You are on page 1of 5

Pendahuluan

A. Latar belakang masalah

Polusi udara disebabkan oleh asap-asap kendaraan bermotor dan asap-asap pabrik-
pabrik, contohnya di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus banyak sekali kendaraan
bermotor yang lewat di jalanan dan juga asap dari pabrik-pabrik yang telah membuat
polusi udara. Banyak Masyarakat Kudus, yang kesehatannya kurang terjamin karena
polusi udara tersebut.
Polusi udara di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus ini tidak hanya berpengaruh besar
pada kesehatan masyarakat, tetapi juga membuat lingkungan tercemar. Udara yang
semula bersih kini menjadi polusi, yang asapnya tiap kali menyebar di Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus. Polusi udara juga dapat menyebabkan penyakit-penyakit yang dapat
mengganggu pernapasan.
Sampai saat ini Pemerintah Kabupaten Kudus belum mengupayakan untuk
pencegahan polusi udara di Kecamatan Kota Kabupaten Kudus. Bahkan upaya
meminimaliskan pencegahan polusi udara, Pemerintah kudus belum ada. Oleh karena itu
banyak sekali masyarakat Kecamatan Kota Kabupaten Kudus yang melakukan kegiatan
polusi udara ini dengan kendaraanya dan pabrik-pabrik dengan cara tidak mempedulikan
kesehatan masyarakat yang kian hari menurun.

B. Permasalahan
Apakah polusi udara berpengaruh pada kesehatan masyarakat di Kecamatan Kota
Kabupaten Kudus?

1
Di Indonesia, kendaraan bermotor merupakan sumber utama polusi udara di
perkotaan. Menurut World Bank, dalam kurun waktu 6 tahun sejak 1995 hingga 2001
terdapat pertumbuhan jumlah kendaraan bermotor di Indonesia sebesar hampir 100%.
Sebagian besar kendaraan bermotor itu menghasilkan emisi gas buang yang buruk, baik
akibat perawatan yang kurang memadai ataupun dari penggunaan bahan bakar dengan
kualitas kurang baik (misal: kadar timbal/Pb yang tinggi) . World Bank juga
menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi
setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City. Polusi udara yang terjadi sangat berpotensi
menggangu kesehatan. Menurut perhitungan kasar dari World Bank tahun 1994 dengan
mengambil contoh kasus kota Jakarta, jika konsentrasi partikulat (PM) dapat diturunkan
sesuai standar WHO, diperkirakan akan terjadi penurunan tiap tahunnya: 1400 kasus
kematian bayi prematur; 2000 kasus rawat di RS, 49.000 kunjungan ke gawat darurat;
600.000 serangan asma; 124.000 kasus bronchitis pada anak; 31 juta gejala penyakit
saluran pernapasan serta peningkatan efisiensi 7.6 juta hari kerja yang hilang akibat
penyakit saluran pernapasan – suatu jumlah yang sangat signifikan dari sudut pandang
kesehatan masyarakat. Dari sisi ekonomi pembiayaan kesehatan (health cost) akibat
polusi udara di Jakarta diperkirakan mencapai hampir 220 juta dolar pada tahun 1999.

Mekanisme terjadinya gangguan kesehatan akibat polusi udara secara umum


Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala
penyakit:
1. Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon.
2. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic
hydrocarbons).
3. Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim
yang bekerja dalam tubuh.
4. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system
imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin.
5. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan
saluran napas.
6. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem
imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate.
7. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan
penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM.
8. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar
makrofag pada paru).

Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang

Pajanan jangka pendek

1. Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin
dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular.
2. Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit
3. Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah)
4. Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan)
5. Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah)

Pajanan jangka panjang


1. Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular
2. Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru
osbtruktif kronis)
3. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin
4. Kanker

Polutan udara spesifik yang banyak berpengaruh terhadap kesehatan


1. Particulate Matter (PM)
Penelitian epidemiologis pada manusia dan model pada hewan menunjukan PM10
(termasuk di dalamnya partikulat yang berasal dari diesel/DEP) memiliki potensi besar
merusak jaringan tubuh. Data epidemiologis menunjukan peningkatan kematian serta
eksaserbasi/serangan yang membutuhkan perawatan rumah sakit tidak hanya pada
penderita penyakit paru (asma, penyakit paru obstruktif kronis, pneumonia), namun juga
pada pasien dengan penyakit kardiovaskular/jantung dan diabetes. Anak-anak dan orang
tua sangat rentan terhadap pengaruh partikulat/polutan ini, sehingga pada daerah dengan
kepadatan lalu lintas/polusi udara yang tinggi biasanya morbiditas penyakit pernapasan
(pada anak dan lanjut usia) dan penyakit jantung/kardiovaskular (pada lansia) meningkat
signifikan. Penelitian lanjutan pada hewan menunjukan bahwa PM dapat memicu
inflamasi paru dan sistemik serta menimbulkan kerusakan pada endotel pembuluh darah
(vascular endothelial dysfunction) yang memicu proses atheroskelosis dan infark
miokard/serangan jantung koroner. Pajanan lebih besar dalam jangka panjang juga dapat
memicu terbentuknya kanker (paru ataupun leukemia) dan kematian pada janin.
Penelitian terbaru dengan follow up hampir 11 tahun menunjukan bahwa pajanan polutan
(termasuk PM10) juga dapat mengurangi fungsi paru bahkan pada populasi normal di
mana belum terjadi gejala pernapasan yang mengganggu aktivitas.

2. Ozon
Ozon merupakan oksidan fotokimia penting dalam trofosfer. Terbentuk akibat reaksi
fotokimia dengan bantuan polutan lain seperti NOx, dan Volatile organic compounds.
Pajanan jangka pendek/akut dapat menginduksi inflamasi/peradangan pada paru dan
menggangu fungsi pertahanan paru dan kardiovaskular. Pajanan jangka panjang dapat
menginduksi terjadinya asma, bahkan fibrosis paru. Penelitian epidemiologis pada
manusia menunjukan pajanan ozon yang tinggi dapat meningkatkan jumlah
eksaserbasi/serangan asma.

3. NOx dan SOx


NOx dan SOx merupakan co-pollutants yang juga cukup penting. Terbentuk salah
satunya dari pembakaran yang kurang sempurna bahan bakar fosil. Penelitian
epidemologi menunjukan pajanan NO2,SO2 dan CO meningkatkan kematian/mortalitas
akibat penyakit kardio-pulmoner (jantung dan paru) serta meningkatkan angka perawatan
rumah sakit akibat penyakit-penyakit tersebut.

You might also like