You are on page 1of 42

MODUL

MENGINSTALASI PERANGKAT JARINGAN


BERBASIS WAN
[ NTW.OPR.200.(2).A]
EDISI I - 2004

BIDANG KEAHLIAN :
TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI
PROGRAM KEAHLIAN :
TEKNIK KOMPUTER DAN JARINGAN

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH
DIREKTORAT PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN
MODUL
MENGINSTALASI PERANGKAT JARINGAN
BERBASIS WAN
[ NTW.OPR.200.(2).A]

EDISI I - 2004

TIM PENYUSUN :
SOSIAlISASI KUR 2004
Kata Pengantar
Pemanfaatan komputer sebagai sebuah sarana pengembangan pendidikan
saat ini sudah menjadi suatu kebutuhan utama. Hal ini didasarkan kepada
beberapa faktor utama, yaitu :
1. Perkembangan teknologi yang semakin pesat.
Era kesejagatan, dimana perkembangan teknologi merupakan urat nadi
utama kehidupan telah membawa perubahan besar terhadap tatanan dan
cara hidup manusia. Setiap jenis pekerjaan dituntut untuk dapat
dikerjakan dengan cara yang secepat dan setepat mungkin.
Dunia industri sebagai garda terdepan pembangunan ekonomi mau tidak
mau harus memanfaatkan perkembangan teknologi ini, sebab dengan
pemanfaatan teknologi yang optimal, maka akan tercapai efisiensi dan
efektifitas kerja, meningkatkan ketelitian dalam suatu biang pekerjaan,
serta memperluas jenis pekerjaan yang dapat dilakukan tiap satuan
waktu.
Namun, ada masyarakat tertentu yang belum mampu mengikuti
perubahan ini. Mereka terancam terlindas oleh perubahan jaman,
sehingga nantinya akan menjadi penonton di lapangan sendiri dan
menjadi tamu di rumah sendiri. Program keahlian ini mencoba untuk
mencegah hal itu terjadi, utamanya dalam bidang komputerisasi dan
pendidikan
2. Komputer, sebagai salah satu perangkat utama pendidikan
Perkembangan teknologi ini juga berimplikasi terhadap pemanfaatan
berbagai sarana dan prarasana teknologi, contohnya adalah komputer.
Beberapa tahun yang lalu, komputer dianggap sebagai sesuatu yang
mewah dan hanya digunakan oleh kalangan tertentu saja. Namun, seiring
dengan perubahan waktu dan tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi,
maka komputer telah menjadi suatu hal yang biasa dalam kehidupan
sehari-hari.
Pendidikan, utamanya pada SMK bertujuan untuk menghasilkan tenaga
yang terdidik dan terlatih di berbagai bidang. Oleh sebab itu,
pengetahuan komputer mutlak diberikan kepada peserta diklat, agar
mereka dapat bersaing di dunia kerja yang telah memanfaatkan
teknologi.
Program keahlian Teknik Komputer dan Jaringan yang merupakan salah satu
program keahlian dari bidang keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
bertujuan untuk menghasilkan tenaga yang terampil dan kompeten dalam
bidang teknik komputer dan jaringan sebagai garda terdepan dalam
menghadapi perubahan teknologi tersebut.
Oleh sebab itu, modul ini disusun untuk memberikan pengetahuan dasar
tentang jaringan LAN dan cara menginstalasinya.
Akhirnya, tidak lupa penulis menghaturkan rasa syukur ke hadirat Ilahi atas
tersusunnya modul ini dan menyampaikan terima kasih yang tak terhingga
pada berbagai pihak yang telah banyak membantu terbitnya modul
ini.Mengingat ketidaksempurnaan yang ada di sana sini, penulis juga akan
sangat berterima kasih apabila pembaca dapat memberikan masukan dan saran
kepada penulis demi kesempurnaan modul ini di masa yang akan datang.

Surakarta, 11 Agustus 04
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR .......................................................
DAFTAR ISI .................................................................
PETA KEDUDUKAN MODUL ..........................................

BAB I PENDAHULUAN ................................................ A.


Deskripsi .....................................................................................
B. Prasyarat .................................................................
C. Petunjuk Penggunaan Modul ...................................
D. Tujuan Akhir.............................................................
E. Kompetensi .............................................................
F. Cek Kemampuan .....................................................
I. Soal Teori ...........................................................
II. Soal Praktek .......................................................

BAB II PEMELAJARAN .................................................


A. Kegiatan pemelajaran I ..........................................
Sub Kompetensi .................................................
Kriteria Kinerja ...................................................
Tujuan Pemelajaran 1..........................................
Uraian Materi 1 ...................................................
Tugas 1 ..............................................................
Test Formatif 1 ...................................................
B. Kegiatan pemelajaran II .........................................
Sub Kompetensi .................................................
Kriteria Kinerja ...................................................
Tujuan Pemelajaran 2 .........................................
Uraian Materi 2 ...................................................
Tugas 2 ..............................................................
Test Formatif 2 ...................................................
C. Kegiatan pemelajaran III ........................................
Sub Kompetensi .................................................
Kriteria Kinerja ...................................................
Tujuan Pemelajaran 3 .........................................
Uraian Materi 3 ...................................................
Tugas 3 ..............................................................
Test Formatif 3
D. Kegiatan pemelajaran IV ........................................
Sub Kompetensi .................................................
Kriteria Kinerja ...................................................
Tujuan Pemelajaran 4 .........................................
Uraian Materi 4 ...................................................
Tugas 4 ..............................................................
Test Formatif 4 ...................................................

BAB III KESIMPULAN ...................................................

DAFTAR PUSTAKA
Peta Kedudukan Modul

SLTP & LULUS SMK LULUS SMK


sederajat

HDW.DEV.100. 1 NTW.OPR.100. NTW.OPR.200. 3 4


(2).A

(2).A

2
(2).A
• A

HDW.MNT.201 HDW.MNT.202 NTW.MNT.201.



.(2).A .(2).A (2).A

HDW.MNT.203 HDW.MNT.205 NTW.MNT.202.



.(2).A .(2).A (2).A

HDW.MNT.204 SWR.OPR.104. NTW.MNT.300.


• •
.(2).A (2).A (3).A

HDW.MNT.101 SWR.OPR.103.

.(2).A (2).A

HDW.MNT.102
.(2).A

SWR.OPR.101.

(2).A

SWR.OPR.102.

(2).A

SWR.OPR.100.
(1).A

SWR.MNT.201.
(1).A
Bab I . Pendahuluan
A. DESKRIPSI

Nama Modul : Menginstalasi Perangkat Jaringan Berbasis Luas


(WAN)
Kode Kompetensi : NTW.OPR.200.(2).A
Ruang lingkup isi : • Teori Dasar
o OSI dan TCP/IP
o IP Address
o Kebutuhan Hardware

• Menginstalasi WAN
o Hardware untuk WAN
o Jenis – jenis koneksi WAN
o Langkah – langkah instalasi WAN
• Mengatur perangkat menggunakan
software
• Membuat laporan instalasi
Kaitan Modul : Modul ini merupakan modul awal yang harus
dikuasai oleh peserta didik dari level 3
(Administator Jaringan)

Hasil yang : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik


diharapkan diharapkan untuk dapat :
a. memahami konsep dasar jaringan WAN
b. mengidentifikasi jenis perangkat keras
yang dibutuhkan untuk membangun
sebuah jaringan WAN
c. memahami konfigurasi hardware dengan
system operasi maupun BIOS;
d. memahami langkah-langkah dalam
menginstalasi perangkat jaringan;
e. memahami penanganan terhadap
troubleshooting
f. membuat laporan instalasi
Manfaat di Industri : Setelah mempelajari modul ini, peserta didik
diharapkan untuk dapat :
a. berintegrasi dengan teknologi yang telah
diterapkan di industri dengan mudah;
b. melaksanakan jenis-jenis pekerjaan yang
dibutuhkan di industri;
c. mengembangkan kemampuan diri secara
mandiri untuk mengikuti perkembangan
teknologi dan informasi yang semakin
pesat;
d. mandiri dalam usaha backup data dan
software pada komputer personal.

B. PRASYARAT
Untuk mempelajari modul ini, maka unit kompetensi dan pengetahuan yang
harus dikuasai sebelumnya adalah :

o HDW.DEV.100.(2).A Menginstalasi PC
o NTW.OPR.100.(2).A Menginstalasi perangkat jaringan lokal (Local Area
Network)
o HDW.MNT.202.(2).A Mendiagnosis permasalahan pengoperasian PC
yang tersambung jaringan
o HDW.MNT.205.(2).A Melakukan perbaikan dan/atau setting ulang
koneksi jaringan

C. PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL

Untuk peserta didik.


1. Pemelajaran yang dilaksanakan menggunakan sistem Self Based Learning
atau sistem pemelajaran mandiri. Diharapkan seluruh peserta didik dapat
belajar secara aktif dengan mengumpulkan berbagai sumber selain modul ini,
misalnya melalui majalah, media elektronik maupun melalui internet.
2. Dalam modul ini dituntut tersedianya bahan ajar yang lengkap yang
meliputi :
a. Perangkat computer yang telah siap dioperasikan beserta
Instruction Manualnya
b. Paket instalasi system operasi yang legal
c. Instruction manual dari system operasi;
d. log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan;
e. SOP yang berlaku.
f. Peralatan atau instrument yang terkait dengan pelaksanaan unit
kopetensi ini.
3. Setelah menyelesaikan modul ini, peserta didik dapat mengikuti uji
kompetensi untuk memperoleh sertifikasi Administrator Jaringan Level 1 CCNA1
untuk standard Internasional.
4. Guru atau instruktur berperan sebagai fasilitator dan pengarah dalam
semua materi di modul ini, sehingga diharapkan dapat terjadi komunikasi timbal
balik yang efektif dalam mempercepat proses penguasaan kompetensi peserta
didik.
Selanjutnya, peran guru dalam proses pemelajaran adalah :
1. membantu peserta didik dalam merencanakan proses belajar, utamanya
dalam materi-materi yang relatif baru bagi peserta didik;
2. membimbing peserta didik melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan
dalam tahap belajar;
3. membantu peserta didik dalam memahami konsep dan praktek dalam
modul ini dan menjawab pertanyaan peserta didik mengenai proses
belajar dan pencapaian jenjang pengetahuan peserta didik;
4. membantu peserta didik untuk menentukan dan mengakses sumber
tambahan lain yang diperlukan untuk belajar;
5. mengorganisasikan kegiatan belajar kelompok jika diperlukan;
6. merencanakan seorang ahli/pendamping guru dari dunia usaha untuk
membantu jika diperlukan;
7. melaksanakan penilaian;
8. menjelaskan kepada peserta didik mengenai bagian yang perlu untuk
dibenahi dan merundingkan rencana pemelajaran selanjutnya;
9. mencatat pencapaian kemajuan peserta didik.

D. TUJUAN AKHIR
Setelah mempelajari modul ini, peserta didik diharapkan untuk dapat :
1. memahami konsep dasar Jaringan Berbasis Luas ;
2. mengidentifikasi perangkat yang dibutuhkan dalam membangun sebuah
jaringan WAN;
3. mampu melaksanakan penginstalan jaringan WAN;
4. membuat log sheet / report sheet;
5. Memahami penyebab terjadinya error pada saat menginstall;
6. Mampu menangani apabila terjadi trouble;
E. KOMPETENSI

Kompetensi : Menginstalasi Perangkat Jaringan Lokal


Kode : NTW.OPR.100.(2).A
Durasi Pemelajaran : 192 jam @ 45 menit

A B C D E F G
LEVEL KOMPETENSI KUNCI
2 1 2 2 1 2 2

KONDISI KINERJA Dalam melaksanakan unit kompetensi ini harus didukung dengan
tersedianya :
• PC yang sudah terinstalasi dengan Sistem operasi sesuai dengan
SWR.OPR.101.(2).A atau SWR.OPR.102.(2).A;
• User Manual sistem operasi ;
• SOP yang berlaku;
• Log sheet atau report sheet yang ditetapkan oleh perusahaan;
• Peralatan atau instrumen yang terkait dengan pelaksanaan unit
kompetensi ini.
Unit Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya :
• SWR.MNT.201.(1).A Mem-Back-up dan Me-Restore Software
Pengetahuan yang dibutuhkan :
• jenis-jenis bilangan dan operasinya, serta aljabar boolean (Mata Diklat
Matematika);
• magnet dan induksi elektromagnetik (Mata Diklat Fisika);
• teori dasar Local Area Network;
• konfigurasi dan spesifikasi perangkat Local Area Network;
• pengoperasian Sistem Operasi sesuai Instruction Manual;
SUB KRITERIA LINGKUP MATERI POKOK PEMELAJARAN
KOMPETENSI KINERJA BELAJAR SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
1. Merencanakan 1.1 Daftar kebutuhan dan • Prinsip dasar • Memilih • Menjelaskan • Merencanakan dan
kebutuhan dan spesifikasi peralatan jaringan WAN peralatan / pengertian WAN, memilih perangkat
spesifikasi WAN telah tersedia komponen MAN, Internet, jaringan sesuai
1.2 Buku manual dan jaringan secara router, routing dengan fisik dan
petunjuk teliti table, routing kondisi lokasi
pengoperasian protocol.
komponen telah • Mengidentifi
tersedia kasi jenis-jenis
1.3 Gambar topologi media jaringan
jaringan telah tersedia untuk WAN
• Menguraikan
jenis-jenis routing
protocol
• Menjelaskan
konsep dasar
manageable
switch dan
dedicated router
• Menguraikan
konsep dasar
Wireless media
• Menjelaskan
konsep
pembagian
segmen dan
dynamic routing
table

2. Menginstalasi 2.1 Prosedur / SOP • Jenis dan • Menerapkan • Menjelaskan • Memasang


WAN instalasi disiapkan fungsi perangkat sikap disiplin jenis-jenis perangkat WAN
2.2 Peralatan instalasi WAN dan dalam perangkat WAN • Memasang jaringan
(tools kit) disiapkan perluasannya mengikuti • Menjelaskan peer-to-peer
2.3 Perangkat yang ingin prosedur jenis-jenis
diinstalasi diuji sesuai instalasi koneksi WAN
dengan manual tiap- perangkat
tiap komponen WAN
2.4 Menginstalasi WAN
menggunakan
prosedur, cara/metode
dan peralatan yang
sudah ditentukan
3. Mengatur 3.1 Perangkat Local Area • Instalasi • Mengikuti • Menginstall • Memasang
perangkat Network (misal perangkat prosedur dalam network card dan Network Card dan
menggunakan Network Card) diatur jaringan pada memasang mengatur IP instalasi driver
software (melalui menggunakan sistem operasi perangkat • Memasang jaringan
setup BIOS dan software, baik yang berbasis GUI jaringan peer to peer
aktifasi komponen merupakan software • Instalasi • Memanfaatkan
melalui sistem bawaan, sistem perangkat jaringan secara
operasi) operasi ataupun jaringan pada optimal pada
melalui BIOS, sesuai
F. CEK KEMAMPUAN

Apabila anda dapat menjawab seluruh soal dibawah ini, anda


disilakan untuk mengikuti uji kompetensi level I (Teknisi Komputer).

I. Soal Teori

II. Soal Praktek


Soal praktek modul ini didasarkan kepada Satuan Acara
Pemelajaran (SAP) Kompetensi SWR.OPR.103.(1).A Seluruh
kegiatan praktek pada SAP tersebut harus diikuti dengan hasil uji
kompetensi lulus.
Bab II . Pembelajaran
A.KEGIATAN PEMELAJARAN I

Sub Kompetensi : Merencanakan kebutuhan dan


spesifikasi

Kriteria Kinerja
a. Seperangkat komputer yang sudah siap dengan sistem
operasinya.
b. Installation manual sistem operasi sudah disediakan dan
dipahami.
c. Perangkat komputer sudah dinyalakan,dengan persyaratan
hardware sesuai dengan Installation Manual.
d. Log-Sheet/Report-Sheet telah disiapkan.
e.
Tujuan Pemelajaran 1
Peserta didik mampu untuk:
a. menjelaskan konsep dasar jaringan komputer
b. Mengidentifikasikan jenis-jenis perangkat jaringan.
c. Menyediakan perangkat computer dengan konfigurasi
hardware yang sesuai untuk instalasi perangkat jaringan
lokal.

Uraian Materi 1

Teori Dasar 1

Pengenalan Jaringan Komputer


Stand Alone adalah suatu istilah bagi keadaan komputer yang
tidak terhubung dengan komputer lain. Sebaliknya, jika komputer Anda
berhubungan dengan komputer dan peralatan-peralatan lain sehingga
membentuk suatu grup, maka ini disebut sebagai network (jaringan).
Sedangkan bagaimana antarkomputer tersebut berhubungan serta
mengatur sumber-sumber yang ada, itulah yang disebut dengan
networking (sistem jaringan).
Bila suatu network berada dalam satu lokasi (misalkan dalam satu
gedung) maka disebut sebagai Local Area Network (LAN). Bila antar-
network saling berhubungan dari satu lokasi ke lokasi lain yang relatif
jauh (misalkan antarkota), maka keadaan ini disebut Wide Area
Network (WAN).
1.1. Fungsi Jaringan
Dalam era informasi sekarang ini, penggunaan komputer
merupakan suatu hal yang tidak terhindarkan dan cenderung menjadi
suatu keharusan. Interkoneksi antar komputer telah menambah fungsi
lain darinya, tidak hanya sebagai pengolah dan penyimpan data,
melainkan sebagai alat komunikasi dan resource & information
sharing. Dalam suatu jaringan komputer kita bisa saling berbagi
pemakaian sumber daya (resource), misalnya pemakaian printer
bersama, CDROM, floppy disk, dsb. Selain itu, komputer dalam suatu
jaringan dapat menjadi alat komunikasi dan information sharing yang
efektif, misalnya dengan teleconference meeting, Internet,
mailing list, dsb.
1.2. Model Jaringan
1.3.1 Model jaringan ISO / OSI

Model referensi OSI (Open System Interconnection)


menggambarkan bagaimana informasi dari suatu software aplikasi di
sebuah komputer berpindah melewati sebuah media jaringan ke suatu
software aplikasi di komputer lain. Model referensi OSI secara
konseptual terbagi ke dalam 7 lapisan dimana masing-masing lapisan
memiliki fungsi jaringan yang spesifik, seperti yang dijelaskan oleh
gambar dibawah ini (tanpa media fisik). Model ini diciptakan
berdasarkan sebuah proposal yang dibuat oleh the International
Standards Organization (ISO) sebagai langkah awal menuju
standarisasi protokol internasional yang digunakan pada berbagai
layer . Model ini disebut ISO OSI (Open System Interconnection)
Reference Model karena model ini ditujukan bagi pengkoneksian open
system. Open System dapat diartikan sebagai suatu sistem yang
terbuka untuk berkomunikasi dengan sistem-sistem lainnya. Untuk
ringkas-nya, kita akan menyebut model tersebut sebagai model OSI
saja.
Model referensi OSI
Model OSI memiliki tujuh layer. Prinsip-prinsip yang digunakan bagi
ketujuh layer tersebut adalah :
1. Sebuah layer harus dibuat bila diperlukan tingkat abstraksi yang
berbeda.
2. Setiap layer harus memiliki fungsi-fungsi tertentu.
3. Fungsi setiap layer harus dipilih dengan teliti sesuai dengan
ketentuan standar protocol internasional.
4. Batas-batas layer diusahakan agar meminimalkan aliran
informasi yang melewati interface.
5. Jumlah layer harus cukup banyak, sehingga fungsi-fungsi yang
berbeda tidak perlu disatukan dalam satu layer diluar
keperluannya. Akan tetapi jumlah layer juga harus diusahakan
sesedikit mungkin sehingga arsitektur jaringan tidak menjadi
sulit dipakai.

1.3.2 Model jaringan TCP/IP

TCP/IP adalah protokol yang digunakan di jaringan global karena


memiliki sistem pengalamatan yang baik dan memiliki sistem
pengecekan data. Saat ini terdapat dua versi TCP/IP yang berbeda
dalam sistem penomoran, yaitu IPv4 (32 bit) dan IPv6 (128 bit), dan
saat ini yang masih digunakan adalah IPv4. Untuk memepermudah
penulisan, alamat IP biasanya ditulis dalam bentuk empat segmen
bilangan desimal yang dipisahkan tanda titik dan setiap segmen
mewakili delapan bit pada alamat IP. Setiap network adapter dapat
memiliki lebih dari satu alamat IP namun sebuah alamat IP (IP address)
tidak boleh dipakai oleh dua atau beberapa network adapter.
Pengaturan alokasi alamat IP dilakukan oleh badan internasional
bernama Internic. Saat ini lebih dari 85% alamat IP (IPv4) telah
terpakai sehingga sebentar lagi sistem IPv4 akan digantikan oleh IPv6.
Model TCP/IP

1.3. IP Address

Bagian ini memegang peranan yang sangat penting karena


meliputi perencanaan jumlah network yang akan dibuat dan alokasi IP
address untuk tiap network. Kita harus membuat subnetting yang
tepat untuk keseluruhan jaringan dengan mempertimbangkan
kemungkinan perkembangan jaringan di masa yang akan datang.
Sebagai contoh, ITB mendapat alokasi IP addres dari INTERNIC
(http://www.internic.net) untuk kelas B yaitu 167.205.xxx.xxx. Jika
diimplementasikan dalam suatu jaringan saja (flat), maka dengan IP
Address ini kita hanya dapat membuat satu network dengan kapasitas
lebih dari 65.000 host. Karena letak fisik jaringan tersebar (dalam
beberapa departemen dan laboratorium) dan tingkat kongesti yang
akan sangat tinggi, tidak mungkin menghubungkan seluruh komputer
dalam kampus ITB hanya dengan menggunakan satu buah jaringan
saja (flat). Maka dilakukan pembagian jaringan sesuai letak fisiknya.
Pembagian ini tidak hanya pada level fisik (media) saja, namun juga
pada level logik (network layer), yakni pada tingkat IP address..
Pembagian pada level network membutuhkan segmentasi pada IP
Address yang akan digunakan. Untuk itu, dilakukan proses
pendelegasian IP Address kepada masing-masing jurusan,
laboratorium dan lembaga lain yang memiliki LAN dan akan
diintegrasikan dalam suatu jaringan kampus yang besar. Misalkan
dilakukan pembagian IP kelas B sebagai berikut :
IP address 167.205.1.xxx dialokasikan untuk cadangan
IP address 167.205.2.xxx dialokasikan untuk departemen A
IP address 167.205.3.xxx dialokasikan untuk departemen B
Ip address 167.205.4.xxx dialokasikan untuk unit X
dsb.
Pembagian ini didasari oleh jumlah komputer yang terdapat pada
suatu jurusan dan prediksi peningkatan populasinya untuk beberapa
tahun kemudian. Hal ini dilakukan semata-mata karena IP Address
bersifat terbatas, sehingga pemanfaatannya harus diusahakan
seefisien mungkin.
Jika seorang administrator di salah satu departemen mendapat alokasi
IP addres 167.205.48.xxx, maka alokasi ini akan setara dengan sebuah
IP address kelas C karena dengan IP ini kita hanya dapat membentuk
satu jaringan berkapasitas 256 host yakni dari 167.205.9.0 sampai
167.205.9.255.
Dalam pembagian ini, seorang network administrator di suatu
lembaga mendapat alokasi IP Address 167.205.9.xxx. Alokasi ini setara
dengan satu buah kelas C karena sama-sama memiliki kapasitas 256
IP Address, yakni dari 167.205.9.0 sampai dengan 167.205.9.255.
Misalkan dalam melakukan instalasi jaringan, ia dihadapkan pada
permasalahan-permasalahan sebagai berikut :
• Dibutuhkan kira-kira 7 buah LAN.
• Setiap LAN memiliki kurang dari 30 komputer.
Berdasarkan fakta tersebut, ia membagi 256 buah IP address itu
menjadi 8 segmen. Karena pembagian ini berbasis bilangan biner,
pembagian hanya dapat dilakukan untuk kelipatan pangkat 2, yakni
dibagi 2, dibagi 4, 8, 16, 32 dst. Jika kita tinjau secara biner, maka kita
mendapatkan :
Jumlah bit host dari subnet 167.205.9.xxx adalah 8 bit (segmen
terakhir). Jika hanya akan diimplementasikan menjadi satu jaringan,
maka jaringan tersebut dapat menampung sekitar 256 host.
Jika ia ingin membagi menjadi 2 segmen, maka bit pertama dari
8 bit segmen terakhir IP Address di tutup (mask) menjadi bit network,
sehingga masking keseluruhan menjadi 24 + 1 = 25 bit. Bit untuk host
menjadi 7 bit. Ia memperoleh 2 buah sub network, dengan kapasitas
masing-masing subnet 128 host. Subnet pertama akan menggunakan
IP Address dari 167.205.9.(0-127), sedangkan subnet kedua akan
menggunakan IP Address 167.205.9.(128-255). (Tabel Pembagian 256
IP Address menjadi 2 segmen)
Karena ia ingin membagi menjadi 8 segmen, maka ia harus
mengambil 3 bit pertama ( 23 = 8) dari 8 bit segmen terakhir IP
Address untuk di tutup (mask) menjadi bit network, sehingga masking
keseluruhan menjadi 24 + 3 = 27 bit. Bit untuk host menjadi 5 bit.
Dengan masking ini, ia memperoleh 8 buah sub network, dengan
kapasitas masing-masing subnet 32 (=25) host. Ilustrasinya dapat
dilihat pada Tabel subnet.
Tabel IP dan Subnet
1.5 Hardware Jaringan

Untuk membuat suatu jaringan komputer, diperlukan perlengkapan


sebagai berikut:
• Minimal ada satu komputer yang berlaku sebagai server (pusat
data)
• Ada komputer workstation (tempat kerja)
• Sistem operasi pendukung jaringan seperti Win NT, Netware,
Linux ,dsb
• Peripheral jaringan seperti Network Interface Card (NIC), hub, dll
• Media penghubung antarkomputer seperti kabel, connector,
terminator, dll
Kebutuhan Hardware untuk jaringan

......................
Tugas – tugas 1

Siswa menjelaskan diskripsi jaringan dan jenis – jenis jaringan


komputer

Test formatif 1

1. Jelaskan perbedaan antara model OSI dengan


TCP/IP.
2. Sebutkan beberapa perangkat jaringan yang
diperlukan untuk membuat sebuah LAN

…………………..
kunci jawaban 1
…………………
B.KEGIATAN PEMELAJARAN II

1. Sub Kompetensi : Melaksanakan instalasi LAN

Kriteria Kinerja
a. Semua kebutuhan peralatan telah siap dan dalam kondisi baik.
b.Seluruh perangkat yang terhubung jaringan dapat saling
berkomunikasi.
c. Jaringan LAN berjalan normal dan tidak terjadi gangguan

Tujuan Pemelajaran 2
Peserta didik mampu untuk:
• Menjelaskan langkah-langkah instalasi LAN
• Merencanakan sebuah LAN
• Melakukan trouble solving jaringan LAN

Uraian Materi 2

Teori Dasar 2

2.1. Local Area Network (LAN)

Local Area Network (LAN) merupakan jaringan milik pribadi di


dalam sebuah gedung atau kampus yang berukuran sampai beberapa
kilometer. LAN seringkali digunakan untuk menghubungkan komputer-
komputer pribadi dan workstation dalam kantor perusahaan atau
pabrik-pabrik untuk memakai bersama resource (misalnya, printer,
scanner) dan saling bertukar informasi. LAN dapat dibedakan dari jenis
jaringan lainnya berdasarkan tiga karakteristik: ukuran, teknologi
transmisi dan topologinya. LAN mempunyai ukuran yang terbatas,
yang berarti bahwa waktu transmisi pada keadaan terburuknya
terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan mengetahui
keterbatasnnya, menyebabkan adanya kemungkinan untuk
menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini juga memudahkan
manajemen jaringan. LAN seringkali menggunakan teknologih
transmisi kabel tunggal. LAN tradisional beroperasi pada kecepatan
mulai 10 sampai 100 Mbps (mega bit/detik) dengan delay rendah
(puluhan mikro second) dan mempunyai faktor kesalahan yang kecil.
LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan yang lebih tinggi,
sampai ratusan megabit/detik.

2.2.1 Topologi LAN


2.2.1.1 Topologi Bus
Topologi Bus
Karakteristik topologi ini adalah sebagai Berikut :

Disebut juga Daisy Chain.


• Paling banyak dipakai karena sederhana dalam instalasi.
• Pada topologi bus, terdapat satu jalur umum yang berbentuk
suatu garis lurus. Yang mana kemudian masing-masing node
dihubungkan kedalam jalur garis tersebut.
• Transmisi dari suatu workstation dapat menyebar dan
menjalar ke workstation lainnya, ini disebabkan setiap
workstation menggunakan media transmisi yang sama.
• Dapat terjadi collision (dua paket data tercampur), karena
sinyal mengalir dalam dua arah.
• Problem terbesar : jika salah satu segmen kabel putus, maka
seluruh jaringan akan terhenti.
• Meskipun ada percabangan media transmisi, tetapi tidak
membentuk jalur tertutup (closed loop).
• Berupa bentangan satu kabel yang kedua ujungnya ditutup
oleh terminator dan terdapat node-node sepanjang kabel.
• Instalasi mudah dilakukan.
2.2.1.2 Topologi Star
Topologi Star

Karakteristik topologi ini sebagai berikut :

• Medium transmisi yang digunakan dalam tipe topologi ini,


membentuk jalur tertutup (closed loop), dan setiap
workstation mempunyai kabel tersendiri untuk langsung
berhubungan dengan file server, sehingga seluruh sistem
tidak akan gagal bila ada salah satu kabel pada
workstation yang terganggu.
• Mudah dikembangkan, karena tiap node hanya memiliki
kabel yang langsung terhubung kecentral node.
• Dapat digunakan kabel yang "lower grade", karena hanya
menghandle satu lalu lintas data, biasanya digunakan
kabel UTP.Node-node tersambung langsung ke suatu node
pusat (biasa berupa hub), sehingga mudah dikembangkan.
• Keuntungannya dari topologi star adalah apabila satu kabel
node terputus, node lainnya tidak terganggu

2.2.1.3 Topologi Ring


Topologi Ring

Karakteristik topologi ini sebagai berikut :

• Dalam topologi ring, setiap node dihubungkan dengan node


lain, sehingga membentuk lingkaran.
• Karena sistem transmisinya menggunakan kabel yang saling
menghubungkan beberapa workstation dengan file server
dalam bentuk lingkaran tertutup, maka tipe ini memiliki
kelemahan, yaitu apabila pada salah satu hubungan ada yang
putus, maka keseluruhan hubungan terputus.

2.2.2 Merencanakan LAN

Sekarang kita akan membahas bagaimana merencanakan


suatu LAN yang baik. Tujuan utamanya untuk merancang LAN yang
memenuhi kebutuhan pengguna saat ini dan dapat dikembangkan di
masa yang akan datang sejalan dengan peningkatan kebutuhan
jaringan yang lebih besar. Desain sebuah LAN meliputi perencanaan
secara fisik dan logic . Perencanaan fisik meliputi media yang
digunakan bersama dan infrastruktur LAN yakni pengkabelan sebagai
jalur fisik komunikasi setiap devais jaringan. Infrastruktur yang
dirancang dengan baik cukup fleksibel untuk memenuhi kebutuhan
sekarang dan masa datang.
Metode perencanaan LAN meliputi :
• Seorang administrator network yang bertanggung jawab
terhadap jaringan.
• Pengalokasian IP address dengan subnetting.
• Peta letak komputer dari LAN dan topologi yang hendak kita
gunakan.
• Persiapan fisik yang meliputi pengkabelan dan peralatan lainnya.
Di antara hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perancangan LAN
adalah lokasi fisik itu sendiri. Peta atau cetak biru bangunan-bangunan
yang akan dihubungkan serta informasi jalur kabel (conduit) yang ada
dan menghubungkan bangunan-bangunan tersebut sangat diperlukan.
Jika peta seperti ini tidak ada maka perlu digambarkan peta dengan
cara menurut kabel-kabel yang ada. Secara umum dapat diasumsikan
bahwa pengkabelan yang menghubungkan bangunan-bangunan atau
yang melewati tempat terbuka harus terdapat di dalam conduit.
Seorang manajer jaringan harus menghubungi manajer bangunan
untuk mengetahui aturan-aturan pengkabelan ini sebab manajer
bangunan yang mengetahui dan bertanggung jawab atas bangunan
tersebut. Pada setiap lokasi (yang dapat terdiri dari beberapa
bangunan) harus ditunjuk seorang manajer jaringan. Manajer jaringan
harus mengetahui semua konfigurasi jaringan dan pengkabelan pada
lokasi yang menjadi tanggung jawabnya. Pada awalnya tugas ini hanya
memakan waktu sedikit. Namun sejalan dengan perkembangan
jaringan menjadi lebih kompleks, tugas ini berubah menjadi tugas yang
berat. Jadi sebaiknya dipilih orang yang betul-betul berminat dan mau
terlibat dalam perkembangan jaringan.

......................
Tugas – tugas 2
Siswa melakukan kegiatan memasang perangkat jaringan

Test formatif 2

kunci jawaban 2
…………………
C.KEGIATAN PEMELAJARAN III

Sub Kompetensi : Mengatur perangkat menggunakan software


Kriteria Kinerja
a. Hardware terdeteksi oleh system operasi dan tidak rusak
b. Hardware bisa dikonfigurasikan melalui system operasi
c. Troubleshooting dilakukan secara urut

Tujuan Pemelajaran 3
Peserta didik mampu untuk:
• Menjelaskan langkah-langkah konfigurasi perangkat melalui BIOS
• Menjelaskan langkah-langkah konfigurasi perangkat melalui
system operasi
• Mengecek hasil konfigurasi

Uraian Materi 3

Teori Dasar 3

3.1. Langkah Konfigurasi melalui software


3.1.1.Konfigurasi BIOS

Ras# to Cas# delay


• Angka clock untuk waktu tunggu antara RAS dan CAS
• Semakin kecil setting memory akan di access semakin cepat

Ras# Precharge time


• Angka tunggu untuk Precharge pada memory chip
• Semakin kecil angka setting semakin cepat memory di access

CPU to PCI IDE posting


• Waktu dari CPU ke PCI bus dapat di buffer oleh controller
• Aktifkan dan setting pada angka terkecil. misalnya 3t adalah
lebih cepat dari pada 4t

System BIOS cacheable


• Memindahkan (Copy) system BIOS kedalam memory
• Setting ini hanya efektif dengan system BIOS pada setting
Shadowed. Cache BIOS ROM adlah pada F0000H-FFFFFH melalui
L2 cache. Baiknya, peningkatan pada access sistem BIOS.
Dimana, tidak terjadi translate ke sistem yang lebih baik sebaik
operating sistem tidak memerlukan system BIOS terlalu banyak.
Rekomendasinya adalah setting Disable pada SYstem BIOS
cache. karena selain membuang L2 cache pada Bandwidth, pada
program yang mengunakan area BIOS ROM tersebut akan terjadi
Crash
Video BIOS cacheable
• Memindahkan (Copy) BIOS Video ke memory
• Sebaiknya setting Disable, pada BIOS ROM C0000H-C7FFFH akan
melalui L2 cache memory. Sistem ini akan memperbaiki
performance Video BIOS. Tetapi tdaik meningkatkan kecepatan
pada OS yang mengunakan access pada Video card hardware
secara langsung. Selain itu juga, akan membuang percuma
alokasi L2 cache memory untuk pemakaian alokasi pada BIOS
ROM.
• Diset pada disable

Video Ram Cacheable


• Mengcopy RAM pada VGA card ke memory untuk mempercepat
access
• Video ROM mengunakan alokasi L2 cache pada A0000H-AFFFFH.
Tujuannya adalah mempercepat access pada Video memory.
Cara ini tidak membuat performance meningkat.
• banyak VGA card yang sudah mengunakan bandwidth sampai
5.3GB/detik pada DDR misalnya. Sementara SDRAm hanya
memiliki kecepatan 0.8GB/detik atau 1.06GB/detik pada
kecepatan PC 133. Misalnya mengunakan P3 650, dengan L2
cache bandwidth 20.8 GB (256bit X 650MHz), hal ini membuat
penampilan yang lambat pada SDRAM dimana memory VGA
sebenarnya dapat bekerja lebih cepat dibandingkan alokasi ke
SDRAM memory.
• Umumnya tidak dibutuhkan, karena memory VGA sudah lebih
cepat.

16 dan 8 Bit I/O Recovery time


• Angka pada cycle clock untuk menperlambat proses I/O
• Diset pada angka terkecil untuk mempercepat proses I/O

Passive Release
• Mengijinkan CPU ke PCI bus untuk memproses selama non aktif.
• Setting terbaik adalah enable.

Delayed Transaction
• Feature chipset untuk 32 bit melakukan penulisan dari buffer
dengan delay cylce.
• Setting adalah Enable, jika mengunakan PCI device yang sudah
mendukung versi 2.1. Bila mengalami masalah pada PCI (tidak
mendukung versi 2.1) sebaiknya di disable.

SDRAM RAS to CAS delay


• Mendelai setelah CAS berhasil memproses signal dari RAS atau
waktu tunggu antara data dari Row address strobe ke Column
address stribe.
• Dapat diaktifkan (enable), tetapi pada SDRAM yang hanya
berkecepatan rendah akan membuat computer hang. Bila
memory gagal, sebaiknya dilakukan setting Disable.

SDRAM RAS Precharge time


• Jumlah waktu tunggu yang dibutuhkan untuk merefresh memory
sebelum process selanjutnya.
• Semakin kecil semakin mempercepat proses memory.

SDRAM CAS latency


• Setting memory untuk latency time, umumnya sudah diset pada
SDRAM.
• Semakin kecil semakin baik, tergantung kecepatan memory.

Quick power on selft test


• Mempercepat waktu power cool boot start
• Setting di enable untuk mempercepat computer melakukan
booting

Video ROM shadow


• Mengcopy address ROM dari VGA ke memory
• Dapat diaktifkan pada VGA model lama, Disable bila VGA sudah
mengunakan teknologi baru

PCI/VGA Palette snoop


• Sinkronisasi antara palette di dua vga card
• Di disable untuk setting terbaik, enable bila terdapat VGA
dengan MPEG atau VGA/TV converter.

PNP OS Instlled
• Bila sistem OS mengunakan PnP sistem, maka dapat di set
dengan ON, hal ini mengijinkan Management device resource
mengambil alih dalam penanganan hardware
• Untuk pilihan NO, bila sistem OS tidak PnP, dan BIOS akan
menangani sistem Hardware secara manual.

Force Update ESCD / Reset Configuration Data


• ESCD (Extended System Configuration Data) adalah feature dari
sistem PnP BIOS yang menyimpan sistem IRQ, DMA dan IO serta
memory pada seluruh hardware baik ISA, AGP dan PCI.
Normalnya setting di set Disabled.
• Tetapi bila mengunakan menambah card baru, sistem akan di
rekonfigurasi kembali dan kemungkinan akan terjadi konflik.
Untuk Bila sistem OS mengunakan PnP sistem, maka dapat di set
dengan ON, hal ini mengijinkan Management device resource
mengambil alih dalam penanganan hardware. Setting Enable
akan memperbaharui data pada BIOS dan pada process BOOT
selanjutnya akan di set ke Disable kembali oleh BIOS.

Resource Controllerd By (Auto, manual)


• BIOS mampu secara otomatis mengkonfigurasi sistem pada
proses BOOT dengan kompatible hardware yang PnP. Normalnya
di set AUTO. BIOS akan secara otomatis mengenal IRQ dan DMA
channel.
• Tetapi ila terjadi masalah pada sistem Reource secara otomatis,
maka setting IRQ dapat diset dengan IRQ dan DMA secara
manual. Juga anda dapat melakukan setting manual untuk IRQ
dan DMA cahnnel dengan mengaktifkan LEGACY ISA A atau
PCA/ISA PnP.
• Legacy ISA device adalah sistem spesifikasi PC/AT dan
dibutuhkan untuk setting IRQ /DMA agar bekerja.

Assign IRQ for VGA (Enable - Disable)


• Untuk hardware VGA card highend seperti 3D accelerator card
membutuhkan setting Enable. Setting disable dapat
menyebabkan operasi card menjadi low performance. Untuk
baiknya bila terjadi masalah pada VGA sebaiknya di set Enable.

Assign IRQ for USB (Enable - Disable)


• Fungsi ini mirip dengan Enable dan Disable alokasi IRQ untuk
USB
• Setting Enable, bila mengunakan USB
• Setting Disable, akan menyebabkan USB device tidak bekerja
dengan baik. Atau bila tidak memiliki USB device sebaiknya di
set Disable.

PCI IRQ Activaded By (Edge - Level)


• Edge adalah sistem triggered (mengunakan single Voltage)
untuk IRQ PCI card. Setting ini untuk ISA card atau PCI card jenis
lama.
• Level adalah setting multiple voltaged levels.

PIRQ
• Pada PCI slot mampu mengaktifkan 4 interupt, INT A, B, C, D
• AGP slot mampu diaktifkan dengan 2 INT, A dan B
• Normalnya, masing masing slot di alkokasikan dengan INT A.
Dan INT lainnya di cadangkan untuk AGP/PCI device lain yang
membutuhkan lebih dari 1 IRQ atau juga IRQ dibutuhan.
• AGP slot dan PCI slot 1 mengunakan IRQ yang sama, Maka untuk
menghindari konflik, hindari pemakaian slot 1 dengan AGP.
• Juga pada PCI slot 4 dan 5 mengunakan IRQ yang sama, Hindari
pemasangan hardware yang mengunakan INT pada slot 4-5
• Untuk USB pengunakan PIRQ 4

AGP Slot
PCI Slot PCI Slot PCI Slot 4
Signals PCI Slot
2 3 PCI Slot 5
1
PIRQ_0 INT A INT D INT C INT B
PIRQ_1 INT B INT A INT D INT C
PIRQ_2 INT C INT B INT A INT D
PIRQ_3 INT D INT C INT B INT A

• Normalnya, biarkan setting secara AUTO. Tetapi bila dibutuhkan


anda haris menandakan IRQ untuk masing masing AGP dan PCI.
Contoh diatas dapat dibuat seperti, misalnya PCI network pada
PCI slot 3, maka pada table menunjukan primary PIRQ adalah 2,
sebab slot tersebut di alokasikan dengan kemungkinan INT A
• Setelah itu, pilih IRQ yang ingin digunakanuntuk menandakan
slot PIRQ. Jika network mengunakan IRQ 7 (terlihat pada BIOS(,
dan setting PIRQ 2 digunakan adalah 7. BIOS akan
menalokasikan IRQ 7 sebagai slot 3.
• yang perlu diingat, bahwa BIOS akan mencoba mengalokasi PIRQ
yang dilink pada INT A pada masing masing slot. Juga pada APG
dan PCI slot primary PIRQ adalah IRQ 0. Sementara PCI slot 2
mengunaknan Primary PIRQ 1 dan selanjutnya.

PCI Dynamic Bursting (Enable - Disable)


• Setting tersebut adalah mengaktifkan Write Buffer pada PCI. Jika
di Enable, maka writing data transaksi pad PCI bus akan melalui
buffer. Burst Transaksi juga akan dilakukan secepat mungkin
• Setting sebaiknya di Enable. Dengan setting Enable, tranfer data
buffer akan secepatnya dikembalikan atau di Flush sehingga
tidak terjadi delay proses.

PCI Master 0 WS (Wait State) write (Enalbe - Disable)


• Dengan Enable, tranfer data PCI akan di proses secepat mungkin
• Dengan Disable, tranfer data PCI akan didelay 1 wait state
• Rekomendasi untuk setting digunakan Enable
• Untuk delay 1 wait state adalah rekomendasi pemakaian pada
overclock PCI Bus
Langkah pertama kali yang harus diambil adalah mengganti setting
booting tergantung kita akan melakukan booting dari drive yang
mana, a:\ , c:\ , d:\ untuk lebih mudahnya setting BIOS secara
default dimana BIOS akan melakukan konfigurasi yang terbaik.

3.1.2. Konfigurasi dengan Sistem operasi


Setelah memasang perangkat kartu jaringan maka kita harus
menginstal driver dari perangkat tersebut supaya kartu jaringan
bisa dipakai.
Langkah pertama kita buka kontrol panel, kemudian kita pilih add
Hardware untuk menambahakan perangkat baru tersebut.

setelah itu akan keluar wizard yang akan menuntun kita untuk
proses instalasi driver, kita tinggal mengikuti petunjuk yang ada.
Kemudian kita tingga memilih hardware sesuai yang kita miliki, dan
ikuti teruspetunjuk yang ada spt ditunjukan beberapa gambar
berikut.
Jika telah selesai maka kita bisa memeriksa apakah kartu jaringan
tersebut sudah dikenali oleh sistem operasi dan bisa digunakan.
Pertama kita klik kanan ikon my computer dan pilih properties, lalu
kita pilih Hardware dan klik tombol device manager. Seperti
ditunjukan gambar berikut :
Jika pada perangkat kartu jaringan tidak ada tanda ? berwarna
kuning maka kartu jaringan telah siap untuk digunakan, lihat
gambar dibawah ini.
Langkah selanjutnya kita akan memberikan Alamat pada kartu
jaringan tersebut.
Kita pilih menu kontrol panel dan pilih network connections maka
akan keluar tampilan seperti gambar dibawah ini.
Kemudian kita klik ganda icon local area connectios dan akan keluar
status dari sambungan lan

Kita klik tombol properties dan setelah itu kita pilih TCP/IP spt
gambar berikut :
Kemudian kita masukan IP Address, netmask, gateway dan DNS
sesuai konfigurasi yang hendak kita rencanakan seperti ditunjukan
gambar dibawah ini.
Jika sudah selesai maka kita bisa mengecek apakah konfigurasi
yang kita lakukan sudah benar.
Kita masuk ke dos prompt kemudian ketikan ipconfig, maka akan
keluar konfigurasi dari kartu jaringan kita spt gambar dibawah ini.

Kemudian kita melakukan tes koneksi pada kartu jaringan dengan


perintah ping, jika ada reply maka kartu jaringan telah siap
digunakan
Tugas – tugas 3
Buatlah makalah mengenai mengkonfigurasi kartu jaringan pada
komputer.

………….
Test formatif 3
1. Bagaimana caranya untuk mengaktifkan kartu jaringanmelalui
bios ?
2. Bagaimanakah cara menginstal driver dari kartu jaringan ?
3. Sebutkan langkah – langkah pemberian IP Address padakartu
jaringan ?
4. Bagaimana cara untuk mengetahui konfigurasi kartu jaringan
dan melakukan tes koneksi jaringan ?

…………………..

kunci jawaban 3
…………………
D. KEGIATAN PEMELAJARAN IV

Sub Kompetensi : Melaporkan hasil instalasii


Kriteria Kinerja
a. Laporan dibuat sesuai dengan format dan prosedur yang
ditetapkan oleh perusahaan (pada log-sheet / report-sheet)
Tujuan Pemelajaran 4
Peserta didik mampu untuk:
a. Menyusun laporan instalasi;

Uraian Materi 4

Teori Dasar 4

4.1. Macam-macam format laporan

......................
Tugas – tugas 4
Membuat laporan hasil kegiatan

………….

Test formatif 4
…………………..

kunci jawaban 4
…………………

You might also like