You are on page 1of 28

c c



1.? 
    

- Blefaritis(radang kelopak mata)

A.? PENDAHULUAN
Blefaritis adalah radang pada kelopak mata. Radang yang sering terjadi pada
kelopak merupakan radang kelopak dan tepi kelopak. Radang bertukak atau tidak
pada tepi kelopak bisanya melibatkan folikel dan kelenjar rambut. Blefaritis
ditandai dengan pembentukan minyak berlebihan di dalam kelenjar di dekat kelopak
mata yang merupakan lingkungan yang disukai oleh bakteri yang dalam keadaan
normal ditemukan di kulit.
Blefaritis dapat disebabkan infeksi dan alergi yang biasanya berjalan kronis atau
menahun. Blefaritis alergi dapat terjadi akibat debu, asap, bahan kimia, iritatif, dan
bahan kosmetik. Infeksi kelopak dapat disebabkan kuman streptococcus alfa atau
beta, pneumococcus, dan pseudomonas. Di kenal bentuk blefaritis skuamosa,
blefaritis ulseratif, dan blefaritis angularis.
Gejala umum pada blefaritis adalah kelopak mata merah, bengkak, sakit, eksudat
lengket dan epiforia. Blefaritis sering disertai dengan konjungtivitis dan keratitis.
Biasanya blefaritis sebelum diobati dibersihkan dengan garam fisiologik hangat,
dan kemudian diberikan antibiotik yang sesuia. Penyulit blefaritis yang dapat timbul
adalah konjungtivitis, keratitis, hordeolum, kalazoin, dan madarosis.

B.? PATOFISIOLOGI
Patofisiologi blefaritis biasanya terjadi kolonisasi bakteri pada mata. Hal ini
mengakibatkan invasi mikrobakteri secara langsung pada jaringan ,kerusakan
sistem imun atau kerusakan yang disebabkan oleh produksi toksin bakteri , sisa
buangan dan enzim. Kolonisasi dari tepi kelopak mata dapat ditingkatkan dengan
adanya dermatitis seboroik dan kelainan fungsi kelenjar meibom.

C.? ANATOMI

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta


mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan kornea.
Palpebra merupakan alat penutup mata yang berguna untukmelindungi bola mata
terhapat trauma, trauma sinar dan pengeringan mata.
Kelopak mempunyai lapisan kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva tarsal.
Pada kelopak terdapat bagian-bagian :
Ê? Kelenjar seperti kelenjar sebasea, kelenjar moll atau kelenjar keringat, kelenjar
zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar meibom pada tarsus.
Ê? Otot seperti : M. Orbikularis okuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak
atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. M. Orbikularis berfungsi
menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M. Levator palpebra berfungsi
untuk mengangkat kelopak mata atau membuka mata.
Ê? Di dalam kelopak terdapak tarsus yang merupakan jaringan ikat dengan
kelenjar di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo
palpebra.
Ê? Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosa berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

D.? ETIOLOGI
Terdapat 2 jenis blefaritis, yaitu :
a.? Blefaritis anterior : mengenai kelopak mata bagian luar depan (tempat
melekatnya bulu mata). Penyebabnya adalah bakteri stafilokokus dan
seborrheik. Blefaritis stafilokok dapat disebabkan infeksi dengan
Staphylococcus aureus, yang sering ulseratif, atau Staphylococcus epidermidis
atau stafilokok koagulase-negatif. Blefaritis seboroik(non-ulseratif) umumnya
bersamaan dengan adanya Pityrosporum ovale.
b.? Blefaritis posterior : mengenai kelopak mata bagian dalam (bagian kelopak
mata yang lembab, yang bersentuhan dengan mata). Penyebabnya adalah
kelainan pada kelenjar minyak. Dua penyakit kulit yang bisa menyebabkan
blefaritis posterior adalah rosasea dan ketombe pada kulit kepala (dermatitis
seboreik).

E.? KLASIFIKASI
a.? Blefaritis superfisial
Bila infeksi kelopak superfisial disebabkan oleh staphylococcus maka
pengobatan yang terbaik adalah dengan salep antibiotik seperti sulfasetamid
dan sulfisolksazol. Sebelum pemberian antibiotik krusta diangkat dengan kapas
basah. Bila terjadi blefaritis menahun maka dilakukan penekanan manual
kelenjar Meibom untuk mengeluarkan nanah dari kelenjar Meibom
(Meibormianitis), yang biasanya menyertai.
b.? Blefaritis Seboroik
Blefaritis sebore biasanya terjadi pada laki-laki usia lanjut (50 Tahun), dengan
keluhan mata kotor, panas dan rasa kelilipan. Gejalanya adalah sekret yang
keluar dari kelenjar Meiborn, air mata berbusa pada kantus lateral, hiperemia
dan hipertropi papil pada konjungtiva. Pada kelopak dapat terbentuk kalazion,
hordeolum, madarosis, poliosis dan jaringan keropeng.
Blefaritis seboroik merupakan peradangan menahun yang sukar
penanganannya. Pengobatannya adalah dengan memperbaiki kebersihan dan
membersihkan kelopak dari kotoran. Dilakukan pembersihan dengan kapas lidi
hangat. Kompres hangat selama 5-10 menit. Kelenjar Meibom ditekan dan
dibersihkan dengan shampoo bayi. Penyulit yang dapat timbul berupa flikten,
keratitis marginal, tukak kornea, vaskularisasi, hordeolum dan madarosis.
c.? Blefaritis Skuamosa
Blefaritis skuamosa adalah blefaritis disertai terdapatnya skuama atau krusta
pada pangkal bulu mata yang bila dikupas tidak mengakibatkan terjadinya luka
kulit. Merupakan peradangan tepi kelopak terutama yang mengenai kulit di
daerah akar bulu mata dan sering terdapat pada orang yang berambut minyak.
Blefaritis ini berjalan bersama dermatitik seboroik.
Penyebab blefaritis skuamosa adalah kelainan metabolik ataupun oleh jamur.
Pasien dengan blefaritis skuamosa akan terasa panas dan gatal. Pada blefaritis
skuamosa terdapat sisik berwarna halus-halus dan penebalan margo palpebra
disertai madarosis. Sisik ini mudah dikupas dari dasarnya mengakibatkan
perdarahan.
Pengobatan blefaritis skuamosa ialah dengan membersihkan tepi kelopak
dengan shampoo bayi, salep mata, dan steroid setempat disertai dengan
memperbaiki metabolisme pasien. Penyulit yang dapat terjadi pada blefaritis
skuamosa adalah keratitis, konjungtivitis.
d.? Blefaritis Ulseratif
Merupakan peradangan tepi kelopak atau blefaritis dengan tukak akibat infeksi
staphylococcus. Pada blefaritis ulseratif terdapat keropeng berwarna kekunung-
kuningan yang bila diangkat akan terlihat ulkus yang yang kecil dan
mengeluarkan dfarah di sekitar bulu mata. Pada blewfaritis ulseratif skuama
yang terbentuk bersifat kering dan keras, yang bila diangkat akan luka dengan
disertai perdarahan. Penyakit bersifat sangat infeksius. Ulserasi berjalan lebih
lanjut dan lebih dalam dan merusak folikel rambut sehingga mengakibatkan
rontok (madarosis).
Pengobatan dengan antibiotik dan higiene yang baik. Pengobatan pada
blefaritis ulseratif dapat dengan sulfasetamid, gentamisin atau basitrasin.
Biasanya disebabkan stafilokok maka diberi obat staphylococcus. Apabila
ulseratif luas pengobatan harus ditambah antibiotik sistemik dan diberi
roboransia.
Penyulit adalah madarosis akibat ulserasi berjalan lanjut yang merusak folikel
rambut, trikiasis, keratitis superfisial, keratitis pungtata, hordeolum dan
kalazion. Bila ulkus kelopak ini sembuh maka akan terjadi tarikan jaringan
parut yang juga dapat berakibat trikiasis.
e.? Blefaritis angularis
Blefaritis angularis merupakan infeksi staphylococcus pada tepi kelopak di
sudut kelopak atau kantus. Blefaritis angularis yang mengenai sudut kelopak
mata (kantus eksternus dan internus) sehingga dapat mengakibatkan gangguan
pada fungsi puntum lakrimal. Blefariris angularis disebabkan Staphylococcus
aureus. Biasanya kelainan ini bersifat rekuren.
Blefaritis angularis diobati dengan sulfa, tetrasiklin dan Sengsulfat. Penyulit
pada pungtum lakrimal bagian medial sudut mata yang akan menyumbat
duktus lakrimal.
f.? Meibomianitis
Merupakan infeksi pada kelenjar Meibom yang akan mengakibatkan tanda
peradangan lokal pada kelenjar tersebut. Meibomianitis menahun perlu
pengobatan kompres hangat, penekanan dan pengeluaran nanah dari dalam
berulang kali disertai antibiotik lokal.

F.? GAMBARAN KLINIK


Gejala :
a.? Blefaritis menyebabkan kemerahan dan penebalan, bisa juga terbentuk sisik
dan keropeng atau luka terbuka yang dangkal pada kelopak mata.
b.? Blefaritis bisa menyebabkan penderita merasa ada sesuatu di matanya.
Mata dan kelopak mata terasa gatal, panas dan menjadi merah.
Bisa terjadi pembengkakan kelopak mata dan beberapa helai bulu mata rontok.
c.? Mata menjadi merah, berair dan peka terhadap cahaya terang.
Bisa terbentuk keropeng yang melekat erat pada tepi kelopak mata; jika
keropeng dilepaskan, bisa terjadi perdarahan. Selama tidur, sekresi mata
mengering sehingga ketika bangun kelopak mata sukar dibuka.

Tanda :
Ê? Skuama pada tepi kelopak
Ê? -umlah bulu mata berkurang
Ê? Obstruksi dan sumbatan duktus meibom
Ê? Sekresi Meibom keruh
Ê? Injeksi pada tepi kelopak
Ê? Abnormalitas film air mata

G.? DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan kelopak mata.

H.? PENATALAKSANAAN
Pengobatan utama adalah membersihkan pinggiran kelopak mata untuk mengangkat
minyak yang merupakan makanan bagi bakteri. Bisa digunakan sampo bayi atau
pembersih khusus. Untuk membantu membasmi bakteri kadang diberikan salep
antibiotik (misalnya erythromycin atau sulfacetamide) atau antibiotik per-oral
(misalnya tetracycline). -ika terdapat dermatitis seboroik, harus diobati. -ika
terdapat kutu, bisa dihilangkan dengan mengoleskan jeli petroleum pada dasar bulu
mata.

I.? PROGNOSIS
Pada blefaritis prognosis sangat baik dan dapat hilang dengan terapi.

- Skleritis (radang kronis sklera)

î  
Radang sclera biasanya dikaitkan dengan infeksi, cedera kimia, atau penyakit autoimun
seperti rheumatoid arthritis dan lupus sistemik erythematosis. Kadang-kadang
penyebabnya tidak diketahui. Scleritis terjadi paling sering pada orang berusia 30
sampai 60 dan jarang terjadi pada anak-anak.

 
* Sakit mata yang parah
* Penglihatan kabur
* Sensistif terhadap cahaya - sangat menyakitkan
* Mata robek
c 
Tetes mata kortikosteroid efektif dalam mengurangi peradangan. Sometimes oral
corticosteroids are prescribed. Kadang-kadang kortikosteroid oral yang diresepkan.
Obat Newer non-steroid anti-inflammatory (NSAID) dapat digunakan dalam beberapa
kasus.

- Conjunctivitis (radang konjunctivayang disebabkan bakteri, virus, alergi, mata kering)

î 

Mata merah, atau conjunctivitis, adalah kemerahan dan peradangan dari selaput-selaput
(conjuctiva) yang menutupi putih-putih dari mata-mata dan selaput-selaput pada bagian
dalam dari kelopak-kelopak mata. Membran-membran atau selaput-selaput ini bereaksi
pada suatu batasan yang luas dari bakteri-bakteri, virus-virus, agen-agen yang
memprovokasi alergi, pengganggu-pengganggu (irritants), dan agen-agen racun, begitu
juga pada penyakit yang mendasarinya dalam tubuh. Bentuk-bentuk virus dan bakteri
dari conjunctivitis adalah umum pada masa kanak-kanak, namun mereka dapat terjadi
pada orang-orang dari segala umur. Secara keseluruhan bagaimanapun, ada banyak
penyebab-penyebab mata merah. Ini dapat digolongkan sebagai yang infeksius atau
tidak infeksius.

  c      


 î   

  î ! 

Penyebab yang memimpin dari suatu mata merah yang meradang adalah infeksi virus.
Sejumlah virus-virus yang berbeda dapat menjadi bertanggung jawab atas infeksi.
Gejala-gejala mata merah yang disebabkan virus biasanya dihubungkan lebih banyak
dengan suatu pengeluaran cairan yang tidak berwarna hijau atau kuning. Seringkali,
gejala-gejala virus seperti influensa, seperti hidung yang mampat dan hidung yang
ingusan, juga hadir. Kelopak-kelopak mata mungkin juga bengkak. Adakalanya melihat
pada sinar-sinar yang terang adalah menyakitkan. Ketika mata merah yang disebabkan
virus mungkin tidak memerlukan suatu antibiotik, mereka yang terpengaruh harus
menemui seorang dokter, karena adakalanya bentuk mata merah ini dapat berkaitan
dengan infeksi kornea (bagian jernih dari depan bolamata). Infeksi ini harus dideteksi
dan dirawat secara benar. Mata merah yang disebabkan oleh virus adalah sangat
menular. Mata merah yang disebabkan virus biasanya hilang dalam tujuh sampai
sepuluh hari setelah munculnya gejala-gejala.

  î " 

Bakteri yang paling umum menyebabkan mata merah yang infeksius adalah
 ,  
, dan  . Gejala-gejala mata merah yang
disebabkan bakteri termasuk:
Ê? sakit/nyeri mata,
Ê? bengkak,
Ê? kemerahan, dan
Ê? suatu jumlah kotoran yang sedang sampai besar, biasanya berwarna kuning atau
kehijauan.

Kotoran umumnya berakumulasi setelah tidur. Anak-anak yang terpengaruh mungkin


terbangun paling tidak senang bahwa mata mereka lengket tertutup, memerlukan suatu
handuk yang hangat untuk mengangkat kotorannya. Mata merah yang disebabkan
bakteri dirawat dengan berulangkali penggunaan handuk-handuk hangat pada mata-
mata (coba terapkan ini pada satu mata anak anda setiap waktu selama suatu video yang
ia senangi) dan memerlukan obat-obat tetes antibiotik atau obat salep yang diresepkan
oleh dokter.

Hati-hati untuk tidak menggunakan obat yang diresepkan untuk orang lain, atau dari
suatu infeksi lama, karena mungkin ini tidak memadai untuk infeksi anda yang
sekarang atau mungkin telah tercemar dari infeksi-infeksi lain dengan secara kebetulan
menyentuhkan botol obat pada area-area yang terinfeksi. Suatu metode yang aman,
efektif, dan kurang menakutkan untuk anak anda, untuk meneteskan obat tetes kedalam
mata-mata melibatkan meminta anak anda untuk berbaring, dengan instruksi-instruksi
untuk hanya "menutup mata-mata anda", dan menempatkan jumlah-jumlah tetesan yang
direkomendasikan pada pojok bagian dalam dari mata, dekat jembatan hidung, dan
biarkan mereka membuat suatu "danau" kecil disana. Ketika anak anda bersantai dan
membuka mata-mata, obat tetes akan mengalir dengan lembut kedalam selaput-selaput
lendir yang terinfeksi tanpa keperluan untuk "memaksa buka" mata-matanya.

Ketika anda merasa bahwa anda atau anak anda mungkin mempunyai mata merah yang
disebabkan bakteri, adalah sangat penting untuk menemui dokter anda segera untuk
beberapa sebab-sebab. Pertama, jika penyebabnya adalah suatu infeksi bakteri, suatu
antibiotik akan diperlukan untuk membantu sistim imun yang melawan infeksi untuk
membasmi infeksi ini. Kedua, jika anda mengalami gejala-gejala lain seperti hidung
yang ingusan, batuk, sakit telinga, dan seterusnya, ada suatu kesempatan yang baik
bahwa gejala-gejala ini disebabkan oleh bakter-bakteri yang sama, dan suatu antibiotik
oral mungkin sangat baik diperlukan untuk merawat infeksi ini bersama dengan obat-
obat tetes antibiotik atau obat salep untuk mata. Akhirnya, dokter anda akan ingin
meniadakan kemungkinan bahwa infeksi telah menyebar ke area-area dimana gejala-
gejalanya mungkin masih belum nampak.

 


Mata merah yang disebabkan oleh infeksi dengan chlamydia adalah suatu bentuk yang
tidak umum dari mata merah yang disebabkan bakteri di Amerika, namun adalah sangat
umum di Afrika dan negara-negara Timur Tengah. Ia dapat menyebabkan mata merah
pada dewasa-dewasa. Ia adalah penyebab mata merah pada remaja-raemaja dan
dewasa-dewasa yang dapat ditularkan secara seksual. Mata merah Chlamydia secara
khas dirawat dengan tetracycline (kecuali pada anak-anak dibawah umur 8 tahun,
karena kemungkinan pelunturan warna gigi) atau erythromycin.

2.? 
    
 
6? ^  (peradangan pada kornea)

1.? PENGERTIAN
Keratitis merupakan kelainan akibat terjadinya infiltrasi sel radang pada
kornea yang akan mengakibatkan kornea menjadi keruh. .

2.? KLASIFIKASI KERATITIS BERDASARKAN ETIOLOGI


a.? KERATITIS MIKROBIAL
Keratitis ini diakibatkan oleh berbagai organisme bakteri,virus, jamur, atau
parasit, abrasi sedikitpun bisa menjadi pintu masuk bakteri. Kebanyakan
infeksi kornea terjdi akibat trauma atau gangguan mekanisme pertahanan
sistemis ataupun lokal.
A? keratitis bakterial
keratitis akibat dari infeksi stafilokokkus, berbentuk seperti keratitis
pungtata, terutama dibagian bawah kornea
A? keratitis viral
a?keratitis dendritik herpetik
keratitis dendritik yang disebabkan virus herpes simpleks akan
memberi gambaran spesifik berupa infiltrat pada kornea dengan
bentuk seperti ranting pohon yang bercabang ± cabang dengan
memberikan uji fluoresin positif nyata pada tempat percabanagn.
a?Keratitits herpes zooster
Merupakan manifestasi klinis dari infeksi virus herpes zooster pada
cabang saraf trigeminus, termasuk puncak hidung dan demikian pula
kornea atau konjungtiva.
a?Keratitis pungtata epitelial
Keratitits dengan infiltrat halus pada kornea, selain disebabkan oleh
virus keratitits pungtata juga disebabakan oleh obat seperti neomicin
dan gentamisin.
a?Keratitits disiformis
merupakan keratitits dengan bentuk seperti cakram didalam stroma
permukaan kornea, keratitis ini disebabkan oleh infeksi atau sesudah
infeksi virus herpes simpleks

b.? KERATITIS PEMA-ANAN


Infeksi ini terjadi bila kornea tidak dilembabkan secara memadai dan
dilindungi oleh kelopak mata. Kekeringan kornea dapat terjadi dan
kemudian dapat diikuti ulserasi dan infeksi sekunder. Pemajanan kornea
dapat diebabakan oleh karena keadaan eksoptalmus, paresis saraf kranial
VII tetapi juga dapat terjadi pada pasien koma atau yang dianastesi.
A? Keratitis lagoftalmos
Terjadi akibat mata tidak menutup sempurna yang dapat terjadi pada
ektropion palpebra, protrusio bola mata atau pada penderita koma
dimana mata tidak terdapat reflek mengedip.
A? Keratitis neuroparalitik
Terjadi akibat gangguan pada saraf trigeminus yang mengakibatkan
gangguan sensibilitas dan metabolisme kornea
A? Keratokonjungtivitis sika
Terjadi akibat kekeringan pada bagian permukaan kornea.
3.? TANDA DAN GE-ALA.
Manifestasi yang menyertai pada penderita keratitis adalah :

A? Inflamasi bola mata yang jelas


A? Terasa ada benda asing di mata
A? Cairan mukopurulen dengan kelopak mata salingmelekat satu sama lain
A? Rasa silau dimata
6?    (hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan
kornea)

A. KONSEP TEORI

1. PENGERTIAN

Keratitis ulseratif yang lebih dikenal sebagai ulserasi kornea yaitu


terdapatnya destruksi (kerusakan) pada bagian epitel kornea.

2. ETIOLOGI

Secara etiologik ulkus kornea dapat disebabkan oleh :

- Bakteri

Kuman yang murni dapat menyebabkan ulkus kornea adalah streptokok


pneumoniae,sedangkan bakteri lain menimulkan ulkus kornea melalui
faktor-faktor pencetus diatas.

- Virus : herpes simplek, zooster, vaksinia, variola

- -amur : golongan kandida, fusarium, aspergilus, sefalosporium

- Reaksi hipersensifitas

Reaksi terhadap stapilokokus (ulkus marginal), TBC (keratokonjungtivitis


flikten), allergen tak diketahui (ulkuscincin)

Faktor penyebabnya antara lain:

- Kelainan pada bulu mata (trikiasis) dan sistem air mata (insufisiensi air

mata, sumbatan saluran lakrimal), dan sebagainya

- Faktor eksternal, yaitu : luka pada kornea (erosio kornea), karena

trauma, penggunaan lensa kontak, luka bakar pada daerah muka

- Kelainan-kelainan kornea yang disebabkan oleh : oedema kornea kronik,

exposure-keratitis (pada lagophtalmus, bius umum, koma) ; keratitis

karena defisiensi vitamin A, keratitis neuroparalitik, keratitis


superfisialis virus.

- Kelainan-kelainan sistemik; malnutrisi, alkoholisme, sindrom Stevens-

-honson, sindrom defisiensi imun.

- Obat-obatan yang menurunkan mekaniseme imun, misalnya :

kortikosteroid, IUD, anestetik local dan golongan imunosupresif.

3. Patofisiologi Ulkus Kornea

Luka Pada kornea akibat Trauma

Menginfeksi Kornea

Invasi bakteri patologik

Kematian jaringan Kornea

4. TANDA DAN GE-ALA

- Pada ulkus yang menghancurkan membran bowman dan stroma, akan

menimbulkan sikatrik kornea.

- Gejala subyektif pada ulkus kornea sama seperti gejala-gejala

keratitis. Gejala obyektif berupa infeksi silier, hilangnya sebagian

jaringan kornea dan adanya infiltrat. Pada kasus yang lebih berat dapat

terjadi iritis disertai hipopion.

- Fotofobia

- Rasa sakit dan lakrimasi

5. MACAM-MACAM ULKUS KORNEA SECARA DETAIL


Ulkus kornea dibagi dalam bentuk :

1. Ulkus kornea sentral meliputi:

Ulkus kornea oleh bakteri

Bakteri yang ditemukan pada hasil kultur ulkus dari kornea yang tidak ada

faktor pencetusnya ( kornea yang sebelumnya betul-betul sehat ) adalah:

- Streptokokok pneumonia

- Streptokokok alfa hemolitik

- Pseudomonas aeroginosa

- Klebaiella Pneumonia

- Spesies Moraksella

Sedangkan dari ulkus kornea yang ada faktor pencetusnya adalah bakteri
patogen opportunistik yang biasa ditemukan di kelopak mata, kulit,
periokular, sakus konjungtiva, atau rongga hidung yang pada keadaan
sistem barier kornea normal tidak menimbulkan infeksi.

Bakteri pada kelompok ini adalah :

- Stafilokukkus epidermidis

- Streptokokok Beta Hemolitik

- Proteus

Ulkus kornea oleh bakteri Streptokokus

Bakteri kelompok ini yang sering dijumpai pada kultur dari infeksi
ulkus kornea adalah

- Streptokok pneumonia (pneumokok)

- Streptokok viridans (streptokok alfa hemolitik)

- Streptokok pyogenes (streptokok beta hemolitik)


- Streptokok faecalis (streptokok non-hemolitik)

Walaupun streptokok pneumonia adalah penyebab yang biasa terdapat


pada keratitis bakterial, akhir-akhir ini prevalensinya banyak digantikan
oleh stafilokokus dan pseudomonas.Ulkus oleh streptokok viridans lebih
sering ditemukan mungkin disebabkan karena pneumokok adalah
penghuni flora normal saluran pernafasan, sehingga terdapat semacam
kekebalan. Streptokok pyogenes walaupun seringkali merupakan bakteri
patogen untuk bagian tubuh yang lain, kuman ini jarang menyebabkan
infeksi kornea. Ulkus oleh streptokok faecalis didapatkan pada kornea
yang ada faktor pencetusnya.

Gambaran Klinis Ulkus korneao leh bakteri Streptokokok:

Ulkusberwarna kuning keabu-abuan, berbetuk cakram dengan tepi ulkus


menggaung. Ulkus cepat menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi
kornea, karen aeksotoksin yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia

Pengobatan : Sefazolin, Basitrasin dalam bentuk tetes, injeksi


subkonjungtiva dan intra vena.

Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus

Infeksi oleh Stafilokokus paling sering ditemukan. Dari 3 spesies


stafilokokus Aureus, Epidermidis dan Saprofitikus, infeksi oleh
Stafilokokus Aureus adalah yang paling berat, dapat dalam bentuk :
infeksi ulkus kornea sentral, infeksi ulkus marginal, infeksi ulkus
alergi(toksik).

Infeksi ulkus kornea oleh Stafilokokus Epidermidis biasanya terjadi bila


ada faktor penceus sebelumnya seperti keratopati bulosa, infeksi herpes
simpleks dan lensa kontak yang telah lama digunakan.

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Stafilokokkus:

Pada awalnya berupa ulkus yang berwarna putih kekuningan disertai


infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epithel. Apabila tidak
diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang disertai oedema
stroma dan infiltrasi sel lekosit. Walaupun terdapat hipopion ulkus
sering kali indolen yaitu reaksi radangnya minimal. Infeksi kornea
marginal biasanyabebas kuman dan disebabkan oleh reaksi
hipersensitivitas terhadap Stafilokokus Aureus.

Ulkus kornea oleh bakteri Pseudomonas


Berbeda dengan ulkus kornea sebelumnya, pada ulkus pseudomonas
bakteri ini ditemukan dalam jumlah yang sedikit. Bakteri pseudomonas
bersifat aerob obligat dan menghasilkan eksotoksin yang menghambat
sintesis protein.

Keadaan ini menerangkan mengapa pada ulkus pseudomonas jaringan


kornea cepat hancur dan mengalami kerusakan. Bakteri pseudomonas
dapat hidup dalam kosmetika, cairan fluoresein, cairan lensa kontak.

Gambaran Klinis Ulkus kornea oleh bakteri Pseudomonas:

Biasanya dimulai dengan ulkus kecil dibagian sentral kornea dengan


infiltrat berwarna keabu-abuan disertai oedema epitel dan stroma.
Ulkus kecil ini dengan cepat melebar dan mendalam serta menimbulkan
perforasi kornea. Ulkus mengeluarkan discharge kental berwarna
kuning kehijauan.

Pengobatan : gentamisin, tobramisin, karbesilin yang diberikan secara


lokal, subkonjungtiva serta intravena.

Ulkus Kornea Oleh Virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simpleks cukup sering dijumpai. Bentuk
khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel
yang bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada
bentuk disiform bila mengalami nekrosis dibagian sentral.

Ulkus Kornea Oleh -amur

Ulkus kornea oleh jamur banyak ditemukan, hal ini dimungkinkan oleh
:

- Penggunaan antibiotika secara berlebihan dalam jangka waktu yang

lama atau pemakaian kortikosteroid jangka panjang

- Fusarium dan sefalosporium menginfeksi kornea setelah suatu trauma

yang disertai lecet epitel, misalnya kena ranting pohon atau binatang
yang terbang mengindikasikan bahwa jamur terinokulasi di kornea
oleh benda atau binatang yang melukai kornea dan bukan dari adanya
defek epitel dan jamur yang berada di lingkungan hidup.

- Infeksi oleh jamur lebih sering didapatkan di daerah yang beriklim

tropik, maka faktor ekologi ikut memberikan kontribusi.


Fusarium dan sefalosporium terdapat dimana-mana, ditanah, di udara
dan sampah organik. Keduanya dapat menyebabkan penyakit pada
tanaman dan pada manusia dapat diisolasi dari infeksi kulit, kuku,
saluran kencing.

Aspergilus juga terdapat dimana-mana dan merupakan organisme


oportunistik , selain keratitis aspergilus dapat menyebabkan
endoftalmitis eksogen dan endogen, selulitis orbita, infeksi saluran
lakrimal.

Kandida adalah jamur yang paling oportunistik karena tidak


mempunyai hifa (filamen) menginfeksi mata yang mempunyai faktor
pencetus seperti exposure keratitis, keratitis sika, pasca keratoplasti,
keratitis herpes simpleks dengan pemakaian kortikosteroid.

Pengobatan : Pemberian obat anti jamur dengan spektrum luas,


apabila memungkinkan dilakukan pemeriksaan laboratorium dan tes
sensitifitas untuk dapat memilih obat anti jamur yang spesifik.

2. Ulkus Marginal

Ulkus marginal adalah peradangan kornea bagian perifer dapat berbentuk


bulat atau dapat juga rektangular (segiempat) dapat satu atau banyak dan
terdapat daerah kornea yang sehat dengan limbus. Ulkus marginal dapat
ditemukan pada orang tua dan sering dihubungkan dengan penyakit
rematik atau debilitas. Dapat juga terjadi ebrsama-sama dengan radang
konjungtiva yang disebabkan oleh Moraxella, basil Koch Weeks dan
Proteus Vulgaris. Pada beberapa keadaan dapat dihubungkan dengan
alergi terhadap makanan. Secara subyektif ; penglihatan pasien dengan
ulkus marginal dapat menurun disertai rasa sakit, lakrimasi dan fotofobia.
Secara obyektif : terdapat blefarospasme, injeksi konjungtiva, infiltrat
atau ulkus yang sejajar dengan limbus.

Pengobatan : Pemberian kortikosteroid topikal akan sembuh dalam 3


hingga 4 hari, tetapi dapat rekurens. Antibiotika diberikan untuk infeksi
stafilokok atau kuman lainnya. Disensitisasi dengan toksoid stafilokkus
dapat memberikan penyembuhan yang efektif.

a. Ulkus Cincin

Merupakan ulkus kornea perifer yang dapat mengenai seluruh


lingkaran kornea, bersifat destruktif dan biasaya mengenai satu mata.

Penyebabnya adalah reaksi alergi dan ditemukan bersama-sama


penyakit disentri basile, influenza berat dan penyakit imunologik.
Penyakit ini bersifat rekuren.
Pengobatan bila tidak erjad infeksi adalah steroid saja.

b. Ulkus Kataral Simplek

Letak ulkus perifer yang tidak dalam ini berwarna abu-abu dengan
sumbu terpanjag tukak sejajar dengan limbus. Diantara infiltrat tukak
yang akut dengan limbus ditepiya terlihat bagian yang bening.Terjadi
pada pasien lanjut usia.

Pengobatan dengan memberikan antibiotik, steroid dan vitamin.

c. Ulkus Mooren

Merupakan ulkus kronik yang biasanya mulai dari bagian perifer


kornea berjalan progresif ke arah sentral tanpa adaya kecenderungan
untuk perforasi.

Gambaran khasnya yaitu terdapat tepi tukak bergaung dengan bagan


sentral tanpa adanya kelainan dalam waktu yang agak lama. Tukak ini
berhenti jika seluuh permukaan kornea terkenai.Penyebabya adalah
hipersensitif terhadap tuberkuloprotein, virus atau
autoimun.Keluhannya biasanya rasa sakit berat pada mata.

Pengobatan degan steroid, radioterapi. Flep konjungtiva, rejeksi


konjungtiva, keratektomi dan keratoplasti.

6. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Kartu mata/ snellen telebinokuler (tes ketajaman penglihatan dan sentral


penglihatan )

Pengukuran tonografi : mengkaji TIO, normal 15 - 20 mmHg

Pemeriksaan oftalmoskopi

Pemeriksaan Darah lengkap, LED

Pemeriksaan EKG

Tes toleransi glukosa

7. PENATALAKSANAAN
Pasiendengan ulkus kornea berat biasanya dirawat untuk pemberian berseri
(kadang sampai tiap 30 menit sekali), tetes antimikroba dan pemeriksaan
berkala oleh ahli opthalmologi. Cuci tangan secara seksama adalah
wajib.Sarung tangan harus dikenakan pada setiap intervensi keperawatan
yang melibatkan mata. Kelopak mata harus dijaga kebersihannya, dan perlu
diberikan kompres dingin. Pasien dipantau adanya peningkatan tanda TIO.
Mungkin diperlukan asetaminofen untuk mengontrol nyeri. Siklopegik dan
midriatik mungkin perlu diresep untuk mengurangi nyeri dan inflamasi.
Tameng mata (patch) dan lensa kontak lunak tipe balutan harus dilepas
sampai infeksi telah terkontrol, karena justru dapat memperkuat
pertumbuhan mikroba. Namun kemudian diperlukan untuk mempercepat
penyembuhan defek epitel.

6? Endoftalmitis (peradangan dalam bolamata).

DefinisiEndoftalmitis merupakan peradangan berat dalam bola mata yang biasa


disebabkan oleh infeksi. Terdapat 2 tipe endoftalmitis, endogen dan eksogen.
Endoftalmitis endogen diakibatkan penyebaran bakteri dari tempat lain di tubuh
kita melalui aliran darah. Endoftalmitis eksogen dapat terjadi akibat trauma
tembus atau infeksi pada tindakan pembedahan yang membuka bola mata.
Endoftalmitis endogen sangat jarang, hanya 2-15% dari seluruh endoftalmiti
PenyebabPenyebab terjadinya endoftalmitis antara lain:

Tindakan pembedahan.Luka yang menembus mata.Bakteri. Penyebab paling


banyak adalah Staphylococcus

epidermidis, Staphylococcus aureus, dan spesiesStreptococcus-amur. Penyebab


paling banyak adalah Aspergilus,

fitomikosis dan aktinomises.

Gejala klinisPeradangan yang disebabkan bakteri akan memberikan gambaran


klinik rasa sakit yang sangat, kelopak merah dan bengkak, kelopak sukar dibuka,
konjungtiva kemotik dan merah, kornea keruh, bilik mata depan keruh. Selain itu
akan terjadi penurunan tajam penglihatan dan fotofobia (takut cahaya).
Endoftalmitis akibat pembedahan biasa terjadi setelah 24 jam dan penglihatan
akan semakin memburuk dengan berlalunya waktu. Bila sudah memburuk, akan
terbentuk hipopion, yaitu kantung berisi cairan putih, di depan iris.

Pengobatan endoftalmitis tergantung penyebabnya. Segera setelah diagnosis


endoftalmitis ditegakkan, pengobatan dapat diberikan karena keterlambatan
beberapa jam saja dapat membedakan hasil yang diinginkan. Bila disebabkan oleh
bakteri, dan hal ini sudah dikonfirmasikan pemeriksaan laboratorium, antibiotik
dapat dipakai. Antibiotik ini dapat berbentuk tetes mata, per oral (diminum) atau
lewat intra vena. Suntikan antibiotik dapat langsung dilakukan ke dalam
mata. Bila penyebabnya adalah jamur, dapat diberikan antijamur seperti
Amphotericin B yang langsung disuntikan ke dalam mata ataupun Fluconazol
yang pemberiannya per oral (diminum). -ika infeksi sudah semakin berat, dokter
spesialis mata dapat melakukan tindakan bedah yang disebut Vitrectomy untuk
mengangkat cairan dan nanah dari dalam mata.

Pencegahan-ika pernah mengalami operasi katarak, pencegahan resiko terjadinya


infeksi dengan cara mengikuti instruksi dokter tentang perawatan mata setelah
operasi dan juga kontrol yang teratur ke dokter mata untuk mengetahui
perkembangan perbaikan mata setelah operasi. Untuk mencegah endoftalmitis
yang disebabkan karena trauma mata, gunakan pelindung mata di tempat kerja
dan saat berolahraga berat. Kacamata pelindung atau helm dapat melindungi dari
terjadinya trauma pada mata di tempat kerja.

3.?      


    
6? Ô  (penyakit mata dengan gejala peningkatan tekanan bola mata
sehinggaterjadi kerusakan anatomi dan fungsi matayang permanen)
© ? î#$

Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran klinik berupa


peninggian tekanan bola mata, penggaungan papil saraf optik dengan defek
lapang pandangan mata.(Sidarta Ilyas,2000).
Galukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai dengan
peningkatan tekanan intraokuler.( Long Barbara, 1996)

B.? %&%

Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intraokuler ini disebabkan


oleh :
- Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan ciliary
- Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di
celah pupil

 ? ^&©$^©$

1. Glaukoma primer

- Glaukoma sudut terbuka

Merupakan sebagian besar dari glaukoma ( 90-95% ) , yang meliputi


kedua mata. Timbulnya kejadian dan kelainan berkembang secara
lambat. Disebut sudut terbuka karena humor aqueousmempunyai pintu
terbuka ke jaringan trabekular. Pengaliran dihambat oleh perubahan
degeneratif jaringan rabekular, saluran schleem, dan saluran yg
berdekatan. Perubahan saraf optik juga dapat terjadi. Gejala awal
biasanya tidak ada, kelainan diagnose dengan peningkatan TIO dan
sudut ruang anterior normal. Peningkatan tekanan dapat dihubungkan
dengan nyeri mata yang timbul.

- Glaukoma sudut tertutup(sudut sempit)

Disebut sudut tertutup karena ruang anterior secara anatomis


menyempit sehingga iris terdorong ke depan, menempel ke jaringan
trabekular dan menghambat humor aqueous mengalir ke saluran
schlemm. Pergerakan iris ke depan dapat karena peningkatan tekanan
vitreus, penambahan cairan di ruang posterior atau lensa yang
mengeras karena usia tua. Gejala yang timbul dari penutupan yang
tiba- tiba dan meningkatnya TIO, dapat berupa nyeri mata yang berat,
penglihatan yang kabur dan terlihat hal. Penempelan iris menyebabkan
dilatasi pupil, bila tidak segera ditangani akan terjadi kebutaan dan
nyeri yang hebat.

2. Glaukoma sekunder

Dapat terjadi dari peradangan mata , perubahan pembuluh darah dan


trauma . Dapat mirip dengan sudut terbuka atau tertutup tergantung pada
penyebab.
- Perubahan lensa
- Kelainan uvea
- Trauma
- bedah

3. Glaukoma congenital

- Primer atau infantil


- Menyertai kelainan kongenital lainnya

4. Glaukoma absolut
Merupakan stadium akhir glaukoma ( sempit/ terbuka) dimana sudah
terjadi kebutaan total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan
fungsi lanjut .Pada glaukoma absolut kornea terlihat keruh, bilik mata
dangkal, papil atrofi dengan eksvasi glaukomatosa, mata keras seperti batu
dan dengan rasa sakit.sering mata dengan buta ini mengakibatkan
penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskulisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat
timbulnya glaukoma hemoragik.
Pengobatan glaukoma absolut dapat dengan memberikan sinar beta pada
badan siliar, alkohol retrobulber atau melakukan pengangkatan bola mata
karena mata telah tidak berfungsi dan memberikan rasa sakit.

Berdasarkan lamanya :
› &©^% ©©^

a.? Definisi

Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan


intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.

b.? Etiologi

Dapat terjadi primer, yaitu timbul pada mata yang memiliki bakat
bawaan berupa sudut bilik mata depan yang sempit pada kedua mata,
atau secara sekunder sebagai akibat penyakit mata lain. Yang paling
banyak dijumpai adalah bentuk primer, menyerang pasien usia 40
tahun atau lebih.

c.? Faktor Predisposisi

Pada bentuk primer, faktor predisposisinya berupa pemakaian obat-


obatan midriatik, berdiam lama di tempat gelap, dan gangguan
emosional. Bentuk sekunder sering disebabkan hifema,
luksasi/subluksasi lensa, katarak intumesen atau katarak hipermatur,
uveitis dengan suklusio/oklusio pupil dan iris bombe, atau pasca
pembedahan intraokuler.
d. Manifestasi klinik

1). Mata terasa sangat sakit. Rasa sakit ini mengenai sekitar mata dan
daerah belakang kepala .

2). Akibat rasa sakit yang berat terdapat gejala gastrointestinal berupa
mual dan muntah , kadang-kadang dapat mengaburkan gejala
glaukoma akut.

3). Tajam penglihatan sangat menurun.

4). Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.

5). Konjungtiva bulbi kemotik atau edema dengan injeksi siliar.

6). Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.

7). Bilik mata depan sangat dangkal dengan efek tyndal yang positif,
akibat timbulnya reaksi radang uvea.

8). Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.

9). Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan karena terdapat kekeruhan


media penglihatan.

10). Tekanan bola mata sangat tinggi.

11). Tekanan bola mata antara dua serangan dapat sangat normal.

e. Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan peningkatan


tekanan.
Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah edema kornea
menghilang.

f. Penatalaksanaan

Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi. Dievaluasi tekanan


intraokuler (TIO) dan keadaan mata. Bila TIO tetap tidak turun, lakukan
operasi segera. Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60
tetes/menit. -enis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan
hasil pemeriksaab gonoskopi setelah pengobatan medikamentosa.

Ñ &©^% ©^ %#^

a. Definisi

Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan


tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi mata
yang permanen.

b. Etiologi

Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis,


pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.

c. Manifestasi klinik

Gejala-gejala terjadi akibat peningkatan tekanan bola mata. Penyakit


berkembang secara lambat namun pasti. Penampilan bola mata seperti
normal dan sebagian tidak mempunyai keluhan pada stadium dini. Pada
stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering menabrak karena
pandangan gelap, lebih kabur, lapang pandang sempit, hingga kebutaan
permanen.

d.?Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri
menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg dan
dianggap patologik diatas 25 mmHg.
Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar dan
dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan terdapat
perdarahan papil. Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang
pandang menyempit, depresi bagian nasal, tangga Ronne, atau skotoma
busur.

e.? Penatalaksanaan

Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan bola mata
dan lapang pandang. Bila lapang pandang semakin
memburuk,meskipun hasil pengukuran tekanan bola mata dalam batas
normal, terapi ditingkatkan. Dianjurkan berolahraga dan minum harus
sedikit-sedikit.

6? Katarak (setiap keadaan kekeruhan pada lensa yang dapat terjadi akibat
penambahan cairan lensa, denaturasi protein lensa, atau akibat keduakeduanya.
Biasanya mengenai kedua mata dan berjalan progresif).

Katarak adalah proses kekeruhan yang terjadi pada sebagian atau seluruh bagian
lensa mata. Penyebab katarak adalah karena faktor usia, kecelakaan, terganggunya
metabolisme tubuh akibat penyakit berkepanjangan, bawaan lahir atau bahkan
keracunan. Gejala yang dirasakan oleh penderita katarak adalah penglihatan yang
berkabut, silau, bila dilihat dengan bantuan cahaya pada pupil akan terlihat keruh.

Katarak dibagi memjadi beberapa jenis yaitu:

Ê? ^ $ ^ , yaitu katarak yang timbul setelah umur 40 tahun,
proses pasti belum diketahui, diduga karena ketuaan.
Ê? ^  ^  yaitu katarak yang timbul sejak dalam kandungan atau
timbul setelah dilahirkan, umumnya disebabkan karena adanya infeksi, dan
kelainan metabolisme pada saat pembentukan janin. Katarak Kongenital yang
sering timbul karena infeksi saat ibu mengandung, terutama pada kehamilan 3
bulan pertama.
Ê? ^   
, yaitu katarak yang dapat menyerang semua umur,
biasanya karena pasca trauma baik tajam maupun tumpul pada mata terutama
mengenai lensa.
Ê? ^ ^
, adalah katarak yang timbul pasca infeksi mata.
c  ^ 

Katarak dapat diatasi dengan operasi yaitu pengambilan lensa keruh. Ada
beberapa teknik operasi yang dilakukan di Rumah Sakit, yaitu: Operasi dengan
irisan luas dengan jahitan konvensional dan dengan irisan kecil tanpa jahitan lensa
dikeluarkan dengan alat Phaceomulsifikasi (small incision surgery).

Pemilihan teknik operasi ini tergantung kekerasan lensa mata. Setelah lensa
katarak diambil, penderita hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter,
kecuali penderita diganti lensanya.

Penggantian lensa ada dua cara yaitu:

Ê? Penderita setelah dioperasi diberi kacamata atau lensa kontak positif kurang
lebih 10 dioptri.
Ê? Penderita dipasang lensa tanam bersamaan waktu dilakukan operasi,
keuntungannya adalah penderita setelah operasi penderita langsung dapat
melihat jelas, tidak perlu memakai kacamata sangat tebal, lapang pandang
penderita tetap luas dan distorsi sinar dapat dihilangkan.

4.?      


 
6? ©   (keadaan dimana retina lepas dari jaringan koroid yang memberikan
metabolisme padanya.)

Penyebab:
Retina merupakan selaput transparan di bagian belakang mata yang mengolah
bayangan yang difokuskan di retina oleh   dan .

Ablasio retina seringkali dihubungkan dengan adanya robekan atau lubang pada
retina, sehingga cairan di dalam mata merembes melalui robekan atau lubang
tersebut dan menyebabkan terlepasnya retina dari jaringan di bawahnya.
Hal tersebut bisa terjadi akibat:
Trauma
Proses penuaan
   berat
Penyakit peradangan,
tetapi ablasio retina sering kali terjadi secara spontan.

Pada bayi prematur, ablasio retina bisa terjadi akibat   
 .

Selama proses terlepasnya retina, perdarahan dari pembuluh darah retina yang
kecil bisa menyebabkan kekeruhan pada bagian dalam mata yang dalam keadaan
normal terisi oleh ~  .
-ika terjadi pelepasan makula, akan terjadi gangguan penglihatan pusat lapang
pandang.

Faktor resiko terjadinya ablasio retina adalah:


- Rabun dekat
- Riwayat keluarga dengan ablasio retina
- Diabetes yang tidak terkontrol
- Trauma.

Tanda dan Gejala :


Ablasio retina tidak menimbulkan nyeri, tetapi bisa menyebabkan gambaran
bentuk-bentuk 
  yang melayang-layang atau kilatan cahaya, serta
menyebabkan penglihatan menjadi kabur.

Hilangnya fungsi penglihatan awalnya hanya terjadi pada salah satu bagian dari
lapang pandang, tetapi kemudian menyebar sejalan dengan perkembangan
ablasio.

-ika   terlepas, akan segera terjadi gangguan penglihatan dan penglihatan
menjadi kabur.

Diagnosis :

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan mata.

Beberapa pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui keutuhan retina:


Oftalmoskopi   dan   
Ketajaman penglihatan
Tes  
Respon refleks pupil
Gangguan pengenalan warna
Pemeriksaan   
Tekanan   
Ô
©

    
  


Penatalaksanaan :
Pembedahan laser bisa digunakan untuk menutup lubang atau robekan pada retina
yang biasanya ditemukan sebelum terjadinya ablasio.

Dengan   (pemberian dingin dengan jarum es) akan terbentuk jaringan
parut yang melekatkan retina pada jaringan di bawahnya.
Teknik ini digunakan bersamaan dengan penyuntikan gelembung udara dan
kepala dipertahankan pada posisi tertentu untuk mencegah penimbunan kembali
cairan di belakang retina.

Penempelan kembali retina melalui pembedahan terdiri dari pembuatan lekukan


pada   (bagian putih mata) untuk mengurangi tekanan pada retina sehingga
retina kembali menempel.

Prevention :
Gunakan kaca mata pelindung untuk mencegah terjadinya trauma pada mata.

Penderita diabetes sebaiknya mengontrol kadar gula darahnya secara seksama.

-ika anda memiliki resiko menderita ablasio retina, periksakan mata minimal
setahun sekali.

6? ×  (radang saraf optik yang disebabkan oleh berbagai hal seperti
demielinisasi, intoksikasi dan radang lainnya)

î 

Optic Neuritis adalah kelainan penglihatan yang ditandai dengan adanya


peradangan pada syaraf optic.

î  

Optic Neuritis terjadi bila syaraf optic yang merupakan jalan untuk meneruskan
informasi penglihatan dari mata ke otak mengalami peradangan dan membuat
myelin sheath (yang membungkus syaraf optic) menjadi rusak. Proses ini disebut
dengan  . 70% optic neuritis menyerang 1 mata dan membuat
penglihatan menjadi hilang secara cepat dan berkembang. Optic neuritis cenderung
menyerang orang dewasa muda dengan usia rata-rata 30 tahun. 75 % adalah
wanita.

Optic neuritis jarang terjadi pada


anak-anak dan biasanya
berhubungan dengan postinfectious
atau parainfectious demyelination.
Optic Neuritis pada anak kecil
kemungkinannya berkembang
menjadi multiple sclerosis, akan
tetapi jika terjadi bersamaan dengan
multiple sclerosis maka memiliki kesempatan yang buruk untuk dapat memiliki
penglihatan seperti sebelum terkena optic neuritis.

c   

Optic neuritis umumnya bersamaan dengan multiple sclerosis (MS). Dapat juga
disebabkan oleh virus atau jamur, encephalomyelitis, penyakit autoimmune, atau
tekanan pada ayaraf yang disebabkan oleh tumor dan penyakit pembuluh darah
(seperti temporal arteritis). Beberapa racun seperti methanol dan timah juga dapat
merusak syaraf optik, demikian juga dengan penggunan jangka panjang pada
alkohol dan tembakau dapat merusak syaraf optik.

Gejala-gejala

Ê? Penglihatan kabur
Ê? Adanya daerah hitam di lapang pandang (blind spot)
Ê? Rasa sakit ketika menggerakkan bola mata
Ê? Sakit kepala
ë? Hilangnya penglihatan warna secara tiba-tiba
Ê? Hilangnya penglihatan malam
Ê? Hilangnya contras sensitivity

î 

Untuk mendiagnosa adanya optic neuritis pada seseorang, diperlukan pemeriksaan


mata yang lengkap oleh dokter mata seperti: pemeriksaan visus(tajam penglihatan),
tes lapang penglihatan, penglihatan warna, kontras sensitivity, reaksi pupildan
pemeriksaan retina dan optic disc dengan menggunakan ophthalmoscope.

Pemeriksaan penunjang lainnya juga diperlukan seperti lab darah meliputi


sedimentation rate, thyroid function, neuromyelitis optica IgG (pertanda spesifik
untuk neuritis optik). Tes lanjutan
yang juga penting adalah MRI
(Magnetic Resonance Imaging).
Dengan MRI juga dapat diketahui
tanda ±tanda adanya multiple
sclerosis.
Pada serangan awal, biasanya hasil lab darah belum menunjukkan adanya
peradangan. Dan Foto MRI juga belum memperlihatkan adanya



ë? Penglihatan untuk jauh dan dekat yang menurun


ë? Hilangnya penglihatan warna
ë? Berkurangnya penglihatan contras
ë? Berkurangnya penglihatan 3 dimensi
ë? Mengecilnya lapang penglihatan
ë? Afferent pupil defect
ë? Gambaran syaraf optik yang meradang

c  

Pengobatan optic neuritis tergantung dari penyebab utamanya. Hilangnya


penglihatan yang disebabkan oleh virus biasanya akan membaik sendiri dengan
disembuhkannya virus tersebut. Dan optic neuritis yang disebabkan oleh racun akan
membaik bila racunnya dihilangkan dari tubuh.

Penggunaan corticosteroid intravenous (lewat infus) dan oral dapat mempercepat


penyembuhan optic neuritis

Komplikasi yang mungkin ada

Ê? Melebarnya tubuh disebabkan efek samping dari corticosteroid


Ê? Hilangnya peglihatan

20% penderita optic neuritis akan berkembang menjadi multiple sclerosis.

c  

Hilangnya penglihatan yang disebabkan optic neuritis bersifat sementara. Perbaikan


secara spontan terjadi dalam 2 sampai 8 minggu dimana penderita akan mencapai
penglihatannya 20/30 atau lebih baik. Untuk ramalan jangka panjang pada optic
neuritis tergantung penyebab utama., jika disebabkan oleh infeksi virus tidak akan
ada efek lanjutan di masa depan. -ika disebabkan oleh multiple sclerosis 35 % optic
neuritis akan timbul kembali dalam waktu 5 tahun.

c   

Pemeriksaan mata secara rutin penting untuk menjaga kesehatan mata. Pengobatan
dini pada masalah penglihatan mencegah kerusakan syaraf optic secara permanent.

î©#%$©"©#î#
Ada beberapa gejala yang sama atau serupa dengan optic neuritis. Untuk itu
diperlukan ketelitian dalam memahami tanda ± tanda klinis dan gejala yang ada.
Berikut adalah beberapa kelainan yang memiliki gejala mirip dengan optic neuritis:

1.? Ischemic Optic neuropathy


2.? Papilledema
3.? Retinal detachment
4.? Macula Degeneration
5.? Glaucoma
6.? Retinal Vein Occlusion

Daftar Pustaka :

Sidarta Ilyas, Ilmu Penyakit Mata, FKUI, 2000.

Kumpulan kulia Penyakit mata FK UGM

You might also like