You are on page 1of 9

tugas: biologi

OLEH:

AYU INDAH RAHAYU

IX. 2
Struktur Ginjal

Ginjal pada dasarnya dapat dibagi dua zone, yaitu : kortek (luar ) dan Medulla (dalam). Kortek
meliputi daerah antara dasar malfigi pyramid yang juga disebut pyramid medulla hingga ke daerah
kapsula ginjal. Daerah kortex antara pyramid-pyramid tadi membentuk suatu kolum disebut Kolum
Bertini Ginjal. Pada potongan ginjal yang masih segar, daerah kortek terlihat bercak-bercak merah
yang kecil (Petichie) yang sebenarnya merupakan kumpulan veskuler khusus yang terpotong,
kumpulan ini dinamakan renal corpuscle atau badan malphigi. Kortek ginjal terutama terdiri atas
nefron pada bagian glomerulus, tubulus Konvulatus proximalis, tubulus konvulatus distalis.
Sedangkan pada daerah medulla dijumpai sebagian besar nefron pada bagian loop of Henle’s dan
tubulus kolectivus. Tiap-tiap ginjal mempunyai 1-4 juta filtrasi yang fungsional dengan panjang
antara 30-40 mm yang disebut nefron .
ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang. Sebagai bagian dari
sistem urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea) dari darah dan membuangnya
bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari kedokteran yang mempelajari ginjal dan
penyakitnya disebut nefrologi. Berikut dijelaskan mengenai anatomi dasar ginjal dari segi lokasi,
struktur dan organisasinya.
Lokasi
Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen. Ginjal ini terletak di
kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di bagian atas (superior) ginjal terdapat
kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar suprarenal). Ginjal bersifat retroperitoneal, yang berarti
terletak di belakang peritoneum yang melapisi rongga abdomen. Kedua ginjal terletak di sekitar
vertebra T12 hingga L3. Ginjal kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi
tempat untuk hati. Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan dua belas.
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal) yang
membantu meredam goncangan.
Struktur detail
Pada orang dewasa, setiap ginjal memiliki ukuran panjang sekitar 11 cm dan ketebalan 5 cm dengan
berat sekitar 150 gram. Ginjal memiliki bentuk seperti kacang dengan lekukan yang menghadap ke
dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena
renal, dan ureter.
Organisasi
Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi disebut medulla. Bagian paling
dalam disebut pelvis. Pada bagian medulla ginjal manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang
merupakan bukaan saluran pengumpul. Ginjal dibungkus oleh lapisan jaringan ikat longgar yang
disebut kapsula.
Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah lebih dari satu juta buah dalam
satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama
elektrolit) dalam tubuh dengan cara menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul
yang masih diperlukan tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan
pembuangan dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arus dan kotranspor. Hasil akhir
yang kemudian diekskresikan disebut urin.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan
Malphigi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus).
Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam
kapsula Bowman. Setiap glomerulus mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari
glomerulus memiliki pori-pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding
epitelium tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari darah
yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan tubulus ginjal. Darah
yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman terdapat tiga
lapisan:
1. Kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus
2. Lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. Selapis sel epitel melapisi dinding kapsula bowman (podosit)
Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus, melewati ketiga
lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman dalam bentuk filtrat
glomerular.
Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam
bentuk molekul kecil dapat ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350
kali setiap hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per menitnya.
Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.
Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang mengalirkan filtrat glomerular
dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung
Henle yang bermuara pada tubulus konvulasi distal.
Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich Gustav Jakob Henle di awal tahun
1860-an. Lengkung Henle menjaga gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan
untuk filtrasi. Sel yang melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino, dan
berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam tubulus konvulasi dan
tubulus kolektivus melalui osmosis.
Cairan mengalir dari tubulus konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:
o Tubulus penghubung
o Tubulus kolektivus kortikal
o Tubulus kolektivus medularis
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus juxtaglomerular,
mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya
sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk membentuk urin, yang
kemudian dibawa ke kandung kemih melewati ureter.
Proses Pembentukan Urine
Alat Penyaringan Darah

Mahluk hidup dalam hidupnya melakukan metabolisme. Metabolisme ini selain


menghasilkan zat-zat yang diperlukan tubuh, juga menghasilkan zat-zat sisa yang perlu
dikeluarkan. Zat sisa metabolisme yang harus dikeluarkan antara lain karbondioksida
(CO2), urea, air (H2O), amonia (NH3), kelebihan vitamin, asam urat dan zat warna
empedu. Pengeluaran zat sisa dilakukan oleh alat-alat ekskresi. Beberapa istilah yang erat
kaitannya dengan ekskresi adalah sebagai berikut.
1. Defekasi, yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang disebut feses.
2. Ekskresi, yaitu pengeluaran zat sampah sisa metabolisme yang tidak berguna lagi bagi
tubuh.
3.Sekresi, yaitu pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke dalam saluran pencernaan.
Getah yang dikeluarkan masih berguna bagi tubuh dan umumnya
mengandung enzim.
4. Eliminasi : yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh, baik dari rongga yang kecil
(saluran air mata) maupun dari rongga yang besar (usus).
Organ pengeluaran zat sisa pada manusia berupa ginjal, kulit, paru-paru dan hati.

a.Ginjal

Ginjal atau buah pinggang manusia berbentuk seperti kacang merah, berwarna
keunguan, dan berjumlah dua buah. Bobot kedua ginjal orang dewasa antara 120-150
gram. Manusia memiliki sepasang ginjal yang terletak di belakang perut atau abdomen.
Di bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal. Kedua ginjal dibungkus oleh
dua lapisan lemak yang membantu meredam goncangan. Ginjal dibungkus oleh lapisan
jaringan ikat longgar yang disebut kapsula. Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks.
Bagian lebih dalam disebut medulla (sumsum ginjal). Bagian paling dalam disebut pelvis
(rongga ginjal).
Pada bagian kulit ginjal (korteks) terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron.
Sebuah nefron terdiri dari sebuah komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau
badan malpighi) yang dilanjutkan oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula
mengandung gulungan kapiler darah yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula
Bowman (berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerolus). Glomerolus
terdapat pada bagian korteks berupa anyaman pembuluh kapiler darah. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki poripori
untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium tipis
yang berpori karena adanya tekanan dari darah yang mendorong plasma darah. Filtrat
yang dihasilkan akan masuk ke dalam tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan
meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Saluran panjang yang berlengkung (tubulus) dikelilingi oleh pembuluh kapiler darah.
Tubulus yang letaknya dekat badan malpighi disebut tubulus proximal. Tubulus yang
letaknya jauh dari badan malpighi disebut tubulus distal. Tubulus proximal dan tubulus
distal dihubungkan oleh lengkung Henle atau angsa Henle. Tempat lengkung Henle
bersinggungan dengan arteri aferen disebut apparatus juxtaglomerular yang mengandung
macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel juxtaglomerular adalah tempat terjadinya
sintesis dan sekresi renin. Lengkung Henle ini berupa pembuluh menyerupai leher angsa
yang turun ke arah medula ginjal, kemudian naik lagi menuju korteks ginjal. Bagian akhir
dari tubulus ginjal adalah saluran (tubulus) pengumpul yang terletak pada sumsum ginjal.
Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian
proses, yaitu penyaringan, penyerapan kembali dan pengumpulan (augmentasi).
1) Penyaringan (filtrasi)
Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadi di kapiler
glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan
permeabilitas yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses penyaringan. Selain
penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah, keping
darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam
plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan
urea dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di
glomerulus disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino,
glukosa, natrium, kalium, dan garam-garam lainnya.

2). Penyerapan kembali (reabsorbsi)


Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di
tubulus kontortus proksimal. Meresapnya zat pada tubulus ini melalui dua cara. Gula
dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air melalui peristiwa
osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin sekunder.
Zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi
zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

3). Augmentasi
Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal,
selanjutnya menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar melalui
uretra.
Urin yang normal mengandung air, urea dan amonia yang merupakan sisa-sisa
pembongkaran protein dan garam-garam mineral, terutama garam dapur (NaCl), zat
warna empedu yang memberi warna kuning pada urin, zat-zat yang berlebihan dalam
darah seperti vitamin D, vitamin C, obat-obatan dan hormon. Urin yang dikeluarkan oleh
ginjal sangat dipengaruhi oleh hormon antidiuretik (ADH), hormon insulin, jumlah air
yang diminum, dan faktor cuaca.
Beberapa jenis gangguan yang dapat terjadi pada ginjal sebagai berikut.
a. Batu ginjal adalah gangguan yang terjadi karena stagnasi urin dengan gejala
penggumpalan batu ginjal. Biasanya gangguan ini terjadi pada orang yang kurang
minum sehingga terjadi penggumpalan serta kristalisasi zat-zat yang seharusnya
dibuang dari ginjal ke luar tubuh. Batu ginjal merupakan batu yang terbentuk dari
asam urat, kalsium, fosfat, asam oksalat dan lain-lain yang terbentuk di dalam ginjal.
b. Gagal ginjal adalah penyakit yang menyebabkan tidak terbentuknya urin (anuria)
karena ginjal kehilangan fungsinya sehingga tidak bisa mengeluarkan zat-zat sisa
metabolisme dari dalam tubuh, bahkan zat-zat yang masih bisa dipergunakan tubuh
seperti glukosa dan protein bisa ikut keluar tubuh. Apabila penyakit yang diderita
sudah akut /parah dapat menyebabkan nefritis, pendarahan dan jantung berhenti
bekerja / berfungsi secara tiba-tiba. Orang yang menderita kerusakan ginjal secara
serius masih bisa menyaring darahnya dengan ginjal buatan atau transplantasi ginjal.
Proses ini disebut cuci darah atau dialisis. Pada diálisis, darah dipompa ke dalam
saluran yang mengandung larutan garam yang mirip dengan plasma darah. Zat
sampah berdifusi dari saluran yang mengandung darah dan dibersihkan oleh larutan
garam. Darah bersih yang tertinggal dikembalikan ke dalam vena. Seseorang yang
hanya mempunyai satu ginjal masih bisa menggunakan ginjal tersebut secara normal.
c. Nefritis terjadi karena infeksi oleh bakteri Streptococcus pada nefron. Bakteri ini
masuk melalui saluran pernafasan yang dibawa oleh darah ke ginjal. Akibat infeksi
ini, protein dan sel-sel darah akan keluar baersama urin. Kadar urea dalam darah
menjadi tinggi sehingga penyerapan air terganggu. Akibatnya air akan tertimbun di
kaki (kaki penderita bengkak). Penderita biasanya mengeluh seperti rasa dingin,
demam, sakit kepala, sakit punggung, udema (bengkak) pada bagian muka biasanya
sekitar mata (kelopak), mual, muntah-muntah dan sulit buang air kecil serta air seni
menjadi keruh.
d. Sistis adalah gangguan kelainan pada ginjal manusia yang berupa radang pada
membran mukosa yang menjadi pelapis kandung kemih.

e. Diabetes insipidus terjadi karena di dalam tubuh kekurangan hormon antidiuretik


(ADH) sehingga volume urin yang dihasilkan dapat mencapai 30 kali dari volume
urin normal. Akibatnya penderita menjadi sering buang air kecil.
f. Albuminaria
Penyakit ini disebabkan oleh kegagalan proses penyaringan protein, sehingga urin
mengandung protein.
g. Diabetes Melitus (kencing manis)
Diabetes melitus dapat disebabkan karena kekurangan insulin, akibatnya kadar
glukosa darah meningkat.
h. Anuria
Anuria merupakan kegagalan ginjal karena kerusakan di glomerolus, sehingga tidak
ada urin yang dihasilkan oleh penderita.

Paru-paru
Paru-paru merupakan organ yang sangat vital bagi kehidupan manusia karena tanpa
paru-paru manusia tidak dapat hidup. Dalam sistem ekskresi, paru-paru berfungsi untuk
mengeluarkan karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O). Proses pengeluaran pada paruparu
telah dibahas pada materi respirasi.

Kulit
Kulit memiliki multi fungsi, diantaranya sebagai alat pengeluaran. Zat sisa yang
dikeluarkan melalui kulit adalah air dan garam-garaman. Zat sisa tersebut disebut
keringat. Proses pembentukan keringat terjadi bila suhu tubuh meningkat atau suhu udara
di lingkungan kita tinggi sehingga pembuluh-pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal
ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke daerah tersebut. Pangkal kelenjar
keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka terjadilah penyerapan air, garam dan
sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air bersama larutannya keluar melalui poripori
yang merupakan ujung dari kelenjar keringat. Keringat yang keluar membawa panas
tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar suhu tubuh tetap normal. Ketika suhu
di sekeliling panas maka kulit akan menagtur suhu tubuh dengan banyak mengeluarkan
keringat dan urin yang dihasilkan lebih sedikit. Sebaliknya ketika suhu dingin maka
tubuh hanya sedikit memproduksi keringat dan pengeluaran air lebih banyak melalui
ginjal (urin).

Hati
Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia. Organ ini terletak di dalam
rongga perut sebelah kanan, di bawah diafragma. Pada orang dewasa berat hati mencapai
2 kg. Hati merupakan tempat untuk mengubah berbagai zat, termasuk racun. Hati juga
menjadi tempat perombakan sel darah merah yang rusak menjadi empedu. Empedu yang
dihasilkan akan disimpan dalam kantong empedu (bilirubin). Adapun fungsi hati bagi
tubuh sebagai berikut.
a. Sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen.
b. Menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit.
c. Mengatur kadar gula dalam darah.
d. Sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
e. Menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak
f. Menguraikan molekul hemoglobin tua.
g. Menghilangkan hormon-hormon berlebihan.
h. Membentuk protein tertentu dan merombaknya.
i. Pembentukan dan pengeluaran lemak dan kolesterol.
Bilirubin adalah produk utama dari penguraian sel darah merah yang tua. Jika hati
menjadi semakin rusak, bilirubin total akan meningkat. Sebagian dari bilirubin total
termetabolisme, dan bagian ini disebut sebagai bilirubin langsung. Bila bilirubin langsung
adalah rendah sementara bilirubin total tinggi, hal ini menunjukkan kerusakan pada hati
atau pada saluran cairan empedu dalam hati. Bilirubin mengandung bahan pewarna, yang
memberi warna pada kotoran (feses). Bila tingkatnya sangat tinggi, kulit dan mata dapat
menjadi kuning, yang mengakibatkan gejala ikterus.
Albumin adalah protein yang mengalir dalam darah. Albumin dibuat oleh hati dan
dikeluarkan pada darah.
Beberapa gangguan yang dapat menyerang hati sebagai berikut.
SCIENCE 2010
Hepatitis adalah peradangan pada sel-sel hati. Penyebab penyakit hepatitis yang utama
adalah virus. Beberapa jenis hepatitis yang saat ini harus diwaspadai adalah sebagai
berikut.
a. Hepatitis A yang disebabkan oleh Virus Hepatitis A (VHA). Penyakit ini menular
melalui makanan dan minuman.
b. Hepatitis B yang disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB). Penyakit ini dapat menular
melalui darah atau cairan tubuh yang terinfeksi, atau dari ibu ke bayi yang dilahirkan.
c. Hepatitis C yang disebabkan oleh Virus Hepatitis C (VHC). Penyakit ini sama dengan
hepatitis B yang ditularkan melalui cairan tubuh.
Kelainan dan Penyakit pada Ginjal
Ginjal manusia dapat mengalami gangguan karena berbagai sebab. Beberapa jenis kelainan dan
penyakit pada ginjal sebagai berikut.

a. Batu ginjal

Batu ginjal dapat terbentuk karena pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran
ginjal, atau kandung kemih.

Batu ginjal berbentuk kristal yang tidak bisa larut dan mengandung kalsium oksalat, asam urat, dan
kristal kalsium fosfat. Penyebabnya adalah karena terlalu banyak mengonsumsi garam mineral dan
terlalu sedikit mengonsumsi air. Batu ginjal tersebut lebih lanjut dapat menimbulkan hidronefrosis.
Hidronefrosis adalah membesarnya salah satu ginjal karena urine tidak dapat mengalir keluar. Hal itu
akibat penyempitan aliran ginjal atau tersumbat oleh batu ginjal.

b. Nefritis

Nefritis adalah kerusakan bagian glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis (perhatikan
Gambar 1.5) biasanya disebabkan adanya bakteri Streptococcus.

c. Glukosuria

Glukosuria adalah penyakit yang ditandai adanya glukosa dalam urine. Penyakit tersebut sering juga
disebut penyakit gula atau kencing manis (diabetes mellitus). Kadar glukosa dalam darah meningkat
karena kekurangan hormon insulin. Nefron tidak mampu menyerap kembali kelebihan glukosa,
sehingga kelebihan glukosa dibuang bersama urine.

d. Albuminuria

Albuminuria adalah penyakit yang ditunjukkan oleh adanya molekul albumin dan protein lain dalam
urine. Penyebabnya karena adanya kerusakan pada alat filtrasi.

e. Hematuria

Hematuria adalah penyakit yang ditandai adanya sel darah merah dalam urine. Penyakit tersebut
disebabkan adanya peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal.

You might also like