerap dikaitkan dengan kebebasan.
45
kecondongan untuk mengutamakan kepentingan bangsa sendiri,
khususnya jika kepentingan bangsa itu berlawanan dengan
kepentingan bangsa lain.
3. Sikap yang melihat amat pentingnya penonjolan ciri khusus suatu
bangsa. Karena itu, doktrin yang memandang perlunya kebudayaan
bangsa dipertahankan.
4. Ada kriteria yang jelas untuk mengenali suatu bangsa beserta
anggota para bangsa itu.
46
adalah pendidikan. Pendidikan yang tersentralisasi dalam pengertian tertentu
2. Nasionalisme Indonesia
yang dinamakan politik etis atau politik balas budi. Politik etis dilatar
belakangi oleh rasa simpati terhadap penderitaan bangsa Indonesia yang telah
memberikan keuntungan terhadap Belanda. Politik etis ini meliputi tiga bidang
47
perilaku tertentu yang merupakan perilaku Indonesia, perasaan-perasaan
Utomo pada tahun 1908. Terbentuknya nation Indonesia juga dapat kita lihat
dalam Sumpah Pemuda 1928, dimana anggota panitia tersebut terdiri dari suku
kebangsaan Indonesia.
48
kolonialisme.
perasaan bersama oleh penindasan kolonialisme dan oleh karena itu, dipakai
Adanya musuh bersama ini telah membentuk rasa solidaritas yang sangat
berhubungan dengan yang pertama, pada waktu itu bangsa ini memiliki tujuan
yang sama, yakni ingin mandiri sebagai sebuah bangsa yang merdeka. Ketiga,
karena kedua hal di atas, waktu itu bangsa ini merasa senasib seperjuangan.
Semua merasa tertindas dan teraniaya oleh bangsa asing. Kehidupan menjadi
teras selalu diinjak-injak dan sama sekali tak dihargai. Di sinilah terjadi
49
pembentukan organisasi Budi Utomo yang kemudian diikuti dengan
agenda utama partai ialah Indonesia merdeka. Dengan lahirnya PNI, maka
awalnya merupakan hasil dari ekspansi barat, yang juga sebagai sebuah reaksi
ini menghasilkan sebuah ikrar bersama yang dikenal dengan Sumpah Pemuda
yang menyatakan satu tanah air, satu bangsa dan satu bahasa, yaitu Indonesia.
50
membuktikan bahwa nasionalisme Indonesia sudah merupakan faktor penentu
Indonesia.
jika ada musuh bersama. Jika musuh ini hilang, maka ikatan nasionalisme
mempertegas pendapat ini. Jika kita melihat ke tahun 1940-an, ketika Belanda
reformasi dan demokrasi yang selama 30 tahun dikebiri. Namun ketika musuh
51
bersama tersebut telah berhasil dilumpuhkan, kepentingan kelompok kembali
bersama.
kesengsaraan.
52
kebhinnekaan yang telah sedia ada sebagai realitas sosial
53
4. Kesatuan Wilayah. Bangsa ini hidup dan mencari
Indonesia.
kesadaran mengenai persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia yang terdiri atas
berbagai suku, etnik, dan agama. Kedua, kesadaran bersama bangsa Indonesia
penindasan dari bumi Indonesia. Semangat dari dua substansi tersebutlah yang
kemerdekaan adalah hak segala bangsa”. Oleh karena itu dalam nasionalisme
54
lain untuk mewujudkan perdamaian dunia menuju masyarakat maju, sejahtera,
sempit- yang membenci bangsa atau suku bangsa lain, menganggap bangsa
atau suku bangsa sendirilah yang paling bagus, paling unggul, sesuai dengan
individualisme Barat.
nasionalisme yang cintanya pada tanah air itu bersendi pada pengetahuan atas
nasionalisme yang bercorak ketimuran, yang timbul dari rasa cinta akan
bagaikan lebarnya dan luasnya udara yang memberi tempat pada segenap
55
sempit (jingo nationalism), yang selalu menghitung untung rugi (gain dan
tiga yakni :
Tunggal Ika.
56
dan semangat primordialisme pasca krisis. Suatu sikap yang sedikit banyak
Komalasari, 2007 : 555) setidaknya ada empat faktor dibalik tidak adanya
nation.
bangsa dan kesatuan negara Indonesia. Dengan kilas balik ke sejarah lampau,
kita melihat jelas bahwa selama Indonesia dalam kekuasaan rezim Orba
nasional, anti HAM, anti hukum dan keadilan, yang menumpas ideal
57
nasionalisme Indonesia. Kekuasaan demikian, yang berlangsung selama 32
alamnya dijarah dan kebudayaannya dieliminir. Dari situasi yang demikian itu
rakyat daerah luar Jawa merasakan ketidakadilan yang sangat mendalam, yang
antara suku Dayak dengan suku Madura (di Kalimantan), antara ummat
Kristen dengan ummat Islam (di Maluku dan Sulawesi), penganiayaan fisik
makna dan ruhnya ketika ia sudah teramat sering dibajak oleh rezim untuk
politik dan tameng untuk melanggengkan kekuasaan yang korup dan otoriter.
58
sekaligus mempunyai peran sentral dalam mempelopori gerakan-gerakan
sejarah, gerakan mahasiswa telah dibuktikan bahwa peran mereka begitu besar
hingga mencapai puncaknya ketika Proklamasi 1945. Hal ini juga dibuktikan
bahwa :
Indonesia. Dalam hal ini nasionalisme juga menjadi sebuah agenda yang
59
semangat nasionalisme. Kemudian para pemuda (mahasiswa) melaksanakan
ditekankan pada kondisi ekonomi serta sosial-politik. Kita dapat melihat pada
kondisi ekonomi dan politik yang didasarkan pada jiwa dan semangat
politik. Seperti pada 15 Januari 1974 (peristiwa malari) dimana terjadi aksi
ialah pada tahun 1998 dimana terjadi reformasi yang salah satu tuntutannya
Periode Deskripsi
1908 Dibentuknya Budi Utomo oleh mahasiswa STOVIA, yang
kemudian diyakini dan dijadikan sebagai kebangkitan
nasionalisme Indonesia.
1920-an Terselenggaranya Kongres Pemuda dan lahirnya Sumpah
Pemuda yang dipelopori oleh para mahasiswa. Selain itu,
60
berdiri pula partai politik yang berlandaskan nasionalisme
(PNI) yang didirikan oleh mahasiswa (Soekarno). Momentum
ini dijadikan sebagai tonggak bagi perjuangan nasional
bangsa Indonesia.
1945 Para mahasiswa mendesak para tokoh pejuang untuk
memproklamirkan kemerdekaan. Hasilnya ialah proklamasi
kemerdekaan dibacakan tanpa menunggu pemberian Jepang.
1960 Nasionalisme mahasiswa didasarkan pada kondisi ekonomi
serta politik (penurunan harga BBM dan pengembalian Irian
Barat ke tangan NKRI). Salah satu peristiwa yang terkenal
ialah tewasnya aktivis mahasiswa Arief Rahman Hakim.
1970-an Semangat nasionalisme mahasiswa ditunjukkan melalui
penolakan terhadap penanaman investasi asing di Indonesia.
Salah satu tragedi yang paling dikenang ialah peristiwa
MALARI dimana saat itu mahasiswa menolak kedatangan
Perdana Menteri Jepang yang diduga akan menanamkan
modalnya di Indonesia.
1998 Gelora reformasi didasarkan pada semangat anti KKN yang
akan mengikis semangat nasionalisme bangsa. Momentum ini
kemudian menjadi perubahan bagi berbagai sistem kehidupan
yang ada di Indonesia.
Pasca 1998-sekarang Semangat nasionalisme mahasiswa ditunjukkan dengan
tuntutan pemberantasan korupsi serta melakukan
nasionalisasi aset asing yang ada di Indonesia.
bangsa untuk terlibat dalam upaya perubahan. Hal ini tidak lepas dari peran
mahasiswa sebagai agent of change dan pressure group yang berpegang pada
idealisme dan cita-cita luhur untuk memajukan bangsa dan negara. Hakekat
61
Nasionalisme mahasiswa tidak hanya sekedar cinta tanah air, bangga
sebagai bangsa Indonesia, rela berkorban, cinta produksi sendiri, dan slogan-
nasionalisme di Indonesia.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
62
prosesur penelitian. Oleh karena itu sebelum kegiatan penelitian di laksanakan
terlebih dahulu harus dipersiapkan segala sesuatunya dengan baik, teliti dan
teratur sesuai dengan prosedur penelitian. Prosedur dan persiapan yang peneliti
A. Metode Penelitian
Metodologi secara istilah berasal dari kata metode yang berarti cara yang
tepat untuk melakukan sesuatu dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Dengan
adalah suatu cara yang digunakan dalam mencari sesuatu hal dengan
penelitian ini yaitu metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu
kini. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh Suharsimi Arikunto (1993 : 25)
63
bahwa :
kualitatif. Dalam penelitian ini peneliti akan meneliti aktivitas sejumlah kelompok
manusia yang kaitannya dalam hal perubahan perilaku. Hal tersebut seperti yang
dan hasil penelitiannya disepakati kedua belah pihak peneliti dan subjek
64
penelitian. Lebih lanjut penelitian kualitatif ini pada hakekatnya ialah mengamati
a. Observasi (Pengamatan)
dan yang tidak berperan serta. Pada pengamatan tanpa peran serta, pengamat
pengamat dan sekaligus menjadi anggota resmi dari kelompok yang diamatinya.
Dalam hal ini peneliti akan mengamati berbagai aktivitas yang dilakukan
oleh aktivis mahasiswa UPI dan UNPAD, sehingga akan dapat diketahui
perubahan perilaku yang terjadi pada para aktivis yang beraktifitas dalam berbagai
b. Wawancara
orang atau lebih. Disamping itu, wawancara dapat dilakukan dimana saja selama
dialog tersebut dapat dilakukan. Wawancara ini sifatnya praktis dan tidak terlalu
65
terikat oleh waktu, tempat dan siapa saja.
orang (informan), yaitu para aktivis mahasiswa UPI dan UNPAD yang tergabung
c. Studi Literatur
masalah dan tujuan penelitian. Teknik ini dimaksudkan agar peneliti dapat
memperoleh informasi tambahan yang erat dan dapat menunjang masalah yang
dikaji atau diteliti. Literatur yang digunakan dalam penelitian ini merupakan
literatur yang berkaitan erat dengan aktivitas para aktivis mahasiswa UPI dan
UNPAD.
d. Studi Dokumentasi
penelitian. Dokumentasi ini dapat berupa foto-foto kegiatan, jurnal atau kegiatan
tertulis lainnya yang dilakukan oleh para aktivis mahasiswa UPI dan UNPAD.
peneliti. Jadi melalui studi dokumentasi ini penulis dapat memperkuat data hasil
observasi dan wawancara yang telah dilaksanakan tentang berbagai hal yang
66
e Triangulasi
membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber ke sumber lainnya pada
saat yang berbeda, atau membandingkan data yang diperoleh dari suatu sumber ke
Tujuan dari triangulasi data adalah mengecek kebenaran data tertentu dan
C. Tahapan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Selanjutnya, peneliti mengajukan judul dan proposal skripsi sesuai dengan apa
67
yang akan diteliti. Setelah proposal atau rancangan penelitian disetujui oleh
2. Perizinan Penelitian
penelitian yang sesuai dengan objek serta subjek penelitian. Adapun perizinan
melalui BAAK.
penelitian.
3. Pelaksanaan Penelitian.
Tahap ini merupakan inti dari penelitian yang dilakukan, dimana peneliti
penelitian yang diyakini dapat memberikan hasil yang sesuai dengan yang
peneliti inginkan.
Dalam tahap ini data yang diperoleh melalui penelitian, diolah sesuai susunan
68
kebutuhan peneliti dari informasi yang telah dikumpulkan. Setelah itu
masalah.
5. Penyusunan Laporan.
analisis data diperlukan untuk mendapatkan informasi yang berarti agar dapat
Analisis data harus dimulai sejak awal. Data yang diperoleh harus segera
69
dikategorisasikan sambil membuat koding.
c. Mengadakan pemeriksaan keabsahan data dan kemudian
diakhiri dengan penafsiran data.
mengkonfirmasi data yang telah ada dengan sumber, metode, pengamat dan
teori”.
Dalam teknik pemeriksaan data ini, data yang diperoleh dari hasil
pembanding yang bukan berasal dari data yang terungkap dengan hasil dokumen,
70
keabsahannya, tahap selanjutnya adalah dilakukan interpretasi atau penafsiran
yang telah diperoleh. Sehingga masalah penelitian bisa dipecahkan atau dijawab.
1. Lokasi Penelitian
UNPAD. Pemilihan lokasi ini adalah tempat beradanya subjek penelitian yang
akan diteliti sehingga penulis yakin akan mendapatkan hasil penelitian yang
maksimal.
2. Subjek Penelitian
purpose atau tujuan tertentu. Subjek penelitian ini adalah aktivis mahasiswa UPI
Para subjek penelitian tersebut ialah Presiden BEM REMA UPI, Presiden BEM
HMCH FPIPS UPI, Pengurus MAPACH FPIPS UPI, Ketua Bidang Litbang
UKSK UPI, Anggota Komisariat GmnI FPIPS UPI, Presiden BEM KEMA
KOPMA UNPAD.
71
karena peneliti beranggapan bahwa para aktivis mahasiswa UPI dan UNPAD
nasional. Para aktivis mahasiswa yang dijadikan subjek penelitian ialah mereka
yang beraktifitas dalam berbagai jenis dan tingkatan organisasi mahasiswa yang
beragam, dilihat dari segi ideologis maupun komposisi keanggotaannya. Selain itu
BAB IV
ilmu pada tingkatan pendidikan tinggi. Secara sosiologis pula diyakini bahwa
intelektual dan moralitas yang berbeda dengan kelompok masyarakat lainnya. Hal
tersebut seperti yang diutarakan oleh A.M. Fatwa dalam Syaifullah Syam (2005 :
72
A. Gambaran Umum Kampus UPI dan UNPAD
Gedung utama UPI bermula dari puing sebuah villa yang bernama
Dunia II. Pada masa perjuangan melawan penjajah, gedung ini pernah
Pendidikan Guru).
73
Pada mulanya PTPG dipimpin oleh seorang Dekan yang membawahi
Ilmu Pendidikan
Sejarah Budaya;
Pasti Alam;
Kebudayaan No. 40718/S pada waktu itu, yang menyatakan bahwa PTPG
dapat berdiri sendiri menjadi perguruan tinggi atau perguruan tinggi dalam
kependidikan, berbagai kursus yang ada pada waktu itu, yaitu pendidikan guru
berkembang menjadi FKIP A dan FKIP B. Pada saat yang sama, berdiri pula
74
lembaga pendidikan guru. Untuk menghilangkan dualisme tersebut, pada
yang melebur FKIP dan IPG menjadi Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan
FKIP A/FKIP B dan IPG yang ada di Bandung akhirnya menjadi Institut
IKIP Bandung saat itu telah memiliki lima fakultas, yaitu Fakultas
dan Seni, Fakultas Keguruan Ilmu Eksakta, dan Fakultas Keguruan Ilmu
guru. Hal ini mendorong IKIP Bandung membuka ekstension, antara tahun
di Jawa Barat.
diserahi tugas membina beberapa IKIP di luar Pulau Jawa, yaitu IKIP
awal tahun 1970 an, secara bertahap ekstension tersebut ditutup dan cabang
masing masing.
75
Bandung membuka program Pos Doktoral melalui pembentukan Lembaga
Pendidikan Pos Doktoral (LPPD) PPS yang mengelola Program S2 dan S3.
Pada tahun 1976 LPPD diubah namanya menjadi Sekolah Pasca Sarjana, pada
tahun 1981 berubah menjadi Fakultas Pasca Sarjana dan tahun 1991 menjadi
di Unit Pelaksana Program (UPP) pada beberapa sekolah eks SPG yang
kanak atau play group pada tahun 1996/1997 IKIP Bandung membuka
Program D II PGTK.
nasional, UPI harus mampu berdiri sendiri dan berkiprah. Kebulatan tekad ini
76
menumbuhkan keyakinan akan kemampuan yang telah dimilikinya. Tekad ini
memberi keyakinan kepada pemerintah bahwa UPI telah dapat bediri sendiri
dan dapat diberikan tanggung jawab yang lebih besar. Dengan kepercayaan
ini, melalui Peraturan Pemerintah No. 6 tahun 2004, UPI diberi otonomi dan
77
kedudukannya ormawa dapat dikelompokkan dalam dua bagian; yaitu ormawa
dimana terdapat lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif. Selain itu terdapat
bidang minat.
78
UKM TINJU, UKM SEPAK BOLA, UKM
HOCKEY, UKM BOLA VOLI, UKM TENIS
MEJA, UKM TENIS LAPANGAN, UKM SEPAK
TAKRAW, UKM ANGGAR, PSM, LAKON,
ESTETIKA, STUDIO 229, UFM, PERFORMA,
ASAS, SBL, UKDM, UPTQ, PKBI, KALAM,
PMK, MAPAD, JANTERA, GANDAWESI,
KSRPMI, PRAMUKA, MENWA, PIKM.
Sumber : Pedoman Pengembangan Kegiatan Kemahasiswaan UPI
saja mengantarkan bangsa Indonesia untuk menikmati arti bebas dari tindasan
79
Perjuangan mencerdaskan kehidupan bangsa bagi rakyat Jawa Barat
bukan hanya dimulai sesudah proklamasi melainkan telah dirintis sejak lama,
Lasminingrat, KH. Abdul Halim, Penghulu Haji Hasan Mustofa dan tokoh
masyarakat Jawa Barat lainnya. Hal ini menunjukan bahwa upaya membangun
Barat. Rintisan upaya dalam bidang itu kemudian ditingkatkan sesuai dengan
perguruan tinggi negeri terus berjalan terus. Usaha ini mendapat perhatian dan
sambutan yang positif dari pemerintah daerah dan pemerintah pusat. Tekad ini
lebih besar lagi terutama setelah kota Bandung terpilih sebagai kota
Bandung.
80
pengabdian kepada masyarakat, sesuai dengan visi universitas, serta
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur,
yang menjadi panduan bagi sivitas akademika dalam mencapai visi dan
Pembangunan Nasional.
bangsa dalam kaitannya sebagai civitas negara yang baik. Program pembinaan
81
dibedakan atas dua kategori, yakni kategori kegiatan yang bersifat
faktor perguruan tinggi dan faktor lokal, regional maupun nasional serta
dasarnya dikelompokkan atas dasar : penalaran dan keilmuan, bakat minat dan
lain-lain.
82
83
Tabel 4.3. Format Analisa Hasil Penelitian
84
euforia kebebasan yang bangsa. Nasionalisme majemuk baik secara dengan sikap dan rasa
hampir kebablasan, memiliki pengaruh yang etnis, agama maupun nasionalisme karena proses
lenyapnya kesabaran sosial sangat signifikan terhadap politis. modernisasi dan globalisasi
sehingga menyebabkan munculnya fenomena • Modernisasi disisi dikhawatirkan dan diyakini
berbagai tindakan disintegrasi bangsa. lain memberikan akan menipiskan nilai-nilai
kekerasan dan anarki, • Penyebab munculnya dampak positif nasional (nasionalisme)
merosotnya penghargaan disintegrasi bangsa berupa semakin dan lebih menonjolkan dan
dan kepatuhan terhadap setidaknya disebabkan oleh berkembangnya arus mengutamakan nilai-nilai
hukum, etika, moral dan beberapa faktor. Pertama, komunikasi serta asing (barat).
kesantunan sosial, ialah bahwa secara historis pemerataan
pecahnya konflik dan Indonesia merupakan pembangunan.
kekerasan yang bersumber kerajaan-kerajaan yang Namun di kalangan
dan bernuansa etnis. terpisah satu sama lainnya. generasi muda
• Azyumardi Azra (2006 : Kerajaan tersebut memiliki modernisasi terlalu
150-151), globalisasi yang nilai hidup yang berbeda satu identik dengan
tidak terbendung sama lainnya. Selain itu, westernisasi. Hal
memunculkan kultur hibrid pada awal kemerdekaan tersebut nampak dari
di Indonesia...yang secara historis pula Indonesia semakin kentalnya
mengakibatkan lenyapnya merupakan negara serikat budaya barat yang
85
identitas kultural nasional yang memiliki negara bagian dimiliki atau dijalani
dan lokal. sendiri-sendiri. Kedua, ialah oleh bangsa
• H.A.R. Tilaar (2007 : 25- faktor sistem sentralistik Indonesia khususnya
28) Globalisasi membuat yang pernah dipraktekan generasi muda.
manusia lebih berperilaku oleh pemerintah Indonesia.
kosmopolitan dan Sistem ini telah merusak
melemahkan ikatan tatanan budaya lokal dan
kebangsaan, khususnya pendistribusian Sumber Daya
bagi masyarakat kota besar Alam yang tidak merata
yang langsung tersentuh sehingga mengakibatkan
pengaruh global. ketimpangan antar wilayah
Globalisasi sangat berisiko dan daerah. Ketiga, ialah
tinggi bagi terkikisnya pemberlakuan otonomi
nasionalisme. daerah yang pada gilirannya
menyebabkan munculnya
sentimen kedaerahan dan
raja-raja kecil di Indonesia.
Keempat, ialah tidak adanya
pemahaman akan kesatuan
86
dan persatuan dan lebih
menonjolkan kepentingan
golongan. Sehingga konflik
horizontal marak terjadi dan
pada akhirnya berimbas
kepada disintegrasi bangsa.
5. Bagaimanakah • H.A.R. Tilaar (2007 : 25- Pengaplikasian nilai-nilai Pengaplikasian nilai-nilai • Pengaplikasian
perwujudan 28) ialah memperkuat nasionalisme Indonesia dapat nasionalisme Indonesia dapat nilai-nilai
nasionalisme kembali peranan budaya, diwujudkan dalam berbagai cara. diwujudkan dalam berbagai nasionalisme dapat
dalam bahasa dan pendidikan Beberapa cara tersebut ialah ; cara. Pertama, dengan diwujudkan dengan
mengatasi sebagai penopang bagi pertama, dengan memvitalkan peran memvitalkan peran mencintai berbagai
tantangan berkembang dan pendidikan sebagai hal yang utama pendidikan sebagai hal yang hal yang dimiliki
disintegrasi tumbuhnya nasionalisme. dalam menumbuhkan sikap utama dalam menumbuhkan oleh bangsa ini.
bangsa serta • Dadan Wildan (2008), nasionalisme. Kedua, nasionalisme sikap nasionalisme. Kedua, Seperti pendidikan,
modernisasi setidaknya ada beberapa harus dipahami sebagai common nasionalisme harus dipahami karya-karya atau
dan jalan yang dapat digunakan sense atau human nature (sesuatu sebagai common sense atau budaya nasional,
globalisasi ? untuk mejaring arus yang alamiah) yang dimiliki oleh human nature (sesuatu yang produk dalam
globalisasi yang berkenaan bangsa ini. Nasionalisme harus alamiah) yang dimiliki oleh negeri, dan lain
dengan jiwa dan sikap hidup dengan sendirinya dan tidak bangsa ini. Nasionalisme sebagainya.
87
nasionalisme. Pertama, dapat diberikan secara doktrinasi. harus hidup dengan • Pengaplikasian nilai
mewujudkan masyarakat Ketiga, perwujudan nasionalisme sendirinya dan tidak dapat nasionalisme dapat
yang berakhlak mulia, ialah dengan mencintai berbagai hal diberikan secara doktrinasi. melalui berbagai
bermoral, beretika, yang dimiliki oleh bangsa ini. Ketiga, perwujudan elemen kehidupan
berbudaya, dan beradab Seperti pendidikan, karya-karya atau nasionalisme ialah dengan berbangsa dan
berdasarkan falsafah budaya nasional, produk dalam mencintai berbagai hal yang bernegara di
Pancasila. Kedua, negeri, dan lain sebagainya. dimiliki oleh bangsa ini. Indonesia. Seperti
mewujudkan bangsa yang Keempat, pengaplikasian Seperti pendidikan, karya- lewat karya seni
berdaya saing dengan nasionalisme dapat melalui berbagai karya atau budaya nasional, maupun lewat
mengedepankan elemen kehidupan berbangsa dan produk dalam negeri, dan karya ilmiah berupa
pembangunan sumber daya bernegara di Indonesia. Seperti lain sebagainya. Keempat, tulisan.
manusia berkualitas. lewat karya seni maupun lewat pengaplikasian nasionalisme • Perwujudan lainnya
Ketiga, mewujudkan karya ilmiah berupa tulisan. Kelima, dapat melalui berbagai ialah dengan cara
masyarakat demokratis ialah dengan cara penyikapan elemen kehidupan berbangsa penyikapan
berlandaskan hukum dinamika kebangsaan yang terlebih dan bernegara di Indonesia. dinamika
dengan terus memantapkan dahulu dilakukan melalui Seperti lewat karya seni kebangsaan yang
kelembagaan demokrasi pengkajian-pengkajian. Keenam, maupun lewat karya ilmiah terlebih dahulu
yang lebih kokoh. ialah dengan memaknai, menghayati berupa tulisan. Kelima, ialah dilakukan melalui
Keempat, mewujudkan dan memperingati momen-momen dengan cara penyikapan pengkajian-
88
Indonesia aman, damai, penting kebangsaan khususnya yang dinamika kebangsaan yang pengkajian dan
dan bersatu dengan berkenaan dengan rasa kebangsaan terlebih dahulu dilakukan dengan memaknai,
membangun kekuatan TNI dan wawasan kebangsaan. melalui pengkajian- menghayati dan
hingga melampaui pengkajian. Keenam, ialah memperingati
kekuatan esensial dengan memaknai, momen-momen
minimum, serta disegani di menghayati dan penting kebangsaan
kawasan regional dan memperingati momen- khususnya yang
internasional. Kelima, momen penting kebangsaan berkenaan dengan
mewujudkan pemerataan khususnya yang berkenaan rasa kebangsaan
pembangunan dan dengan rasa kebangsaan dan dan wawasan
berkeadilan dengan terus wawasan kebangsaan. kebangsaan.
meningkatkan
pembangunan. Keenam,
mewujudkan Indonesia asri
dan lestari dengan terus
memperbaiki pengelolaan
pelaksanaan pembangunan
yang dapat menjaga
keseimbangan antara
89
pemanfaatan,
keberlanjutan, keberadaan,
dan kegunaan sumber daya
alam dan lingkungan
hidup. Ketujuh,
mewujudkan Indonesia
menjadi negara kepulauan
yang mandiri, maju, kuat,
dan berbasiskan
kepentingan nasional.
Kedelapan, mewujudkan
Indonesia berperan penting
dalam pergaulan dunia
internasional, dengan
memantapkan diplomasi
Indonesia dalam rangka
memperjuangkan
kepentingan nasional.
6. Sarana apa saja • H.A.R. Tilaar • Sarana yang dapat • Pendidikan dapat • Sarana yang dapat
90
yang dapat (2007 : 25) digunakan sebagai dijadikan sebagai digunakan sebagai
digunakan guna mengatakan pembentukan nasionalisme sarana untuk pembentukan
menumbuhkan “beberapa ialah semua sarana dalam memperkuat nasionalisme ialah
dan faktor penting berbagai sendi dan elemen nasionalisme tanpa semua sarana dalam
mengembangka dalam kehidupan berbangsa dan harus menghilangkan berbagai sendi dan
n sikap dan menumbuhka bernegara. Sebagai contoh nilai-nilai elemen kehidupan
jiwa n ialah bahwa berbagai pihak kedaerahan, lokal berbangsa dan
nasionalisme ? nasionalisme dapat mewujudkan upaya maupun etnisitas bernegara. Sebagai
diantaranya pembentukan nasionalisme yang dimiliki oleh contoh ialah bahwa
ialah bahasa, bagi sebuah negara-bangsa. bangsa Indonesia. berbagai pihak
budaya, • Pemahaman akan dinamika • Sarana untuk dapat mewujudkan
pendidikan”. kebangsaan diyakini juga menumbuhkan sikap upaya pembentukan
• Hatta Radjasa sebagai sarana untuk nasionalisme yang nasionalisme bagi
(2007) menumbuhkan sikap berkaitan dengan para sebuah negara-
mengatakan nasionalisme. Contoh aktivis mahasiswa bangsa.
bahwa, kecilnya ialah melalui ialah organisasi • Organisasi
pendidikan penghayatan makna upacara kemahasiswaan kemahasiswaan
sebagai bendera dan lagu-lagu (ormawa). Dalam hal dapat dijadikan
mekanisme perjuangan nasional. Hal ini kegiatan dalam sebagai sarana
91
institusional tersebut dapat dinikmati dan ormawa dapat untuk
yang akan dilakukan oleh semua pihak dikatakan sebagai menumbuhkan
mengakselera yang pada akhirnya akan kegiatan ekstra sikap nasionalisme
si pembinaan membentuk dan kulikuler bagi karena ormawa
karakter menumbuhkan sikap mahasiswa diluar merupakan tempat
bangsa juga nasionalisme. kegiatan belajar untuk
berfungsi mereka di kelas menumbuhkan daya
sebagai arena selama perkuliahan kritis mahasiswa
untuk berlangsung. selain di bangku
mencapai tiga Kegiatan ekstra kuliah. Melalui
hal prinsipil kulikuler sendiri daya kritis itu
dalam memiliki manfaat kemudian dapat
pembinaan diantaranya ialah tertanam sikap dan
karakter meningkatkan watak nasionalisme
bangsa. kemampuan interaksi seorang warga
dan organisasi, negara-bangsa.
menanamkan rasa
kebangsaan serta
menanamkan jati diri
92
mahasiswa.
93
1.Kaitan tantangan disintegrasi bangsa serta
sama lainnya. Kerajaan tersebut memiliki nilai hidup yang berbeda satu
sama lainnya. Selain itu pada awal kemerdekaan secara historis pula
sendiri. Kedua, ialah faktor sistem sentralistik yang pernah dipraktekan oleh
pemerintah Indonesia. Sistem ini telah merusak tatanan budaya lokal dan
merata pula bahwa Indonesia kaya sekali akan Sumber Daya Alam, dari
ujung barat hingga ujung timur negeri ini. Ketiga, ialah pemberlakuan
94
kedaerahan dan raja-raja kecil di Indonesia. Keempat, ialah tidak adanya
bahwa disintegrasi muncul karena jiwa nasionalisme yang tidak kuat. Begitu
95
bersamaan modernisasi dan globalisasi juga memberikan implikasi kepada
semakin kental dan menguatnya pemahaman akan dunia global yang disisi
pudar.
muda dan umumnya semua elemen bangsa, yang terjadi dewasa ini justru
nilai barat (asing). Pada gilirannya dalam hal ini akan merosotkan nilai-nilai
96
diyakini dapat menjadi perekat bagi keberagaman yang dimiliki oleh bangsa
Indonesia.
globalisasi
nasionalisme ialah sebagai identitas jati diri bangsa dan jiwa sebuah bangsa,
atau human nature (sesuatu yang alamiah) yang dimiliki oleh bangsa ini.
97
berbagai hal yang dimiliki oleh bangsa ini. Seperti pendidikan, karya-karya
atau budaya nasional, produk dalam negeri, dan lain sebagainya. Keempat,
lewat karya ilmiah berupa tulisan. Kelima, ialah dengan cara penyikapan
kebijakan yang pro kepada rakyat yang pada gilirannya akan menumbuhkan
dapat dan harus dilakukan oleh berbagai elemen bangsa sebagai upaya untuk
budaya-budaya luar.
98
3.Sarana yang dapat digunakan guna menumbuhkan
untuk memahami hakekat diri sendiri dan masyarakat luas pada umumnya.
tujuan pribadi.
ialah semua sarana dalam berbagai sendi dan elemen kehidupan berbangsa
99
Contohnya ialah melalui pendidikan yang dibentuk dan disturkturkan
oleh pemerintah, diberikan secara non formal dalam kehidupan keluarga dan
dan masyarakat yang dapat membentuk warga yang paham dan kenal akan
nasionalisme.
perjuangan nasional. Hal tersebut dapat dinikmati dan dilakukan oleh semua
nasionalisme.
karya-karya seni yang berkaitan erat dengan jiwa nasionalisme. Seperti Grup
Band Cokelat yang membuat lagu Merah Putih yang menunjukan kedaulatan
dan semangat nasionalisme Indonesia. Atau para atlet yang berlaga pada
100
kejuaraan internasional yang akan mengangkat harkat bangsa yang erat
sendiri.
Melalui daya kritis itu kemudian dapat tertanam sikap dan watak
beragam sesuai dengan jenis dan karakter ormawa tersebut. Misalkan untuk
melalui peka dan cinta terhadap alam dan lingkungan yang dengan
101
nasionalisme melalui ormawa yang mereka geluit antara lain, pertama,
turun langsung kepada masyarakat dengan cara advokasi, aksi massa atau
nasionalisme yang erat dengan mencintai lingkungan dan tanah air mereka.
hal tersebut coba diformulasikan oleh HMCH FPIPS UPI yang lingkup
102
C. Analisis dan Pembahasan Hasil Penelitian
nasionalisme Indonesia
apa yang diungkapkan oleh Azyumardi Azra. Azyumardi Azra ( 2006 : 145)
103
menguatkan rasa etnisitas dan pada gilirannya mempersempit persatuan dan
nasional.
terpisah satu sama lainnya. Kerajaan tersebut memiliki nilai hidup yang
berbeda satu sama lainnya.selain itu, pada awal kemerdekaan secara historis
budaya lokal dan pendistribusian Sumber Daya Alam yang tidak merata
secara merata pula bahwa Indonesia kaya sekali akan Sumber Daya Alam,
dari ujung barat hingga ujung timur negeri ini. Ketiga, ialah pemberlakuan
104
ialah masalah primordialisme, dan yang ketiga adalah permasalahan
Indonesia yang didasarkan atas konsesus bersama serta sikap dan jiwa
nasionalisme.
dianut serta menjadi ideologi dari berbagai kesatuan sosial. Pada konflik
pada kalangan elite yang akan berekses terhadap kalangan graas roots
sosial, pecahnya konflik dan kekerasan yang bersumber dan bernuansa etnis.
105
Selain hal di atas, Azyumardi melihat bahwa penetrasi dan ekspansi budaya
barat semakin tidak terbendung. Hal penting lainnya ialah bahwa dengan
teratasi. Selain itu perlu juga penguatan identitas nasional melalui penguatan
40) mengatakan ada beberapa upaya dan strategi guna mengatasi persoalan
daerah yang benar dan tepat. Sehingga antar daerah akan terjalin kerjasama
memisahkan diri.
106
identik dengan westernisasi. Hal tersebut nampak dari semakin kentalnya
budaya barat yang dimiliki atau dijalani oleh bangsa Indonesia khususnya
merupakan upaya untuk hidup sesuai dengan zaman dan konstelasi dunia
Barat (Eropa Barat atau Amerika)”. Dari hal tersebut dengan jelas bahwa
masuk ke Indonesia.
107
2. Perwujudan nasionalisme dalam mengatasi tantangan
sebagai common sense atau human nature (sesuatu yang alamiah) yang
dimiliki oleh bangsa ini. Nasionalisme harus hidup dengan sendirinya dan
ialah dengan mencintai berbagai hal yang dimiliki oleh bangsa ini. Seperti
pendidikan, karya-karya atau budaya nasional, produk dalam negeri, dan lain
karya seni maupun lewat karya ilmiah berupa tulisan. Kelima, ialah dengan
kebangsaan.
prosperity, and power of the nation. Suatu kesadaran sebagai bangsa yang
108
identitas, integritas serta ketangguhan bangsa tersebut. Artinya, nasionalisme
kita sekarang bukan lagi berkaitan dengan penjajah, atau terutama terhadap
harga diri bangsa bukan terutama pada kekuatan angkatan bersenjata dengan
seluruh persenjataan perang yang canggih, melainkan juga atau bahkan yang
bermartabat.
109
kultur nasionalisme harus dijadikan sebagai ideologi bersama yang berdiri
sedini mungkin, dimulai dari pendidikan tingkat dasar dan dalam lingkup
membunuh nilai-nilai lokal (local wisdom atau local genuine) yang malah
kembali dari budaya yang telah memberikan identitas sebagai anggota dari
110
semangat untuk membebaskan diri dari penjajahan, serta sebagai semangat
untuk berdiri di atas keberagaman yang dirangkai dan diikat dalam satu
formal dan non formal yang dijalani oleh warga negara harus membentuk
watak serta sikap nasionalisme seorang warga negara. Hal tersebut sangat
diyakini oleh mereka para aktivis mahasiswa yang berada dalam lingkup
aktivis yang berasal dari dua kampus yang berbeda tersebut. Hal ini sesuai
dengan rujukan penulis yang mengacu kepada pendapat H.A.R. Tilaar (2007
bangsa juga berfungsi sebagai arena untuk mencapai tiga hal prinsipil dalam
111
untuk re-aktifasi sejumlah karakter luhur bangsa Indonesia. Secara historis
untuk peningkatan daya saing bangsa. Untuk yang kedua ini maka
Internalisasi ini harus berupa suatu concerted efforts dari seluruh masyarakat
dan pemerintah”.
112
interkultural diajukan untuk mengubah tingkah laku individu agar tidak
nasional, juga sebaliknya identitas nasional tidak boleh atau tidak harus
menghilangkan budaya lokal. Budaya lokal harus dijaga agar jangan sampai
113
Sarana untuk menumbuhkan sikap nasionalisme yang berkaitan
Dalam hal ini kegiatan dalam ormawa dapat dikatakan sebagai kegiatan
mahasiswa. Dalam konteks ini ormawa harus didesain sebagai sarana yang
nasionalisme. Hal ini juga sudah barang tentu karena didasarkan pada
114
Mengingat bahwa secara jelas organisasi mahasiswa merupakan wadah
untuk mengasah berbagai minat dan bakat mahasiswa. Selain itu organisasi
D. Temuan Penelitian
115
dan pemahaman kenegaraan sesuai bidang
Indonesia.
116
117
BAB V
A. Kesimpulan
tahapan ini akan menyimpulkan beberapa hal yang didasarkan kepada rumusan
A. 1. Kesimpulan Umum
118
akan menipiskan nilai-nilai dan kepribadian nasional (nasionalisme) dan
karya seni maupun lewat karya ilmiah berupa tulisan. Perwujudan lainnya
kebangsaan.
A. 2. Kesimpulan Khusus
119
sebuah kerajaan yang saling bersaing dalam bentuk nusantara dan bangsa
Padahal Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam
di setiap daerah.
cara memperkuat sendi persatuan dan kesatuan yaitu dari sendi ekonomi,
politik dan ideologi negara. Dari segi ekonomi ialah dengan cara membuat
120
nasional yang sudah dimiliki oleh bangsa Indonesia. Modernisasi dan
Melalui daya kritis itu kemudian dapat tertanam sikap dan watak
turun langsung kepada masyarakat dengan cara advokasi, aksi massa atau
B. Saran
121
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka penulis bermaksud
122
menipiskan nilai-nilai kearifan lokal.
kebudayaan nasional.
123
penyaring sehingga budaya barat yang masuk tidak
bangsa Indonesia.
kebangsaan.
124
Indonesia. Hal tersebut juga sebagai perwujudan
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Apudin. 2005. Mahasiswa dan Masyarakat. Buletin Socius Edisi 1, Januari 2005.
Danial AR, Endang dan Nanan Warsiah. 2007. Metode Penulisan Karya Ilmiah.
Bandung : Laboratorium PKN FPIPS UPI.
125
Tantangan Akademisi Masa Depan. Jakarta : BP-7 Pusat.
Ganda, Yahya. 1987. Cara Belajar di Perguruan Tinggi. Bandung : Cipta Restu
Perdana.
Gie, Soe Hok. 2005. Catatan Seorang Demonstran. Jakarta : Pustaka LP3ES
Indonesia.
Koten, Thomas. 2005. Nasionalisme Kita Masa Kini ; Catatan dari Balik Kasus
Ambalat (online). Tersedia dalam http://www.suarapembaruan.com.
Laode Ngkowe, Ridaya. 1998. Zoon Politicon bergelar Mahasiswa. Dalam Suara
Mahasiswa Suara Rakyat ; Wacana Intelektual di Balik Gerakan Moral
Mahasiswa. Bandung : Remaja Rosda Karya.
126
Lukamanul Hakim, Alif. 2007. Nasionalisme Kita, Nasionalisme Multikultur
(online). Tersedia dalam www.pikiran-rakyatonline.com.
MS, Burhani dan Hasbi Lawrens. Tanpa tahun . Kamus Ilmiah Populer.
Jombang : Lintas Media.
Narbuko, Cholid dan Abu Achmadi. 2003. Metodologi Penelitian. Jakarta : Bumi
Aksara.
Sage, Lazuardi Adi. 1996. Sebuah Catatan Sudut Pandang Siswono Tentang
Nasionalisme dan Islam. Jakarta : Citra Media.
Soekarno. 2003. Negara Nasional dan Cita-cita Islam. Depok : Vision 03.
127
Sukardi. 2004. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta : Bumi Aksara.
Susilo Hardianto, Josie. 2008. Dari Nestapa Menuju Bangsa. Kompas 19 Mei
2008.
Syam, Syaifullah. 2005. Pola Adaptasi Mahasiswa Baru Jurusan PMPKN FPIPS
UPI, Studi Analitis Pada Mahasiswa Baru Jurusan PMPKN FPIPS UPI.
Jurnal Civicus 1, (5), 372-382.
Syukri, Fanar A. 2003. Peran Pemuda dan Mahasiswa dalam 20 Tahunan Siklus
Nasionalisme Indonesia (Refleksi 75 tahun Soempah Pemoeda, 1928-2003
(online). Tersedia dalam : www.google.com.
128