Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh:
NIM : 06050044
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Laporan Kerja Praktek ini dengan baik.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar isi
Daftar Gambar
Lembar Pengesahan
BAB I PENDAHULUAN
A. Umum
B. Latar Belakang
C. Tujuan kerja Praktek
D. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
Transportasi Udara mempunyai peran yang sangat penting bagi urat nadi
kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Sebagai pendukung dan pendorong
pertumbuhan sektor-sektor lain serta pemicu pertumbuhan wilayah,peranan
transportasi udara selalu mendapat perhatian untuk terus di kembangkan sesuai
dengan tingkat pertumbuhan dan kebutuhan pelayanan jasa angkutan udara.
Propinsi Papua Barat memiliki potensi sumber daya alam yang melimpah
yang sebagian besar belum dikelola,untuk itu perlu adanya perhatian khusus
secara terpadu dari Pemerintah baik tingkat Pusat maupun Dearah,di samping itu
rentang kendali pelayanan kepada masyarakat masih sangat besar di rasakan.
Dalam pelaksanaan Kerja Praktek ini penulis melakukan studi kasus tentang
sistem pelayanan penerbangan perintis dan domestik di Bandar Domine Eduard
Osok (DEO). Maka penulis merumuskan masalah pada :
1. Apakah fasilitas Bandar Udara Domine Eduard Osok (DEO) Sorong sudah
sesuai dengan standarisasi bandar udara pada umumnya?
2. Bagaimana penerapan sistem pelayanan di bandar udara?
3. Bagaimana prosedur sistem penerbangan yang baik dan benar?
1. Data Primer
Yaitu data yang langsung diperoleh dari obyek yang akan diteliti dari
sumbernya di perusahaan yang bersangkutan dengan cara :
a. Metode Observasi
Metode pencarian data dengan mengadakan pengamatan langsung
pada perusahaan prihal yang di inginkan seperti apa yang dinyatakan
didalam judul.
b. Metode Interview
Metode mengadakan wawancara dengan pembimbing lapangan yang
mengetahui permasalahan yang ada.
2. Data Sekunder
Yaitu suatu metode yang diambil dengan mengumpulkan data dari
pustaka, li-teratur, dan referensi-referensi yang tersedia baik yang dimiliki
oleh perusahaan ataupun buku-buku yang berkaitan dengan obyek
permasalahan yang akan diteliti.
BAB I Pendahuluan
Meliputi latar belakang, tujuan kerja praktek, ruang
lingkup dan batasan masalah dan sistematika
penulisan laporan kerja praktek.
LANDASAN TEORI
a. Landasan Pacu
b. Penghubung Landasan Pacu
c. Tempat Parkir Pesawat ( Apron )
d. Fasilitas pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadam
kebakaran ( PKP – PK ).
Semua perlengkapan tersebut diatas diperlukan agar operasi penerbangan di
setiap Bandar Udara dapat berjalan lancar. Apabila salah satu perlengkapan
landasan tersebut tidak sempurna dapat mengganggu kelancaran dan keselamatan
oprasi penerbangan.
1. Penumpang Berangkat
a. Penumpang yang memasuki terminal bandara untuk tujuan
keberangkatan pada saat memasuki ruangan Check in harus
memiliki tiket dan harus di periksa oleh petugas security
bandara mengenai pemeriksaan badan melalui walk through,
barang bawaan, dan bagasi melalui peralatan x – ray.
b. Di counter Check in, perusahaan penerbangan penumpang
mempunyai hak untuk membawa bagasi dengan berat yang
ditetapkan oleh perusahaan penerbangan , serta mengetahui
berat bagasi melalui timbangan yang akurat yang di sediakan
oleh perusahaan penerbangan.
c. Setelah Check in, penumpang akan mendapatkan Boarding
Pass , nomor tempat duduk, label nomor bagasi dan kewajiban
sesuai aturan untuk membeli atau membayar airport passanger
tax ( PJP3U ) pada bandra keberangkatan.
d. Di terminal bandara, setelah memegang karcis PJP3U
penumpang mempunyai hak memasuki ruang tunggu yang
telah disediakan dan dapat menggunakan fasilitas yang ada.
e. Proses check in yang ditetapkan oleh masing – masing airlines
yaitu biasanya 1,5 jam sebelum jam keberangkatan.
f. Di ruang tuggu Bandara, penumpang akan menunggu
panggilan boarding yamg di umumkan melalui publik address
system yang tersedia.
g. Pada saat boarding , penumpang akan menuju pesawat sambil
menunjukkan boarding pass dan dipandu oleh petugas airline
sampai menuju pesawat yang akan ditumpangi.
2. Penumpang Datang
a. Penumpang yang dating pada bandara tujuan akan menuju
ruang kedatangan sambil menunggu proses bagasi dan
penumpang tersebut mempunyai hak untuk menggunakan
fasilitas umum yang ada di bandara.
b. Penumpang mempunyai hak untuk melapor tentang kehilangan
bagasi pada petugas airline yang di sebut Lost and Found.
c. Jika dalam beberapa hari yang telah ditentukan barang tersebut
tidak ditemukan maka penumpang berhak mengklaim
perusahaan penerbangan untuk penggantian barang yang hilang
tersebut sesuai dengan peraturan yang ada.
Menurut sejarah dan leganda yang ada bahwa Bandar Udara Jefman dulu
dibuat loeh tantara DAINIPPON yakni semasa penjajahan Jepang. Ketika pecah
perang perang dunia II, bandar udara direbut oleh tentara sekutu dan selesai
perang dunia II bandar udara Jefman Diperbaiki dan dikelola oleh perusahaan
minyak Belanda yaitu: “ NNGPM ( Nederland Nicuw Guenia Petroleum
Maastseshapay)”. Fungsi bandar udara Jefman pada waktu itu berubah menjadi
heume base usaha pencaharian dan pengeboran minyak bumi di daerah Sorong
dan sekitarnya.
Pada saat pengalihan Irian Jaya/ Papua yang waktu itu bernama Irian Barat
kepada Pemerintah Republik Indonesia, maka bandar udara Jefman langsung
diambil alih oleh Pemerintah Republik Indonesia.
Kondisi dan potensi telah lama tercium oleh pemerintah pusat yang antara
lain adalh sektor perhubungan, dimana pada saat itu Kabupaten Sorong
menggunakan Bandar Udara Jefman yang terletak disebuah pulau sejauh kurang
lebih 15 km dari kota Sorong, dengan aksebilitas melewati kapal penyebrangan
atau longboat.
Dengan berasumsi bahwa sebagian lahan yang akan digunakan adalah milik
Negara ( Hibah Pertamina ), dengan keadaan seperti itu Pertamina telah
melakukan penimbunan jalan masuk +- 900 x 4 m, penimbunan ke barak kerja
( Kontraktor EDNASA ) +- 15 x 4m dari barak kerja.
Luas areal yang telah diganti rugi tanaman tumbuh kepada masyarakat yang
berkebun tdak di ketahui, dengan kata lain tik mengetahui seberapa luasnya yang
telah dig anti rugi oleh pertanahan pada saat itu.
1. Runway : 650 x 30 m
2. Exit taxi way : 2 x 67 x 15 m
3. Apron : 45 x 95 m
Dengan asumsi bahwa sebagian besar lahan yan akan digunakan adalah
millik Negara ( Hibah Pertamina ).
1. Fixed Wing
BEA – 146 : British Aerospace 146
BE – 18 : Twin Beech 18
BE – 20 : Super King Air 200
BE – 23 : Sundowner
C – 185 : Skywagon
CN – 35 : Casa Nurtanio CN– 235
DA – 10 : Falcon 10
DA – 90 : Falcon 90
DHC – 3 : Dacota
DHC – 6 : Twin Otter DHC – 6
F - 27 : Friendship
F – 28 : Fellowship
G – 159 : Gufsteam I
G–3 : Gufsteam III
HS – 25 : Domine HS – 125
HS – 74 : Andover 74
L – 100/C-130 : Hercules
ND – 16 : Trasal C – 160
PA – 31 : Piper Navajo
SH – 7 : Sky Van SC – 70
2. Rotary Wing
BH – 12 : Bell 212
BH – 14 : Bell 412
MBH – 5 : Bolkow 105
S – 313 : Alloute II , SE – 3130
S – 316 : Alloute III , SE – 3160
S – 330 : Puma Sa – 330
SK – 59 : Sikorsky S – 59
2. Express Air
Pesawat yang dimiliki adalah :
- F – 100
- Being : 737 – 200
3. Batavia Air
Pesawat yang dimiliki adalah :
- Boeing : 737 - 200
Rekapitulasi angkutan udra tahun 2008 s/d 2009 serta arus lalu lintas
angkutan udara tahun 2008 s/d 2009 Bandar Udara Domine Eduard Osok ( DEO )
Sorong.
PEMBAHASAN
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Karena mempunyai lokasi yang sangat luas dan menjadi gerbang masuk ke
bandara-bandara perintis di pelosok kota. Walaupun Pemerintah harus terlebih
dahulu bernegosiasi kepada penduduk yang ada di sekitaran bandara untuk
membicarakan soal ganti rugi tanah mereka.
Setelah penulis memberikan uraian dari Bab demi Bab tentang peran
penyelenggara bandar udara maka keseluruhan pembahasan tersebut diatas
penulis berkesimpulan bahwa :