You are on page 1of 16

Ada beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan orang ketika membaca cepat, antara

lain:
1. Hambatan Finger Panting
Mungkin Anda pernah mengalami atau melihat ketika membaca menggunakan
pointer/penunjuk. Di sisi lain ada mitos yang mengatakan bahwa ketika membaca tak
boleh menggunakan penunjuk atau jari tangan. Mitos ini dipercayai juga oleh banyak
pendidik dan para orang tua yang mengajari anaknya dalam membaca.
Kebiasaan membaca menggunakan penunjuk seperti ini merupakan kesalahan dalam
membaca cepat yang disebut Finger panting.
Dalam perkembangannya para pakar membaca cepat justru membolehkan teknik
membaca cepat menggunakan pointer/penunjuk. Alasannya adalah menggunakan
penunjuk atau jari tangan dalam membaca justru dapat meningkatkan konsentarsi dan
mempercepat proses membaca, karena dapat langsung mengarahkan mata pada bahan
bacaaan. Jika Anda tak percaya, silahkan buktikan membaca menggunakan cara seperti
ini.

2. Hambatan back skippin


Ketika membaca secara tidak sadar kadang-kadang kita mengulang-ulang bahan bacaan
(kata atau kalimat) sebelum topik yang dibaca diselesaikan. Cara ini merupakan
kesalahan membaca yang disebut back skippin. Cara seperti ini dapat mengakibatkan
penglihatan mata kita terhadap bahan bacaan menjadi lamban, sehingga sulit melakukan
speed reading.

3. Hambatan Sub Vokalisasi


Yang dimaksud dengan kesalahan sub vokalisasi ini adalah ketika membaca mulut dan
hati sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika Anda terbiasa
mengulangi bacaan, mengeluarkan suara atau membaca dalam hati. Menurut pakar
membaca cepat, kebiasaan membaca seperti ini disebabkan oleh kesalahan metode yang
kita gunakan ketika pada masa kecil belajar membaca.
Misalnya metode Phonic yang memperkenalkan abjad dari A s.d. Z yang dilanjutkan
dengan mengulang kata-kata. Ada juga metode Lokk say, misalnya kata “Budi” langsung
disebut Budi. Biasanya guru bisa mengontrol dan mengoreksi pengucapan siswa.
Menurut para ahli bahwa hal ini merupakan salah satu kendala dalam membaca cepat
(speed reading), sehingga perlu dihindari.

4. Hambatan regretio
Secara sadar ketika membaca kadang-kadang mata kita tertuju pada kata-kata atau
kalimat yang sudah di baca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan
bacaan yang lalu atau memikirkan hal lain di luar isi bacaan. Cara seperti ini dapat
berakibat pada penglihatan mata kita tidak konsen pada bahan bacaan (kalimat) sehingga
membaca menjadi lamban. Kebiasaan salah dalam membaca ini disebut hambatan
regretio.
B. Membaca Dalam Hati

Membaca dalam hati adalah kegiatan membaca yang dilakukan dengan tanpa
menyuarakan isi bacaan yang dibacanya.
Ketrampilan yang dituntut dalam membaca dalam hati antara lain sebagai berikut:
1. membaca tanpa bersuara, tanpa bibir bergerak, tanpa ada desis apapun,
2. membaca tanpa ada gerakan-gerakan kepala,
3. membaca lebih cepat dibandingkan dengan membaca nyaring,
4. tanpa menggunakan jari atau alat lain sebagai penunjuk,
5. mengerti dan memahami bahan bacaan,
6. dituntut kecepatan mata dalam membaca,
7. membaca dengan pemahaman yang baik,
8. dapat menyesuaikan kecepatan dengan tingkat kesukaran yang terdapat dalam bacaan.

Secara garis besar, membaca dalam hati dapat dibedakan menjadi dua (I) membaca
ekstensif dan (II) membaca intensif. Berikut penjelasan secara rinci kedua jenis membaca
tersebut :

I. Membaca Ekstensif
membaca ekstensif adalah membaca secara luas. Objeknya meliputi sebanyak mungkin
teks dalam waktu yang sesingkat-singkatnya. Membaca ekstensif meliputi :

1. Membaca Survai (Survey Reading)


Membaca survai adalah kegiatan membaca untuk mengetahui secara sekilas terhadap
bahan bacaan yang akan dibaca lebih mendalam. Kegiatan membaca survai merupakan
pendahuluan dalam membaca ekstensif.
Yang dilakukan seseorang ketika membaca survai adalah sebagai berikut :
(a) memeriksa judul bacaan/buku, kata pengantar, daftar isi dan malihat abstrak(jika ada),
(b) memeriksa bagian terahkir dari isi (kesimpulan) jika ada,
(c) memeriksa indeks dan apendiks(jika ada).

2. Membaca Sekilas
Membaca sekilas atau membaca cepat adalah kegiatan membaca dengan mengandalakan
kecepatan gerak mata dalam melihat dan memperhatikan bahan tertulis yang dibacanya
dengan tujuan untuk mendapatkan informasi secara cepat.
Metode yang digunakan dalam melatihkan membaca cepat adalah :
(a) metode kosakata; metode yang berusaha untuk menambah kosakata.
(b) Metode motivasi; metode yang berusaha memotivasi pembaca(pemula) yang
mengalami hambatan.
(c) Metode gerak mata; metode yang mengembangkan kecepatan membaca dengan
menigkatkan kecepatan gerak mata.

Hambatan-hambatan yang dapat mengurangi kecepatan mambaca :


(a) vokalisai atau berguman ketika membaca,
(b) membaca dengan menggerakan bibir tetapi tidak bersuara,
(c) kepala bergerak searah tulisan yang dibaca,
(d) subvokalisasi; suara yang biasa ikut membaca di dalam pikiran kita,
(e) jari tangan selalu menunjuk tulisa yang sedang kit abaca,
(f) gerakan mata kembali pada kata-kata sebelumnya.

3. Membaca Dangkal (Superficial Reading)


membaca dangkal pada hakekatnya bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang
dangkal yang bersifat luaran, yang tidak mendalam dari suatu bahan bacaan. Membaca
jenis ini biasanya dilakukan seseorang membaca demi kesenangan, membaca bacaan
ringan yang mendatangkan kesenangan, kegembiraan sebagai pengisi waktu senggang.

II. Membaca Intensif


membaca intensif atau intensive reading adalah membaca dengan penuh penghayatan
untuk menyerap apa yang seharusnya kita kuasai. Yang termasuk dalam membaca
intensif adalah :

A. Membaca Telaah Isi :


1. Membaca Teliti
Membaca jenis ini sama pentingnya dengan membaca sekilas, maka sering kali seseorang
perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang disukai.
2. Membaca Pemahaman
Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah sejenis membaca yang
bertujuan untuk memahami tentang standar-standar atau norma-norma kesastraan
(literary standards), resensi kritis (critical review), dan pola-pola fiksi (patterns of
fiction).
3. Membaca Kritis
Membaca kritis adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara bijakasana, mendalam,
evaluatif, dengan tujuan untuk menemukan keseluruhan bahan bacaan, baik makna baris-
baris, makna antar baris, maupun makna balik baris.
4. Membaca Ide
Membaca ide adalah sejenis kegiatan membaca yang ingin mencari, memperoleh, serta
memanfaatkan ide-ide yang terdapat pada bacaan.

5. Membaca Kreatif
Membaca kreatif adalah kegiatan membaca yang tidak hanya sekedar menagkap makna
tersurat, makna antar baris, tetapi juga mampu secara kreatif menerapkan hasil
membacanya untuk kehidupan sehari-hari.

B. Membaca Telaah Bahasa :


1. Membaca Bahasa (Foreign Language Reading)
Tujuan utama membaca bahasa adalah memperbesar daya kata (increasing word power)
dan mengembangkan kosakata (developing vocabulary)
2. Membaca Sastra (Literary Reading)
Dalam membaca sastra perhatian pembaca harus dipusatkan pada penggunaan bahasa
dalam karya sastra. Apabila seseorang dapat mengenal serta mengerti seluk beluk bahasa
dalam suatu karya sastra maka semakin mudah dia memahami isinya serta dapat
membedakan antara bahasa ilmiah dan bahasa sastra.
A. Pendahuluan

Kurikulum mengamanatkan agar pembelajaran Bahasa Indonesia di sekolah


diselenggarakan secara lebih bermakna. Melalui pembelajaran Bahasa Indonesia, siswa
memperoleh keahlian praktis untuk berkomunikasi, yakni membaca, menulis, berbicara,
dan menyimak dalam berbagai ranah berbahasa. Untuk itu, corak pembelajarannya harus
lebih diwarnai dengan kegiatan berbahasa. Demikian pula dalam pembelajaran membaca
di Sekolah Dasar, siswa harus lebih banyak dihadapkan dengan berbagai ragam bacaan.
Selanjutnya, mereka dapat berkomunikasi dengan gagasan yang dituangkan dalam bahasa
tulis tersebut. Berbagai keterampilan membaca harus dilatihkan kepada mereka agar
kepemilikan keterampilan itu bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari.

Mengingat betapa pentingnya keterampilan membaca dimiliki oleh siswa, maka guru di
Sekolah Dasar perlu memiliki kompetensi yang memadai tentang substansi membaca dan
kemampuan mengelola pembelajaran keterampilan membaca. Untuk maksud itulah
postingan dalam blog ini ditulis.

Melalui pembacaan dan pembahasan postingan ini, diharapkan Anda akan lebih siap
tampil di depan siswa dan melakukan pembelajaran membaca yang fungsional, karena
telah mempelajari teori membaca, terampil membaca, dan mampu melaksanakan
pembelajaran membaca.

B. Kajian Teori Membaca

1. Pengertian Membaca

Saya yakin, Anda sudah mengerti tentang apa yang dimaksud membaca. Apa pengertian
membaca menurut Anda? Kita dapat diskusikan nanti berbagai pengertian membaca yang
Anda berikan. Pada kesempatan ini, saya mengutip secara bebas beberapa pengertian
membaca yang saya peroleh melalui pembacaan beberapa buku.

a. Anderson:

Membaca adalah melafalkan lambang-lambang bahasa tulis.

b. A.S. Broto:

Membaca adalah mengucapkan lambang bunyi.

c. Henry Guntur Tarigan:

Membaca adalah proses pemerolehan pesan yang disampaikan oleh seorang penulis
melalui tulisan.

d. Poerwodarminto:
Membaca adalah melihat sambil melisankan suatu tulisan dengan tujuan ingin
mengetahui isinya.

Dapat disimpulkan bahwa membaca adalah proses melisankan dan/atau memahami


bacaan atau sumber tertulis untuk memperoleh pesan atau gagasan yang ingin
disampaikan penulisnya.

2. Tujuan Membaca

Secara umum, tujuan membaca adalah (1) mendapatkan informasi, (2) memperoleh
pemahaman, (3) memperoleh kesenangan. Secara khusus, tujuan membaca adalah (1)
memperoleh informasi faktual, (2) memperoleh keterangan tentang sesuatu yang khusus
dan problematis, (3) memberikan penilaian kritis terhadap karya tulis seseorang, (4)
memperoleh kenikmatan emosi, dan (5) mengisi waktu luang (Nurhadi, 1987:11).

Lebih lanjut Nurhadi (1987) yang mengutip pendapat Waples (1967) menuliskan bahwa
tujuan membaca adalah :

(1) mendapat alat atau cara praktis mengatasi masalah;

(2) mendapat hasil yang berupa prestise yaitu agar mendapat rasa lebih bila
dibandingkan dengan orang lain dalam lingkungan pergaulannya;

(3) memperkuat nilai pribadi atau keyakinan;

(4) mengganti pengalaman estetika yang sudah usang;

(5) menghindarkan diri dari kesulitan, ketakutan, atau penyakit tertentu.

Hal menarik diungkapkan oleh Nurhadi (1987) bahwa tujuan membaca akan
mempengaruhi pemerolehan pemahaman bacaan. Artinya, semakin kuat tujuan seorang
dalam membaca maka semakin tinggi pula kemampuan orang itu dalam memahami
bacaannya.

3. Jenis Membaca

Menurut Tarigan (1984:11) jenis membaca tampak seperti pada bagan berikut.

Membaca terdiri atas : a). membaca nyaring dan b). membaca dalam hati.

Membaca dalam hati, terdiri atas : 1). membaca ekstensif dan 2). membaca intensif.

Membaca Ekstensif, terdiri atas : membaca survey, membaca sekilas dan membaca
dangkal.

Membaca Intensif : membaca telaah isi, membaca telaah bahasa.


Membaca Telaah Isi : membaca teliti, membaca pemahaman, membaca kritis, membaca
ide-ide.

Membaca Telaah Bahasa : membaca bahasa, membaca sastra.

Karena alasan kepraktisan dan keterbatasan yang ada, tidak semua jenis membaca
tersebut akan dibahas dalam postingan ini. Postingan kali ini hanya akan membahas jenis
membaca nyaring (bersuara), membaca ekstensif, membaca intensif untuk membaca
pemahaman dan membaca kritis, dan membaca cepat.

a. Membaca Nyaring

Membaca nyaring sering kali disebut membaca bersuara atau membaca teknik. Disebut
demikian karena pembaca mengeluarkan suara secara nyaring pada saat membaca. Dalam
hal ini yang perlu mendapat perhatian guru adalah lafal kata, intonasi frasa, intonasi
kalimat, serta isi bacaan itu sendiri. Di samping itu, pungtuasi atau tanda baca dalam tata
tulis bahasa Indonesia tidak boleh diabaikan. Para siswa harus dapat membedakan secara
jelas intonasi kalimat berita, intonasi kalimat tanya, intonasi kalimat seru, dan
sebagainya. Juga lagu kalimat orang yang sedang susah, marah, bergembira, dan suasana
lainnya. Siswa dapat memberi tekanan yang berbeda pada bagian-bagian yang dianggap
penting dengan bagian-bagian kalimat atau frasa yang bernada biasa.

Pembelajaran membaca nyaring ini mencakup dua hal, yaitu pembelajaran membaca dan
pembelajaran membacakan. Pembelajaran membaca yang dimaksud yaitu kegiatan
tersebut untuk kepentingan siswa itu sendiri dan untuk pihak lain, misalnya guru atau
kawan-kawan lainnya. Si Pembaca bertanggung jawab dalam hal lafal kata, lagu dan
intonasi kalimat, serta kandungan isi yang ada di dalamnya. Pembelajaran yang tergolong
membacakan yaitu si pembaca melakukan aktivitas tersebut lebih banyak ditujukan untuk
orang lain. Pembaca bertanggung jawab atas lagu kalimat, lafal kata, kesenyapan,
ketepatan tekanan, suara, dan sebagainya. Bagi pendengar, lebih bertanggung jawab
terhadap isi bacaan, karena mereka ini di pihak yang berkepentingan dengan kegiatan
pembaca.

b. Membaca Ekstensif

Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas. Luas berarti
(1) bahan bacaan beraneka dan banyak ragamnya; (2) waktu yang digunakan cepat dan
singkat. Tujuan membaca ekstensif adalah sekadar memahami isi yang penting dari
bahan bacaan dengan waktu yang cepat dan singkat.

Sebagai ilustrasi, ketika Anda mengunjungi perpustakaan atau toko buku, Anda tentu
tidak hanya terpaku pada satu buku. Yang Anda lakukan mungkin membuka-buka buku,
membaca sampul, dan daftar isinya, kemudian berpindah pada buku lainnya. Tindakan
yang Anda lakukan tersebut termasuk membaca ekstensif.
Membaca ekstensif, seperti tampak pada bagan jenis membaca di muka, meliputi
membaca survei, membaca sekilas, dan membaca dangkal. Ketiga jenis membaca
ekstensif tersebut diuraikan secara singkat di bawah ini.

Membaca survei merupakan kegiatan membaca yang bertujuan untuk mengetahui


gambaran umum isi dan ruang lingkup bacaan. Membaca survei merupakan kegiatan
membaca, seperti melihat judul, pengarang, daftar isi, pengantar, dan lain-lain.

Membaca sekilas adalah membaca yang membuat mata kita bergerak cepat melihat dan
memperhatikan bahan tertulis untuk mencari dan mendapatkan informasi secara cepat.
Membaca sekilas disebut juga skimming, yakni kegiatan membaca secara cepat dan
selektif serta bertujuan. Istilah lain membaca sekilas adalah membaca layap, yaitu
membaca dengan cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya.
Membaca sekilas merupakan salah satu teknik dalam membaca cepat.

Membaca dangkal adalah kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman yang


dangkal dari bahan bacaan yang kita baca. Bahan bacaannya merupakan jenis bacaan
ringan karena membaca dangkal hanyalah untuk mencari kesenangan atau sekadar
mengisi waktu.

c. Membaca Intensif

Membaca intensif adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara saksama dan
merupakan salah satu upaya untuk menumbuhkan dan mengasah kemampuan membaca
secara kritis. Membaca intensif merupakan studi saksama, telaah teliti, serta pemahaman
terinci terhadap suatu bacaan sehingga timbul pemahaman yang tinggi.

Membaca intensif dapat dibagi menjadi dua kelompok, yakni membaca telaah isi dan
membaca telaah bahasa. Membaca telaah isi meliputi membaca teliti, membaca
pemahaman, membaca kritis, dan membaca ide, sedangkan membaca telaah bahasa
meliputi membaca bahasa dan membaca sastra.

1) Membaca Pemahaman

Membaca pemahan merupakan suatu kegiatan membaca yang tujuan utamanya adalah
memahami bacaan secara tepat dan cepat. Sejumlah aspek yang perlu diperlukan
pembaca dalam membaca pemahaman adalah:

(a) memiliki kosa kata yang banyak;

(b) memiliki kemampuan menafsirkan makna kata, frasa, kalimat, dan wacana;

(c) memiliki kemampuan menangkap ide pokok dan ide penunjang;

(d) memiliki kemampuan menangkap garis besar dan rincian;


(e) memiliki kemampuan menangkap urutan peristiwa dalam bacaan (Kamidjan,1996).

2) Membaca Kritis

Kalau seseorang membaca suatu bacaan, lalu ia mempertanyakan, “Mengapa penulis


berpendapat demikian, apa maksudnya, dan sebagainya”. Berarti orang itu telah bersikap
kritis terhadap bacaan dan penulisnya.

Membaca kritis ialah kegiatan membaca dilakukan dengan bijaksana, penuh tenggang
rasa, mendalam, evaluatif, serta analitis, dan bukan ingin mencari kesalahan penulis.
Membaca kritis berusaha memahami makna tersirat sebuah bacaan. Dalam membaca
kritis, pembaca mengolah bahan bacaan secara kritis.

Nurhadi (1987) menguraikan aspek-aspek membaca kritis yang dikaitkan dengan ranah
kognitif dalam taksonomi Bloom, sebagai berikut ini.

(1) Kemampuan mengingat dan mengenali ditandai dengan

(a) mengenali ide pokok paragraf;

(b) mengenali tokoh cerita dan sifatnya;

(c) menyatakan kembali ide pokok paragraf;

(d) menyatakan kembali fakta bacaan;

(e) menyatakan kembali fakta perbandingan, hubungan sebab-akibat, karakter tokoh, dll.

(2) Kemampuan menginterpretasi makna tersirat ditandai dengan:

(a) menafsirkan ide pokok paragraf;

(b) menafsirkan gagasan utama bacaan;

(c) membedakan fakta/detail bacaan;

(d) menafsirkan ide-ide penunjang;

(e) memahami secara kritis hubungan sebab akibat;

(f) memahami secara kritis unsur-unsur pebandingan.

(3) Kemampuan mengaplikasikan konsep-konsep ditandati dengan:

(a) mengikuti petunjuk-petunjuk dalam bacaan;


(b) menerapkan konsep-konsep/gagasan utama bacaan ke dalam situasi baru yang
problematis;

(c) menunjukkan kesesuaian antara gagasan utama dengan situasi yang dihadapi.

(4) Kemampuan menganalisis ditandai dengan:

(a) memeriksa gagasan utama bacaan;

(b) memeriksa detail/fakta penunjang;

(c) mengklasifikasikan fakta-fakta;

(d) membandingkan antar gagasan yang ada dalam bacaan;

(e) membandingkan tokoh-tokoh yang ada dalam bacaan.

(5) Kemampuan membuat sintesis ditandai dengan:

(a) membuat simpulan bacaan;

(b) mengorganisasikan gagasan utama bacaan;

(c) menentukan tema bacaan;

(d) menyusun kerangka bacaan;

(e) menghubungkan data sehingga diperoleh kesimpulan;

(f) membuat ringkasan.

(6) Kemampuan menilai isi bacaan ditandai dengan:

(a) menilai kebenaran gagasan utama/ide pokok paragraf/bacaan secara keseluruhan;

(b) menilai dan menentukan bahwa sebuah pernyataan adalah fakta atau opini;

(c) menilai dan menentukan bahwa sebuah bacaan diangkat dari realitas atau fantasi
pengarang;

(d) menentukan relevansi antara tujuan dan pengembangan gagasan;

(e) menentukan keselarasan antara data yang diungkapkan dengan kesimpulan yang
dibuat;
(f) menilai keakuratan dalam penggunaan bahasa, baik pada tataran kata, frasa, atau
penyusunan kalimatnya.

d. Membaca Cepat

Di layar televisi, misalnya pada film yang tidak dialihsuarakan, tertera teks dialog para
tokoh. Sebagai penonton, Anda harus membaca secara cepat karena teks tersebut cepat
berlalu dan berganti dengan teks dialog lainnya. Dengan melakukan aktivitas seperti itu,
Anda telah melakukan membaca cepat. Anda tidak sekedar membaca kata dan kalimat
teks yang tampil, tetapi juga memahaminya. Selain itu, Anda juga mencoba
menghubung-hubungkan dialog para tokoh sehingga pemahaman isi cerita Anda capai.
Dengan demikian jelas bahwa dalam membaca cepat, Anda tidak hanya membaca secara
cepat bahan bacaan, melainkan juga berupaya untuk memahaminya.

Pada masa kini, orang harus bisa membaca secara cepat. Kalau kita tidak ingin tertinggal
dalam meraih informasi. Kepemilikan keterampilan membaca cepat juga sangat
diperlukan bagi siswa. Dengan mampu membaca cepat berarti informasi dan pengetahuan
yang diperoleh akan semakin banyak. Kegiatan membaca pun akan menjadi hal yang
mengasyikkan. Siswa Sekolah Dasar seharusnya dapat membaca minimal 150 kata per
menit.

Untuk menghitung kecepatan membaca dapat dilakukan dengan cara membagi jumlah
kata yang dibaca dengan waktu tempuh baca. Rumusnya sebagai berikut:

jumlah kata yang dibaca

waktu tempuh baca = kata/menit

Misalnya, sebuah wacana yang berjumlah 300 kata dapat dibaca dalam waktu 2 menit,
berarti kecepatan membacanya adalah 150 kata per menit.

Membaca cepat merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat disertai
dengan pemahaman isi bacaan. Setiap pembaca mempunyai kecepatan efektif membaca
(KEM) atau yang sering disebut juga dengan kemampuan membaca. KEM seseorang
akan sangat bergantung pada kecepatan membaca (KM) dan pemahaman isi (PI) atau
kemampuan pembaca memahami isi bacaan. Untuk mengetahui kecepatan efektif
membaca seseorang dapat dihitung dengan menggunakan rumus ini:

jumlah kata yang dibaca

waktu tempuh baca x persentase pemahaman isi = kata/menit

Untuk menghitung KEM siswa, guru harus mengetahui pemahaman isi bacaan siswa
melalui tes isi bacaan. Contoh, seorang siswa mampu membaca 300 kata dalam tempo 2
menit dan berhasil menjawab 3 buah pertanyaan isi bacaan dengan benar dari 5 soal yang
tersedia, artinya KEM siswa tersebut adalah 150 x 60% = 90 kpm (kata per menit).
4. Teknik Membaca

Kecepatan membaca dapat ditingkatkan dengan cara mengetahui dan berlatih dengan
teknik membaca yang tepat. Teknik yang akan disampaikan dalam bahan ajar ini adalah
membaca sekilas (skimming) dan membaca memindai (scanning), dan SQ3R.

1) Teknik Membaca Sekilas (Skimming)

Teknik ini dilakukan pada saat orang membaca ekstensif. Bila Anda akan mencari sebuah
buku di perpustakaan, mengenali isi buku secara cepat dengan cara membuka daftar isi,
membaca kata pengantar, atau halaman sampul belakang, Anda hendaknya melakukan
skimming.

Dalam menghadapi sebuah bacaan, Anda harus memperlakukannya sesuai dengan


maksud Anda. Jika fakta dan detail tidak Anda perlukan, lompati bagian tersebut. Cara
membaca yang hanya untuk mendapatkan ide pokok ini disebut skimming.

Skimming bukan sekadar menyapu halaman buku, melainkan suatu keterampilan


membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien, untuk
mendapatkan berbagai tujuan, misalnya:

(a) mengenali topik bacaan;

(b) mengetahui pendapat orang;

(c) mendapatkan bagian penting yang kita operlukan tanpa membaca seluruhnya;

(d) mengetahui organisasi tulisan, urutan ide pokok;

(e) penyegaran.

Langkah-langkah membaca sekilas sebagai berikut.

(a) Pertanyakan dulu, “Apa yang akan Anda cari dari buku ini?”

(b) Baca daftar isi atau kata pengantar!

(c) Telusuri dengan kecepatan pada judul, subjudul, bab, dan anak bab!

(d) Berhentilah ketika Anda menemukan bagian yang dicari!

(e) Baca dengan kecepatan normal dan pahami!

2) Teknik Membaca Memindai (Scanning)


Anda tentu pernah mencari nomor telepon di buku “Petunjuk Telepon”? Bagaimana cara
Anda? Tentunya, Anda tidak perlu membuka halaman pertama dan seterusnya. Pasti
Anda langsung ke inisial nama pemilik telepon, misalnya ma. Mata dan telunjuk Anda
bergerak cepat hingga sampai pada Masturi.

Kemudian, Anda mengecek alamat Masturi sesuai dengan informasi yang Anda miliki.
Dari situ, Anda dapat menemukan nomor telepon, misalnya 663885.

Kegiatan serupa juga berlaku pada waktu Anda mencari kata dalam kamus, mencari acara
siaran TV di koran, lokasi kota dalam atlas, peta, denah, dan sebagainya. Anda
hendaknya juga melakukan membaca memindai (scanning). Nah, apa sebenarnya
scanning itu dan bagaimana caranya?

Scanning adalah suatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa
membaca yang lain-lain. Jadi, langsung ke masalah yang Anda cari, yakni fakta khusus
atau informasi tertentu. Kegiatan ini harus dilakukan secara cepat dan akurat.

3) Teknik SQ3R

Dua teknik membaca yang diungkap di atas lazimnya digunakan dalam membaca cepat.
Berikut ini, kita akan membahas teknik SQ3R yang biasa dipakai dalam membaca
pemahaman.

SQ3R merupakan teknik membaca yang terdiri atas lima langkah: Survey, Question,
Read, Recite, dan Review. Secara lengkap tapi singkat kelima langkah dalam SQ3R
dijelaskan berikut ini.

Langkah 1: S-Survey.

Survey atau prabaca adalah teknik untuk mengenal bahan sebelum membaca secara
lengkap untuk mengenal organisasi dan ikhtisar umum. Anda bisa melihat-lihat judul,
subjudul, dan sebagainya.

Langkah 2: Q-Question.

Pada saat survey, Anda juga dapat mengajukan pertanyaan tentang isi bacaan, misalnya
dengan mengubah judul atau subjudul menjadi kalimat tanya. Anda bisa menggunakan
kata siapa, apa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana.

Langkah 3: R-Read.

Setelah melakukan survey dan mengajukan pertanyaan, barulah Anda membaca


keseluruhan bahan bacaan. Jadi, membaca merupakan langkah ketiga. Baca bagian demi
bagian sambil Anda mencari jawaban atas pertanyaan yang telah Anda lakukan pada
langkah ke-2. Pada tahap ini, konsentrasikan diri untuk mendapatkan ide pokok dan detail
penting.
Langkah 4: R-Recite. Setiap selesai membaca subjudul, berhentilah sejenak. Coba
jawab pertanyaan atau sebutkan hal-hal penting bagian tersebut. Bila perlu, buat catatan
seperlunya. Bila belum paham, ulangi membaca bagian tersebut sekali lagi.

Langkah 5: R-Review.

Setelah selesai membaca seluruh bahan. Ulangi untuk menelusuri kembali judul,
subjudul, dan bagian-bagian penting lainnya. Langkah ini berguna untuk membantu daya
ingat, memperjelas pemahaman, dan juga untuk mendapatkan hal-hal penting yang
terlewatkan.

C. Model Pembelajaran Membaca di Sekolah Dasar

1. Pembelajaran Membaca Cepat

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dan dipersiapkan dalam pembelajaran membaca


cepat adalah materi, metode, media, dan evaluasi.

a) Materi

Pilih bahan bacaan yang sesuai dengan minat dan kemampuan siswa. Lengkapi bacaan
tersebut dengan perintah waktu mulai baca, waktu akhir baca, dan waktu yang diperlukan
untuk membaca. Kemudian, susun pertanyaan bacaan untuk mengukur pemahaman isi.

contoh materi bacaan : wacana “ RA Kartini”

Waktu mulai baca : jam …. Menit …. Detik ….

……………………………………………………………………………………………
…………………………………

Waktu selesai baca: jam …. menit …. detik ….

Waktu baca yang diperlukan : ….. detik.

b) Metode

Metode atau teknik membaca yang dipakai adalah skimming dan scanning dengan
kecepatan membaca sedang (reguler).

c) Media

Stopwatch, arloji, alat tulis.

d) Evaluasi
1. Bagikan lembar soal kepada siswa.
2. Hitung waktu baca yang diperlukan.
3. Beri skor pada jawaban siswa.
4. Hitung KM dan KEM dengan rumus yang ada.

Pertanyaan isi Bacaan: berjumlah 10 soal jawaban singkat.

2. Pembelajaran Membaca Intensif dengan Teknik Scramble

Anda telah mempelajari materi membaca intensif, yang salah satu jenisnya adalah
membaca kritis. Untuk melaksanakan pembelajaran membaca kritis, Anda dapat
menerapkan teknik scramble wacana.

Teknik scramble wacana berupa permainan menyusun wacana logis berdasarkan kalimat-
kalimat acak. Hasil yang diharapkan berupa susunan wacana yang logis dan bermakna.

Kegiatan yang Anda lakukan terdiri atas tiga langkah, yakni (1) kegiatan persiapan, (2)
kegiatan inti, dan (3) kegiatan tindak lanjut.

1. Kegiatan persiapan, meliputi:

a. pemilihan bahan bacaan;

b. pembuatan kartu kalimat;

c. pembagian kelompok siswa (4-5 orang);

d. pengaturan posisi tempat duduk;

e. perencanaan langkah selanjutnya.

2. Kegiatan inti, meliputi:

a. Tiap kelompok mendapat perangkat kartu kalimat;

b. Diskusi kelompok untuk mengurutkan kartu;

c. Pembentukan pasangan kerja dalam kelompok kecil;

d. Hasil kerja kelompok kecil disajikan dalam diskusi kelas;

e. Guru sebagai moderator dalam pembahasan hasil kerja kelompok kecil;

f. Pembahasan dan komentar atas hasil kerja kelompok;

g. Pencapaian hasil susunan wacana yang dianggap paling logis dan bermakna;
h. Pembacaan wacana asli oleh 1-2 orang siswa;

i. Penceritaan kembali isi bacaan oleh 1-2 orang siswa.

3. Kegiatan Tindak Lanjut, dapat dipilih salah satu kegiatan berikut ini:

a. Pemberian tugas serupa dengan wacana lain;

b. Pencarian makna kata baru dan penerapannya dalam kalimat;

c. Penjawaban soal-soal tentang isi bacaan.

soal-soal yang dapat diberikan kepada siswa tentang isi bacaan, misalnya soal jawaban
singkat berjumlah 10 butir soal.

D. Penutup

1. Rangkuman

Membaca merupakan keterampilan berbahasa selain mendengarkan, berbicara, dan


menulis. Membaca merupakan suatu proses, bertujuan, reseptif-aktif, dan memerlukan
teknik tertentu.

Membaca ada berbacam-macam, yakni membaca bersuara, membaca dalam hati,


membaca ektensif, membaca intensif, membaca cepat, membaca kritis, membaca estetis,
dan membaca telaah bahasa dan sastra. Masing-masing jenis membaca memerlukan
teknik tertentu, misalnya teknik skimming dan scanning untuk membaca cepat, teknik
SQ3R untuk membaca pemahaman.

Seorang pembaca yang baik akan menyelaraskan antara tujuan, bahan, dan kecepatan
membacanya. Selain itu, dia juga terbebas dari vokalisasi, gerakan kepala, gerakan mulut,
menunjuk dengan jari, regresi, dan subvokalisasi.

Dalam pembelajaran membaca, guru harus memilih bahan yang memiliki tingkat
keterbacaan yang cukup, sesuai dengan minat siswa, dan sebagainya. Pembelajaran
membaca menuntut selain pemilihan materi bacaan, penggunaan metode, penyediaan
media, juga penyusunan alat evaluasi.

2. Refleksi

a. Setelah membaca postingan ini, timbulkah dalam pikiran Anda bahwa membaca
ternyata sangat penting dan merupakan kunci untuk maju? Apakah membaca merupakan
proses yang dapat dilatih dan ditingkatkan? Untuk semua itu maka diperlukan strategi
membaca yang bergantung tujuan seseorang waktu membaca?
b. Bagaimana cara Anda membelajarkan membaca kepada siswa selama ini? Sudah
bervariasi atau masih tradisional/konvensional?

c. Adakah hal-hal yang Anda lakukan untuk memperbaiki pembelajaran membaca di


sekolah Anda nanti? Usaha apa yang akan Anda lakukan untuk meningkatkan
keterampilan membaca siswa Anda?

d. Bagaimana kebiasaan membaca Anda selama ini? Apakah membaca sudah merupakan
bagian hidup Anda atau belum? Anda Termasuk tipe pembaca yang bagaimana? Apakah
Anda masih merasa perlu untuk meningkatkan kemampuan membaca?

Silakan Anda renungkan refleksi di atas, kemudian tulislah pendapat Anda atau
komunikasikan dengan teman dan rekan sejawat Anda!

Disarikan dari materi TOT Guru Pemandu KKG SD in service2 di LPMP Jawa Tengah,
oleh Widyaiswara Drs. Slamet Trihartanto.

DAFTAR PUSTAKA

Mintowati, Maria. 2003. Membaca. Jakarta: Depdiknas.

Muchlisoh, dkk. 1992. Pendidikan Bahasa Indonesia 3. Jakarta: Depdikbud.

Nurhadi, 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Bandung : Sinar Baru.

________, 2004. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca?. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Supriyadi, dkk. 1991. Pendidikan Bahasa Indonesia 2. Jakarta: Depdikbud.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.


Bandung: Angkasa.

You might also like